Oleh :
1 Juli 2022
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
perkotaan, namun juga menjangkau rural area serta remote area di seluruh
Indonesia.
Untuk mewujudkan Governance 4.0 yang mampu memberikan
pelayanan publik prima serta birokrasi kelas dunia selain pembangunan
SPBE yang optimal, dibutuhkan pula pembangunan sumber daya manusia
serta kerangka kelembagaan yang dapat mengakomodir tata kelola
transformasi digital di sektor pemerintahan.
Pandemi Covid-19 memang menjadi game changer yang memaksa
seluruh sektor termasuk pemerintah untuk melakukan akselerasi adopsi
transformasi digital. Transformasi digital berbeda dengan digitisasi yang
hanya sekedar mengubah informasi non-digital menjadi digital.
Transformasi digital menyangkut perubahan gaya hidup dengan spektrum
yang sangat luas. Transformasi digital mengacu pada proses dan strategi
menggunakan teknologi digital untuk secara drastis mengubah cara bisnis
beroperasi dan melayani pelanggan. Ungkapan ini telah menjadi hal yang
umum di era digitalisasi. Itu karena setiap organisasi – terlepas dari ukuran
atau bisnisnya – semakin bergantung pada data dan teknologi untuk
beroperasi lebih efisien dan memberikan nilai kepada pelanggan.
Meskipun teknologi komputer telah ada selama beberapa dekade,
konsep transformasi digital relatif baru. Konsep ini hadir pada 1990-an
dengan diperkenalkannya internet mainstream. Sejak itu, kemampuan
untuk mengubah bentuk tradisional media (seperti dokumen dan foto)
menjadi satu dan nol telah memudar di tengah pentingnya hal yang dibawa
oleh teknologi digital kepada masyarakat. Hari ini, digitalisasi menyentuh
setiap bagian dari kehidupan kita, memengaruhi cara kita bekerja,
berbelanja, bepergian, mendidik, mengelola, dan hidup.
Praktik transformasi digital biasanya digunakan dalam konteks
bisnis. Pengenalan teknologi digital telah memicu penciptaan model bisnis
baru dan aliran pendapatan. Teknologi yang muncul seperti kecerdasan
3
buatan (AI), Cloud computing dan Internet of Things (IoT) mempercepat
transformasi, sementara teknologi dasar seperti manajemen data dan
analitik diperlukan untuk menganalisis sejumlah besar data yang dihasilkan
dari transformasi digital. Transformasi digital bukan hanya tentang teknologi.
Itu terjadi di persimpangan orang, bisnis dan teknologi – dan dipandu oleh
strategi bisnis yang lebih luas. Indikator kesuksesannya adalah ketika
organisasi dapat secara efektif menggunakan data yang dibuat oleh atau
melalui teknologi dengan cara yang memungkinkan perubahan bisnis terjadi
secara dinamis.
Transformasi digital dimungkinkan oleh penyatuan:
1. Orang
Mempekerjakan orang berbakat hanyalah awal. Struktur dan budaya
organisasi sama pentingnya dalam keberhasilan proyek transformasi.
2. Bisnis
Strategi bisnis yang tepat dapat mendorong digitalisasi proses internal
dan pengembangan model bisnis baru.
3. Teknolgi
Teknologi baru seperti Artificial Intelegent (AI) dan Internet of Things (IoT),
serta teknologi dasar seperti manajemen data dan analitik.
4
2. Operasi digital
Organisasi harus responsif dan cukup gesit untuk memberikan
pengalaman dan nilai layanan yang tepat bagi orang yang dilayani. Untuk
mencapai hal ini diperlukan teknologi dan proses yang tepat; memiliki
orang dan keterampilan yang tepat; dan memiliki organisasi yang
mendukung kolaborasi, eksperimen dan inovasi.
3. Inovasi digital
Dimulai dengan eksperimen di laboratorium inovasi dan pola pikir test-
and-learn. Namun, organisasi harus sama-sama fokus dalam membangun
pendekatan inovasi yang dapat diskalakan, yang membutuhkan investasi
yang tepat dalam meningkatkan dan memasukkan bukti konsep nilai
tambah ke dalam produksi.
Mengadopsi teknologi yang muncul memungkinkan organisasi untuk
membedakan dan mengganggu dengan produk dan layanan baru. Beberapa
contoh teknologi dengan inovasi yang mengagumkan contohnya Cloud .
Cloud memberi organisasi akses lebih cepat ke data, perangkat lunak, dan
kemampuan. Ini, pada gilirannya, membuat mereka cukup gesit untuk
berubah. Cloud menawarkan perubahan mendasar dalam pengiriman dan
konsumsi layanan, teknologi mengganggu yang dinikmati oleh siapa saja
yang menggunakan asisten virtual seperti Alexa atau bisnis yang
berkomunikasi di Slack.
Kecerdasan buatan / Artifial Intelegent (AI) digunakan untuk
mengotomatisasi proses, terutama proses tingkat rendah yang dilakukan
secara konsisten pada kecepatan tinggi - seperti memeriksa microchip untuk
melihat adanya cacat. Ini juga memungkinkan personalisasi pada skala. Pada
gilirannya, pemasar dapat menawarkan layanan pintar seperti chatbots, yang
5
menggunakan pemrosesan bahasa alami untuk memahami konteks dan
melakukan fungsi mirip manusia.
Cloud meningkatkan kemampuan sistem Analitik tingkat lanjut.
Analisis mengubah data menjadi wawasan. Dan wawasan adalah apa yang
digunakan organisasi untuk berinovasi di dunia digital. Dengan analitik
canggih, algoritme canggih dapat dijalin dengan mulus ke dalam operasi
harian, meningkatkan kecepatan dan akurasi hampir semua proses. Platform
analitik menyatukan semua upaya analitik, dari data hingga penemuan
hingga penerapan.
Selanjutnya Manajemen data, Cloud melakukan bisnis di dunia digital
dengan mengatasi semburan data terstruktur dan tidak terstruktur yang
mengalir dari sumber yang tampaknya tak terbatas. Data mendorong
teknologi yang memungkinkan transformasi digital. Agar berhasil, organisasi
harus mahir dalam mengakses, menyiapkan, membersihkan, mengelola, dan
mengatur data.
Cloud juga memahami Kecerdasan pelanggan. Sentrisitas pelanggan
praktis identik dengan transformasi digital. Ketika organisasi berjuang untuk
memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berubah, mereka semakin
bergantung pada perangkat lunak dan alat intelijen pelanggan untuk
memahami dan mensegmentasi pelanggan – langkah-langkah kunci dalam
memberikan pengalaman pelanggan yang hebat. Mampu menganalisis
beragam data secara real time, ketika peristiwa terjadi, memberi IoT tempat
di banyak proyek transformasi. Ini karena mengumpulkan data dari sensor
dan perangkat yang terhubung hanya setengah dari gambar. Nilai
sebenarnya dari IoT berasal dari kemampuan untuk menganalisis data
streaming dan mengambil tindakan cepat – memfilter data yang relevan dari
kebisingan.
Kemampuan pengelolaan Data dalam jumlah besar mempercepat
kebutuhan transformasi – dan data besar yang dihasilkan dari digitalisasi
6
memerlukan analitik data besar untuk membuka nilainya. Dengan
menerapkan analitik dan AI tingkat lanjut ke data besar, organisasi dapat
membuat keputusan yang lebih cepat dan berpikiran maju. Ini, pada
gilirannya, memungkinkan bisnis untuk berkembang ketika bisnis baru yang
didorong oleh data muncul.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, saat ini dirasa sangat perlu untuk
menggagas, membangun dan mengembangkan Sistem Informasi / Teknologi
Informasi melalui brand “Transformasi Digital Satuan Polisi Pamong Praja
Jawa Barat menuju SatpolPP Jabar Juara”.
7
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1. Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi
Jawa Barat
Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat sesuai Perubahan RPJMD
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 yang dimanifestasikan dalam visi
Provinsi Jawa Barat, yaitu:
8
yang diinginkan oleh Satuan Polisi
Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat dalam
kurun selama lima tahun ke depan adalah sebagai berikut :
9
Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat mempunyai tugas
pokok melaksanakan urusan pemerintahan bidang ketenteraman, ketertiban
umum, dan perlindungan masyarakat, meliputi ketenteraman dan ketertiban
umum, penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur, pembinaan
masyarakat dan aparatur serta perlindungan masyarakat, yang menjadi
kewenangan Provinsi, melaksanakan tugas dekonsentrasi sampai dengan
dibentuk Sekretariat Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat dan
melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya.
10
Ketersediaan sarana prasarana (infrastruktur) pendukung teknologi
informasi pun masih sangat minim. Tercatat hanya tersedia 36 (tiga puluh
enam) sarana komputer (PC/laptop) yang digunakan pada 4 (empat) fungsi
bidang dan 1 (satu) fungsi kesekretariatan. Kondisi tersebut tentunya tidak
akan dapat mendukung secara optimal rencana transformasi digital SatpolPP
Jabar. Begitu pula dengan ketersediaan jaringan internet, baik yang bersifat
fixed (wired line) maupun dengan jaringan Wifi masih terbatas baik dalam
kapasitas Bandwith maupun jumlah akses yang dilayani.
Dalam rangka melaksanakan visi, misi, tugas pokok dan fungsi Satuan
Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat dibutuhkan beberapa sub sistem
aplikasi yang dapat dikemas dalam satu super app, yaitu :
1. Aplikasi Manajerial Penugasan dan Pelaporan Internal. Aplikasi ini
digunakan secara internal dalam pengelolaan administrasi perkantoran
meliputi :
a. Pengelolaan surat masuk / Pengelolaan surat keluar
b. Pengelolaan surat perintah/penugasan
c. Pengelolaan pelaporan/informasi antar bidang atau pelaporan kepada
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat
d. Pengelolaan informasi / administrasi barang milik daerah
(gedung/kendaraan dinas/perlengkapan kantor)
e. Pengelolaan informasi / administrasi keuangan (pelaksanaan program
dan kegiatan) Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat
f. Pengelolaan / Informasi administrasi kepegawaian
11
g. Pengelolaan informasi pengajuan hibah daerah
h. Pengelolaan informasi Jabatan Fungsional PolPP
12
koordinasi dan fasilitasi antara Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa
Barat dengan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten / Kota di Jawa Barat.
Melalui ketersediaan SI/TI ini diharapkan dapat mempercepat hubungan
komunikasi informasi, koordinasi maupun pemantauan situasi, monitoring
dan evaluasi penanganan pelanggaran Perda dan / atau penanganan
gangguan Trantibum di Jawa Barat.
13
BAB III
DESAIN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI
DAN SISTEM INFORMASI
14
Saat ini Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat belum
memiliki unit khusus yang membidangi pengelolaan sistem
informasi/teknologi informasi (SI/TI). Untuk itu perlu dibentuk secara khusus
Tim Kerja yang membawahi beberapa unit sebagai berikut :
a. Unit pengembangan aplikasi dan layanan,
b. Unit pengolahan data
c. Unit eksekutor layanan informasi publik dan aduan masyarakat
Adapun Tugas Pokok Tim Kerja Sistem dan Teknologi Informasi
Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat yang akan dibentuk adalah :
melaksanakan tugas teknis dan administratif lembaga dalam pengembangan
sistem informasi serta pengelolaan data berbasis teknologi informasi untuk
mendukung penyelenggaraan program dan kegiatan Satuan Polisi Pamong
Praja Provinsi Jawa Barat.
Fungsi Tim Kerja Sistem dan Teknologi Informasi :
a. Pengembangan sistem manajemen pengetahuan;
b. Perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, dan pemeliharaan sistem
jaringan untuk meningkatkan pelayanan komunikasi dan informasi internal
dan eksternal;
c. Pelayanan sistem informasi dan komunikasi berbasis teknologi informasi;
d. Pengkoordinasi pengelolaan data Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa
Barat;
e. Pengkajian dan perumusan strategi pengembangan komunikasi dan sitem
informasi sesuai dengan kebutuhan lembaga dan kemajuan teknolgi;
f. Pengkoordinasi pengelolaan dan pemutakhiran website Polisi Pamong
Praja Provinsi Jawa Barat.
Untuka mendukung pelaksanaan Tupoksi Tim Kerja dimaksud
dibutuhkan dukungan sumberdaya manusia (SDM) yang memadai dan
handal. Kuantitas dan kualitas SDM pengelola SI/TI harus mendapatkan
perhatian yang utama. Selain itu, SDM yang dipersiapkan harus mendapat
15
pelatihan yang memadai untuk dapat memanfaatkan secara maksimal
seluruh komponen Sistem dan Teknologi Informasi yang dikembangkan.
SDM pengelola SI/TI harus dapat mendukung keberlanjutan dan
pengedalian, pengembangan, pengimplementasian, penggunaan, dan
perawatan sistem informasi sehingga tetap sesuai dengan tujuan
pengembangan SI/TI.
Sub sistem manajemen yang diperlukan adalah sebagai berikut :
a. Top management
Bertanggungjawab memastikan seluruh fungsi sistem informasi berjalan
dengan baik. Tanggungjawabnya berkaitan dengan pengambilan
keputusan strategis dan jangka panjang pengembangan SI/TI.
b. Manajemen sistem informasi
Bertanggungjawab atas perencanaan dan pengendalian seluruh aktifitas
yang berkaitan dengan SI/TI. Sub sistem ini juga berfungsi memberikan
saran dan masukan kepada Top Management.
c. Manajemen pengembangan SI/TI
Bertanggungjawab atas perancangan, implementasi perawatan sistem
aplikasi atau subsistem aplikasi.
saran dan masukan kepada Top Management.
d. Manajemen data SI/TI
Bertanggungjawab atas perencanaan dan pengendalian data-data yang
digunakan oleh internal Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat.
e. Manajemen keamanan data SI/TI
Bertanggungjawab atas pengendalian akses dan keamanan
data/informasi SI/TI.
Posisi a – c dapat ditempati oleh staf non teknis (tanpa latar belakang
pendidikan SI/TI) tetapi harus mempunyai visi dan misi untuk menjaga
keberadaan SI dan pengembangannya. Untuk posisi d dan e mutlak
16
membutuhkan SDM/staf yang memiliki kompetensi/pendidikan/keahlian
dalam bidang SI/TI.
Sebagai pedoman umum dalam merekrut Tenaga Utama operasional
Tim Kerja SI/TI sekurangnya berlatar belakang pendidikan/keahlian:
a. Programmer;
b. System analyst;
c. Design engineer;
d. System development;
e. Project manager;
f. Networking engineer
Adapun untuk Tenaga Pendukung (backoffice) dibutuhkan :
a. Program anaylist;
b. Software engineer;
c. System administrator;
d. Database programmer and developer;
e. Application programmer and developer;
f. System implementator
g. Management Information System director
Pada dasarnya para staf SI/TI adalah programmer dan engineer.
Artinya, dalam Tim Kerja Si/TI harus diisi orang-orang yang mampu memberi
dukungan (IT support) kepada pengguna atau user yang melaksanakan
administrasi sistem dan jaringan serta mendukung infrastuktur SI/TI, bahkan
jika memungkinkan melakukan modifikasi (customize) program aplikasi
sesuai kebutuhan serta memberikan dukungan kepada user di jaringan
Satuan Polisi Pamong Praja di Kabupaten/Kota di Jawa Barat.
Terdapat beberapa acuan legal untuk pengembangan SDM pada Tim
Kerja SI/TI sebagai berikut :
17
1. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 66 Tahun
2003 tentang Jabatan Fungsional Pranata Komputer dan Angka
Kreditnya;
2. Keputusan Kepala BKN Nomor 46A/2003 tentang Pedoman Penyusunan
Standar Kompetensi Jabatan Struktural PNS;
Standar kompetensi yang dibutuhkan untuk personil pengelola SI/TI
mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja tertentu agar mampu :
a. Mengerjakan tugas/pekerjaan tertentu;
b. Mengorganisasikan pekerjaan;
c. Melakukan penyesuaian bila terjadi sesuatu yang berbeda dengan
rencana semula;
d. Menggunakan kemampuan untuk memecahkan masalah dan/atau
melaksanakan tugas pekerjaan dalam kondisi yang berbeda.
18
g. Pengelolaan informasi pengajuan hibah daerah
h. Pengelolaan informasi Jabatan Fungsional PolPP
19
b. Objek vital dan aset Pemerintah Provinsi Jawa Barat
Selain melakukan pemasangan (baru) beberapa kamera pemantau
pada lokasi-lokasi di atas, juga perlu dilakukan inisisasi kerjasama
atau penggunaan bersama kamera pemantau (CCTV) yang
dimiliki/dikelola oleh lembaga/instansi/institusi lain baik pemerintah,
swasta, badan hukum, dan lembaga lain seperti :
a. Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat
b. TNI/Polri
c. Lembaga pendidikan
d. Badan usaha (pengelola Mall, tempat publik, kawasan wisata)
20
d. Server inkubator
Pada server ini diperlukan infrastuktur standar, hanya dikhususkan
database-database yang ditetapkan DBA sebagai database yang masuk
tipe inkubator/development. Server ini memerlukan penanganan dari
DBA, query designer dan networking.
e. Server warehouse
Pada server ini diperlukan infrastuktur kualitas tinggi, karena pada server
ini ditempatkan database warehouse termasuk untuk menggali data
tersembunyi yang bisa dijadikan data yang dibutuhkan institusi.
21
permohonan informasi maupun merespon aduan masyarakat. Unit ini
mempunyai tugas pokok :
1. Memilah jenis informasi yang harus disajikan / diberikan kepada
masyarakat yang mengakses page layanan informasi atau aduan
masyarakat;
2. Menyampaikan kepada Pimpinan dan / atau Pejabat pengampu terkait
permohonan informasi maupun aduan terkait dengan tupoksi masing-
masing bidang pada Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat,
termasuk kodefikasi tingkat kepentingan (urgenitas) permasalahannya;
3. Mem-forward permohonan layanan informasi dan/atau aduan masyarakat
yang menjadi urusan dan/atau kewenangan Perangkat Daerah Provinsi
Jawa Barat maupun Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota di Jawa
Barat;
4. Meminta jawaban atau informasi tindak lanjut aduan masyarakat baik dari
bidang terkait pada Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat,
Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat maupun Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten/Kota di Jawa Barat, dan segera
melanjutkan/menyampaikan informasi tersebut kepada masyarakat
pengadu;
22
BAB IV
STRATEGI PENTAHAPAN PROGRAM
Grand design SI/TI Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat
harus mengikuti pentahapan yang mengacu pada kebijakan stratejik dan
beberapa azas :
a. Azas prioritas
Pendekatan penyusunan program dengan analisa terunut maju (forward
chaining analysist). Dimulai dari program yang menghasilkan tujuan awal
(initial goal) untuk menjadi masukan bagi program selanjutnya yang
menghasilkan tujuan bagian (sub goals), hingga akhirnya mengarah pada
pencapaian tujuan utama (main goal).
b. Azas efisiensi
Azas efisiensi digunakan untuk menentukan kesesuaian output dan
outcome program dengan sumberdaya anggaran yang tersedia.
c. Azas produktifitas
Azas produktifita digunakan untuk menentukan program yang dapat
diharapkan dapat menghasilkan/mencapai porsi terbesar dari tujuan
antara (sub goal) maupun tujuan utama (main goal).
23
2022 2023 2024 2025
(tahun ke 1) (tahun ke 2) (tahun ke 3) (tahun ke 4)
Pembentukan Penguatan Penguatan Pemantapan
Tim Kerja infrastruktur infrastruktur aplikasi
SI/TI (software – (software –
hardware) hardware)
Pembentukan Penguatan SDM Penguatan Pengembangan
arsitektur SDM jaringan
SI/TI
Penguatan Penguatan Penguatan
Program inter- inter- inter-
konektifitas konektifitas konektifitas
Penguatan Penguatan Penguatan
aksesibiltas aksesibiltas aksesibiltas
Penguatan Penguatan
utiltas utilitas
Peningkatan
integritas
sistem
Pemantapan
regulasi TIK
Tahap
No. Sistem Informasi Keterangan
Implementasi
1. Pengelolaan surat masuk / Tahun 2023 Mulai tahun ke 1
Pengelolaan surat keluar
2. Pengelolaan surat perintah / Tahun 2023 Mulai tahun ke 1
penugasan
3. Pengelolaan pelaporan / Tahun 2023 Mulai tahun ke 1
informasi antar bidang atau
pelaporan kepada Kepala Satuan
Polisi Pamong Praja Provinsi
Jawa Barat
4. Pengelolaan informasi / Tahun 2023 Mulai tahun ke 1
administrasi keuangan
(pelaksanaan program dan
kegiatan) Satuan Polisi Pamong
24
Tahap
No. Sistem Informasi Keterangan
Implementasi
Praja Provinsi Jawa Barat
5. Pengelolaan informasi / Tahun 2023 Mulai tahun ke 1
administrasi barang milik daerah
(gedung / kendaraan dinas /
perlengkapan kantor)
6. Pengelolaan / Informasi Tahun 2022 Mulai tahun ke 1
administrasi kepegawaian
7. Pengelolaan informasi pengajuan Tahun 2023 Mulai tahun ke 1
hibah daerah
8. Pengelolaan informasi Jabatan Tahun 2023 Mulai tahun ke 1
Fungsional PolPP
9. Pengelolaan Perencanaan dan Tahun 2023 Mulai tahun ke 1
pelaporan operasi / patroli
10. Pengelolaan Pemetaan potensi Tahun 2023 Mulai tahun ke 1
dan / atau gangguan trantibum
11. Pengelolaan Pemetaan Tahun 2023 Mulai tahun ke 1
pelanggaran Perda
12. Pengelolaan Informasi, Tahun 2023 Mulai tahun ke 1
Pemetaan dan Pelaporan
pelanggaran cukai / BKCHT
Ilegal
13. Pengelolaan Layanan Informasi Tahun 2023 Mulai tahun ke 1
dan Aduan Masyarakat
25
warehouse, dan Online Analytical Processing (OLAP) untuk pengambilan
keputusan. OLAP adalah teknologi yang memproses data di dalam database
dalam struktur multidimensi, menyediakan jawaban yang cepat untuk query
dan analisis yang kompleks.
26
Tahun
No. Program / kegiatan Deskripsi program
implementasi
Pengembangan
layanan live streaming
27