Anda di halaman 1dari 4

3.

SUMMARY ORGANISASI DIGITAL


PROGRAM PELATIHAN : Pelatihan Kepemimpinan Administrator
AGENDA PELATIHAN : Manajemen Kinerja
MATA PELATIHAN : Organisasi Digital

Komponen Deskprisi / Uraian


Deskripsi Mata Pelatihan : Modul Digital Organization ini akan menguraikan
pengertian tentang transformasi digital, pembahasan
kebijakan terkait digitalisasi pemerintah, komponen
kunci dan tantangan yang dihadapi saat membangun
digital organization, serta hal-hal perlu dilakukan dan
pembelajaran yang didapat saat penerapan digital
organization. Pembelajaran akan disampaikan dengan
menggunakan metode presentasi, diskusi, dan orientasi
lapangan.
Tujuan Hasil Belajar : Setelah mengikuti pembelajaran peserta diharapkan
mampu memahami konsep digital organization
Indikator Hasil Belajar : Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat :
1. Menjelaskan konsep Digital Organization
2. Memahami proses penerapan Digital Organization
Materi 1. : Transformasi digital adalah bagian proses dari teknologi
Pendekatan Digital yang lebih besar, dan ini adalah perubahan yang
Organization berhubungan dengan penerapan teknologi digital dalam
semua aspek kehidupan yang ada pada masyarakat.
Transformasi Digital dapat dianggap sebagai tahap
ketiga dari penerapan teknologi digital: kompetensi
digital → penggunaan digital → transformasi digital,
dengan penggunaan dan kemampuan transformatif dalam
menginformasikan kesadaran digital. Tahap transformasi
berarti bahwa penggunaan yang inheren/melekat dari
teknologi digital memungkinkan jenis baru dari inovasi
dan kreativitas dalam domain tertentu, bukan hanya
meningkatkan dan mendukung metode tradisional.
Transformasi digital itu bukan lagi sebuah opsi,
melainkan sebuah keharusan. Hal ini berlaku untuk
semua sektor industri dan hampir di setiap wilayah di
dunia ini. Pilihannya adalah transformasi digital atau
tenggelam atau terdisrupsi.
Beberapa teknologi digital yang menjadi elemen
pendorong diantaranya, adalah: a. Internet of Things
(IoT) Internet of Things; merupakan teknologi yang
memungkinkan benda-benda disekitar kita terhubung
dengan internet. b. Big Data Privat sektor atau bisnis
menyediakan layanan yang sebagian besar gratis yang
diperlukan oleh masyarakat dengan imbalannya adalah
mereka mendapatkan Big Data. c. Cloud Computing
Komputasi awan (cloud computing) adalah teknologi
yang menjadikan internet sebagai pusat pengelolaan data
dan aplikasi, di mana pengguna komputer diberikan hak
akses (login). Ada 3 (tiga) model pengiriman (delivery)
dalam komputasi awan: (1) Software as a Service (SaaS),
(2) Platform as a Service (PaaS), dan (3) Infrastructure as
a Service (IaaS). SaaS merupakan layanan yang
menggunakan aplikasi yang telah disediakan, penyedia
layanan mengelola platform dan infrastruktur yang
menjalankan aplikasi tersebut. d. Artificial Intelligence
(AI) Artificial Intgelligence atau kecerdasan buatan
adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu
sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah. e. Robotik
Penerapan teknologi robotik dalam sebuah industri akan
membawa pengaruh besar bagi perekonomian sebuah
negara, f. Blockchain Kesemuanya memiliki kesamaan
yaitu membutuhkan dan memiliki data.
Kebijakan terkait Digitalisasi Pemerintah, terdiri dari :
1) Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional e-Government; 2)
Peraturan Presiden Nomor 95 tahun 2018 tentang Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE); 3) Peraturan
Presiden Nomor 39 tahun 2019 tentang Satu Data
Indonesia; 4) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2018
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan
Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.
Materi 2 : Merujuk pada Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun
Konsep Digital Organization 2019 tentang Penyelengaraan Sistem dan Transaksi
Elektronik, Digital Organization adalah instansi
pemerintah yang menyelenggarakan sistem elektronik
atau yang disebut dengan Penyelengara Sistem Elektronik
(PSE). Ketentuan dikebijakan tersebut mengatur
komponen penyelenggaraan sistem elektronik yang harus
dipenuhi agar instansi tersebut mampu
menyelenggarakan sistem elektroniknya secara andal dan
aman serta bertanggung jawab terhadap beroperasinya
sistem elektronik sebagaimana mestinya.
Komponen yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
1). Perangkat Keras; 2) Perangkat Lunak; 3). Tenaga ahli;
4). Tata Kelola; 5). Pengamanan; 6). Sertifikasi Kelaikan
Sistem Elektronik; 7). Pengawasan.
proses pembangunan digital organization menghadapi
beberapa tantangan, yaitu: 1). Kultur, budaya, kebiasaan;
2). Kebijakan masih membahas hal-hal makro;
3). Resisten untuk berubah; 4). Minimnya sharing dan
kolaborasi; 5). Talent Gap, termasuk jumlah dan kualitas
SDM
Materi 3 Hal yang perlu dilakukan untuk menuju Digital
Praktek Digital Organization Organization, yaitu: 1). Menentukan tujuan akhir
pembangunan Digital Organization Penentuan tujuan
akhir akan memudahkan seluruh komponen organisasi
mencurahkan semua energinya untuk mencapai tujuan
tersebut; 2). Membuat peta jalan Digital Organization
nasional Setiap kebijakan atau organisasi -baca:
pemerintah- mempunyai agenda digital sendiri-sendiri
yang memunculkan masalah komunikasi; 3).
Menjalankan semua amanat kebijakan Amanat kebijakan
adalah norma hukum tertulis yang menjadi pedoman
perilaku atau hubungan hukum dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; 4).
Memperkecil kesenjangan kompetensi SDM di
instansinya. Kelangkaan talenta digital di Indonesia
didukung dari studi Global Talent Crunch yang dirilis
oleh Korn, firma konsultan organisasi global, yang
memprediksi Indonesia akan kekurangan sekitar 18 juta
tenaga ahli pada 2030 (Widowati, 2018); 5. Komitmen
pimpinan dalam menjalankan agenda digital Abraham
Lincoln mengatakan “commitment is what transforms a
promise into reallity”, sedangkan Jean-Paul Sartre
“commitment is an act, not a word”. Keduanya sepakat
bahwa komitmen adalah sebuah tindakan nyata, sebuah
langkah yang menghasilkan hasil konkrit; 6).
Meningkatkan kesadaran pentingnya berbagi data Data
adalah kumpulan dari datum yang dalam bahasa Yunani
berarti “sesuatu yang diberikan”. Jadi terasa ironis bila
ada instansi yang tidak mau berbagi data; 7). Menyiapkan
aturan main Mengelola organisasi dengan lingkup
pekerjaan yang komplek dan sumberdaya manusia yang
beragam tidaklah mudah. Semua elemen yang ada
tersebut harus bisa dimaksimalkan dengan benar agar
tujuan dibangunnya digital organization bisa tercapai
dengan baik. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah
dengan membuat aturan main sampai kelevel mikro,
misalnya dalam bentuk SOP atau juknis.
Kata kunci keberhasilan implementasi digital
organization adalah integrasi, atau berintegrasi menjadi
satu kesatuan yang utuh. Dari sisi teknologi, tidak ada
yang sulit untuk merealisir terjadinya integrasi data
misalnya. Indonesiapun sudah punya kebijakan yang
menuntut berintegrasi instansi pemerintah sejak
diterbitkanya Ipnres Nomor 3 tahun 2003. Enambelas
tahun kemudian, terbit Perpres Satu Data Indonesia yang
ingin mewujudkan keterpaduan perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, dan pengendalian pembangunan
dengan dukungan data yang akurat, mutakhir, terpadu,
dapat dipertanggungijawabkan, mudah diakses, dan
dibagipakaikan, serta dikelola secara seksama,
terintegrasi, dan berkelanjutan. Ternyata kedua hal
tersebut belum cukup menciptakan integrasi. Faktor
terakhir yang diharapkan adalah SDM.
Perkembangan teknologi informasi yang pesat diikuti
oleh tuntutan publik yang semakin tinggi akan pelayanan
pemerintah. Tuntutan ini tidak bisa diabaikan oleh
pemerintah, dimana pemerintah harus bergerak menuju
digital organization, yaitu organisasi yang berbasis
teknologi informasi. Selain memanfaatkan teknologi
informasi, banyak hal non-teknis yang harus dikerjakan
dalam pembangunan digital organization, termasuk
tantangan yang harus dihadapi. Lingkup pembenahan
non-teknis lebih luas dibanding pembenahan teknis,
apalagi ini menyangkut masalah perubahan cara kerja,
maupun perilaku. Tetapi apapun kendala dan
tantangannya, diperlukan komitmen semua pihak agar
digital organization tercipta
Keterkaitan Mata Pelatihan : Inti dari organisasi digital adalah bagaimana pelayanan
Dalam Agenda public yang ada di pemerintahan dapat beralih ke konsep
digital atau penggunaan teknologi informasi. Dengan
begitu mata pelatihan ini terkait atau tidak dapat terlepas
dari mata pelatihan lainnya seperti akuntabilitas kinerja,
hubungan kelembagaan, manajemen kinerja, standar
kinerja, manajemen penganggaran dan manajemen
resiko. Penggunaan IT yang baik akan menunjang pada
pelaksanaan akuntabilitas kinerja yang semakin bak,
semakin efektif dan efisien dalam melakukan hubunan
antar Lembaga, meningkatkan manajemen kinerja
organisasi, tranparansi pengelolaan anggaran semakin
baik dan pengelolaan manajemen resiko juga menjadi
efektif dan efisien.

Jayapura, 8 Desember 2020


Widyaiswara

Drs. Eqberth C. Kopeuw, M.Pd


NIP. 196812111995011001

Anda mungkin juga menyukai