Anda di halaman 1dari 70

Pelatihan Kepemimpinan Pengawas

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Provinsi Jawa Barat
Tahun 2021
PERKENALAN
Data Diri

TTL : Bandung,
8 Nopember
1967
Email:
tatang.sry@Hot
Tatang, S.Pd.,M.Pd mail.com
Widyaiswara Ahli Madya 081321764411
Pembina Utama Muda Home Town :
BPSDM Jawa Barat Bandung
do something for better
Indonesia
APA YANG ANDA
HARAPKAN DARI SESI INI?
FRAMING PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS

ORGANISASI BERKINERJA TINGGI

Agenda

Agenda Agenda
Kepemimpinan Agenda Aktualisasi
Agenda Manajeme
Pancasila dan Kepemimpinan
Kepemimpi n Kinerja
Nasionalisme nan Kinerja
AGENDA
KEPEMIMPINAN PANCASILA DAN NASIONALISME

ETIKA DAN BELA NEGARA


INTEGRASI KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN PANCASILA
PANCASILA
(24 JP)
(12 JP)

KONSEPSI
KONSEPSI INTERNALISASI

SIKAP PRILAKU
PEMIMPIN
MODUL ETIKA DAN INTEGRITAS
KEPEMIMPINAN PANCASILA

PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA
 TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta diharapkan mampu memahami


substansi konsepsi-konsepsi wawasan
kebangsaan, dan nilai-nilai dasar bela
negara guna mengembangkan etika,
sikap, dan perilaku dalam
pengendalian pelayanan publik sebagai
bagian dan wujud dari upaya bela
negara
PERMASALAHAN INTEGRITAS
LIN
G
KAR KRJ PER
KTE A I
R LAK
U
BANG
INTEGRITAS
KATA, HATI
PERILAKU
KONSISTEN

MO ETI
RAL KA
LIN
G
KEL

 INTEGRITAS PROFESIONAL VISIONER


PENGERTIAN PENGERTIAN

Integritas menunjukkan sikap tulus dan konsisten,


Integr memiliki keteguhan hati dan karakter, dan
i merupakan seorang yang mampu bertahan sampai
tas
akhir (Kata, Hati dan Perilaku konsisten).

Etika dan moralitas (memahami apa yang baik /


tidak baik dalam satu persepsi) harus menjadi ETIKA &
perilaku, pilihan hidup, kepribadian, dan karakter MO RALI
dalam bekerja di kantor TAS
(implementasi moralitas & etika memperkuat
integritas pribadi)

 INTEGRITAS PROFESIONAL VISIONER


PENGERTIAN PENGERTIAN

Dasar Moralitas di tempat kerja mengacu standar


Hukum moral dalam wujud perilaku (tidak tertulis),
Morali tapi merupakan hasil akhir dari pikiran
tas
positif terhadap etos kerja.

Etika mengacu pada pedoman formal yang


dijadikan sebagai standar untuk berperilaku
Dasar
HukumE di tempat kerja. Baik etika maupun
tika moralitas membutuhkan integritas pribadi
yang sangat tinggi untuk dapat menjalankan
etika dan moralitas dengan sempurna.

 INTEGRITAS PROFESIONAL VISIONER


Pengertian Etika
• Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mendefinisikan etika
sebagai ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang
hak dan kewajiban moral atau akhlak (Badan Bahasa, 2016d).
• KBBI Daring Kemdikbud lebih lanjut mendefiniskan etik sebagai
nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat, atau secara lebih umum sebagai kumpulan asas atau
nilai yang berkenaan dengan akhlak (Badan Bahasa, 2016c).
• Akhlak sendiri adalah kata serapan dari bahasa Arab yang berarti
budi pekerti atau dalam rasa bahasa yang lebih tinggi juga disebut
sebagai tata susila (Bakry, 1978).
Pengertian Etika
• Keraf (2002) memahami etika sebagai ajaran yang berisikan
perintah dan larangan tentang baik-buruknya sikap dan perilaku
manusia.
• Berdasarkan tingkatannya, perilaku dan atau perbuatan manusia itu
selanjutnya dinilai dari 3(tiga) tingkat (Soegiono, 2012), yaitu:
1. Semasa belum lahir menjadi perbuatan, yakni berupa rencana
dalam hati atau niat.
2. Perbuatan nyata atau pekerti
3. Akibat atau hasil dari perbuatannya itu apakah baik atau buruk.
Pengertian Etika
• Etika sikap dan perilaku birokrasi merupakan sesuatu yang tak
dapat ditawar lagi (Hastiyanto, 2017). Hastiyanto (2017) lebih lanjut
menegaskan bahwa pelanggaran hukum dalam berbagai bentuknya
merupakan pelanggaran etika. Hal ini didasarkan pada kenyataan
bahwa hukum dibentuk berdasarkan nilai-nilai etik. Dengan
pandangan demikian, pelanggaran etika dapat dianggap sebagai
pelanggaran yang lebih mendasar meskipun jika tidak memiliki
kaitan yuridis, karena hal itu merupakan pelanggaran atas nilai-
nilai dasar pembentuk hukum. Pada akhirnya, etika ini akan dan
harus mewujud dalam bentuk akuntabilitas penyelenggaraan
pelayanan publik dan pemerintahan pada umumnya (Yusuf, 2018).
MATERI POKOK 1
BELA NEGARA DALAM KILASAN
SEJARAH KEMERDEKAAN
Sejarah Sesanti
Bhinneka
Teladan Bela Tunggal Ika
Negara dan Garuda
Pancasila

Sejarah
Pengantar
Kemerdekaan
Wawasan
dalam Konteks
ASN
Materi Nusantara
Pokok 1
Sejarah Kemerdekaan dalam Kontks ASN

Jaman penjajahan Kerusuhan pada


Belanda disebut masa ambtenaar
Ambtenaar tahun 1929

pegawai-pegawai
Kebanyakan dari
kolonial banyak
pegewai negeri
yang tiba-tiba jadi
masa itu adalah
pengangguran,
keturunan
kaum pribumi
Belanda. Namun
menderita akibat
demikian,
dilindas oleh krisis
sebagaian pribumi
malaise.
Sejarah Kemerdekaan dalam Konteks ASN

• Ambtenaar adalah istilah pegawai negeri yang digunakan pada


zaman Belanda. Pekerjaan tersebut merupakan impian bagi
kebanyakan anak-anak pribumi karena dianggap hidupnya akan
terjamin dengan segala fasilitas yang ada (Ensiklopedia Jakarta,
2018).
• Asisten Sipil Negeri (ASN) tidak terlepas dari sejarah ambtenaar.
Sama seperti pada masa kolonial Belanda, ASN pada masa sekarang
menjadi harapan bagi banyak pencari kerja di seluruh Indonesia. Ini
berkaitan erat dengan adanya jaminan pensiun, tunjangan kerja dan
keluarga, serta fasilitas-fasilitas lainnya yang dapat meningkatkan
taraf hidup pegawainya.
Sejarah Kemerdekaan dalam Konteks ASN

• Kebanyakan dari pegewai negeri masa itu adalah keturunan Belanda.


Namun demikian, sebagaian pribumi juga berkesempatan menjadi
pegawai negeri, terutama dengan adanya Opleiding School van
Indlansche Ambtenaar (OSVIA). Setelah lulus mereka dipekerjakan
dalam pemerintahan kolonial sebagai pamong praja. OSVIA
didirikan di Ungaran, Jawa Tengah pada tahun 1878 sebagai
Hoofden School (Sekolah anak-anak Raja) yaitu sekolah elite untuk
mendidik anak keturunan penguasa tinggi pribumi. OSVIA disebut
juga dengan sekolah Pangreh Praja (Muhadi, 1997).
• Para lulusannya akan diangkat ke daerah-daerah untuk
melaksanakan pemerintahan modern yang bersifat legal rasional dan
menggantikan pemerintahan tradisional yang feodalistis. Ibid.
Sejarah Kemerdekaan dalam Konteks ASN

• Pada tahun 1929, kehidupan para ambtenaar mulai


terganggu. Dunia sedang diserang krisis ekonomi
malaise. Akhirnya, Penjajah Belanda menjalankan
bezuinigingen (penghematan) dan kebijakan
overcompleet (pengurangan pegawai). Pada tahun 1932,
pemecatan pegawai makin gencar, dan akhirnya pada 26
Desember 1932, para ambtenaar menggelar aksi massa
di Batavia membawa sejumlah poster berisi tuntutan:
“Pemerintahlah yang membuat pegawai-pegawai
memberontak”, “Turunkan Harga”, dan “Naikkan Gaji
Pegawai”
Teladan Bela Negara
• H.R. Muhammad Mangoendiprodjo
• Lulusan OSVIA tahun 1927
• Pamong Praja, wakil kepala jaksa, dan kemudian asisten wedana di
Jombang, Jawa Timur.
• Bergabung menjadi anggota Pembela Tanah Air (PETA)
• Mr. Syafruddin Prawiranegara, kesadaran untuk berkorban melampaui panggilan
tugas
• Menteri Kemakmuran tahun 1947
• Saat Agresi Militer Belanda ke-2 berinisiatif bentuk Pemerintahan Darurat
Republik Indonesia dengan Gubernur Sumatera TM Hasan,
• Demi menyelamatkan Indonesia yang berada dalam kondisi bahaya
• Sultan Hamid Al Kadrie dari Tanjungpura
• Perancang lambang negara, Garuda Pancasila
• Kata Pancasila diambil dari kitab Negarakretagama karangan Mpu Prapanca
pada tahun 1365
• Sesanti Bhinneka Tunggal Ika yang digenggam erat oleh Garuda Pancasila
sebagai semboyan bangsa dan negara kita, diambil dari kitab Sutasoma
karangan Mpu Tantular
Sikap Nasionalisme Warga Keturunan
• HS Dillon
▫ Sikh keturunan India
▫ Kepala Badan Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
▫ Berjasa membela HAM kaum tertindas, terutama buruh tani
yang dianggap berperan besar dalam penyediaan pangan
rakyat Indonesia
• Mochamad Idjon Djanbi, Bapak Koppasus
▫ Mantan tentara sekutu
▫ Keluar dari militer, dan menikahi perempuan Sunda
▫ Diminta Kesatuan Angkatan Darat untuk bergabung dan
melatih prajurit TNI
▫ 16 April 1952 dibentuklah Kesatuan Komando Teritorium
Tentara III/Siliwangi di bawah kepemimpinannya, yang
kemudian menjadi Kopassus
Awal Mula Sejarah Pancasila
(Brata, & Wartha, 2017)
• Sejak jaman kerajaan dan masuknya agama-agama besar
di nusantara, unsur-unsur Pancasila sebagai kebudayaan
Indonesia sudah ada dalam kehidupan masyarakat,
terutama yang terkait dengan sistem kepercayaan.
• Pada masa kerajaan Majapahit cukup banyak karya
sastra bernilai tinggi berhasil diciptakan. Di antara
sekian banyak karya sastra, ada dua buah karya sastra
yang sangat terkenal kala itu yaitu: kitab
Negarakertagama yang dikawi oleh Mpu Prapanca,
dan kitab Sutasoma yang dikawi oleh Mpu Tantular.
Sumber: Brata, I.B. & Wartha, I.B.N. (2017). Lahirnya Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia. Jurnal Santiaji Pendidikan, 7 (1), hlm. 120-132.
Awal Mula Sejarah Pancasila
(Brata, & Wartha, 2017)
• Dalam buku Negarakertagama terdapat istilah “Yatnaggegwani
Pancasyiila Kertasangkar bhisekaka Krama”, artinya raja wajib
menjalankan dengan setia kelima pantangan begitu pula upacara-upacara
ibadat dan penobatan.
• Dalam kitab Sutasoma terdapat istilah “Pancasila Krama”, artinya lima
dasar tingkah laku atau perintah kesusilaan. Pancasila Krama ini juga
sering disebut “Ma Limo”, mencakup:
• 1) Dilarang mateni (membunuh);
• 2) Dilarang maling (mencuri);
• 3) Dilarang madon (berzina);
• 4) Dilarang mabok (minum-minuman keras) dan;
• 5) Dilarang main (berjudi).
• Kelima ini menjadi pedoman tingkah laku yang wajib ditaati.

Sumber: Brata, I.B. & Wartha, I.B.N. (2017). Lahirnya Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia. Jurnal Santiaji Pendidikan, 7 (1), hlm. 120-132.
Pembentukan BPUPKI
(Brata, & Wartha, 2017)
• Jepang berjanji akan memberikan hadiah kemerdekaan kelak
dikemudian hari kepada bangsa Indonesia.
• Untuk menegaskan dan sekaligus sebagi bukti komitmen Jepang
akan janji itu maka tanggal 1 Maret 1945 Jepang mengemukakan
akan membentuk “Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia” (BPUPKI).
• Badan ini baru terbentuk tanggal 29 April 1945 dan dilantik tanggal
28 Mei 1945 kemudian mulai bekerja tanggal 29 Mei 1945. Badan ini
beranggotakan 60 0rang dengan ketua Dr. Radjiman
Widiodiningrat.

Sumber: Brata, I.B. & Wartha, I.B.N. (2017). Lahirnya Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia. Jurnal Santiaji Pendidikan, 7 (1), hlm. 120-132.
Tugas BPUPKI
(Brata, & Wartha, 2017)
• Dengan dibentuknya BPUPKI, bangsa Indonesia dapat
secara legal mempersiapkan diri menjadi negara
merdeka, merumuskan persyaratan yang harus dipenuhi
bagi sebuah negara merdeka.
• Hal yang pertama kali dibahas dalam sidang BPUPKI
adalah permasalahan “Dasar Negara”. Sidang BPUPKI
dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
• Sidang pertama berlangsung tanggal 29 Mei sampai 1
Juni 1945, hasil sidang pertama ini akan dibahas dalam
sidang kedua yang akan dilaksanakan pada tanggal 14
sampai 16 Juli 1945.

Sumber: Brata, I.B. & Wartha, I.B.N. (2017). Lahirnya Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia. Jurnal Santiaji Pendidikan, 7 (1), hlm. 120-132.
Sidang BPUPKI Pertama
(Brata, & Wartha, 2017)
• Sidang BPUPKI pertama berlangsung selama empat
hari, secara berturut-turut tiga tokoh yang tampil
berpidato menyampaikan gagasan/usulan sebagai calon
dasar negara.
• Pada hari pertama tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muh. Yamin
yang diberi kesempatan untuk menyampaikan
pidatonya, tanggal 31 Mei 1945 pidato disampaikan oleh
Mr. Soepomo, sementara pada hari terakhir tepatnya
tanggal 1 Juni 1945 kesempatan diserahkan kepada Ir.
Soekarno untuk menyampaikan pidato tentang rencana
calon dasar negara.

Sumber: Brata, I.B. & Wartha, I.B.N. (2017). Lahirnya Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia. Jurnal Santiaji Pendidikan, 7 (1), hlm. 120-132.
Usulan Moh. Yamin Tidak Tertulis
(Brata, & Wartha, 2017)
• Dalam pidatonya, Mr. Muh. Yamin mengusulkan calon
rumusan Dasar Negara Indonesia sebagai berikut:
1) Pri Kebangsaan;
2) Pri Kemanusiaan;
3) Pri Ketuhanan;
4) Pri Kerakyatan (permusyawatan dan perwakilan) dan;
5) Kesejahteraan Rakyat (Keadilan sosial).

Sumber: Brata, I.B. & Wartha, I.B.N. (2017). Lahirnya Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia. Jurnal Santiaji Pendidikan, 7 (1), hlm. 120-132.
Usulan Moh. Yamin Tertulis

• Ketuhanan Yang Maha Esa


• Kebangsaan Persatuan Indonesia
• Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
• Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan
• Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Usulan Soepomo
(Brata, & Wartha, 2017)
• Dalam pidato tentang usulan rencana dasar negara, Mr.
Soepomo menyampaikan lima calon Dasar
usulan Negara yang terdiri dari:
1) Nasionalisme/internasionalisme;
2) Takluk kepada Tuhan;
3) Kerakyatan;
4) Kekeluargaan dan;
5) Keadilan rakyat.

Sumber: Brata, I.B. & Wartha, I.B.N. (2017). Lahirnya Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia. Jurnal Santiaji Pendidikan, 7 (1), hlm. 120-132.
Usulan Soekarno
(Brata, & Wartha, 2017)
• Ir. Soekarno mengusulkan Dasar Negara yang terdiri dari
lima prinsip yang rumusannya sebagai berikut:
1) Nasionalisme (kebangsaan Indonesia);
2) Internasionalisme (peri kemanusiaan);
3) Mufakat (demokrasi);
4) Kesejahteraan sosial; dan
5) Ketuhanan Yang Maha Esa (Ketuhanan
yang berkebudayaan).

Sumber: Brata, I.B. & Wartha, I.B.N. (2017). Lahirnya Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia. Jurnal Santiaji Pendidikan, 7 (1), hlm. 120-132.
Lahirnya Nama Pancasila
(Brata, & Wartha, 2017)
• Lima prinsip sebagai calon dasar negara yang telah
disampaikan dalam pidato tersebut, oleh Ir. Soekarno
diusulkan agar diberi nama “Pancasila”.
• Peserta sidang bertanya kepada Ir. Soekarno tentang
asal-usul nama Pancasila yang diusulkan. Ir. Soekarno
menjawab secara lugas, bahwa nama itu adalah atas
saran salah seorang teman beliau yang ahli bahasa.
• Namun siapa ahli bahasa yang memberikan saran
kepada Ir. Soekarno sampai dewasa ini belum ada yang
mampu mengungkapkan.
Sumber: Brata, I.B. & Wartha, I.B.N. (2017). Lahirnya Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia. Jurnal Santiaji Pendidikan, 7 (1), hlm. 120-132.
Sejarah Penyusunan UUD 1945

• Keberagaman latar belakang perumus dan penyusun UUD 1945 ini


menunjukkan bahwa UUD 1945 sebagai Grundgesetz (Hukum Dasar
atau Konstitusi) yang tentunya mengatur segenap aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara disusun oleh beragam keahlian. Mulai dari
politik (Bung Hatta), ekonomi (Mr. A.A. Maramis), pendidikan (H.
Agus Salim), hingga agama (KH. Wahid Hasyim).
• Kemampuan dan daya kawal kehidupan berbangsa dan bernegara
dari UUD 1945 ini tidak lepas dari sifatnya yang sederhana, ulet, dan
supel. Sifat-sifat ini memungkinkan UUD 1945 untuk mampu
mengantisipasi berbagai macam tantangan dan perubahan secara
cepat, adaptif, dan fleksibel. UUD 1945 sebagaimana sifat konstitusi
sebagai hukum dasar tidaklah merupakan pengaturan teknis dan
terperinci.
Sejarah Penyusunan UUD 1945
• Kehidupan demokrasi sesuai amanat UUD 1945 harus diwujudkan
sesuai Pancasila dan menuju kepada perwujudan Pancasila sebagai
visi Kemerdekaan. Perhatikan bahwa hanya dengan pengamalan
amanat Pancasila dalam melaksanakan UUD 45 maka
penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang dapat dicegah dan
dijauhkan.
• Demokrasi Indonesia harus mewujudkan amanat kerakyatan dalam
sila keempat Pancasila. Kerakyatan mengamanatkan bahwa
Indonesia demokrasi kerakyatan yang artinya dipimpin oleh rakyat,
bukan kerajaan yang dipimpin oleh raja. Demokrasi Indonesia
adalah demokrasi Pancasila yang bercirikan gotong royong serta
musyawarah mufakat.
Sejarah Penyusunan UUD 1945
• Secara sistematis, di dalam Batang Tubuh UUD 1945 terdapat
pengaturan mengenai Bentuk dan Kedaulatan, Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Kekuasaan Pemerintahan Negara, Dewan
Pertimbangan Agung, Kementerian Negara, Pemerintah Daerah,
Dewan Perwakilan Rakyat, Hal Keuangan, Kekuasaan Kehakiman,
Warga Negara, Agama, Pertahanan negara, Pendidikan,
Kesejahteraan Sosial, Bendera dan Bahasa, dan Perubahan Undang-
undang Dasar (16 bab) pada Batang UUD 1945 yang asli sebelum
amandemen.
Sejarah Sesanti Bhinneka Tunggal Ika dan
Garuda Pancasila
• Bhinneka Tunggal Ika berisi konsep pluralistik dan
multikulturalistik dalam kehidupan yang terikat dalam suatu
kesatuan. Perbedaan pemahaman dan budaya tetapi tetap dalam
kesatuan dalam berbangsa dan bernegara menjadi bagian dari
kehidupan ini. Bhinneka Tunggal Ika sendiri sudah ada sejak ratusan
tahun jauh sebelum Indonesia merdeka.
• Konsep perbedaan dalam persatuan sudah digali oleh Bapak Pendiri
Bangsa ini dari dalam Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular dari
Kerajaan Majapahit. Konsep perbedaan tersebut menggambarkan
perbedaan agama antara agama Hindu dan Budha pada masa itu.
Maka dari itu sikap saling menghargai dan bersatu dalam perbedaan
merupakan warisan dari para leluhur.
Bela Negara Dalam Konstitusi
• Khusus dalam konteks bela negara, UUD 1945
dahulu meletakkan bela negara di bawah bab
mengenai pertahanan negara. Namun dengan
kesadaran perkembangan bentuk dan sifat
ancaman yang makin beragam, maka UUD 1945
sekarang meletakkan bela negara di bawah bab
mengenai hak dan kewajiban warga negara.
Berbagai bentuk ancaman yang saat ini dihadapi
oleh bangsa Indonesia tentunya tidak hanya
dapat diatasi dengan cara mengangkat senjata.
Bela Negara Dalam Konstitusi
• Ancaman di bidang pangan memerlukan peran ahli
gizi dan para petani. Ancaman siber memerlukan
peran ahli-ahli komputer yang mumpuni. Ancaman
ekonomi harus dihadapi oleh pelaku-pelaku
ekonomi yang tangguh dan nasionalis. Perubahan
letak amanat bela negara di dalam UUD 1945 yang
kini berada di bawah bab hak dan kewajiban warga
negara menunjukkan bahwa bela negara terlebih
dahulu merupakan hak rakyat sebagai penguasa
negara dan harus mendayagunakan segenap
keahlian dan profesi untuk menghadapi ancaman-
acaman yang makin beragam.
Bela Negara Dalam Konstitusi
• Pada kenyataannya, terlihat di dalam UU yang masih dinyatakan
berlaku saat ini, bahwa bela negara terlebih dahulu diatur di dalam
UU No. 39 Tahun 1999 mengenai HAM. baru setelah itu bela negara
diamanatkan di dalam UU No.3 Tahun 2002 tentang pertahanan
negara yang menegaskan bahwa bela negara dapat dilakukan
melalui pengabdian sesuai profesi.
• Bela negara juga diatur lebih lanjut dalam berbagai UU yang lain
seperti UU No. 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan. Oleh sebab itu
pandangan maupun kekhawatiran apalagi tuduhan bahwa bela
negara merupakan wajib militer dan bersifat militeristik bukan
hanya tidak tepat, melainkan juga tidak sesuai dengan kenyaataan
riil dan yuridis bahwa bela negara tidak boleh dan tidak akan
mampu mengatasi dinamika ancaman yang berkembang jika hanya
dilaksanakan dengan cara-cara militer.
do something better for
CINTA TANAH AIR MELALUI PERSPEKTIF
ASTAGATRA

Bahan Tayang Gery


Gugustomo
Pengantar Wawasan
Nusantara
• Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai jati
diri, lingkungan geografi, dan sumber dayanya, serta
segala potensi fisik dan non fisik yang terkandung dan
lahir dari interaksi elemen-elemen tersebut
• Sebagai elemen kekuatan dan lingkungan strategis
nasional dalam satu kesatuan yang utuh berdasarkan
Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945
• Deklarasi Djuanda menjadi cikal bakal munculnya
Wawasan Nusantara
• Wawasan Nusantara dirumuskan bersamaan dengan
didirikannya Lemhannas pada tahun 1965 yang terdiri
dari delapan gatra. Tiga gatra yang bersifat ilmiah atau
fisik, dan lima gatra yang bersifat sosial atau non fisik
Pengantar Wawasan
Nusantara
• Implementasi Wawasan Nusantara dalam Panca Gatra menjadi
bagian dalam bersosialisasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
• Gatra Ideologi berpijak pada Pancasila sebagai satu-satunya ideologi
dalam melaksanakan kehidupan berbangsa dan negara.
• Gatra Politik dijalankan berdasarkan asas Pancasila dan UUD NRI
1945.
• Gatra Ekonomi dijalankan berdasarkan asas kekeluargaan dan
ditujukan sebesar-besarnya untuk kemakmuran masyarakat.
• Gatra Sosial Budaya berargumen bahwa masyarakat Indonesia
adalah satu, corak ragam budaya merupakan bagian dari kekayaan
negara.
• Gatra Peertahanan dan Keamanan berpijak pada argumen bahwa
jika ada ancaman terhadap suatu pulau atau daerah pada hakikatnya
itu adlah ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
MATERI POKOK 2
PENGANTAR WAWASAN
KEBANGSAAN
Konsensus
Kehidupan
Berbangsa dan
Bernegara
Konsep Nilai-nilai
Wawasan Dasar Bela
Kebangsaan Negara

Materi

Pokok
2
Konsep Wawasan Kebangsaan
• Wawasan kebangsaan menjadi wadah dari
unsur-unsur penting konstitusi negara yang
biasa disebut dengan empat konsensus dasar
kehidupan berbangsa dan bernegara:
▫ Pancasila,
▫ UUD NRI 1945,
▫ Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan
▫ Bhinneka Tunggal Ika
Nilai-Nilai Dasar Bela Negara
Rasa Cinta Tanah Air

Mempunyai
Semangat Untuk
Mewujudkan Sadar Berbangsa
Negara yang dan Bernegara
Berdaulat, Adil dan
Makmur

Mempunyai Setia Kepada


Kemampuan Awal Pancasila Sebagai
Bela Negara Ideologi Negara

Rela berkorban
Untuk Bangsa dan
Negara
MATERI POKOK 3
PANCASILA DAN PEMBUKAAN
UUD NRI 1945
Visi Negara Pancasila sebagai
dalam Dasar Negara dan
Pembukaan UUD Pandangan
NRI Tahun 1945 Hidup Bangsa

Pancasila sebagai
Tujuan Negara
Jiwa, Semangat,
dalam
dan Nilai
Pembukaan UUD
NRI Tahun 1945 Materi Pembukaan UUD
NRI Tahun 1945
Pokok
3
Visi Negara
• Tercantum pada pembukaan UUD NRI 1945 alinea
kedua yang berbunyi “Negara Indonesia, yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur.”
• Kemerdekaan menjadi syarat utama dalam berbangsa
dan berbegara
• Persatuanlah yang melanggengkan kemerdekaan
sepanjang masa.
• Kedaulatan merupakan kekuasaan tertinggi dalam suatu
negara, di Indonesia terletak di tangan rakyat
• Keadilan dan kemakmuran menjadi kebutuhan pokok
dalam masyarakat. Negara hadir untuk
mengakomodasinya
• para pejabat negara, mereka bertanggung jawab dalam
membuat peraturan dan kebijakan yang berpihak pada
masyarakat.
Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
• Sebagai tempat berdirinya bangsa dan negara
Indonesia yang kokoh
• Sekaligus sebagai pandangan hidup bangsa menjadi
arah segenap bangsa Indonesia memandang dan
menuju
• Keluasan Pancasila sebagai tempat berpijak tersurat
dalam sifat pancasila yang sosialistis melalui sila ke
lima, namun di atas segalanya, Pancasila juga
religius dengan mengamanatkan ke-Esaan Tuhan.
• Hal ini membuat pancasila bersifat sosialis religius
yang kesemuanya kita arahkan untuk kepentingan
pembangunan nasional.
Jiwa, Semangat, dan Nilai Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945
• Keutuhan kaitan Pancasila dengan UUD NRI tahun 1945
melalui keberadaan rumusan pancasila secara ekplisit pada
paragraf terakhir dari pembukaan UUD NRI tahun 1945
• Kemerdekaan memeluk agama jelas tercermin di dalam sila
pertama
• Kemerdekaan menyatakan pendapat merupakan komplemen
bagi kemerdekaan dari rasa takut yang juga tercermin di
dalam sila keempat
• Kemerdekaan dari keinginan dan kebutuhan didasarkan pada
sila kelima yang menjadi perwujudan cita-cita keadilan dan
kemakmuran
• Pentingnya persatuan bangsa di dalam sila ketiga
• Sementara persatuan pada tataran yang lebih tinggi yaitu
persaudaraan antar manusia tercermin dari sila kedua
MATERI POKOK 4
WAWASAN KEBANGSAAN DAN BELA
NEGARA SEBAGAI DASAR ETIKA DAN
AKUNTABILITAS
ASN
Etika dan
Integritas
Definisi dan Instrumen
Konsep dan Tujuan
Etika Integritas

Materi
Pokok 4
Definisi dan Konsep Etika
• Etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang
artinya tempat tinggal, kandang, kebiasaan, sikap,
watak, atau cara berpikir
• Etika berarti ilmu tentang apa yang baik dan apa yang
buruk dan tentang hak dan kewajiban moral/akhlak
(KBBI)
• Penajaman dari KBBI dilakukan Bartens dalam Dayat
NS Wiranta (2015), adalah nilai dan norma moral yang
menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok
dalam mengatur tingkah lakunya.
Etika dan Integritas
• Etika dalam dunia kerja selalu bersanding
dengan
integritas
• integritas berasal dari bahasa Latin integer yang artinya
seluruh
• Menurut KBBI integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan
yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki
potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan.
• Tolak ukur untuk memberikan reward and punishment
bagi pegawai.
• Integritas berperan mengarahkan kompetensi untuk
Instrumen dan Tujuan Integritas ASN
• ASN wajib setia dan taat kepada Pancasila, UUD NRI 1945,
negara, dan pemerintah, serta wajib menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa dalam NKRI (Pasal 4 UU tentang Pokok- Pokok
Kepegawaian)
• Komitmen PNS /ASN adalah sumpah/ janji saat pengangkatan
• Wawasan Kebangsaan dan nilai-nilai bela negara menjadi
landasan idiil dalam pelaksanaannya.
• Pancasila menjadi kendali atas setiap langkah yang dilakukan
ASN dalam menjalankan tugasnya
• Penanaman kesadaran dalam berbangsa dan bernegara menjadi
modal integritas secara utuh terhadap pengabdiannya kepada
negara
MATERI POKOK 5
KEWASPADAAN NASIONAL TERKAIT
ETIKA DAN AKUNTABILITAS
PROSEDUR PELAYANAN PUBLIK
Isu Kontemporer
Terkait Etika dan
Akuntabilitas
Pelayanan
Publik.
Hambatan Etika
Konsep dan Akuntabilitas
Kewaspadaan Pelayanan Publik
Nasional yang harus
Diwaspadai.

Materi
Pokok
5
Konsep Kewaspadaan Nasional
• Sikap nasionalisme yang dibangun dari rasa peduli
dan tanggung jawab, serta perhatian seorang warga
negara terhadap kelangsungan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dari suatu
potensi ancaman. (Lemhannas, 2016)
• Dibangun atas dasar salah satu tujuan negara dalam
Pembukaan UUD 1945, "melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah tanah air“
• Fokus Kewaspadaan Nasional sepanjang sejarah
selalu beubah-ubah tergantung dengan kondisi
bangsa dan negara
Wujud Kewaspadaan
Nasional
waspada

waspada nasional
lingkungan
kerja/lingkungan
waspada pendidikan
masyarakat
waspada

keluarga
waspada diri
Korupsi

Kejahatan
Komunikasi Narkoba
Massa

Isu Kontemporer
Terkait Etika dan
Akuntabilitas
Pelayanan Publik

Terorisme
Proxy War dan
Radikalisme

Pencucian
Uang
Hambatan Etika dan Akuntabilitas
Pelayanan Publik

Budaya
Hambatan Hambatan ewuh
kultural. pakewuh
struktural. (sungkan)
SEKIAN
&
TERIMA KASIH
SALAM BERINTEGRITAS
Alamat emil Tatang.sry@Hotmail.com
No HP 081321764411
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai