Anda di halaman 1dari 2

Secara konseptual, bisnis digital dapat mengacu pada dua bentuk bisnis: bisnis tradisional

yang melakukan transformasi digital dan bisnis baru yang sejak awal sudah melibatkan
teknologi digital. Keduanya bisa disandingkan dalam satu kategori yang sama asalkan
memenuhi prinsip-prinsip bisnis digital sebagai berikut:
- Melibatkan teknologi populer atau paling mutakhir yang banyak digunakan publik.
- Memadukan konsep transformasi digital dan budaya global.
- Mengeksplorasi model bisnis baru.

Transformasi bisnis digital


Transformasi digital merupakan perubahan yang memanfaatkan teknologi digital untuk
merancang ulang proses-proses tradisional sehingga bisa menjadi lebih efisien dan efektif.

Tipe-tipe Transformasi Digital


Mengutip MIT Sloan Management Review, ada tiga area utama bagi transformasi digital
untuk perusahaan, yaitu:

1. Customer experience
2. Operational process
3. Business model

Menurut Kenneth Laudon, ada 4 indikator yang harus dipenuhi untuk menjadi perusahaan
digital, yaitu sistem pengelolaan rantai pasokan, sistem pengelolaan relasi pelanggan,
sistem perusahaan dan sistem pengelolaan pengetahuan.
1. Pengelolaan Rantai Pasokan
Komputerisasi sistem pengelolaan rantai pasokan berarti melakukan otomatisasi terhadap
sistem yang mengalirkan informasi dari perusahaan kepada pemasoknya dan sebaliknya.
Otomatisasi itu dilakukan dalam usaha untuk mengoptimalkan perencanaan, persediaan
bahan baku, produksi, pengiriman produk dan jasa.
2. Sistem Pengelolan Relasi Pelanggan
Indikator kedua menunjukkan suatu kebutuhan perusahaan untuk membangun relasi yang
baik dengan para pelanggannya. Oleh karena, perusahaan tidak dapat menjaga
kelangsungan hidupnya tanpa adanya pelanggan, maka pelanggan merupakan faktor
penting yang harus dikelola dengan baik.
3. Sistem Perusahaan
Indikator ketiga ini biasanya dibangun oleh perusahaan terlebih dahulu, misalnya
dengan membuat aplikasi sistem informasi penjualan, pembelian, persediaan,
keuangan dan akuntansi. kunci keberhasilan proses komputerisasi ini terletak pada
kemampuan pimpinan perusahaan dalam merumuskan rencana induk
pengembangan sistem informasi yang terintegrasi antar bagian atau lini manajemen
perusahaan.
4. Manajemen Pengetahuan
Indikator keempat merupakan puncak dari gelombang inovasi teknologi informasi dalam
suatu perusahaan digital, yaitu dengan membangun sistem yang mendukung untuk
menciptakan kreasi solusi, mencatat, menyimpan dan menyebarkan pengetahuan dan
keahlian. Salah satu bentuk sistem ini sering disebut dengan istilah sistem pendukung
keputusan (SPK) dan sistem pakar.
Tantangan Perusahaan Digital
Penciptaan strategi bisnis merupakan tantangan pertama untuk dapat menggunakan
teknologi sebagai keunggulan kompetitif. Bukan sebaliknya justru menjadi beban investasi
yang sangat berat. Sementara itu, gelombang globalisasi juga memicu lahirnya tuntutan
standarisasi baik sistem perusahaan, maupun produk dan jasa yang dihasilkannya. Dengan
menggunakan sistem e-Business, maka perusahaan akan dapat diakses dari seluruh
penjuru dunia. Tanpa standar global, maka perusahaan akan sulit untuk memasarkan
produknya. Pekerjaan yang tidak ringan tentu juga dihadapi oleh para ahli komputer yang
harus merancang infrastruktur dan arsitektur informasi di dalam perusahaan. Rancangan itu
harus bisa menjawab sejumlah kondisi, khususnya perubahan cepat di bidang teknologi
informasi. Selain itu, para ahli komputer juga harus mampu untuk menentukan nilai bisnis
dari pembangunan sistem informasi itu. Jangan sampai pembangunan sistem itu tidak
memberikan keuntungan bagi perusahaan. Tantangan yang terakhir, yaitu masalah kontrol
dan respon. Dua hal ini sering diremehkan, sehingga kurang mendapatkan perhatian,
padahal sangat penting untuk menentukan keberhasilan sistem.

E-BUSINESS
E-Business kerap didefinisikan sebagai “aktivitas yang berkaitan secara langsung maupun
tidak langsung dengan proses pertukaran barang dan/atau jasa dengan memanfaatkan
internet sebagai medium komunikasi dan transaksi”.
Pada prinsipnya, seluruh perusahaan – tanpa perduli ukuran dan jenisnya – dapat
menerapkan konsep e-Business. Hal ini disebabkan karena dalam proses penciptaan
produk maupun jasanya, setiap perusahaan pasti membutuhkan sumber daya informasi.

Kegiatan e-business dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis berdasarkan perilaku


bisnis yang saling berhubungan yaitu (Budi Sutedja,2001:96):
1. Business to Business (B2B): merupakan hubungan bisnis antar perusahaan.
2. Business to Customer (B2C): merupakan hubungan bisnis antara perusahaan dengan
konsumen.
3. Customer to Customer (C2C): merupakan hubungan bisnis antar perorangan konsumen.
4. Customer to Business (C2B): merupakan hubungan bisnis antara perorangan dengan
perusahaan.
5. Business to Government (B2G): merupakan hubungan bisnis antara perusahaan dengan
pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai