Anda di halaman 1dari 27

PENGARUH INOVASI KINERJA DAN REVOLUSI TEKNOLOGI

DALAM PENINGKATAN NILAI PERUSAHAAN DIMEDIASI OLEH


INTELLECTUAL CAPITAL

SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
SEBAGAI SALAH SATU SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA
AKUNTANSI SYARIAH

OLEH:
NUGIE ADITYA
20108040097

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2023
PENGARUH INOVASI KINERJA DAN REVOLUSI TEKNOLOGI
DALAM PENINGKATAN NILAI PERUSAHAAN DIMEDIASI OLEH
INTELLECTUAL CAPITAL

SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
SEBAGAI SALAH SATU SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA
AKUNTANSI SYARIAH

OLEH:
NUGIE ADITYA
20108040097

PEMBIMBING:
DR. PRASOJO, S.E., M.SI.

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Globalisasi telah menciptakan peluang baru bagi perusahaan untuk
mengakses pasar global, teknologi, dan jaringan pengetahuan, yang pada
gilirannya mendorong pengembangan produk dan layanan baru. Aliran ide
dan informasi lintas batas juga telah menciptakan lingkungan yang lebih
dinamis dan kompetitif, mendorong perusahaan untuk berinovasi dan
membedakan diri dari pesaing mereka (Gunawan & Widodo, 2022). Pada
saat yang sama, globalisasi telah meningkatkan persaingan di banyak
industri, menuntut perusahaan untuk lebih inovatif dan efisien agar tetap
kompetitif. Hal ini menyebabkan peningkatan fokus pada modal intelektual,
karena perusahaan menyadari bahwa pengetahuan, keahlian, dan aset tidak
berwujud lainnya merupakan pendorong utama daya saing dan kesuksesan.
Kesuksesan tersebut memiliki nilai perusahaan yang dianggap penting
dalam persaingan global karena memungkinkan perusahaan berinvestasi
dalam penelitian dan pengembangan, teknologi baru, dan bentuk inovasi
lainnya (Wahyuni, 2022). Perusahaan yang mampu berinovasi dan berada
di depan kurva lebih mungkin berhasil di pasar global, karena mereka
mampu mengantisipasi dan merespons perubahan kebutuhan dan preferensi
pelanggan (Mahmood & Mubarik, 2020).
Dalam ekonomi global, perusahaan harus mampu bersaing dengan
saingan dari seluruh dunia, sering kali dalam industri yang sangat dinamis
dan cepat berubah. Agar berhasil dalam lingkungan ini, perusahaan harus
berfokus pada penciptaan dan pemberian nilai kepada pelanggan mereka,
sekaligus mengelola biaya dan sumber daya mereka secara efektif.
Globalisasi, modal intelektual, dan revolusi teknologi semuanya terkait erat
dengan kinerja inovasi di perusahaan (Wahyuni, 2022). Ketika perusahaan
berusaha untuk tetap kompetitif dalam ekonomi yang semakin mengglobal
dan berteknologi maju, mereka harus fokus pada pengembangan dan
pemanfaatan modal intelektual mereka untuk mendorong inovasi.
Nilai perusahaan merupakan faktor penting dalam persaingan
global, karena mewakili nilai dan daya saing perusahaan secara keseluruhan
di pasar global. Nilai perusahaan penting dalam persaingan global karena
beberapa alasan. Pertama, ini mewakili kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dan pengembalian bagi pemegang sahamnya,
yang merupakan ukuran kunci kesuksesan di pasar global. Perusahaan
dengan tingkat nilai perusahaan yang tinggi sering kali dapat menarik
investasi dan mengamankan pembiayaan dengan lebih mudah, memberi
mereka keunggulan kompetitif dibandingkan pesaing mereka. Kedua, nilai
perusahaan terkait erat dengan reputasi dan ekuitas merek perusahaan.
Perusahaan yang dipandang inovatif, andal, dan dapat dipercaya lebih
mungkin berhasil dalam persaingan global, karena mereka mampu
membedakan diri dari pesaing mereka dan membangun hubungan
pelanggan jangka Panjang (Vitolla et al., 2020).
Perusahaan yang berinvestasi dalam mengembangkan dan
melindungi modal intelektual mereka memiliki posisi yang lebih baik untuk
berinovasi dan berhasil dalam lingkungan bisnis yang berubah dengan
cepat, sering diukur dengan kinerja keuangan perusahaan, pangsa pasar,
ekuitas merek, dan aset tidak berwujud lainnya, termasuk modal
intelektualnya (Giacosa et al., 2017). Ada tiga komponen utama IC yang
meliputi Human Capital (HC), Structural Capital (SC), dan Relational
Capital (RC). Dengan basis 3 komponen tersebut modal intelektual
perusahaan menjadi komponen penting dari keseluruhan nilai dan
kesuksesan mereka. Modal intelektual mengacu pada aset tidak berwujud
perusahaan, seperti pengetahuan, keahlian, paten, merek dagang, dan
kekayaan intelektual lainnya. Aset-aset ini mungkin sulit untuk diukur,
tetapi semakin penting dalam ekonomi berbasis pengetahuan saat ini. Modal
intelektual perusahaan dapat menjadi masalah jika tidak dikelola dan
dilindungi dengan baik. Misalnya, jika sebuah perusahaan tidak melindungi
kekayaan intelektualnya secara memadai, ia mungkin rentan terhadap
pelanggaran oleh pesaing, yang dapat merusak keunggulan kompetitifnya
dan mengikis posisi pasarnya (Duff, 2018).
Inovasi pada kinerja perusahaan menjadi salah satu faktor yang
mendorong adanya transformasi yang baru pada perusahaan. Transformasi
ini menghasilkan berbagai aktivitas-aktivitas pembaharuan yang dilakukan
pada operasional perusahaan (El Khoury et al., 2023). Aktivitas ini
mendorong dan membentuk pola aktivitas ekonomi yang dinilai mampu
meningkatkan nilai perusahaan. Revolusi teknologi perusahaan dapat
menjadi pendorong penting modal intelektualnya dengan berinvestasi
dalam teknologi dan proses baru, perusahaan dapat meningkatkan basis
pengetahuannya, mengembangkan produk dan layanan baru, serta
meningkatkan posisi kompetitifnya di pasar. Hal ini pada gilirannya dapat
mendorong pengembangan modal intelektual baru, karena karyawan
perusahaan memperoleh keterampilan dan keahlian baru dalam bekerja
dengan teknologi baru (Goigova et al., 2022).
Perusahaan yang memanfaatkan sumber modal intelektual baru dan
memanfaatkan praktik terbaik global dapat meningkatkan operasi dan daya
saing mereka. Tantangan baru bagi perusahaan Indonesia dalam mengelola
dan melindungi modal intelektualnya. Seiring persaingan yang semakin
ketat, perusahaan harus lebih waspada dalam melindungi paten, merek
dagang, dan kekayaan intelektual lainnya. Mereka juga harus berinvestasi
lebih banyak dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan
karyawan mereka agar tetap kompetitif di pasar global. Sebagaimana dalam
Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara tahun 2013 tentang Panduan
Penyusunan Pengelolaan Teknologi Informasi Badan Usaha Milik Negara
(PER-02/MBU/2013). Secara keseluruhan, modal intelektual perusahaan
merupakan faktor penting dalam kesuksesan mereka, dan perusahaan yang
gagal mengelola dan melindungi aset intelektual mereka secara efektif
mungkin akan mengalami kerugian di pasar global.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah era globalisasi mendorong persaingan perusahaan dalam
meningkatkan nilai perusahaan?
2. Apakah teknologi perusahaan membantu meningkatkan nilai
perusahaan?
3. Bagaimanakah inovasi pada kinerja membangun revolusi teknologi
pada perusahaan ?
4. Apakah inovasi pada kinerja membantu keselarasan modal intelektual
dengan pengembangan teknologi ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian :
1. Mengungkap pentingnya revolusi teknologi yang timbul dari era
globalisasi
2. Menilai kelayakan revolusi teknologi pada inovasi perusahaan
3. Melihat dampak yang mempengaruhi perusahaan dari revolusi
teknologi
4. Melihat hubungan revolusi teknologi dengan nilai perusahaan sebagai
praktik inovasi pada kinerja perusahaan
Manfaat Penelitian :
1. Perusahaan :
a) Perusahaan dapat menilai tingkat efektivitas pengembangan
teknologi industri.
b) Inovasi kinerja dianalisis pada tingkat yang maksimal.
c) Keputusan inovasi menjadi salah satu landasan peningkatan nilai
perusahaan.
2. Masyarakat :
a) Inovasi kinerja menjadi pengendali keputusan investasi.
b) Penilaian mutu perusahaan lebih transparansi untuk keputusan
investasi.
c) Menjadi penilai integritas perkembangan perusahaan.
3. Akademisi :
a) Sebagai stimulan pengembangan model inovasi perusahaan.
b) Melakukan follow up permasalahan perusahaan dan penemuan
pemecahan masalah.
c) Membangun pemikiran konseptual hubungan yang menjadi fokus
penelitian.

D. Sistematika Pembahasan
Sistematika penyusunan proposal individu ini dimulai dari
pengumpulan topik-topik permasalahan serupa yang dijadikan satu
informasi dalam satu kesatuan. Dari topik permasalahan yang muncul dari
fenomena-fenomena yang ada kemudian dibentuk menjadi permasalahan
pokok. Permasalahan pokok yang ada, pada Bab I Latar belakang masalah
dituliskan apa saja fenomena yang terjadi dan arah penulisan proposal
individu. Pada bab tersebut juga dijelaskan apa yang menjadi permasalahan
peneliti dan apa saja tujuan serta manfaat penelitian.
Pada Bab II peneliti menjelaskan ke dalam sub-bab kaitan beberapa
unsur penelitian seperti teori yang digunakan, variabel yang digunakan,
hubungan antar variabel dalam hipotesis, dan kerangka konseptual
penyusunan proposal. Pada bab ini peneliti menjelaskan melalui deskripsi
naratif yang didukung dengan beberapa kutipan penelitian terdahulu untuk
meningkatkan kualitas penelitian
Pada Bab III peneliti melakukan fokus pemetaan dan penjelasan dari
metodologi penelitian. Pada bagian ini peneliti menjelaskan bagaimana dari
topik yang diambil kemudian berkaitan dengan variabel yang digunakan
kemudian dicari sampel yang diperlukan. Dari sampel tersebut peneliti
menentukan beberapa variabel pengukuran yang akan dilakukan pada
langkah berikutnya pada Bab IV untuk menghasilkan nilai yang akan
dideskripsikan. Setelah penentuan variabel pengukuran yang akan
digunakan, selanjutnya peneliti menyusun bagaimana nilai yang dihasilkan
diujikan ke dalam model pengujian dan pengujian hipotesis.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Human Capital Theory
Human Capital Theory merupakan konsep yang menjelaskan
manusia dalam organisasi dan bisnis merupakan aset yang penting dan
beresensi yang memiliki sumbangan terhadap pengembangan dan
pertumbuhan sama seperti halnya aset fisik seperti mesin dan modal
kerja. Human capital theory berpendapat bahwa individu memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dapat diperlakukan
sebagai aset berharga-disebut sebagai modal manusia. Dikembangkan
terutama oleh ekonom Gary Becker dan Theodore Schultz pada 1960-
an. Kerangka kerja yang ada membentuk pemahaman bagaimana
menginvestasikan investasi ke dalam pendidikan, pelatihan dan
kontribusi produktivitas, pendapatan, dan pertumbuhan ekonomi
individu (Salvi et al., 2019).
Human capital theory menghubungkan antara investasi dalam
modal manusia dan produktivitas individu, pendapatan, dan
pertumbuhan ekonomi (Aman-Ullah et al., 2022). Teori ini
mengoperasikan alasan individu terhadap capaian ekonomi dalam
berinvestasi pada pendidikan, pelatihan, dan bentuk pengembangan
keterampilan lainnya. Pengembangan ini memiliki maksud pada
peningkatan personal quality seseorang dalam memaksimalkan
kinerjanya (Tulung et al., 2018).
Personal quality ini menilai bagaimana investasi dalam
pendidikan, pelatihan, dan keterampilan memaksimalkan produktivitas
dan pendapatan individu (Tulung et al., 2018). Namun, konsep modal
intelektual yang mencakup pengetahuan, keahlian, dan aset intelektual
dalam suatu organisasi dapat dikaitkan dengan human capital theory
ketika mempertimbangkan nilai suatu perusahaan (Aman-Ullah et al.,
2022).
2. Resource Based Theory
Sumber daya yang dimiliki oleh suatu entitas bersifat heterogen satu
sama lain. Sumber daya tersebut dapat menjadi keunggulan kompetitif
suatu entitas apabila entitas tersebut dapat memperoleh,
mempertahankan, dan mengelolanya. Resources Based Theory ini
dikembangkan oleh Barney (1991) dan teori ini memiliki asumsi bahwa
suatu entitas dikatakan berhasil apabila sumber daya menjadi
keunggulan kompetitif ini akan menciptakan nilai tambah yang tidak
mudah ditiru oleh entitas lain.
Wernerfelt (1984) mengemukakan bahwa, perusahaan akan
mengungguli persaingan usaha dan memperoleh kinerja keuangan yang
baik dengan cara memiliki, menguasai dan memanfaatkan aset-aset
strategis yang penting (aset berwujud maupun tidak berwujud). Menurut
Jackson dan Schuler (1995), teori ini menjelaskan tiga jenis sumber daya
yaitu sumber daya fisik berupa pabrik, teknologi, peralatan, lokasi
geografis, sumber daya manusia berupa pengalaman, pengetahuan
pegawai, dan sumber daya organisasional berupa struktur dan sistem
pengawasan, pengendalian, serta hubungan sosial antar organisasi
dengan lingkungan eksternal (Rosiana & Mahardika, 2020).
Berdasarkan teori ini dapat disimpulkan bahwa sumber daya yang
dimiliki perusahaan akan mempengaruhi kinerja perusahaan yang akan
meningkatkan nilai perusahaan. Modal intelektual merupakan salah satu
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dari aset tidak berwujud
yang dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan.
Dengan demikian, modal intelektual mempengaruhi kinerja perusahaan
yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan (Pratama et al.,
2020).
3. Inovasi Kinerja
Inovasi Kinerja merupakan penyesuaian dan penerapan dalam
menciptakan ide-ide baru yang meliputi produk, layanan, proses, serta
praktik manajemen dimaksudkan untuk tujuan organisasi. Inovasi
kinerja mengacu pada kemampuan organisasi untuk menghasilkan ide,
produk, proses, atau model bisnis baru yang menciptakan nilai bagi
organisasi dan pemangku kepentingannya. Inovasi sangat penting bagi
organisasi untuk tetap kompetitif dan beradaptasi dengan perubahan
kondisi pasar, dan kinerja inovasi merupakan ukuran penting dari
kesuksesan jangka panjang organisasi (Tjahjadi et al., 2022). Ada
beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kinerja inovasi, termasuk
budaya organisasi, kepemimpinan, sumber daya, dan strategi. Budaya
inovatif yang menumbuhkan eksperimen, pengambilan risiko, dan
kreativitas dapat merangsang kinerja inovasi dengan mendorong
karyawan untuk menghasilkan dan menerapkan ide-ide baru (Wang et
al., 2022). Kepemimpinan efektif yang mendukung dan
memperjuangkan inovasi juga dapat memainkan peran penting dalam
mendorong kinerja inovasi.
Akses ke sumber daya seperti pendanaan, teknologi, dan personel
terampil juga dapat memfasilitasi kinerja inovasi dengan
memungkinkan organisasi berinvestasi dalam penelitian dan
pengembangan, eksperimen, dan pembuatan prototipe (C. C. Huang &
Huang, 2020). Terakhir, strategi inovasi yang terdefinisi dengan baik
yang selaras dengan tujuan dan sasaran organisasi dapat membantu
memprioritaskan dan memandu upaya inovasi, memastikan bahwa
upaya tersebut selaras dengan misi organisasi secara keseluruhan.
Mengukur kinerja inovasi bisa menjadi tantangan, karena inovasi
adalah fenomena yang kompleks dan beragam yang dapat mengambil
banyak bentuk. Metrik umum untuk kinerja inovasi mencakup jumlah
produk atau paten baru yang dikembangkan, pendapatan yang
dihasilkan dari produk atau layanan baru, dan peringkat kepuasan
pelanggan (Ahmed et al., 2020). Namun, langkah-langkah ini tidak
selalu komprehensif, dan organisasi mungkin perlu mengembangkan
metrik khusus yang mencerminkan tujuan dan sasaran inovasi spesifik
mereka.
4. Revolusi Teknologi
Revolusi industri adalah keadaan di mana banyak aspek
kehidupan berhasil dipengaruhi oleh perubahan global. Revolusi
Teknologi Industri mengacu pada transformasi proses industri dan
manufaktur melalui penggunaan teknologi canggih dan otomatisasi
(Authors, 2017). Revolusi ini didorong oleh pesatnya perkembangan
teknologi komputer, robotika, kecerdasan buatan, dan bidang terkait
lainnya. Teknologi industri telah mengubah proses manufaktur,
menjadikannya lebih cepat, lebih efisien, dan lebih presisi. Teknologi
otomasi, seperti robot industri dan sistem kontrol terkomputerisasi, telah
memungkinkan produksi barang dengan kecepatan dan akurasi yang
lebih tinggi, sekaligus mengurangi risiko kesalahan dan meningkatkan
keselamatan di tempat kerja (Giacosa et al., 2017).
Aspek penting lain dari Revolusi Teknologi Industri adalah
penggunaan analitik data dan Internet of Things (IoT) untuk memantau
dan mengoptimalkan proses manufaktur (El Khoury et al., 2023).
Dengan mengumpulkan dan menganalisis data dari sensor dan sumber
lain, produsen dapat mengidentifikasi ketidakefisienan dan peluang
untuk peningkatan, yang mengarah ke operasi yang lebih efisien dan
berkelanjutan. Secara keseluruhan, Revolusi Teknologi Industri telah
mengubah proses manufaktur dan industri dengan cara yang
sebelumnya tidak terbayangkan, menghasilkan efisiensi baru,
peningkatan produktivitas, dan peluang baru untuk pertumbuhan dan
inovasi (Tjahjadi et al., 2022).
5. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan atau sering disebut nilai perusahaan
menunjukkan kadar penilaian akan sebuah perusahaan atas
keberhasilannya dalam mengelola dan melakukan kegiatan usahanya,
nilai perusahaan yang baik memberikan dampak positif bagi para
stakeholder khususnya pemilik perusahaan. Nilai perusahaan mengacu
pada nilai total perusahaan yang ditentukan oleh pasar. Ini adalah ukuran
nilai keseluruhan perusahaan, dengan mempertimbangkan aset,
kewajiban, dan potensi penghasilan di masa depan (Albert, 2019). Nilai
pasar suatu perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kinerja
keuangannya, tren industri, kondisi ekonomi, dan permintaan pasar akan
produk atau layanannya.
Perhitungan nilai perusahaan bisa rumit dan mungkin melibatkan
berbagai metode, seperti analisis arus kas terdiskonto, kapitalisasi pasar,
atau analisis perusahaan yang sebanding (Nuryaman, 2015). Nilai
perusahaan juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti suku
bunga, inflasi, dan peristiwa geopolitik (Kokh & Kokh, 2022).
Nilai perusahaan adalah metrik penting bagi investor, pemegang
saham, dan manajemen karena mencerminkan kesehatan dan potensi
pertumbuhan perusahaan secara keseluruhan. Nilai perusahaan yang
tinggi dapat menandakan kepercayaan investor terhadap kinerja masa
depan perusahaan dan dapat mengakibatkan peningkatan investasi dan
peluang pertumbuhan (Zona, 2020). Di sisi lain, nilai perusahaan yang
rendah dapat mengindikasikan kesulitan keuangan atau persepsi pasar
yang negatif, yang dapat menyebabkan berkurangnya peluang investasi
dan pertumbuhan.
6. Intellectual Capital
Intellectual capital adalah material intelektual pengetahuan,
informasi, properti intelektual, pengalaman-yang dapat diambil untuk
digunakan untuk menciptakan kesejahteraan. Modal intelektual
mengacu pada aset tidak berwujud perusahaan yang berkontribusi
terhadap nilai keseluruhan dan keunggulan kompetitifnya. Aset ini
termasuk pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan kekayaan
intelektual lainnya. Ada tiga kategori utama modal intelektual :
1) Sumber daya manusia: Keterampilan, pengetahuan, pengalaman,
dan kreativitas karyawan dan manajemen perusahaan.
2) Modal struktural: Sistem, proses, basis data, dan aset tidak
berwujud lainnya yang mendukung operasi dan produktivitas
perusahaan.
3) Penggunaan modal : Nilai yang diperoleh dari penggunaan modal
dalam aktivitas operasi.
Modal intelektual semakin diakui sebagai komponen penting dari
nilai dan kesuksesan perusahaan, khususnya di industri yang sangat
bergantung pada pengetahuan dan inovasi (Ullah & Bagh, 2019).
Perusahaan yang mengelola dan memanfaatkan modal intelektual
mereka secara efektif dapat memperoleh keunggulan kompetitif,
meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan kinerja keuangan
mereka secara keseluruhan (Vale et al., 2021).
B. Kajian Pustaka
Penelitian ini menggunakan beberapa jurnal yang dijadikan referensi
utama baik sebagai bahan penjelasan maupun sistematika kepenulisan.
Beberapa jurnal tersebut tidak terlepas dari pembahasan modal intelektual
sebagai induk dari topik pembahasan, berikut beberapa jurnal refensi utama
yang digunakan peneliti :
Judul Jurnal (Penulis,
No. Hasil Pembahasan
Tahun)
1. Intellectual capital and Temuan penelitian menunjukkan bahwa
business performance: kapasitas serap potensial tidak
the role of dimensions mengintervensi hubungan antara
of absorptive capacity komponen IC dan komponen kinerja
(Syed Saad Ahmed, bisnis. Namun, kapasitas penyerapan
2019) yang terealisasi, diukur sebagai
transformasi dan eksploitasi
pengetahuan, memainkan peran mediasi
yang positif dalam hubungan antara
dimensi IC dan dimensi kinerja bisnis
2. Intellectual capital Temuan penelitian menunjukkan
disclosure in hubungan antara nilai perusahaan dan
integrated reports: The kualitas pengungkapan IC secara
effect on firm value keseluruhan, memberikan bukti
(Antonio Salvi, 2020) hubungan positif yang signifikan. Hal
ini dapat diartikan bahwa pengungkapan
IC berkualitas tinggi dalam laporan
terintegrasi dapat meningkatkan nilai
suatu perusahaan.
3. Impact of Temuan penelitian saat menujukan
organizational bahwa inovasi organisasi berpengaruh
learning on positif terhadap kinerja perusahaan.
sustainable firm Belajar dari jaringan eksternal dan
performance: menerapkan pembelajaran itu dalam
Intervening effect of jaringan organisasi dalam inovasi
organizational mengarahkan organisasi menuju kinerja
networking and yang lebih baik.
innovation.
(Inthavong, 2023)
4. How does innovation Hasil penelitian meunjukan bahwa
spirit affect R&D dampak semangat inovasi terhadap
investment and kinerja inovasi adalah positif signifikan.
innovation Kemudian dampak semangat inovasi
performance? The terhadap investasi R&D menunjukkan
moderating role of hasil yang positif signifikan. Dan untuk
business environment inovasi UMK hanya memiliki korelasi
(S. Huang, 2023) positif yang signifikan dengan investasi
R&D akan tetapi terhadap kinerja
inovasi tidak signifikan.
5. Human Capital and Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Organizational human capital capacity, human capital
Performance : A knowledge, dan human capital skills
moderation study of memiliki hubungan positif signifikan
Innovative Leadership. dengan kinerja organisasi.
(Attiah Aman-Ullah
2022)
6. Social Capital and Temuan penelitian ini menunjukkan
Organizational bahwa SC secara positif mempengaruhi
Performance : The INNO. Hal ini juga berlaku sama pada
mediating role of SC dan IC yang memiliki hubungan
innovation activities positif. Kemudian hubungan positif dan
and intellectual signifikan ditemukan antara SC dan IC,
capital. (Ayse H. namun efek SC dan IC telah menurun
Ozgun, 2022) dengan adanya INNO, maka IINNO
memediasi Sebagian hubungan SC-IC

C. Pengembangan Hipotesis
Inovasi kinerja muncul karena adanya revolusi teknologi. Revolusi
teknologi menciptakan teknologi baru yang dapat memberikan perubahan
berupa alat, kemampuan, dan peluang untuk dapat meningkatkan kinerja
perusahaan dengan cara yang lebih efisien (Silva et al., 2022). Revolusi
teknologi juga dapat menciptakan sebuah kondisi dimana inovasi dalam hal
kinerja dapat dikembangkan dengan lebih optimal. Kompleksitas hubungan
dari revolusi teknologi sering kali memerlukan adaptasi organisasi dan
pengembangan pendekatan baru untuk tetap kompetitif (Vale et al., 2021).
Keberadaan inovasi kinerja pada perusahaan menuntut adanya transformasi
pada hal-hal baru yang bersifat otomatisasi yang dapat meningkatkan
efektivitas dan efisiensi.
Penelitian yang dilakukan oleh Jinglei Wang (2022) menyatakan
bahwa inovasi teknologi yang efisien mempengaruhi keberadaan teknologi
unggul perusahaan. Maka pada problematika ini peneliti ingin mengungkap
hubungan keduanya sehingga timbul hipotesis pertama sebagai berikut.
H1. Inovasi Kinerja berpengaruh positif terhadap Revolusi Teknologi
Dari hubungan inovasi kinerja dan revolusi teknologi peneliti ingin
mengetahui pengaruh dari setiap variabel tersebut terhadap nilai
perusahaan. Hubungan keduanya sangat penting, karena inovasi kinerja
memainkan peran dalam membentuk proposisi nilai perusahaan dan
kesuksesan jangka Panjang (Wahyuni, 2022). Inovasi kinerja mengacu pada
proses peningkatan kinerja organisasi dengan memperkenalkan ide, praktik,
dan strategi baru yang meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan keunggulan
kompetitif.
Hubungan antara teknologi revolusioner dan nilai perusahaan dapat
menjadi signifikan, karena teknologi revolusioner memiliki potensi untuk
mendisrupsi industri, menciptakan peluang baru, dan membentuk kembali
lanskap persaingan (Wang et al., 2022). Ketika perusahaan secara efektif
memanfaatkan teknologi revolusioner, hal itu dapat berdampak positif pada
proposisi nilai perusahaan secara keseluruhan (Gultom & Gunawan, 2020).
Pemanfaatan teknologi menjadi salah satu indikator penilaian keberhasilan
perusahaan dalam pengembangan teknologi dan informasi. Pemanfaatan
teknologi yang efektif dan efisien memfasilitasi kondisi operasional
menjadi lebih beragam dan tidak membatasi ide-ide produk untuk terus
diciptakan. Pemanfaatan teknologi juga membantu manajemen perusahaan
dalam melakukan pengawasan dan koordinasi hubungan vertikal untuk
melihat keberhasilan arah operasional.
Penelitian yang dilakukan oleh Attiah Aman-Ullah (2022)
menyatakan bahwa inovasi kinerja pada kinerja organisasi memiliki
hubungan yang positif dengan mediasi innovation leadership pada aktivitas
tertentu. Hal lainnya yang dinyatakan oleh Rim El Khoury (2023) terdapat
adanya hubungan positif antara revolusi industri dengan nilai perusahaan.
Maka pada kompleksitas ini peneliti ingin mengungkap hubungan keduanya
sehingga timbul hipotesis sebagai berikut.
H2. Inovasi Kinerja berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan
H3. Revolusi Teknologi berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan
Intellectual capital memainkan peran penting dalam memediasi
hubungan antara inovasi kinerja dan nilai perusahaan. Intellectual capital
mengacu pada aset tidak berwujud dan sumber daya berbasis pengetahuan
yang dimiliki organisasi, yang berkontribusi pada penciptaan nilai dan
keunggulan kompetitifnya (Ozgun et al., 2022). Hal Ini mencakup tiga
komponen utama: modal manusia, modal struktural, dan penggunaan
modal. Pengaruh inovasi kinerja terhadap nilai perusahaan harus
mencermikan implementasi dari intellectual capital yang dimiliki
perusahaan.
Modal manusia membantu penciptaan ide dan gagasan serta
kapasitas sumber daya manusia di dalam perusahaan untuk
mengaplikasikan dan mengimplementasikan aktivitas inovasi yang dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Disamping itu, modal struktural membantu
pemikiran konseptual akivitas inovasi dalam pengembangan kerangka
berpikir, pemecahan masalah bisnis, dan kebijakan manajerial baru untuk
menjalankan aktivitas inovasi yang optimal bagi nilai perusahaan. Terakhir,
penggunaan modal perusahaan dalam aktivitas operasional membantu
realisasi dari hasil abstraksi modal manusia dan modal struktural menjadi
inovasi kinerja yang meningkatkan nilai perusahaan secara nyata.
Selain model manusia terdapat juga modal intelektual yang
memediasi hubungan antara teknologi revolusioner dan nilai perusahaan.
Teknologi revolusioner menghadirkan peluang dan tantangan baru bagi
organisasi, dan pengelolaan serta pemanfaatan modal intelektual. Hal ini
dapat secara efektif membantu mengatasi potensi masalah dan
meningkatkan nilai suatu perusahaan (Kasim et al., 2018).
Penelitian yang dilakukan oleh Ayse H. Ozgun (2022) menyatakan
bahwa inovasi kinerja berkontribusi terhadap kinerja organisasi dengan
adanya mediasi positif dari modal intelektual. Di samping itu, Rim El
Khoury (2023) yang membahas keberadaan teknologi dengan dimediasi
modal intelektual menyatakan adanya hubungan positif yang timbul dari
mediasi modal intelektual Dari pernyataan di atas menghasilkan hipotesis
sebagai berikut.
H4. Inovasi Kinerja berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan
yang dimediasi oleh Intellectual Capital.
H5. Revolusi Teknologi berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan
yang dimediasi oleh Intellectual Capital.
D. Kerangka Teoritis

INOVASI KINERJA
(X1)
)

INTELLECTUAL NILAI
CAPITAL (M) PERUSAHAAN (Y)
) )

REVOLUSI
TEKNOLOGI (X2)
)
BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu pendekatan
empiris sistematis yang digunakan dalam riset pasar untuk mengumpulkan
dan menganalisis data numerik. Hal ini melibatkan pengumpulan data yang
obyektif dan terukur melalui metode penelitian terstruktur, seperti survei,
eksperimen, dan analisis statistik (Lardo et al., 2017). Ruang lingkup
penelitian kuantitatif digunakan dalam ilmu sosial, psikologi, ekonomi,
pemasaran, pendidikan, ilmu kesehatan, dan banyak bidang lainnya.
B. Populasi dan Sampel
Sampel data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu laporan
keuangan 10 perusahaan dari 47 perusahaan industri makanan dan minuman
yang sudah terdaftar. Data diambil menggunakan teknik purposive
sampling, teknik ini merupakan sebuah metode pengambilan sampel non-
probabilitas yang digunakan dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif
untuk memilih peserta berdasarkan kriteria tertentu dan penilaian peneliti.
Pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling memiliki
fokus pemilihan individu atau kasus dengan karakteristik yang relevan
dengan studi penelitian yang dilakukan yang memiliki karakteristik atau
pengetahuan tertentu yang relevan dengan studi penelitian yang dilakukan.
Penelitian ini menggunakan karakteristik tertentu untuk sampel yang
digunakan, antara lain :
1. Luas pasar perusahaan
2. Kelengkapan dan tingkat validitas yang baik
3. Memiliki tanggung jawab pelaporan keuangan yang baik, dan
4. Perusahaan yang memiliki informasi keuangan yang memadai
untuk diteliti
C. Definisi Variabel Operasional
Penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang terdiri dari
variabel dependen, variabel independen, dan variabel mediasi. Variabel
dependen dipengaruhi oleh satu atau lebih variabel independen, yaitu faktor
atau kondisi yang dimanipulasi atau diamati oleh peneliti untuk melihat
bagaimana pengaruhnya terhadap variabel dependen. Hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen dianalisis dengan menggunakan
teknik statistik (Salvi et al., 2020). Sedangkan variabel mediasi berperan
ketika ada hubungan kausal yang dihipotesiskan antara variabel independen
dan variabel dependen. Dari hubungan kausal tersebut variabel mediasi ini
digunakan untuk membantu menjelaskan bagaimana atau mengapa
hubungan ini terjadi (Mahmood & Mubarik, 2020). Hal ini menunjukkan
bahwa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
beroperasi melalui variabel mediasi.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Nilai Perusahaan
sebagai variabel dependen. Di samping itu, Inovasi kinerja dan Revolusi
Teknologi digunakan sebagai variabel independen. Penelitian ini juga
menggunakan Intellectual Capital untuk memoderasi hubungan-hubungan
yang terjadi pada variabel dependen dan independen.

D. Metode Pengumpulan Data


Pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah data
sekunder yaitu data yang ditinjau pengambilannya dari kepustakaan atau
penelitian terdahulu. Data sekunder yang di gunakan dalam penelitian ini
diperoleh melalui website idx.co.id. Melalui teknik purposive sampling
yang telah dijelaskan sebelumnya diperoleh beberapa sampel yang
memenuhi kriteria penulis.
E. Teknik Analisis Data
1. Inovasi Kinerja
Investasi R&D mengacu pada sumber daya keuangan yang
dialokasikan oleh organisasi untuk kegiatan penelitian dan
pengembangan. Alokasi pendanaan didedikasikan untuk aktivitas
eksplorasi pengetahuan baru, pengembangan produk inovatif,
peningkatan proses yang ada, dan mendorong kemajuan teknologi.
Investasi R&D memainkan peran penting dalam mendorong inovasi,
daya saing, dan pertumbuhan jangka panjang untuk bisnis dan industri
(Farzaneh et al., 2022). Indikator pengukuran yang paling tepat untuk
mengetahui tingkat investasi perusahaan adalah Net Present Value
(NPV)
Net Present Value (NPV) merupakan metode pengukuran yang
dapat digunakan untuk mencari selisih antara nilai manfaat dengan biaya
pengeluaran. Net Present Value (NPV) banyak digunakan dalam
penganggaran modal untuk menganalisa profitabilitas dari sebuah
proyek ataupun proyeksi investasi. Para pemilik modal ataupun
manajemen perusahaan dapat menggunakan perhitungan NPV untuk
mengevaluasi apakah akan berinvestasi atau tidak berinvestasi pada
suatu proyek baru ataupun investasi pada pembelian aset baru. Dalam
bahasa Indonesia. Formulasi Rumus NPV dapat dinyatakan sebagai
berikut:
NPV = PV Benefit – PV Costs
=B–C
Keterangan :
B = Benefit yang telah di discount
C = Costs yang telah di discount
2. Revolusi Teknologi
Overall Equipment Efficiency (OEE) adalah metrik kinerja utama
yang digunakan dalam pengaturan manufaktur dan industri untuk
menilai efisiensi dan produktivitas peralatan atau mesin. Pengukuran
OEE membantu dalam memberikan wawasan tentang seberapa efektif
peralatan tertentu digunakan dan menyoroti area untuk perbaikan (El
Khoury et al., 2023). Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung
OEE adalah sebagai berikut :
𝑮𝒐𝒐𝒅 𝑷𝒊𝒆𝒄𝒆𝒔 𝒙 𝑰𝒅𝒆𝒂𝒍 𝑪𝒚𝒄𝒍𝒆 𝑻𝒊𝒎𝒆
OEE = 𝑷𝒍𝒂𝒏𝒏𝒆𝒅 𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒄𝒕𝒊𝒐𝒏 𝑻𝒊𝒎𝒆

3. Nilai Perusahaan
Tobin’s Q merupakan rasio yang digunakan untuk menilai nilai
perusahaan atau seluruh pasar saham dalam kaitannya dengan asetnya.
Tobin's Q membandingkan nilai pasar perusahaan (atau nilai pasar
agregat pasar saham) dengan biaya penggantian asetnya. Tobin’s Q
memberikan pemahaman pasar dalam melakukan penilaian terhadap
perusahaan secara keseluruhan.
Tobin’s Q memberikan kerangka kerja untuk mengevaluasi
hubungan antara nilai pasar dan nilai aset, membantu analis dan investor
membuat keputusan. Keputusan ini dipengaruhi bagaimana pasar
menilai pertumbuhan perusahaan untuk aktivitas investasi aset baru atau
perluasan operasinya (Muhammad Rivandi, 2018).
Rumus dalam perhitungan Tobin’s Q sebagai berikut:
𝐁𝐕 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐚𝐬𝐞𝐭−𝐁𝐕 𝐮𝐦𝐮𝐦 𝐞𝐤𝐮𝐢𝐭𝐚𝐬+𝐌𝐕 𝐞𝐤𝐮𝐢𝐭𝐚𝐬 𝐮𝐦𝐮𝐦
Tobin’s Q =
𝐁𝐕 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭
4. Intellectual Capital
Value Added Intellectual Capital (VAIC) adalah kerangka
pengukuran yang digunakan untuk menilai dan mengukur aset tidak
berwujud dan modal intelektual perusahaan. Pengukuran VAIC
bertujuan untuk memperoleh nilai yang diciptakan oleh pengetahuan,
keterampilan, dan aset intelektual dalam suatu perusahaan yang
berkontribusi pada keunggulan kompetitif dan kinerja secara
keseluruhan (Agostini et al., 2017).
Indeks VAIC memberikan ukuran kemampuan perusahaan untuk
memanfaatkan dan memanfaatkan modal intelektualnya secara efektif
untuk menciptakan nilai (Gultom & Gunawan, 2020). Analisis dalam
pemahaman konsep VAIC membantu perusahaan mengidentifikasi area
untuk perbaikan, mengalokasikan sumber daya secara lebih efektif, dan
membuat keputusan strategis untuk meningkatkan modal intelektual dan
kinerja secara keseluruhan.
Rumus untuk menghitung VAIC sebagai berikut :

VAIC = HCE + SCE + CEE

Dari rumus perhitungan VAIC tersebut, terdapat turunan untuk


menghitung masing-masing komponen antara lain :
a. Human Capital Efficiency, indikator untuk mengukur nilai tambah
yang dihasilkan modal manusia berpengaruh terhadap peningkatan
kinerja perusahaan. Rumus perhitungan HCE diformulasikan
sebagai berikut:
𝑽𝒂𝒍𝒖𝒆 𝑨𝒅𝒅𝒆𝒅 (𝐕𝐀)
HCE = 𝑯𝒖𝒎𝒂𝒏 𝑪𝒂𝒑𝒊𝒕𝒂𝒍 (𝐇𝐂)

b. Structural Capital Efficiency, indikator untuk mengukur nilai


tambah yang dihasilkan dari modal manajerial (sistem dan
kebijakan) dalam mempengaruhi peningkatan kinerja perusahaan.
Rumus perhitungan SCE diformulasikan sebagai berikut:

𝑺𝒕𝒓𝒖𝒄𝒕𝒖𝒓𝒂𝒍 𝑪𝒂𝒑𝒊𝒕𝒂𝒍 (𝑺𝑪)


SCE = 𝐕𝒂𝒍𝒖𝒆 𝑨𝒅𝒅𝒆𝒅 (𝐕𝐀)

c. Capital Employed Efficiency, indikator untuk mengukur tingkat


penggunaan modal dalam aset tetap atau aset lancar perusahaan
yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan.
Rumus perhitungan CEE diformulasikan sebagai berikut:
𝑽𝒂𝒍𝒖𝒆 𝑨𝒅𝒅𝒆𝒅 (𝑽𝑨)
CEE = 𝐂𝒂𝒑𝒊𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒎𝒑𝒍𝒐𝒚𝒆𝒅 (𝑪𝑬)

F. Analisis dan Pengujian Hipotesis


1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada
analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary leas square
(OLS). Uji asumsi klasik ini merupakan tes statistik yang digunakan
untuk mengevaluasi apakah asumsi teknik analisis statistik tertentu
terpenuhi. Uji asumsi klasik membantu memastikan validitas dan
reliabilitas hasil yang diperoleh dari analisis statistik. Pengujian bentuk
pemenuhan syarat yang harus dilalui pada penelitian kuantitatif untuk
mendapatkan kepastian pada persamaan regresi yang didapatkan (Salvi
et al., 2020). Dalam penelitian ini peneliti memilih menggunakan Uji
Normalitas dan Uji Multikolinelaritas untuk mengatahui distribusi dan
tingkat substansial yang baik dari hubungan antara variabel independent
dan variabel dependen
2. Uji Regresi Linear Berganda
Regresi linier berganda merupakan model regresi yang melibatkan lebih
dari satu variabel independen, teknik ini digunakan untuk menguji
hubungan antara variabel dependen dan beberapa variabel independen.
Teknik analisis variabel dependen diasumsikan dipengaruhi oleh
kombinasi linear dari variabel independen (Ozgun et al., 2022). Hasil
pengujian berupa tingkat pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Pada penelitian ini penulis memilih menggunakan
Uji statistik F dan Uji statistik T untuk mengevaluasi sejauh mana
variabel independen tunggal dapat menjelaskan variabilitas dalam
variabel dependen. Perbedaan kedua pengujian tersebut dinilai dari
bagaimana hubungan variabel diujikan secara terpisah ataupun serentak.
3. Uji Korelasi
Uji korelasi merupakan metode statistik yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana hubungan antara dua variabel atau lebih. Uji
korelasi ini merupakan teknik analisis statistik yang digunakan untuk
mengukur kekuatan dan arah hubungan antara dua variabel. Uji korelasi
menilai sejauh mana perubahan dalam satu variabel dikaitkan dengan
perubahan dalam variabel lain (Tulung et al., 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Agostini, L., Nosella, A., Filippini, R., Agostini, L., Nosella, A., Filippini, R., &
Penulis, U. (2017). Jurnal Modal Intelektual.
Ahmed, S. S., Guozhu, J., Mubarik, S., Khan, M., & Khan, E. (2020). Intellectual
capital and business performance: the role of dimensions of absorptive
capacity. Journal of Intellectual Capital, 21(1), 23–39.
https://doi.org/10.1108/JIC-11-2018-0199
Albert, E. T. (2019). AI in talent acquisition: a review of AI-applications used in
recruitment and selection. Strategic HR Review, 18(5), 215–221.
https://doi.org/10.1108/shr-04-2019-0024
Aman-Ullah, A., Mehmood, W., Amin, S., & Abbas, Y. A. (2022). Human capital
and organizational performance: A moderation study through innovative
leadership. Journal of Innovation and Knowledge, 7(4), 100261.
https://doi.org/10.1016/j.jik.2022.100261
Authors, F. (2017). Article information :
Duff, A. (2018). Intellectual capital disclosure: evidence from UK accounting
firms. Journal of Intellectual Capital, 19(4), 768–786.
https://doi.org/10.1108/JIC-06-2017-0079
El Khoury, R., Alshater, M. M., & Li, Y. (2023). Multidimensional connectedness
among the fourth industrial revolution assets. Borsa Istanbul Review.
https://doi.org/10.1016/j.bir.2023.04.002
Farzaneh, M., Wilden, R., Afshari, L., & Mehralian, G. (2022). Dynamic
capabilities and innovation ambidexterity: The roles of intellectual capital and
innovation orientation. Journal of Business Research, 148(April 2021), 47–
59. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2022.04.030
Giacosa, E., Ferraris, A., Bresciani, S., & Giacosa, E. (2017). Exploring voluntary
external disclosure of intellectual capital in listed companies An integrated
intellectual capital disclosure conceptual model. https://doi.org/10.1108/JIC-
01-2016-0019
Goigova, M., Maisigova, L., & Maisigova, L. (2022). ScienceDirect ScienceDirect
Intellectual capital as a factor in ensuring the competitiveness of the
Intellectual capital as a factor in ensuring the competitiveness of the railway
transport enterprises railway transport enterprises. Transportation Research
Procedia, 63, 1444–1453. https://doi.org/10.1016/j.trpro.2022.06.155
Gultom, J. B., & Gunawan, I. D. (2020). Intellectual Capital Disclosure, Good
Corporate Governance and Firm Performance: Asean Cross Country Analysis.
European Journal of Business and Management Research, 5(5), 1–5.
https://doi.org/10.24018/ejbmr.2020.5.5.479
Gunawan, R. M. B., & Widodo, W. (2022). Intellectual Capital and Corporate
Governance Affect Organizational Performance through Competitive
Advantage: Evidence from Indonesia. Quality - Access to Success, 23(189),
245–252. https://doi.org/10.47750/QAS/23.189.28
Huang, C. C., & Huang, S. M. (2020). External and internal capabilities and
organizational performance: Does intellectual capital matter? Asia Pacific
Management Review, 25(2), 111–120.
https://doi.org/10.1016/j.apmrv.2019.12.001
Huang, S. (2023). Journal of Innovation. Journal of Innovation & Knowledge, 8(1),
100300. https://doi.org/10.1016/j.jik.2023.100398
Kasim, R. T. A., Moeljono, D., & Mulyo, J. H. (2018). Effect of Intellectual Capital,
Corporate Sustainability Disclosure, and Corporate Governance To The Value
of The Company: Empirical Study on Registered SOE in Indonesia Stock
Exchange. Jurnal Ilmu Manajemen & Ekonomika, 10(2), 35.
https://doi.org/10.35384/jime.v10i2.77
Kokh, L., & Kokh, Y. (2022). Intellectual capital by digital companies.
Transportation Research Procedia, 63, 2099–2106.
https://doi.org/10.1016/j.trpro.2022.06.235
Lardo, A., Dumay, J., Trequattrini, R., & Russo, G. (2017). Social media networks
as drivers for intellectual capital disclosure: Evidence from professional
football clubs. Journal of Intellectual Capital, 18(1), 63–80.
https://doi.org/10.1108/JIC-09-2016-0093
Mahmood, T., & Mubarik, M. S. (2020). Balancing innovation and exploitation in
the fourth industrial revolution: Role of intellectual capital and technology
absorptive capacity. Technological Forecasting and Social Change,
160(June), 120248. https://doi.org/10.1016/j.techfore.2020.120248
Muhammad Rivandi. (2018). Pengaruh intellectual capital disclosure, kinerja
keuangan, dan kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan. Jurnal
Pundi, 02(01), 41–54.
Nuryaman. (2015). The Influence of Intellectual Capital on The Firm’s Value with
The Financial Performance as Intervening Variable. Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 211(September), 292–298.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.11.037
Ozgun, A. H., Tarim, M., Delen, D., & Zaim, S. (2022). Social capital and
organizational performance: The mediating role of innovation activities and
intellectual capital. Healthcare Analytics, 2.
https://doi.org/10.1016/j.health.2022.100046
Pratama, B. C., Sasongko, K. M., & Innayah, M. N. (2020). Sharia Firm Value: The
Role of Enterprise Risk Management Disclosure, Intellectual Capital
Disclosure, and Intellectual Capital. Shirkah: Journal of Economics and
Business, 5(1), 101. https://doi.org/10.22515/shirkah.v5i1.302
Rosiana, A., & Mahardika, A. S. (2020). Pengaruh Good Corporate Governance
Dan Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan. Sistem Informasi
Corporate Governance Dan Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan,
5(1), 76–89. http://jurnal.usbypkp.ac.id/index.php/sikap
Salvi, A., Vitolla, F., Raimo, N., & Rubino, M. (2019). Does intellectual capital
disclosure affect the cost of equity capital ? An empirical analysis in the
integrated reporting context. https://doi.org/10.1108/JIC-12-2019-0283
Salvi, A., Vitolla, F., Raimo, N., Rubino, M., & Petruzzella, F. (2020). Does
intellectual capital disclosure affect the cost of equity capital? An empirical
analysis in the integrated reporting context. Journal of Intellectual Capital,
21(6), 985–1007. https://doi.org/10.1108/JIC-12-2019-0283
Silva, E. M. S. G. da, Weber, A. F., Moreira, M. F., & Silva, S. M. da. (2022).
Innovation climate, human capital and dynamic capacities: interrelations
between innovation antecedents. Innovation and Management Review, 19(4),
270–289. https://doi.org/10.1108/INMR-06-2019-0087
Tjahjadi, B., Soewarno, N., Jermias, J., Hariyati, H., Fairuzi, A., & Anwar, D. N.
(2022). Does Engaging in Global Market Orientation Strategy Affect HEIs’
Performance? The Mediating Roles of Intellectual Capital Readiness and Open
Innovation. Journal of Open Innovation: Technology, Market, and
Complexity, 8(1), 29. https://doi.org/10.3390/joitmc8010029
Tulung, J. E., Saerang, I. S., & Pandia, S. (2018). The influence of corporate
governance on the intellectual capital disclosure: A study on Indonesian
private banks. Banks and Bank Systems, 13(4), 61–72.
https://doi.org/10.21511/bbs.13(4).2018.06
Ullah, K., & Bagh, T. (2019). Finance and Management Scholar at Riphah
International University Islamabad, Pakistan, Faculty of Management
Sciences. 10(10), 203–222. https://doi.org/10.7176/RJFA
Vale, J., Barbosa, N., Bertuzi, R., Bandeira, A. M., & Vale, V. T. (2021).
Intellectual Capital Change Management in the Construction Industry — The
Case of an Inter-Organisational Collaboration.
https://doi.org/10.3390/joitmc7030199
Vitolla, F., Raimo, N., Marrone, A., & Rubino, M. (2020). The role of board of
directors in intellectual capital disclosure after the advent of integrated
reporting. Corporate Social Responsibility and Environmental Management,
27(5), 2188–2200. https://doi.org/10.1002/csr.1957
Wahyuni, S. (2022). Analysis of the rate of growth of intellectual capital ability in
predicting present and future profitability of Sharia commercial banks in
Indonesia. https://doi.org/10.1108/AJAR-10-2021-0226
Wang, J., Ma, X., Zhao, Y., Zhao, J., & Heydari, M. (2022). Impact of scientific
and technological innovation policies on innovation efficiency of high-
technology industrial parks – A dual analysis with linear regression and QCA.
International Journal of Innovation Studies, 6(3), 169–182.
https://doi.org/10.1016/j.ijis.2022.06.001
Zona, N. A. (2020). Intellectual Capital, Capital Diclosure, Good Corporate
Governance Terhadap Kinerja Keuangan Melalui Leverage sebagai Variabel
Moderasi. Journal of Business and Economics (JBE) UPI YPTK, 5(1), 40–45.
https://doi.org/10.35134/jbeupiyptk.v5i1.108

Anda mungkin juga menyukai