Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS ISLAM SYEKH-YUSUF

MID-TERM EVEN SEMESTER ACADEMIC YEAR 2022/2023

Faculty/Department : Teacher Training and Education / Economics Education


Course : Global Marketing
Day/Date :
Lecturer : Heni Cahya Ramdani, S.Pd., M.Si.M.
Time :
Exam Feature : Take Home

1. What were the most important export motives in Japanese firms?


2. Explain how a combination of the product value chain and the service value
chain can create further customer value.
3. Explain why internationalization is an ongoing process in constant need of
evaluation?
4. How can a country with high labour costs improve its national competitiveness?

Jawaban
1. Motif yang digunakan dalam ekport perusahaan jepang adalah keiretsu. Dimana keiretsu
adalah suatu kelompok perusaaan dengan hubungan bisnis dan kepemilikan saham yang
saling terkait. Mudahnya, Keiretsu merupakan aliansi antar bisnis atau kelompok perusahaan
dengan bisnis keluarga Bersatu padu untuk menguasai atau merebut pangsa pasar. Hal ini
dibuktikan dengan beberapa produk manufaktur Jepang yang sukses dengan berbagai macam
industri maju. Oleh karena itu, peran penelitian dan pengembangan tidak dapat dipungkiri
lagi dalam pencapaian ini. Selain itu perusahaan jepang menerapkan sistem kerja seumur
hidup. Mau tidak mau sumber daya manusia adalah hal yang penting dalam mengembangkan
kinerja manufaktur Jepang. Sektor manufaktur Jepang sangat bergantung pada bahan baku
yang diimpor dari luar negeri. Selain itu, sektor ini juga dihadapkan pada kemungkinan
menyusutnya pasar dari pasar luar negeri, karena banyak faktor yang situasi yang tidak
kondusif seperti proteksionisme yang dilakukan oleh negara-negara negara pengimpor.
Dengan demikian, memiliki jaringan di luar negeri adalah cara yang baik untuk solusi dalam
mempertahankan pasar ekspor terutama untuk sektor manufaktur. Beberapa tahapan yang
telah dilakukan antara lain mendirikan anak perusahaan di luar negeri dan investasi
asing langsung juga.
Sumber : (Mukiwihando Jurusan Manajemen Keuangan Politeknik Keuangan Negara STAN,
2019)
2. Product-Service Value Chain dapat menghasilkan customer value yang berkelanjutkan karena
Sistem Produk-Layanan (PSS) adalah penawaran industri yang dihasilkan dari strategi
inovasi, yang menggeser fokus bisnis dari merancang dan menjual produk fisik saja, menjadi
menjual sistem produk dan layanan yang secara bersama-sama mampu memenuhi
permintaan klien yang spesifik dan disesuaikan. Hal ini mengharuskan produsen untuk
memahami, memproduksi, dan memberikan, tidak hanya produk material, tetapi solusi yang
lebih terintegrasi untuk menjawab permintaan fungsional pelanggan secara keseluruhan,
sekaligus menghasilkan hasil utilitarian yang memuaskan.
Sumber : (Boucher et al., 2016)
3. Internasionalisasi adalah proses yang berkelanjutan karena sulitnya tantangan yang dihadapi
oleh perusahaan. Perusahaan dalam menjalani internasionalisasi memiliki kesulitan dalam
mengembangkan bisnis karena terdapat barrier dari negara tujuan internasionalisasi
tersebut. Berikut beberapa barrier yang harus dihadapi oleh perusahaan saat melakukan
internasionalisasi :
a. Kurangnya pengetahuan pasar internasional
b. Pemasaran internasional yang sulit
c. Proposisi nilai internasional yang tidak memadai
d. Tantangan dengan kolaborasi internasional
e. Keterbatasan sumber daya untuk Pengembangan bisnis
f. Peningkatan biaya untuk operasi internasional
g. Pendapatan yang tidak stabil dari pangsa pasar international
Dari semua hal ini maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi diperlukan untuk mengatasi barrier-
barrier tersebut untuk kelanjutan dari proses internationalizations.
Sumber : (Reim et al., 2022)

4. Negara yang memiliki high cost labour yang tinggi biasanya berfokus pada kemampuan untuk
berinovasi, beradaptasi, dan menggunakan teknologi baru yang canggih menjadi elemen kunci
dari daya saing industri dalam setiap perekonomian nasional dengan disertai bentuk investasi
dan model organisasi industri yang baru. Salah satu motif bagi perusahaan untuk terlibat aktif
dalam permainan internasional adalah mengandalkan teknologi dan sistem produksi yang
semakin kompleks. Konsep daya saing internasional biasanya membahas masalah biaya. Jika
biaya di suatu negara rendah, maka negara tersebut dapat mengekspor barang - daya saing
biaya. Namun, jika suatu negara dapat mengekspor barang karena citra produknya atau
karena kualitasnya yang tinggi dan/atau spesifik teknologi atau pasarnya maka hal yang
terjadi adalah sebaliknya dari biaya di suatu negara rendah.

Sumber : (Kaitila, 2019)(Ndlangamandla et al., 2016)

Jawa

Anda mungkin juga menyukai