Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI


STUDI KELAYAKAN BISNIS

KELOMPOK 8
Disusun Oleh :

MUHAMAD FAHMI RAHMANSYAH (191010502075)

MUHAMAD RAFLI FAHREZI (191010504792)

MUHAMAD REZA ALMAS FAUZAN (191010505506)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat serta hidayah-Nya masih di berikan
kesehatan dalam kondisi pandemi covid 19 yang sampai sekarang belum kunjung reda, maka
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Aspek Lingkungan Industri"

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. beserta
keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang selalu berjuang mengikuti risalahnya, dan
semoga kita termasuk dari golongan umatnya yang akan mendapat syafaatnya di hari kiamat
nanti, Amin.

Adapun maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah untuk pemenuhan salah satu
tugas kelompok Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis di Universitas Pamulang. Dalam
penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan, baik dari segi penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam kesempatan ini kami mengucapakan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

Tangerang, 19 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BABI PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Ancaman Masuk Pendatang Baru

B. Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri

C. Ancaman Dari Produk Pengganti

D. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Buyers)

E. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

F. Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya

G. Implikasi Pada Studi Kelayakan Bisnis

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan dipastikan berada dalam satu struktur industri persaingan


yang memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan industri lainnya, terkecuali
kalau perusahaan tersebut memang melakukan monopoli sehingga hanya ada satu
perusahaan dalam satu industri. Jika hal ini terjadi, maka aturan kompetisi industri
adalah identik dengan strategi perusahaan monopoli itu sendiri. Sebelum membahas
tentang industri, yang perlu ditentukan adalah dari hasil penemuan ide usaha awal,
industri seperti apa yang ingin kita masuki atau bisnis apa yang mau kita jalankan.
Karena bisnis model awal ini, akan menentukan struktur kompetisi dengan pesaing di
industri, pasar yang ingin kita masuki, strategi pemasaran apa yang kita pakai, kualitas
produk yang akan kita produksi dan sumberdaya manusia yang akan kita pakai. Aspek
lingkungan industri lebih mengarah pada aspek persaingan di mana bisnis perusahaan
benda. Akibatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi, seperti ancaman
terhadap perusahaan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi
persaingan itu sendiri, menjadi penting dianalisis untuk studikelayakan bisnis jasa
Keeram aspek yang perlu diamati yaim ancaman masuk pendatang baru. persaingan
sesama perusahaan dalam industri, ancaman dari produk pengganti, kekuatan tawar
menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok, dan pengaruh kekuatan
stakeholder lain.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan di atas, maka di ambil permasalahan


sebagaiberikut:

1. Apa saja Aspek Lingkungan Industri dari Studi Kelayakan Bisnis.


2. Bagaimana Pengaruh Aspek Lingkungan Industri dari Studi Kelayakan Bisnis.
3. Tujuan Mempelajari Aspek Lingkungan Industri dari Studi Kelayakan Bisnis.
C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Aspek Lingkungan Hidup pada Studi Kelayakan Bisnis.


2. Untuk memaparkan tentang poin-poin Aspek Lingkungan Industri sesuai
dengan rumusan masalah di atas.
3. Sebagai salah satu bentuk penyelesaiaan tugas selaku Mahasiswa Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Selamat Sri Batang.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Ancaman Masuk Pendatang Baru

Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah


implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misanya kapasitas menjadi bertambah,
terjadinya perchutan pangsa pasar, serta perebutan sumber daya produksi yang
terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah ada.
Ada beberapa faktor penghambat pendatang baru masuk ke dalam suatu industri, yang
sering disebut dengan hambatan masuk. Faktor-faktor yang dimaksud adalah sebagai
berikut:

1. Skala Ekonomi

Apabila pendatang baru berproduksi dengan skala kecil, maka mereka akan
dipaksa berproduksi pada biaya per unit yang tinggi padahal perusahaan yang ada
tengah berupaya pada skala produksi yang terus diperbesar dan proses produksi yang
terus-menerus diefisienkan sehingga harga per unit barang menjadi lebih rendah.

2. Diferensiasi Produk

Diferensiasi yang menciptakan hambatan masuk memaksa endatang baru untuk


mengeluarkan biaya dan usaha yang besar untuk merebut para pelanggan yang loyal
kepada perusahaan utama. Usaha besar itu misalnya adalah dengan iklan yang gencar
dan pelayanan yang baik.Pada tahap awal, usaha-usaha ini membutuhkan biaya yang
besar dan bahkan mendatangkan kerugian. Seringkali kondisi ini berjalan cukup lama.

3. Kecukupan Modal

Jenis industri yang memerlukan modal besar merupakan hambatan yang besar
bagi pemain baru, terutama pada jenis industri yang memerlukan biaya yang besar
untuk riset dan pengembangan serta eksplorasi.

4. Biaya Peralihan

Hambatan masuk akan tercipta dengan adanya biaya perlihan pemasok, yaitu
biaya yang harus dikeluarkan pembeli bila mana berpindah dari produk pemasok
trtentu ke produk pemasok lainnya. Biaya peralihan (Switching Cost) ini dapat berupa
biaya pelatihan kembali karyawan, biaya peralatan, perlengkapan yang baru, dan
desain ulang produk. Pada akhirnya, biaya-biaya ini akan ditanggung oleh
konsumennya. Apabila biaya peralihan yang diperlukan cukup besar, pesaing baru
harus memberikan penawaran yang jauh lebih menarik, terutama soal harga.

5. Akses ke Saluran Distribusi

Jalur distribusi angat mennetukan penyebaran produk. Perusahaan yang


mempunyai jalur distribusi yang luas dan bekerja secara baik akan sangat menghambat
masuknya produk baru kedalam pasar. Pendatang baru mungkin sulit memasuki
saluran yang ada dan harus mengeluarkan biaya yang besar untuk membangun saluran
sendiri.

6. Ketidakunggulan Biaya Independen

Keunggulan biaya yang dimiliki oleh perusahaan yang sudah ada sulit ditiru oleh
pendatang baru. Keunggulan itu mungkin timbul dari teknologi yang telah
dipatenkanperusahaan, konsensi bahan baku, atau subsidi pemerintah.

7. Peraturan Pemerintah

Pemerintah biasanya menerbitkan sejumlah aturan yang mengatur bidang-bidang


tertentu seperti yang selalu yang diterbitkan oleh pemerintah indonesia misalnya lewat
Daftar Investasi Negatif (DIN). Peraturan pemerintah dapat menimbulkan hambatan
masuk bagi pendatang baru.
B. Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri

Persaingan dalam industri sangat mempengaruhi kebijakan dan kinerja


perusahaan. Dalam situasi persaingan yang oligopoli, perusahaan mempunyai
kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar. Persaingan pasar yang
sempuma biasanya kan memaksa perusahaan menjadi follower trmasuk dalam hal
harga produk. Menurut Porter, tingkat persaingan dipengaruhi beberapa faktor yaitu:

1. Jumlah Kompetitor

Jumlah kompetitor atau pesaing sudah tentu akan mempengaruhi tingkat


persaingan. Kompetitor hendakya dilihat dari beberapa sisi, seperti jumlah, ukuran,
dan kekuatannya.

2. Tingkat Pertumbuhan Industri

Pertumbuhan industri yang besar biasanya menyediakan sejumlah peluang bagi


perusahaan untuk tumbuh bersama industrinya. Pertumbuhan industri yang lambat
sebaiknya tidak direspon dengan ekspansi pasar kecuali perusahaan mampu
mengambil pangsa pasar pesaing. Kondisi ini dapat menimbulkan trend penurunan
harga atau terjadinya perang harga.

3. Karakteristik Produk

Produk hendaknya tidak hanya sekedar menyediakan kebutuhan dasar akan tetapi
hendaknya memiliki suatu pembedaan (differentiation) atau nilai tambah.

4. Biaya Tetap yang Besar

Pada jenis industri yang mempunyai total biaya tetap yang besar, perusahaan
hendaknya beroperasi pada skala ekonomi yang tinggi. Akibatnya, perusahaan kadang
kala terpaksa menjual produk dibawah biaya produksi.
5. Kapasitas

Kapasitas selalu berkorelasi dengan biaya produksi per unit. Produksi pada
kapasitas yang tinggi diperlukan untuk menjaga efisiensi biaya per unit. Penambahan
fasilitas produksi dapat dilakukan apabila perusahaan telah mampu berproduksi pada
tingkatan maksimal.

6. Hambatan Keluar

Hambatan keluar memaksa perusahaan untuk tidak keluar dari industri. Hambatan
ini dapat berupa aset-aset khusus ataupun kesetiaan manajemen pada bisnis tersebut.
Contohnya adalah idealisme dalam bisnis. Dalam kondisi demikian, perusahaan
biasanya akan berusaha bertahan dan menghindari kerugian yang besar sambil
menunggu waktu yang tepat untuk keluar.

C. Ancaman dari Produk Pengganti

Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri bersaing pula dengan


produk pengganti. Walaupun karteristiknya berbeda, barang substitusi dapat
membrikan fungsi atau jasa yang sama. Ancaman produk substitusi adalah kuat bila
mana konsumen dihadapkan paada sedikitnya Switching Cost dan jika produk
substitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih
tinggi daripada produk-produk suatu industri.

D. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Buyers)

Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk memotong harga,


meningkatkan mutu dan pelayanan serta mengadu perusahaan dengan kompetitor
melalui kekuatan yang mereka miliki. Beberapa kondisi yang mungkin dihadapi antara
lain adalah:

1. Pembeli membeli dalam jumlah yang besar


2. Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan
3. Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok
4. Switching cost pemasok adalah kecil
5. Produk yang dibeli perusahaan mempunyai andil persentasi yang besar bagi
biaya produksi pembeli, sehingga pembeli akan menawarkan insentif kepada
pegawainya yang mampu menyediakan produk yang sama dengan harga yang
lebih murah
6. Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah sehingga sensitif
terhadapharga dan diferensiasi servis
7. Produk perusahaan tidak terlalu pentig bagi pembeli, sehingga pembeli dengan
mudahmencari substitusinya

E. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Suppliers)

Pemasok dapat mempengaruhi industri dengan kekuatan mereka menaikkan atau


mengurangi kualitas produk atau servis, pemasok akan kuat apabila beberapa harga
kondisiberikut terpenuhi:

1. Jumlah pemasok sedikit


2. Produk atau pelayanan yang ada adalah unik dan mampu mencipatakan
switching costyang besar
3. Tidak tersedia produk substitusi
4. Pemaasok mampu melakukan integrasi kedepan dan mengolah produk yang
dihasilkanmenjadi produk yang sama yang dihasilkan prusahaan
5. Perusahaan hanya membeli dalam jumlah yang kecil dari pemasok

F. Pengaruh Kekuatan Stakeholder lainnya

Kekuatan ke enam yang ditambahkan oleh freeman yang dikutip wheelen adalah
berupa kekuatan diluar perusahaan yang mempunyai pengaruh dan kepentingan secara
langsung kepada perusahaan Stakeholder yang dimaksud antara lain adalah
pemerintah, serikat pekerja, lingkungan masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi
dagang, kelompok yang mempunyai kepentingan lain, dan pemegang saham. Pengaruh
dari masing-masing stakeholder adalah bervariasi di antara industri yang satu dengan
yang lain.
G. Implikasi pada Studi Kelayakan Bisnis

Hasil studi aspek persaingan hendaknya memberikan informasi perihal :

1. Bagaimana situasi dan kondisi ancaman masuk bagi pendatang baru. Jika,
rencana bisnis yang sedang dikaji keyalakannya merupakan pendatang baru,
perlu diketahui kekuatan kelemahan untuk masuk ke industrinya.
2. bagaimana situasi pesaingan sesama perusahaan didalam industrinya. Hal ini
perludiketahui dalam rangka menyusun kekuatan untuk dapat masuk ke
industrinya, seperti padanomer satu diatas.

3. Ancaman dari produk pengganti. Jika, rencana bisnis akan menghasilkan


produk pengganti bagi produk-produk yang sudah beredar perkiraka
bagaimana ia dapat mengancam produk produk tersebut. Jik, rencana bisnis
kan menghasilkan produk-produk sejenis yang sudah beredar, perkirakan
bagaimana ia masih bisa mengisi pangsa pasarnya.

4. Kekuatan tawar menawar pembeli buyers. Pembeli-pembeli tertentu perlu


dicari tau kekuatannya dalam rangka mempengaruhi harga produk Para buyers
ini dpat memepengaruhi seluruh perusahaan dalam industrinya, termasuk
perusahaan yang sedang dilakukan uji kelayakan bisnisnya ini.

5. Kekuatan tawar menawar pemasok (suppliers). Para pemasok untuk bahan


baku misalnya, memiliki kekuatan tawar menawar dalam rangka
mempengaruhi ketersediaan bahan baku. Oleh sebab itu harga bahan baku
dapat pula dipengaruhinya.Oleh sebab itu, informasi tentang kekuatan tawar
menawar pemasok penting diketahui, baik bagi perusahaan yang ada maupun
bagi perusahaan yang sedang diuji kelayakan bisnisnya ini.

6. Pengaruh Kekuatan Stakeholder lainnya. Bagaimana pengaruh stakeholder


lalinya dalam menentukan bisnis, paling tidak pada perusahaan yang sedang
dilakukan uji kelayakan bisnisnya ini, hendaknya perlu pula diketahui.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Aspek lingkungan industri mengarah pada persaingan antar perusahaan. Dalam


kegiatan bisnis, sudah pasti melibatkan berbagai pihak dengan kepentingannya msing-
masing mulai dari pihak investor, bank yang memberikan kredit, serta pemerintah
sebagai pemberi fasilitas serta tata peraturan hukum. Investor memliki kepentingan
untuk mengetahui seberapa banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari investasi
yang diberikan, bank pemberi kredit memiliki kepentigan unutk mengetahui
kelancaran pengambilan uang sedangkan pemerintah melihat manfaat yang diberikan
bisnis tersebut secara makro untuk perekonomian serta pembukaan lapangan kerja
yang diberikan. Maka dari itu, dibutuhkan studi kelayakan bisnis yang tepat untuk
menganalisa aspek lingkungan untuk menjalankan sebuah bisnis. Disatu sisi,
lingkungan industri mampu menjadi peluang bisnis yang baik, namun sisi lainnya juga
bisa memberi ancaman untuk bisnis yang akan dijalankan.
DAFTAR PUSTAKA

Husein Umar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis: Teknik Menganalisis Kelayakan


Rencana Bisnis secara Komprehensif. Gramedia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai