Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANAJEMEN STRATEGIK

“STRATEGI GLOBAL”
Dosen : Rohmat Dwi Jatmiko, Dr., MM

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 14 :

1. Kelvin Oldi Indrawan (2017101603113)


2. Fadila Rahmi Desiwanti (201710160311369)

SEMESTER VII (MANAJEMEN/ G)


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
“UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG”
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan MAKALAH MANAJEMEN STRATEGIK yang berjudul “STRATEGI
GLOBAL”.
    Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
    Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
   
                                                                                      
Malang,  05 Oktober

Penyusun

DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Strategi global mengasumsikan produk-produk yang lebih distandarisasi dan


kontrol oleh kantor pusat. Akibatnya, strategi kompetitif disentaralisasi dan dikontrol
oleh kantor pusat. Unit-unit bisnis strategis yang beroperasi di setiap negara
diasumsikan saling tergantung (interdependent), dan kantor pusat berusaha untuk
menyatukan bisnis-bisnis yang tersebar di negara-negara tersebut. Oleh Karena itu,
strategi ini menawarkan produk-produk standar ke berbagai pasar di negara-negara
yang berbeda dan strategi kompetitif ini ditentukan oleh pusat.Jadi strategi global
menekankan pada skala ekonomi dan menawarkan lebih banyak peluang untuk
mendayagunakan inovasi yang dikembangkan pada tingkat perusahaan atau dalam
sebuah negara atau di pasar-pasar lainnya. Strategi global memiliki resiko yang
rendah, tetapi dapat melewatkan peluang-peluang yang tumbuh di pasar-pasar lokal,
baik karena pasar-pasar itu tidak menunjukkan adanya peluang atau karena peluang-
peluang itu mengharuskan produk-produk tersebut disesuaikan pada pasar
lokal. Akibatnya srategi ini tidak responsive terhadap pasar-pasar lokal dan sulit
dikelola karena kebutuhan untuk mengkoordinasi strategi-strategi tersebut dan
mengoperasikan keputusan lintas negara. Akibatnya, pencapaian kegiatan operasi
yang efisien perlu berbagi sumber daya dan penekanan diberikan pada koordinasi dan
kerjasama antar unit di lintas negara tersebut. Strategi ini banyak diterapkan oleh
perusahaan-perusahaan Jepang.

1.2 Rumusan masalah

1.3 Tujuan masalah

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Globalisasi

Globalisasi adalah proses memadukan aktivitas merumuskan,


mengimplementasikan, dan mengevaluasi strategi di seluruh dunia. Keputusan strategi
dibuat didasarkan pada dampaknya pada profitabilitas global dari perusahaan, bukan
hanya pada domestic atau pertimbangan negara individual yang lain. Strategi global
mencoba memuaskan pelanggan di seluruh dunia dengan nilai tertinggi dan biaya
terendah. Hal ini berarti menempatkan produksi di negara yang mempunyai upah
tenaga kerja terendah atau sumber daya alamnya melimpah, menempatkan pusat riset
dan kompleks rekayasa di negara yang dapat menyediakan ilmuan dan insinyur
terampil , dan menempatkan aktivitas pemasaran dekat dengan pasar yang akan
dilayani. Strategi global termasuk mendesain, memproduksi, dan memasarkan produk
dengan memikirkan kebutuhan global, bukannya memperhatikan negara hanya secara
individual. Strategi global yang baik memadukan tindakan melawan pesaing dalam
rencana seluruh dunia.

Globalisasi industri terjadi karena beberapa alasan, termasuk kecenderungan


seluruh dunia kearah pola konsumsi yang serupa, munculnya pembeli dan penjual
global, serta transmisi uang dan informasi antar benua dalam sekejap masyarakat
Ekonomi Eropa (MEE), agama, olimpiade, bank dunia, pusat perdagangan dunia,
Palang Merah, internet, konferensi lingkungan, telekomunikasi, dan pertemuan puncak
ekonomi semuanya memberi kontribusi pada saling ketergantungan global dan
munculnya pasar global.

David Shanks, manajer Strategic management Unit dari Arthur D. Little,


menyatakan bahwa terdapat tiga faktor utama yang menggerakkan banyak
perusahaan domestic ke dalam operasi internasional, antara lain : (1) semakin
matangnya ekonomi dari negara industry, (2) munculnya pasar geografi dan area
bisnis yang baru, serta (3) globalisasi system keuangan.

Tahap- tahap evolusi yang umum dari perusahaan domestic menjadi


perusahaan multinasional dilukiskan dalam gambar dibawah ini.

Gambar 1. Tahap evolusi MNC (Multinational Corporation) yang umum


Melakukan Menambah Membangun
Mui operasi aktivitas perwakilan fasilitas
ekspor mendengarkan penjualan di manufaktur di
luar negeri luar negeri

Mendirikan Mendirikan
Multinational beberapa unit divisi
Corporation bisnis di luar perusahaan di
negeri luar negeri

Sudah jelas bahwa industry menjadi global dengan alasan yang berbeda.
Menyempitnya tingkat pendapatan dan standarisasi merupakan apa yang membuat
pendesain pakaian menjadi produk yang universal. Kebutuhan untuk penyusutan
investasi Litbang yang besar ke banyak pasar merupakan alasan utama mengapa
industry manufaktur pesawat terbang menjadi global. Memonitor globalisasi dalam
industry yang ditekuni merupakan aktivitas manajemen strategis yang penting.
Mengetahui bagaimana menggunakan informasi itu untuk keunggulan bersaing bahkan
lebih penting lagi. Misalnya, perusahaan mungkin mencari teknologi terbaik ke seluruh
dunia dan memilih satu yang paling menjanjikan untuk jumlah pasar terbanyak. Ketika
perusahaan mendesain produk, mereka mendesainnya agar dapat di pasarkan di
sebanyak mungkin negara. Ketika perusahaan membuat produk, mereka memilih
sumber daya dengan biaya terendah, seperti misalnya Jepang untuk semikonduktor,
Sri Lanka untuk tekstil, Malaysia untuk elektronik sederhana, dan Eropa untuk mesin
dengan ketepatan tinggi. Multinational Corporation mendesain system manufaktur
untuk mengakomodasikan pasar dunia. Salah satu strategi yang paling beresiko untuk
perusahaan domestic adalah untuk tetap menjadi perusahaan domestik dalam industry
yang dengan cepat menjadi global.

2.2 Sifat Persaingan Global


Berabad-abad sebelum Colombus menemukan Amerika dan pasti berabad-
abad kemudian, bisnis mencari dan akan terus mencari peluang baru di luar batas-
batas negaranya. Belum ada masyarakat yang lebih internasional dan bersaing secara
ekonomi ketimbang dewasa ini. Beberapa industry Amerika, seperti tekstil,
semikonduktor, dan barang eleketronik konsumen, menjadi kacau sebagai akibat dari
tantangan internasional.

Organisasi yang melakukan operasi bisnis melewati batas negara disebut


perusahaan internasional atau korporasi multinasional. Istilah perusahaan induk
merujuk pada perusahaan yang melakukan investasi dalam operasi internasional,
sedangkan negara tuan rumah (bost country) adalah negara tempat bisnis itu
dilakukan. Proses manajemen strategis secara konseptual antara perusahaaan
multinasional sama dengan perusahaan yang sepenuhnya domestic, akan tetapi
proses dalam peusahaan internasional akan lebih kompleks karena danya lebih
banyak variabel dan hubungan. Peluang dan ancaman yang berkaitan dengan hal-hal
social, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, legal, teknologi, dan
persaingan yang dihadapi perusahaan multinasional nyaris tak terbatas, dan jumlah
serta kompleksitas dari faktor-faktor ini bertambah secara dramatis dengan jumlah
produk yang diproduksi dan jumlah wilayah geografi yang dilayani.

Lebih banyak waktu dan usaha yang diperlukan untuk mengenali dan
mengevaluasi kecenderungan dan peristiwa eksternal dalam perusahaan multinational.
Jarak geografis, perbedaan budaya dan kebangsaan, serta variasi dalam praktek
bisnis sering membuat komunikasi antara kantor pusat dan operasi di luar negeri
menjadi sulit. Implementasi strategi mungkin lebih sulit karena perbedaan budaya
mempunyai perbedaan norma, nilai, dan etika kerja.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Operasi Internasional

Perusahaan mempunyai sejumlah alasan untuk merumuskan dan


mengimplementasikan strategi yang mengawali, meneruskan, atau memperluas
keterlibatan dalam operasi bisnis yang melintasi perbatasan negara. Mungkin
keuntungan terbesar adalah perusahaan dapat memperoleh pelanggan baru untuk
produk dan jasanya, jadi menavbah penghasilan. Petumbuhan dalam pendapatan dan
laba merupakan sasaran organisasi yang umum dan seringkali menjadi harapan bagi
pemegang saham karena ini merupakan ukuran sukses perusahaan.
Sebagian tambahan untuk mencari pertumbuhan dalam perusahaan, perusahaan
mempunyai alasan keuntunganpotensial berikut untuk mengawali, meneruskan, dan
memperluas operasi internasional, antara lain :

1. Berusaha di luar negeri dapat menyerap kelebihan kapasitas, mengurangi


biaya per unit, dan menyebarkan resiko ekonomi ke pasar yang jumlahnya lebih
banyak.
2. Berusaha di luar negeri dapat membuat perusahaan mendirikan fasilitas
produksi dengan biaya rendah di lokasi yang dekat dengan bahan baku atau
tenaga kerja yang murah.
3. Pesaing di pasar luar negeri mungkin belum ada, atau tingkat persaingan
mungkin tidak setajam di pasar domestic.
4. Berusaha di luar negeri mungkin mengurangi bea, menurunkan pajak, dan
operlakuan politik yang menguntungkan di negara lain.
5. Usaha patungan dapat membuat perusahaan belajar teknologi, budaya, dan
praktek bisnis dari orang lain dan melakukan kontak dengan pelanggan,
pemasok, kreditor, dan distributor potensial di luar negeri.

Terdapat juga sejumlah kekurangan potensial dari mengawali, meneruskan, atau m


emperluas bisnis melintasi perbatasan negara. Salah satu resiko dari berusaha di luar
negeri adalah bahwa operasi itu dapat direbut oleh faksi nasionalis, seperti yang terjadi
di Kuwait selama Perang Teluk dan di Indonesia baru-baru ini. Kekurangan yang lain
termasuk berikut ini :
1. Dengan melakukan bisnis di luar negeri perusahaan mengahadapi sosial,
budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hokum, teknologi,
ekonomi, dan kekuatan persaingan yang berbeda dan sering kurang
dipahami.
2. Kelemahan pesaing di luar negeri sering diperkirakan terlalu besar, dan
kekuatan sering diperkirakan terlalu kecil. Tetapi untuk mengetahui jumlah
dan sifat pesaing lebih sulit kalau melakukan bisnis internasional.
3. Bahasa, budaya, dan sistem nilai berbeda di antara satu dengan negara yang
lain, dan hal ini dapat menciptakan hambatan untuk berkomunikasi dan
masalah mengelola sumber daya manusia.
4. Terdapat kesulitan dalam memperoleh pemahaman mengenai organisasi
regional seperti Masyarakat Ekonomi Eropa, Wilayah Perdagangan Bebas
Amerika Latin, International Bank For Reconstruction and Development, dan
International Finance Corporation dan pemahaman ini sering diperlukan
dalam melakukan bisnis secara internasional.
5. Menghadapi dua atau lebih system moneter yang berbeda dan dapat
mempersulit operasi bisnis internasional.

2.4 Budaya Amerika Versus Budaya Asing

Rose Knotts meringkas beberapa perbedaan budaya antara manajer A.S. dan asing,
antara lain :

1. Orang Amerika menempatkan prioritas yang amat tinggi pada waktu,


memandang waktu sebagai suatu asset. Banyak orang asing lebih menghargai
hubungan. Perbedaan ini mengakibatkan manajer asing sering memandang
manajer A.S. sebagai orang yang lebih tertarik pada bisnis daripada dengan
sesame manusia.
2. Sentuhan pribadi dan norma yang berbeda di setiap negara. Orang Amerika
pada ummnya berdirisekitar 3 kaki dari rekannya ketika sedang melakukan
pembicaraan bisnis, tetapi orang Arab dan Afrika berdiri dengan jarak sekitar
satu kaki. Menyentuh orang lain dengan tangan kiri merupakan hal yang
terlarang di beberapa negara. Manajer Amerika perlu belajar peraturan pribadi
dan norma yang berbeda dari manajer asing yang berinteraksi bisnis
dengannnya.
3. Kebanyakan manajer di Amerika mempunyai pandangan atas pentingnya
kekayaan material. Daftar peusahaan terbesar dan eksekutif dengan gaji
tertinggi banyak dijumpai di Amerika Serikat. Di Amerika Serikat ”lebih banyak
berarti lebih baik” dan “semakin besar juga berarti lebih baik”, tetapi budaya di
negara lain tidak selalu seperti itu. Hal ini dapat dijadikan pertimbangan ketika
mencoba memotivasi individu di negara lain.
4. Peran dan hubungan keluarga bervariasi di negara berbeda. Misalnya, laki-laki
lebih dihargai ketimbang perempuan dalam beberapa budaya, dan tekanan
rekan sekerja, situasi kerja, dan interaksi bisnis memperkuat fenomena ini.
5. Bahasa yang berbeda antara negara yang satu dengan negara lainnya. Kata-
kata dan ekspresi yang umum digunakan di satu negara mungkin dianggap
tampak atau tidak menghargai di negara lain.
6. Kehidupan bisnis dan sehari-hari dalam beberapa masyarakat diatur oleh
faktor-faktor agama. Waktu beroda, liburan, peristiwa harian, harus dihormati
oleh manajer Amerika yang belum mengetahuinkebiasaan ini di beberapa
negara.
7. Waktu yang dihabiskan bersama dengan keluarga dan kualitas hubungan lebih
penting dalam beberapa budaya ketimbang pencapaian dan keberhasilan
pribadi yang didukung oleh manajer Amerika tradisional.
8. Banyak budaya di seluruh dunia jauh lebih menghargai kerendahan hati,
semangat tim, kebersamaan, dan kesabaran ketivbang persaingan dan
individualism yang demikian penting di Amerika.
9. Ketepatan merupakan sifat pribadi yang dihargai ketika melakukan bisnis di
Amerika.
10. Untuk menghindari tindakan konyolketika bertemu dengan manajer dari negara
lain, seseorang harus belajar dan menghargai peraturan serta etika orang lain.
11. Orang Amerika sering melakukan bisnis dengan orang yang tidak mereka
kenal, tetapi kebiasaan ini tidak diterima di banyak budaya lain. Di Meksiko dan
Jepang misalnya, hubungan bersahabat sering menjadi keharusan sebelum
melakukan bisnis.

Di banyak negara manajer yang efektif adalah mereka yang paling baik
melakukan negosiasi dengan birokrat pemerintah daripada mereka yang dapt
memberi inspirasi pada pekerja. Banyak manajer A.S. tidak merasa nyaman
dengan nepotisme dan suap, yang merupakan kebiasaan di banyak negara.
Hamper di semua negara kecuali Amerika Serikat, suap dapat mengurangi
pajak.

2.5 Tantangan Global

Beberapa kebijakan industri termasuk menyediakan subsidi pemerintah,


mempromosikan ekspor, restrukturisasi industri, nasionalisasi industri,
menetapkan peraturan, mengubah hukum pajak, melembagakan standar
polusi, dan menetapkan kuota impor. Perubahan dari kegiatan luar negeri
membuat tugas mengenalidan memilih di antara strategi alternatif lebih
menantang untuk perusahaan multinasional ketimbang rekan-rekannya yang
beroperasi domestik.

Ancaman terbesar bagi perusahaan domestik yang terlibat dalam


operasi internasional adalah situasi utang nasional dan internasional. Kalau
negara terangkat secara berlebihan, mereka lebih sering memenggal impor dan
mendorong ekspor untuk menghasilkan surplus perdagangan yang dapat
mengurangi utang mereka. Dihadapkan dengan kebijakan ini, perusahaan
domestic yang memproduksi untuk pasarekspor sering tidak dapat lagi
mengimpor bahan-bahan yang diperlukan dari negara lain. Ketika negara
pengutang berhasil dalam mendorong ekspornya, perusahaan domestik sering
menghadapi tindakan perlindungan di luar negeri.

Perusahaan multinasional menghadapi resiko yang unik dan berbeda-


beda-beda seperti pengambil alihan asset, kerugian akibat fluktuasi kurs mata
uang, interpretasi tidak menguntungkan dari pengadilan asing terhadap kontrak
dan perjanjian, gangguan sosial/politik, pembatasan impor dan ekspor, bea,
dan berbagai hambatan perdagangan.

Selain permasalahan di atas hal yang venjadi tantangan dalam strategi


global adalah bahasa, budaya, campur tangan pemerintah, tenaga kerja, riset
pasar, periklanan, uang, transportasi, kontrak kerja, hubungan tenaga kerja,
serta banyaknya pesaing dalam operasi internasional.

2.6 Strategi Global

1. Ekspor
Ekspor merupakan kegiatan produksi barang di satu negara dan menjual
hasilnya di negara lain. Ada 2 aktivitas ekspor, yaitu:
1. Occasional Exporting (Ekspor Tidak Tetap) Occasional exporting merupakan
suatu kegiatan ekspor yang hanya dilakukan apabila ada permintaan dari
konsumen dari negara lain.
2. Active Exporting (Ekspor Aktif) Ekspor aktif merupakan komitmen
perusahaan untuk mengembangkan ekspor, perusahaan membuat produknya
di negara sendiri (home country). Ekspor aktif terjadi apabila perusahaan
tersebut mempunyai komitmen untuk melakukan ekspansi ke pasar tertentu.

2. Lisensi
Penjualan lisensi berarti perusahaan penjual lisensi (lisencor) membuat kontrak
persetujuan dengan pembeli lisensi (licensee) bahwa lisensi memperoleh hak
untuk mengunakan property industri (sperti paten, merek dagang, dan hak
cipta), ketrampilan teknis (studi kelayakan, manual, saran yang bersifat teknis,
dan lainlain), desain arsitektural dan teknikal atau kombinasi hal- hal tersebut
dengan membayar fee atau royalti tertentu kepada lisencor.
Bentuk-bentuk lisensi
• Franchising (Waralaba)
• Management Contract (Kontrak Manajemen)
• Contract Manufacturing (Produksi Kontrak)

3 Joint Venture (Usaha Patungan)


Joint venture adalah perjanjian kemitraan (partnership) antara investor asing
dan investor lokal setempat untuk mendirikan usaha lokal, yang keduanya
berbagi kepemilikan dan pengendalian. Joint venture adalah sebuah strategi
masuk untuk sebuah pasar host country di mana pihak mitra (lokal) memiliki
kepemilikan bersama dalam sebuah perusahaan yang baru dibentuk
4. Foreign Direct Investment (Investasi Langsung)
Strategi investasi langsung ini sebagai wholly owned subsidiaries yaitu strategi
masuk ke host country dengan cara mendirikan sebuah anak perusahaan yang
kepemilikannya 100% dipegang oleh perusahaan. Dalam pelaksanaannya
dapat dilakukan dengan cara mendirikan sebuah perusahaan baru (Greenfield
operaions atau Greenfield investment) atau melakukan pembelian atau akuisisi
perusahaan yang telah ada di host country tersebut.

2.7 Syarat Perusahaan Bersaing di Pasar Global

a. Quality. Penilaian terhadap produk yang bebas dari kesalahan produksi dan
sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan oleh Pelanggan (customer). Oleh
karena itu organisasi/ perusahaan perlu mengenal konsumen atau
pelanggannya dan mengetahui kebutuhan dan keinginannya.
b. Cost. Biaya-biaya yang timbul dalam penanganan masalah Kualitas (Mutu),
baik dalam rangka meningkatkan Kualitas maupun biaya yang timbul akibat
Kualitas yang buruk (Cost of Poor Quality).
c. Delivery. Ketepatan waktu dalam pengiriman hasil produksi kita. Di Zaman
sekarang, kecepatan dalam pengiriman dapat menentukan keberhasilan suatu
produk. Kesabaran tunggu pelanggan sangat terbatas, karena produk yang kita
hasil belum tentu merupakan satu-satunya di dunia.
d. Safety. Perkembangan perusahaan dan industri mempunyai korelasi dengan
pekerja, Banyak Industri yang prosesnya berdampak negatif terhadap
keselamatan dan kesehatan pekerjanya seperti industri bahan kimia. Hal
tersebut dapat berpengaruh pada meningkatnya biaya pekerja dan
berpengaruh pada citra. Sejalan dengan hal ini maka industri-industri yang
berdampak bagi pekerjanya harus mengelola lingkungan kerja nya agar dapat
menurunkan dampak.
e. People. layanan kita terhadap permintaan-permintaan pelanggan dengan
respon yang cepat. Semua orang berharap dilayani dengan cepat agar
kebutuhannya dapat dipenuhi dengan segera dan keluhan-keluhannya dapat
ditangani dengan segera

2.8 Pedoman Agar Sukses Sebagai Pemain Global

Seperti ditunjukkan dalam Perspektif Teknologi Informasi, penggunaan


internet dapat menjadi cara yang efektif dan efisien untuk meningkatkan bisnis
secara global.
Robert Allio memberikan tujuh pedoman untuk memenangkan
peperangan global memperebutkan loyalitas pelanggan dan pangsa pasar,
antara lain :
1. Masuk pasar global terlebih dahulu. Mencoba merebut pangsa pasar
dari pesaing yang mempunyai pertahanan diri baik amat sulit.
2. Serangan balik di negara yang sedang ditempati. Perusahaan induk
sering mendanai perluasan ke negara tuan rumah dengan laba yang
dihasilkan dari negara sendiri. Arus kas pesaing dikurangi dengan
menyerang mereka di negaranya sendiri.
3. Investasi dalam teknologi baru. Perusahaan yang sukses ditahun
1990-an akan memanfaatkan teknologi paling efisien.
4. Pertimbangan mencari alternatif pemasok sumber daya. Pilih lokasi
fasilitas manufaktur di negara dengan biaya tenaga kerja murah.
Seperti contohnya adalah Dominion Textile dari Kanada VeVbangun
pabrik denim di Tunisia.
5. Pasang sistem manajerial yang tepat. Pastikan bahwa manajer di
pasar luar negeri memahami nuansa budaya dan bahasa di negara
tuan rumah.
6. Terima kerugian awal bila perlu. Korbankan laba jangka pendek
untuk imbalan jangka panjang. Sebuah contoh adalah perusahaan
Jepang yang merugi selama 7 tahun dengan tujuan merebut pasar
sepeda motor Eropa.
7. Bergabung dengan pesaing. Kerjasama dengan pesaing yang
mempunyai keahlian di bidang lain agar perusahaan kita dapat
belajar tentang sttrategi baru dari perusahaan pesaing.

Sukses dalam bisnis semakin tergantung pada bagaimana kita menjual


produk dan jasa yang semakin bersaing di seluruh dunia, bukan hanya di pasar
local. Bila harga dan mutu produk dan jasa perusahaan tidak dapat bersaing
dengan yang tersedia di tempat lain di dunia, perusahaan mungkin akan segera
tersingkir. Pasar global telah menyebar dimana-mana kecuali ditempat-tempat
paling terpencil. Pasti di seluruh Amerika Serikat, bahkan di kota-kota kecil,
perusahaan merasakan tekanan pesaing asing. Hamper separuh dari semua
mobil yang terjual di Amerika Serikat adalah buatan Jepang dan Jerman.

Budaya, kebijakan industry, usaha patungan, dan kegiatan ekspor


sangat penting dalam proses manajemen strategis dari perusahaan
internasional.

BAB III
KESIMPULAN

3.1 Rangkuman Materi

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
Sindoro, Alexander (Penerjemah).2002. Manajemen Strategis : Konsep. Jakarta :
Penerbit Prenhallindo.

Hediyanto, Armand (Penerjemah). 1996. Manajemen Strategis : Menyongsong Era


Persaingan Dan Globalisasi/Micahel A. Hitt. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Sunardi, Dono (Penerjemah). 2009. Manajemen Strategis/ Fred R, David. Jakarta :


Penerbit Salemba Empat.

-kurang

-kurang

Anda mungkin juga menyukai