Disusun Oleh:
1. SILVI FEBRIANI
2. SLAMET SUSANTI
3. SYIFA MARWALA DIFA
4. TARA PUTRA UTAMA
5. TUBAGUS PAHRUL SARIF
6. YULI ANDRIYANI
7. YULIYANTI
Kelas : 06SAKE012
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
ORGANISASI MULTINASIONAL
Sebagai contoh, operasi di luar negeri dapat diorganisasikan sebagai pusat pengeluaran,
pusat pendapatan, pusat keuntungan, bahkan sebagai pusat investasi berikut
pertimbangan yang menentukan pilihan dari tipe-tipe tertentu pusat tanggung jawab,
yang dalam banyak hal, adalah sama dengan operasi domestik. Akan tetapi terdapat satu
perbedaan penting, yaitu jika operasi di luar negeri tersebut merupakan pusat
pengeluaran atau pusat laba untuk tujuan pengendalian, kerap kali juga merupakan pusat
laba untuk tujuan akuntansi. Banyak operasi di luar negeri merupakan entitas legal, yang
didirikan di negara tuan rumah, dan oleh karena itu mereka harus memelihara
seperangkat catatan akuntansi yang lengkap untuk kepentingan hukum dan perpajakan.
3
Pentingnya manajemen proyek bagi organisasi dalam menjalankan sebuah proyek.
Analogi dalam pernyataan tersebut ada benarnya, bahwa sebuah permainan dapat
berlangsung tanpa strategi. Namun hal tersebut berpotensi menimbulkan disharmoni
dalam permainan. Tanpa strategi yang matang, permainan berlangsung tanpa konsep,
arah, dan tujuan yang jelas, sehingga berimbas pada kegagalan dalam mencapai tujuan
akhir: kemenangan.
Sebuah proyek dimulai ketika manajemen telah menyetujui sifat umum dari apa yang
harus dikerjakan dan yang telah disetujui tentang taksiran jumlah sumber daya yang
akan digunakan alama mengerjakan suatu proyek dan akan berakhir ketika tujuannya
telah tercapai atau proyek tersebut telah dibatalkan penyelesesain atas suatu proyek
mungkin mengakibatkan adanya operasi yang berlangsung rutin seperti proyek
pengembangan suatu produk baru yang berhasil transisi dari organisasi proyek ke
organisasi operasional yang akan melibatkan masalah pengendalian manajemen yang
rumit Ada beberapa jenis proyek antara lain yang dikerjakan oleh sedikit atau banyak
orang didalamnya seperti proyek pengembangan suatu produk dan lain sebagainya.
Di organisasi manapun, termasuk Direktorat Jenderal Pajak DJP, perubahan situasi dan
kondisi yang dinamis kerap memicu permasalahan di dalam pengelolaan proyek
maupun program. Permasalahan yang terjadi kerap mengerucut pada pernyataan yang
terlihat klise dan terdengar familiar di kalangan pengelola proyek maupun program.
Pengelola proyek merasa bahwa proyek yang mereka kerjakan kerap kali menghadapi
“tembok tebal” berupa keterbatasan anggaran, waktu penyelesaian, dan ketersediaan
sumber daya manusia (SDM). Sementara di sisi lain, tingginya ekspektasi pemangku
kepentingan dan rentetan risiko maupun permasalahan, baik yang teridentifikasi ataupun
tidak, siap meletup kapan saja. Terkadang tanpa peringatan dini dan tak terprediksi.
1.2 Rumusan Masalah
4
3. Bagaimana harga transfer dapat mempengaruhi organisasi multinasional?
4. Apa itu Manajemen Proyek ?
5. Bagaimana Isu Mengenai Kegagalan atau Keterlambatan dalam
Manajemen Organisasi Proyek ?
6. Bagaimana Solusi Mengenai Kegagalan atau Keterlambatan dalam
Manajemen Organisasi Proyek ?
Adapun tujuan dalam melakukan penulisan makalah ini adalah Mengetahui sejauh mana
pemahaman mahasiswa mengenai organisasi multinasional dan Pengendalian
Manajemen Proyek. :
1. Memahami pengertian dari organisasi multinasional.
2. Mengetahui perbedaan budaya dapat mempengaruhi organisasi global.
3. Mengetahui harga transfer dapat mempengaruhi organisasi multinasional.
4. Mengetahui nilai tukar mata uang dapat mempengaruhi organisasi global.
5. Untuk Mengetahui Manajemen Proyek.
6. Untuk Mengetahui Isu Mengenai Kegagalan atau Keterlambatan dalam
Manajemen Organisasi Proyek.
7. Untuk Mengetahui Solusi Mengenai Kegagalan atau Keterlambatan dalam
Manajemen Organisasi Proyek.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
perusahaannya. Baik dalam konteks sebuah organisasi atau suatu
bangsa, kata “budaya” akan merujuk kepada nilai-nilai, asumsi dan
norma perilaku yang diakui bersama. Ketika sebuah organisasi
merentangkan operasinya melintasi berbagai negara, perbedaan budaya
yang sangat besar yang berkaitan dengan karakter nasional dan
regional yang ada; mempunyai hubungan yang penting dengan
pengendalian manajemen. Menurut Hofstede, budaya dapat berbeda
pada empat dimensi:
1. Jangkauan kekuasaan merujuk kepada sejauh mana kekuasaan
didistribusikan dan dipusatkan secara tidak seimbang. Budaya dengan
jangkauan kekuasaan yang tinggi termasuk Filipina, Venezuela, dan
Meksiko. Budaya dengan jangkauan kekuasaan yang rendah termasuk
Israel, Denmark, dan Austria.
2. Individualism/kolektivisme merujuk kepada sejauh mana seseorang
mendefinisikan dirinya sendiri sebagai seorang individu atau sebagai
bagian dari kelompok yang lebih besar. Budaya individualistik yang
tinggi termasuk Amerika Serikat, Australia, dan Inggris. Budaya
kolektivitas yang tinggi termasuk Saudi Arabia, Venezuela, dan Peru.
3. Menghindari ketidakpastian merujuk sampai sejauh mana
seseorang akan merasa terancam oleh situasi yang tidak menentu.
Budaya penghindaran ketidakpastian tertinggi termasuk Jepang,
Portugal, dan Yunani. Budaya penghindaran ketidakpastian terendah
termasuk Singapura, Hongkong, dan Denmark.
4. Maskulinitas/feminitas merujuk kepada sampai sejauh apakah pengaruh
yang dimiliki oleh salah satu dari kedua nilai dominan tersebut berupa
penekanan ketegasan dan materialism (“maskulin”) versus perhatian
pada orang lain dan kualitas hidup (“feminin”). Contoh dari budaya
“maskulin” tinggi termasuk Austria, Swiss, dan Italia. Budaya
“feminin” yang tinggi termasuk Swedia, Norwegia, Belanda, dan
Denmark.
7
budaya yang berbeda. Pada budaya individualistis karyawan mungkin lebih
menyukai imbalan berdasarkan prestasi individu, sedangkan imbalan yang
berdasarkan kelompok mungkin lebih disukai oleh karyawan di dalam
budaya kebersamaan. Dalam budaya dengan jangkauan kekuasaan yang rendah,
desentralisasi dalam pengambilan keputusan dan kesempatan berpartisipasi
yang lebih besar pada penyiapan anggaran mungkin lebih disukai. Sedangkan
hal yang sebaliknya mungkin berlaku di dalam budaya dengan jangkauan
kekuasaan yang tinggi. Evaluasi performa kinerja subjektif akan lebih efektif
pada budaya penghindaran ketidakpastian yang rendah daripada yang tinggi.
Sistem perencanaan dan pengendalian formal akan diterima dengan lebih baik di
dalam budaya berkonteks rendah, sedangkan di dalam budaya berkonteks tinggi,
membangun keakraban dan kepercayaan antarpersonal dirasakan sangat penting
sehingga pengendalian secara informal kemungkinan besar akan lebih efektif.
Para eksekutif di dalam organisasi multinasional harus memahami dan
menghormati perbedaan budaya dan menyesuaikan pengendalian manajemen
antarnegara.
C. Harga Transfer
Harga transfer untuk barang, jasa, dan teknologi merupakan salah satu
dari perbedaan besar yang terjadi antara pengendalian manajemen operasi
domestik dan luar negeri. Dalam operasi luar negeri, dibutuhkan beberapa
pertimbangan penting lainnya untuk dapat sampai kepada suatu harga
transfer. Pertimbangan-pertimbangan tersebut termasuk perpajakan,
peraturan pemerintah, tarif, pengendalian devisa, akumulasi dana, dan
joint venture.
Perpajakan
8
peraturan yang menentukan bagaimana harga transfer dapat dihitung.
Tarif
Pengendalian Devisa
Akumulasi Dana
Joint Venture
Joint venture memberikan komplikasi tambahan dalam harga transfer.
Andai kata sebuah perusahaan AS mempunyai operasi joint venture di
Jepang dengan perusahaan local Jepang. Jika induk perusahaan AS
membebankan harga lebih tinggi bagi komponen yang dikirimkan ke
Jepang, mitra joint venture Jepang kemungkinan besar akan menolak
harga tersebut karena harga itu akan memperkecil laba operasinya dan
9
mengakibatkan bagian keuntungan dari mitra joint venture Jepang
tersebut juga semakin kecil. Penggunaan Metode Harga Transfer
Pertimbangan Hukum
10
1) Metode perbandingan dengan harga tidak sepengendali. Harga yang
wajar dapat dipastikan dari penjualan barang atau jasa yang dapat
diperbandingkan antara perusahaan multinasional dan pelanggan yang
tidak memiliki hubungan istimewa, atau antara dua perusahaan yang
masing-masing tidak saling memiliki hubungan istimewa. Hal-hal
yang dapat mempengaruhi harga adalah antara lain, kualitas produk,
syarat penjualan, tingkat pasar, dan wilayah geografis di mana
jenis barang tersebut dijual; tetapi untuk diskon jumlah, penyisihan
promosi dan kerugian khusus yang disebabkan oleh perbedaan nilai
tukar mata uang dan selisih kredit tidak diperhitungkan.
2) Metode harga jual kembali. Dalam metode ini, wajib pajak bekerja
mundur dari harga penjualan final pada saat kekayaan yang dibeli dari
perusahaan afiliasi dijual kembali dalam sebuah penjualan tidak
sepengendali. Harga jual kembali ini dikurangi dengan presentase
keuntungan (markup) yang semestinya berdasarkan penjualan tidak
sepengendali oleh afiliasi yang sama atau oleh penjual lain yang
menjual barang yang sama di pasar yang dapat diperbandingkan.
Presentase markup dari pesaing dan rata-rata industri juga dapat
membantu dalam kaitannya dengan hal ini. Peraturan meminta
metode ini digunakan jika (1) jika tidak tersedia penjualan tidak
sepengendali yang sebanding, (2) penjualan kembali dilakukan dalam
jangka waktu yang wajar sebelum atau sesudah pembelian
antarperusahaan sepengendali, (3) penjualan kembali tidak
menambahkan nilai yang berarti kepada barang yang bersangkutan
dengan mengubahnya secara fisik, selain dari kemasan, label, dan
seterusnya, atau dengan penggunaan atau pemanfaatan kekayaan
yang tak berwujud (intangible property).
11
tertentu dari biaya dan didasarkan pada penjualan tidak sepengendali
yang serupa yang dilakukan oleh pihak penjual, atau penjual lain, atau
tingkat yang berlaku untuk industri tersebut.
Gambaran skematis ketiga metode ini adalah sebagai berikut:
Harga jual kembali yang berlaku adalah harga di mana aktiva yang dibeli
melalui penjualan sepengendali, dijual kembali oleh pembeli dalam penjualan
yang tidak sepengendali.
3. Metode biaya-plus:
Harga transfer = Biaya + Markup memadai ± Penyesuaian
Markup yang memadai = Biaya * Presentase laba kotor yang memadai
12
yang sama dengan penjualan sepengendali.
Implikasi dari Section 482
13
oleh kantor pusat perusahaan dengan maksud untuk meminimalkan
biaya total perusahaan, memaksimalkan arus kas dalam dolar atau
memperoleh kombinasi yang optimum untuk posisi mata uang. Akan
tetapi, kebijakan semacam ini dapat sangat membatasi kegunaan sistem
pengendalian, karena dalam keadaan tertentu harga transfer tersebut
tidak berhubungan dengan harga yang berlaku jika unit-unit yang
melakukan pembelian dan penjualan adalah independen.
Salah satu kemungkinan adalah menyesuaikan laba untuk tujuan evaluasi internasional
agar merefleksikan harga-harga pasar yang kompetitif. Sebagai contoh, total perbedaan
antara harga aktual yang dibebankan dengan harga-harga yang tidak
mempertimbangkan pajak dapat ditambahkan kepada pendapatan anak perusahaan
yang menjual dan biaya anak perusahaan yang membeli ketika laporan anggaran
keuntungan dianalisis. Akan tetapi, hal ini adalah praktik yang dapat dipertanyakan
dan hanya sedikit perusahaan yang menggunakannya. Jika diminta, perusahaan akan
diharuskan untuk mengungkapkan penyesuaian-penyesuaian ini kepada Internal
Revenue Service, dan keberadaannya dapat menimbulkan pertanyaan-pertanyaan
tentang keabsahan harga transfer yang dipergunakan untuk tujuan perpajakan.
14
Jika anggaran dan laporan laba merefleksikan harga transfer yang tidak ekonomis,
kehati-hatian harus diambil untuk memastikan para manajer anak perusahaan membuat
keputusan yang terbaik bagi kepentingan perusahaan.
Dalam beberapa situasi, pembatasan hukum dapat meminta digunakannya sistem harga
transfer tertentu, atau sebuah sistem transfer yang disukai untuk tidak digunakan.
Dalam situasi yang lain, pendekatan “full cost” yang implisit dapat membatasi
kemampuan perusahaan untuk mentransfer beberapa produk kurang dari full costnya.
Contoh, departemen pemasaran ingin memperkenalkan produk baru dalam pasar pada
harga yang lebih rendah dari harga normalnya, bahkan mungkin tidak cukup tinggi
untuk menutupi full cost tersebut.
1) Kepentingan Minoritas
Arus kas perusahaan multinasional didominasikan dalam beberapa mata uang dimana
nilai setiap mata uang relatif kepada nilai dolar akan berbeda seiring dengan perbedaan
waktu. Variasi ini memperumit masalah pengukuran kinerja anak perusahaan dan para
manajernya. Lebih spesifik lagi, perusahaan multinasional memiliki eksposur akibat
translasi, transaksi, dan ekonomi perubahan nilai tukar.
Nilai Tukar
Nilai tukar adalah harga dari sebuah mata uang jika dibandingkan dengan mata
uang yang lainnya. Hal ini dapat dinyatakan baik sebagai jumlah unit dari mata
uang negara induk perusahaan yang diperlakukan untuk membeli satu unit mata
uang asing (penawaran langsung) atau sejumlah unit mata uang asing yang
15
diperlukan untuk membeli satu unit mata uang induk perusahaan (penawaran
tidak langsung).
Nilai tukar yang biasanya ditawarkan disebut nilai tukar nominal. Nilai tukar spot
adalah nilai tukar nominal yang berlaku pada satu hari tertentu. Nilai tukar riil
adalah nilai tukar spot setelah penyesuaian perbedaan inflasi antara dua negara
yang dihitung. Ada juga nilai tukar forward yaitu, nilai tukar hari ini yang dapat
digunakan menjadi dasar penyelesaian suatu transaksi yang terjadi di suatu waktu
di masa depan.
16
yang berlaku pada saat anggaran dilacak (nilai tukar akhir). Terdapat 9
kemungkinan kombinasi metrik dalam menentukan dan melacak anggaran
seperti pada gambar di bawah ini.
Namun demikian tidak semua 9 sel tersebut layak dipergunakan; hanya 5 sel yang
diberi garis bawah yang layak. Yang jelas-jelas layak terdiri dari 3 sel dimana
anggaran ditetapkan dan dilacak dengan menggunakan metrik yang sama (awal ke
awal, sel 1; proyeksi ke proyeksi, sel 5; akhir ke akhir, sel 9). Demikian pula
dengan menetapkan anggaran dengan menggunakan nilai tukar awal dan
melacaknya dengan menggunakan nilai tukar akhir (sel 3), dan menentukan
dengan menggunakan nilai tukar proyeksi dan melacak pada nilai tukar akhir (sel
6). Namun bagaimanapun, tidaklah logis jika menetapkan anggaran pada nilai
tukar akhir dan melacak aktualnya dengan menggunakan nilai tukar awal atau
nilai tukar proyeksi (mengesampingkan sel 7 dan 8). Begitu pula memproyeksikan
nilai tukar dalam menetapkan anggaran dan kemudian melacaknya dengan nilai
tukar yang berlaku di awal (mengesampingkan sel 4).
Efek Translasi
17
anak perusahaan di luar negeri ke dalam unit moneter dari induk perusahaan
seharusnya tidak memengaruhi evaluasi kinerja dari manajer anak perusahaan.
Eksposur Ekonomi
Efek Transaksi
Pendekatan dasar dalam menangani eksposur transaksi adalah dengan
menggunakan strategi lindung nilai mata uang asing yang tepat. Lindung nilai
(hedging) adalah transaksi-transaksi yang dapat menurunkan kemungkinan
risiko yang berhubungan dengan arus kas di masa depan. Dalam
prosesnya, perusahaan yang membeli instrumen lindung nilai mengalihkan
risiko kepada entitas yang menjual instrumen tersebut, biasanya adalah bank
komersial dalam kasus untuk pasar valuta. Dan jasa semacam itu sudah pasti
membutuhkan biaya. Lindung nilai adalah praktik yang berlaku umum di banyak
perusahaan sebagai contoh, kapan saja perusahaan membeli asuransi, secara
tidak langsung perusahaan tersebut telah melakukan transaksi lindung nilai
internasional, dan hal itu dipergunakan sebagai cara untuk mengatasi efek dari
eksposur transaksi. Terdapat banyak cara melakukan lindung nilai atas eksposur
transaksi. Untuk memberikan ilustrasi yang sederhana yaitu: jika sebuah
perusahaan Amerika menjual produknya kepada perusahaan Prancis dengan
harga yang dinyatakan dalam franc Prancis, ia dapat secara bersamaan membeli
hak untuk membeli franc Prancis dengan nilai tukar yang sama seperti jika
terjadi pada tanggal di masa depan di mana piutangnya akan jatuh tempo. Jika
perusahaan tersebut mengalami rugi transaksi di dalam penjualan, maka ia akan
mendapatkan keuntungan yang sama melalui lindung nilai. Teknik lindung nilai
yang lain meliputi penggunaan pasar opsi dan menyamakan aktiva/pasiva dan
pendapatan/pengeluaran dengan mata uang yang sama. Teknik lindung nilai
18
yang umum, menggunakan pasar transaksi forward dan masa depan, juga pasar
opsi valuta asing.
Transaksi lindung nilai mungkin paling baik dilakukan pada tingkat induk
perusahaan, daripada memberikan izin kepada masing-masing anak perusahaan untuk
melakukannya. Ada beberapa alasan mengapa hal ini dilakukan yaitu:
1) Di banyak perusahaan multinasional terdapat utang dan piutang di berbagai
bagian dari keseluruhan perusahaan yang tentu saja dapat melakukan lindung
nilai satu sama lain, jika informasi atas semua transaksi semacam itu
dikumpulkan dan ditangani melalui satu lokasi pemusatan. Hal ini akan
mengurangi biaya transaksi yang berhubungan dengan lindung nilai.
2) Induk perusahaan mungkin mempunyai akses yang lebih luas (dan mungkin
lebih canggih) terhadap berbagai jenis instrumen lindung nilai, dengan jangka
waktu jatuh tempo yang lebih lama, daripada yang biasanya dimiliki oleh anak
perusahaan.
3) Tidak ada alasan untuk menduga bahwa manajer dari anak perusahaan
dapat meramalkan nilai tukar secara lebih baik daripada bendahara korporat;
bahkan, induk perusahaan mungkin tidak menginginkan para manajer anak
perusahaan melakukan lindung nilai, Karena hal ini dapat menimbulkan risiko
menjadikan para manajer anak perusahaan menjadi spekulan nilai tukar.
Jadi dari perspektif evaluasi kinerja, membuat para manajer anak perusahaan
bertanggung jawab atas efek transaksi adalah tidak diperlukan.
Sejauh ini, kita telah mengusulkan bahwa adalah penting untuk membedakan
antara kinerja ekonomi anak perusahaan dan kinerja manajernya, dan pedoman-
pedoman yang dibicarakan atas semata-mata hanya menangani pengisolasian
dampak nilai tukar terhadap kinerja manajer anak perusahaan. Hal ini penting
untuk disadari bahwa kinerja ekonomi anak perusahaan itu sendiri harus
merefleksikan akibat-akibat negatif atau positif atas eksposur translasi, eksposur
transaksi, dan eksposur ekonomi.
Pertimbangan Manajemen
19
kemungkinan besar akan jauh lebih murah dan sederhana, dan dapat
mencegah anak perusahaan menjadi peramal dan spekulan nilai tukar.
3. Manajer anak perusahaan harus bertanggung jawab terhadap efek
ketergantungan dari nilai tukar yang diakibatkan oleh eksposur ekonomi.
4. Evaluasi anak perusahaan sebagai basis dari pengambilan keputusan untuk
menentukan lokasi operasi di sebuah negara atau merelokasi operasi dari
sebuah negara seharusnya merefleksikan konsekuensi-konsekuensi dari
adanya eksposur translasi, eksposur transaksi, dan eksposur ekonomi.
B. Hakikat Proyek
20
tuntutan hukum restrusturisasi financial kegiatan riset dan pengembangan
pengembangan dan instalansi system informasi dan banyak yang lain.
Sebuah proyek dimulai ketika manajemen telah menyetujui sifat umum dari
apa yang harus dikerjakan dan yang telah disetujui tentang taksiran jumlah
sumber daya yang akan digunakan alama mengerjakan suatu proyek dan akan
berakhir ketika tujuannya telah tercapai atau proyek tersebut telah dibatalkan
penyelesesain atas suatu proyek mungkin mengakibatkan adanya operasi yang
berlangsung rutin seperti proyek pengembangan suatu produk baru yang
berhasil transisi dari organisasi proyek ke organisasi operasional yang akan
melibatkan masalah pengendalian manajemen yang rumit Ada beberapa jenis
proyek antara lain yang dikerjakan oleh sedikit atau banyak orang didalamnya
seperti proyek pengembangan suatu produk dan lain sebagainya.
C. Jenis-Jenis Pengendalian
Jenis-jenis pengendalian adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian Karyawan (Personnel Control)
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan
kegiatan karyawan. Misalnya apakah karyawan bekerja sesuai dengan
rencana, perintah, tata kerja, disiplin, absensi, dan sebagainya.
2. Pengendalian Keuangan (Financial Control)
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut keuangan,
tentang pemasukan dan pengeluaran, biaya-biaya perusahaan termasuk
pengendalian anggaran.
3. Pengendalian Produksi (Production Control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produksi
yang dihasilkan, apakah sesuai dengan standar atau rencananya.
4. Pengendalian Waktu (Time Control)
Pengendalian ini ditujukan kepada penggunaan waktu, artinya apakah waktu
untuk mengerjakan suatu pekerjaan sesuai atau tidak dengan rencana.
5. Pengendalian Teknis (Technical Control)
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik yang
berhubungan dengan tindakan dan teknis pelaksanaan.
6. Pengendalian Kebijaksanaan (Policy Control)
Pengandalian ini ditujukan untuk mengetahui dan menilai, apakah
kebijaksanaan-kebijaksanaan organisasi telah dilaksanakan sesuai yang telah
digariskan.
7. Pengendalian Penjualan (Sales Control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui, apakah produksi atau jasa yang
dihasilkan terjual sesuai dengan target yang ditetapkan.
8. Pengendalian Inventaris (Inventory Control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui, apakah inventaris perusahaan
masih ada semuanya atau ada yang hilang.
9. Pengendalian Pemeliharaan (Maintenance Control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui, apakah semua inventaris
perusahaan dan kantor dipelihara dengan baik atau tidak, dan jika ada yang
rusak apa kerusakannya, apa masih dapat diperbaiki atau tidak.
21
D. Lingkungan Pengendalian
Organisasi Proyek
Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin,
memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber daya serta
memiliki spesifikasi tersendiri atas produk yang akan dihasilkan.[2] Dengan
adanya keterbatasan-keterbatasan dalam mengerjakan suatu proyek, maka
sebuah organisasi proyek sangat dibutuhkan untuk mengatur sumber daya
yang dimiliki agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang sinkron
sehingga tujuan proyek bisa tercapai. Organisasi proyek juga dibutuhkan
untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang
efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
Organisasi Matrix
Hubungan Kontraktual
Jika proyek dilaksanakan oleh kontraktor luar, maka tingkat
pengendalian proyek akan bertambah. Sebagai tambahan kepada
pengendalian yang dilaksanakan oleh kontraktor yang mengadakan
pekerjaan itu, organisasi sponsor juga bertanggung jawab untuk
melakukan pengendaliannya sendiri. Kontraktor dapat membawa system
pengendaliannya sendiri ke dalam proyek, dan sistem ini mungkin harus
disesuaikan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh sponsor.
22
(Hal ini bukan berarti terjadi duplikasi sistem; hanya saja sistem sponsor
hendaknya menggunakan data dari sistem proyek.) Bentuk pengaturan
kontrak mempunyai dampak penting pada pengendalian. Kontrak
memiliki dua jenis umum: harga tetap dan penggantian biaya,dengan
banyak variasi pada masing-masing jenis.
Struktur lnformasi
• Paket Kerja
Dalam sistem pengendalian proyek, informasi disusun berdasarkan
elemen-elemen proyek. Elemen yang paling kecil disebut paket kerja, dan
cara di mana paket kerja ini adalah kumpulan yang disebut struktur rincian
pekerjaon (work breakdown structure -WBS). Paket kerja adalah
pertambahan pekerjaan yang dapat diukur, biasanya dengan jangka waktu
yang singkat. pekerjaan tersebut harus memiliki sebuah titik yang tringgal
dan dapat diidentifikasi, yang disebut tolok ukur kemajuan (rnilestone).
Setiap paket pekerjaan harus merupakan tanggung jawab dari seorang
manajer. Jika proyek mempunyai paket-paket pekerjaan yang sama
(misalnya, paket pekerjaan yang terpisah untuk pekerjaan elektrikal pada
setiap lantai gedung perkantoran), masing-masing harus didefinisikan
dengan cara yang sarna agar supaya biaya dan informasi jadwal pekerjaan
dapat dibandingkan dengan paket pekerjaan yang serupa. Demikian juga
jika sebuah industri telah mengembangkan biaya atau waktu, standar uniuk
kinerja jenis tertentu dari paket pekerjaan (sebagaimana merupakan kasus
di banyak cabang industri konstruksi), atau jika organisasi proyek telah
mengembangkan standar seperti itu berdasarkan pekerjaan sebelumnya,
definisi yang digunakan di dalam standar-standar ini harus diikuti.
E. Perencanaan Proyek
23
dalam bagan ini lama-kelamaan akan diisi dengan nama-narna personel
yang akan mengelola pekerjaan tersebut. Pada proyek yang tidak terlalu
rumit sekalipuir, ada rencana untuk perencanann, yaitu uraian perencanaan
setiap tugas, siapa yang bertanggung jawab untuk pekerjaan itu, kapan
pekerjaan itu harus diselesaikan, serta hubungan antara tugas-tugas
tersebut. Proses perencanaan itu sendiri merupakan sub proyek dalam
keseluruhhn proyek. juga ada sistem pengendalian untuk memastikan
bahwa kegiatan perencanaan dilakukan secara semestinya.
Sifat Perencanaan Proyek
Rencana akhir terdiri atas tiga bagian yang berkaitan: lingkup, jadwal, dan
biaya. Bagian lingkup (scope) menvebutkan spesifikasi setiap paket pekerjaan
dan nama dari orang atau unit organisasi yang bertanggung jawab. Jika proyek
adalah salah satu proyek yang memiliki spesifikasi yang tidak je1as,
sebagaimana pada kasus yang terjadi di banyak proyek-proyek konsultasi, riset
dan pengembangan, pernyataarr ini hams ringkas dan umum. Bagian jadwal
(schedule) menyatakan estimasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
setiap paket pekerjaan dan hubungan antara paket pekerjaan, yaitu paket
pekerjaan yang mana yang harus diselesaikan sebelum paket pekerjaan yang
lain dimulai. Perangkat hubungan-hubungan ini disebut jaringan pekerjaan.
Jaringan pekedaan akan dijelaskan di dalam bagian berikutnya. Biaya (cost)
yang dinyatakan di dalam anggaran proyek, biasanya disebut anggaran
pengendalian. Jika pekerjaan tidak cukup besar, biaya satuan moneter
diperlihatkan secara kumpulan dari beberapa paket pekerjaan. Sumber daya
yang akan dipergunakan unhrk masing-masingpaket pekerjaan, dinyatakan
dalam jumlah nonmoneter seperti jumlah hari kerja, atau beton dalam yard
kubik.
Analisis Jaringan
Beberapa alat tersedia untuk menl.usun jadwal proyek. Ada yang dikenal dengan
teknik evaluasi dan penilaian program PERT, dan metode jalur kritis (critical
path method CPM). Setiap teknik mempunyai tiga langkah pokok: (1)
memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap paket pekerjaan, (2)
mengidentifikasi saling ketergantungan antara paket pekerjaan (yaitu, paket
pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum paket pekerjaan tertentu dapat
dimulai), dan (3) menghitung jalur kritis. Secara kolektil hal-hal tersebut adalah
teknik teknik untuk analisis jaringan kerja (network analysis). Suatu diagram
jaringan kerja terdiri atas (a) sejumlah titik (nodes), misdnyamilesfone, yang
masing-masing merupakan standar yang harus dicapai untuk dapat
menyelesaikan proyek garis-garis yang menghubungkan satu node dengan
lainnya; garis-garis ini menggambarkan aktivitas-aktivitas. Perkiraan waktu
untuk melaksanakan tiap aktivitas ini diperlihatkan pada diagram. Satu aktivitas
yang menghubungkan dua kejadian, misalnya A dan B, menunjukkan bahwa
aktivitas yang mengarah kepada B tidak dapat dimulai sebelum peristiwa A
terjadi. Kegiatan ini adalah paket-paket pekeriaan. Jadi, diagram jaringan kerja
memperlihatkan urut-urutan kronologis di mana peristiwa-peristiwa harus
24
diselesaikan untuk menyelesaikan keseluruhan proyek. kejadian yang
membutuhkan waktu total terpendek untuk menyelesaikan proyek.
Probabilitas PERT
Seperti pemikjran awal dari PERT, perkiraan waktu yang diperkirakan bagi
setiap aktivitas dalam jaringan dibuat atas dasar probabilitas. Tiga perkiraan
dilakukan untuk setiap aktivitas; waktu yang sangat mungkin terjadi, waktu
optimis dan waktu pesimis. waktu optimis dan waktu pesimis seharusnya
mewakili probabilitas dari kira-kira 0,01 sampai 0,99 pada distribusi
probabilitas normal. Kemudian disadari bahwa pendekatan ini mempunyai
kesulitan yang serius dalam pelaksanaannya. para insinyur serta pihak-pihak
lain yang diminta untuk membuat tiga perkiraan, menernukan hal ini
merupakan pekerjaan yang paling sulit.
F. Memperkirakan Biaya
Karena alasan kepraktisan, perkiraan biaya sering kali dibuat pada tingkat
agregat yang menggabuagkan beberapa paket pekerjaan menjadi satu. Sumber
daya yang digunakan pada masing-masing paket pekerjaan dikendalikan dalam
hal kuantitas fisiknya, bukan dalam bentuk biaya, sehingga membuat perkiraan
biaya bagi setiap paket pekerjaan tidak akan banyak memberikan manfaat.
Perkiraan biaya untuk kebanyakan proyek cenderung kurang akurat
dibandingkan dengan perkiraan biaya untuk barang barang produksi karena
proyek kurang terstandardisasi, dan informasi biaya yang terkumpul untuk
pekerjaan sejenis, tidak absah untuk dijadikan sebagai dasar perbandingan.
Namun demikian, jika kontraktor ielahmelaksanakan pekerjaan yang sama,
biaya yang timbul pada paket pekerjaan ini akan memberikan titik awar untuk
menaksir biaya proyek baru. Untuk beberapa pekerjaan, norma industri, atau
peraturan telah dikembangkan dan berguna dalam memperkirakan biaya. Jelas,
tidak seorang pun tahu apa yang akan terjadi di masa depan; oleh karenanya
tidak seorang pun tahu berapa biaya yang akan terjadi nantinya.
Dalam mem perkira kan biaya, dua macam ketidaktahuan yang harus
pertimbangkan. Jenis pertama adalah ketidaktahuan yang diketahui adalah
perkiraan biaya untuk aktivitas-aktivitas yang telah diketahui akan terjadi,
misalnya menggali fondasi untuk rumah. sifat pekerjaannya diketahui; dan
biayanya, walaupun tidak diketahui, sering kali dapat ditaksir dalam batas-
batas yang layak berdasarkan pengalaman masa lalu. Tetapi, bila dijumpai
kondisi-kondisinya diharapkan, misanya tanah berbatu perkiraan ini mungkin
dapat menyimpang jauh. Ketidaktahuan yang lain adalah ketidak tahuan yang
tidak diketahui untuk kegiatan ini, penaksir tidak tahu bahwa ini akan terjadi,
dan oleh karenanya, tidak mungkin dapat memperkirakan biayanya.
Penghentian pekerjaan, kerusakan karena badai atau banjir, tertundanya
penerimaan bahan baku, kecelakaan, gagainya pengawas dari pihak pemerintah
untuk bertindak secara tepat waktu, merupakan contoh-contoh kejadian ini.
Dalam kontrak harga tetap, biasanya dinyatakan bahwa biava yang timbul
karena kejadian seperti itu ditambahkan ke dalam harga tetap.
25
G. Penyiapan Anggaran pengendalian
26
Beberapa organisasi juga telah mengadopsi suatu pendekatan red-yellow-green
lights untuk menandai apa yang “on track“, lingkup masalah potensial, dan
permasalahan proyek. Hal ini membantu para top manajer memusatkan pada
atas tindakan korektif untuk keadaan pengecualian, seperti perubahan di dalam
pelaksanaan untuk menghindari suatu kemacetan atau revisi utama kepada
resiko perencanaan proyek yang terbaik.
Sifat Laporan
Para manajer memerlukar tiga jenis laporan yang berbeda satu sama lain;
laporan kendala, laporan kemajuan pekerjaan, dan laporan keuangan.
Laporan kendala melaporkan baik masalah yang sudah terjadi (seperti
keterlambatan yang disebabkan oleh sejumlah sebab-sebab yang
memungkinkan) dan masalah di kemudian hari yang sudah diantisipasi.
Masalah kritis akan ditandai. Sangat penting bahwa laporan ini segera
sampai kepada manajer yang tepat sehingga tindakan korektif dapat
dilaksanakan; laporan ini sering disampaikan melalui diskusi tatap muka,
telepon, atau faksimili. Ketepatan terpaksa dikorbankan untuk kepentingan
kecepatan; angka-angka kasar sering digunakanjumlah jam kerja, daripada
biaya buruh, atau jumlah bata, daripada biaya material- Jika persoalan yang
dilaporkan adalah signifikan, laporan lisan kemudian dikonfirmasikan
dengan dokumen tertulis untuk menjadi catatan.
Kuantitas Laporan
Untuk memastikan bahwa semria kebutuhan akan informasi telah terpenuhi,
akuntan manajemen kadang-kadang membuat lebih dari jumlah optimum
yang dibutuhkan dari laporan. Laporan yang tidak diperlukan atau informasi
tambahan yang terdapat di dalam laporan, menimbulkan biaya tambahan
dalam penyusunan dan pengiriman informasi. Yang lebih penting,
pembacanya dapat membuang waktu secara percuma untuk rnembaca
laporan itu, atau mereka mungkin melewatkan informasi yang penting
karena terkubur di bawah sejnmlah besar hal-hal detail. Oleh sebab itu,
27
dalam pelaksanaan proyek perhr dilakukan peninjauan atas kumpulan
laporan tersebut dan hai ini mungkin dapat menyebabkan penghapusan dan
penyederhanaan beberapa Iaporan.
Persentase Penyelesaian
Beberapa paket pekerjaan hanya akan selesai sebagian pada sdat tanggal
pelaporan, dan persentase penyelesaian dari setiap paket pekerjaan semacam
itu harus diperkirakan sebagai dasar untuk perbandingan waktu aktual
dengan waktu yang dijadwalkan dan biaya aktual dengan anggaran biaya.
jika pencapaian dapat diukur secara fisik, seperti jumlah pengecoran beton
dalam yard kubik, persentase penyelesaian atas paket pekerjaan tersebut
dapat diukur dengan mudah. Jika pengukuran kuantitatif tidak tersedia,
sebagaimana dalam banyak kasus riset dan pengembangan dan proyek
konsultasi, persentase penyelesaian bersifat subjektif. Beberapa organisasi
membandingkan jam kerja aktual dengan jam kerja yang dianggarkan
sebagai basis untuk menghitung penyelesaian pekerjaan tetapi ini
mengasumsikan bahwa upaya aktual buruh telah menyelesaikan semua yang
telahdirencanakan, di mana sebenarnya mungkin kenyataannva tidak seperti
itu Laporan naratif atas kemajuan mungkin akan membantu, tetapi ini sering
kali sulit diinterpretasi. Jika peisentase penyelesaian tidak dapat ditentukan
darl data kuantitatif manajer akan mengandalkan observasi pribadi,
pertemuan-pertemuarr dan sumber-sumber informal yang lain sebagai dasar
untuk menilai kemajuan.
Merangkum Kemajuan
Sebagai tambahan dalam menentukan persentase penyelesaian tiap-tiap
paket pekerjaan, sebuah rangkuman kemajuan dari keseluruhan proyek dapat
sangat berguna. Pembayaran termin kemajuan pekerjaan acapkali dilakukan
ketika milestone yang ditentukan telah dicapai. Jadi sistem biasanya
memiliki beberapa metode pengumpulan tiap-tiap paket pekerjaan, yang
memberikan pengukuran keseluruhan atas pencapaian.
Daftar Perbaikan
Mendekati akhir proyek konstruksi, sponsor menyiapkan daftar butir-butir
pekerjaan yang masih harus diselesaikan, termasuk kelemahan yang perlu
diperbalki. Daftar perbaikan ini dinegosiasikan dengan manajer proyek.
penlbayaran akhir ditahan sampai pekerjaan yang disetujui bersama telah
diselesaikan. pembayaran termin yang telah dilakukan selama pelaksanaan
proyek biasanya lebih kecil daripada biaya ditambah dengan laba sampai
dengan hari ini, sehingga dapat menjadi pengaman dalam kasus seperti ini.
Sumber Informasi Informal
Karena laporan tertulis bersifat berwujut, penjelasan sistem pengendalian
menajemen cenderung dipusatkan kepada mereka. Dalam praktiknya,
laporan -laporan ini biasanya kurang penting dibandingkan
dengan informasi yang dikumpulkan oleh manajer proyek dari
pembicaraannya dengan pegawai yang benar – benar melakukan pekerjaan
tersebut.
Revisi
28
Jika sebuah proyek ternyata kompleks atau memakan waktu yang panjang,
terdapat kemungkinan besar bahwa rencana yang dibuat tidak dipenuhi satu
atau lebih dari ketiga aspeknya : ruang lingkup, jadwal, atau
biaya. Kejadian yang umum adalah ditemukan kemungkinan terjadinya
kelebihan biaya yaitu biaya actual yang melampaui biaya menurut anggaran.
Jika hal ini terjadi, sponsor dapat memutuskan untuk menerima kelebihan
dan melanjutkan proyek sebagaimana awalnya direncanakan, memutuskan
untuk mengurangi ruang lingkup proyek dengan tujuan untuk mendapatkan
hasil akhir yang masih berada di dalam pembatasan biaya
awalnya, atau memutuskan untuk mengganti manajer proyek jika sponsor
menyimpulkan bahwa kelebihan biaya tersebut adalah tidak dibenarkan.
Audit atas Proyek
Audit atas mutu harus dilaksanakan pada saat pekerjaan sedang dikerjakan.
Jika pekerjaan tertunda, pekerjaan yang salah setiap paket pekerjaan dapat
disembunyikan, mereka ditutupi oleh pekerjaan berikutnya. Dalam beberapa
proyek, audit atas biaya juga dilakukan
J. Evaluasi proyek
Evaluasi kinerja
Evaluasi ini dititik beratkan pada manajemen dan sisi pengelolaan proyek.
Tujuan yang pertama adalah membantu proses pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan manajer proyek. Selanjutnya, tujuan yang terakhir adalah
menemukan cara yang lebih baik untuk proyek yang selanjutnya.
Evaluasi hasil
Konkritnya, kegiatan ini adalah membandingkan antara hasil yang disepakati
saat awal proyek, denganhasil actual proyek yang telah dikerjakan. Evaluator
hasil juga harus mempertimbangkan kemungkinan di masa mendatang ( pasca
penyelesaian proyek ). Berikut adalah kriteria pemilihan proyek yang hendk
dievaluasi :
1. Proyek tersebut seharusnya cukup penting untuk dapat membenarkan
dilakukannnya pengeluaran dan usaha yang cukup banyak dalam evaluasi
formal.
2. Hasil yang didapat harus dapat dikuantifisir.
3. Akibat dari variable yang tidak dapat diantisipasi hars dapat diketahui.
4. Hasil dari evaluasi harus mempunyai kesempatan yang baik untuk
mengarah kepada dilakukannya suatui tindakan.
29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari sudut pandang pengendalian manajemen, terdapat tiga topik yang unik
bagi perusahaan multinasional yaitu: perbedaan budaya, harga transfer, dan nilai
tukar. Sebagai tambahan dari kesesuaian tujuan, dibutuhkan pertimbangan-
pertimbangan penting lainnya untuk memperoleh harga transfer pada
perusahaan multinasional yaitu: perpajakan, peraturan pemerintah, tarif,
pengendalian nilai tukar luar negeri, akumulasi dana, dan joint venture.
Suatu proyek pasti mempunyai suatu tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai
tujuan tersebut,suatu proyek biasanya mempunyai kegiatan yang berlangsung
dalam waktu tertentu dengan hasilakhir tertentu. Proyek dapat dibagi-bagi
menjadi sub-sub pekerjaan yang harus diselesaikan dengan batas waktu tertentu
untuk mencapai tujuan proyek secara keseluruhan dengan tepat waktu
Suatu proyek yang baik adalah proyek yang dapat selesai tepat waktu (time)
dengan budget yang telah direncanakan sebelumnya (cost) sesuai dengan
cakupan pekerjaan yang disetujui (scope) dengan kualitas yang diharapkan atau
ditentukan sebelumnya (quality).
B. Saran
30
Dalam penulisan makalah ini penyusun mengharapkan semoga menjadi sesuatu
yang bermanfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi kami sebagai
penyusun juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu diperlukan kritik dan saran yang bersifat konstruktif
demi kelancaran pembelajaran makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
31
http://manajemenproyek.net/organisasi-proyek.html
yg harus direvisi/diedit :
tambahin page number nya
spacing/ukuran teksnya harus disamain
masukin nim mahasiswa masing2
daftar isi nya dibuat
dicover depan tambahin judul materinya,contoh :
Pert 16 (ORGANISASI MULTINASIONAL)
cek lagi ukuran font & theme font nya
setiap judul klo bisa dipisah
32