Anda di halaman 1dari 8

Universitas Pamulang Akuntansi S-1

PERTEMUAN 4
MANAJEMEN KAS

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelesaikan materi ini, mahasiswa mampu menghitung ukuran kas


yang optimal, saldo kas rata-rata dan pengisian kas dengan menggunakan Bamoul
Model.

B. URAIAN MATERI

1. Ruang Lingkup dan Aliran Kas dalam Perusahaan

Kas merupakan aktiva yang bersifat likuid. Kas dibutuhkan untuk


membayar atau membiayai operasional perusahaan (pembelanjaan bahan baku,
pembayaran utang/kewajiban, pembayaran upah atau gaji karwayan, dan
pembayaran bentuk lainnya secara tunai. Pengeluaran kas dalam pembayaran
biasanya disebut Aliran Kas Keluar (Cash Out Flow). Penerimaan kas (hasil
penjualan secara tunai, penerimaan piutang usaha/dagang, dan penerimaan
bentuk lainnya) disebut sebagai Aliran Kas Masuk (Cash In Flow). Berikut ini
beberapa nilai standar yang bisa digunakan sebagai acuan dalam menentukan
banyaknya kas yang bisa dipertahankan oleh entitas ialah:

a. Menurut pendapat H.G. Guthmann “jumlah kas yang ada dalam perusahaan
yang well finance hendaknya tidak kurang dari (<) 5% - 10% dari jumlah
aktiva lancar”.
b. Banyaknya kas bisa dikaitkan juga dengan banyaknya penjualan atau sales.
Tingkat perputaran kas (cash turn over) merupakan perbandingan antara
sales dengan jumlah kas rata-rata.
c. Semakin tinggi tingkat cash turn over tersebut maka akan semakin baik,
karena semakin tinggi tingkat efisiensi pemakaian kasnya, namun cash turn
over yang berlebihan tingginya mengartikan bahwa jumlah kas yang tersedia
terlalu kecil/sedikit untuk kapasitas penjualan yang bersangkutan.

Terdapat 3 (tiga) motif dalam memiliki kas (uang tunai), yaitu:

a. Motif Transaksi (Transaction Motive)

Manajemen Keuangan 42
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

Perusahaan atau entitas perlu merealisasikan berbagai transaksi bisnisnya


yakni seperti pembayaran upah/gaji karyawan, pembayaran kewajiban/utang,
pembelanjaan bahan baku, dan lainnya..

b. Motif Berjaga-Jaga (Precaoutionary Motive)

Motif ini bertujuan untuk berjaga-jaga jika adanya kebutuhan yang bersifat
mendesak.

c. Motif Spekulasi (Speculative Motive)

Motif ini memiliki arti yakni dalam hal keinginan untuk mendapatkan
keuntungan yang banyak pada suatu peluang investasi

Entitas atau perusahaan dalam pengaturan manajemen kas memiliki berbagai


sumber arus kas, antara lain:

a. Perolehan transaksi perdagangan termasuk kedalam bentuk piutang.


b. Penjualan asset tak lancar (aktiva tetap).
c. Terdapat tambahan dana (modal) dari pemilik entitas.
d. Adanya bukti terhadap utang seperti utang bank, obligasi, ataupun wesel
tagih.
e. Penghasilan yang didapat dari luar usaha yang dijalankan, seperti bunga.
f. Asal perolehan kas dari pembagian saham, hadiah, pembayaran sewa,
bahkan pajak pada periode sebelumnya.

2. Penyusunan Anggaran (Budget) Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Kas yang dinilai cukup, dapat membantu perusahaan dalam berproduksi


dengan baik. Oleh karena itu, perlu adanya penentuan jumlah kas yang tepat
dengan menggunakan perencanaan kas (cash budget). Berikut ini manfaat dari
penyusunan budget kas, antara lain:

a. Perhitungan pada posisi kas dalam periode tertentu untuk masa yang akan
datang.

b. Penyusunan anggara kas bagi suatu entitas memiliki arti penting yang
bertujuan untuk menjaga likuiditas entitas tersebut.

c. Dengan penyusunan anggaram kas mampu mengetahui kapan entitas dalam


keadaan defisit/kerugian kas atau bahkan dalam keadaan surplus/keuntungan
kas karena kegiatan aktivitas entitas.

Manajemen Keuangan 43
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

d. Periode penyusunan berbentuk seperti bulanan ataupun kuartalan.

Anggaran (Budget) dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu :

a. Estimasi Penerimaan Kas

Estimasi atau perhitungan penerimaan kas merupakan gambaran penerimaan


dana pada periode tertentu yang berasal dari penjualan secara tunai,
penerimaan bunga, penerimaan piutang, hasil penjualan aktiva tetap, serta
penerimaan-penerimaan lainnya.

b. Estimasi Pengeluaran Kas

Estimasi atau perhitungan pengeluaran kas merupakan gambaran


pengeluaran yang dilakukan oleh entitas seperti pembelanjaan bahan baku,
pembayaran upah atau gaji karyawan, serta pembayaran-pembayaran
lainnya yang bersifat tunai.

3. Manajemen Kas

Manajemen kas ialah sistem pengelolaan atau sistem pengaturan terhadap


keuangan perusahaan pada arus kas, dimana perusahaan berusaha
mempertahankan likuiditasnya dari aset perusahaan. Fungsi dari manajemen
kas juga untuk mengoptimalkan dalam penggunaan kas. Dalam pengelolaan kas,
manajemen kas memiliki tujuan khusus. Tujuan khusus manajemen kas tersebut
ialah terkait Likuditas, dimana kas harus di manage agar siap digunakan dalam
keadaan-keadaan tertentu, maka manajemen perusahaan harus memperhatikan
likuiditas pada kas yang dimiliki perusahaan. Tujuan khusus selanjutnya adalah
Earning, dimana tiap dana yang dialokasikan oleh perusahaan harus mempunyai
tujuan untuk memperoleh hasil yang lebih besar. Hasil ini harus lebih tinggi dari
kas yang dialokasikan sebelumnya. Maka, alokasi pendanaan pada manajemen
kas perlu dijalankan menggunakan prinsip-prinsip ekonomi.

Berikut ini model manajemen kas, antara lain:

a. Model Baumol

Model manajemen kas ini biasanya disebut juga Model Persediaan,


Karena Boumol mengakui adanya persamaan antara manajemen persediaan
dengan manajemen kas. Pada persediaan ada biaya pesan yang harus
dibayarkan setiap melakukan pemesanan serta biaya penyimpanan untuk

Manajemen Keuangan 44
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

menyimpan bahan yang dibeli/dibelanjakan. Biaya pemesanan merupakan


bagian identik biaya pekerjaan administrasi. Komisi penjualan efek yang
dikeluarkan berfungsi untuk mentransfer uang kas menjadi surat berharga.
Biaya penyimpanan merupakan bagian identik dari hasil bunga yang hilang
karena entitas menyimpan uang tunai dalam jumlah besar. Menurut pendapat
Boumol, pemakaian kas itu selalu konstan atau tetap setiap waktu.

Dapat disimpulkan bahwa teori ini bertujuan menentukan saldo kas yang
optimal, dimana total biaya transaksi yang dapat diminimalkan untuk
memperoleh saldo kas optimal adalah sebagai berikut :

1) Biaya Penyimpanan : Biaya ini tergolong kedalam opportunity cost (biaya


kesempatan), biaya ini muncul sebagai akibat dari perusahaan yang lebih
memilih memegang uang kas dibandingkan dengan menyimpannya
dalam bentuk surat berharga. Biaya kesempatan tersebut adalah
pendapatan bunga yang tidak dapat diperoleh Ketika perusahaan
memiliki untuk memegang kas
2) Biaya Transaksi : Biaya ini muncul apabila manajemen melakukan
penjualan surat berharga, sedangkan biaya ini tidak muncul Ketika
perusahaan memilih menggunakan uang kas

Jika dinyatakan dalam persamaan matematis, maka akan terbentuk


rumus sebagai berikut :

Biaya Total = Biaya Simpan + Biaya Transaksi

TC = (C/2)i + (T/C) F

C = [(2 x F x T)] : i ]1/2

Keterangan :

C = Saldo Kas Optimal

i = Tingkat bunga/biaya penyimpanan karena memegang kas

T = Total Kebutuhan Kas dalam satu periode

b = Biaya order kas/biaya tetap untuk memperoleh kas atau menjual


sekuritas

Manajemen Keuangan 45
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

Contoh :

Perusahaan mencatatkan kebutuhan kas perusahaan dalam satu bulan


sebesar Rp 20.000.000, perusahaan mendapatkan uang kas dari penjualan
surat berharga. Biaya transaksi perolehan kas sebesar Rp 10.000 dengan
tingkat bunga 18% per tahun atau 1.5% per bulan. Maka saldo kas optimal
dapat dihitung sebagai berikut :

C = [(2 x 10.000 x 20.000.000) : 0.015)]1/2 = Rp 5.163.978

Maka, saldo kas yang optimal berada pada nilai Rp 5.163.978, dan
perusahaan harus melakukan pengisian kas per bulan sebanyak :

Rp 20.000.000 : Rp 5.163.978 = 3,9 kali (4 kali)

TC = (Rp 5.163.978 : 2) x 0.015 + (Rp 20.000.000 : Rp 5.163.978) x 10.000

TC = 38.730 + 38.730 = Rp 77.460

b. Model Miller and Orr

Model manajemen ini merupakan model untuk kondisi ketidakpastian


atas pemakaian kas, dimana pengeluaran kas berfluktuasi dari waktu ke
waktu secara acak/random, menentukan batas atas dan batas bawah saldo
kas, dan menentukan saldo kas yang optimal.

Gambar 1. Model Miller Orr

Keterangan Gambar:
Pada gambar diatas, Batas atas ditunjukkan oleh garis h, sedangkan batas
bawah ditunjukan oleh titik 0. Dari gambar diatas dapat dinyatakan bahwa

Manajemen Keuangan 46
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

entitas menetapkan nilai minimum kas mencapai nol, lalu entitas akan
merubah atau dapat menjual sekuritasnya untuk menambah jumlah kas
menjadi z (jumlah kas yang diharapkan perusahaan). Tentunya entitas bisa
menentukan batas bawah yang tidak harus bernilai nol rupiah.
Batas bawah (z) dan batas atas (h) dapat dicari dengan menggunakan rumus
yang disajikan dalam contoh soal berikut :
Aliran kas harian mengalami penyimpangan aliran senilai Rp 2.000 dengan
tingkat bunga 10%/tahun, biaya transaksi yang dikeluarkan perusahaan untuk
membeli surat berharga adalah Rp 100.000. Hitunglah saldo kas sasaran dan
batas atasnya, apabila ditentukan batas bawahnya adalah 0 !
k = 0,1 : 365 hari = 0,000274
Varians aliran kas bersih harian :
Ơ2 = (2.000)2 = Rp 4.000.000
Sehingga, batas bawah (z) dan batas atas (h) dapat dihitung sebagai berikut:
z = [3 x 100.000 x 4.000.000 : (4 x 0,000274)]1/3 = Rp 103.068
h = Rp 103.068 x 3 = Rp 309.204
Maka, rata-rata saldo kas adalah
C = (4 x Rp 103.068) : 3 = Rp 137.424
4. Strategi Manajemen Kas

Entitas atau perusahaan harus memiliki strategi dalam mengelola kas. Berikut
merupakan hal-hal yang dapat dilakukan oleh entitas dalam mengelola kas,
antara lain:

a. Membayar utang dagang selambat mungkin namun, tetap memanfaatkan


setiap diskon atau potongan tunai yang dinilai menguntungkan bagi entitas.
b. Mengatur siklus persediaan, semakin cepat perputaran persediaan semakin
baik namun harus tetap menjaga ketersediaan persediaan, karena kehabisan
persediaan bisa menimbulkan kerugian dimana konsumen akan kehilangan
kepercayaan pada perusahaan.
c. Menghimpun piutang secepat mungkin tetapi, jangan menimbulkan akibat
pada penurunan volume penjualan di masa depan. Pengembangan strategi
dalam penjualan secara kredit serta penghimpunan piutang harus dibuat
dengan tepat.

Manajemen Keuangan 47
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

5. Savety Level of Cash Balance


Savety Level of Cash Balance merupakan saldo kas dengan tingkat yang
paling minimum yang perlu dimiliki oleh perusahaan agar dapat melindungi
perusahaan apabila terjadi resiko atas kesalahan-kesalahan pada saldo kas.
Savety Level of Cash Balance ini ditentukan pada saat periode normal dan
periode dimana kebutuhan kas akan memuncak (Periode Puncak).

Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat keamanan saldo kas minimum
adalah :

Jumlah Hari Yang Diinginkan x Rata-Rata Harian Pengeluaran Kas

Contoh 1 :

PT GG menentukan bahwa Savety Level of Cash Balance harus cukup jika


digunakan untuk menutup pengeluaran yang akan terjadi selama 7 hari.
Pengeluaran kas per harinya jika dirata-ratakan berjumlah Rp 600.000. Maka,
Savety Level of Cash Balance ditentukan sebesar Rp 4.200.000 (7 hari x Rp
600.000).
Contoh 2 :

Dalam bulan Agustus, PT GG mengalami puncak pengeluaran kas selama 3 hari


berturut-turut senilai Rp 750.000, Rp 800.000 dan Rp 850.000. Rata-rata
pengeluaran kas adalah Rp 800.000. Jika, perusahaan menetapkan periode
puncak akan terjadi selama 5 hari, Savety Level of Cash Balance pada periode
puncak PT GG adalah Rp 4.000.000 (5 hari x Rp 800.000)

6. Aspek-Aspek Penting Dalam Manajemen Kas

Saat menjalankan manajemen kas yang sesuai dengan pedoman


keuangan, maka terdapat aspek-aspek yang diperlukan. Aspek-aspek tersebut
yaitu :

a. Administrasi Kas Harian, hal ini merupakan administrasi kas yang dipakai
dengan menggunakan periode waktu yang singkat (harian) dan juga
merupakan sistem yang taat administrasi, khususnya pada input-output kas
serta saldo akhir pada kas. Jika aspek ini dilakukan maka akan menghasilkan
laporan yang selalu baru (update) dan sesuai dengan keadaan.
b. Budget Cash atau Anggaran Kas, yakni perkiraan atas pengeluaran dan
penerimaan kas dimasa depan. Manajer membutuhkan informasi secara
keseluruhan terhadap waktu dan jumlah arus kas yang diharapkan baik kas

Manajemen Keuangan 48
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

masuk ataupun kas keluar pada periode waktu tertentu. Penyusunan budget
kas ini dilakukan secara berkala baik dalam waktu mingguan, bulanan,
semesteran ataupun tahunan. Pada anggaran kas jumlahnya harus seimbang
dengan prediksi jumlah penjualan.
c. Safety Cash Balance, aspek ini merupakan penyeimbang antar aliran kas
(cash flow). Baik kas masuk dan kas keluar sangat penting karena, para
manajer keuangan akan berusaha membuat aliran kas yang semestinya yakni
teratur serta tertib. Kondisis excess cash balance (kas yang berlebih) akan
menimbulkan rentabilitas. Dimana rentabilitas ini disebabkan oleh adanya
uang kas yang kurang atau bahkan tidak produktif. Begitupun sebaliknya, jika
kekurangan uang kas akan berakibat perusahaan tak mampu melaksanakan
operasionalnya serta tak mampu membayar utang lancarnya. Sehingga,
keseimbangan kas sangatlah penting bagi suatu perusahaan.

C. LATIHAN SOAL

1. PT ZZ menyusun estimasi bahwa penggunaan kas setiap tahunnya adalah Rp


3.750.000. Surat berharga yang dimiliki perusahaan menghasilkan return
sebesar 12%/tahun. PT ZZ berupaya untuk memenuhi kas dengan melakukan
penjualan surat berharga secara periodic dengan mengeluarkan biaya
transaksi senilai Rp 40. Dengan menggunakan Baumol Model :
a. Hitunglah ukuran kas yang optimal !
b. Hitunglah saldo kas rata-rata
c. Hitunglah berapa kali pengisian kas yang harus dilakukan perusahaan pada
setiap tahunnya !

D. DAFTAR PUSTAKA

Heizer, Jay dan Barry Render. (2014). Manajemen Operasi: Manajemen


Keberlangsungan dan Rantai Pasokan, Edisi ke-11 . Jakarta: Salemba
Empat.

Sinti, Reza Hanum. (2019). Peran Metode Economic Order Quantity (EOQ) Dalam
Persediaan Bahan Baku (Studi Kasus di UMKM “Dukun Sablon” Bekasi).
Undergraduate thesis, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Manajemen Keuangan 49

Anda mungkin juga menyukai