Anda di halaman 1dari 13

JAWABAN DARI UJIAN AKHIR SEMESTER

MANAJEMEN KEUANGAN

Dosen Pengampu:

Dr. Atma Hayat, Drs.Ec,M.Si, Ak, CA

Disusun Oleh :

Yunisa

1910313120042

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2020/2021

1
1. Sebagaimana diketahui bahwa ada tiga hal yang ingin dilakukan oleh manajer keuangan

terkait manajemen kas, yaitu :

a) Mempercepat pemasukan kas

b) Memperlambat pengeluaran kas, dan

c) Menjaga saldo kas yang optimal

Berikan penjelasan ketiga kebijakan tersebut disertai contoh?

Jawab :

Sebagaimana diketahui bahwa ada tiga hal yang ingin dilakukan oleh manajer

keuangan terkait manajemen kas, yaitu:

a. Mempercepat pemasukan kas

Mengenai kebijakan mempercepat pemasukan kas, dapat diartikan sebagai

langkah agar ketersediaan kas diharapkan mengalami peningkatan. Seperti

mengansumsikan bahwa kas lebih baik dipegang dan dikelola oleh manajer

keuangan daripada dipegang oleh perusahaan lain. Adapun contoh dari kebijakan

ini yaitu:

1) Penjualan Kas

Dengan menggunakan cara ini dapat diartikan sebagai cara yang paling

langsung dalam mendapatkan kas. Dengan melakukan cara ini dapat dikatakan

bahwa tanpa adanya suatu piutang, otomatis perusahaan akan memperoleh

kas. Piutang hanya akan menunda penerimaan kas. Akan tetapi, piutang juga

diperlukan untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan perusahaan

2) Potongan Kas

Dengan menggunakan cara ini dapat mempercepat pembayaran

piutang oleh pelanggan perusahaan.

2
3) Desentralisasi Pusat Penerimaan Pembayaran

Tujuan dari menggunakan cara ini yaitu mempercepat perjalanan uang

dengan perusahaan menyebarkan pusat penerimaan.

4) Lockboxes

Adapun cara ini bertujuan untuk mempercepat pembayaran pelanggan

yang mana posisi mereka tersebar di seluruh kota dengan mendirikan kotak-

kotak penerimaan yang ditaruh di kantor pos terdekat. Para pelanggan tersebut

cukup melakukan pembayaran dengan menaruhnya pada kotak yang

disediakan oleh perusahaan di kantor pos.

b. Memperlambat Pengeluaran Kas

Sama seperti dikebijakan mempercepat pemasukan kas bahwa dikebijakan ini

juga diartikan sebagai langkah agar ketersediaan kas diharapkan mengalami

peningkatan dan mempunyai kesempatan lebih lama dalam menggunakan kas.

Adapun contoh dari kebijakan ini yaitu:

1) Pembelian dilakukan secara kredit

Dengan melakukan cara ini maka pihak pemasok mendanai terlebih

dahulu pembelian yang dilakukan oleh perusahaan. Dengan begitu, perusahaan

mempunyai kesempatan untuk menunda pengeluaran kas.

2) Memanfaatkan Float

Float merupakan selisih perbedaan antara saldo kas di bank dengan

saldo kas perusahaan. Misalnya perusahaan mengeluarkan cek, otomatis saldo

kas perusahaan akan berkurang. Akan tetapi orang yang membawa cek

tersebut kemungkinan belum mencairkan ceknya. Sehingga dapat dikatakan

untuk mengubah cek tersebut menjadi uang membutuhkan beberapa waktu.

Oleh karena itu, perusahaan dapat menunda pengeluaran kas.

3
3) Menggunakan Draft

Draft merupakan tanda bayar yang harus diotorisasi oleh perusahaan untuk

kemudian baru bisa dibayarkan. Draft ini dapat diistilahkan dengan kas bon.

4) Pembayaran Secara Sentral

Setiap tagihan yang datang ke cabang perusahaan akan diserahkan ke pusat

untuk dimintakan otorisasi. Dengan cara seperti ini membutuhkan waktu dan

akan memperlambat pengeluaran kas.

5) Cek Dibayar pada Hari Tertentu

Dengan menggunakan cek dapat memperlambat pengeluaran kas sebab

cek tidak dapat langsung diuangkan.

c. Menjaga Saldo Kas yang Optimal

Setelah ketersediaan kas meningkat, langkah berikutnya yaitu menentukan

maupun menjaga saldo kas yang optimal. Dengan begitu maka perusahaan dapat

menjaga produktifitas maupun likuiditas perusahaan. Adapun contoh dikebijakan

ini yaitu:

1) Model Persediaan untuk Kas (Model Baumol)

Model ini berasal dari manajemen persediaan. Pada awal periode,

saldo kas sebesar C(misalnya) diperoleh. Kemudian kas tersebut digunakan

dengan tingkat yang penggunaan yang konstan sampai akhirnya menjadi nol.

Kemudian saldo kas tersebut diisi kembali dengan kas sebesar C.

2) Model Random Aliran Kas (Model Miller-Orr)

Model ini terjadi jika adanya ketidakpastian aliran kas yang cukup

besar sehingga model persediaan tidak dapat lagi digunakan. Dengan begitu,

model ini mengansumsikan bahwa saldo aliran kas harian yang bersifat

random atau tidak konstan.

4
2. Pada umumnya perusahaan di Indonesia khususnya UMKM masih banyak yang

tidak memiliki akses pada surat-surat berharga. Jelaskan bagaimana bila formula

MILLER ORR diterapkan untuk menentukan kas yang optimal dalam situasi

tersebut. Bagaimana pendapat saudara jika surat berharga diganti dengan fasilitas

pinjaman?

Jawab :

Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa Model Random Aliran Kas

Miller-Orr ini merupakan model saldo kas dimana arus kas masuk dan kas keluar

berfluktuasi secara acak pada setiap harinya. Dalam model manajemen kas ini, baik

pemasukan maupun pengeluaran kas turut disertakan.

Sehingga, jika perusahaan UMKM Indonesia masih banyak yang tidak

memiliki akses pada surat-surat berharga maka dengan menerapkan metode ini, akan

bisa mengubah keadaan manajeman kas yang optimal pada perusahaan tersebut, untuk

alirannya sendiri, nantinya didalam penerapanya akan terlihat keadaan penggunaan

dan pemasukan kas yang bersifat acak, sehingga nantinya perusahaan perlu

menetapkan batas atas dan batas bawah saldo kas. Jika nantinya saldo kas mencapai

batas atas, maka perusahaan perlu merubah sejumlah tertentu kas, agar saldo kas

kembali ke jumlah yang diinginkan. Sebaliknya, jika saldo kas menurun dan

mencapai batas bawah, perusahaan perlu menjual sekuritas agar saldo kas naik

kembali ke jumlah yang diinginkan.

Untuk bisa lebih mengoptimalkan serta menerapkan terhadap penggunaan model

ini, maka ada 4 hal setidaknya yang harus dilakukan oleh perusahaan tersebut, antara

lain :

5
 Menetapkan batas kendali bagian bawah untuk saldo kas. Batas bagian bawah

inilah yang berhubungan dengan margin pengamanan minimum yang telah

diterapkan oleh manajemen.

 Menentukan tingkat bunga.

 Mengestimasi deviasi standar dari arus kas harian.

 Mengestimasi biaya trading membeli dan menjual sekuritas surat berharga.

 Bagaimana pendapat saudara jika surat berharga diganti dengan fasilitas pinjaman

Jawab :

Menurut pendapat saya, surat berharga bisa sekali digantikan dengan fasilitas

pinjaman karena pada secara garis besar kebanyakan perusahaan mengambil

fasilitas pinjaman sebagai perlindungan atas surat berharga komersial yang

diterbitkannya. Dan bahkan dalam keadaan demikian, bank sering kali mengenakan

biaya atas fasilitas pinjaman tersebut walaupun kenyataannya dana kredit tersebut

belum digunakan.

Akan tetapi, walaupun hal ini merupakan suatu keuntungan bagi bank namun

perusahaan harus benar benar memperhatikan keadaan serta kondisi perusahaan

dalam membayar surat berharga komersialnya yang jatuh tempo, sehingga dengan ini

perusahaan tidak akan kesulit mengembalikan kredit yang diambilnya.

3. Jelaskan tentang Commercial Papers (CP) dan bagaimana proses disintermediasi

dapat terjadi dalam transaksi penjualan surat berharga CP?

Jawab :

Commercial Papers (CP) atau surat berharga komersial adalah surat sangggup

tanpa jaminan yang diterbitkan oleh perusahaan bukan bank dan diperdagangkan

melalui bank atau perusahaan efek, berjangka waktu pendek dan diperdagangkan

6
dengan sistem diskonto. Jadi definisi diatas jelas terlihat bahwa bentuk dasar CP

adalah surat sanggup. Penyebutan kata komersial ini dapat dimaknai bahwa surat

berharga tersebut memang sengaja diterbitkan untuk diperdagangkan, dan CP ini

dijadikan sebagai salah satu instrumen investasi dan pembiayaan perusahaan.

CP merupakan surat berharga berjangka waktu pendek dengan tempo 2 sampai

270 hari atau kurang dari satu tahun, yang dikeluarkan oleh bank, perusahaan atau

peminjam lain kepada investor untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan yang cepat

bagi si penerbit. Sebagai imbalannya investor akan memperoleh bayaran diskonto

yaitu selisih nilai harga nominal dengan harga penjualan karena harga penjualan CP

tersebut di bawah harga nominalnya.

Proses disintermediasi dalam transaksi penjualan surat berharga CP :

PERUSAHAAN INVESTOR
CP
Dalam proses disintermediasi, Instrumen CP dijual secara langsung oleh

Perusahaan ke investor, dengan demikian instumen tersebut tidak melewati perantara

keuangan (financial intermediary, misal perbankan). Surat berharga CP biasanya

diterbitkan ole perusahaan besar yang memiliki peringkat kredit tinggi, dan

diterbitkan tanpa disertai dengan jaminan. Surat berharga CP umumnya dijual dengan

cara diskon oleh Perusahaan, dan secara langsung di jual ke Investor. Suku unga yang

ditawarkan menggambarkan tingkat resiko yang dihadapi peusahaan. Nilai suku

bunga dari Commercial Paper diukur berdasarkan besarnya diskon.

7
4. Leasing merupakan cara di mana perusahaan dapat menggunakan suatu asset

tanpa harus membelinya. Jelaskan tentang Sale and Lease Back dan Leverage

Leasing disertai contohnya masing-masing?

Jawab :

1) Sale and Leaseback

Sale and Leaseback atau transaksi jual dan sewa balik adalah jenis transaksi

pembiayaan yang mengkombinasikan antara penjualan aset dengan penyewaan

kembali aset yang sama. Dalam transaksi tersebut, lessee (pihak penyewa)

menjual asetnya kepada lessor (pihak yang menyewakan) sesuai dengan nilai jual

aset tersebut. Lalu, aset tersebut diberlakukan suatu kontrak sewa/leasing antara

lessee dan lessor.

Tujuan sale and leaseback ini adalah lessee dapat memperoleh dana cash yang

dapat digunakan sebagai tambahan modal operasional atau tujuan bisnis lain dan

bagi lessor dapat memperoleh hak kepemilikan aset yang dijual serta pendapatan

sewa dari lessee. Pada umumnya, pembayaran sewa dan harga jual saling

berhubungan dikarenakan keduanya dinegosiasikan ke dalam suatu paket.

Contoh transaksi sale and leaseback :

o Transaksi jual dan sewa balik 2,500 menara yang dimiliki PT Indosat Tbk

kepada PT Tower Bersama Infrastructure Tbk pada tahun 2012. Transaksi

tersebut bernilai 406 juta dolar atau setara kurang lebih 4,000 milyar rupiah.

Indosat melakukan hal tersebut bertujuan untuk melakukan efisiensi terhadap

non-core assets.

o Pada tahun 2010, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. meneken kontrak sale

and leaseback agreement tiga pesawat Boeing 737-800 Next Generation

dengan anak usaha Mitsubishi Corporation yang bergerak di bidang

8
penyewaan pesawat, MC Aviation Partners atau MCAP yang nilainya jutaan

dolar rupiah. Transaksi diatas memiliki kegunaan sebagai penyewaan demi

keperluan operasi.

Di Indonesia, pola transaksi sale and leaseback dipermudah dengan

adanya penghapusan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10% untuk

transaksi perusahaan yang menggunakan pola sale and leaseback. Peraturan

tersebut diberlakukan dikarenakan banyak kalangan menilai transaksi tersebut

murni pembiayaan sehingga tidak layak dikenakan PPN sebesar 10%. Dengan

adanya ketentuan tersebut, maka pengusaha pembiayaan diberikan kepastian

dan kejelasan aturan perpajakan sehingga pelaku usaha bisa lebih optimis

dalam menggunakan transaksi sale and leaseback.

2) Leverage Leasing

Pada prinsipnya Leverage Leasing merupakan salah satu teknik pembiayaan

dalam Finance Lease yang digunakan Lessor. Menurut teknik ini, disamping

melibatkan Lessor dan Lessee juga melibatkan Kreditur jangka panjang dalam

membiayai suatu objek Leasing.

Pihak Kreditur jangka panjang inilah yang memiliki porsi terbesar dalam

membiayai transaksi Leasing ini. Sedangkan porsi pembiayaan pihak Lessor

biasanya berkisar 20%-40% dari keseluruhan pembiayaan, sisanya disediakan

oleh Kreditur.

Kreditur tersebut dapat berupa Bank atau Lembaga Keuangan lainnya. Status

Kreditur di sini hanya sebagai penyedia dana kepada Lessor, sedangkan

jaminannya biasanya adalah objek Leasing itu sendiri. Perbedaannya dengan

teknik Direct Lease adalah terletak pada jumlah pembiayaan yang diberikan oleh

9
Lessor 100%. Oleh karena itu, Lessor bertanggung jawab langsung kepada

Kreditur sesuai dengan jumlah pembiayaannya.

o Contoh perusahaan yang menerapkan Leverage Leasing antara lain : PT. Bima

Multi Finance, PT. CIMB Niaga Auto Finance, PT. BFI, dan PT. Austindo

Nusantara Jaya Finance, Adira Finance, WOM Finance, PARA Finance

5. Misalkan perusahaan ingin melakukan ekspansi sehingga memerlukan asset

berupa mesin produksi senilai Rp.1.000.000.000,00. Aset bisa digunakan selama 5

tahun, dan setelah itu tidak ada nilai residu. Pihak manajemen mempertimbangkan

apakah pengadaan asset tersebut dibiayai dengan pendanaan leasing atau debt

financing. Apabila dibiayai dengan leasing, pihak yang menyewakan meminta

bahwa harga asset tersebut harus bisa tertutup dalam waktu 5 tahun dengan tingkat

keuntungan sebesar 15 % per tahun. Pembayaran sewa dilakukan pada awal

periode. Selanjutnya apabila dibiayai dengan debt financing, maka perusahaan

membeli asset tersebut dengan pinjaman dengan tingkat bunga 17,5% per tahun.

Perusahaan menggunakan metode penyusutan garis lurus. Penyusutan aset dan

bunga modal asing bisa dipakai untuk mengurangi pajak. Tarif pajak diasumsikan

40%. Untuk pembayaran angsuran dilakukan secara anuitas.

Saudara diminta menghitung :

a.) Pembiayaan Leasing :

1.) Besarnya pembayaran sewa per tahun

2.) Membuat Skedul Aliran Kas Keluar-Alternatif Leasing

b.) Pembiayaan Debt Financing :

1.) Besarnya angsuran per tahun yang dibayar setiap akhir tahun

2.) Skedul Pembayaran Pokok Pinjaman dan Bunga

3.) Skedul Aliran Kas Keluar-Alternatif Debt Financing

10
c.) Rekomendasikan mana yang dipilih antara pembiayaan Leasing dengan

Debt Financing dan berikan pertimbangannya?

Jawab :

 Analisis Leasing

Jumlah pembayaran sewa per tahun:

x x x x
Rp 1.000.000.000 = x + + 2 + 3 + 4
(1+0,15) (1+0,15) (1+0,15) (1+0,15)

Rp 1.000.000.000 = 3,855 x

x = Rp 259.403.372

x = Rp 259.400.000 (dibulatkan ke bawah

Skedul Aliran Kas Keluar – Alternatif Sewa

(3) (5)
(1) (2)
Akhir Kas Keluar Set. (4) PV x Aliran
Pembayaran Perlindungan
Tahun Pajak PV Kas Keluar
Sewa Pajak
(1) – (2) (r=10,5%)
0 Rp 259.400.000 - Rp 259.400.000 1 Rp 259.400.000
1-4 Rp 259.400.000 Rp 103.760.000 Rp 155.640.000 0,78 Rp 485.596.800
5 - Rp 103.760.000 (Rp103.760.000) 0,61 (Rp 63.293.600)
Rp 681.703.200

Ket: PV aliran kas dihitung dengan tingkat bunga setelah pajak (biaya utang setelah

pajak = 17,5% x (1 – 0,4) = 10,5 %.

Karena leasing merupakan suatu alternatif pembelanjaan yang bila dipilih menjadi

opportunity cost bagi Debt Financing.

11
 Analisis Debt Financing

x x x x
Rp 1.000.000.000 = + 2 + 3 + 4 +
(1+0,175) (1+0,175) (1+0,175) (1+0,175)

x
5
(1+0,175)

Rp 1.000.000.000 = 3,163 x

x = Rp 316.155.548

x = Rp 316.155.000 (dibulatkan ke bawah)

Skedul Pembayaran Pokok Pinjaman dan Bunga

Tahu Angsuran Pokok


Sisa Pokok Pinjaman Angsuran Bunga
n Ke- Pinjaman
1 Rp 1.000.000.000 Rp 316.155.000 Rp 175.000.000 Rp 141.155.000
2 Rp 858.845.000 Rp 316.155.000 Rp 150.300.000 Rp 165.900.000
3 Rp 692.945.000 Rp 316.155.000 Rp 121.270.000 Rp 194.900.000
4 Rp 498.045.000 Rp 316.155.000 Rp 87.170.000 Rp 229.000.000
5 Rp 269.045.000 Rp 316.155.000 Rp 47.110.000 Rp 269.045.000

Skedul Aliran Kas Keluar – Alternatif Utang

Akhir (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

12
Perlindungan Kas Keluar PV x Aliran
Pembayaran
Tahun Bunga Penyusutan Pajak Set. Pajak PV Kas Keluar
Utang
(2 + 3) 0,4 (1) – (4) (r=10,5%)
Rp Rp Rp Rp Rp 0,90
1 Rp 149.539.500
316.155.000 175.000.000 200.000.000 150.000.000 166.155.000
Rp Rp Rp Rp Rp
2 0,82 Rp 144.348.700
316.155.000 150.300.000 200.000.000 140.120.000 176.035.000
Rp Rp Rp Rp Rp
3 0,74 Rp 138.858.780
316.155.000 121.270.000 200.000.000 128.508.000 187.647.000
Rp Rp Rp Rp Rp
4 0,67 Rp 134.862.290
316.155.000 87.170.000 200.000.000 114.868.000 201.287.000
Rp Rp Rp Rp Rp
5 0,61 Rp 132.559.710
316.155.000 47.110.000 200.000.000 98.844.000 217.311.000
Rp 700.168.980

Ket: PV aliran kas dihitung dengan tingkat bunga setelah pajak (biaya utang setelah pajak

= 17,5% x (1 – 0,4) = 10,5 %.

Kesimpulan:

Berdasarkan analisis PV dari kas keluar bersih melalui masing-masing cara pembelanjaan,

maka alternatif Leasing lebih menguntungkan daripada alternatif Debt Financing, karena

aliran kas keluar bersihnya lebih kecil (Rp 681.703.200 < Rp 700.168.980). Alternatif

Leasing memiliki kas keluar yang lebih sedikit karena tingkat keuntungan 15% nilainya lebih

kecil dibandingkan nilai tingkat bunga 17,5% jika menggunakan alternatif Debt Financing.

Jadi Perusahaan sebaiknya menggunakan alternatif Leasing untuk pembiayaan ekspansi

tersebut.

13

Anda mungkin juga menyukai