Oleh :
PRODI MANAJEMEN
2020/1442H
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT yang mana telah memberikan rahmat dan kasih
sayang-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Sholawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi penghujung alam yakni Nabi Muhammad
SAW, tak lupa kepada keluarga-Nya, sahabat-Nya dan semoga sampailah kepada kita.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu mengenai Mengelola
Lingkungan Global yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber
informasi dan referensi. Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetauan bagi
pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULAN
A. Ekspor
Dalam melakukan ekspor, perusahaan tetap mempertahankan fasilitas produksinya di
dalam negeri namun, juga menjual produksinya ke luar negeri. Ekspor memungkinkan
perusahaan menawarkan barangnya ke luar negeri dengan biaya yang rendah dan dengan
resiko yang terbatas. Meskupun dalam ekspor terdapat beberapa masalah seperti terikat
dengan peraturan pemerintah, biaya pengiriman, mata uang asing, dan perbedaan budaya
tetapi, lebih murah dibandingkan harus memindahkan modal ke negeri sasaran. Bentuk
ekspor ke negara miskin disebut countertrade, yaitu barter barang produksi dengan barang
bukan dengan mata uang. Sekitar dua puluh persen perdagangan dunia dilakukan dengan
countertrade.
B. Outsourcing
Outsourcing global atau disebut offshoring, berarti melaksanakan pembagian tenaga
kerja secara internasional sehingga aktivitas pekerjaan dapat dilakukan di negara-negara
dengan sumber tenaga kerja dan pasokan termurah. Jutaan Lapangan kerja tingkat bawah
seperti pembuatan tekstil, pusat layanan panggilan, dan pemrosesan kartu kredit dikerjakan
melalui outsourcing ke negara-negara dengan upah rendah.
C. Lisensi
Tahapan berikunya dari pasar internasional adalah lisensi. Lewat lisensi, perusahaan
(pelisensi) di satu negara memastikan ketersediaan sumber daya bagi perusahaan (terlisensi)
di negara lain. Sumber daya ini mencakup teknologi, keahlian, manajerial, dan atau hak paten
serta merek dagang. Bentuk khusus dari lisensi adalah waralaba (franchising), yang
dilakukan keika usaha waralaba membeli paket lengkap bahan baku dan layanan, termasuk
peralatan, produk, bahan baku produk, merek, saran manajerial dan sistem operasi terstandar.
Jika dalam lisensi, terlisensi memakai nama, otonomi, dan sistem kerjanya sendiri namun,
dalam waralaba meenggunakan nama dan sistem kerja pemilik merek.
Investasi Langsung
Bentuk keterlibatan dalam pasar internasional yang lebih tinggi adalah investasi
langsung di fasilitas produksi luar negeri. Investasi langsung berarti bahwa perusahaan
terlibat dalam mengelola aset-aset produktif, yang membedakannya dengan strategi lain yang
mempunyai kontrol lemah. Jenis investasi langsung yang popular adalah aliansi strategis dan
komitmen. Pada joint venture, perusahaan berbagi biaya dan resiko dengan perusahaan lain.
Biasanya di negara sasaran untuk membuat produk baru, membangun fasilitas, atau
membangun jaringan penjualan dan distribusi. Jaringan aliansi adalah kumpulan kemitraan
dengan berbagai perusahaan 3ain, yang banyak melampaui batas-batas internasional. PILIhan
lainnya adalah dengan mendirikan cabang baru di sebuah negara yang dapat dimiliki dan
dikendalikan penuh oleh perusahaan. Mengakuisisi sebuah cabang secara langsung dapat
menghemat biaya produksi dan distribusinya. Bentuk investasi langsumg lainnya yang paling
mahal dan beresiko adalah greenfield venture, yaitu ketika suatu perusahaan mendirikan
perusahaan subside dari awal di negara lain.
a. Lingkungan Ekonomi
Lingkungan ekonomi adalah kondisi ekonomi di suatu tempat organisasi internasional
beroperasi. Lingkungan ini terdiri atas pembangunan ekonomi, pasar sumber daya dan
produk, serta nilai tukar.
1. Pembangunan Ekonomi
Kriteria yang dapat digunakan untuk mengelompokkan negara-negara menjadi
negara maju atau berkembang dapat dilihat dari pendapatan per kapitanya, yaitu
pendapatan yang dihasilkan dari produksi barang dan jasa dibagi dengan jumlah
penduduknya. Negara-negara maju yang memiliki pendapatan per kapita tinggi juga
memiliki indeks daya saing yang lebih tinggi. Satu faktor penting dalam mengukur
daya saing adalah infrastuktur negara, yaitu fasilitas fisik seperti jalan tol, bandara,
sarana pendukung, dan saluran telepon yang semuanya menentukan aktivitas
ekonomi.
2. Pasar Sumber Daya dan Produk
Saat menjalankan bisnis di suatu negara, para manajer harus mengevaluasi
kebutuhan dari perusahaan dan melihat kebutuhan dari masyarakat di lingkungan
tersebut. Jika tuntutan kebutuhan tersebut tinggi maka, perusahaan dapat
meningkatkan produksi atau mengekspornya. Dalam memperluas bisnis di kancah
internasional, perusahaan harus dapat melihat ketersediaan sumber daya dan tenaga
kerja di negara sasaran.
3. Nilai Tukar
Nilai tukar (exchange rate) adalah nilai tukar dari suatu negara terhadap mata
uang negara lain. Fluktuasi nilai tukar merupakan kekhawatiran utama bagi
perusahaan yang berbisnis di kancah internasional. Perubahan nilai tukar dapat
berdampak besar bagi daya untung bisnis internasional yang menukarkan jutaan dolar
dengan mata uang lain.
b. Lingkungan Politik-Hukum
Perusahaan-perusahaan harus berhadapan dengan sistem hukum dan politik negara
lain ketika memasuki kancah internasional, selain dengan pengawasan dan peraturan
pemerintah yang ketat. Resiko politik sebagai resiko kehilangan aset, daya untung, atau
kontrol manajemen karena peraturan atau tindakan politik pemerintah setempat. Masalah
lain yang dihadapi adalah kestabilan politik., yang mencakup kerusuhan, revolusi,
kekacauan sipil, dan peralihan kekuasaan yang sering terjadi. Undang-undang dan
peraturan yang beragam juga menjadi tantangan bagi perusahaan internasional yang
menjalankan bisnisnya. Pemerintah tuan rumah memiliki banyak peraturan mengenai
status sengketa, perlindungan konsumen, informasi dan pelabelan, ketenagakerjaan,
keamanan, serta upah.
c. Lingkungan Sosial Budaya
Kebudayaan suatu negara meliputi pengetahuan, kepercayaan, dan nilai-nilai
kebersamaan, disamping cara berperilaku dan berpikir sesama anggota masyarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi seperti nilai sosial, perbedaan komunikasi, dan
karakteristik.
2. Perbedaan Komunikasi
Di kebudayaan yang berkonteks tinggi, masyarakatnya peka terhadap situasi di
sekeliling pertukaran sosial. Sedangkan, di kebudayaan berkonteks rendah,
masyarakatnya berkomunikasi terutama untuk bertukar fakta dan informasi, transaksi
bisnis lebih penting daripada membangun hubungan dan kepercayaan.
b. Uni Eropa
Sebagai aliansi yang didirikan pada tahun 1957 dengan tujuan meningkatkan kondisi
ekonomi dan sosial para anggotanya, Masyarakat Ekonomi Eropa yang telah berubah menjadi
Uni Eropa dengan beranggotakan 27 negara. Tujuan Uni Eropa adalah untuk menciptakan
sistem pasar tunggal yang tangguh bagi jutaan konsumen masyarakat Eropa yang
memungkinkan barang, jasa, dapat untuk bergerak bebas. Aspek penting lainnya bagi
perusahaan – perusahaan yang beroperasi secara global adalah diperkenalkannya mata uang
Euro. Mata uang tunggal yang Eropa yang berdampak sangat besar baik di dalam maupun di
luar Eropa.
Perusahaan Multinasional
Ukuran dan volume bisnis perusahaan sangatlah besar. Bahkan nilai tambah (jumlah
toal gaji, laba sebelum pajak, dan beban penyusutan, serta amostisasi) Exxon Mobil setara
dengan GNP Republik Ceko. Sejumlah besar volume bisnis internasional dilaksanakan di
dunia yang makin tanpa batas oleh perusahaan-perusahaan internasional yang dapat
dipandang sebagai perusahaan global, perusahaan tanpa negara, atau perusahaan
transnasional. Perusahaan bisnis internasional ini disebut perusahaan multinasional (MNC-
Multinational Corporation). Perusahaan multinasional biasanya memperoleh lebih dari 25
persen pendapatan penjualan totalnya dari operasi luar negeri. MNC juga memiliki karak
teristik manajerial khas sebagai berikut:
1. MNC dikelola sebagai sebuah sistem bisnis terintegrasi yang mendunia dengan
cabang-cabang luar negeri yang bertindak dan saling bekerja sama.
2. MNC pada dasarnya dikontrol oleh kewenangan manajemen tunggal yang membuat
keputusan-keputusan strategis penting yang berhubungan dengan perusahaan induk
dan cabang.
3. Para manajer puncak MNC diharuskan memiliki perspekif global.
Manajemen MNC dapat menyimpang dari karakteristik tersebut. Beberapa ahli
mengelompokkan menjadi perusahaan etnosentris yang mengutamakan negara
asalnya, perusahaan polisentris yang berorientsi di masing-masing negara target, dan
perusahaan geosentris yang sepenuhnya beroperasi globa3 dan tidak menguamakan
negara tertentu.
3.1 Kesimpulan
Makalah ini memberi penekanan pada semakin pentingnya perspektif
internasional bagi manajemen. Perusahaan yang berhasil semakin meluaskan bisnisnya
keluar negri dan sukses dalam persaingan dengan perusahaan perusahaan asing di tempat
asal mereka. Bisnis di dalam arena global menghadapi resiko dan kesulitan yang khusus
karena kekuatan ekonomi, hukum-politik, dan sosial-budaya yang sangat rumit. Selain
itu, lingkungan global berubah dengan sangat cepat. Alternatif utama lainnya untuk
melayani pasar luar negri adalah melalui ekspor, lisensi, waralaba, dan investasi
langsung berupa usaha patungan atau anak perusahaan yang dimiliki sendiri.
Banyak pertumbuhan dalam bisnis internasional dilaksanakan oleh usaha besar
yang disebut sebagai MNC. Perusahaan besar ini terdapat di dunia yang hampir tanpa
batas, sehingga mendorong arus bebas berupa ide, produk, proses manufaktur, dan
pemasaran di berbagai negara untuk mencapai efisiensi terbesar. Para manajer dalam
MNC, serta yang berada di perusahaan lebih kecil yang melakukan kegiatan usaha secara
internasionalmenghadapi banyak tantangan. Para manajer seringkali mengalami
keterkejutan budaya ketika dipindahkan keluar negri. Mereka harus belajar menjadi
sensitif terhadap kebudayaan, dan menyesuaikan gaya manajemen mereka dengan
budaya tersebut. Bagi manajer dan organisasi di dunia yang semakin tanpa batas, belajar
lintas batas adalah suatu hal yang penting.
3.2 Saran
Dalam makalah ini, penulis menggunakan referensi yang mendukung argumentasi
berupa buku terkait pembahasan serta analisis penulis terhadap pokok pembahasan.
Walaupun demikian, penulis menyadari sangat besar kemungkinan pembahasan dalam
makalah ini masih membutuhkan perbaikan berupa saran-saran dan kritikan yang bersifat
konstruktif. Harapannya dengan adanya saran dan kritikan terhadap makalah ini, dapat
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA