Abstract
This study aims to know the determinants of MSME performance in Banyuwangi.
This research is an explanatory research. Samples determining in this study use
a purposive sampling technique. Primary data in this study is collected by survey
techniques for 51 MSME players in Banyuwangi. This study uses SEM-PLS
analysis. The exogenous variables are Market Orientation (MO), Learning
Orientation (LO), Innovation (IN), and Technology Orientation (TO). The
endogenous variable is the performance of MSMEs. The results of this study
show that MO, LO, and TO variables are not the factors that can improve the
performance of MSMEs. In other word, the results show that MSME players have
not considered MO, LO, and TO in their operations. The results of this study also
show that the IN variable are able to improve the performance of MSMEs in
Banyuwangi. This means that the higher the innovation carried out by MSME
players, the more better the performance of MSMEs in Banyuwangi.
175
176
Meulenberg, 2004). Inovasi merupakan jalan mengeksplorasi kemampuan yang ada serta
keluar dalam menciptakan produk yang mampu bersikap dinamis akan perubahan,
berbeda dari produk lain dengan pesaing dan menyesuaikan dengan kebutuhan pasar, serta
juga mampu mengatasi perubahan dalam mengikuti tren teknologi agar mampu
lingkungan yang bisnis secara cepat bersaing dengan perusahaan-perusahaan baru
(Kusuma, 2018:4). Dipertegas oleh yang hadir dengan kreativitas dan inovasi
Methasari (2018:180) yakni melalui inovasi, dengan teknologi yang terbarukan.
perusahaan bisa menjadi proaktif dalam
mengeksploirasi peluang-peluang baru. Pengaruh Orientasi Pembelajaran
Sehingga berdasarkan atas pemaparan terhadap Kinerja UMKM
tersebut di atas, maka dapat dimaknai bahwa Orientasi pembelajaran menjadi salah
inovasi memegang peran penting untuk satu faktor yang dipertimbangkan oleh
eksistensi dari suatu bisnis. perusahaan, sebab dengan berorientasi pada
pembelajaran maka karyawan yang bekerja
Orientasi Tekhnologi (Technology dalam suatu perusahaan dapat
Orientation) mengembangkan ide-ide yang dimiliki
Kemajuan akan teknologi dan informasi sehingga secara tidak langsung akan
saat ini sudah tidak terbendung lagi. berimplikasi pada kinerja perusahaan yang
Teknologi informasi sudah bisa diibaratkan meningkat. Keskin (2006:399) menyatakan
seperti nasi, yang merupakan kebutuhan bahwa “learning-orientation, embracing the
pokok manusia, terutama masyarakat commitment to learning, shared vision, open-
Indonesia. Bagi perusahaan, teknologi tidak mindedness and interorganizational
hanya berperan sebagai sumber informasi, knowledge sharing…”. Dipertegas pula oleh
namun sebagai tempat atau sarana Hult, et al. (2004) dalam hasil kajian
memasarkan produk dan jasa yang empirisnya yang membuktikan bahwa
diciptakannya. Pemanfaatan akan teknologi terdapat hubungan positif antara LO dan
informasi terlihat pada banyaknya kinerja perusahaan. Disempurnakan pula dari
perusahaan memasarkan produknya melalui hasil kajian empiris oleh Keskin (2006)
E-Commerce, bahkan pangkalan tukang ojek menunjukkan bahwa LO melalui inovasi
sudah berpindah dari perempatan jalan ke akan mampu meningkatkan kinerja
dunia maya yaitu teknologi melalui berbagai perusahaan. Berdasarkan atas pemaparan
aplikasi pintar. tersebut di atas, maka dapat ditarik hipotesis
Perusahaan yang berorientasi pada penelitian sebagai berikut:
teknologi akan mampu bersaing secara H1 : ada pengaruh Learning Orientation (LO)
kompetitif dengan perusahaan lain, hal ini terhadap kinerja UMKM (KU)
mengingat konsumen tidak hanya ada di
dunia nyata, namun sudah mulai berpindah di Pengaruh Orientasi Pasar terhadap
dunia maya, konsumen mulai beralih untuk Kinerja UMKM
berbelanja secara online melalui aplikasi Perusahaan yang ingin menjaga
pintar para penjual online. Kocak (2017:249) kinerja pemasarannya, haruslah
menyatakan bahwa “consider TO as a memperhatikan keinginan dari pasar, hal ini
dynamic capability and argue that TO dikarenakan keberlangsungan suatu unit
facilitates firms’ ability to exploit existing bisnis sangat ditentukan dari seberapa besar
competencies in refining technology and perusahaan mampu memenuhi keinginan
differentiated products to respond to market setiap pelanggannya. Menurut Sulistyawati,
changes and enables them to recognize dkk (2018) menyatakan bahwa orientasi
emerging or potential technological trends pasar merupakan budaya perusahaan yang
and reconfigure resources to capitalize on bisa membawa pada meningkatnya kinerja
those opportunities” yang memiliki makna pemasaran. Hal ini sejalan dengan hasil
bahwa perusahaan selayaknya kajian empiris dari Yuliana dan Pujiastuti
180
(2018) yang membuktikan bahwa ada teknologi memiliki peluang lebih besar untuk
pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja mempertahankan keuntungan dan kinerja
perusahaan. Berdasarkan atas hal tersebut di yang tinggi (Batra et al., 2015). Dipertegas
atas maka dapat ditarik hipotesis penelitian dengan hasil kajian empiris dari Kusuma
sebagai berikut: (2018) yang menyatakan bahwa teknologi
H2 : ada pengaruh dari Market Orientation berpengaruh positif dan signifikan terhadap
(MO) terhadap kinerja UMKM kinerja perusahaan. Berdasarkan atas
pemaparan tersebut di atas, maka dapat
Pengaruh Inovasi Terhadap Kinerja ditarik hipotesis penelitiannya adalah:
UMKM H4 : ada pengaruh Technology Orientation
Penelitian ini memandang inovasi (TO) terhadap Kinerja UMKM
merupakan hasil dari kreativitas UMKM baik
dalam menciptakan produk, layanan, bahkan METODE
sistem. Inovasi merupakan penentu penting Penelitian ini merupakan explanatory
dari kinerja perusahaan dalam lingkungan research. Tergolong explanatory research
persaingan yang dinamis. Semakin tinggi dikarenakan penelitian ini berusaha
inovasi yang diciptakan perusahaan akan menjelaskan sesuatu melalui pengujian
berimplikasi pada peningkatan kepuasan hipotesis tentang hubungan kausalitas antar
pelanggan. Kepuasan pelanggan akan variabel yang diteliti. Oleh karena itu,
membuat peningkatan penjualan perusahaan penelitian ini menggunakan pendekatan
yang pada akhirnya akan menciptakan kuantitatif. Populasi yang digunakan dalam
kinerja perusahaan yang lebih baik. Hal ini penelitian ini merupakan seluruh UMKM di
didukung oleh hasil kajian empiris dari Kabupaten Banyuwangi. Penentuan sampel
Kusuma (2018) yang menyatakan bahwa dalam penelitian ini menggunakan teknik
terdapat pengaruh yang signifikan dari purposive sampling. Data primer merupakan
variabel inovasi terhadap kinerja perusahaan jenis data yang digunakan dalam penelitian
atau bisnis. Dipertegas oleh hasil kajian ini. Data primer dalam penelitian ini
empiris dari Methasari (2018) yang dikumpulkan dengan teknik survey, yaitu
menyatakn bahwa ada pengaruh positif dan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada
signifikan dari inovasi terhadap kinerja responden. Teknik purposive sampling
perusahaan. Sehingga hipotesis tentang dilakukan dengan menetapkan beberapa
pengatuh inovasi terhadap kinerja UMKM kriteria responden yang diamati. Kriteria
sebagai berikut: responden yang digunakan sebagai sampel
H3 : ada pengaruh Innovation (IN) terhadap dalam penelitian ini adalah: 1) responden
kinerja UMKM merupakan pemilik (owner) atau manajer, 2)
Organisasi bisnis yang digunakan adalah
Pengaruh Orientasi Teknologi terhadap UMKM di Banyuwangi, 3) UMKM
Kinerja UMKM melakukan kegiatan produksi dan aktivitas
Menguasai teknologi sudah menjadi marketing selama masa penelitian.
suatu keharusan di jaman yang serba cepat Penelitian ini menggunakan analisis
ini. Sebuah perusahaan yang berorientasi Structural Equation Model (SEM) dengan
pada teknologi akan berusaha untuk pendekatan Partial Least Square (PLS). Oleh
menggunakan teknologi yang maju untuk karena itu variabel yang digunakan dalam
mengembangkan proses produk, dan layanan penelitian ini terdiri dari variable independen
baru walaupun tingkat perubahan teknologi berupa market orientation (MO), learning
dalam industri dalam mempengaruhi orientation (LO), innovation (IN), dan
pengembangannya tidak begitu berkembang Technology orientation (TO). Sedangkan
(Liu et al., 2013). Sebuah perusahaan variabel dependen berupa kinerja UMKM.
berorientasi teknologi yang menggabungkan Untuk mempermudah analisis data, peneliti
inovasi nilai pelanggan dengan inovasi
181
Hasil pengujian reliabilitas pada tabel Tabel 6. Nilai Path Coefficient dan p Value
5 menunjukkan bahwa seluruh konstruk Path P
Konstruk Keterangan
memiliki nilai cronbach’s alpha dan Coefficient Values
LO -> KU 0,204 0,111 Tidak
composite reliability sudah melebihi 0,6 dan Signifikan
0,7. Artinya seluruh konstruk telah MO -> KU 0,157 0,191 Tidak
memenuhi kriteria dan dapat dikatakan Signifikan
reliable. IN -> KU 0,288 0,035 Signifikan
TO -> KU 0,228 0,090 Tidak
Signifikan
Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas (Nilai Cronbach’s
Alpha dan Composite Reliability) Sumber: data diolah
Cronbach’s Composite
Konstruk
Alpha Reliability
LO 0,834 0,883
MO 0,909 0,930
IN 0,931 0,945
TO 0,888 0,923
Kinerja UMKM 0,785 0,903
Sumber: data diolah
adalah positif sebesar 0,288 dan nilai p value Mengingat bahwa demografi responden
sebesar 0,035. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mayoritas pelaku UMKM
IN berpengaruh terhadap kinerja UMKM. masih memiliki omzet di bawah Rp5.000.000
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat per bulan yang masih dapat dikategorikan
dikatakan bahwa hipotesis 3 diterima; 4) relatif rendah. Sehingga wajar jika
Hipotesis 4 menyatakan bahwa konstruk peningkatan kualitas SDM bukan prioritas
Technology Orientation (TO) berpengaruh pelaku UMKM. Disamping itu, mayoritas
terhadap kinerja UMKM. Berdasarkan hasil pelaku UMKM juga bergerak dalam bidang
pengujian pada tabel 5.5 dapat diketahui kuliner (makanan dan minuman). Hal ini
bahwa nilai beta (β) adalah positif sebesar menyebabkan urgensinya program-program
0,228 dan nilai p value sebesar 0,090. Jadi peningkatan SDM mungkin relatif rendah.
dapat disimpulkan bahwa TO tidak Hasil penelitian ini sejalan dengan kajian
berpengaruh terhadap kinerja UMKM. empiris dari Halim (2011) yang menyatakan
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat bahwa Learning Orientation tidak
dikatakan bahwa hipotesis 4 ditolak. berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja UMKM.
Pembahasan
Pengaruh Learning Orientation (LO) Pengaruh Market Orientation (MO)
Terhadap Kinerja UMKM (KU) Terhadap Kinerja UMKM (KU)
Hipotesis pertama dalam penelitian Hipotesis kedua dalam penelitian ini
ini menyatakan bahwa konstruk Learning menyatakan bahwa konstruk Market
Orientation (LO) berpengaruh terhadap Orientation (MO) berpengaruh terhadap
kinerja UMKM. Berdasarkan hasil pengujian kinerja UMKM. Berdasarkan hasil penelitian
hipotesis dapat diketahui bahwa nilai beta (β) menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
adalah positif sebesar 0,204 dan nilai p value secara signifikan dari konstruk MO terhadap
sebesar 0,111. Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja UMKM di Kabupaten Banyuwangi.
LO tidak berpengaruh terhadap kinerja Hal ini dibuktikan dari hasil uji hipotesis
UMKM. Berdasarkan hasil tersebut, maka yang menunjukkan besar pengaruh MO
dapat dikatakan bahwa hipotesis 1 ditolak. terhadap kinerja UMKM sesuai nilai beta (β)
Hasil tersebut menunjukkan bahwa yang positif sebesar 0,157 atau 15,7%
Learning Orientation (LO) bukan merupakan dengan taraf signifikansi (p value) sebesar
faktor yang dapat menentukan kinerja 0,191 yang artinya hipotesis 2 ditolak.
UMKM di Banyuwangi. Artinya, pelaku Hasil penelitian ini mengindikasikan
UMKM cenderung tidak memperhatikan bahwa pelaku UMKM di Banyuwangi
orientasi pembelajaran di dalam UMKM nya. cenderung tidak berorientasi pada pasar.
Padahal, perusahaan yang berorientasi pada Artinya bahwa produk dan operasional
pembelajaran percaya bahwa dengan UMKM di Banyuwangi selama ini masih
berorientasi pada pembelajaran maka berfokus pada keinginan dan kemauan
karyawan yang bekerja pada suatu produsen dalam memenuhi permintaan pasar.
perusahaan dapat mengembangkan ide-ide Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
yang dimiliki sehingga secara tidak langsung kajian empiris dari Halim (2011) yang
akan berdampak pada peningkatan kinerja menyatakan bahwa tidak ada pengaruh secara
perusahaan. Hasil penelitian ini signifikan dari Market Orientation terhadap
mengindikasikan bahwa pelaku UMKM di kinerja UMKM, serta didukung teori yang
Banyuwangi cenderung masih menganggap disampaikan oleh Morgan et al. (2009) yang
investasi pada upaya peningkatan kualitas menyatakan bahwa Market Orientation atau
sumber daya manusia bukan merupakan hal orientasi pasar tidak memiliki hubungan
yang krusial dan mungkin saja masih dengan kinerja. Namun hasil penelitian ini
dianggap sebagai beban operasional yang berbeda dengan hasil penelitian Bhattarai,
dapat mengurangi laba perusahaan. Kwong, dan Tasavori (2019) yang justru
184
Tabel 7. Saran Pelaku UMKM termasuk pelaku UMKM. Sebagai salah satu
No Saran Frekuesi Persentase pilar ekonomi Indonesia, maka perbaikan dan
1 Pelatihan 29 56,8% peningkatan kinerja UMKM perlu mendapat
Manajemen perhatian khusus dari berbagai kalangan.
(Pembukuan, Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
Produksi, menganalisis determinan kinerja UMKM di
Pemasaran)
Banyuwangi.
2 Pelatihan tentang 3 5,8%
penguasaan IT Penelitian ini berhasil membuktikan
3 Pendampingan 6 11,8% bahwa innovation merupakan faktor yang
dari Dinas dapat meningkatkan kinerja UMKM di
4 Tambahan Dana 11 21,6% Banyuwangi. Hasil ini mengindikasikan
untuk modal bahwa inovasi yang dilakukan pelaku
5 Sistem pemasaran 1 2% UMKM di Banyuwangi selama ini cukup
terintegerasi efektif. Pelaku UMKM yang cenderung
6 Pembangunan 1 2% berupaya meningkatkan inovasinya, maka
sarana dan akan berdampak pada peningkatan kinerja
prasarana UMKM secara ekonomi.
Total 51 100%
Penelitian ini belum membuktikan
Sumber: data diolah
bahwa Learning Orientation, Market
Berdasarkan tabel 7 diatas dapat Orientation, dan Technology Orientation
diketahui pelaku UMKM di Banyuwangi dapat meningkatkan kinerja UMKM di
memang membutuhkan pelatihan Banyuwangi. Hasil penelitian ini
peningkatan kapasitas pelaku UMKM dengan mengindikasikan bahwa pelaku UMKM di
pelatihan manajamen (pembukuan, produksi, Banyuwangi masih beroperasi secara
maupun pemasaran). Hal ini linier dengan tradisional. Pelaku UMKM hanya berfokus
hasil penelitian ini yang menunjukkan pada apa yang ingin diproduksi walaupun
variabel-variabel seperti LO, MO, dan TO belum tentu produk tersebut sesuai dengan
belum menjadi fokus pelaku UMKM dalam apa yang diinginkan dan dibutuhkan
peningkatan kinerjanya. Hasil penelitian ini pelanggannya.
bukan berarti menganggap LO, MO, dan TO Penelitian ini berimplikasi pada dua
tidak penting bagi UMKM. Misalnya saja pihak, yakni implikasi kebijakan dan praktis.
MO, Pelham (1997) menyatakan bahwa Untuk implikasi kebijakan, hasil penelitian
harusnya MO bagi UMKM lebih dapat ini dapat digunakan oleh regulator, khususnya
meningkatkan keunggulan bersaing, hal ini Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam
disebabkan diantaranya: 1) pelaku UMKM menyusun kebijakan tentang strategi
lebih dekat hubungannya dengan pengembangan UMKM. Pemerintah
pelanggannya dan menangkap apa yang Kabupaten Banyuwangi dapat melakukan
diinginkan dan dibutuhkan pelanggan secara kegiatan pelatihan tentang manajemen,
cepat dan lebih fleksibel; 2) pelaku UMKM keuangan, produksi, pemasaran, peningkatan
memiliki birokrasi yang lebih ramping akses pendanaan kepada pelaku UMKM
sehingga koordinasi tentang informasi seperti KUR, membangun konsep pemasaran
pelanggan menjadi lebih cepat dapat diterima yang terintegerasi bagi seluruh pelaku
UMKM; 3) UMKM dapat UMKM, serta pendampingan secara kontinyu
mengimplementasikan perencanaan terhadap pelaku UMKM. Hal ini juga
pemasaran secara cepat, karena lebih bersifat mengindikasikan bahwa program
tidak formal dibanding perusahaan besar. Banyuwangi Mall dan Rumah Kreatif perlu
dikaji ulang.
Kesimpulan Penelitian ini juga berimplikasi pada
Peningkatan kinerja merupakan salah dunia praktis, yakni bagi pelaku UMKM.
satu tujuan dari setiap entitas bisnis, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
186