Anda di halaman 1dari 14

175 - 188

Determinan Kinerja Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)


dalam Upaya Mendukung Banyuwangi sebagai Kota Tujuan Wisata

Achmad Iqbal*, Ni Kadek Yuliandari


Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi, Indonesia
*iqbalachmad@untag-banyuwangi.ac.id

Abstract
This study aims to know the determinants of MSME performance in Banyuwangi.
This research is an explanatory research. Samples determining in this study use
a purposive sampling technique. Primary data in this study is collected by survey
techniques for 51 MSME players in Banyuwangi. This study uses SEM-PLS
analysis. The exogenous variables are Market Orientation (MO), Learning
Orientation (LO), Innovation (IN), and Technology Orientation (TO). The
endogenous variable is the performance of MSMEs. The results of this study
show that MO, LO, and TO variables are not the factors that can improve the
performance of MSMEs. In other word, the results show that MSME players have
not considered MO, LO, and TO in their operations. The results of this study also
show that the IN variable are able to improve the performance of MSMEs in
Banyuwangi. This means that the higher the innovation carried out by MSME
players, the more better the performance of MSMEs in Banyuwangi.

Keywords: Innovation, Market Orientation, MSME’s, Learning Orientation,


Performance, Technology Orientation

PENDAHULUAN infrastruktur (surabaya.tribunnews.com.,


Banyuwangi merupakan salah satu 21/5/2018).
kabupaten di Indonesia yang mengalami Penguatan UMKM di Banyuwangi
perkembangan cukup baik di industri kreatif. telah dilakukan, misalnya dibidang teknologi,
Sehingga penguatan UMKM di Banyuwangi diantaranya adalah diluncurkannya Digital
khususnya di industri kreatif mendapat Market Place oleh Pemkab Banyuwangi
dukungan dari Badan Ekonomi Kreatif dengan nama “Banyuwangi Mall” di tahun
(Bekraf) dan Kementrian Koperasi dan 2016 (www.banyuwangikab.go.id),
UMKM (Kemenkop UMKM). Banyuwangi dibentuknya Rumah Kreatif UMKM yang
dinilai sebagai kabupaten yang cukup diperuntukkan sebagai wadah belajar bagi
responsif terhadap ekonomi kreatif. Kepala pelaku UMKM di Banyuwangi agar selalu
Dinas Koperasi dan Usaha berinovasi, serta terjalinnya kerjasama antara
Mikro Banyuwangi, Alief Setiono, LIPI dengan Banyuwangi pada tahun 2018
mengatakan, pelatihan dibutuhkan agar dapat dalam penerapan teknologi tepat guna bagi
meningkatkan daya saing pelaku ekonomi para pelaku UMKM (www.koran-
kreatif di daerah, sehingga bisa kompetitif jakarta.com). Berdasarkan fenomena
dengan produk pelaku ekonomi kreatif kota tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
besar yang telah mapan secara SDM dan studi empiris tentang determinan kinerja

175
176

UMKM di Banyuwangi setelah adanya membuktikan bahwa orientasi pembelajaran


berbagai program Pemda Banyuwangi. berpengaruh positif terhadap kinerja UMKM.
Beberapa penelitian terdahulu telah Industri kreatif menuntut UMKM
banyak dilakukan terkait determinan kinerja agar dapat bersaing dengan kompetitornya
UMKM diantaranya Pandya (2012), Herath melalui penciptaan inovasi. Thompson
dan Mahmood (2013), Beneke et al., (2016), (dalam Methasari, Kurniawan, dan Sidik,
Wang (2016). Namun dari beberapa 2018) mendefinisikan inovasi sebagai hasil,
penelitian yang telah ada, masih sedikit penerimaan, dan pengaplikasian ide, proses
penelitian yang fokus terhadap kinerja atau produk baru. Peningkatan inovasi yang
UMKM khususnya di sektor industri kreatif diimbangi dengan peningkatan pemasaran
yang mendukung pariwisata, kecuali akan membawa dampak positif bagi
penelitian yang dilakukan Lita, Meuthia, dan organisasi, yakni kinerja yang optimal.
Faisal (2018). Orientasi teknologi (technology
Penelitian yang dilakukan ini oreintation) diartikan sebagai suatu sitem
merupakan pengembangan dari penelitian nilai perusahaan yang mengaplikasikan
yang dilakukan oleh Lita, Meuthia, dan teknologi dalam penciptaan produk baru
Faisal (2018). Dalam penelitian Lita, berdasarkan keinginan konsumen atau
Meuthia, dan Faisal (2018) terdapat beberapa orientasi pasar (Atuahene-Gima dan
faktor yang mempengaruhi kinerja UMKM Evangelista, 2000). Kemampuan teknologi
diantaranya orientasi pasar (market suatu organisasi ini dapat menjadi faktor
orientation), orientasi pembelajaran kunci dalam penciptaan keunggulan bersaing
(learning orientation), dan inovasi jangka panjang. Hal ini sesuai dengan
(innovation). Sedangkan dalam penelitian ini pendapat Zhou dan Li (2010) yang
selain menggunakan variabel tersebut juga menyatakan bahwa perusahaan dengan
menambahkan variabel orientasi teknologi kemampuan teknologi yang tinggi memiliki
(technology orientation) yang diadopsi dari kemampuan untuk mengeksploitasi berbagai
penelitian Kocak, Carsrud, dan Oflazoglu kompetensi dalam rangka perbaikan
(2017). teknologi dan produk secara terus-menerus
Perusahaan yang berorientasi guna merespon perubahan pasar.
terhadap pasar dapat menjadikan usahanya Penelitian ini bertujuan untuk
berada pada posisi yang baik untuk menguji tentang determinan kinerja UMKM
mengembangkan dan meningkatkan posisi di Kabupaten Banyuwangi. UMKM dipilih
perusahaan menjadi lebih khas (relatif dengan alasan bahwa sektor tersebut cukup
terhadap persaingan) dalam jangka panjang potensial sebagai pendukung terwujudnya
(Kumar et al., 2011). Hasil penelitian Banyuwangi sebagai salah satu kota tujuan
Yuliana dan Pujiastuti (2018) dan Lita, wisata di Indonesia.
Meuthia, dan Faisal (2018) membuktikan
secara empiris bahwa orientasi pasar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
berpengaruh positif terhadap kinerja (UMKM)
perusahaan. Artinya bahwa semakin Perkembangan dunia yang semakin
perusahaan berorientasi terhadap kompleks menuntut Sumber Daya Manusia
pelanggannya maka dapat meningkatkan (SDM) agar menguasai suatu keterampilan.
kinerja organisasi. Keterampilan yang dibutuhkan dalam
Orientasi pembelajaran (learning perkembangan dunia saat ini yakni menuntut
orientation) merupakan kemampuan kolektif SDM untuk bisa kreatif memanfaatkan
yang bersumber dari proses kognitif, potensi yang ada dalam dirinya. Kreativitas
pengalaman dan melibatkan akuisisi, berbagi, yang dimiliki oleh masing-masing individu
dan pemanfaatan pengetahuan (Baba, 2015). dapat dimanfaatkan sebagai dasar untuk
Bukti empiris yang ditemukan dari penelitian menghadapi tantangan global yang kian
Lita, Meuthia, dan Faisal (2018) kompleks, tuntutan sebagai wirausaha muda
177

yang terus digaungkan oleh pemerintah tentu Orientasi Pembelajaran (Learning


tidak boleh terabaikan begitu saja, mengingat Orientation)
salah satu upaya meningkatkan harkat dan Karyawan merupakan aset penting
martabat bangsa adalah dengan cara perusahaan, hal ini menjadi dasar dari
mencetak wirausaha muda sebanyak- perusahaan senantiasa memperhatikan
banyaknya. pengetahuan yang dimiliki oleh setiap
Pelaku Usaha Mikro Kecil dan karyawannya. Sinkula, et al. dalam Halim
Menengah (UMKM) merupakan salah satu dkk (2011) menyatakan bahwa Learning
pelaku usaha yang cukup tangguh dalam Orientation (LO) adalah serangkaian nilai-
menghadapi ketatnya persaingan di bidang nilai organisasi yang mempengaruhi
bisnis. Ketangguhan para pelaku UMKM kecenderungan perusahaan untuk
dapat tercermin dari semakin kreatifnya menciptakan dan menggunakan pengetahuan.
produk barang dan jasa yang ditawarkan di Pandangan yang sama dari Choi (2012:396)
pasar. Berdasarkan Undang - Undang Nomor menyatakan bahwa “Organizational learning
20 Tahun 2008 tentang UMKM, menyatakan has been treated and measured as a process
bahwa UMKM adalah suatu usaha yang (i.e., behaviors) or a culture (i.e., values and
dijalankan oleh orang perorang maupun beliefs)”. Berdasarkan atas dua pandangan
sekelompok orang dalam skala kecil. Skala tersebut maka dapat dimaknai bahwa
kecil yang dimaksudkan adalah terkait Learning Orientation (LO) dapat dijadikan
dengan kriteria asset dan omzet yang dimiliki sebagai budaya organisasi karena dalam
oleh UMKM itu sendiri. konteksnya LO terdapat nilai seperti perilaku
Ada 3 hal yang sangat ditekankan dan kepercayaan yang dipegang teguh oleh
dalam UU No. 20 Tahun 2008, yakni: 1) masing-masing perusahaan.
usaha mikro merupakan salah satu bentuk Orientasi pembelajaran dikaitkan
usaha produktif milik individu dan/atau dengan tiga nilai yakni commitment to
badan usaha perorangan yang sesuai dengan learning, open mindedness dan shared vision
kriteria usaha mikro; 2) ditekankan pula (Choi, 2012:396). Hal ini bermakna bahwa
mengenai usaha kecil, yaitu suatu bentuk karyawan dalam perusahaan harus
usaha produktif yang mandiri, yang berkomitmen untuk belajar, memiliki
dilakukan oleh perorangan atau sekelompok pemikiran yang terbuka dan memiliki visi
orang atau badan usaha yang bukan ingin selalu berbagi. Berdasarkan atas hal
merupakan anak perusahaan atau cabang tersebut maka akan tercipta keunggulan
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau competitive dari perusahaan. Beberapa
menjadi bagian, baik secara langsung peneliti menekankan bahwa LO dikaitkan
maupun tidak langsung dari usaha menengah dengan kinerja perusahaan Stewart &
atau usaha besar yang memenuhi kriteria Mavondo (2004). Hasil kajian empiris dari
usaha kecil.; 3) pengertian dari usaha Sadler-Smith, Spicer dan Chaston (2001)
menengah adalah usaha ekonomi produktif menunjukkan bahwa jika sebuah perusahaan
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh manufaktur yang memiliki LO lebih aktif
orang perorangan atau badan usaha yang akan mengalami pertumbuhan yang lebih
bukan merupakan anak perusahaan atau tinggi. Hal ini dikarenakan perusahaan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, dengan LO lebih tinggi akan menjadikan
atau menjadi bagian baik langsung maupun penggunaan aset berupa pengetahuan yang
tidak langsung dengan Usaha Kecil atau lebih baik. Berdasarkan atas pemaparan
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih tersebut maka dapat dimaknai bahwa
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana perusahaan yang memperhatikan LO
diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 karyawannya secara tidak langsung
Tahun 2008. memperhatikan pertumbuhan kinerja
perusahaannya juga.
178

Orientasi Pasar (Market Orientation) Inovasi (Innovation)


Pelanggan menjadi variabel yang Di jaman globalisasi ini, inovasi
sangat diperhatikan oleh perusahaan, hal ini adalah kunci keberhasilan dan
didasari akan pandangan bahwa sumber keberlangsungan suatu unit bisnis, tanpa
pendapatan utama perusahaan adalah tingkat inovasi produk atau jasa yang diproduksi
penjualan produk atau jasa yang dibeli oleh oleh perusahaan akan mudah digantikan
pelanggannya. Pada dasarnya, perusahaan dengan produk atau jasa dari perusahaan
berorientasi terhadap orientasi pasar dan pesaing. Inovasi merupakan satu-satunya
orientasi pesaing. Kedua orientasi ini harus cara untuk membuat produk atau jasa tetap
senantiasa bersinergi dengan baik agar kompetitif di pasar.
mampu menciptakan keunggulan kompetitif. Inovasi diartikan berkaitan tentang
Terciptanya sinergisitas yang baik antara bagaimana sebuah perusahaan atau seseorang
orientasi pasar dan orientasi pesaing menghasilkan uang dari kreatifitas. Dengan
dikarenakan perusahaan menerapkan melakukan inovasi, maka perusahaan bukan
koordinasi antar fungsional yang saling sebenarnya berhadapan dengan pesaing dan
mendukung satu sama lain (Nasution, tantangan ketika kreatifitas. Jika kedua
2004:3). Hal ini berimplikasi pada tantangan tersebut dapat dilalui, maka
perusahaan yang berorientasi pasar mampu hasilnya adalah inovasi yang spektakuler
menciptakan nilai lebih baik bagi karyawan (Methasari, dkk 2018:179). Kemudian Choi,
dan pelanggan yang pada akhirnya mengarah (2012:397) menyatakan bahwa inovasi
pada peningkatan kinerja perusahaan (Jyoti sebagai penciptaan keterbaharuan dalam
dan Sharma, 2012). penciptaan produk atau jasa, penerapan
Raharjo (2009) menjelaskan bahwa sebuah sistem teknologi produksi, struktur
perusahaan yang berorientasi pasar akan dan sistem administrasi, atau rencana dan
menggunakan konsep pemasaran. Orientasi program bagi perusahaan. Berdasarkan atas
pasar merupakan budaya perusahaan yang pemaparan tersebut, maka dapat diperoleh
bisa membawa pada meningkatnya kinerja makna bahwa kreativitas adalah dasar dari
pemasaran (Sulistyawati et al., 2018:309). inovasi, sehingga mampu menciptakan
Hal ini dapat diartikan bahwa orientasi pasar sesuatu hal yang baru demi going concern
dapat diwujudkan sebagai budaya organisasi organisasi atau perusahaan.
dari suatu perusahaan untuk menciptakan Verhess dan Meulenber (2004)
keunggulan bersaing. menyatakan bahwa bisnis memiliki dua
Namun, orientasi pasar yang fungsi pokok yakni pemasaran dan inovasi.
menitikberatkan pada pelanggan dapat lebih Oleh sebab itu, harus senantiasa ada sinergi
efektif dibandingkan dengan orientasi pasar antara pemasaran dan inovasi, karena dengan
yang berfokus pada budaya organisasi, sebab inovasi yang selalu ditingkatkan maka
budaya organisasi dapat ditanamkan melalui kegiatan pemasaran akan berjalan lebih
penekanan visi dan misi perusahaan. Raharjo optimal sehingga tercipta kinerja perusahaan
(2009), menyatakan terdapat tiga komponen yang unggul. Inovasi yang didasari akan
dari orientasi pasar yakni : 1) orientasi kreativitas karyawan haruslah bersifat cepat
pelanggan; 2) koordinasi pemasaran yang dan tepat, sebab dalam kondisi bisnis saat ini,
terintegrasi dan 3) orientasi terhadap jika ide atau gagasan dari inovasi tidak cepat
keuntungan. Hal ini bermakna bahwa untuk dieksekusi kedalam wujud nyata, maka akan
meraih kinerja perusahaan yang diharapkan, dengan cepat dieksekusi oleh perusahaan lain
suatu perusahaan perlu fokus pada yang sejenis.
meningkatan nilai pelanggan agar Inovasi juga mencakup tiga hal kunci
menciptakan keunggulan bersaing bagi yakni sistem, kebijakan, dan program. Selain
perusahaan. penciptaan produk baru, inovasi juga dapat
berupa upaya manajerial dan pemasaran baru
yang lebih efektif dan efisian (Verhess dan
179

Meulenberg, 2004). Inovasi merupakan jalan mengeksplorasi kemampuan yang ada serta
keluar dalam menciptakan produk yang mampu bersikap dinamis akan perubahan,
berbeda dari produk lain dengan pesaing dan menyesuaikan dengan kebutuhan pasar, serta
juga mampu mengatasi perubahan dalam mengikuti tren teknologi agar mampu
lingkungan yang bisnis secara cepat bersaing dengan perusahaan-perusahaan baru
(Kusuma, 2018:4). Dipertegas oleh yang hadir dengan kreativitas dan inovasi
Methasari (2018:180) yakni melalui inovasi, dengan teknologi yang terbarukan.
perusahaan bisa menjadi proaktif dalam
mengeksploirasi peluang-peluang baru. Pengaruh Orientasi Pembelajaran
Sehingga berdasarkan atas pemaparan terhadap Kinerja UMKM
tersebut di atas, maka dapat dimaknai bahwa Orientasi pembelajaran menjadi salah
inovasi memegang peran penting untuk satu faktor yang dipertimbangkan oleh
eksistensi dari suatu bisnis. perusahaan, sebab dengan berorientasi pada
pembelajaran maka karyawan yang bekerja
Orientasi Tekhnologi (Technology dalam suatu perusahaan dapat
Orientation) mengembangkan ide-ide yang dimiliki
Kemajuan akan teknologi dan informasi sehingga secara tidak langsung akan
saat ini sudah tidak terbendung lagi. berimplikasi pada kinerja perusahaan yang
Teknologi informasi sudah bisa diibaratkan meningkat. Keskin (2006:399) menyatakan
seperti nasi, yang merupakan kebutuhan bahwa “learning-orientation, embracing the
pokok manusia, terutama masyarakat commitment to learning, shared vision, open-
Indonesia. Bagi perusahaan, teknologi tidak mindedness and interorganizational
hanya berperan sebagai sumber informasi, knowledge sharing…”. Dipertegas pula oleh
namun sebagai tempat atau sarana Hult, et al. (2004) dalam hasil kajian
memasarkan produk dan jasa yang empirisnya yang membuktikan bahwa
diciptakannya. Pemanfaatan akan teknologi terdapat hubungan positif antara LO dan
informasi terlihat pada banyaknya kinerja perusahaan. Disempurnakan pula dari
perusahaan memasarkan produknya melalui hasil kajian empiris oleh Keskin (2006)
E-Commerce, bahkan pangkalan tukang ojek menunjukkan bahwa LO melalui inovasi
sudah berpindah dari perempatan jalan ke akan mampu meningkatkan kinerja
dunia maya yaitu teknologi melalui berbagai perusahaan. Berdasarkan atas pemaparan
aplikasi pintar. tersebut di atas, maka dapat ditarik hipotesis
Perusahaan yang berorientasi pada penelitian sebagai berikut:
teknologi akan mampu bersaing secara H1 : ada pengaruh Learning Orientation (LO)
kompetitif dengan perusahaan lain, hal ini terhadap kinerja UMKM (KU)
mengingat konsumen tidak hanya ada di
dunia nyata, namun sudah mulai berpindah di Pengaruh Orientasi Pasar terhadap
dunia maya, konsumen mulai beralih untuk Kinerja UMKM
berbelanja secara online melalui aplikasi Perusahaan yang ingin menjaga
pintar para penjual online. Kocak (2017:249) kinerja pemasarannya, haruslah
menyatakan bahwa “consider TO as a memperhatikan keinginan dari pasar, hal ini
dynamic capability and argue that TO dikarenakan keberlangsungan suatu unit
facilitates firms’ ability to exploit existing bisnis sangat ditentukan dari seberapa besar
competencies in refining technology and perusahaan mampu memenuhi keinginan
differentiated products to respond to market setiap pelanggannya. Menurut Sulistyawati,
changes and enables them to recognize dkk (2018) menyatakan bahwa orientasi
emerging or potential technological trends pasar merupakan budaya perusahaan yang
and reconfigure resources to capitalize on bisa membawa pada meningkatnya kinerja
those opportunities” yang memiliki makna pemasaran. Hal ini sejalan dengan hasil
bahwa perusahaan selayaknya kajian empiris dari Yuliana dan Pujiastuti
180

(2018) yang membuktikan bahwa ada teknologi memiliki peluang lebih besar untuk
pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja mempertahankan keuntungan dan kinerja
perusahaan. Berdasarkan atas hal tersebut di yang tinggi (Batra et al., 2015). Dipertegas
atas maka dapat ditarik hipotesis penelitian dengan hasil kajian empiris dari Kusuma
sebagai berikut: (2018) yang menyatakan bahwa teknologi
H2 : ada pengaruh dari Market Orientation berpengaruh positif dan signifikan terhadap
(MO) terhadap kinerja UMKM kinerja perusahaan. Berdasarkan atas
pemaparan tersebut di atas, maka dapat
Pengaruh Inovasi Terhadap Kinerja ditarik hipotesis penelitiannya adalah:
UMKM H4 : ada pengaruh Technology Orientation
Penelitian ini memandang inovasi (TO) terhadap Kinerja UMKM
merupakan hasil dari kreativitas UMKM baik
dalam menciptakan produk, layanan, bahkan METODE
sistem. Inovasi merupakan penentu penting Penelitian ini merupakan explanatory
dari kinerja perusahaan dalam lingkungan research. Tergolong explanatory research
persaingan yang dinamis. Semakin tinggi dikarenakan penelitian ini berusaha
inovasi yang diciptakan perusahaan akan menjelaskan sesuatu melalui pengujian
berimplikasi pada peningkatan kepuasan hipotesis tentang hubungan kausalitas antar
pelanggan. Kepuasan pelanggan akan variabel yang diteliti. Oleh karena itu,
membuat peningkatan penjualan perusahaan penelitian ini menggunakan pendekatan
yang pada akhirnya akan menciptakan kuantitatif. Populasi yang digunakan dalam
kinerja perusahaan yang lebih baik. Hal ini penelitian ini merupakan seluruh UMKM di
didukung oleh hasil kajian empiris dari Kabupaten Banyuwangi. Penentuan sampel
Kusuma (2018) yang menyatakan bahwa dalam penelitian ini menggunakan teknik
terdapat pengaruh yang signifikan dari purposive sampling. Data primer merupakan
variabel inovasi terhadap kinerja perusahaan jenis data yang digunakan dalam penelitian
atau bisnis. Dipertegas oleh hasil kajian ini. Data primer dalam penelitian ini
empiris dari Methasari (2018) yang dikumpulkan dengan teknik survey, yaitu
menyatakn bahwa ada pengaruh positif dan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada
signifikan dari inovasi terhadap kinerja responden. Teknik purposive sampling
perusahaan. Sehingga hipotesis tentang dilakukan dengan menetapkan beberapa
pengatuh inovasi terhadap kinerja UMKM kriteria responden yang diamati. Kriteria
sebagai berikut: responden yang digunakan sebagai sampel
H3 : ada pengaruh Innovation (IN) terhadap dalam penelitian ini adalah: 1) responden
kinerja UMKM merupakan pemilik (owner) atau manajer, 2)
Organisasi bisnis yang digunakan adalah
Pengaruh Orientasi Teknologi terhadap UMKM di Banyuwangi, 3) UMKM
Kinerja UMKM melakukan kegiatan produksi dan aktivitas
Menguasai teknologi sudah menjadi marketing selama masa penelitian.
suatu keharusan di jaman yang serba cepat Penelitian ini menggunakan analisis
ini. Sebuah perusahaan yang berorientasi Structural Equation Model (SEM) dengan
pada teknologi akan berusaha untuk pendekatan Partial Least Square (PLS). Oleh
menggunakan teknologi yang maju untuk karena itu variabel yang digunakan dalam
mengembangkan proses produk, dan layanan penelitian ini terdiri dari variable independen
baru walaupun tingkat perubahan teknologi berupa market orientation (MO), learning
dalam industri dalam mempengaruhi orientation (LO), innovation (IN), dan
pengembangannya tidak begitu berkembang Technology orientation (TO). Sedangkan
(Liu et al., 2013). Sebuah perusahaan variabel dependen berupa kinerja UMKM.
berorientasi teknologi yang menggabungkan Untuk mempermudah analisis data, peneliti
inovasi nilai pelanggan dengan inovasi
181

dalam penelitian ini menggunakan WarpPLS Pada tabel 3 menunjukkan bahwa


3.0. akar kuadrat AVE pada setiap konstruk
Analisis data dilakukan dengan sudah lebih besar dari korelasi antar variabel
melakukan pengujian outer model dan inner laten pada kolom yang sama. Sehingga dapat
model. Model pengukuran (outer model) disimpulkan seluruh konstruk memenuhi
digunakan untuk menguji validitas suatu kriteria validitas diskriminan.
konstruk dan reliabilitas instrumen. Model
structural dalam PLS dievaluasi dengan Tabel 3. Hasil Uji Validitas Diskriminan (Akar
menggunakan R square (R2), sedangkan uji Kuadrat AVE)
signifikansi antar konstruk dalam model Akar
Konstruk
struktural menggunakan nilai koefisien path. Kuadrat
Pengujian Hipotesis dilakukan dengan AVE
melihat koefisien path dan p-value. Jika p- Learning Orientation (LO) 0,776
Market Orientation (MO) 0,830
value lebih rendah daripada 0,05 maka Innovation (IN) 0,862
hipotesis diterima. Technology Orientation (TO) 0,866
Indikator penelitian ini termasuk dalam Kinerja UMKM (KU) 0,907
kategori indikator reflektif. Berikut tabel Sumber: data diolah
yang menjelaskan pengukuran masing-
masing variabel: Uji validitas diskriminan pada tabel 4
juga dilakukan dengan melihat cross loading.
Tabel 1. Pengukuran Variabel Penelitian Dikatakan terpenuhi jika seluruh indikator
No. Variabel Skala Dasar
Variabel Independen: memiliki nilai diatas 0,7. Hasil uji validitas
1
Learning
1-5
Sinkula, Baker, dan Noordewier (1997); diskriminan pada seluruh indikator dapat
Orientation (LO) Choi (2014); Lita, Meuthia, dan Faisal
Sinkula, Baker, dan Noordewier (1997);
disimpulkan telah memenuhi kriteria.
Market
2 1-5 Choi (2014); Lita, Meuthia, dan Faisal
Orientation (MO)
(2018) Tabel 4. Hasil Uji Validitas Diskriminan (Nilai
Sinkula, Baker, dan Noordewier (1997);
3 Innovation (I) 1-5 Choi (2014); Lita, Meuthia, dan Faisal Cross Loading)
(2018) Nilai
Konstruk Indikator
4
Technology
1-5 Kocak, Carsrud, dan Oflazoglu (2017)
Loading
Orientation (TO) Learning Orientation (LO) LO2 0,728
Variabel Dependen:
Kinerja UMKM 1-5 Kocak, Carsrud, dan Oflazoglu (2017)
LO5 0,777
LO6 0,832
LO7 0,749
HASIL DAN PEMBAHASAN LO8 0,789
Evaluasi validitas konstruk dalam Market Orientation (MO) MO2 0,736
penelitian ini yakni validitas konvergen dan MO3 0,879
validitas diskriminan. Hasil uji validitas MO4 0,850
MO5 0,829
konvergen pada tabel 2 menunjukkan bahwa MO7 0,881
seluruh konstruk penelitian memenuhi syarat MO8 0,798
validitas konvergen. Artinya, seluruh Innovation (IN) IN3 0,838
konstruk penelitian telah melebihi 0,5, IN4 0,894
IN5 0,876
Tabel 2. Uji Validitas Konvergen IN6 0,884
IN7 0,840
Konstruk AVE IN8 0,836
Learning Orientation (LO) 0,602 Technology Orientation (TO) TO1 0,922
Market Orientation (MO) 0,689 TO2 0,829
Innovation (IN) 0,743 TO3 0,876
Technology Orientation (TO) 0,750 TO4 0,832
Kinerja UMKM (KU) 0,823 Kinerja UMKM (KU) KU1 0,907
Sumber: data diolah KU2 0,907
Sumber: data diolah
182

Hasil pengujian reliabilitas pada tabel Tabel 6. Nilai Path Coefficient dan p Value
5 menunjukkan bahwa seluruh konstruk Path P
Konstruk Keterangan
memiliki nilai cronbach’s alpha dan Coefficient Values
LO -> KU 0,204 0,111 Tidak
composite reliability sudah melebihi 0,6 dan Signifikan
0,7. Artinya seluruh konstruk telah MO -> KU 0,157 0,191 Tidak
memenuhi kriteria dan dapat dikatakan Signifikan
reliable. IN -> KU 0,288 0,035 Signifikan
TO -> KU 0,228 0,090 Tidak
Signifikan
Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas (Nilai Cronbach’s
Alpha dan Composite Reliability) Sumber: data diolah
Cronbach’s Composite
Konstruk
Alpha Reliability
LO 0,834 0,883
MO 0,909 0,930
IN 0,931 0,945
TO 0,888 0,923
Kinerja UMKM 0,785 0,903
Sumber: data diolah

Pengujian inner model dalam


penelitian ini terdiri dari pengujian koefisien
determinasi (R2) dan path coefficient. Nilai
R2 digunakan untuk mengukur variasi dari
perubahan variabel .nilai R2 juga dapat
digunakan sebagai ukuran seberapa besar Gambar 1. Model Struktural Pengujian Hipotesis
variabel endogen dapat dijelaskan oleh
variabel eksogen. Nilai R2 dalam penelitian Hasil pengujian hipotesis pada tabel 6
ini adalah sebesar 0,49. Artinya variabel dan gambar 2 menunjukkan: 1) Hipotesis 1
endogen berupa Kinerja UMKM dapat menyatakan bahwa konstruk Learning
dijelaskan oleh variabel eksogen berupa LO, Orientation (LO) berpengaruh terhadap
MO, IN, dan TO sebesar 49% sedangkan kinerja UMKM. Berdasarkan hasil pengujian
sisanya 51% dijelaskan oleh variabel lain pada tabel 6 dapat diketahui bahwa nilai beta
yang tidak digunakan dalam model penelitian (β) adalah positif sebesar 0,204 dan nilai p
ini. value sebesar 0,111. Jadi dapat disimpulkan
Selain melihat R2, kelayakan inner bahwa LO tidak berpengaruh terhadap
model juga dapat dilihat dari nilai Q2. Nilai kinerja UMKM. Berdasarkan hasil tersebut,
Q2 dalam penelitian ini berdasarkan hasil maka dapat dikatakan bahwa hipotesis 1
output Latent Variable Coefficients ditolak; 2) Hipotesis 2 menyatakan bahwa
menunjukkan angka sebesar 0,496. Angka ini konstruk Market Orientation (MO)
menunjukkan bahwa model penelitian berpengaruh terhadap kinerja UMKM.
memiliki predictive relevance. Model Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 6
penelitian ini mampu menjelaskan varian dapat diketahui bahwa nilai beta (β) adalah
data sebesar 49,6%, sedangkan sisanya positif sebesar 0,157 dan nilai p value
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak sebesar 0,191. Jadi dapat disimpulkan bahwa
dimasukkan dalam model penelitian. MO tidak berpengaruh terhadap kinerja
UMKM. Berdasarkan hasil tersebut, maka
dapat dikatakan bahwa hipotesis 2 ditolak; 3)
Hipotesis 3 menyatakan bahwa konstruk
Innovation (IN) berpengaruh terhadap kinerja
UMKM. Berdasarkan hasil pengujian pada
tabel 5.5 dapat diketahui bahwa nilai beta (β)
183

adalah positif sebesar 0,288 dan nilai p value Mengingat bahwa demografi responden
sebesar 0,035. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mayoritas pelaku UMKM
IN berpengaruh terhadap kinerja UMKM. masih memiliki omzet di bawah Rp5.000.000
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat per bulan yang masih dapat dikategorikan
dikatakan bahwa hipotesis 3 diterima; 4) relatif rendah. Sehingga wajar jika
Hipotesis 4 menyatakan bahwa konstruk peningkatan kualitas SDM bukan prioritas
Technology Orientation (TO) berpengaruh pelaku UMKM. Disamping itu, mayoritas
terhadap kinerja UMKM. Berdasarkan hasil pelaku UMKM juga bergerak dalam bidang
pengujian pada tabel 5.5 dapat diketahui kuliner (makanan dan minuman). Hal ini
bahwa nilai beta (β) adalah positif sebesar menyebabkan urgensinya program-program
0,228 dan nilai p value sebesar 0,090. Jadi peningkatan SDM mungkin relatif rendah.
dapat disimpulkan bahwa TO tidak Hasil penelitian ini sejalan dengan kajian
berpengaruh terhadap kinerja UMKM. empiris dari Halim (2011) yang menyatakan
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat bahwa Learning Orientation tidak
dikatakan bahwa hipotesis 4 ditolak. berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja UMKM.
Pembahasan
Pengaruh Learning Orientation (LO) Pengaruh Market Orientation (MO)
Terhadap Kinerja UMKM (KU) Terhadap Kinerja UMKM (KU)
Hipotesis pertama dalam penelitian Hipotesis kedua dalam penelitian ini
ini menyatakan bahwa konstruk Learning menyatakan bahwa konstruk Market
Orientation (LO) berpengaruh terhadap Orientation (MO) berpengaruh terhadap
kinerja UMKM. Berdasarkan hasil pengujian kinerja UMKM. Berdasarkan hasil penelitian
hipotesis dapat diketahui bahwa nilai beta (β) menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
adalah positif sebesar 0,204 dan nilai p value secara signifikan dari konstruk MO terhadap
sebesar 0,111. Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja UMKM di Kabupaten Banyuwangi.
LO tidak berpengaruh terhadap kinerja Hal ini dibuktikan dari hasil uji hipotesis
UMKM. Berdasarkan hasil tersebut, maka yang menunjukkan besar pengaruh MO
dapat dikatakan bahwa hipotesis 1 ditolak. terhadap kinerja UMKM sesuai nilai beta (β)
Hasil tersebut menunjukkan bahwa yang positif sebesar 0,157 atau 15,7%
Learning Orientation (LO) bukan merupakan dengan taraf signifikansi (p value) sebesar
faktor yang dapat menentukan kinerja 0,191 yang artinya hipotesis 2 ditolak.
UMKM di Banyuwangi. Artinya, pelaku Hasil penelitian ini mengindikasikan
UMKM cenderung tidak memperhatikan bahwa pelaku UMKM di Banyuwangi
orientasi pembelajaran di dalam UMKM nya. cenderung tidak berorientasi pada pasar.
Padahal, perusahaan yang berorientasi pada Artinya bahwa produk dan operasional
pembelajaran percaya bahwa dengan UMKM di Banyuwangi selama ini masih
berorientasi pada pembelajaran maka berfokus pada keinginan dan kemauan
karyawan yang bekerja pada suatu produsen dalam memenuhi permintaan pasar.
perusahaan dapat mengembangkan ide-ide Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
yang dimiliki sehingga secara tidak langsung kajian empiris dari Halim (2011) yang
akan berdampak pada peningkatan kinerja menyatakan bahwa tidak ada pengaruh secara
perusahaan. Hasil penelitian ini signifikan dari Market Orientation terhadap
mengindikasikan bahwa pelaku UMKM di kinerja UMKM, serta didukung teori yang
Banyuwangi cenderung masih menganggap disampaikan oleh Morgan et al. (2009) yang
investasi pada upaya peningkatan kualitas menyatakan bahwa Market Orientation atau
sumber daya manusia bukan merupakan hal orientasi pasar tidak memiliki hubungan
yang krusial dan mungkin saja masih dengan kinerja. Namun hasil penelitian ini
dianggap sebagai beban operasional yang berbeda dengan hasil penelitian Bhattarai,
dapat mengurangi laba perusahaan. Kwong, dan Tasavori (2019) yang justru
184

membuktikan bahwa Market Orientation analisis statistik yang menunjukkan besar


secara signifikan mempengaruhi kinerja pengaruh Technology Orientation terhadap
perusahaan. Perbedaan hasil penelitian ini kinerja UMKM yaitu sebesar 0,228 atau
dikarenakan objek penelitian ini 22,8% dengan taraf signifikansi 0,090 yang
menggunakan UMKM. Namun, dapat artinya hipotesis 4 ditolak. Hasil penelitian
difahami bahwa hasil penelitian ini ini sejalan dengan hasil kajian empiris dari
membuktikan bahwa UMKM di Banyuwangi Kocak, Carsrud, dan Oflazoglu (2017) yang
selama ini masih beroperasi secara menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang
konvensional. Hal ini seseuai dengan signifikan dari Technology Orientation
pendapat Yuliana dan Pujiastuti (2018) yang terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian
mengartikan MO sebagai implementasi dari terhadap TO membuktikan bahwa UMKM di
konsep pemasaran perusahaan. MO terdiri Banyuwangi belum benar-benar menerapkan
atas tiga komponen, yakni orientasi dan menempatkan teknologi sebagai fokus
pelanggan, orientasi pesaing, dan koordinasi dalam operasionalnya. Penggunaan teknologi
antar fungsional. Karena beroperasi secara modern untuk produksi belum menjadi
tradisional, maka pelaku UMKM belum orientasi UMKM di Banyuwangi.
berorientasi pada MO. Penelitian ini hanya membuktikan
bahwa variabel innovation (IN) yang mampu
Pengaruh Innovation (IN) Terhadap meningkatkan kinerja UMKM di
Kinerja UMKM (KU) Banyuwangi. Sedangkan untuk variabel LO,
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini MO, dan TO secara empiris belum terbukti
menyatakan bahwa konstruk Innovation (IN) mampu meningkatkan kinerja UMKM di
berpengaruh terhadap kinerja UMKM. Banyuwangi. Hal tersebut disebabkan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan diantaranya: 1) UMKM di Banyuwangi
bahwa ada pengaruh secara signifikan dari masih menggunakan pendekatan-pendekatan
Innovation terhadap kinerja UMKM di tradisional dalam menjalankan kegiatan
Kabupaten Banyuwangi. Hal ini dibuktikan bisnisnya; 2) Masih menganggap biaya
dari hasil analsis statistik yang menunjukkan merupakan satu hal yang harus ditekan.
besar pengaruh Innovation terhadap kinerja Artinya, UMKM berat melakukan investasi
UMKM adalah 0,288 atau 28,8% dengan seperti pada peningkatan kualitas SDM dan
taraf signifikansi 0,035 yang artinya hipotesis teknologi; 3) Penciptaan produk dan strategi
3 diterima. Hasil penelitian ini sejalan pemasaran yang diterapkan masih berfokus
dengan hasil kajian empiris dari Kusuma pada apa yang diinginkan pelaku UMKM
(2018) yang menyatakan bahwa variabel bukan pada keinginan pelanggan.
Inovasi berpengaruh terhadap kinerja Karena hanya berfokus pada apa yang
UMKM. Pendapat ini dipertegas pula oleh diinginkan pelaku UMKM, maka dampaknya
Roberts dan Amit dalam Kusuma (2018) pelaku UMKM hanya melakukan inovasi-
yang menyatakan bahwa Inovasi sebagai alat inovasi. Misalnya, jika sebelumnya
yang dapat dijadikan untuk menuju pada menggunakan strategi pemasaran offline
keunggulan kompetitif dan keuntungan yang kemudian mulai beralih pada yang bersifat
lebih kompetitif bagi setiap unit bisnis. daring. Sebagai bahan diskusi yang lebih
mendalam berikut saran pelaku UMKM pada
Pengaruh Technologi Orientation (TO) pemerintah Kabupaten Banyuwangi demi
Terhadap Kinerja UMKM (KU) pengembangan UMKM di Banyuwangi.
Hasil penelitian untuk variabel
Technology Orientation terhadap kinerja
UMKM di Kabupaten Banyuwangi
menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh dari
Technology Orientation terhadap kinerja
UMKM. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil
185

Tabel 7. Saran Pelaku UMKM termasuk pelaku UMKM. Sebagai salah satu
No Saran Frekuesi Persentase pilar ekonomi Indonesia, maka perbaikan dan
1 Pelatihan 29 56,8% peningkatan kinerja UMKM perlu mendapat
Manajemen perhatian khusus dari berbagai kalangan.
(Pembukuan, Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
Produksi, menganalisis determinan kinerja UMKM di
Pemasaran)
Banyuwangi.
2 Pelatihan tentang 3 5,8%
penguasaan IT Penelitian ini berhasil membuktikan
3 Pendampingan 6 11,8% bahwa innovation merupakan faktor yang
dari Dinas dapat meningkatkan kinerja UMKM di
4 Tambahan Dana 11 21,6% Banyuwangi. Hasil ini mengindikasikan
untuk modal bahwa inovasi yang dilakukan pelaku
5 Sistem pemasaran 1 2% UMKM di Banyuwangi selama ini cukup
terintegerasi efektif. Pelaku UMKM yang cenderung
6 Pembangunan 1 2% berupaya meningkatkan inovasinya, maka
sarana dan akan berdampak pada peningkatan kinerja
prasarana UMKM secara ekonomi.
Total 51 100%
Penelitian ini belum membuktikan
Sumber: data diolah
bahwa Learning Orientation, Market
Berdasarkan tabel 7 diatas dapat Orientation, dan Technology Orientation
diketahui pelaku UMKM di Banyuwangi dapat meningkatkan kinerja UMKM di
memang membutuhkan pelatihan Banyuwangi. Hasil penelitian ini
peningkatan kapasitas pelaku UMKM dengan mengindikasikan bahwa pelaku UMKM di
pelatihan manajamen (pembukuan, produksi, Banyuwangi masih beroperasi secara
maupun pemasaran). Hal ini linier dengan tradisional. Pelaku UMKM hanya berfokus
hasil penelitian ini yang menunjukkan pada apa yang ingin diproduksi walaupun
variabel-variabel seperti LO, MO, dan TO belum tentu produk tersebut sesuai dengan
belum menjadi fokus pelaku UMKM dalam apa yang diinginkan dan dibutuhkan
peningkatan kinerjanya. Hasil penelitian ini pelanggannya.
bukan berarti menganggap LO, MO, dan TO Penelitian ini berimplikasi pada dua
tidak penting bagi UMKM. Misalnya saja pihak, yakni implikasi kebijakan dan praktis.
MO, Pelham (1997) menyatakan bahwa Untuk implikasi kebijakan, hasil penelitian
harusnya MO bagi UMKM lebih dapat ini dapat digunakan oleh regulator, khususnya
meningkatkan keunggulan bersaing, hal ini Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam
disebabkan diantaranya: 1) pelaku UMKM menyusun kebijakan tentang strategi
lebih dekat hubungannya dengan pengembangan UMKM. Pemerintah
pelanggannya dan menangkap apa yang Kabupaten Banyuwangi dapat melakukan
diinginkan dan dibutuhkan pelanggan secara kegiatan pelatihan tentang manajemen,
cepat dan lebih fleksibel; 2) pelaku UMKM keuangan, produksi, pemasaran, peningkatan
memiliki birokrasi yang lebih ramping akses pendanaan kepada pelaku UMKM
sehingga koordinasi tentang informasi seperti KUR, membangun konsep pemasaran
pelanggan menjadi lebih cepat dapat diterima yang terintegerasi bagi seluruh pelaku
UMKM; 3) UMKM dapat UMKM, serta pendampingan secara kontinyu
mengimplementasikan perencanaan terhadap pelaku UMKM. Hal ini juga
pemasaran secara cepat, karena lebih bersifat mengindikasikan bahwa program
tidak formal dibanding perusahaan besar. Banyuwangi Mall dan Rumah Kreatif perlu
dikaji ulang.
Kesimpulan Penelitian ini juga berimplikasi pada
Peningkatan kinerja merupakan salah dunia praktis, yakni bagi pelaku UMKM.
satu tujuan dari setiap entitas bisnis, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
186

pelaku UMKM di Banyuwangi harus lebih Orientation, Market Disruptiveness


fokus pada pengembangan UMKM dalam Capability And Social
jangka panjang. Artinya harus opend-minded EnterprisePerformance: An Empirical
dan tanggap akan perubahan pasar, mengikuti Study From The United Kingdom.
program-program pelatihan dan mulai Journal of Business Research, Vol. 96,
berinvestasi pada peningkatan SDM dan hal. 47-60.
teknologi. Hal ini mengingat era revolusi Choi, S. (2014). Learning Orientation and
industri yang mengharuskan pelaku UMKM Market Orientation as Catalysts for
adaptif pada setiap perubahan. Innovation in Non-Profit
Organizations.Nonprofit and Voluntary
DAFTAR PUSTAKA Sector Quarterly, Vol. 43, No. 2, hal.
Abdillah, W., dan Hortono, J. (2015).Partial 393-413.
Least Square (PLS), Alternatif Ferdinand, Agusty T (2003) Kualitas Strategi
Structural Equation Modeling (SEM) Pemasaran Sebuah Studi Pendahuluan.
dalam Penelitian Bisnis.Yogyakarta. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia.Vol
C.V Andi Offset. 1 No. 1
Atuahene-Gima, K. dan Evangelista, F. Halim. (2011). Kapabilitas Pemasaran
(2000), Cross-functional Influence in sebagai Mediasi Pengaruh Orientasi
New Product Development: an Pasar Orientasi Pembelajaran dan
Exploratory Study of Marketing and Orientasi Kewirausahaan terhadap
R&D Perspectives. Management Kinerja Pemasaran (Studi pada Usaha
Science, Vol. 46, No. 10, hal. 1269- Menengah di Sulawesi Tenggara).
1284. Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 1, No.
Baba, Y. (2015). Does Learning Orientation 3, Hal. 472-484
Matter For Nonprofit Organization Herath, H. M.A. dan Mahmood, R. (2013).
Performance? Empirical Evidence Strategic Orientation Based Research
From Ghana. Leadership & Model Of SME Performance
Organization Development Journal, ForDeveloping Countries. Review of
Vol. 36, No. 3, hal. 234-252 Integrative Business and Economics
Batra, S., Sharma, S., Dixit, M.R., Vohra, N. Research, Vol. 2, No. 1.
and Gupta, V.K. (2015).“Performance Hult, G.T.M., &Ketchen, Jr., D.J. (2004).
Implications of Industry Does market orientationmatter?: a test
Appropriability for Manufacturing of the relationship between
SMEs: Therole of Technology positionaladvantage and performance.
Orientation”, Journal of Manufacturing Strategic management journal, 22,
Technology Management, Vol. 26, No. 899–906.
5, pp. 660-677. Hsieh, M. H. and Tsai, K. H. (2007).
Beneke, J., Beneke, J., Blampied, S., Technological Capability, Social
Blampied, S., Dewar, N., Soriano, L. Capital And The Launch Strategy
et. al. (2016). The Impact Of ForInnovative Product.Industrial
MarketOrientation And Learning Marketing Management, Vol. 36 No. 4,
Orientation On Organisational hal. 493-502.
Performance: A Study Of Small To http://surabaya.tribunnews.com/2018/05/21/s
Medium-Sized Enterprises In Cape etelah-bekraf-giliran-kemenkop-umkm-
Town, South Africa. Journal of garap-ekonomi-kreatif-banyuwangi
Research in Marketing and diakses pada 30 Desember 2018
Entrepreneurship, Vol. 18, No. 1, hal. Jannah, S. M. (2018). Di Swiss, Kepala
90-108. Bappenas Beberkan Peran UKM untuk
Bhattarai, C. R., Kwong, C. C. Y., dan Ekonomi Indonesiasumber:
Tasavori, M. (2019). Market https://finance.detik.com/berita-
187

ekonomi-bisnis/d-4274596/di-swiss- Inovasi Dan Kreativitas Terhadap


kepala-bappenas-beberkan-peran-ukm- Kinerja Pemasaran Pada UMKM Di
untuk-ekonomi-indonesia diakses pada Kabupaten Madiun. Jurnal Dinamika
30 Desember 2018 Governance. Vol. 8, No. 2, hal. 176-
Jyoti, Jeevandan Sharman, Jyoti. (2012). 188.
Impact of Market Orientation Morgan, R.E. and Berthon, P. (2009),
OnBusiness Perfomance : Role of “Market Orientation, Generative
Employee Satisfaction and Learning, Innovation Strategy and
CustomerSatisfaction. Vision, 16, 4 Pp. Business Performance Inter-
297-313. Relationships in Bioscience Firms”.
Kocak, A., Carsrud, A., dan Oflazoglu, S. Journal of Management Studies, Vol.
(2017). Market, Entrepreneurial, And 45 No. 8, pp. 1329-1353
Technology Orientations: Impact On Nasution, Hanny N, (2004), Orientasi Pasar:
Innovation And Firm Performance. Konsep, RelevansidanKonsekuensi.
Management Decision, Vol. 55, Issue Usahawan.No.06 Th XXXIII Juni, Hal
2, hal. 248-270. 3-9
Kumar.V, Eli Jones, Rajkumar Venkatesan, Narver, J.C., dan Slater, S.F. (1990). The
& Robert P. Leone. (2011). Is Market Effect Of A Market Orientation On
Orientation a Source of Sustainable Business Profitability. The Journal
Competitive Advantage or Simply the ofMarketing, hal. 20-35.
Cost of Competing?.Journal of Pandya, V. (2012). Comparative Analysis Of
Marketing.Vol. 75. Development Of SMEs in Developed
Kusuma, BiyanNidya. (2018). Orientasi And Developing Countries. In The2012
Pasar, Inovasi, Orientasi Teknologi, International Conference on Business
Dan Manajemen Pengetahuan Dalam and Management, hal. 6-7
Meningkatkan Kinerja Bisnis UMKM Pelham, A. M. (1997). Mediating Influences
Di Soloraya.NaskahPublikasi on Relationship between Market
Liu, H., Ke, W., Wei, K.K. and Hua, Z. Orientation and Profitability In Small
(2013). “The impact of IT capabilities Industrial Firms. Journal of Marketing
onfirm performance: The mediating Theory and Practice, Vol. 5, hal. 55-
roles of absorptive capacity and 76.
supplychain agility”, Decision Support Raharjo, P. (2009). Pengaruh Orientasi
System, Vol. 54, No. 3, pp. 1452-1462. Pasarter hadap Kinerja Bisnis: Suatu
Lita, R. P., Meuthia, dan Faisal, R. F. (2018). Studi pada Industri Ritel dengan
SMEs Performance Of Creative Menggunakan Skala Market
Industries Supporting Tourism In Orientation. Media Riset Bisnis &
Indonesia: Market Orientation, Manajemen. p. 173-200
Learning Orientation And Real, J.C., Roldán, J.L. dan Leal, A. (2014).
Organizational Innovativeness As From Entrepreneurial Orientation And
Determinants. Academic of Marketing Learning Orientation To Business
Studies Journal. Vol. 22, Issue 1, hal. Performance: Analysing The Mediating
1-18. Role Of Organizational Learning And
Maulenberg, T. dan Verhes, J., The Moderating Effects Of
(2004),“Market Orientation, Organizational Size. British Journal of
Innovativeness, Product Innovation, Management, Vol. 25, No. 2, hal. 186-
and Performancein Small 208.
Firms”.Journal of Small Business Rhee, J., Park, T. dan Lee, D.H. (2010).
Management Vol 42 (2), pp 134-154. Drivers of innovativeness and
Methasari, M., Kurniawan, G., dan Sidik, A. performance for innovative SMEs in
R. (2018). Analisis Orientasi Pasar, SouthKorea: Mediation of learning
188

orientation. Technovation, Vol. 30, No.


1, hal. 65-75.
Sadler-Smith, E., Spicer, D.P., &Chaston, I.
(2001).Learning Orientations and
Growth in Smaller Firms. Long Range
Planning, 34, 139–158
Sinkula, J.M., Baker, W.E. dan Noordewier,
T. (1997). A Framework For Market-
Based Organizational Learning:Linking
Values, Knowledge And Behavior.
Journal of the Academy of Marketing
Science, Vol. 25, No. 4, hal. 305-318.
Stewart, J., dan Mavondo, F.T. (2004), 24-25
February. Understanding Individual
Components of Market Orientation and
Learning Orientation as Predictors of
Types of Innovation. Paper presented at
the AGSE-Babson Regional
Entrepreneurship and Innovation
Research Exchange Forum, Melbourne,
Australia.
Wang, Y. (2016). What Are The Biggest
Obstacles To Growth Of SMEs In
Developing Countries? An Empirical
Evidence From An Enterprise Survey.
Borsa Istanbul Review, Vol. 16, No. 3,
hal. 167-176.
Yuliana, R., dan Pujiastuti, Y. (2018).
Orientasi Kewirausahaan, Orientasi
Pasar, Dan Strategi Bisnis Terhadap
Kinerja Bisnis (Studi Kasus Pada
UMKMdi Semarang). Tirtayasa
Ekonomika, Vol. 12, No. 2, hal. 320-
329.
Zhou, K.Z. and Li, C.B. (2010). How
Strategic Orientations Influence The
Building Of Dynamic Capability In
Emerging Economies.Journal of
Business Research, Vol. 63 No. 3, hal.
224-231.

Anda mungkin juga menyukai