Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 1

EUODIA DESTARI TAMBING G 701 15 072


RUTH ARRUANLEBOK G 701 15 105
NURHAFSA BUSRA G 701 15 232
ZUL FAHMI G 701 15 074
RUSWAN G 701 15 129
AGUNG DWISATRIA G 701 15 212
NUR INDAH SARI G 701 15 204
PINGKAN KETSIA TODING G 701 15 064
Latar belakang

Pada Januari 2016, pemerintah telah meluncurkan


Paket Kebijakan Ekonomi IX, yang salah satu
amanatnya adalah mensinergikan BUMN untuk
membangun agregator dan konsolidator Ekspor
Produk UKM.

UMKM berperan besar dalam perekonomian


Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik, Jumlah
UMKM pada tahun 2013 saja telah mencapai 57 juta
unit dan mempekerjakakan lebih dari 100 juta tenaga
kerja.
Lanjutan

Salah satu UMKM yang sukses melakukan ekspor


adalah PT. Ikaindo Karbonik Indonesia yang berasal
dari Medan. Ikaindo menghasilkan produk karbon
aktif berbahan baku tempurung kelapa.

Pada tahun 2013, Ikaindo dijadikan UMKM


percontohan oleh Kementrian Perdagangan karena
keberhasilan dan perkebangannya dalam menembus
pasar internasional . Diharapkan, UMKM lainnya pun
tergerak untuk terus meningkatkan kualitas
produksinya dan ikut berpartisipasi di pasar global.
Sejarah PT. Ikaindo Karbonik

PT. Ikaindo Karbonik Indonesia dibentuk pertama kali di


Medan, Sumatra Utara, pada 1986 untuk memproduksi
karbon aktif dari arang tempurung kelapa. Karbon aktif
digunakan dalam penjernihan air dalam proses
industri. Coconut Shell Activated Carbon (CSAC) termasuk
kedalam kualitas terbaik, ramah lingkungan, dan tingkat
harga tertinggi dalam pasar karbon aktif.

Pada 1988, UMKM ini mengalami masa sulit karena


teknologi yang belum memadai, kontrol kualitas yang
rendah, dan lemahnya manajemen.
Lanjutan

Kegagalan ini berlangsung hingga pemilik yang


sekarang, President Director Darwis Karim,
mengambil alih dan menginisiasi perombakan
teknologi, reinvestasi, pengembangan produk dan
marketing hingga akhirnya pada tahun 2006
menghasilkan profit dan pertumbuhan yang
berkelanjutan.
Strategi PT. Ikaindo

Strategi yang diambil oleh Darwis Karim adalah


mengganti semua mesin (atau yang disebut kiln, mesin
terpenting dalam karbon aktif manufaktur) yang tidak
efisien dan menghasilkan produk dengan kualitas
rendah. Disamping itu, mesin ini perlu dioperatorkan
oleh 300 pekerja, jauh lebih banyak dibanding saat ini
yang hanya memerlukan 130 pekerja. Mengatasi hal
tersebut, PT Ikaindo melakukan kontrak jangka
panjang dengan perusaahaan karbon aktif dari Inggris
dan AS untuk melakukan technical assistance dalam
pengembangan teknologi yang baru.
Lanjutan

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang berasal dari


Medan Sumatera Utara ini telah mampu membuat
ekspor karbon aktif yang banyak digunakan di pasar
Amerika dan Eropa. Bahan bakar tersebut terbuat dari
bahan sederhana yaitu batok kelapa.
UKM Percontohan

UKM di tahun 2013 telah dijadikan UKM percontohan


oleh Kementerian Perdagangan. Karena dinilai
mampu melihat peluang yang unik, mampu menjaga
kontinuitas baik dari kualitas maupun kuantitas.
Analisis S-C-P Pada PT. IKAINDO

Struktur, perilaku, dan kinerja atau biasa disebut S-C-


P (Structure- Conduct-Performance) merupakan tiga
pilar utama yang dapat digunakan untuk melihat
kondisi struktur dan persaingan di dunia industri,
termasuk industry karbon aktif.
1. Struktur Industri

Joe S Bain dalam Nurimasjah Hasibuan (1994)


mendefinisikan struktur pasa sebagai karakteristik
organisasi pasar yang mempengaruhi sifat kompetisi
atau persaingan dan harga di dalam pasar.

Dengan keterbatasan yang ada, PT Ikaindo mampu


bersaingan dengan produsen karbon aktif yang telah
berbadan hukum sejak awal berdiri. Sehingga PT.
Ikaindo tidak memiliki permasalahan yg cukup berarti
di dalam persaingan pasar.
Barrier to Entry

Barrier to Entry adalah hambatan untuk masuk


mencakup segala sesuatu yang memungkinkan
terjadinya penurunan kecepatan pesaing baru.

Salah satu dari contoh Barrier to Entry adalah


Differential
Produk. Differential product merupakan sebuah
barrier dimana sebuah produk memiliki perbedaan
yang membuat perbedaan itu menjadi market power.
2. Perilaku Industri (Conduct)

• Kerjasama dengan pesaing yang dilakukan PT


Ikaindo tidak lebih dari tergabung dalam Asosiasi
Perusahaan Karbon Aktif Seluruh Indonesia
(APKASI)
Strategi melawan pesaing

Strategi yang dilakukan PT Ikaindo adalah


meningkatkan kualitas produk dengan
memperbaharui teknologi guna memaksimal kualitas
dan kuantitas produksi.
Advertasi

Pemasaran yang dilakukan PT Ikaindo berupaya


promosi berbasis online dengan website resmi dan
mengikuti pameran internasional seperti di Singapura
dan Amerika Serikat.
3. Kinerja Industri (Performance)

Menurut Jaya (2001) kinerja industri adalah hasil


kerja yang dipengaruhi oleh struktur dan perilaku
industri. Tiga aspek pokok dari kinerja adalah efisiensi
dalam pengalokasian sumber daya, kemajuan
teknologi, dan keseimbangan dalam distribusi.
Kesimpulan

UMKM memiliki potensi yang besar untuk


berpartisipasi dalam pasar internasional. Perlu
diketahui, pemerintah menargetkan kontribusi ekspor
produk UKM akan mencapai 20% dari total ekspor
produk nonmigas pada 2019. Oleh sebab itu,
diperlukan banyak dukungan bagi
UMKM khususnya dari pemerintah Indonesia. UMKM
perlu dimotivasi agar terus meningkatkan kualitas
produk dan menejemennya agar mampu bersaing di
pasar global, sebagaimana yang telah dilakukan oleh
PT. Ikaindo.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai