Anda di halaman 1dari 18

JOB SAFETY ANALYSIS PADA KONSTRUKSI TRANSMART CARREFOUR

MANADO
Cristine Sumolang*, Paul Arthur Tennov Kawatu*, Oksfriani Jufri Sumampouw*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
Kecelakaan kerja yang memakan banyak korban jiwa banyak terjadi dikonstruksi. Pekerjaan
dengan menggunakan peralatan yang canggih tidak jarang juga membawa musibah, kecelakaan,
penyakit akibat kerja, dan bahkan sampai pada kematian bagi penggunanya sendiri dan tidak
selalu membawa keuntungan dan kemudahan bagi pekerja oleh sebab itu dilakukan penelitian ini.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi bahaya K3 yang ada di konstruksi,
potensi bahaya, resiko serta menganalisis pengendalian/rekomendasi terhadap kecelakaan kerja
dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA) konstruksi Transmart Carrefour Manado.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif dan
menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA), dengan informan penelitian yaitu 1 Safety Officer
dan 1 Kontraktor PT. Grahatama Wira Kontrindo. Metode pengumpulan data dilakukan dengan
observasi langsung, wawancara dan dokumentasi. Analisis potensi bahaya K3 dengan JSA yang
ada di Konstruksi Transmart Carrefour Manado ditemukan adanya potensi bahaya yaitu, bahan
material konstruksi, alat kerja, mesin, lingkungan kerja, cara kerja serta posisi kerja yang tidak
aman dan tidak ergonomis. Adanya potensi bahaya dapat menimbukan resiko kecelakaan kerja
pada setiap jenis dan tahapan pekerjaan konstruksi. Perlu adanya pengendalian sebelum
kecelakaan kerja terjadi yang harus di terapkan sesuai dengan hirarki pengendalian
bahaya/resiko K3.

Kata Kunci: Job Safety Analysis, Konstruksi, Pengendalian Bahaya

ABSTRACT
Working accidents that cost a lot of casualties happen to be constructed. Work using sophisticated
equipment often leads to accidents, accidents, occupational diseases, and even death to its own
users and does not always bring benefits and convenience to the worker. The purpose of this
research is to know the potential of Occupational Health and Dafety Hazards in construction,
potential hazard, risk and analyze the control / recommendation on work accident by using Job
Safety Analysis (JSA) method in Transmart Carrefour Manado construction.This research used
descriptive research with qualitative approach and Job Safety Analysis (JSA) method. Respondent
of this research are 1 Safety Officer dan 1 contractor from PT. Grahatama Wira Kontrindo. Data
colletction was done by observation, interview and documentation. Analysis of potential OSH
hazard with JSA in Transmart Carrefour Manado Construction found potential hazard that is,
construction material, work tool, machine, work environment, work method and unsafe job
position and not ergonomic. The presence of potential hazards can increase the risk of
occupational accidents in each type and stages of construction work. It is necessary to have
control before the accidents occur which must be applied accordance with OHS hierarchy hazard
control.

Keywords: Job Safety Analysis, Construction, Hazard Controlling

1
PENDAHULUAN organisasi/perusahaan itu sendiri.
Kecelakaan kerja yang memakan banyak Terjadi perubahan perilaku disana sini
korban jiwa banyak terjadi di konstruksi. faktor lain yang masuk dari unsur
Walaupun jenis pekerjaan yang eksternal industry dan juga , baik itu
dilakukan memang menampilkan tingkat dalam lingkungan industry sendiri.
bahaya yang tinggi, ada suatu sikap yang Semua hal tersebut mempunyai tingkat
berkembang dalam industri tersebut kepentingan yang sama penting dan
bahwa hal itu sudah merupakan bagian besarnya (Ervianto, 2005).
dari pekerjaan. Berhasil menuntaskan Selama tahun 2010 di Indonesia,
pekerjaan dengan baik dan tanpa korban berdasarkan laporan dari daerah, terjadi
jiwa atau cidera serius. Anggapan itu kasus kecelakaan kerja sebanyak 98.711
seringkali disangkal oleh bebrapa kasus. Sedangkan berdasarkan data
proyek konstruksi besar (Ridley, 2008). semester I Tahun 2011 jumlah
Undang-Undang No 1 tahun kecelakaan kerja adalah 48.511 kasus.
1970 tentang keselamatan dan Ditinjau dari sumber kecelakaan,
pencegahan kecelakaan dijelaskan penyebab terbesar adalah mesin,
bahwa perusahaan wajib melindungi pesawat angkut dan perkakas kerja
keselamatan pekerja yaitu dengan tangan. Sementara berdasarkan tipe
memberi penjelasan kepada tenaga kerja kece-lakaan, yang terbanyak adalah
tentang kondisi dan bahaya tempat kerja, terbentur, bersinggungan dengan benda
alat pelindung diri, yang diharuskan tajam yang men-gakibatkan tergores,
dalam tempat kerja, alat pelindung diri terpotong, tertusuk dan sebagainya dan
bagi tenaga kerja serta cara dan sikap terpukul akibat terjatuh
yang aman dalam melaksanakan (Kemenakertrans, 2012).
pekerjaan (Suma’mur, 1989). Job Safety Analysis (JSA)
Permasalahan yang banyak merupakan metode yang mempelajari
menyita perhatian dari berbagai suatu pekerjaan untuk mengidentifikasi
organisasi/ perusahaan, karena bahaya dan potensi insiden yang
mencakup permasalahan dari segala berhubungan dengan setiap langkah dan
aspek adalah Keselamatan dan digunakan untuk mengembangkan solusi
Kesehatan Kerja (K3). Mulai dari yang dapat menghilangkan dan
perikemanusiaan, biaya dan manfaat mengkontrol bahaya (National
ekonomi, aspek hukum, Occuopational Safety Association,
tanggungjawaban serta citra 1999).

2
PT. Grahatama Wira Kontrindo diamati yaitu pekerjaan
merupakan perusahaan kontraktor sipil pengelasan/welding, pemasangan
yang bergerak di bidang konstruksi support, pemasangan pipa dan
bangunan perumahan, ruko, dan pengecoran/rendering. Penilaian risiko
konstruksi lainnya. Konstruksi menggunakan metode JSA. Data
merupakan pekerjaan yang beresiko diperoleh melalui observasi lapangan
tinggi bagi pekerja dan berpotensi dan wawancara. Data dianalisis
menyebabkan bahaya yang dapat di menggunakan analisis isi hasil penelitian
timbulkan oleh mesin-mesin, alat kerja, menggunakan Job Safety Analysis (JSA)
manusia dan lingkungan kerja, serta kemudian di analisa pemecahan masalah
system yang mengatur jalannya suatu terhadap hasil pengamatan di lokasi
pekerjaan konstruksi, sehingga pekerjaan, sehingga dapat diketahui
diperlukan pencegahan kemudian tahapan pekerjaan, potensi bahaya,
melakukan tindakan pengendalian resiko, dan pengendalian serta
terhadap potensi yang dapat rekomendasi untuk pencegahan
menimbulkan bahaya sehingga kecelakaan kerja dan dapat dibuat usulan
kecelakaan kerja dapat di cegah dengan perbaikan kebijakan perusahaan terkait
cara penilaian resiko dengan keselamatan kesehatan kerja.
menggunakan JSA. Tujuan penelitian ini
yaitu untuk menganalisis potensi bahaya HASIL DAN PEMBAHASAN
, resiko pekerjaan, pengendalian resiko Hasil analisa menggunakan metode JSA
terhadap keselamatan kesehatan kerja pekerjaan pengelasan menunjukkan hasil
serta memberikan rekomendasi sesuai sebagai berikut:
dengan jenis dan tahap pekerjaan yang 1) Mengangkat material
ada di konstruksi pembangunan Penelitian ini analisis potensi
transmart Carrefour manado di PT. bahaya yang ada pada di pekerjaan
Grahatama Wira Kontrindo, dengan pengelasan (welding) di temukan bahwa
menggunakan Job Safety Analysis pada saat memulai pekerjaan yaitu
(JSA). mengangkat material ada bahan material
yang berat dan tajam yang diangkat
METODE PENELITIAN menggunakan tangan dan tidak
Penelitian yang dilakukan ini merupakan menggunakan sarung tangan tidak
jenis penelitian kualitatif. Informan menggunakan sepatu safety untuk
dalam penelitian ini yaitu safety officer melindungi kaki. Bahan material yang
dan kontraktor. Jenis pekerjaan yang berat dan tajam dapat berpotensi bahaya

3
dan menimbulkan resiko jika pekerja arus listrik tidak boleh sampai
tidak menggunakan APD yang sesuai menyebabkan pekerja terlilit dan
dengan pekerjaan. terjatuh, oleh karena itu kabel harus
Tindakan pengendalian yang digulung atau di tata dengan rapi
sudah ada dari perusahaan adalah selalu sehingga tidak berpotensi menyebabkan
melakukan pengecekan pada setiap alat kecelakaan kerja.
dan bahan yang akan digunakan sebelum Tindakan pengendalian yang
memulai pekerjaan. Tindakan ini masuk sudah ada yaitu pengecekan setiap hari
pada tindakan administrasi pada hierarki sebelum memulai pekerjaan, mengecek
pengendalian resiko/bahaya K3. setiap alat yang akan digunakan untuk
Rekomendasi yang dapat diberikan memotong besi agar tidak bermasalah
untuk mengurangi resiko pada pekerja atau rusak agar tidak melukai pekerja.
yaitu, ketika mengangkat material yang Tindakan ini masuk pada tindakan
berat sebaiknya menggunakan alat bantu administrasi pada hierarki pengendalian
agar material tidak terjatuh dan tertusuk resiko/bahaya K3. Rekomendasi untuk
di kaki jika terjatuh dan sebaiknya pekerjaan ini APD yang harus di pakai
menggunakan APD seperti helm untuk adalah masker, pelindung mata dan
melindungi kepala dari benturan muka ear muff/ear plug dan safety shoes
material yang jatuh dari atas, sarung karena setiap pekerjaan mempunyai
tangan untuk melindungi tangan sangat potensi bahaya dan resiko pekerjaan
agar tidak tertusuk atau tergores, dan yang berbeda-beda, dan untuk
safety shoes untuk melindungi kaki, agar mengurangi resiko kecelakaan kerja
kaki tidak tertusuk atau tertimpa bahan maka di perlukan Alat Pelindung Diri
material. APD tersebut sangat penting (APD).
digunakan pada saat bekerja, karena 3) Menyalakan alat pemotong besi
lingkungan pekerjaan dan pekerjaan itu Ketika menyalakan alat
sendiri beresiko terjadinya kecelakaan pemotong besi, pisau pemotong yang
kerja. tajam berpotensi tergores hingga
2) Menyiapkan alat pemotong besi terpotongnya tangan atau kaki sehingga
Pada saat menyiapkan alat membutuhkan cara kerja yang aman
pemotong besi kemungkinan kabel sehingga tidak menyebabkan kecelakaan
gerinda yang panjang dapat terlilit atau kerja. Namun hal ini sering diabaikan
tersangkut pada kaki sehingga oleh para pekerja degan tidak melakukan
menyebabkan pekerja terjatuh. Kabel pekerjaan dengan baik dan bekerja
mesin gerinda yang terhubung dengan dengan cara yang tudak safety.

4
Tindakan pengendalian yang semua pekerja yang menggunakan APD.
sudah ada di perusahaan yaitu Tindakan ini masuk pada tindakan APD
perusahaan telah menyediakan APD pada hierarki pengendalian
berupa sarug tangan namun, pekerja resiko/bahaya K3. Namun ada saja
tidak menggunakannya karena alasan pekerja yang sengaja tidak
kenyamanan. Tindakan ini masuk pada menggunakan pengaman atau alat
tindakan APD pada hierarki pelindung diri pada saat bekerja dengan
pengendalian resiko/bahaya K3. alasan tidak nyaman dan mengganggu
Rekomendasi untuk pekerjaan ini adalah pekerjaan. Rekomendasi untuk para
safety officer harus selalu mengontrol pekerja yang akan melakukan
pekerja saat bekerja agar supaya pekerja pemotongan besi sebaiknya
menggunakan APD berupa sarung menggunakan sarung tangan, kacamata
tangan. Penggunaan sarung tangan khusus untuk melindungi mata dari
bukan satu-satunya pencegahan terhadap logam cair, bahan kimia, dan debu-debu
bahaya kecelakaan kerja tetapi adalah kecil yang terlempar saat pemotongan
salah satu cara untuk melindungi tangan besi.
agar terhindar dari kecelakaan kerja 5) Proses pemotongan besi
akibat pekerjaan itu sendiri. Pemotongan besi menghasilkan
4) Memulai pemotongan besi suara yang bising dikarenakan mesin
Saat memulai pemotongan besi, dan mata pisau yang bergesekan dengan
ketika pisau pemotong tajam berputar material besi. Pekerja yang melakukan
kemungkinan untuk resiko tergores, pekerjaan ini dapat beresiko mengalami
terpotong dan terbakar dapat terjadi. penurunan fungsi dengar jika pekerjaan
Percikan api yang dihasilkan akibat ini dilakukan terus menerus tanpa
gesekan mata pisau dan besi yang menggunakan ear muff/ear plug untuk
dipotong, jika pekerja tidak melindungi telinga dari suara suara
menggunakan sarung tangan dan kaca bising yang melebihi kapasitas dengar
mata dapat menyebabkan tangan terkena manusia yaitu lebih dari 20.000 hz.
percikan api dan melukai pekerja Tindakan pengendalian yang
tersebut serta percikan api dapat masuk sudah ada sering di abaikan oleh pekerja
dan melukai mata. itu sendiri, pihak perusahaan telah
Tindakan pengendalian yang menyediakan alat pelindung diri tetapi
sudah ada diperusahaan yaitu pekerja yang sengaja tidak
perusahaan hanya menyediakan APD menggunakan dengan alasan
tapi tidak semua APD tersedia dan tidak kenyamanan. Tindakan ini masuk pada

5
tindakan APD pada hierarki dengan baik dan aman untuk
pengendalian resiko/bahaya K3. mengurangi resiko terjadinya kecelakaan
Rekomendasi yang disarankan yaitu kerja. Tindakan ini masuk pada tindakan
proses pemotongan besi ini bisa juga APD pada hierarki pengendalian
dilakukan didalam ruangan dengan resiko/bahaya K3. Rekomendasi untuk
kedap suara agar tidak mengganggu pekerja yaitu untuk selalu menggunakan
pekerja yang lain bahkan orang di masker khusus untuk pengelasan agar
sekitar pekerjaan tersebut. Bila percikan api tidak terkena di mata dan
rekomendasi yang di atas tidak dapat menyebabkan kebutaan, pekerja juga
dilaksanakan maka penggunaan ear harus menggunakan sarung tangan untuk
muff/ear plug pada saat proses mengurangi resiko terkena percikan api
pemotongan besi bagi pekerja yang dan menyebabkan kulit terbakar.
memotong juga pekerja yang berada di
sekitar lokasi pemotongan besi dapat
mengurangi resiko penurunan fungsi
pendengaran.
6) Proses Pengelasan
Tahap terakhir pada pekerjaan ini
adalah proses pengelasan. Proses
pekerjaan ini menghasilkan potensi
Gambar 1. Pekerjaan di bagain
bahaya yang sangat besar dan beresiko
pengelasan
terjadinya kecelakaan kerja yang fatal.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Percikan api yang dihasilkan dari alat
hasil penelitian tentang Pengaruh
pengelasan dapat terkena mata yang
Budaya K3 terhadap Kinerja Proyek
menyebabkan iritasi mata sampai resiko
Konstruksi oleh Wieke Yuni Christina,
kebutaan.
Fakultas Tehnik Universitas Brawijaya,
Tindakan pengendalian yang
bahwa memang aspek yang paling
sudah ada yaitu perusahaan
berpengaruh adalah perusahaan
menyediakan masker khusus untuk
memberikan perlengkapan K3, dimana
pelindung mata dan wajah disediakan
para pekerja akan merasa aman dan
untuk para pekerja yang melakuan
nyaman melakukan pekerjaan konstruksi
pekerjaan ini, karena resiko mata
ketika dirinya dilindungi dengan adanya
terkena percikan api saat proses
perlengkapan K3. Kemudian aspek
pengelasan sangat besar maka
pengawasan K3 dimana pihak
disarankan untuk melakukan pekerjaan
perusahaan dan pekerja saling

6
memperhatikan pentingnya K3 dalam Tindakan pengendalian yang
pekerjaan konstruksi. Namun, hasil sudah ada dan dilakukan pihak
penelitian ini tidak sejalan dengan perusahaan jika terjadi kecelakaan yaitu
penelitian yang diatas karena pihak langsung di bawah ke rumah sakit jika
perusahaan memang tidak menyediakan terjadi kecelakaan yang parah dan jika
APD yang cukup untuk semua pekerja hanya luka ringan hanya di tangani
tetapi hanya beberapa saja yang dapat sendiri oleh pihak perusahaan. Namun
dan hanya beberapa yang menggunakan pengendalian tersebut terjadi jika sudah
dari aspek pengawasan juga pekerja terjadi kecelakaan kerja, tetapi tidak
tidak di awasi setiap saat oleh pengawas melakukan pengendalian sebelum terjadi
K3 karena di proyek tersebut hanya ada kecelakaan. Tindakan pengendalian ini
satu pengawas K3 yang bertugas. Hal ini masuk pada tindakan pengendalian
otomatis mempengaruhi cara kerja dari administrasi sesuai dengan hirarki
pekerja itu sendiri yang ketika di awasi pengendalian resiko/bahaya K3.
bekerj dengan aman dan ketika tidak di Rekomendasi gunakanlah alat
awasi malah bekerja dengan tidak aman. pelindung jika harus mengangkat
material secara manual, yaitu sarung
Hasil analisa menggunakan metode JSA tangan agar tidak melukai tangan dan
pemasangan support menunjukkan hasil untuk mengangkat material yang berat
sebagai berikut: dan banyak sebaiknya menggunakan alat
1) Menyiapkan material bantu/alat berat untuk mengangkatnya.
Potensi bahaya proses Karena ditemui pada saat bekerja
pemasangan support diawali dengan sebagian besar pekerja tidak
menyiapkan material bantu seperti inset, menggunakan APD yang sudah
dinabolt, lot dan benang. Material yang disiapkan sesuai dengan jenis pekerjaan.
berat dan berjumlah banyak jika tidak 1) Menyiapkan peralatan kerja
ditaruh di tempat yang aman material Potensi Bahaya pada saat
tersebut dapat beresiko kecelakaan kerja. menyiapkan peralatan kerja yang akan
Resiko material dapat menimpa pekerja dipakai untuk pemasangan support yang
siapapun yang berada di lokasi tersebut. perlu diperhatikan adalah mesin-mesin
Resiko tertimpa material sangat yang berat yang menghasilkan suara
mungkin terjadi jika pada saat yang bising, dan mesin yang terhubung
mengangkat material yang berat dan dengan aliran listrik merupakan potensi
banyak tidak menggunakan alat bantu bahaya yang semuanya beresiko. Resiko
(alat berat). kelelahan kerja, penurunan fungsi

7
dengar, jatuh dari ketinggian, tersengat Pemasangan alat bantu seperti
listrik adalah resiko yang akan schaffolding agar di pasang dengan baik
ditimbulkan dari potensi bahaya yang dan harus di periksa sebelum di gunakan
ada. agar schaffolding yang akan dipakai
Tindakan pengendalian yang dalam kondisi yang baik dan aman
sudah ada di peruasahaan yaitu sebelum untuk digunakan.
memulai pekerjaan mesin dan peralatan 2) Pemasangan pipa support
di cek sebelum pekerja melakukan Potensi Bahaya pemasangan
pekerjaan, mengecek setiap tahap jalur pipa dengan penyangga support
pekerjaan yang akan di lakukan, dan yang dilakukan di tempat tinggi dapat
menegur pekerja yang bekerja tidak membahayakan orang yang ada di
sesuai prosedur. Misalnya, penggunaan sekitar pekerjaan tersebut. Pipa
APD. Tindakan pengendalian ini masuk springkle yang tidak terpasang dengan
pada tindakan pengandalian kuat jika terjatuh dapat tertimpa orang.
perancangan dan APD sesuai dengan Resiko Konsisi ini memungkinkan
hirarki pengendalian resiko/bahaya K3. pekerja yang lain terkena/ tertimpa pipa
Rekomendasi agar peralatan aman untuk yang jatuh, dan memungkinkan pekerja
digunakan sebaiknya mengecek setiap yang bekerja di atas jatuh dari
sebelum melakukan pekerjaan baik ketinggian diakibatkan papan penyangga
mesin yang berat bahkan peralatan yang atau schaffolding yang tidak kuat
lain yang akan di gunakan dalam menahan beban dar pekerja itu sendiri.
keadaan baik. Pekerjaan pengeboran Tindakan pengendalian yang
menghasilkan suara yang bising untuk sudah ada dari pihak perusahaan
itu pekerjaan ini wajib menggunakan ear hanyalah selalu di ingatkan akan resiko
plug/ ear muff untuk mengurangi resiko pekerjaan, dan jika terjadi kecelakaan
penurunan fungsi dengar yang kerja segera di tangani pihak perusahaan
diakibatkan suara dari pengeboran baik tetapi melihat dari tingkat keparahan
pekerja maupun orang yang ada di dari kecelakaan tersebut. Tindakan
sekitarnya. Sebaiknya menggunakan pengendalian ini masuk pada tindakan
sarung tangan karena mata bor yang pengendalian eliminasi dan administrasi
tajam dapat melukai tangan jika pekerja sesuai dengan hirarki pengendalian
tidak fokus dalam bekerja. Mesin yang resiko/bahaya K3. Rekomendasi
menggunakan arus listrik sebaiknya sebaiknya pekerja yang akan melakukan
memperhatikan lokasi sekitar agar tidak pekerjaan ini untuk berhati-hati dalam
menimbulkan kecelakaan kerja. bekerja agar tidak membahayakan diri

8
sendiri dan orang lain, gunakan safety bahaya/resiko K3. Rekomendasi untuk
harness untuk mengurangi resiko perusahaan sebaiknya pekerja yang akan
terjatuh dari ketinggian. Perhatikan melakukan pekerjaan ini untuk berhati-
posisi schaffolding sebelum di gunakan hati dalam bekerja agar tidak
agar aman untuk di gunakan dan dalam membahayakan diri sendiri dan orang
keadaan baik agar tidak terjadi lain agar pipa yang akan di pasang di
kecelakaan kerja. atas tidak jatuh atau tertimpa orang yang
3) Pemasangan Jalur Pipa ada di bawah. Untuk mengurangi resiko
Potensi Bahaya pemasangan tersebut pekerja di haruskan untuk
jalur pipa dengan penyangga support menggunakan safety harness untuk
yang dilakukan di tempat tinggi dapat mengurangi resiko terjatuh dari
membahayakan orang yang ada di ketinggian, dan wajib mengguakan helm
sekitar pekerjaan tersebut. Pipa untuk melindungi kepala dari benturan
springkle yang tidak terpasang dengan benda tajam atau pun tumpul yang dapat
kuat jika terjatuh dapat tertimpa orang. melukai kepala dan mengakibatkan
Resiko konsisi ini memungkinkan kecelakaan kerja.
pekerja yang lain terkena/ tertimpa pipa
yang jatuh, dan memungkinkan pekerja
yang bekerja di atas jatuh dari
ketinggian diakibatkan papan penyangga
atau schaffolding yang tidak kuat
menahan beban dar pekerja itu sendiri.
Tindakan pengendalian yang
sudah di lakukan, perusahaan tidak
Gambar 2. Pekerjaan di bagian
melakukan pengendalian sebelum terjadi
pemasangan support
kecelakaan tetapi hanya pada saat sudah
Hasil penelitian ini juga sejalan
terjadi kecelakaan yaitu dengan
dengan hasil penelitian tentang
membawa pekerja yang terluka tersebut
hubungan angka kecelakaan kerja
ke rumah sakit apabila kecelakaan yang
dengan tingkat pemenuhan penerapan
terjadi menimbulkan luka parah. Jika
SMK3 oleh Gery Silaban, Departemen
hanya luka ringan perusahaan hanya
K3 FKM USU, bahwa angka kecelakaan
menangani dan mengobatinya sendiri.
kerja bervariasi antar satu jenis usaha
Tindakan pengendalian ini masuk pada
dengan jenis usaha lain. Hal ini
tindakan pengendalian administrasi
disebabkan adanya perbedaan potensi
sesuai dengan hirarki pengendalian
bahaya dari tiap-tiap proses produksi

9
(tahapan pekerjaan) mulai dari gunakan untuk pekerjaan. Bahaya
menyiapkan bahan baku hingga mekanik (physical hazards) diantaranya
dihasilkan produk/jasa. Hasil penelitian meliputi terjepit alat kerja, terhantam
ini sejalan dengan penelitian diatas, atau terpukul alat, perancah/schaffolding
dapat dilihat dari setiap jenis pekerjaan ambruk.
dan tahapan pekerjaan maka akan Tindakan pengendalian yang
berbeda juga potensi bahaya dan resiko ada, yaitu pihak perusahaan hanya
yang akan di timbulkan dari pekerjaan melakukan pengendalian sesudah
itu sendiri. Karna dari hasil penelitian ini kecelakaan terjadi. Hal ini dapat di lihat
hanya beberapa jenis dan tahap dari jika kecelakaan sudah terjadi,
pekerjaan saja yang para pekerjanya perusahaan akan membawa pekerja
menggunakan APD, otomatis ini akan tersebut ke rumah sakit jika mengalami
menghasilkan potensi bahaya dan resiko luka yang cukup parah, dan untuk luka
kecelakaan kerja yang berbeda juga. ringan biasanya hanya di tangani sendiri
oleh pihak perusahaan. Tidak ada sama
Hasil analisa menggunakan metode JSA sekali tindakan pengendalian sebelum
pemasangan pipa menunjukkan hasil kecelakaan terjadi. Tindakan
sebagai berikut: pengendalian ini masuk pada tindakan
1) Menyiapkan peralatan kerja pengendalian administrasi sesuai dengan
Potensi Bahaya tahapan hirarki pengendalian resiko/bahaya K3.
pekerjaan ini peralatan kerja yang Rekomendasi untuk pihak perusahaan,
dibutuhkan untuk pemasangan pipa yaitu dalam menyiapkan alat pastikan
dalam ruangan harus memperhatikan peralatan dalam kondisi yang baik dan
lingkungan sekitar dan lokasi dimana layak untuk digunakan. Eliminasi,
pekerjaan ini dilakukan. Tali sling yang substitusi dan perancangan sumber
panjang, chainblok yang berkarat serta bahaya yang ada di lingkungan
material yang berat adalah potensi pekerjaan untuk mengurangi resiko
bahaya yang dapat beresiko terjadinya kecelakaan kerja. Dan para pekerja
kecelakaan kerja. Pekerjaan ini beresiko wajib meggunakan APD sesuai dengan
tersandung serta terjatuh merupakan jenis pekerjaan yang akan di lakukan.
resiko yang akan terjadi apabila 2) Memasang posisi pipa
peralatan tidak di siapkan dengan baik. Proses yang kedua yaitu
Hal ini sering di abaikan oleh pekerja memasang dan mengatur posisi pipa
dimana saat bekerja tidak menggunakan sesuai dengan support yang terpasang.
pelindung diri yang seharusnya di Pekerjaan yang ada di ketinggian wajib

10
menggunakan bodyharness/safety
harness untuk menguragi resiko terjatuh
dari tempat tinggi. Penyangga pipa yang
tidak kuat dapat berpotensi bahaya jika
tidak di pasang dengan kuat. Potensi
bahaya di atas menyebabkan pipa dapat
terjatuh dan tertimpa pekerja ataupun
siapa saja yang ada di bawahnya dan
Gambar 3. Pekerjaan di bagian
dapat menyebabkan kecelakaan kerja
pemasangan pipa
dan luka ringan maupun luka berat.
Tindakan pengendalian yang
Hasil penelitian ini sejalan
sudah ada dan di lakukan oleh
dengan hasil penelitian tentang
perusahaan hanya pengendalian sesudah
Identifikasi Bahaya da Pengendalian
kecelakaan terjadi. Pekerja di bawa di
Resiko pada bengkel repair galangan
rumah sakit jika kecelakaan
kapal, yang mengatakan bahwa dengan
mengakibatkan luka yang parah. Untuk
pemakaian APD dapat mengurang
kecelakaan yang menyebabkan luka
tingkat resiko yang terjadi atau
ringan perusahaan hanya menangani
mengurangi tingkat cidera yang didapat,
sendiri untuk pengobatannya. Tidak ada
kemudian Melakukan penggantian atau
pengendalian sebelum kecelakaan
perbaikan perlatan yang sudah tidak
terjadi. Untuk itu tindakan pengendalian
layak terpakai seperti peralatan yang
ini masuk pada tindakan pengendalian
sudah berkarat karena dapat
administrative sesuai dengan hirarki
membahayakan para pekerja. Walaupun
pengendalian resiko/bahaya K3.
tempat penelitian yang berbeda namun,
Rekomendasi yang di sarankan untuk
hasil diatas menunjukkan bahwa
perusahaan yaitu, periksalah setiap
penggunaan APD setidaknya dapat
sambungan pipa yang satu dengan yang
mengurangi tingkat resiko sampai bisa
lain benar-benar tersambung dengan
mengurangi cidera dari pekerja itu
baik, penyangga pipa cukup kuat untuk
sendiri dalam pekerjaan apapun yang
menahan beban pipa. Pentingnya selalu
memiliki potensi bahaya. Kemudian
menggunakan APD alat pelindung diri
sejalan dengan penelitian diatas
agar dapat mengurangi resiko terjadinya
penelitian ini juga berpendapat yang
kecelakaan kerja yang merugikan diri
sama yaitu perusahaan wajib mengecek
sendiri, orang lain bahkan perusahaan.
dan mengganti peralatan atau mesin
yang akan dipakai dalam pekerjaan, dan

11
melakukan perbaikan terhadap alat dan sesuadah terjadi kecelakaan, yaitu
mesin yang sudah tidak layak digunakan dengan membawa ke rumah sakit jika
yang dapat beresiko membahayakan dan kecelakaan terjadi dan menyebabkan
merugikan pekerja maupun pihak luka parah. Sedangkan untuk kecelakaan
perusahaan. yang luka ringan saja perusahaan hanya
menangani dan mengobati sendiri.
Hasil analisa menggunakan metode JSA Tidakan pengendalian ini masuk
pelesteran/rendering menunjukkan hasil pengendalian administratif dan APD.
sebagai berikut: Rekomendasi yang di sarankan adalah
1) Angkat material memastikan tali untuk mengangkat
Pada saat mengangkat material material dalam keadaan baik, bahan
ke atas pastikan tali untuk menarik material yang berat sebaiknya di angkat
material tersebut kuat, kemudian pekerja dan atau di pindahkan menggunakan
yang menarik tali untuk mengangkat tangan pekerja wajib menggunakan
material pastikan berdiri di permukaan sarung tangan untuk menguragi resiko
tanah yang rata. Resiko yang dapat tertusuk/tergores benda tajam atau
terjadi yaitu bahan material dapat material yang tajam. Gunakanlah APD
terjatuh dan tertimpa pekerja atau siapa sesuai dengan jenis pekerjaan. Namun
saja yang ada di bawah dan dapat hal ini seringkali di abaikan oleh pekerja
menyababkan kecelakaan kerja yang dengan alasan kenyamanan dan
menghasilkan luka ringan atau berat, mengganggu pekerjaan, padahal APD
tertusuk benda tajam atau bahan material sendiri dapat mengurangi resiko-resiko
yang ada di konstruksi. kecelakaan kerja yang ada di konstruksi.
Tindakan pengendalian yang 2) Profil hollow
sudah ada yaitu perusahaan Potensi Bahaya dari material
menyediakan APD tetapi tidak semua yang berat dan tajam yang akan dipakai
pekerja memilikinya. Misalnya helm dalam pekerjaan jika dalam jumlah
hanya sebagian pekerja yang ada karna banyak beresiko menimbulkan
perusahaan hanya menyediakan kecelakaan kerja. Resiko yang dapat
beberapa. Kemudian APD yang ada terjadi Jika terjatuh di kepala ataupun
seringkali sengaja tidak digunakan badan dan jika pekerja tersebut akan
dengan alasan kenyamanan, menimbulkan resiko kecelakaan kerja
mengganggu pekerjaan dll. Selain itu bahkan sampai terjadi kecelakaan kerja
perusahaan melakukan pengendalian jika pekerja dalam keadaan tidak
bukan sebelum kecelakaan terjadi tetapi menggunakan APD.

12
Tindakan pengendalian yang di yang dapat menyebabkan kecelakaan
lakukan perusahaan adalah tindakan kerja. Tetusuk, terjatuh dan tersandung
pengendalian sesudah terjadinya merupakan resiko yang akan timbul
kecelakaan kerja yaitu hanya dengan akibat dari potensi bahaya dari pekerjaan
membawa pekerja yang mengalami ini.
kecelakaan ke rumah sakit jika lukanya Tindakan pengendalian yang
parah dan yangluka ringan hanya di sudah ada dan dilakukan oleh
tangani oleh pihak perusahaan sendiri. perusahaan yaitu mengecek setiap
Pengendalian sebelum terjadi pekerjaan yang akan di lakukan. Namun
kecelakaan hanya mencakup APD yang sesuai dengan pekerjaan
penggunaan APD. Tindakan hanya beberapa saja karena memang
pengendalian ini masuk tindakan tidak di sediakan dari perusahaan itu
pengendalian administrasi sesuai dengan sendiri sehingga hampir semua pekerja
hirarki pengendalian resiko/bahaya K3. yang bekerja tidak dilengkapi dengan
Rekomendasi untuk perusahaan APD. Pengendalian sendiri yang telah
sebaiknya pekerja yang akan perusahaan lakukan hanya jika terjadi
mengangkat material yang berat kecelakaan kerja melihat dari tingkat
memperhatikan cara kerja, melakukan keparahan luka. Luka berat di bawa ke
pekerjaan dengan sikap kerja ergonomis, rumah sakit dan untuk kecelakaan yang
bahan yang akan di pakai sebaiknya menyebabkan luka ringan memang
tidak di taruh di sembarangan tempat hanya ditangani sendiri oleh perusahaan.
yang dapat berpotensi dan beresiko Tindakan pengendalian ini masuk
kecelakaan kerja. Alat pelindung diri tindakan pengendalian administrasi
seperti helm dan safety shoes sangat di sesuai dengan hirarki pengendalian
perlukan dalam pekerjaan ini. resiko/bahaya K3. Rekomendasi untuk
3) Stater bar pekerjaan ini, pekerja yang melakukan
Pada tahap ini potensi pekerjaan ini sebaiknya berhati-hati
bahayanya yaitu stater bar yang tajam dalam bekerja karena stater bar/besi ini
jika pekerja tidak menggunakan sepatu sangat berpotensi penyebabkan resiko
yang khusus untuk pekerjaan konstruksi kecelakaan kerja jika tidak dilakukan
maka berpotensi tertusuk bahan material dengan hati-hati. Gunakanlah APD yang
seperti stater bar yang terpasang dilantai sesuai dengan pekerjaan seperti helm
yang belum di lakukan pengecoran. untuk melindungi kepala, sarung tangan
Resikonya stater bar yang ada di lantai untuk melindungi tangan dan sepatu
juga dapat menimbulkan berbagai resiko safety/safety shoes untuk melindunngi

13
kaki. Penggunaan APD dapat kecelakaan kerja ke rumah sakit jika
mengurangi resiko kecelakaan kerja lukanya parah, dan jika masih ringan
yang menyebabkan luka ringan ataupun hanya di tangani langsung oleh pihak
berat. perusahaan. Tindakan pengendalian ini
4) Pengecoran kolom masuk tindakan pengendalian
Tahap penegecoran harus administrasi sesuai dengan hirarki
didasar pada gambar sesuai rencana pengendalian resiko/bahaya K3.
yang mencakup spesifikasi besi baja dan Rekomendasi untuk alat pelindung diri
beton serta bahan-bahan yang akan APD tetap harus di sarankan untuk
dipakai termasuk cara yang aman untuk setiap pekerjaan yang beresiko
pengerjaan konstruksi beton yang kecelakaan tinggi. Hindarilah bahaya
bertulang dan berat, kerangka atap dan apapun yang beresiko menimbulkan
atas lainnya. Tahap pencampuran bahan kecelakaan kerja yang di sebabkan
material yang kering dari beton pekerjaan itu sendiri bahkan pekerja itu
sebaiknya dicampur pada ruang yang sendiri mulai dari bahan, mesin
tertutup, debu yang di hasilkan harus lingkungan kerja ataupun pekerja lain
tersalur dan terbuang ke luar, pekerja yang beresiko. Jika mungkin belum bisa
harus menggunakan alat pelindung diri/ di lakukan maka setiap pekerja wajib
pelindung untuk pernafasan jika tidak menggunakan APD sesuai dengan jenis
dapat terbuang ke luar. pekerjaan yang akan di lakukan, karena
A. Resiko setiap pekerjaan mempunyai resiko yang
Bahan campuran dapat menyebabkan berbeda-beda agar dapat mengurangi
iritasi kulit jika terus menerus terpapar resiko terjadinya kecelakaan kerja.
dengan campuran tersebut. Kemudian 5) Pelesteran/Rendering
bisa beresiko terjadinya gangguan Tahapan terakhir adalah
pernafasan juga merupakan resiko yang pekerjaan pelesteran/rendering. Potensi
akan terjadi jika debu yang di hasilkan bahaya dari pekerjaan ini yaitu
masuk ke dalam paru-paru. Pengecoran pekerjaan dilakukan berada di tempat
kolom yang di kerjakan di ketinggian yang tinggi, schaffolding berdiri tidak
dapat beresiko terjatuh dari ketinggian. lurus, dan schaffolding yang runtuh.
Tindakan pengendalian yang Potensi bahaya ini dapat menyebabkan
sudah ada, pihak perusahaan hanya resiko kecelakaan kerja. Resiko terjatuh
melakukan pengendalian di saat telah dari ketinggian, pekerja yang ada di
terjadi kecelakaan yaitu dengan bawah tertimpa benda tumpul atau
membawa pekerja yang mengalami bahan material untuk plesteran,

14
schaffolding yang berdiri tidak tegap/ berdiri di bawah schaffolding yang
tidak lurus dapat menyebabkan resiko sedang di gunakan atau tidak digunakan,
kecelakaan kerja yang sangat fatal. karena jika tidak dlam kondisi baik, bisa
Pekerja yang melakukan pekerjaan di sja schaffolding tersebut runtuh dan
ketinggian disarankan untuk memakai menimpa pekerja atau siapapun yang
bodyharness untuk mencegah resiko berada di bawahnya. Hal ini jyga sering
terjatuh dari ketinggian. di abaikan oleh pekerja, mereka dengan
Tindakan pengendalian yang sengaja atau bahkan menjadikan
sudah ada yaitu menyediakan APD. Ada schaffolding untuk tempat duduk atau
beberapa APD yang memang di beristirahat. Untuk itu pekerja wajib
sediakan untuk pekerja untuk pekerjaan menggunakan helm safety dalam setiap
tertentu namun tetap saja masih belum pekerjaan dan wajib menggunakan di
cukup untuk semua pekerja dalam lokasi proyek konstruksi.
pekerjaan itu. Walaupun demikian masih
ada saja pekerja yang memang sengaja
untuk tidak menggunakan APD tersebut
dengan alasan yang sama. Pihak
perusahaan melakukan tindakan
pengendalian hanya dengan membawa
korban kecelakaan kerja ke rumah sakit
jika terjadi kecelakaan kerja dan lukanya
Gambar 4. Pekerjaan dibagian
parah, jika ringan langsung di tangani
Pelesteran/rendering
sendiri. Perusahaan masih belum
Hasil penelitian ini juga sejalan
melakukan tindakan pengendalian
dengan hasil penelitian tentang
sebelum kecelakaan kerja terjadi.
Pengawasan Keselamatan Dan
Tindakan pengendalian ini masuk pada
Kesehatan Kerja (K3) Dan Kepatuhan
tindakan pengendalian administrasi dan
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
APD sesuai dengan hirarki pengendalian
oleh Samsul, Widodo IKM FKM
resiko/bahaya K3. Rekomendasi
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta,
pastikan untuk schaffolding dalam
bahwa ketersediaan alat pelindung diri
keadaan baik untuk digunakan, agar
merupakan lagkah dalam kepatuhan
tidak ada yang runtuh dan tertimpa
pada penggunaan alat pelindung diri
orang di bawahnya. Untuk para pekerja
untuk mencegah terjadinya kecelakaan
hindarilah lokasi yang berpotensi
dan resiko kerja yang akan terjadi di
menyebabkan kecelakaan kerja seperti,
perusahaan. perusahaan tidak

15
menyediakan alat pelindung diri berarti konstruksi. Jika terjadi kecelakaan maka
perusahaan telah membahayakan berkurang juga asset perusahaan,
pekerjaan dari resiko kecelakaan dan perusahaan rugi dan juga harus
penyakit yang akan timbul dilingkungan menanggung biaya pengobatan,
kerja. Oleh sebab itu perusahaan sekalipun pekerja di proyek Transmart
diberlakukan aturan untuk menyediakan Carrefour ini di tunjang dengan BPJS
alat pelindung diri sesuai dengan Ketenagakerjaan. Namun di pekerjaan
pekerjaan masing-masing karena pekerja tertentu memang di sediakan APD untuk
merupakan asset perusahaan yang sangat pekerjaan yang mempunyai potensi
penting, jika pekerja megalami bahaya dan resiko yang tinggi, tetapi ada
kecelakaan ataupun penyakit akibat saja pekerja yang menggunakan APD
kerja maka berkuranglah asset yang hanya ketika di awasi saja, dan setelah
dimiliki perusahaan. Penggunaan alat tidak diawasi maka APD tersebut tidak
pelindung diri pada saat bekerja meski digunakan lagi dengan alas an
alat pelindung diri cukup tersedia namun kenyamanan atau mengganggu
jika tidak didorong dengan pengawasan pekerjaan.
K3 perilaku tidak akan sempurna. Menurut Safety Enginer Career
Pengawasan penting dilakukan sebagai Workshop (2003), Phytagoras Global
stimulus kepada pekerja untuk Development teknik identifikasi bahaya
membiasakan diri menjaga keselamatan adalah alat untuk mengidentifikasi
dan kesehatannya pada saat bekerja berbagai kelemahan potensi resiko yang
dengan menggunakan alat pelindung terdapat dalam proses desain atau
diri. Pengawasan yang kurang terencana operasi suatu sistem atau unit plan yang
dengan baik juga akan mempengaruhi dapat menimbulkan berbagai
perilaku pekerja dalam menggunakan konsekuensi yang tidak diinginkan
alat pelindung diri. Pekerja hanya akan terjadi dan menentukan rekomendasi
menggunakan alat pelindung diri apabila atau tindakan yang dapat dilakukan
merasa diawasi atau mengetahui bahwa untuk eliminasi berbagai resiko atau
sedang ada pengawasan. permasalahan yang mengganggu
Hasil penelitian ini sejalan jalannya proses tersebut atau
dengan hasil penelitian diatas. mengurangi konsekuensi yang dapat
Ditemukan bahwa ketersediaan APD ditimbulkan secara sistematis,
setidaknya dapat mengurangi resiko terstruktur dan baku.
kecelakaan kerja dan potensi-potensi Sumber, situasi atau tindakan
bahaya yang ada di pekerjaan khususnya yang menyebabkan kerugian bagi

16
manusia, baik yang bisa menyebabkan dengan tidak aman dan dengan posisi
luka-luka, gangguan kesehatan ataupun kerja yang tidak ergonomis maka dari
kombinasi dari keduanya. Definisi dari resiko di atas dapat memungkinkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja itu pekerja mengalami kecelakaan kerja
sendiri dapat diartikan sebagai suatu yang bukan saja merugikan perusahaan
kondisi dan faktor yang mempengaruhi melainkan pekerja itu sendiri. Lokasi
atau akan mempengaruhi keselamatan kinstruksi pembangunan TRansmart
dan kesehatan pekerja, termasuk di Carefour Manado tidak dilengkapi
dalamnya adalah para pekerja kontrak rambu-rambu lalu lintas/Safety Sign
dan kontraktor, tamu dan juga orang lain dalam maupun luar konstruksi.
yang ada di tempat kerja (OHSAS Rekomendasi yang bisa diberikan yaitu
18001:2007). pengendalian bahaya/resiko K3
sebaiknya dilakukan sesuai dan
KESIMPULAN berdasarkan dengan hierarki
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian bahaya/resiko K3.
empat pekerjaan yang ada menghasilkan Memberikan training tentang K3
potensi bahaya dan resiko yang berbeda khususnya K3 yang ada konstruksi,
disetiap tahap pekerjaan, maka setiap lengkapi dengan menyediakan APD
potensi bahaya memiliki resiko. Hasil yang sesuai denbgan jenis pekerjaan,
Analisis Potensi bahaya dengan JSA dan bekerja dengan posisi yang
yang ada di Konstruksi Transmart ergonomis agar pekerja dapat bekerja
Carrefour Manado di temukan adanya dengan baik guna menunjang
potensi bahaya yaitu, bahan material produktifitas yang memberikan
konstruksi, alat kerja, mesin, lingkungan keuntungan bagi perusahaan maupun
kerja, cara kerja serta posisi kerja yang pekerja. Lengkapi dengan Safety Sign di
tidak aman dan tidak ergonomis. Potensi luar dan dalam konstruksi dan
bahaya ini yang dapat menyebabkan tempat/lokasi yang berbahaya dan
terjadinya kecelakaan kerja. yaitu berpotensi menyebabkan kecelakaan
terjatuh dari ketinggian, tertusuk benda kerja.
tajam, tersengat listrik, tergores,
terpotong, kulit terbakar, penurunan DAFTAR PUSTAKA
fungsi dengar, gangguan pernapasan, Ervianto, Wulfram I. 2005. Manajemen
patah tulang dan sampai kebutaan. Jika Proyek Konstruksi. Yogyakarta:
pekerjaan ini di lakukan terus menerus Andi Offset.
dengan tidak berhati-hati atau bekerja

17
Fran M, 2015. Identifikasi Bahaya Alat Pelindung Diri (Apd) Pada
Pengendalian Resiko Dan Welder Di Pt Gunanusa Utama
Keselamatan Kerja Pada Bagian Fabricators Kabupaten Serang.
Bengkel Repair Galangan Kapal Program Studi Ilmu Kesehatan
Dengan Menggunakan Metode Job Masyarakat, Fkm Universitas
Safety Analysis (Jsa) Di Pt Janata Ahmad Dahlan (Uad), Yogyakarta.
Marina Indah. Program Studi Samsul M, 2017. Pengawasan
Teknik Industri, Universitas Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Diponegoro, Semarang. (K3) Dan Kepatuhan Penggunaan
Gerry S, 2009. Hubungan Angka Alat Pelindung Diri (Apd) Pada
Kecelakaan Kerja Dengan Tingkat Welder Di Pt Gunanusa Utama
Pemenuhan Penerapan Sistem Fabricators Kabupaten Serang.
Manajemen Keselamatan Dan Program Studi Ilmu Kesehatan
Kesehatan Kerja. Departemen Masyarakat, Fkm Universitas
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Ahmad Dahlan (Uad), Yogyakarta.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Undang-undang Republik Indonesia
USU. Nomor 1 Tahun 1970 tentang
OHSAS 18001 : 2007. Occupational Keselamatan Kerja.
Health and Safety Management
System - Requirements
Peraturan Menteri Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Ridley John, 2008, Keselamatan dan
Keselamatan Kerja, Edisi Ketiga,
Penerbit Erlangga, PT. Glora Aksara
Pratama.
Safety Engineer Career Workshop.
2003. Safety Engineer Career
Workshop. Jakarta : Phytagoras
Global Development.
Samsul M, 2017. Pengawasan
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(K3) Dan Kepatuhan Penggunaan

18

Anda mungkin juga menyukai