PERTAMINA
(PERSERO) TBK.
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Stratejik yang diampu oleh
Disusun oleh:
MARET 2021
BAB I
LATAR BELAKANG
Menurut David & Wheelen (2003), proses manajemen strategi meliputi empat elemen
dasar (1) pengamatan lingkungan, (2) perumusan strategi, (3) impementasi strategi, dan (4)
evaluasi dan mengendalian. Proses manajemen strategi meliputi melakukan pengamatan
lingkungan ekternal untuk mengantisipasi peluang dan ancaman mempengaruhi kinerja
perusahaan, kemudian melakukan pengamatan lingkungan internal yaitu guna melihat kekuatan
yang dimiliki perusahaan dan melihat kelemahan perusahaan yang dapat menghambat tujuan
perusahaan. Analisa lingkungan tersebut kemudian menjadi landasan untuk menghasilkan
keputusan manajemen yang diambil berdasarkan penilaian pentingnya data (peluang dan
ancaman) analisis lingkungan.
Sebagai salah satu industri terbesar di Indonesia yang bergerak dalam penyediaan jasa
logistik, perdagangan umum industri, dan menjalankan usaha dibidang jasa pengangkutan
distribusi minyak bumi, gas bumi, serta bahan bakar minyak. PT Pertamina Indonesia (Persero)
Tbk terus melakukan strategi guna mewujudkan Visi, Misi, dan Tujuan yang dimiliki perusahaan.
Upaya perbaikan dan inovasi sesuai tuntutan kondisi global terus dilakukan PT Pertamina sebagai
komitmen dalam setiap kiprahnya menjalankan peran strategis dalam perekonomian nasional.
Umumnya pelaksanaan strategi tersebut akan tertuang dalam annual report PT Petamina
(Persero) Tbk setiap tahunnya. Dalam implementasi strategi PT Pertamina berusaha mewujudkan
strategi dan kebijakan melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur yang meliputi
perubahan budaya secara menyeluruh, struktur atau sistem manajemen dari organisasi secara
keseluruhan. Upaya implementasi PT Pertamina tersebut dirumuskan dari bebagai satuan bisnis
dalam lingkungan perusahaan setelah melakukan identifikasi dan penilaian berbagai pilihan
strategi melalui analisa pendekatan yaitu analisis SWOT, pendekatan matrix dan penyusunan
model kelompok strategi dasar. Pada akhirnya case study ini ditujukan untuk mendeskripsikan
gambaran implementasi strategi pada strategi yang telah dirumuskan sebelumnya yaitu strategi
kemandirian usaha PT Pertamina, strategi peningkatan system teknologi dan informasi PT
Pertamina, strategi mengoptimalkan kegiatan eksplorasi PT Pertamina, dan strategi peningkatan
SDM PT Pertamina. Dalam pelaksanaan strategi manajemen perusahaan tentu mengalami
kendala dalam implementasinya sehingga dibutuhkan solusi untuk menyelesaikan kendala
sehingga PT Pertamina (Persero) Tbk mampu mencapai tujuan utama dari perusahaan.
BAB II
Fokus bahasan dalam makalah ini membahas mengenai permasalahan yang muncul
terkait implementasi strategi yang terpilih dan solusi dari masalah tersebut pada perusahaan PT
Pertamina (Persero) Tbk yang akan disajikan dalam bentuk rumusan masalah dan tujuan yang
akan dicapai. Fokus bahasan dan target hasil yang disajikan akan sesuai dengan materi yang telah
disajikan penyaji mengenai permasalahan yang muncul terkait implementasi strategi dan solusi
dari masalah tersebut pada perusahaan PT Pertamina (Persero) Tbk.
Berikut beberapa point utama yang akan menjadi fokus pembahasan case terkait yaitu:
Berikut capaian yang akan didapat di akhir pembahasan case terkait yaitu :
PEMBAHASAN
A. Strategi Perusahaan
Kegiatan usaha pertamina secara garis besar dibedakan menjadi dua yaitu hulu dan
hilir. Kegiatan hulu yang dikelola oleh Direktorat hulu mencakup kegiatan eksplorasi,
pengeboran, pengembangan dan produksi minyak, gas dan panas bumi, penyediaan jasa
teknologi serta jasa pemboran dan services baik dalam maupun luar negeri.
B. Implementasi Strategi
1. Isu Implementasi Kegiatan Kemandirian Usaha Pt Pertamina dan Solusinya
Dalam rangka implementasi kemandirian kegiatan usaha, Direktorat Hulu
mengelola 6 anak perusahaan yang bergerak di bisnis hulu industri migas dan
panasbumi, yaitu :
a. PT Pertamina EP (PEP) merupakan usaha hulu bidang minyak dan gas bumi
yang meliputi kegiatan eksplorasi, eksploitasi dan penjualan produksi minyak
dan gas bumi hasil eksploitasi
b. PT Pertamina Hulu Energi (PHE) bergerak dalam bidang pengelolaan usaha
sektor hulu minyak dan gas bumi serta energi baik dalam maupun luar negeri
serta kegiatan usaha yang terkait dan atau menunjang kegiatan usaha dibidang
minyak dan gas bumi.
c. PT Pertamina Gas (Pertagas) bergerak dalam bidang niaga, transportasi
distribusi, pemrosesan dan bisnis lainnya yang terkait dengan gas alam dan
produk turunannya dengan penyertaan mordal Pertamian sebesar 99% dan PT
Pertamina Retail sebesar 1%
d. PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) bergerak dalam bidang pengelolaan
dan pengembangan sumber daya panas bumi meliputi kegiatan eksplotasi dan
eksploitasi, produksi uap dan pembangkitan listrik dan jasa konsultasi,
konstruksi, operasi dan pemeliharaan serta pengembangan teknologi dibidang
panas bumi
e. PT Pertamina EP Cepu (PEP Cepu) bergerak dalam usaha bidang eksplorasi,
eksploitasi dan produksi di Blok Cepu
f. PT Pertamina Drilling Services Indonesia merupakan kegiatan usaha
pemboran dan kerja ulang pindah lapisan sumur-sumur migas dan geothermal.
Beberapa anak usaha lain dan usahanya dalam rangka kemandirian usaha :
Target pelaksanaan kegiatan tersebut adalah untuk mereduksi gas rumah kaca
(GRK) yang ditetapkan pemerintah yaitu 29% hingga 41% sampai tahun 2030.
Pada tahun 2019, realisasi dalam bentuk penanaman Mangrove sebanyak 32.000
bibit pohon dan 52.000 pohon ditahun 2018. Konservasi elang laut di Kepulauan
Seribu, konservasi tuntong laut di Aceh Tamiang, konservasi yaki hitam di Bitung
dan lainnya. PT Pertamina membuktikan komitmennya sebagai perusahaan yang
kegiatannya berkaitan langsung dengan alam dan membuktikan melalui setiap
program SCR yang tidak hanya peduli pada masyarakat tetapi juga pada
lingkungan dan perkembangan berkelanjutan.
A. Kesimpulan
1. Hasil analisis matriks SWOT menunjukkan bahwa Strategi yang dapat digunakan
PT.Pertamina antara lain adalah melakukan kegiatan yang mandiri, mengikuti
perkembangan jaman dengan cara mengadaptasikan teknologi terbaru,
meningkatkan sistem teknologi dan informasi untuk memenangkan kompetisi
bersaing, mengoptimalkan kegiatan eksplorasi dan menempatkan karyawan sesuai
dengan kemampuannya. Berbagai strategi tersebut setelah diimplementasikan
akan ada permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan, dan harus ada solusi yang
digunakan untuk mengatasi permasalahan PT Pertamina (Persero) Tbk.
2. Hasil analisis Isu Implementasi Kegiatan Kemandirian Usaha Pt Pertamina, PT EP
berupaya maksimal meningkatkan kapasitas dan kompleksitas empat kilang
eksisting, yaitu kilang Balikpapan, Cilacap, Balongan, dan Dumai serta
membangun dua kilang baru yang berlokasi di Tuban dan Bontang. Untuk
menjalankan rencana tersebut, Pertamina mencanangkan target penyelesaian
program RDMP dan GRR pada 2026. Selain dapat meningkatkan produk BBM
dan petrokimia, kedua program itu akan memiliki multiplier effect secara nasional,
yaitu potensi peningkatan devisa migas, tambahan penerimaan pajak mampu
menyerap tenaga kerja sejak pengerjaan proyek sampai operasional berjalannya
kilang, serta penggunaan sumber daya lokal, baik SDM maupun konten konstruksi
sebesar 35%-50%, lebih tinggi dari persyaratan TKDN (Tingkat Komponen
Dalam Negeri) yang diwajibkan pemerintah sebesar 30%. Sembari tetap
menjalankan proyek strategis kilang jangka panjang tersebut.
3. Hasil analisis Isu Implementasi Strategi Meningkatkan Sistem Teknologi
Informasi, PT Pertamina (Persero) Tbk dalam rangka meningkatkan sistem
teknologi informasi bidang hilir mendirikan fungsi penunjang teknologi yaitu
Exploration & Production Technology Center (EPTC). EPTC bertujuan untuk
meningkatkan kemandirian, menguatkan nilai unggulan dan menyediakan solusi
teknologi guna percepatan pengembangan usaha seluruh anak usaha di lingkungan
hulu.
4. Hasil analisis Isu Implementasi Strategi Mengoptimalkan Kegiatan Eksplorasi,
Pertamina mengimplementasikan program CSR (Coorporate Social Responbility).
Pertamina membuat perhitungan serta pelaporan beban emisi gas rumah kaca
secara berkala. Memperkuat sistem pencahayaan fasilitas perusahaan menjadi
pencahayaan LED yang hemat energi dan pelaksanaan program CSR Pertamina
Hijau.
5. Hasil analisis Isu Implementasi Strategi Menempatkan Karyawan Sesuai Dengan
Kemampuannya, proses penempatan kerja PT.Pertamina harus benar-benar
dilakukan dengan tepat, proses yang tepat akan memperoleh the right man the
right place. Dimana kegagalan dalam penempatan kerja ini akan mempengaruhi
semangat kerja karyawan yang selanjutnya menjadi penghambat bagi proses
pencapaian tujuan perusahaan.
B. Saran
Semakin efektif suatu proses internal dalam bisnis akan berdampak terhadap
keberlangsungan lainnya. PT Pertamina harus lebih peka terhadap perubahan bisnis
dan persaingan kompetitif. Tiap departemen manajemen PT Pertamina harus lebih
meningkatkan upaya signifikan dalam peningkatan perspektif proses bisnis internal dan
eksternal yang belum tercapai. Maka dari itu, diperlukan strategi-strategi baru yang
agresif disertai dengan pengukuran dan evaluasi seperti agar dapat memenangkan
persaingan bisnis global. Strategi yang disarankan diantaranya:
DAFTAR RUJUKAN
Yulianto, B. (2020). Strategi Peningkatan Kinerja Pt. Pertamina Patra Niaga Tahun 2019 (Studi
Kasus Pada Area Region Ii Jawa Bagian Barat). Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), 33(2),
7–16.
Oktina, D. A., Sari, E. S., Sunardi, I. A., Hanifah, L. N., & Sanjaya, V. F. (2020). Pengaruh
Penerapan Strategi CSR (Corporate Social Responsibility) Dalam Meningkatkan Citra
Perusahaan Pada PT. Pertamina (Persero) Tahun 2018.