Anda di halaman 1dari 16

ISU-ISU IMPLEMENTASI STRATEGI DAN SOLUSI PADA PT.

PERTAMINA
(PERSERO) TBK.

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Stratejik yang diampu oleh

Bapak Dr. Syihabudhin, S.E., M.Si

Disusun oleh:

Luli Anggun Sasmita 180413620615

Mustika Agtin Bela Pertiwi 180413620705

Muhammad Aryassa R 180413620757

Fanny Mahathir 180413620798

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

MARET 2021
BAB I

LATAR BELAKANG

Perkembangan industri di Indonesia berkembang dengan sangat cepat dengan didukung


oleh era globalisasi dan modernisasi di segala bidang sehingga menjadi tolah ukur industri dalam
bersaing pada pangsa pasar di Indonesia. Pimpinan perusahaan harus mengetahui kegiatan bisnis
perusahaan sehingga dapat menangani permintaan dan perkembangan bisnis yang terjadi dan
berbagai kegiatan didalam maupun diluar perusahaan yang bekerja sama guna menghasilkan
keuntungan baik pelanggan maupun perusahaan. Hal tersebut membutuhkan strategi untuk
menghadapi tantangan perusahaan kedepan. Strategi adalah suatu rencana yang disatukan,
menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan
lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perudahaan dapat dicapai
melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan (Jauch & Glueck, 2017).

Menurut David & Wheelen (2003), proses manajemen strategi meliputi empat elemen
dasar (1) pengamatan lingkungan, (2) perumusan strategi, (3) impementasi strategi, dan (4)
evaluasi dan mengendalian. Proses manajemen strategi meliputi melakukan pengamatan
lingkungan ekternal untuk mengantisipasi peluang dan ancaman mempengaruhi kinerja
perusahaan, kemudian melakukan pengamatan lingkungan internal yaitu guna melihat kekuatan
yang dimiliki perusahaan dan melihat kelemahan perusahaan yang dapat menghambat tujuan
perusahaan. Analisa lingkungan tersebut kemudian menjadi landasan untuk menghasilkan
keputusan manajemen yang diambil berdasarkan penilaian pentingnya data (peluang dan
ancaman) analisis lingkungan.

Sebagai salah satu industri terbesar di Indonesia yang bergerak dalam penyediaan jasa
logistik, perdagangan umum industri, dan menjalankan usaha dibidang jasa pengangkutan
distribusi minyak bumi, gas bumi, serta bahan bakar minyak. PT Pertamina Indonesia (Persero)
Tbk terus melakukan strategi guna mewujudkan Visi, Misi, dan Tujuan yang dimiliki perusahaan.
Upaya perbaikan dan inovasi sesuai tuntutan kondisi global terus dilakukan PT Pertamina sebagai
komitmen dalam setiap kiprahnya menjalankan peran strategis dalam perekonomian nasional.
Umumnya pelaksanaan strategi tersebut akan tertuang dalam annual report PT Petamina
(Persero) Tbk setiap tahunnya. Dalam implementasi strategi PT Pertamina berusaha mewujudkan
strategi dan kebijakan melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur yang meliputi
perubahan budaya secara menyeluruh, struktur atau sistem manajemen dari organisasi secara
keseluruhan. Upaya implementasi PT Pertamina tersebut dirumuskan dari bebagai satuan bisnis
dalam lingkungan perusahaan setelah melakukan identifikasi dan penilaian berbagai pilihan
strategi melalui analisa pendekatan yaitu analisis SWOT, pendekatan matrix dan penyusunan
model kelompok strategi dasar. Pada akhirnya case study ini ditujukan untuk mendeskripsikan
gambaran implementasi strategi pada strategi yang telah dirumuskan sebelumnya yaitu strategi
kemandirian usaha PT Pertamina, strategi peningkatan system teknologi dan informasi PT
Pertamina, strategi mengoptimalkan kegiatan eksplorasi PT Pertamina, dan strategi peningkatan
SDM PT Pertamina. Dalam pelaksanaan strategi manajemen perusahaan tentu mengalami
kendala dalam implementasinya sehingga dibutuhkan solusi untuk menyelesaikan kendala
sehingga PT Pertamina (Persero) Tbk mampu mencapai tujuan utama dari perusahaan.
BAB II

FOKUS BAHASAN DAN TARGET HASIL

Fokus bahasan dalam makalah ini membahas mengenai permasalahan yang muncul
terkait implementasi strategi yang terpilih dan solusi dari masalah tersebut pada perusahaan PT
Pertamina (Persero) Tbk yang akan disajikan dalam bentuk rumusan masalah dan tujuan yang
akan dicapai. Fokus bahasan dan target hasil yang disajikan akan sesuai dengan materi yang telah
disajikan penyaji mengenai permasalahan yang muncul terkait implementasi strategi dan solusi
dari masalah tersebut pada perusahaan PT Pertamina (Persero) Tbk.

2.1 Fokus Bahasan

Berikut beberapa point utama yang akan menjadi fokus pembahasan case terkait yaitu:

a. Apa saja strategi terpilih PT Pertamina (Persero) Tbk ?


b. Bagaimana isu implementasi dan solusi pada strategi kemandirian kegiatan usaha PT
Pertamina (Persero) Tbk?
c. Bagaimana isu implementasi dan solusi pada strategi peningkatan teknologi dan
informasi PT Pertamina (Persero) Tbk?
d. Bagaimana isu implementasi dan solusi pada strategi eksplorasi PT Pertamina
(Persero) Tbk?
e. Bagaimana isu implementasi dan solusi pada strategi peningkatan SDM PT Pertamina
(Persero) Tbk?

2.2 Target Hasil

Berikut capaian yang akan didapat di akhir pembahasan case terkait yaitu :

a. Untuk mengetahui strategi terpilih PT Pertamina (Persero) Tbk


b. Untuk mengetahui isu implementasi dan solusi pada strategi kemandirian kegiatan
usaha PT Pertamina (Persero) Tbk
c. Untuk mengetahui isu implementasi dan solusi pada strategi peningkatan teknologi
dan informasi PT Pertamina (Persero) Tbk
d. Untuk mengetahui isu implementasi dan solusi pada strategi eksplorasi PT Pertamina
(Persero) Tbk?
e. Untuk mengetahui isu implementasi dan solusi pada strategi peningkatan SDM PT
Pertamina (Persero) Tbk
BAB III

PEMBAHASAN

A. Strategi Perusahaan

Kegiatan usaha pertamina secara garis besar dibedakan menjadi dua yaitu hulu dan
hilir. Kegiatan hulu yang dikelola oleh Direktorat hulu mencakup kegiatan eksplorasi,
pengeboran, pengembangan dan produksi minyak, gas dan panas bumi, penyediaan jasa
teknologi serta jasa pemboran dan services baik dalam maupun luar negeri.

PT Pertamina memiliki 8 Pilar Prioritas Strategi Pertamina yaitu :


- HSSE & Susainability
- Human Capital Development
- Upstream Growth
- Gas Growth
- Stengthening Refining & Petrochemical Business
- New and Renewable Energy Development
- Infrastructure and Marketing Development
- Company Growth

Dari pembahasan makalah grup G, terdapat beberapa strategi yang dapat


diterapkan oleh PT Pertamina melalui analisis SWOT. Strategi tersebut antara lain adalah
melakukan kegiatan yang mandiri, mengikuti perkembangan jaman dengan cara
mengadaptasikan teknologi terbaru, meningkatkan sistem teknologi dan informasi untuk
memenangkan kompetisi bersaing, mengoptimalkan kegiatan eksplorasi dan
menempatkan karyawan sesuai dengan kemampuannya. Berbagai strategi tersebut setelah
diimplementasikan akan ada permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan, dan harus ada
solusi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan PT Pertamina (Persero) Tbk.

B. Implementasi Strategi
1. Isu Implementasi Kegiatan Kemandirian Usaha Pt Pertamina dan Solusinya
Dalam rangka implementasi kemandirian kegiatan usaha, Direktorat Hulu
mengelola 6 anak perusahaan yang bergerak di bisnis hulu industri migas dan
panasbumi, yaitu :
a. PT Pertamina EP (PEP) merupakan usaha hulu bidang minyak dan gas bumi
yang meliputi kegiatan eksplorasi, eksploitasi dan penjualan produksi minyak
dan gas bumi hasil eksploitasi
b. PT Pertamina Hulu Energi (PHE) bergerak dalam bidang pengelolaan usaha
sektor hulu minyak dan gas bumi serta energi baik dalam maupun luar negeri
serta kegiatan usaha yang terkait dan atau menunjang kegiatan usaha dibidang
minyak dan gas bumi.
c. PT Pertamina Gas (Pertagas) bergerak dalam bidang niaga, transportasi
distribusi, pemrosesan dan bisnis lainnya yang terkait dengan gas alam dan
produk turunannya dengan penyertaan mordal Pertamian sebesar 99% dan PT
Pertamina Retail sebesar 1%
d. PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) bergerak dalam bidang pengelolaan
dan pengembangan sumber daya panas bumi meliputi kegiatan eksplotasi dan
eksploitasi, produksi uap dan pembangkitan listrik dan jasa konsultasi,
konstruksi, operasi dan pemeliharaan serta pengembangan teknologi dibidang
panas bumi
e. PT Pertamina EP Cepu (PEP Cepu) bergerak dalam usaha bidang eksplorasi,
eksploitasi dan produksi di Blok Cepu
f. PT Pertamina Drilling Services Indonesia merupakan kegiatan usaha
pemboran dan kerja ulang pindah lapisan sumur-sumur migas dan geothermal.

Beberapa anak usaha lain dan usahanya dalam rangka kemandirian usaha :

a. PT Pertamina Dana Ventura bergerak dibidang investment porfotolio


management services
b. PT Patra Jasa bergerak di hotel/ motel management, kantor dan sewa properti
termasuk barang-barang eks PERTAMINA dan PT Patra Jasa aset sendiri
c. PT Pelita Air Sevice bergerak dalam bidang transportasi udara, aircraft charter
dan regular air services
d. PT Pertamina Patra Niaga bergerak di hilir migas dalam usaha perdagangan
BB, pengelolaan BBM, pengelolaan armada/ fleet dan pengelolaan depot,
teknologi dan perdagangan non-BBM.
e. PT Pertamina Trans Kontinental (PT Pertamina Tongkang) bergerak dalam
bidang non tanker domestik transportasi untuk industri minyak dan
manajemen KABIL Jetty di Batam, agency, jasa underwater dan HOP.
f. PT Pertamina Retail bergerak dalam bidang retail SPBU
g. PT Pertamina Training & Colsulting bergerak dibidang human capital,
cosulting, dan jasa manajemen lainnya.
Dalam menjalankan strategi kemandirian usaha anak perusahaan PT Pertamina
seringkali dihadapkan pada kendala contohnya yang terjadi pada PT Elnusa
Petrofin (EP) seringkali dihadapkan pada kendala dalam mencukupi kebutuhan
BBM nasional. PT EP menghasilkan produk BBM 650 ribu barel per hari,
sementara kebutuhan nasional sekitar 1,3-1,4 juta barel per hari
(www.pertamina.com, diakses 21 April 2021)
Solusi dari kendala tersebut PT EP berupaya maksimal meningkatkan
kapasitas dan kompleksitas empat kilang eksisting, yaitu kilang Balikpapan,
Cilacap, Balongan, dan Dumai serta membangun dua kilang baru yang berlokasi
di Tuban dan Bontang. Untuk menjalankan rencana tersebut, Pertamina
mencanangkan target penyelesaian program RDMP dan GRR pada 2026. Selain
dapat meningkatkan produk BBM dan petrokimia, kedua program itu akan
memiliki multiplier effect secara nasional, yaitu potensi peningkatan devisa migas,
tambahan penerimaan pajak mampu menyerap tenaga kerja sejak pengerjaan
proyek sampai operasional berjalannya kilang, serta penggunaan sumber daya
lokal, baik SDM maupun konten konstruksi sebesar 35%-50%, lebih tinggi dari
persyaratan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) yang diwajibkan
pemerintah sebesar 30%. Sembari tetap menjalankan proyek strategis kilang
jangka panjang tersebut.
Solusi selanjutnya pertamina juga melakukan optimalisasi kilang dengan
melakukan uji coba pengembangan green fuel secara co-processing. Teknik ini
menggunakan bahan baku nabati dicampur dengan bahan baku energi fosil yang
diolah bersama-sama untuk menghasilkan green gasoline di kilang Plaju dan
green diesel di kilang Dumai.
2. Isu Implementasi Strategi Meningkatkan Sistem Teknologi Informasi dan
Solusinya.
Sebagai perusahaan yang memiliki banyak anak perusahaan seperti yang
telah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya. PT Pertamina seringkali
mengalami kendala dalam manajemen data yang diterapkan bagi publiknya. Yang
menjadi hambatan adalah ketika para publiknya tidak mengikuti peraturan yang
telah ditetapkan dan bertindak semaunya sendiri dalam hal peminjaman,
pengiriman data kepada perusahaan.
Salah satu contoh hambatan yang terjadi yaitu ketika surat, memo,
transmittal atau email yang menjadi salah satu media tertulis untuk
melakukan pengiriman, permintaan data tidak disertakan pada saat pengguna
data meminta data. Sehingga dibutuhkan cara guna meningkatkan efektivitas
komunikasi public eksternal oleh perusahaan.
Solusi yang dilakukan PT Pertamina (Persero) Tbk dalam rangka
meningkatkan sistem teknologi informasi bidang hilir mendirikan fungsi
penunjang teknologi yaitu Exploration & Production Technology Center (EPTC).
EPTC bertujuan untuk meningkatkan kemandirian, menguatkan nilai unggulan
dan menyediakan solusi teknologi guna percepatan pengembangan usaha seluruh
anak usaha di lingkungan hulu.
EPTC adalah inovasi teknologi migas untuk anak perusahaan, baik melalui
riset dan pengembangan yang dilakukan sendiri maupun bekerja sama dengan
pihak lain. Sistem berbasis web ini kemudian merangkum semua pengetahuan
(knowledge) di bidang hulu, yang bertujuan untuk mempercepat pencapaian
sasaran perusahaan melalui integrasi manusia, proses, dan teknologi. Manfaatnya
untuk menghindari melakukan kesalahan yang sama, mampu mengulang
kesuksesan dan mempertahankannya, mempersingkat siklus belajar, membuat
keputusan berdasar pengetahuan yang mendalam dan mengelola aset pengetahuan
perusahaan. Implementasi teknologi inovasi lainnya adalah pengembangan dalam
operasi pengeboran yang bisa menurunkan durasi dan biaya pengeboran dengan
menerapkan teknik pengeboran tanpa rig (rigless) untuk mengerjakan sumur dan
menggantikannya dengan Hydraulic Workover Unit (HWU) baik di wilayah delta
maupun lepas pantai. Metode rigless terbukti secara signifikan menekan biaya
pengerjaan sumur.
Inovasi lainnya yang dikembangkan adalah menerapkan arsitektur sumur
One Phase Well (OPW) yang memangkas biaya pengeboran menjadi lebih rendah
secara signifikan daripada penggunaan arsitektur Shallow Light Architexture.
Inovasi lain adalah membuat metode slot recovery. Metode ini adalah metode
pemanfaatan sumur yang sudah tidak berproduksi lagi untuk mengebor sumur
baru.
3. Isu Implementasi Strategi Mengoptimalkan Kegiatan Eksplorasi dan
Solusinya
Kegiatan eksplorasi dan produksi merupakan kegiatan usaha Direktorat Hulu,
berikut ini merupakan strategi Direktorat Hulu guna mengoptimalkan kegiatan
eksplorasi :
a. Mampu memproduksi minyak dan gas diatas target walaupun ditengah
pandemi COVID-19. Produksi minyak dan kondensat mendapai 29,4 kbpd
dimana target yang seharusnya 28,4 kbpd (24 Desember 2020) dan produksi
gas 605,5 mmscfd dimana target yang ditetapkan 588 mmscfd (24 Desember
2020)
b. Dalam hal pengeboran sumur, PHM telah melakukan pengeboran sumur
sebanyak 79 sumur pengembangan dari target 78 sumur. (24 Desember 2020)
c. Target terpenuhi lainya yaitu 1 sumur workover.
d. Untuk tahun 2021, setidaknya 44 sumur pengembangan direncanakan untuk
dilakukan pengeboran dan direncanakan juga akan ada 40 sumur penembangan
tambahan lainnya.
e. Selain pengeboran sumur pengembangan, dalam jangka panjang telah
disiapkan pula program-program lain berupa infill drilling, pengeboran sumur
eksplorasi, workover / well intervention, optimasi program water flood, dan
steamflood, CEOR dan program-program lainnya.
Dalam implementasinya, seiring dengan semakin tinggi target produktivitas
pertamina maka tingkat polusi yang dihasilkan juga akan semakin besar. Sumur
sumur bor yang semakin banyak akan membuat bekas galian yang nantinya
ditinggalkan juga semakin banyak. Suatu bisnis dijalankan tidak hanya harus
mampu mencari keuntungan semata, namun juga bagaimana perusahaan harus
memiliki kemampuan untuk bertahan dan selaras antara kepentingan sosial dan
komersial yang dijalankan. Terlebih lagi jika kegaitan usaha yang dijalankan PT
Pertamina bergerak dibidang yang berkaitan dengan pengadaan sumber daya alam.

Untuk menjembatani kedua perbedaan kepentingan tersebut Pertamina


mengimplementasikan program CSR (Coorporate Social Responbility). Pertamina
membuat perhitungan serta pelaporan beban emisi gas rumah kaca secara berkala.
Memperkuat sistem pencahayaan fasilitas perusahaan menjadi pencahayaan LED
yang hemat energi dan pelaksanaan program CSR Pertamina Hijau.

Target pelaksanaan kegiatan tersebut adalah untuk mereduksi gas rumah kaca
(GRK) yang ditetapkan pemerintah yaitu 29% hingga 41% sampai tahun 2030.
Pada tahun 2019, realisasi dalam bentuk penanaman Mangrove sebanyak 32.000
bibit pohon dan 52.000 pohon ditahun 2018. Konservasi elang laut di Kepulauan
Seribu, konservasi tuntong laut di Aceh Tamiang, konservasi yaki hitam di Bitung
dan lainnya. PT Pertamina membuktikan komitmennya sebagai perusahaan yang
kegiatannya berkaitan langsung dengan alam dan membuktikan melalui setiap
program SCR yang tidak hanya peduli pada masyarakat tetapi juga pada
lingkungan dan perkembangan berkelanjutan.

4. Isu Implementasi Strategi Menempatkan Karyawan Sesuai Dengan


Kemampuannya
PT Pertamina melakukan proses rekruitmen yang panjang dalam
penempatan posisi karyawan. Lalu ketika sudah diterima karyawan akan
mengikuti pelatihan dan pengembangan. Pelatihan yang digunakan di perusahaan
antara lain adalah On the Job Trainning, belajar secara informal, Job Intruction
Trainning, pelatihan berbasis komputer, sistem pendukung kinerja elektronik dan
pelatihan jarak jauh berbasis internet. Sedangkan jenis pengembangan yang
digunakan perusahaan antara lain pusat-pusat penilaian dan penilaian kinerja.
Pelatihan dan pengembangan terbukti secara signifikan memberikan
pengaruh atau manfaat terhadap kinerja karyawan berdasarkan studi yang
dilakukan pada PT Pertamina Divisi Retail Fuel Marketing Region 1 Kantor
Medan. Pengaruhnya adalah dapat membantu karyawan dalam mengambil
keputusan yang lebih baik dan mampu memecahkan masalah secara efektif.
Membantu karyawan lebih terampil dalam mengembangkan kemampuan
berbicara, mendengarkan dan ketrampilan menulis.
Dalam implementasinya, isu yang terjadi adalah bahwa produktivitas
karyawan tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan namun juga semangat kerja.
Salah satu hal yang mempengaruhi semangat kerja adalah faktor penempatan
kerja. Dalam studi yang dilakukan pada PT Pertamina Refenery Unit III
Palembang, hasilnya menyatakan bahwa penempatan kerja yang tepat akan
meningkatkan semangat kerja karyawan.

Solusi yang dilakukan Pertamina untuk mencegah isu tersebut adalah


menjalin kerjasama dengan PLC (Pertamina Learning Centre) dalam menangani
proses pembinaan pekerja baru pada masa orientasi kelas maupun pada saat
orientasi kerja (On the Job Training). Pertamina juga melakukan konsultasi
dengan salah satu subsidiaries Pertamina Persero yaitu Pertamina Training &
Consulting untuk pelaksanaan program rekrutmen selanjutnya di PT Pertamina
Gas. Proses penempatan kerja harus benar-benar dilakukan dengan tepat, proses
yang tepat akan memperoleh the right man the right place. Dimana kegagalan
dalam penempatan kerja ini akan mempengaruhi semangat kerja karyawan yang
selanjutnya menjadi penghambat bagi proses pencapaian tujuan perusahaan.
BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Hasil analisis matriks SWOT menunjukkan bahwa Strategi yang dapat digunakan
PT.Pertamina antara lain adalah melakukan kegiatan yang mandiri, mengikuti
perkembangan jaman dengan cara mengadaptasikan teknologi terbaru,
meningkatkan sistem teknologi dan informasi untuk memenangkan kompetisi
bersaing, mengoptimalkan kegiatan eksplorasi dan menempatkan karyawan sesuai
dengan kemampuannya. Berbagai strategi tersebut setelah diimplementasikan
akan ada permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan, dan harus ada solusi yang
digunakan untuk mengatasi permasalahan PT Pertamina (Persero) Tbk.
2. Hasil analisis Isu Implementasi Kegiatan Kemandirian Usaha Pt Pertamina, PT EP
berupaya maksimal meningkatkan kapasitas dan kompleksitas empat kilang
eksisting, yaitu kilang Balikpapan, Cilacap, Balongan, dan Dumai serta
membangun dua kilang baru yang berlokasi di Tuban dan Bontang. Untuk
menjalankan rencana tersebut, Pertamina mencanangkan target penyelesaian
program RDMP dan GRR pada 2026. Selain dapat meningkatkan produk BBM
dan petrokimia, kedua program itu akan memiliki multiplier effect secara nasional,
yaitu potensi peningkatan devisa migas, tambahan penerimaan pajak mampu
menyerap tenaga kerja sejak pengerjaan proyek sampai operasional berjalannya
kilang, serta penggunaan sumber daya lokal, baik SDM maupun konten konstruksi
sebesar 35%-50%, lebih tinggi dari persyaratan TKDN (Tingkat Komponen
Dalam Negeri) yang diwajibkan pemerintah sebesar 30%. Sembari tetap
menjalankan proyek strategis kilang jangka panjang tersebut.
3. Hasil analisis Isu Implementasi Strategi Meningkatkan Sistem Teknologi
Informasi, PT Pertamina (Persero) Tbk dalam rangka meningkatkan sistem
teknologi informasi bidang hilir mendirikan fungsi penunjang teknologi yaitu
Exploration & Production Technology Center (EPTC). EPTC bertujuan untuk
meningkatkan kemandirian, menguatkan nilai unggulan dan menyediakan solusi
teknologi guna percepatan pengembangan usaha seluruh anak usaha di lingkungan
hulu.
4. Hasil analisis Isu Implementasi Strategi Mengoptimalkan Kegiatan Eksplorasi,
Pertamina mengimplementasikan program CSR (Coorporate Social Responbility).
Pertamina membuat perhitungan serta pelaporan beban emisi gas rumah kaca
secara berkala. Memperkuat sistem pencahayaan fasilitas perusahaan menjadi
pencahayaan LED yang hemat energi dan pelaksanaan program CSR Pertamina
Hijau.
5. Hasil analisis Isu Implementasi Strategi Menempatkan Karyawan Sesuai Dengan
Kemampuannya, proses penempatan kerja PT.Pertamina harus benar-benar
dilakukan dengan tepat, proses yang tepat akan memperoleh the right man the
right place. Dimana kegagalan dalam penempatan kerja ini akan mempengaruhi
semangat kerja karyawan yang selanjutnya menjadi penghambat bagi proses
pencapaian tujuan perusahaan.

B. Saran

b.1 Saran Praktis

Semakin efektif suatu proses internal dalam bisnis akan berdampak terhadap
keberlangsungan lainnya. PT Pertamina harus lebih peka terhadap perubahan bisnis
dan persaingan kompetitif. Tiap departemen manajemen PT Pertamina harus lebih
meningkatkan upaya signifikan dalam peningkatan perspektif proses bisnis internal dan
eksternal yang belum tercapai. Maka dari itu, diperlukan strategi-strategi baru yang
agresif disertai dengan pengukuran dan evaluasi seperti agar dapat memenangkan
persaingan bisnis global. Strategi yang disarankan diantaranya:

1. Penerapan Key Performance Indicator (KPI) Dashboard untuk mengelola


pencapaian implementasi bisnis masing-masing departemen di PT Pertamina (Persero)
Tbk.
2. Sosialisasi dan optimalisasi penggunaan teknologi dan informasi yang telah ada
kepada seluruh internal perusahaan sehingga proses kinerja perusahaan menjadi lebih
efektif.
3. Dalam hal peningkatan SDM PT Pertamina Gas bisa melakukan transfer ilmu
(Knowledge Transfer) pada perusahaan lain baik didalam maupun luar negeri guna
meningkatkan keunggulan kompetitif.
4. PT Pertamina disarankan mengambil strategi cost leadership dengan
memanfaatkan kompetensi dan asset yang telah dimilikinya. Maka dari itu, faktor
harga menjadi sangat penting untuk menjadi perhatian bagi PT Pertamina dalam
bersaing untuk dapat tetap mempertahankan pangsa pasarnya.

5. Untuk bisa bersaing dalam memperebutkan market share usaha terus


meningkatkan volume penjualan dan meningkatkan mutu pelayanan merupakan hal
yang sangat penting untuk menjadi perhatian bagi pihak management PT Pertamina
(Perseo) Tbk.

b.2 Saran Akademis

Penulis selanjutnya diharapkan dapat melakukan pendalaman mengenai kelanjutan


implemntasi strategi, program, dan inovasi baru yang disosialisasikan PT Pertamina
(Persero) Tbk dengan riset dan penelitian yang lebih mendalam.
BAB V

DAFTAR RUJUKAN

Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L. (2003). Manajemen Strategis.Yogyakarta: Penerbit


Andi
Jauch LR, Glueck WF. Manajemen Strategis Dan Kebijakan Perusahaan. ketujuh. Dharma A,
editor. Erlangga; 2017. 1–453 p

Yulianto, B. (2020). Strategi Peningkatan Kinerja Pt. Pertamina Patra Niaga Tahun 2019 (Studi
Kasus Pada Area Region Ii Jawa Bagian Barat). Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), 33(2),
7–16.

Oktina, D. A., Sari, E. S., Sunardi, I. A., Hanifah, L. N., & Sanjaya, V. F. (2020). Pengaruh
Penerapan Strategi CSR (Corporate Social Responsibility) Dalam Meningkatkan Citra
Perusahaan Pada PT. Pertamina (Persero) Tahun 2018.

https://www.pertamina.com/id/hulu diakses 18 April 2021

https://www.skkmigas.go.id/ diakses 21 April 2021

Anda mungkin juga menyukai