RUTE 1C
Sukma Dewi Kirana Tjondronegoro, Nailah Firdausiyah, Imma Widyawati Agustin
Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886
Email: kirana2703@student.ub.ac.id
ABSTRAK
Pembangunan pesat di ibu kota yang menjadi faktor penarik adanya aktivitas di ibu kota menjadikan tingginya
mobilitas masyarakat di ibu kota dalam menjalani hari. Transjakarta hadir dengan berbagai layanan salah satunya
yaitu bus pengumpan Transjakarta Rute 1C yang diminati masyarakat karena melewati simpul moda transportasi
dan berbagai pusat kegiatan harian di wilayah Jakarta Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja
operasional dan pelayanan Bus Pengumpan Transjakarta Rute 1C. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis
distribusi frekuensi, analisis load factor, headway, travel time, dan ketersediaan angkutan, serta Importance-
Performance Analysis (IPA). Hasil penelitian menyatakan bahwa kinerja operasional masih memerlukan
peningkatan khususnya pada load factor yang hanya memiliki rata-rata load factor tertinggi 28%, terjadi
keterlambatan headway mencapai 44 menit, travel time mencapai 52 menit 45 detik, serta ketersediaan
angkutan sebesar 67%. Sedangkan pada kinerja pelayanan terdapat lima atribut kinerja pelayanan yang termasuk
ke dalam hasil IPA Kuadran I, yakni ketersediaan kotak P3K di dalam bus, ketersediaan informasi rute/trayek di
dalam bus, ketersediaan bus stop, ketersediaan CCTV yang aktif di dalam bus, dan ketersediaan tempat duduk
prioritas bagi penyandang disabilitas, lansia, ibu hamil, dan anak-anak.
ABSTRACT
Rapid development in the capital city which became an attractive factor for activities in the capital city made the
high mobility of people in the capital city in living the day. Transjakarta came up with various services, including
Transjakarta feeder bus Route 1C which attracted the public because it passed through the transportation mode
node and various daily activity centres in the South Jakarta area. This research aimed to analyse the operational
performance and service of Transjakarta Feeder Bus Route 1C. The analytical methods used were frequency
distribution analysis, load factor analysis, headway, travel time, and availability of transport, as well as
Importance-Performance Analysis (IPA). The results of the study stated that operational performance still requires
improvement, especially in load factor which only had the highest average load factor of 28%, headway delays
reaching 44 minutes, travel time reaching 52 minutes 45 seconds, and availability of transport at 67%. While in
service performance there were five service performance attributes included in the IPA Quadrant I results, namely
the availability of first aid boxes on the bus, the availability of route information on the bus, the availability of bus
stops, the availability of active CCTV on the bus, and the availability of priority seats for people with disabilities,
the elderly, pregnant women, and children.
Planning for Urban Region and Environment Volume 12, Nomor 3, Juli 2023 99
EVALUASI KINERJA OPERASIONAL DAN PELAYANAN BUS PENGUMPAN TRANSJAKARTA RUTE 1C
serta pusat kegiatan menjadi salah satu alasan kegiatan harian di wilayah Jakarta Selatan seperti
masyarakat memilih moda ini. Pada tanggal 4 Pasar Mayestik, Pasar Kebayoran Lama dan ITC
Februari 2020, PT Transjakarta menembus target Cipulir yang menjadi kawasan perdagangan mulai
pelayanan sebanyak 1.006.579 pelanggan per tekstil, grosiran, hingga keperluan sehari-hari,
hari (PT Transportasi Jakarta, 2020). kawasan pendidikan, kesehatan, peribadatan,
Hadirnya Transjakarta sejak tahun 2004 serta kantor pemerintahan dan pertahanan. Rute
ditujukan untuk mengurangi kemacetan serta ini juga merupakan hasil revitalisasi angkutan
penggunaan kendaraan bermotor pribadi. Sistem umum Metromini 71 yang sudah tidak beroperasi
transportasi yang didesain berdasarkan sistem sejak tahun 2017. Revitalisasi ini dianggap
TransMilenio di Bogota, Kolombia ini memiliki sebagai terobosan tepat dalam meningkatkan
berbagai pilihan layanan bus salah satunya yaitu keamanan dan kenyamanan pengguna angkutan
Layanan Dalam Kota (City Feeder). Bus umum (Hermawan, 2017). Selain daripada itu,
pengumpan/feeder merupakan layanan Rute 1C juga terintegrasi langsung dengan Halte
Transjakarta yang berhimpitan dengan layanan Transit CSW yang merupakan simpul transit
BRT dan melewati halte atau stasiun dari moda terintegrasi di wilayah Jakarta Selatan.
transportasi lain (PPID PT Transportasi Jakarta, Transjakarta senantiasa meningkatkan pelayanan
2022). Sejak awal pengoperasian pada tahun prima bagi para penggunanya, terbukti dari
2011, terjadi berbagai pengembangan dari segi semakin meningkatnya jumlah masyarakat
operasional maupun pelayanan moda. pengguna moda Transjakarta (Kurniata, 2020).
Pengembangan ini salah satunya yaitu Namun masih ditemukan berbagai
penambahan koridor dan rute, pelayanan sistem permasalahan sehingga diperlukan adanya
pembayaran, penambahan fasilitas penunjang di evaluasi kinerja operasional dan pelayanan pada
dalam bus serta halte. Bus Pengumpan Transjakarta Rute 1C guna
Rute 1C dengan rute pelayanan Blok M – meningkatkan kinerja operasional dan berbagai
Pesanggrahan dan sebaliknya merupakan salah aspek pelayanan yang memenuhi kebutuhan dan
satu rute bus pengumpan yang termasuk ke harapan pengguna bus. Pada Gambar 1 terlihat
dalam pelayanan dalam kota. Berdasarkan data bahwa tata guna lahan dipanjang rute didominasi
penumpang bus Transjakarta pada September oleh permukiman dan melewati berbagai macam
2022, rute bus pengumpan ini melayani 26.427 pusat kegiatan lainnya seperti perdagangan dan
penumpang (PPID PT Transportasi Jakarta, 2022). jasa, pendidikan, kesehatan, pertahanan dan
Bus dengan rute perjalanan ini cukup diminati keamanan, ruang terbuka hijau, pemerintahan,
masyarakat karena melewati berbagai pusat serta terintegrasi dengan Halte transit CSW.
100 Planning for Urban Region and Environment Volume 12, Nomor 3, Juli 2023
Sukma Dewi Kirana Tjondronegoro, Nailah Firdausiyah, Imma Widyawati Agustin
Planning for Urban Region and Environment Volume 12, Nomor 3, Juli 2023 101
EVALUASI KINERJA OPERASIONAL DAN PELAYANAN BUS PENGUMPAN TRANSJAKARTA RUTE 1C
102 Planning for Urban Region and Environment Volume 12, Nomor 3, Juli 2023
Sukma Dewi Kirana Tjondronegoro, Nailah Firdausiyah, Imma Widyawati Agustin
berikutnya yang diukur pada suatu titik tertentu TKi : Tingkat kesesuaian
(SK.687/AJ.206/DRJD/2002). Perhitungan head- Xi : Skor penilaian kinerja
way sebagai berikut. Yi : Skor penilaian kepentingan
12 ×0 ×56
𝐻= ................................................................. (4) 333 ∑ () ***
7 𝑋𝐼 = + ............................................................................... (8)
dengan :
∑ ,) ***
H : headway (menit) 333
𝑌𝐼 = + .............................................................................. (9)
P : jumlah penumpang bus (waktu terpadat) dengan :
(orang) ...
𝑋𝐼 : Skor rata-rata tingkat kinerja pelayanan
C : kapasitas angkut bus (orang) ... : Skor rata-rata tingkat kepentingan
𝑌𝐼
Lf : load factor diambil 70% (pada kondisi terhadap pelayanan
dinamis) n : Jumlah responden
Catatan : H ideal = 5 – 10 menit ∑ () ***
H puncak = 2 – 5 menit 𝑋3 = - ................................................................................ (10)
∑ ,) ***
Travel time 𝑌3 = - ................................................................................ (11)
Travel time atau waktu perjalanan dengan :
merupakan jumlah waktu yang dibutuhkan suatu 𝑋. : Rata-rata skor tingkat kinerja pelayanan
kendaraan untuk melakukan sebuah perjalanan 𝑌. : Rata-rata skor tingkat kepentingan terhadap
dari dan menuju tujuan tertentu (Garber & Hoel, pelayanan
2009). Perhitungan travel time sebagai berikut. k : Banyaknya atribut pelayanan
5
𝑇𝑇 = 8 ................................................................................. (5)
dengan : HASIL DAN PEMBAHASAN
TT : waktu perjalanan (jam) Penelitian ini memperoleh 147 responden.
L : panjang rute (km) Terdapat 2 rute perjalanan pada Rute 1C yaitu
V : kecepatan bus (km/jam) Blok M menuju Pesanggrahan dengan 39 titik
Ketersediaan Angkutan pemberhentian bus dan Pesanggrahan menuju
Availability atau ketersediaan angkutan Blok M dengan 32 titik pemberhentian bus.
adalah perbandingan jumlah angkutan yang Karakteristik Penumpang
beroperasi dengan total jumlah angkutan umum
yang melayani rute sama Karakteristik penumpang terdiri atas 6
(SK.687/AJ.206/DRJD/2002). Menurut World (enam) variabel, yaitu usia, jenis kelamin, jenis
Bank Policy Study tentang Urban Transport (1986) pekerjaan, dan intensitas perjalanan yang
menunjukkan kunci dari indikator performa diperoleh dari hasil kuesioner. Karakteristik
untuk ketersediaan bus sebesar 80 – 90%. penumpang dianalisis menggunakan analisis
Perhitungan ketersediaan angkutan sebagai distribusi frekuensi sehingga terdapat
berikut. pengelompokkan kategori pada tabel berikut.
.9:;<= >9? >@AB/@A<?C
𝐴 = DBE<; >9? FC</ G9H< × 100 ......................... (6) Tabel 2. Rekapitulasi Karakteristik Penumpang
Karakteristik Penumpang N %
Importance-Performance Analysis (IPA) 10 s.d 14 2 1%
15 s.d 19 9 6%
Importance-Performance Analysis 20 s.d 24 58 39%
merupakan alat yang digunakan untuk melakukan 25 s.d 29 29 20%
Usia 30 s.d 34 14 10%
perbandingan sejauh mana antara 35 s.d 39 10 7%
kinerja/pelayanan yang dirasakan oleh pengguna 40 s.d 44 9 6%
jasa terhadap tingkat kepuasan/ kepentingan 45 s.d 49 9 6%
50 s.d 54 7 5%
yang diinginkan (Chu & Choi, 2000). Analisis ini
Laki-laki 45 31%
digunakan untuk mendapatkan tingkat Jenis Kelamin
Perempuan 102 69%
kepentingan pengguna terhadap atribut Belum Bekerja 9 6%
pelayanan (Sedayu, 2014). Penilaian dilakukan BUMN 1 1%
Guru 3 2%
menurut persepsi penumpang bus dalam skala Ibu Rumah Tangga 9 6%
Likert 1-5. Jenis Pekerjaan Pegawai Swasta 56 38%
$% Pelajar/Mahasiswa 42 29%
𝑇𝐾𝑖 = 𝑥 100 ................................................................. (7)
&% Pensiunan 1 1%
dengan : PNS 11 7%
Wirausaha 10 7%
Planning for Urban Region and Environment Volume 12, Nomor 3, Juli 2023 103
EVALUASI KINERJA OPERASIONAL DAN PELAYANAN BUS PENGUMPAN TRANSJAKARTA RUTE 1C
100%
Karakteristik Penumpang N % 90%
Lainnya 5 3% 80%
70%
2-4 kali dalam Sebulan 27 18% 70%
M M
P- P
N N
CP P L
K K
SJ- J
H- H
DR DRN
LM LMG
GC GCB
SL -SLK
JK JKS
P
HG GR
CS CSW
PP P
PS PSC
RK RKB
M M
KT -KTG
PU UJ
D- D
I- I
K- K
N N
P- P
KC KCP
SK SKL
SD -SDX
PN
PL -PLT
M MKM
K- K
L L
YS YS
R- R
M MRP
N N
V- V
BS -BS
M -MS
BM -BM
SM SM
SM SM
S D -S D
TO -TO
TM TM
RS -RSP
KB P-KB
RS -RS
SW SW
SG SG
PD -PD
S D -S D
GS -GS
BL -BL
GK -GK
-C
KD -KD
P
M -M
IK
R-
L-
C-
G-
P-
J
-
KM
BM
RP
K-
B
T-
G
N
W
S
X
Sumber : Hasil Analisis, 2023 Load Factor SPM
20%.
50%
SGR-DRN
TOL-PDN
VET-RSN
RSK-LMG
JKS-KTG
MYS-GKM
SDN-KDM
GCB-MSJ
KCP-RKB
KTG-GSH
MSJ-HGR
BTR
RSPP-MYS
LMG-PSC
HGR-JKS
BLN-RSPP
GKM-TMP
SKL-RSK
DMI-MRP
MRP-SLK
SLK-SMK
SMK-SDK
SDK-SMP
SMP-KCP
RKB-SDX
PLT-CSW
MKM-CPL
CPL-SKL
DRN-TOL
CSW-BLN
SDX-SDN
GSH-IKPN
BM-PLT
TMP-KBV
IKPN-VET
PUJ-BSI
PDN-DMI
KBV-MKM
PSC-PUJ
BSI-SGR
KDM-GCB
RSN-BTR
Rute 1C dimulai pukul 05.00 – 22.00 WIB dengan
Load Factor SPM
2 titik simpul yaitu Terminal Blok M dan Bintaro
Gambar 4. Load Factor Blok M – Pesanggrahan
Kodam. Pada penelitian ini, data yang digunakan
(Weekend)
yaitu hari dengan jumlah penumpang terbanyak
pada jam puncak yang terbagi menjadi 2 jenis, Terjadi load factor fluktuatif dengan rata-
yaitu hari kerja (weekday) dan akhir pekan rata sebesar 28% dan nilai puncak sebesar 76%
(weekend). Kondisi ini diasumsikan dapat serta cenderung menurun hingga titik akhir
mewakili kondisi operasional bus sehari-hari. pemberhentian. Walaupun begitu, kondisi ini
Penelitian saat hari kerja (weekday) masih kurang maksimal dikarenakan rata-rata
dilakukan pada hari Selasa, 25 Oktober 2022. keseluruhan masih berada di bawah standar LF
Sedangkan, penelitian saat akhir pekan ideal minimum yaitu 70%.
(weekend) dilakukan pada hari Sabtu, 29 Oktober 100%
90%
2022. Kedua hari tersebut dipilih berdasarkan 80%
70%
observasi lapangan dimana didapatkan jumlah 70%
60%
ITC TC
SG -SGR
DR RN
PR RC
YS S
RK KB
BP -BPV
SD SDK
SM MK
KB BV
K C CP
L-M L
BL BLN
M
BM
FL LY
KD KDM
SG GL
SM MP
SL SLK
SW WD
I -D I
SK KL
CS SW
RS SPP
KL KLP
UM MP
BE EO
GM MS
M KM
PU PUS
BS SI
RS SK
JK JKS
DM DM
CP -CP
M MY
B
-B
F
I-I
S
R
R
-P
K
-K
S
S-S
B
D-
-G
S
U
Y-
C
S
P-
K-
K-
P-
-R
S
P-
X-
B-
C-
V-
-
L-
W
K-
L
S-
K-
S-
P-
O
PP
N-
N
KM
R-
V-
R-
M
BT
secara keseluruhan belum mencapai LF ideal Gambar 5. Load Factor Pesanggrahan – Blok M
minimum sebesar 70%. Hal ini terlihat dari rata- (Weekday)
rata load factor tertinggi pada hari kerja sebesar Terjadi load factor fluktuatif dengan rata-
18% dan pada akhir pekan sebesar 28%. Namun, rata sebesar 12% dan nilai puncak sebesar 41%.
tidak dapat dihindarkan adanya kemungkinan Peningkatan terjadi pada pusat-pusat kegiatan
terjadi LF mencapai ideal 70% – 90% pada jam perdagangan dan jasa seperti kawasan Pasar
puncak dan titik kepadatan tertentu seperti halte Kebayoran Lama dan Pasar Mayestik. Kondisi ini
transit CSW, Pasar Mayestik, ITC Cipulir, dan masih berada di bawah standar LF ideal minimum
Pasar Kebayoran Lama. yaitu 70%.
104 Planning for Urban Region and Environment Volume 12, Nomor 3, Juli 2023
Sukma Dewi Kirana Tjondronegoro, Nailah Firdausiyah, Imma Widyawati Agustin
90%
60%
50% mogok.
40%
30%
20%
22% 22%
24% Blok M – Pesanggrahan
20%
12% 15% 15%
10% 10% 20%
10%
0%
5%
7%
12%
Rute dengan panjang 12,37 km ini memiliki
kondisi lapangan berupa adanya 3 lampu merah
YS S
KB KBV
K C CP
BL -BLN
M
BM
FL LY
M M
SG SGL
SM SMP
SL SLK
DP DPN
SW WD
SK KL
CS SW
PP P
KL -KLP
DR DRN
UM MP
BE BEO
S- S
S D S DX
I I
ITC ITC
KM M
PU -PUS
NS -NSP
R- R
BS SI
PR PRC
RS SK
JK JKS
RK RKB
V V
SD SDK
SM MK
L-M L
DM DM
M -MY
GM GM
CP -CP
RS RSP
SG -SG
BP BP
B
K D -K D
M K
-B
F
S
R
K
D-
I-
U
Y-
C
P-
K-
S
K-
S
B-
C-
V-
-
-
P-
X-
O-
W
K-
N-
S-
P
P-
L
K-
P-
N-
L
-
-
R-
S
BT
Load Factor SPM yang perlu dilewati mulai Terminal Blok M hingga
Gambar 6. Load Factor Pesanggrahan – Blok M Pasar Mayestik serta penyempitan jalur yang
(Weekend) terjadi di Pasar Kebayoran Lama dan Pasar Cipulir.
Terjadi load factor fluktuatif dengan rata- Hasil analisis didapatkan adanya keterlambatan
rata sebesar 9% dan nilai tertinggi sebesar 24% waktu tempuh pada hari kerja mencapai 1 jam 12
serta cenderung meningkat. Kondisi ini masih menit 5 detik. Sedangkan, pada akhir pekan
berada di bawah standar LF ideal minimum yaitu memerlukan waktu selama 1 jam 2 menit 48
70%. detik. Kondisi ini diakibatkan adanya titik-titik
kemacetan sepanjang rute khususnya pada jam
Headway puncak.
Penetapan headway ideal pada Rute 1C Pesanggrahan – Blok M
berlaku pada hari kerja yaitu 10 – 20 menit pada
jam puncak dan 15 – 20 menit pada jam normal. Rute dengan panjang 11,29 km ini terdapat
Sedangkan, pada akhir pekan hanya terdapat satu titik-titik kemacetan pada persimpangan TOL
macam headway yaitu 15 – 20 menit selama jam JORR, lampu merah Jalan Swadarma, dan Seskoal,
operasional. serta adanya parkir on-street di sekitar ITC Cipulir.
Hasil analisis didapatkan adanya sedikit kelebihan
Blok M – Pesanggrahan waktu tempuh pada hari kerja sekitar 7 menit 45
Nilai rata-rata headway pada hari kerja detik dari waktu ideal. Sedangkan pada akhir
mencapai 40,29 menit dan pada akhir pekan lebih pekan tidak terjadi kelebihan waktu tempuh yang
rendah yaitu 36,25 menit. Headway terendah berarti yaitu hanya sebesar 37 detik. Kelebihan
yaitu 31 menit pada hari kerja dan 30 menit pada waktu ini terjadi pada persimpangan dengan
akhir pekan. Sedangkan headway tertinggi dapat adanya lampu merah serta penyempitan jalur
mencapai 44 menit pada hari kerja dan 40 menit menuju Halte CSW yang diperparah dengan
pada akhir pekan. Kondisi headway melebihi adanya lampu merah berjarak ±100 meter dari
standar yang diberlakukan baik dalam SPM pertemuan jalur.
maupun waktu ideal yang ditetapkan pihak Ketersediaan Angkutan
pengelola pada Rute 1C.
Berdasarkan wawancara kepada petugas
Pesanggrahan – Blok M lapangan, terdapat 8 unit armada beroperasi
Nilai rata-rata headway pada hari kerja pada hari kerja dan 7 unit armada beroperasi
berada pada kisaran 19,07 menit dan pada akhir pada akhir pekan. Berdasarkan hasil rekapitulasi
pekan yaitu 19,44 menit. Nilai headway terendah data, ditemukan adanya 6 unit armada yang
berada di angka 15 menit pada hari kerja dan 14 dikhususkan beroperasi pada rute layanan ini,
menit pada akhir pekan. Rata-rata headway yaitu bus dengan nomor body KAJ-247, KAJ-102,
masih berada di bawah headway ideal yang telah KAJ-174, KAJ-137, KAJ-148, dan KAJ-106.
ditetapkan pihak pengelola yaitu 20 menit. Sedangkan untuk armada lain merupakan armada
Namun, apabila mengacu pada SPM, nilai cadangan yang dapat berubah menyesuaikan
headway masih tidak sesuai dengan standar yang kondisi lapangan. Berdasarkan hasil analisis,
ditetapkan yaitu 10 menit. ketersediaan angkutan belum sesuai yaitu hanya
sebesar 67% atau 8 dari 12 unit armada yang
Travel Time dipersiapkan untuk beroperasi pada rute ini.
Waktu tempuh ideal yang ditetapkan Importance-Performance Analysis (IPA)
pihak pengelola yaitu 45 menit. Namun, pada
kondisi di lapangan ditemukan kondisi menjadi Importance-Performance Analysis (IPA)
hambatan seperti kemacetan dikarenakan tidak dilakukan guna mengetahui tingkat kepentingan
Planning for Urban Region and Environment Volume 12, Nomor 3, Juli 2023 105
EVALUASI KINERJA OPERASIONAL DAN PELAYANAN BUS PENGUMPAN TRANSJAKARTA RUTE 1C
4,45 W
lansia, ibu hamil, dan
anak-anak
4,35 T : Ketersediaan
informasi rute’trayek di
4,25 dalam bus
U : Ketersediaan bus stop
4,15
F
4,05
D
3,95
Kuadran III Kuadran IV
(Low Priority) (Possible Overkill)
3,85
3,25 3,35 3,45 3,55 3,65 3,75 3,85 3,95 4,05 4,15 4,25
Performance (X)
Gambar 7. Diagram Kartesius IPA
106 Planning for Urban Region and Environment Volume 12, Nomor 3, Juli 2023
Sukma Dewi Kirana Tjondronegoro, Nailah Firdausiyah, Imma Widyawati Agustin
Planning for Urban Region and Environment Volume 12, Nomor 3, Juli 2023 107
EVALUASI KINERJA OPERASIONAL DAN PELAYANAN BUS PENGUMPAN TRANSJAKARTA RUTE 1C
108 Planning for Urban Region and Environment Volume 12, Nomor 3, Juli 2023