DIII TBL 2
PEMBANGUNAN
BANDAR UDARA
[Document subtitle]
Perencanaan Pembangunan Bandar Udara
Abstrak
Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk memaparkan langkah dalam merencanakan
pembangunan bandar udara. Adapun yang yang menjadi latar belakang penulisan ini
karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah bandara terbesar
di dunia. Wilayah negara Indonesia yang sangat luas menuntut pembangunan fasilitas
transportasi sangat diperhatikan. Indonesia merupakan salah satu negara terluas
didunia dengan total luas negara 5.193.250 km² (mencakup daratan dan lautan). Hal
ini menempatkan Indonesia sebagai negara terluas ke-7 didunia setelah Rusia, Kanada,
Amerika Serikat, China, Brasil dan Australia. Jika dibandingkan dengan luas negara-
negara di Asia, Indonesia berada diperingkat ke-2. Dan jika dibandingkan dengan
negara-negara di Asia Tenggara, Indonesia menempatkan dirinya sebagai negara
terluas di Asia Tenggara.
Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan,
instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian
untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat. Bandar udara menjadi unit
terpenting dalam pembangunan ekonomi pada suatu wilayah. Pembangunan bandar
udara harus direncanankan dan memenuhi kriteria-krieteria yang telah diteapkan.
Tujuan perencanaan bandar udara adalah untuk memberikan arah dan tujuan dalam
pembangunan bandar udara, membantu memperkirakan peluang dimasa mendatang,
dan dengan melakukan perencanaan pembangunan bandar udara akan timbul efisiensi
sehingga pengeluaran biaya dapat ditekan.
Proses perencanaan yang sedemikian rumitnya sehingga analisis satu kegiatan harus
memperhitungkan pengaruhnya pada kegiatan yang lain, agar menghasilkan
penyelesaian yang memuaskan. Kegiatan suatu bandara mencakup sekumpulan
kegiatan yang luas dan mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda dan seringkali
bertentangan. Kegiatan tersebut saling tergantung satu sama lainnya sehingga
suatu kegiatan tunggal dapat membatasi kapasitas dari keseluruhan kegiatan.
Perencanaan kegiatan bandar udara yang ada saat ini biasanya sudah direncanakan
dan mempertimbangkan kebutuhan di masa yang akan datang. Rencana kegiatan
bandara di masa yang akan datang tersebut dibuat dalam sebuah dokumen yang
dinamakan dengan Rencana Induk bandara.
Ada beberapa rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai
berikut:
1.3. Tujuan
Maksud pembuatan master plan (rencana induk)suatu bandar udara adalah sebagai
pedoman yang di perlukan dalam rangka pembangunan dan pengembangan suatu
bandar udara dan operasi penerbangan serta analisis finansial sampai dengan
tahun rencana (target year).dan tujuan pembuatan master plan suatu bandar udara
adalah mewujudkan suatu bandar udara yang ideal .memiliki pasilitas prasarana dan
sarana.sesuai dengan ketentuan yang di persyaratkan.
Pemilihan lokasi suatu bandar udara di lakukan melalui dua tahap,yaitu studi awal
pemilihan rencana lokasi yang dilakukan berdasarkan data sekunder (peta
administrasi,tata guna lahan dan sebagainya) dan 2. di lakukan survey lapangan untuk
meninjau lokasi yang akan di jadikan bandar udara ,dalam menetapkan atau
merencanakan pembangunan suatu bandar udara ,perlu di lakukan pengkajian
berbagai aspek yang menyangkut aspek ketentuan persyaratan kebandaruraan dalam
menentukan alternatif lokasi bandar udara.
terdiri dari :
2. Analisa asal tujuan lalu lintas angkutan udara (origin destination analysist)
II.4 Analisis Kapasitas Fasilitas Bandar Udara Eksisting dan Analisis Kebutuhan
Pengembangannya
1. Kebutuhan fasilitas sisi udara (air side), yaitu : landasan pacu, taxiway, apron, dan
fasilitas penunjang lainnya, termasuk jenis, jumlah, dan sistem konfigurasinya
(sistem operasinya).
2. Kebutuhan bangunan dan sarana/fasilitas pada sisi darat (land side), yaitu
terminal penumpang, terminal barang, gedung administrasi, gedung kantor operasi,
dan menara pengawasan (control tower).
3. Kebutuhan peralatan komunikasi dan navigasi penerbangan serta alat bantu
pendaratan visual dengan memperhatikan perkem- bangan/kemajuan teknologi
serta ATC (Air Traffic Control).
4. Kebutuhan fasilitas penunjang, seperti fasilitas perawatan pesawat udara,
fasilitas catering (jasa boga), tempat (area) parkir kendaraan, fasilitas pergudangan.
5. Kebutuhan fasilitas utilitas, misalnya listrik, telepon, sistem penerangan, sistem
drainase, air bersih, penanganan sampah/kotoran/limbah, suplai minyak, dan
jaringan jalan.
6. Kebutuhan peningkatan pengusahaan bandar udara, antara, lain tempat rekreasi
terbuka, commercial area (daerah komersial), dan lain-lainnya.
Kebutuhan fasilitas sisi udara tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan fasilitas
sisi darat. Fasilitas sisi udara untuk melayani perjalanan yang dilakukan oleh
pesawat udara, baik yang tinggal landas maupun yang mendarat. Sedangkan
fasilitas sisi darat banyak untuk melayani arus lalu lintas penumpang yang
melakukan perjalanan udara (yang berangkat dan yang datang). Salah satunya
mengalami kelambatan, maka akibatnya akan menimbulkan ke, lambatan terhadap
total waktu perjalanan udara. Pengelolaan dan pengoperasian fasilitas bandar
udara sisi udara dan sisi darat harus dilakukan secara komprehensif, sinergis,
efektif dan efisien dalam upaya mewujudkan pe/ayanan penerbangan yang
optimal, lancar, serta mengutamakan mutu/kualitas pelayanan dan keselamatan
penerbangan.
a. Analisis Teknis.
AnalisisAajian teknis ini meliputi antara lain :
4. Evaluasi kondisi fisik dan daya dukung lahan di lokasi rencana bandar udara.
ketersediaan utilitas bahan bangunan dan peralatan pembangunan bandar udara.
5. Evaluasi topografis permukaan lahan rencana lokasi bandar udara.
6. Keterpaduan rencana pengembangan/pembangunan bandar udara dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota setempat. B. Analisis
Operasional.
1. Kajian jenis dan ukuran pesawat udara yang diperkirakan akan beroperasi di
bandar udara.
2. Kajian pengaruh cuaca terhadap operasi bandar udara.
3. Kajian kendala (bila ada) pada kawasan keselamatan operasi penerbangan di
sekitar bandar udara.
4. Kajian penggunaan ruang udara dan lalu lintas penerbangan (prosedur
pendaratan dan lepas landas).
5. Kajian pengaturan operasi darat di bandar Udara.
6. Kajian dukungan peralatan komunikasi dan navigasi penerbangan. C. Analisis
Pengusahaan Angkutan Udara.
Kajian ekonomi yang menghitung besaran manfaat ekonomi makro yang diperoleh
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota setempat dari pembangunan
bandar udara, yang meliputi:
Dalam tahap penyusunan rencana induk (masterplan) suatu bandar udara, tugas
perencana harus mengacu kepada hasil evaluasi dan analisis kapasitas fasilitas bandar
udara eksisting, hasil kajian perencanaan pendahuluan {preliminary planning) yang
telah disusun dengan mempertimbangkan kondisi lahan yang ada, tata guna lahan dan
ruang udara, prosedur operasi penerbangan serta identifikasi dampak lingkungan.
Penyusunan rencana induk (masterplan) meliputi:
III.1 Kesimpulan
Proses perencanaan yang sedemikian rumitnya sehingga analisis satu kegiatan harus
memperhitungkan pengaruhnya pada kegiatan yang lain, agar menghasilkan
penyelesaian yang memuaskan. Kegiatan suatu bandara mencakup sekumpulan
kegiatan yang luas dan mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda dan seringkali
bertentangan. Kegiatan tersebut saling tergantung satu sama lainnya sehingga suatu
kegiatan tunggal dapat membatasi kapasitas dari keseluruhan kegiatan.
Perencanaan kegiatan bandar udara yang ada saat ini biasanya sudah direncanakan dan
mempertimbangkan kebutuhan di masa yang akan datang. Rencana kegiatan bandara
di masa yang akan datang tersebut dibuat dalam sebuah dokumen yang dinamakan
dengan Rencana Induk bandara.
Agar semua upaya perencanaan bandara dimasa datang berhasil dengan baik, maka
semua kegiatan yang dilakukan harus didasarkan kepada pedoman- pedoman yang
dibuat dalam sebuah rencana induk.
III.2 Saran