BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau terluas di Indonesia dan pulau dengan populasi
terbanyak kedua setelah Pulau Jawa. Dengan luas sebesar 480,849 km2, Pulau Sumatera
memiliki keragaman secara geografis dan budaya, dengan jumlah penduduk sekitar 52 juta jiwa.
Pulau Sumatera memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Pulau ini
memiliki potensi besar dalam bidang industri dan jasa, dan akan menjadi salah satu kontributor
utama dalam pembangunan ekonomi Indonesia di masa yang akan mendatang. Dalam rangka
mencapai kondisi tersebut, Pemerintah Indonesia perlu memperbaiki kondisi infrastruktur yang
ada, termasuk pengembangan jaringan jalan yang efektif dan efisien.
Jalan merupakan prasarana transportasi utama di Pulau Sumatera. Terdapat 3 (tiga) jalan arteri
eksisting yang terbentang dari utara ke selatan pulau, yaitu: Lintas Timur, Lintas Tengah dan
Lintas Barat Pulau Sumatera. Diantara ketiga lintas tersebut, Lintas Timur merupakan koridor
yang paling berkembang dengan lalu lintas tertinggi. Oleh karena beban lalu lintas yang tinggi
dan kebutuhan untuk memobilisasi barang dan penumpang di Pulau Sumatera, Pemerintah
Indonesia berencana untuk membangun Jalan Tol Trans Sumatera di bagian timur Pulau yang
membentang dari utara ke selatan serta 3 feeder jalan tol yang membentang dari timur ke barat.
Rencana ini merupakan salah satu rekomendasi dalam Studi Jaringan Jalan Arteri Pulau
Sumatera (MARS) dan juga telah tercantum dalam Rencana Tata Ruang National, Rencana Tata
Ruang Pulau Sumatera, dan Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional. Dalam konteks
perencanaan jangka panjang, pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera diharapkan sejalan
dengan usaha pemerintah dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan
kesejahteraan, terutama dicantumkannya rencana jalan tol tersebut dalam Peraturan Presiden
Nomor 100 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Pulau Sumatera.
Salah satu feeder Jalan Tol yang perlu dikembangkan adalah pada ruas jalan Tol Pekanbaru -
Padang. Dengan adanya jalan Jalan Tol Pekanbaru – Padang diharapkan kawasan tersebut
dapat berkembang lebih pesat dan lebih maju berkat pergerakan transportasi dan logistik yang
lebih baik.
Oleh karena itu, dengan bantuan jasa konsultan, Kegiatan Kebijakan dan Strategi
Pengembangan Jaringan Jalan dan Jembatan akan melaksanakan Studi Kelayakan, Desain
Awal, Dokumen Lingkungan, dan Dokumen Perencanaan Pengadaan tanah Ruas Jalan Tol
Pekanbaru - Padang. Studi ini akan menjadi langkah awal dan persiapan dalam pengembangan
jalan Jalan Tol Pekanbaru - Padang ke tahap berikutnya.
1.3. SASARAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah dihasilkannya dokumen studi kelayakan yang memuat indikator
kelayakan teknik, ekonomi dan lingkungan; dokumen desain awal sebagai dasar penyusunan
desain detail berikutnya; dokumen lingkungan guna mengevaluasi dampak pembangunan jalan
terhadap lingkungan di sekitarnya; serta perencanaan pengadaan tanah sebagai dasar proses
persiapan pengadaan tanah, sehingga nantinya pelaksanaan pembangunan jalan tol berjalan
dengan baik.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB I-1
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB I-2
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB I-3
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB I-4
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
• Melakukan survai pendahuluan guna mendapatkan orientasi dan informasi awal untuk
menyusun dokumen perencanaan pengadaan tanah.
• Mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan antara lain dokumen Studi
Kelayakan, dokumen lingkungan, dan dokumen lainnya baik itu yang dikerjakan
pemerintah maupun yang dikerjakan oleh investor.
• Melakukan survai foto udara menggunakan pesawat kecil dan dioperasikan dengan
Remote Controle. Survai foto udara yang akan dilakukan diperkirakan sepanjang 242
km. Hasil survai foto udara ini nantinya akan disampaikan dalam bentuk album foto udara
yang telah dilengkapi dengan koordinat x dan y serta rencana trase jalan.
• Menginformasikan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang diperkirakan terkena
dampak pengadaan tanah, informasi ini bisa didapat dari hasil studi kelayakan atau hasil
kajian sendiri (apabila FS belum menyajikan).
• Menginformasikan dampak lingkungan yang mungkin timbul akibat dari pengadaan
tanah, informasi ini bisa didapat dari hasil studi kelayakan, dokumen lingkungan, atau
hasil kajian sendiri (apabila FS dan dokumen lingkungan belum menyajikan).
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB I-5
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Gambar 1.1 Lokasi Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan Dokumen
Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB I-6
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-1
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
kondisi lapangan didukung dengan adanya Survai pendahuluan yang dapat membantu
pengamatan detail kondisi lapangan. Untuk lebih jelasnya metodologi kegiatan “Studi
Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan dan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah
Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang“ tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1. di bawah ini :
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-2
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-3
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
- Survai geoteknik/tanah
- Survai hidrologi
- Survai lingkungan dan penilaian harga tanah
e. Analisis dan pengolahan data
f. Perencanaan teknik
- Perencanaan geometri
- Perencanaan perkerasan
- Perencanaan drainase dan bangunan pelengkap utilitas
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-4
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh konsultan dalam kegiatan Persiapan Penyusunan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah ini antara lain:
Melakukan survai pendahuluan guna mendapatkan orientasi dan informasi awal untuk
menyusun dokumen perencanaan pengadaan tanah.
Mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan antara lain dokumen Studi Kelayakan,
dokumen lingkungan, dan dokumen lainnya baik itu yang dikerjakan pemerintah maupun yang
dikerjakan oleh investor.
Melakukan survai foto udara menggunakan pesawat kecil dan dioperasikan dengan Remote
Controle. Survai foto udara yang akan dilakukan diperkirakan sepanjang 242 km. Hasil survai
foto udara ini nantinya akan disampaikan dalam bentuk album foto udara yang telah dilengkapi
dengan koordinat x dan y serta rencana trase jalan.
Menginformasikan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang diperkirakan terkena dampak
pengadaan tanah, informasi ini bisa didapat dari hasil studi kelayakan atau hasil kajian sendiri
(apabila FS belum menyajikan).
Menginformasikan dampak lingkungan yang mungkin timbul akibat dari pengadaan tanah,
informasi ini bisa didapat dari hasil studi kelayakan, dokumen lingkungan, atau hasil kajian
sendiri (apabila FS dan dokumen lingkungan belum menyajikan).
2. Simulasi Surveyor
Pada tahapan ini dilakukan pengarahan dan pembelajaran pelaksanaan survai terhadap
para Surveyor sehingga Surveyor dapat memahami survai yang akan dilakukan.
3. Survai Pendahuluan
Pada tahap ini akan dilakukan pengumpulan data, baik data dari sumber sekunder (instansi
terkait) maupun data primer yang diperoleh dari survei di lapangan. Data sekuder digunakan
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-5
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
untuk melengkapi data dan informasi tentang “Studi kelayakan, Desain Awal, Dokumen
Lingkungan, dan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-
Padang”, studi-studi yang terkait atau yang lain, sedangkan data primer merupakan data
yang digunakan untuk mengetahui kondisi lokasi kajian serta identifikasi permasalahan.
4. Pelaksanaan Survai
Tahapan terakhir yang harus dilakukan setelah dilaksanakan Survai pendahuluan yaitu
dilaksanakannya Survai lapangan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan “Studi kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang” ini. Adapun
Survai-Survai yang akan dilakukan pada pekerjaan ini antara lain:
b. Survai Topografi
Survai topografi dilakukan untuk identifikasi dan mengenal medan kemudian
membandingkannya dengan data-data sekunder dan mempersiapkan survai
berikutnya. Sebelum survai dilakukan perlu disiapkan peta lokasi dan peta jaringan jalan
eksisting yang ada.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-6
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
c. Survai Geoteknik
Untuk keperluan perhitungan pondasi jembatan pada detail design konsultan akan
melakukan analisa geoteknik. Analisa dilakukan berdasarkan data penyelidikan tanah
yang sudah ada sebelumnya dan penyelidikan tanah tambahan. Dari analisa ini dapat
ditentukan daya dukung tanah untuk pondasi jembatan.
- Pekerjaan Lapangan
Sumuran Uji (Test Pit)
Test Pit diperlukan untuk mengetahui susunan atau komposisi, baik yang sudah
beraspal maupun belum, interval test pit ini dilakukan sesuai kebutuhan. Pada
setiap test pit dilakukan pengamatan/deskripsi struktur dan jenis tanah,
pengujian CBR lapangan dengan menggunakan DCP, dan diambil sampelnya
serta dilakukan pengujian laboratorium antara lain compaction dan CBR
laboratorium.
Pekerjaan penyelidikan sumuran uji (Test Pit) ini gunanya untuk mengetahul
jenis dan ketebalan serta urut-urutan lapisan tanah bawah permukaan dengan
lebih jelas, baik pada lokasi bangunan akan dibuat maupun pada daerah
"borrow area" sehingga akan diketahui jenis penyebaran dan ketebalan
tanahnya. Dalam pelaksanaan tersebut dicatat tentang uraian jenis dan warna
tanah, kedalaman dan elevasinya.
Penyondiran
Penyondiran ini dilakukan untuk mengetahui nilai perlawanan konus dari
lapisan tanah dan variasi kedalaman dari lapisan tanah keras. Penyondiran
dilakukan dengan alat sondir berkapasitas sedang (2,5 ton) yang dilengkapi
dengan bikonus buatan dalam negeri, sehingga akan diperoleh nilai
perlawanan konus dan lokal frictionnya (nilai lekatan).
Pembacaan manometer dapat dicapai nilai maksimum perlawanan konus
hingga 250 kg/cm2 atau sampai kedalaman maksimum 30,00 m. Hasil
penyondiran ini digambar dalam grafik pada lampiran.
- Analisa Laboratorium
Percobaan – percobaan Klasifikasi Tanah
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-7
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
d. Survai Hidrologi
Untuk penentuan jenis-jenis bangunan-bangunan drainase dan pengendali banjir pada
detail desain konsultan perlu melakukan analisa hidrologi, bedasarkan data yang sudah
ada maupun penambahan Survai-Survai tambahan demi kelengkapan dan
kesempurnaan yang diperlukan pada proses perencanaan detail desain Survai
Hidrologi yang diperlukan antara lain :
- Peta Rupa Bumi
Pengadaan peta rupa bumi skala 1:25.000 yang berfungsi untuk menentukan luas
daerah tangkapan air yang diperlukan dalam perhitungan banjir rencana, waktu
konsentrasi aliran air hujan, perhitungan debit drainase.
- Data Curah Hujan Harian Maksimum
Data curah hujan diperlukan untuk menentukan banjir rencana yang akan terjadi
dengan periode ulang tertentu sesuai dengan prioritas bangunan/fasilitas dari jalan
yang kita amankan.
Data curah hujan harian kita butuhkan dari tiap-tiap station penakar hujan minimal
10 tahun terakhir demi keakuratan perhitungan kita membutuhkan minimal 3 stasiun
penakar hujan untuk tiap ruas jalan.
- Data Debit Air
Data debit sungai diperlukan untuk mengetahui besaran aliran dasar (base flow)
dan debit banjir yang pernah terjadi selama sungai tersebut dilakukan pencatatan.
Disamping itu data debit sungai mempunyai kontribusi untuk perhitungan analisa
banjir pada ruas sungai yang terpotong oleh alinemen jalan.
Survai lapangan dilakukan terhadap beberapa aspek yang selanjutnya dapat digunakan
dalam kajian awal lingkungan yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
- Identifikasi awal dampak lingkungan dan sosial-ekonomi yang mungkin timbul
- Identifikasi ketersediaan lahan termasuk bangunan dan tanaman yang akan
dibebaskan
- Bahan-bahan masukan yang diperlukan dalam penyempurnaan rute, fasilitas jalan
dan lansekap dalam konteks ramah lingkungan.
- Identifikasi isu-isu utama sebagai masukan dalam pelaksanaan studi Amdal
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-8
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Proses perencanaan dan pembangunan merupakan tahap yang panjang karena pada
proses tersebut akan dipertaruhkan resiko yang lebih besar yaitu biaya pembangunan.
Biaya pembangunan tersebut dapat merupakan suatu investasi yang harus dikembalikan
dalam bentuk manfaat atau pengembalian/revenue. Besarnya biaya pembangunan
mengakibatkan proses perencanaan (studi kelayakan) harus di-review beberapa kali
sehingga akan didapat suatu hasil yang benar-benar meyakinkan yang kemudian
dijadikan dasar dalam perencanaan yang lebih detail (Detail Engineering Design).
Tahapan pra-studi kelayakan merupakan tahap awal dalam studi atau penelitian dalam
implementasi suatu proyek.Tahapan ini adalah tahapan dimana ide pembangunan suatu
proyek jalan yang dimunculkan dari studi jaringan kemudian dilihat beberapa analisis
yang diperlukan dalam proses prastudi kelayakan tersebut yaitu, analisis lalulintas,
analisis teknik, dan analisis ekonomi dan finansial.
Proses Pra-studi kelayakan ditindaklanjuti dengan pekerjaan studi kelayakan. Pada
proses tersebut dilakukan beberapa review dalam studi sebelumnya dengan tingkat
akurasi analisis yang lebih tinggi. Secara umum konsep studi, analisis dan substansinya
sama tetapi pada studi ini, namun koreksi kesalahan yang dilakukan akan semakin kecil.
Pekerjaan ini, Studi kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan Dokumen
Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang, masuk pada
tahapan studi kelayakan. Pada tahap pekerjaan studi kelayakan diperlukan adanya
pekerjaan reconnaissance dan Survai topografi serta beberapa Survai di lokasi wilayah
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-9
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
studi. Beberapa Survai yang diperlukan adalah reconnaissance, topografi, koridor secara
lebih detail, Survai tanah serta Survai lalulintas untuk melengkapi hasil studi terdahulu.
Preliminary design dari pembangunan jaringan jalan harus sudah terlihat pada proyek
studi kelayakan dan preliminary design tersebut digunakan untuk menghitung estimasi
biaya pembangunan sampai dengan estimasi per pekerjaan atau per satuan pekerjaan.
Setelah proses perencanaan baik Pra maupun studi kelayakan selesai kemudian masuk
ke tahap desain rinci dan konstruksi diteruskan dengan tahap operasi dan pemeliharaan.
Tahap ini adalah tahap teknis dimana segala permasalahan baik secara ekonomi dan
finansial, kendala teknis dan operasi telah dianalisis dan diprediksi pada dua tahap
sebelumnya sehingga keputusan untuk melaksanakan proyek tersebut adalah keputusan
yang sudah final hasil dari studi-studi sebelumnya.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-10
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
node dan link mempunyai karakteristik yang unik dan berisi informasi antara lain
sebagai berikut:
- Node berisi informasi mengenai koordinat, pengaturan arah arus lalu lintas serta
informasi lain yang berkaitan dengan kondisi lalu lintas pada persimpangan.
- Link berisi informasi mengenai panjang jalan, jumlah lajur lalu lintas, jenis
kendaraan (moda) yang beroperasi, fungsi fungsi arus lalu lintas (fungsi volume-
kecepatan, volume perlambatan dll).
Untuk dapat melakukan analisa secara lebih mendalam pada suatu jaringan
transportasi skala luas, perlu dikembangkan suatu model transportasi yang dapat
me’replika’kan situasi lapangan sebenarnya. Adanya model transportasi yang valid
akan dapat mempermudah dalam memberikan gambaran maupun analisa tentang
kondisi jaringan transportasi untuk tahun – tahun rencana dari daerah yang ditinjau.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa tahapan ini cukup penting dalam proses
perencanaan dan penyusunan program pengembangan transportasi secara
keseluruhan.
Data ruas – ruas jalan yang digunakan dalam pemodelan jaringan bersumber dari data
IRMS dimana panjang (length) dihtung jarak ruas yang menghubungkan antar centroid
(dalam Km), IRI diambil dari data ruas jalan dengan IRI terburuk (terbesar), Kapasitas
adalah kapasitas jalan per hari, Vk adalah kecepatan kendaraan pada ruas tersebut
dihitung dengan formula dari MKJI yaitu Vk 64,979 3,6089.IRI 0,07779.IRI 2,
V/C ratio, AADT diambil data terendah dengan asumsi jumlah tersebut adalah
kendaraan yang berasal dari centroid asal dan berakhir pada centroid tujuan dan lebar
jalan diambil pada ruas jalan dengan lebar paling sempit / kecil. Keseluruhan data
disebut sebagai fungsi kinerja jalan yang pada tahap pembebanan akan
mempengaruhi jumlah arus kendaraan yang akan menggunakan koridor tersebut.
Analisis Karakteristik Tollway Diversion
Dalam melakukan proyeksi lalu lintas jalan tol, karakteristik tollway diversion
merupakan aspek yang sangat penting. Sehingga perlu perhatian khusus pada upaya
penyusunan model “tollway diversion” agar mampu menjelaskan karakteristik
pemilihan rute (tol atau non tol) para pengguna jalan di koridor jalan tol yang dikaji.
Besarnya persentasi pertumbuhan tiap tahun sangat penting dan harus diperhatikan
karena permintaan lalu lintas pada jalan tol berbeda dengan permintaan lalu lintas
pada jalan non tol. Pertumbuhan PDRB dapat menjadi patokan untuk jalan tol di luar
Pulau Jawa dengan pertumbuhan pada awal masa masa operasi lebih besar.
Sedangkan untuk jalan tol di Pulau Jawa dapat menggunkan pola pertumbuhan
sebagai berikut.
Tabel 2.1 Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas
Faktor diversi (pengalihan) lalu lintas dari jalan non tol yang ada ke jalan tol juga harus
diperhatikan. Untuk jalan tol antar kota dapat digunakan rumus yang digunakan Japan
Highway Public Corporation sebagai berikut :
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-11
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Pada jalan tol dalam kota dapat diperoleh berdasarkan hasil survai WTP atau
asumsikan antara 40% - 60% tergantung pada karakteristik kota dan penduduk.
Selain metode tersebut, besarnya proporsi lalu lintas yang menggunakan jalan tol
dibandingkan dengan jalan non-tol pada umumnya tergantung pada perbedaan
“impedansi” diantara kedua alternatif rute tersebut (tol versus non tol). Impedansi ini
seringkali dinyatakan dalam bentuk “generalized cost” yang Model Empat Tahap (Four
Step Model).
Pemodelan transportasi mencakup prediksi jumlah perjalanan yang terjadi di dalam
wilayah berdasarkan jenis perjalanan, waktu perjalanan, pasangan asal- tujuan
perjalanan, moda kendaraan yang digunakan dan rute perjalanan yang dipilih dari
jaringan transportasi yang ada. Produk akhir dari pemodelan ini adalah serangkaian
prediksi arus kendaraan pada ruas – ruas jalan didalam jaringan transportasi. Masukan
utama model ini adalah aktivitas sistem dan karakteristik sistem transportasi.
Dalam studi ini digunakan Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap yang sering
disebut Four Step Model/Four Step Transportation Planning. Model ini merupakan
suatu proses pemodelan yang berurutan, yang meliputi urutan sebagai berikut:
- Model bangkitan perjalanan (Trip Generation) yaitu untuk memprediksi atau
menunjukkan berapa jumlah perjalanan yang dihasilkan (trip production) dan
tertarik (trip attraction) pada masing – masing zona.
- Model sebaran perjalanan (Trip Distribution) yaitu untuk memprediksi atau
menggambarkan berapa jumlah perjalanan yang berasal dari suatu zona asal
(origin) dan berakhir pada zona – zona lainnya tujuan (destination).
- Model pemilihan moda (Modal Split) yaitu untuk memprediksi atau
menggambarkan proporsi perjalanan yang terjadi untuk setiap moda perjalanan
yang digunakan. Misalnya menggunakan kendaraan pribadi, bus, dan lain-lain.
- Model pembebanan lalulintas (Trip Assignment) yaitu model yang menujukkan rute
yang digunakan (route choice) oleh pengguna jalan dari zona asal ke zona tujuan.
Berdasarkan susunan dari model perencanaan transporasi empat tahap ini, maka
output tiap tahap menjadi menjadi input pada tahap berikutnya, dan juga memerlukan
masukan yang sesuai dengan spesifikasi alternatif rencana dari tahap proyeksi tata
guna lahan dan sosial-ekonomi.
Secara garis besar semua proses yang terdapat dalam konsep perencanaan
transpotrasi empat tahap ditunjukkan dalam Gambar 2.3.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-12
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-13
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Acuan Normatif
Pelaksanaan kajian lingkungan di bidang jalan di Indonesia harus mengikuti sejumlah
acuan normatif sebagai berikut:
1. UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
2. PP No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup,
3. Keppres No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung
4. Kep Meneg LH No. 2 Tahun 2000 tentang Panduan Penilaian Dokumen AMDAL,
5. Kep Meneg LH No. 17 Tahun 2000 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL,
6. Kepmenkimpraswil No. 1 7/KPTS/M/2003 tentang Penetapan Jenis Kegiatan Bidang
Pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi dengan UKL dan UPL,
7. Keputusan Kepala Bapedal No. 8 Tahun 2000 tentang Pelibatan Masyarakat dan
Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL,
8. Keputusan Kepala Bapedal No. 9 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan
Analisis mengenai Dampak Lingkungan Hidup,
9. Pedoman Depkimpraswil No. 01 1 /PW/2004 tentang Perencanaan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-14
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-15
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
2. Analisis Kualitatif, jika ukuran besar dan pentingnya dampak lingkungan berupa
kualifikasi relatif mengenai suatu kondisi dampak, misalnya: dampak terhadap
masyarakat,
Sedangkan metode yang dipakai dalam penelaahan besarnya dampak meliputi:
1. Metode formal, berdasarkan perhitungan matematik dan statistik dengan
menggunakan rumus-rumus empiris.
2. Metode informal, berdasarkan atas pendekatan analogi, baku mutu lingkungan atau
penilaian para ahli (professional judgement)
2.4.4. Perencanaan Geometrik
Berdasarkan hasil kelayakan dan system jaringan jalan. konsultan akan membuat
perencanaan awal jalan yang terdiri dari :
1. Perencanaan simpang susun
2. Perencanaan Geometrik (plan dan profil)
3. Penyempurnaan alinyemen rute.
4. Kapasitas jalan dan jumlah lajur.
5. Perencanaan Jembatan dan Struktur
6. Perencanaan Perkerasan
7. Perencanaan Utilitas
8. Perencanaan Drainase
Gambar-gambar hasil perencanaan awal terdiri dari : Peta area proyek, typical cross
section jalan dan jembatan, Key Map, Plan dan Profil, Plan Simpang Susun.
Pra Desain dilakukan berdasarkan kajian studi kelayakan, penyelidikan, Survai dan data
sekunder, hal-hal yang diperhatikan adalah :
1) Simpang Susun dan Geometrik Jalan Raya
1. Evaluasi Desain dan Alinyemen Horisontal (Plan) yang telah disetujui
a. Evaluasi alinyemen horizontal yang direkomendasikan.
b. Evaluasi semua informasi relevan yang diberikan pada gambar.
c. Evaluasi semua saluran, simpang sebidang dan jalan lama termasuk
elevasinya.
d. Evaluasi denah simpang sebidang, simpang susun, putaran U, ramp
masuk/keluar, lajur pemberhentian bus, kerb dan lain-lain.
e. Evaluasi ketentuan-ketentuan pelebaran dan peningkatan jalan.
2. Evaluasi desain alinyemen vertikal (profile) yang ada
a. Evaluasi elevasi jembatan dan desain alinyemen vertikal yang
direkomendasikan.
b. Evaluasi permukaan tanah asli.
c. Evaluasi elevasi yang diperlukan untuk gorong-gorong.
3. Perencanaan penampang melintang tipikal untuk perhitungan kuantitas dan lain-
lain, misalnya perencanaan timbunan, galian dan struktur perkerasan.
2) Konsep Perencanaan Geometrik
Dasar perencanaan yang ditetapkan pada perencanaan jalan ini, adalah merupakan
hasil studi terhadap batasan-batasan di sekitar lokasi proyek.
Perencanaan alinyemen horizontal dan vertikal dilakukan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor geometrik, struktur, hidrologi, drainase, geologi,
kepentingan pemerintah daerah di lokasi proyek, serta faktor-faktor lain yang terkait,
secara terpadu.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-16
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
6) Standar Acuan
Standar yang dipergunakan sebagai acuan desain geometrik adalah :
1. Spesifikasi Standar Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Direktorat
Jenderal Bina Marga, Desember 1990.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-17
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
las
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-18
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Lebar Median
Median jalan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut ;
a. Lebar median harus didesain sekurang-kurangnya 5,50 (lima koma
limapuluh) meter untuk daerah luar kota, 3 (tiga) meter untuk daerah
perkotaan, diukur dari garis tepi dalam lajur lalu lintas.
b. Dalam hal dilaksanakan konstruksi bertahap, median harus didesain untuk
dapat menampung penambahan lajur, dengan lebar median sekurang-
kurangnya 13 (tigabelas) meter untuk daerah luar kota, dan 10 (sepuluh)
meter untuk daerah perkotaan.
c. Untuk median dengan lebar minimum yang dimaksud dalam huruf a harus
menggunakan rel pengaman lalu lintas.
Lebar Lajur
Lebar lajur dan lebar bahu Jalan Tol ditentukan sebagai berikut :
a. Daerah luar kota
1) lebar lajur sekurang-kurangnya 3,60 (tiga koma enampuluh) meter;
2) lebar bahu luar yang diperkeras 3 (tiga) meter;
3) lebar bahu dalam yang diperkeras 1,50 (satu koma limapuluh) meter;
b. Daerah perkotaan
1) lebar lajur sekurang-kurangnya 3,50 (tiga koma limapuluh) meter;
2) lebar bahu luar yang diperkeras 2,0 (dua koma nol) meter;
3) lebar bahu dalam yang diperkeras 0,50 (nol koma limapuluh) meter
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-19
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
yang bersangkutan, untuk jalan arteri primer kecepatan 60 Km/jam sedangkan pada
jalan kolektor dan lokal diusulkan dengan kecepatan 40 Km/jam.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-20
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-21
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Usulan Kriteria
No. Uraian SatuanvTabel 2.6 Kriteria Desain Geometrik Interchange Untuk Ramp Terminal
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-22
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
No. Parameter Geometrik Satuan Jalan Arteri Jalan Kab. Jalan Desa
2.4.5. Perencaaan Perkerasan
1. Kriteria Desain Perkerasan
Referensi Kriteria Desain Perkerasan yang digunakan untuk review perencanaan
perkerasan adalah sebagai berikut :
a. Tata Cara Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Analisa
Metode Komponen SNI - 1732 - 1989 - F.
b. Petujuk Pelaksanaan Perkerasan Kaku, Departemen PU Ditjen Bina Marga
Direktorat Pembinaan Jalan Kota ( Rancanagan Final, Januari 1988).
c. Petunjuk Pelaksanaan Perkerasan Kaku No. 009/T/BNKT/1990, Ditjen Bina Marga
Direktorat Pembinaan Jalan Kota.
d. Guide for Design of Pavement Structure, AASHTO 1986 atau 1993.
2. Tipe Perkerasan
Seperti kita ketahui bahwa perkerasan jalan dibedakan secara umum atas dua macam
yaitu yang dinamakan perkerasan lentur (flexibel pavement) dan perkerasan kaku
(rigid pavement). Pada dasarnya perkerasan lentur atau perkerasan kaku sampai pada
saat ini hanya sekedar membedakan macam atau jenis yang berdasarkan dari bahan
pengikat yang digunakan oleh kedua macam perkerasan tersebut.
Perkerasan yang sebenarnya sangat mendasar antara perkerasan lentur dan
perkerasan kaku adalah dalam hal bagaimana perkerasan - perkerasan tersebut
mendistribusikan beban yang dilimpahkan diatasnya terhadap lapisan tanah dasar
(subgrade). Pada perkerasan beton semen yang didistribusikan keatas permukaan
subgrade akan relatif lebih luas dibandingkan dengan perkerasan lentur. Hal ini terjadi
disebabkan oleh karena beton semen mempunyai modulus elastisitas yang cukup
tinggi.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-23
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-24
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Gambar 2.5. Metode Perencanaan Tebal Lapisan Perkerasan Lentur Jalan Baru
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-25
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Hak turun-temurun terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas
tanah, dengan mengingat ketentuan dalam pasal 6, Undang-Undang RI
Nomor 5 tahun 1960 yang dinyatakan bahwa semua hak atas tanah
mempunyai fungsi sosial. Hak milik dapat beralih dan dialihkan kepada pihak
lain. Hak milik akan hilang apabila :
• Tanahnya jatuh kepada negara yang disebabkan, antara lain :
- Karena pencabutan hak, untuk kepentingan umum, termasuk
kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan bersama dari
rakyat; dengan memberi ganti kerugian yang layak dan menurut cara
yang diatur dengan undangundang;
- Karena penyerahan dengan suka rela oleh pemiliknya;
- Karena diterlantarkan;
- Karena kehilangan warga negara Indonesia atau warisan untuk
orang asing.
• Tanahnya musnah.
b. Hak guna usaha :
Hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh negara, dalam
jangka waktu sebagaimana tersebut dalam pasal 29, UU RI Nomor 5 tahun
1960, yaitu guna perusahaan pertanian, perikanan atau peternakan. Jangka
waktu yang dinyatakan pada pasal 29, UU RI Nomor 5 Tahun 1960 adalah
sebagai berikut :
• Hak guna usaha diberikan untuk waktu paling lama 25 tahun;
• Atas permintaan pemegang hak, jangka waktu yang dimaksud dapat
diperpanjang dengan waktu paling lama 25 tahun.
c. Hak guna bangunan :
Hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan atas tanah yang
bukan miliknya sendiri, dengan jangka waktu paling lama 30 tahun. [ UU RI
Nomor 5 Tahun 1960, tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria].
d. Hak pakai :
Hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai
langsung oleh negara atau tanah milik orang lain, yang memberi wewenang
dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat
yang berwenang memberikannya, atau dalam perjanjian dengan pemilik
tanahnya, yang bukan perjanjian sewa menyewa atau perjanjian pengolahan
tanah, atau segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan jiwa dan
ketentuan undang-undang. [UU RI No. 5 Tahun 1960, tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria].
e. Hak sewa untuk bangunan :
Hak mempergunakan tanah milik orang lain untuk keperluan bangunan,
dengan membayar kepada pemiliknya sejumlah uang sebagai sewa, dengan
didasarkan perjanjian sewa-menyewa.
f. Hak membuka tanah :
Hak membuka tanah hanya dapat dipunyai oleh warga negara Indonesia dan
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
2) Hak-hak tanah berdasarkan Burgerlijk Wetboek (BW), antara lain:
a. hak eigendom saat ini menjadi hak milik atau hak pakai.
b. hak erfpacht dan hak opstal saat ini menjadi hak guna bangunan.
c. hak hypotik saat ini menjadi hak guna bangunan dan hak milik.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-26
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
3. Pendekatan pelaksanaan
Pendekatan yang perlu dilakukan dalam pengadaan tanah, antara lain :
1) Transparan, mencakup :
a. Rencana dan desain proyek disosialisasikan kepada masyarakat/warga yang
potensial terkena dampak;
b. Informasi disampaikan secara terbuka kepada masyarakat terkena proyek.
2) Partisipatif, mencakup :
a. Penduduk yang terkena dampak harus didorong dan diberikan peluang dalam
proses dan pelaksanaan pengadaan tanah dan pemukiman kembali;
b. Penduduk yang terkena dampak diberikan pilihan-pilihan diantara alternatif
ganti kerugian dan/atau pemukiman kembali yang layak.
3) Fasilitasi, mencakup :
a. Memberikan dukungan dan pelayanan selama proses relokasi dan selama
masa transisi yang sulit seperti bantuan biaya pindahan;
b. Memberikan dukungan dan bantuan pengembangan, seperti jaringan
pemasaran dan kemitraan.
4) Kerjasama
Membuka peluang kerjasama dengan organisasi kemasyarakatan setempat,
Kelompok Sosial Masyarakat (KSM)/ Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) lokal,
Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) perguruan tinggi/universitas setempat.
4. Kriteria penilaian ganti kerugian
A. Tanah
Penilaian tingkat kerugian atas tanah didasarkan pada ketentuan sebagai
berikut:
1) Tanah perumahan :
Apabila sisa tanah tidak layak huni, sisa luas tanah < 60 m2 atau tidak sesuai
dengan ketentuan RUTR/RTRK, dianggap seluruh bidang tanah terkena
proyek dan harus diganti seluruhnya;
2) Tanah yang dipergunakan untuk bangunan tempat usaha :
Apabila sisa tanah tidak layak usaha, sisa luas tanah < 24 m2 atau tidak
sesuai dengan ketentuan RUTR/RTRK, dianggap seluruh bidang tanah
terkena proyek dan harus diganti seluruhnya;
3) Lahan usaha pertanian :
Apabila sisa tanah tidak layak usaha yang berbasiskan tanah, sisa luas tanah
< 0,25 Ha atau tidak sesuai dengan ketentuan RUTR/RTRK, dianggap
seluruh bidang tanah terkena proyek dan harus diganti seluruhnya.
B. Bangunan
Penilaian tingkat kerugian atas bangunan didasarkan pada ketentuan sebagai
berikut :
1) Bangunan rumah tinggal :
Apabila sisa luas bangunan tidak layak huni, sisa luas bangunan < 21 m2,
atau tidak sesuai dengan ketentuan RUTR/RTRK, dianggap seluruh bidang
tanah terkena proyek dan harus diganti seluruhnya;
2) Bangunan tempat usaha :
Apabila sisa luas bangunan tidak layak usaha, sisa luas bangunan < 18 m2,
atau tidak sesuai dengan ketentuan RUTRK/RTRK, dianggap seluruh
bangunan terkena proyek dan harus diganti seluruhnya;
3) Bangunan lainnya :
Apabila sisa luas bangunan tidak layak pakai atau tidak sesuai untuk
penggunaan seperti sebelumnya, atau tidak sesuai dengan ketentuan
RUTR/RTRK, dianggap seluruh bangunan terkena proyek dan harus diganti
seluruhnya.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-27
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Perkiraan besarnya ganti kerugian untuk bangunan didasarkan atas nilai jual
bangunan yang bersangkutan dengan mengacu pada standar harga bangunan
dari instansi terkait, misalnya NJOP, dengan memperhatikan aspirasi
masyarakat dan ijin mendirikan bangunan (IMB).Besarnya ganti kerugian
berdasarkan IMB, dihitung sebagai berikut :
1) Bangunan yang sudah memiliki IMB dinilai 100%, atau disesuaikan dengan
peraturan daerah yang bersangkutan;
2) Bangunan yang belum memiliki IMB dinilai maksimal 75%, atau disesuaikan
dengan peraturan daerah yang bersangkutan.
C. Tanaman
Penilaian ganti kerugian tanaman berdasarkan pada nilai jual dari tanaman
bersangkutan yang dilakukan oleh instansi terkait, dengan mempertimbangkan
faktor-faktor sebagai berikut:
1) Jenis tanaman dan nilai komersialnya;
2) Umur dan tingkat produktifitas.
Perencanaan : Survey Sosial Ekonomi Analisis biaya dan manfaat pembangunan Perkiraan Nilai Tanah
Dampak lingkungan dan dampak sosial
Gambar 2.6 Proses Pengadaaan Tanah Berdasarkan UU No. 2 tahun 2012
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-28
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-29
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-30
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Guna mengantisipasi hal-hal tersebut di atas, maka pengadaan tanah bagi rencana
kegiatan untuk kepentingan proyek perlu diperhatikan sebaik- baiknya, agar kegiatan
tersebut tidak menimbulkan keresahan masyarakat yang terkena pengadaan tanah,
atau paling tidak dampak yang timbul dapat ditekan sekecil mungkin.
Semakin jelasnya jaminan pengadaan tanah dalam pembangunan untuk
kepentingan umum akan memicu pertumbuhan pembangunan infrastruktur dan
meningkatkan iklim investasi. Sudah menjadi pemahaman umum bahwa pengadaan
tanah untuk pembangunan kepentingan umum akan secara spesifik mencakup
kebutuhan tanah yang cukup luas.
Potensi yang mungkin muncul terkait kebutuhan lahan ini adalah munculnya
konversi-konversi lahan yang sangat mungkin akan semakin meluas karena
pembangunan infrstruktur biasanya akan diikuti pula dengan kantong pertumbuhan
ekonomi baru yang membutuhkan lahan-lahan baru.
Permasalahan dalam pengadaan tanah dapat terkait secara langsung dengan proses
pengadaan tanahnya sejak perencanaan hingga penyerahan, maupun dampak tidak
langsung dari kesejajaran nilai tanah yang telah digantikan dengan uang atau
lainnya. Dibanding harta lainnya yang dapat dimiliki manusia, secara umum
kepemilikan tanah memiliki keterikatan lebih luas dan menyangkut banyak pihak
dibanding dengan kepemilikan harta benda lainnya.
Logika sederhana dapat menunjukkan bahwa kepemilikan tanah biasanya merekam
historis dan asal usul atau bahkan sejarah suatu keluarga/ kelompok masyarakat,
menyangkut pula unsur garis pewarisan, batas kepemilikan tanah dengan pihak-
pihak lain, dan kualitas/ harga tanah yang sangat variatif sesuai persepsi pribadi
pemilik tanah maupun taksiran harga umum sesuai kondisi setempat. Sehingga
sebenarnya menangani pelepasan tanah jika bukan atas kesadaran dan kemauan
secara suka rela pemiliknya, namun lebih karena diminta untuk kepentingan umum
dalam pembangunan, maka menjadi hal yang sangat kompleks, rumit dan perlu hati-
hati diselesaikan meski telah ada skema bermacam bentuk pemberian ganti rugi
sekalipun, hingga mekanisme musyawarah, keberatan, dan tuntutan melalui
pengadilan.
Meski RUU Pengadaan Tanah bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum telah
disahkan, problem mendasar dari pengadaan tanah yang berpotensi melahirkan
konflik di masyarakat tetap perlu menjadi pusat perhatian. Meskipun pengadaan
tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum sudah diatur namun dalam
pengadaan tanah masih kerap memunculkan konflik dan problem di masyarakat. Hal
tersebut dapat diamati setidaknya dari keadaan sebagai berikut :
• Masyarakat terkadang tidak mempunyai posisi runding (bergaining position) yang
seimbang, secara psikologis masyarakat berada di bawah tekanan pihak
penguasa.
• Penentuan bentuk dan besarnya ganti rugi dianggap oleh masyarakat tidak layak,
dalam arti bahwa ganti rugi itu tidak dapat digunakan untuk mempertahankan
tingkat kesejahteraan sosial ekonominya, bahkan tingkat kesejahteraan sosial
ekonominya menjadi lebih buruk jika dibandingkan keadaan sebelum tanahnya
dicabut atau dibebaskan haknya.
• Batasan tentang pengertian kepentingan umum yang dijadikan dasar pengadaan
tanah ini sangat abstrak, sehingga menimbulkan penafsiran yag berbeda-beda
dalam masyarakat. Akibatnya terjadi “ketidakpastian hukum” dan dapat menjurus
pada munculnya konflik.
• Penggantian kerugian hanya terbatas bagi masyarakat pemilik tanah ataupun
penggarap tanah,yang berarti ahli warisnya. Ketentuan ini tanpa memberikan
perlindungan terhadap warga masyarakat yang bukan pemilik, seperti penyewa
atau orang yang mengerjakan tanah, yang menguasai dan menempati serta yang
menggunakan tanah. Di samping itu terhadap hak ulayat yang dibebaskan untuk
kepentingan umum, bagi masyarakat adat tersebut belum dilindungi dan belum
mendapat kontribusi dari pembangunan itu, serta recognisi sebagai ganti
pendapatan, pemanfaatan dan penguasaan hak ulayat mereka yang telah
digunakan untuk pembangunan.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-31
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-32
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
• Pasal 1 angka 3, menyebutkan bahwa pihak yang Berhak adalah pihak yang
menguasai atau memiliki objek pengadaan tanah. Jadi yang menguasai obyek
pengadaan tanah belum tentu sekaligus sebagai memiliki obyek pengadaan
tanah telah masuk dalam definisi pihak yang Berhak. Pasal 1 angka 4,
menyebutkan objek pengadaan tanah adalah tanah, ruang atas tanah dan bawah
tanah, bangunan, tanaman, benda yang berkaitan dengan tanah, atau lainnya
yang dapat dinilai. Dari 2 definisi ini dapat diharapkan adanya pemberian ganti
rugi yang adil kepada pihak-pihak yang berhak atas pemberian ganti kerugian
yang seringkali memicu potensi konflik.
• Definisi kepentingan umum adalah kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat
yang harus diwujudkan oleh pemerintah dan digunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat. Pada draft naskah akademik RUU ini definisi kepentingan
umum belum termuat. Pada Perpres No. 36 Tahun 2005 pengertian kepentingan
umum adalah kepentingan sebagian besar lapisan masyarakat. Definisi
kepentingan umum dalam RUU yang disahkan tersebut ternyata lebih memiliki
kejelasan dengan menekankan adanya kepentingan bangsa, negara dan
masyarakat yang harus diwujudkan oleh pemerintah.
• Diperkenalkannya instrumen konsultasi publik dalam proses pengadaan tanah
untuk kepentingan umum, sebagaimana dimuat dalam Pasal 1 angka 8 yang
menyebutkan bahwa konsultasi publik adalah proses komunikasi dialogis atau
musyawarah antarpihak yang berkepentingan guna mencapai kesepahaman dan
kesepakatan dalam perencanaan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan. Dengan konsultasi publik ini instansi yang memerlukan tanah
menjelaskan antara lain mengenai rencana pembangunan dan cara perhitungan
ganti kerugian yang akan dilakukan oleh penilai pertanahan.
• Pencantuman asas pengadaan tanah untuk kepentingan umum, yang meliputi 10
asas yaitu :
a. Asas Kemanusiaan, adalah pengadaan tanah harus memberikan
perlindungan serta menghormati terhadap hak asasi manusia, harkat, dan
martabat setiap warga negara dan penduduk Indonesia secara proporsional.
b. Asas Keadilan, adalah memberikan jaminan penggantian yang layak kepada
Pihak yang Berhak dalam proses pengadaan tanah sehingga mendapatkan
kesempatan untuk dapat melangsungkan kehidupan yang lebih baik.
c. Asas Kemanfaatan, adalah hasil pengadaan tanah mampu memberikan
manfaat secara luas bagi kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara.
d. Asas Kepastian, adalah memberikan kepastian hukum tersedianya tanah
dalam proses pengadaan tanah untuk pembangunan dan memberikan
jaminan kepada Pihak yang Berhak untuk mendapatkan ganti kerugian yang
layak.
e. Asas Keterbukaan, adalah bahwa pengadaan tanah untuk pembangunan
dilaksanakan dengan memberikan akses kepada masyarakat untuk
mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pengadaan tanah.
f. Asas Kesepakatan, adalah bahwa proses pengadaan tanah dilakukan
dengan cara musyawarah para pihak tanpa unsur paksaan untuk
mendapatkan kesepakatan bersama.
g. Asas Keikutsertaan, adalah dukungan dalam penyelenggaraan pengadaan
tanah melalui partisipasi masyarakat baik secara langsung maupun tidak
langsung sejak perencanaan sampai dengan pembangunan.
h. Asas Kesejahteraan,adalah bahwa pengadaan tanah untuk pembangunan
dapat memberikan nilai tambah bagi kelangsungan kehidupan pihak yang
berhak dan masyarakat secara luas.
i. Asas Keberlanjutan, adalah kegiatan pembangunan dapat berlangsung
secara terus menerus, berkesinambungan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-33
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-34
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-35
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
yang telah diserahkan kepada Instansi yang memerlukan tanah menjadi tanggung
jawab pihak yang berhak menerima ganti kerugian. Bilamana pihak yang berhak
menolak bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian, maka ganti kerugian dititpkan
di pengadilan negeri setempat.
• Penitipan ganti kerugian selain disebabkan karena ditolak dari pihak yang berhak,
juga dapat dilakukan terhadap pihak yang berhak menerima ganti kerugian tidak
diketahui keberadaannya, objek pengadaan tanah yang akan diberikan ganti
kerugian sedang menjadi objek perkara di pengadilan, masih dipersengketakan
kepemilikannya, diletakkan sita oleh pejabat yang berwenang; atau menjadi
jaminan di Bank.
• Pelepasan objek Pengadaaan Tanah untuk Kepentingan Umum yang dimiliki oleh
pemerintah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang mengatur pengelolaan barang milik negara/pemerintah tidak diberikan Ganti
Kerugian, kecuali Objek Pengadaan Tanah yang telah berdiri bangunan yang
dipergunakan secara aktif untuk penyelenggaraaan tugas pemerintahan, Objek
Pengadaan Tanah yang dimiliki/dikuasai oleh BUMN/BUMD dan/atau Objek
Pengadaan Tanah kas desa.
• Pendanaan untuk pengadaan tanah bersumber dari APBN dan/atau APBD, dana
internal perusahaan untuk BUMN. Dana pengadaan tanah ini digunakan untuk
membiayai: perencanaan, persiapan, pelaksanaan, penyerahan hasil,
administrasi dan pengelolaan, dan sosialisasi. Pendanaan pengadaan tanah ini
harus dituangkan dalam dokumen penganngaran sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
• Hak bagi Pihak yang Berhak dalam pengadaan tanah meliputi : mengetahui
rencana penyelenggaraan pengadaan tanah; dan memperoleh informasi
mengenai pengadaan tanah. Setiap orang wajib mematuhi ketentuan pengadaan
tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum.
• Dalam ketentuan peralihan diatur bahwa Proses pengadaan tanah yang sedang
dilaksanakan sebelum berlakunya UU Pengadaan Tanah ini diselesaikan
berdasarkan ketentuan sebelum berlakunya UU ini. Sisa tanah yang belum
selesai pengadaannya dalam proses pengadaan tanah diselesaikan berdasar
ketentuan yang diatur dalam UU ini. Peraturan perundang-undangan mengenai
tata cara pengadaan tanah dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan ketentuan UU
pengadaan tanah ini.
• Selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak diundangkan UU Pengadaan tanah ini
maka peraturan pelaksanaan UU ini harus sudah ditetapkan.
• UU pengadaan tanah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Dengan menimbang untuk melaksanakan ketentuan pasal 53 ayat (3) yaitu
mekanisme pelaksanaan pendanaan Pengadaaan Tanah untuk Kepentingan Umum
pada Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, perlu ditetapkan Peraturan Presiden
tentang Penyelenggaraan Pengadaaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum. Dengan ditetapkannya Perpres No. 71 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pengadaaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum diharapkan dapat mengurangi kesulitan dan ketidakpastian dengan
banyaknya program pembangunan infrastruktur yang terkendala pada masalah
pengadaan tanahnya.
• Definisi pengadaan tanah menurut Pasal 1 angka 2, adalah kegiatan
menyediakan tanah dengan cara memberi ganti kerugian yang layak dan adil
kepada pihak yang berhak. Kata “layak dan adil” dalam definisi tersebut
mencerminkan adanya paradigma baru yang menjamin dan menghormati yang
berhak. Kata “pihak yang berhak” juga menjawab berbagai persoalan terhadap
pelepasan tanah yang diatasnya terdapat bangunan, tanaman dan benda-benda
lain yang berkaitan dengan tanah tersebut namun belum tentu merupakan hak
dari pemilik tanah, bisa saja milik penyewanya, penggunanya, pengolahnya,
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-36
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
pengelolanya dan sebagainya. Aturan ini belum ditemukan pada Keppres No. 55
Tahun 1993 dan Perpres No.36 Tahun 2005
• Pasal 1 angka 3, menyebutkan bahwa pihak yang Berhak adalah pihak yang
menguasai atau memiliki objek pengadaan tanah. Jadi yang menguasai obyek
pengadaan tanah belum tentu sekaligus sebagai memiliki obyek pengadaan
tanah telah masuk dalam definisi pihak yang Berhak. Pasal 1 angka 4,
menyebutkan objek pengadaan tanah adalah tanah, ruang atas tanah dan bawah
tanah, bangunan, tanaman, benda yang berkaitan dengan tanah, atau lainnya
yang dapat dinilai. Dari 2 definisi ini dapat diharapkan adanya pemberian ganti
rugi yang adil kepada pihak-pihak yang berhak atas pemberian ganti kerugian
yang seringkali memicu potensi konflik.
• Definisi kepentingan umum adalah kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat
yang harus diwujudkan oleh pemerintah dan digunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat.
• Diperkenalkannya instrumen konsultasi publik dalam proses pengadaan tanah
untuk kepentingan umum, sebagaimana dimuat dalam Pasal 1 angka 8 yang
menyebutkan bahwa konsultasi publik adalah proses komunikasi dialogis atau
musyawarah antarpihak yang berkepentingan guna mencapai kesepahaman dan
kesepakatan dalam perencanaan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan. Dengan konsultasi publik ini instansi yang memerlukan tanah
menjelaskan antara lain mengenai rencana pembangunan dan cara perhitungan
ganti kerugian yang akan dilakukan oleh penilai pertanahan.
• Setiap Instansi yang memerlukan tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan
Umum membuat rencana Pengadaan Tanah yang didasarkan pada:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah; dan
b. Prioritas Pembangunan yang tercantum dalam:
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah;
2. Rencana Strategis; dan
3. Rencana Kerja Pemerintah Instansi yang bersangkutan.
• Perencanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum disusun dalam bentuk
dokumen perencanaan pengadaan tanah, yang paling sedikit memuat :
a. Maksud dan tujuan rencana pembangunan;
b. Kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah dan rencana pembangunan
nasional dan daerah;
c. Letak tanah;
d. Luas tanah yang dibutuhkan;
e. Gambaran umum status tanah;
f. Perkiraan waktu pelaksanaan pengadaan tanah;
g. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan;
h. Perkiraan nilai tanah;
i. Rencana penganggaran.
• Dokumen perencanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum disusun
berdasarkan Studi kelayakan yang mencakup bebrapa hal yaitu :
• Survei ekonomi, berguna untuk mengetahui konsisi sosial ekonomi masyarakat
yang terkena dampak Pengadaan Tanah;
• Kelayakan lokasi, untuk mengetahui analisis mengenai kesesuaian fisik lokasi
dengan rencana pembangunan yang akan dilaksanakan untuk kepentingan
umum yang dituangkan dalam bentuk peta rencana lokasi pembangunan;
• Analisis biaya dan manfaat pembangunan bagi wilayah dan masyarakat,
menghasilkan analisis biaya yang diperlukan dan manfaat pembangunan yang
diperoleh bagi wilayah dan masyarakat;
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-37
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-38
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-39
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-40
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-41
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB II-42
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Jarak antar wilayah kabupaten di provinsi Riau ditunjukkan secara gafis pada gambar 3.2. berikut ini.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB III-1
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Gambar 3.2 Jarak Antara Ibu kota Provinsi dengan Ibu Kota Kabupaten/Kota
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB III-2
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB III-3
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Transmigran di Provinsi Riau adalah 30 kepala keluarga atau 115 jiwa, berasal dari APPDT. Sedangkan
pada tahun 2014 tidak ada realisasi penempatan transmigran di Provinsi Riau.
Tabel 3.3 Penduduk Menurut Kabupaten/Kota, 2010 – 2014
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB III-4
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Tabel 3.5 Panjang jalan menurut tingkat pemerintahan dan jenis permukaan tahun 2014 (km)
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB III-5
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
pajak tak langsung netto dan dikurangi lagi penyusutan kemudian dibagi dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun.
Tabel 3.6 Produk Domestik Regional Bruto Seri 2010 Atas Dasar Harga Berlaku menurut Kategori Termasuk
Minyak Bumi dan Gas, 2010-2014
Tabel 3.7 Produk Domestik Regional Bruto Seri 2010 Atas Dasar Harga Konstan menurut Kategori
Termasuk Minyak Bumi dan Gas 2010-2014
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB III-6
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB III-7
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Kota/ Municipolity
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB III-8
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
P
3.2.2. Keadaan Iklim
Sumatera Barat berdasarkan letak geografisnya tepat dilalui oleh garis. Khatulistiwa (garis lintang nol
derajat) tepatnya di Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman. Karena itu Sumatera Barat mempunyai
iklim tropis dengan rata-rata suhu udara 25,670C dan rata-rata kelembaban yang tinggi yaitu 85,53%
dengan tekanan udara rata-rata berkisar 995,41 mb. Ketinggian permukaan daratan beberapa
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat sangat bervariasi, sebagian daerahnya berada pada
dataran tinggi kecuali di Daerah Painan, Simpang Ampek, Pariaman, Padang dan Tua Pejat.
Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2014 mempunyai musim penghujan yang cukup tinggi dengan
intensitas hujan tertinggi (jumlah hari hujan) terjadi pada bulan November. Namun dalam tahun-tahun
terakhir ini, keadaan musim di Sumatera Barat kadang tidak menentu pada bulan-bulan yang
seharusnya musim kemarau terjadi hujan atau sebaliknya.
Suhu udara ditentukan oleh tinggi rendahnya daratan dari permukaan laut dan jaraknya dari pantai.
Secara umum daerah Sumatera Barat pada tahun 2014 beriklim panas dengan suhu udara berkisar
dari 18,200C sampai 35,50 0C. Serta tekanan udara minimun 991,50 mbar dan maximun 997,80 mbar
dengan kelembaban relatif minimum 61,00% dan kelembaban relatif maximum 97,60%.
Tabel 3.9 Banyaknya Curah Hujan di Sumatera Barat, 2014
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB III-9
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
3.2.3. Kependudukan
Penduduk Sumatera Barat tahun 2014 hasil proyeksi penduduk sebanyak 5,13 juta jiwa yang terdiri
dari 2,55 juta laki-laki dan 2,58 juta perempuan dengan ratio jenis kelamin 98,80. Dibandingkan tahun
lalu penduduk telah bertambah 65,41 ribu orang atau meningkat 1,29 persen. Struktur umur penduduk
Sumatera Barat masuk kategori kelompok umur penduduk “muda” yang mana persentase penduduk
usia mudanya (di bawah 15 tahun) tergolong tinggi yaitu 30,44 persen sedangkan komposisi penduduk
usia tua (65 tahun ke atas) hanya 5,42 persen.
Tingkat kepadatan penduduk Sumatera Barat tahun 2014, rata-rata 121 orang per km2. Kepadatan
penduduk tertinggi di Kota Bukittinggi hampir mencapai 4.774 orang per km2, sedangkan yang paling
rendah terdapat di Kabupaten Kepulauan Mentawai yaitu sekitar 14 orang per km2.
Jumlah rumahtangga di Sumatera Barat tahun 2014 telah mencapai 1,22 juta rumahtangga, sedikit
mengalami peningkatan dari tahun 2013 yaitu sebesar 1,19 juta rumahtangga. Rata-rata jumlah
anggota rumahtangga tahun 2014 sebanyak 4 orang per rumahtangga.
Penduduk berumur 10 tahun ke atas Sumatera Barat sebagian besar berstatus Kawin yang mencapai
55,99 persen dari penduduk, kemudian berstatus belum kawin sebesar 35,65 persen. Sedangkan untuk
yang berstatus cerai hidup dan cerai mati masing- masing adalah 2,20 persen dan 6,16 persen.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB III-10
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Tabel 3.10 Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten / Kota, Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin
Provinsi Sumatera Barat, 2014
Tabel 3.11 Luas Daerah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sumatera Barat , 2014 Kabupaten / Kota Luas Daerah Jumlah
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB III-11
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Tabel 3.12 Panjang jalan Nasional dan Provinsi Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2014
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB III-12
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Tabel 3.13 Panjang Jalan Nasional dan Jalan Propinsi Menurut Kabupaten/Kota dan Kondisi Jalan
Tahun 2014 (km)
Tabel 3.14 Panjang Jalan Propinsi di Kabupaten/Kota Menurut Jenis Permukaan Jalan di Sumatera
Barat Tahun 2014 (km) Kabupaten / Kota Jenis Permukaan Jalan Jumlah Total
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB III-13
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Tabel 3.15 Panjang Jalan Nasional Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Tahun 2014 (km)
Kabupaten / Kota Jenis Permukaan Jalan Jumlah
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB III-14
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Padang Pariaman dengan nilai PDRB sebesar 14.412,40 milyar rupiah, dan diurutan ketiga adalah kabupaten
Agam dengan nilai PDRB sebesar 14.167,61 milyar rupiah.
Jika dilihat PDRB per kapita Kabupaten/Kota, Kota Padang Panjang tercatat memiliki PDRB per kapita tertinggi.
PDRB per kapita Kota Padang Panjang tahun 2014 adalah sebesar 47,09 juta rupiah, diikuti oleh Kota Bukittinggi
sebesar 46,83 juta rupiah dan diurutan ketiga adalah Kota Padang sebesar 46,82 juta rupiah. Dilihat dari laju
pertumbuhan ekonomi masing-masing kabupaten/kota, Kota Padang mempunyai laju pertumbuhan ekonomi
tertinggi yaitu sebesar 6,54 persen diikuti oleh Kota Payakumbuh sebesar 6,47 persen, dan kemudian Kabupaten
Dharmasraya sebesar 6,24 persen.
Tabel 3.16 Pendapatan Regional dan Angka-Angka Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku Tahun
Dasar 2010
2010-2014
Tabel 3.17 Pendapatan Regional dan Angka-Angka Perkapita Atas Dasar Harga Konstan 2010
tahun 2010-2014
Tabel 3.18 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2010-2014
(Rp. Juta)
Tabel 3.19 Pendapatan Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 menurut Lapangan Usaha t
Tahun 2010-2014
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB III-15
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB III-16
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Meskipun studi ini sudah berumur lebih dari 20 tahun dan perubahan kondisi sudah banyak terjadi,
namun beberapa hal dari pencapaian studi ini masih relevan dengan studi yang sekarang sedang
dilakukan, antara lain :
a. Dasar pertimbangan pengembangan Jalan Lintas Timur; yaitu untuk mempercepat
pertumbuhan daerah-daerah di sepanjang pantai Timur yang memiliki potensi lahan dan
sumber daya alam yang belum termanfaatkan secara optimal, karena belum memadainya
jaringan jalan yang menghubungkan daerah-daerah tersebut.
b. Kriteria pengembangan Jalan Lintas Timur; antara lain adalah :
- Menghubungkan antar ibukota propinsi
- Meningkatkan jalan nasional atau jalan propinsi yang ada
- Menjadikan jalan umum yang dapat dilalui sepanjang waktu tanpadipungut biaya
- Menentukan lebar jalan dan jumlah lajur berdasarkan permintaan lalu-lintas
c. Memilih jalur alternatif Bakauheni – Menggala di Lampung dan Rute Barat kotaPakanbaru di
Riau sebagai bagian dari jalan lintas Timur Sumatera
d. Merekomendasikan desain teknis jalan Lintas Timur mengacu pada standar jalan Arteri Kelas
IIB
2. Heavy Loaded Road Improvement Project – Masterplan Review Study
Studi review Rencana Induk Proyek Peningkatan Jalan Angkutan Berat ini dilaksanakan pada tahun
2001 oleh Pacific Consultants International & Associate, dengan pemberi tugas Departemen
Kimpraswil – Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah.
Tujuan dari studi ini adalah :
a. Mengkaji-ulang Studi Rencana Induk Jalan Angkutan Berat (Master Plan Study of Heavy
Loaded Road) tahun 1992/95; memperbaharui urutan prioritas Program Peningkatan Jalan
Angkutan Berat (Heavy Loaded Road Improvement Program : HLRIP)
b. Mengkaji-ulang dan memodifikasi kriteria evaluasi yang lebih mencerminkanstrategi
pengembangan daerah
c. Mengevaluasi aspek ‘performance’ dari proyek-proyek HLRI yang sudahberjalan
d. Mengusulkan sistim pelaksanaan yang cocok baik dari segi terbatasnya anggaran maupun dari
kondisi lainnya
Wilayah yang dicakup studi ini meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi, sementara
cakupan studinya meliputi hal-hal berikut :
a. Menetapkan kerangka ekonomi dan sosial s/d tahun 2020 dan memperkirakanpermintaan
lalulintas yang akan datang pada jaringan jalan Nasional.
b. Menetapkan kriteria pemilihan ruas yang masuk ke dalam Jaringan jalan HLR dan menetapkan
Rencana Induk baru yang mengidentifikasi ruas-ruas proyek dengan panjang 15.000 km
c. Membuat perencanaan kasar geometri jalan maupun perkerasan dan membuat perhitungan
volume dan biaya pekerjaannya
d. Menganalisa biaya operasi kendaraan dan biaya penghematan waktu perjalandan membuat
analisis ekonomi terhadap ruas-ruas jalan pada Rencana Induk.
e. Menetapkan kriteria pemilihan jaringan jalan pada Rencana Induk untuk memprioritaskan
paket-paket proyek peningkatan sepanjang 5000 km, untuk didiskusikan dengan pemerintah
pusat / daerah
f. Membuat analisa dampak lingkungan dari ruas –ruas yang masuk dalam kelompok 5.000 km
g. Menyiapkan prioritas program peningkatan jalan dan rencana pelaksanaan pekerjaan untuk
lima tahun pertama dan kedua.
Beberapa hal dari pencapaian studi HLRIP yang masih relevan dengan studi RIJTS yang sedang
dilakukan, antara lain adalah :
a. Jaringan Heavy Loaded Road sepanjang 19.000 km yang termasuk dalam Master Plan HLRIP,
merupakan hasil pemilihan berdasarkan kriteria-kriteria yang sesuai untuk diterapkan dalam
penyaringan awal Koridor Jaringan Jalan Tol pulau Sumatera.
b. Hasil penyaringan Ruas HLR sepanjang 5000 km untuk usulan peningkatan, dapat dipakai
untuk memberi petunjuk dalam studi RIJTS mengenai ruas-ruas mana yang potensial untuk
dibuatkan alternatif jalan Tol
c. Hasil ‘traffic assignment’ dalam Master Plan HLRI pada jaringan jalan utama yang saat ini relatif
masih belum berubah, dapat memberi gambaran kondisi lalu-lintas masa kini dan masa datang.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB III-17
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
d. Standar desain geometrik jalan HLR dapat dijadikan acuan bagi studi RIJTS dalam melakukan
estimasi biaya peningkatan jalan eksisting yang akan dipakai dalam evaluasi kelayakan jalan
Tol.
e. Hasil kajian lingkungan dalam master Plan HLRI dapat dijadikan gambaran awal dalam studi
RIJTS aspek lingkungan.
f. Hasil evaluasi kelayakan ekonomi koridor HLRIP dapat dijadikan gambaran dalam kajian
kelayakan ekonomi dalam studi RIJTS
3. Penyusunan Rencana Induk Jaringan Jalan Tol Pulau Sumatra
Studi ini dilakukan pada tahun 2005 oleh PT. Indah Karya yang bekerjasama dengan PT. Saka Adhi
Prada dan PT. Epadascon Permata. Tujuan dari studi ini adalah untuk :
a. Menyusun rencana umum jaringan jalan tol yang mengacu pada system jaringan jalan nasional
dan tata ruang wilayah
b. Identifikasi kebutuhan jaringan jalan tol, serta identifikasi prioritas pelaksanaannya
berdasarkan kriteria kelayakan secara teknis, ekonomi dan finansial berikut pentahapan dan
besarnya investasi yang diperlukan
c. Identifikasi kendala yang mungkin timbul terutama yang berhubungan dengan kondisi wilayah
yang bersangkutan dan rekoemndasi pemecahannya
Beberapa hal yang yang masih relevan dengan studi ini terkait dengan rekomendasi dari pekerjaan
tersebut antara lain :
a. Terdapat 15 ruas jalan tol yang diindikasikan layak secara ekonomis untuk mulai dioperasikan
pada tahun 2009, yaitu:
- Medan – Binjai (16 km)
- Babatan – Tegineneng (50 km)
- Bakauheni – Babatan (60 km)
- Tegineneng – Terbanggi Besar (36 km)
- Sp. Indralaya – Palembang (22 km)
- Pekanbaru – Kandis (46 km)
- Kayu Agung – Sp. Indralaya (25 km)
- Tebing Tinggi – Lubuk Pakam – Medan (60 km)
- Sp. Tanjung Balai – Kisaran (10 km)
- Sp. Indralaya – Betung (75 km)
- Lubuk ALung – Sp. Duku (Padang) (15 km)
- Kisaran – Tebing Tinggi (60 km)
- Bujung Tenuk – Pematang Panggang (55 km)
- Duri – Sp. Balam (40 km)
- Sp. Beringin – Pekanbaru (25 km)
b. Pengusahaan dan pendanaan jalan tol dapat dilaksanakan sebagai berikut :
- Pengusahaan jalan tol oleh pemerintah terutama ditujukan untuk ruas jalan tol yang layak
secara ekonomi tetapi belum layak secara finansial
- Pengusahaan jalan tol oleh badan usaha diperuntukkan bagi jalan tol yang layak secara
ekonomi dan finansial - Pendanaan jalan tol yang berasal dari pemerintah dan badan
usaha ditujukan untuk jalan tol yang layak secara ekonomi tetapi tidak layak secara
finansial
c. Skema kerjasama pemerintah dan swasta terdiri dari :
- Equity Sharing
Skema investasi yang dapat dilaksanakan salah satunya adalah Pemerintah membantu
swasta di dalam pengadaan lahan untuk rumija jalan tol, baik di dalam pelaksanaan
pembebasan lahan maupun di dalam pengadaan dana pembebasan lahan
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB III-18
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
- Skema DOT
Cara lain untuk menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dalam pembangunan
jalan tol dapat melalui skema DOT. Skema ini diterapkan bila terjadi pertumbuhan volume
lalu lintas lebih rendah dari yang diprediksikan di dalam rencana investasi sehingga cash
flow proyek tidak dapat memenuhi target pengembalian modal yang ditanggung investor.
Untuk mengkompensasi kerugian investasi maka dibuka peluang oleh
Pemerintah/Pemerintah Daerah kepada investor untuk mengembangkan investasi di
sektor lain. Strategi ini adalah implementasi dari Develop- Operate-Transfer (DOT). Di
dalam pola ini sejumlah fasilitas diberikan oleh Pemerintah/Pemerintah Daerah antara lain
berupa: pemberian konsesi lahan untuk diusahakan, keringanan pajak, kemungkinan
memiliki saham yang dimiliki oleh Pemerintah daerah dalam kegiatan- kegiatan yang
mendapatkan keuntungan secara wajar
4. Studi – Studi Jalan Tol Di Pulau Sumatra
Sejumlah studi jalan Tol sudah dilakukan di beberapa lokasi di pulau Sumatera, hasil studi berupa
rencana rute dan panjang ruas jalan Tol sudah diakomodasi sebagai bagian Jalan Nasional jalan Tol
sesuai dengan Kep.Men.PU No.369/KPTS/m2005.
Beberapa ruas diantaranya bahkan sudah pernah dilakukan (pra) studi kelayakannya seperti :
a. Medan – Binjai - Prop. Sumatera Utara
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB III-19
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB III-20
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Barat. Prioritas juga diberikan pada pengembangan jalan pengumpan yang menghubungkan
Lintas Barat-Tengah–Timur.
f. Sesuai dengan perundangan dan peraturan yang berlaku dimana jaringan jalan tol merupakan
bagian dari sistem jaringan jalan nasional, maka rute jaringan jalan tol pulau Sumatera akan
dikembangkan pada koridor yang mengacu pada jalur jalan lintas Sumatera tersebut.
Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka penentuan Koridor Jaringan Jalan Tol pulau
Sumatera sebaiknya dipilih untuk mengikuti salah satu jalur lintas yang paling potensial
perkembangannya.
Hal ini tentunya merupakan pilihan yang sangat rasional, terutama jika dikaitkan dengan maksud
pemerintah dalam menarik partisipasi swasta untuk ikut serta dalam pembangunan jalan Tol.
Sementara partisipasi swasta hanya akan terwujud jika investasi pembangunan jalan Tol tersebut
dianggap layak secara ekonomis maupun finansial.
2. Kriteria Identifikasi Koridor Jaringan Jalan Tol
Koridor jaringan jalan tol akan diidentifikasi berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. Efektif dalam mendukung pengembangan wilayah; maksimal dalam menghubungkan daerah-
daerah yang memiliki potensi perkembangan yang relatif tinggi (penduduk dan perekonomian),
sebagai potensi sumber pergerakan lalulintas barang dan orang
b. Keterpaduan hirarki sistem jaringan jalan; menjadi bagian dari sistem jaringan dan tidak
merubah sistem yang sudah ada
c. Keterpaduan antar moda transportasi; mengakomodasi akses ke pelabuhan internasional dan
peti kemas serta bandara primer dan sekunder, yang merupakan simpul pergerakan lalulintas
barang dan penumpang
d. Pemenuhan terhadap permintaan perjalanan; merupakan jalur jalan yang volume lalu-lintasnya
secara relatif sudah tinggi dan potensial tinggi berdasarkan kecenderungan yang ada
e. Meningkatkan aksesibilitas dan koneksitas antar daerah; maksimal dalam menghubungkan
antar PKN dan / atau pusat Propinsi serta kawasan andalan, secara efektif (jumlah daerah
terbanyak) dan efisien (jumlah jarak terpendek).
f. Kesiapan daerah dalam mendukung program pengembangan jalan; sudah memiliki rencana
pengembangan jalan di daerahnya baik untuk pengembangan jalan Tol, dan mengakomodasi
seluruh rute jalan tol yang sudah ada dan sudah pernah diidentifikasi sebelumnya melalui (pra)
studi kelayakan jalan Tol
g. Meminimalkan biaya konstruksi pembangunan jalan tol nantinya, dengan menghindari daerah
dengan karakteristik : bertopografi ekstrim; berawa dengan cakupan luas; lintasan sungai-
sungai besar
Dengan analisa multi kriteria berdasarkan kriteria-kriteria di atas, maka ketiga jalur Lintas Sumatera
yang ada kemudian dinilai. Penilaian secara kualitatif ini akan menghasilkan jalur Jalan Lintas Utama
Pulau Sumatera yang secara relatif paling memenuhi kriteria untuk dijadikan Koridor Jaringan Jalan Tol
Pulau Sumatera.
Jalur Lintas Sumatera yang terpilih sebagai Koridor Utama, kemudian harus dilengkapi dengan koridor
jalan penghubung utama atau ‘feeder road’ yang akan menghubungkan ketiga jalur jalan Lintas
Sumatera
Pemilihan jalur ’feeder road’ akan didasarkan pada kriteria efisiensi dan efektivitas. Kriteria ini dapat
diterjemahkan menjadi kriteria pemilihan jalur terpendek yang menghubungkan ketiga jalur lintas
langsung menuju pusat-pusat Propinsi (PKN/PKW) yang tidak terlewati langsung oleh koridor utama.
3. Koridor Jaringan Jalan Tol Pulau Sumatera
a. Koridor Utama
Jalan lintas timur sumatera merupakan jalur lintas yang paling memenuhi kriteria sebagai koridor utama
jaringan jalan tol pulau sumatera.
- Lampung – Palembang (358 km)
- Palembang – Pekanbaru (610 km)
- Pekanbaru – Medan (548 km)
- Medan – Banda Aceh (460 km)
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB III-21
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
b. Koridor Penghubung
Penentuan Lintas Timur sebagai koridor utama berkonsekuensi pada perlunya jalur lintas yang
menghubungkan ke jalur lintas Tengah dan Barat. Memenuhi kriteria di atas, Koridor Penghubung ini
mencari jalur terpendek dan teramai menuju dua pusat Propinsi di pantai Barat yaitu Bengkulu dan
Padang
- Palembang – Bengkulu (303 km)
- Pekanbaru – Padang (242 km)
- Medan – Sibolga (175 km)
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB III-22
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB III-23
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-1
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-2
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
10. Pengembangan dan pemantapan jaringan jalan nasional untuk menghubungkan kawasan
perkotaan nasional dengan pelabuhan dan atau Bandar udara
11. Pengembangan dan pemantapan jaringan jalan nasional yang terpadu dengan jaringan
transportasi lainnya untuk mendorong perekonomian
12. Pengembangan dan atau pemantapan jaringan jalan nasional dengan memperhatikan
kawasan berfungsi lindung dan atau penerapan prasarana dan sarana yang ramah lingkungan
13. Pengembangan jaringan jalan nasional untuk meningkatkan aksesibilitas di kawasan
perbatasan Negara, kawasan tertinggal dan terisolasi, termasuk pulau – pulau kecil
14. Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan dengan memperhatikan fungsi kawasan
pertanian pangan berkelanjutan, kawasan lindung dan kawasan rawan bencana dilakukan
pada :
a. Jaringan jalan bebas hambatan antarkota yang menghubungkan:
- Medan – Kualanamu – Tebingtinggi
- Tebing tinggi – Kisaran
- Pekanbaru – Dumai
- Bukittinggi – Padang
- Terbanggi Besar – Pematang Panggang
- Bakauheni – Terbanggi Besar
- Pematang panggang – Kayuagung – Simpang Indralaya
- Rantau Prapat – Kisaran
- Duri – Dumai
- Dumai – Simpang Sigambal – Rantau Prapat
- Indralaya – Betung (Simpang Sekayu) – Tempino – Jambi
- Pekanbaru – Bangkinang – Payukumbuh – Bukittinggi
- Jambi – Rengat
- Rengat – Pekanbaru
- Binjai – Langsa
- Langsa – Lhokseumawe
- Sigli – Banda Aceh
- Palembang – Muara Enim
- Muara Enim – Lahat – Lubuk Lnggau
- Lhokseumawe – Sigli
- Lubuk Linggau – Curup – Bengkulu
- Tebingtinggi – Pematang Siantar – Parapet – Tarutung – Sibolga
- Jembatan Selat Sunda
- Jembatan Pulau Batam – Pulau Bintan
- Tebingtinggi – Kuala Tanjung
b. Jaringan jalan bebas hambatan dalam kota meliputi :
- Balmera (Belawan – Medan – Tanjung Morawa)
- Binjai – Medan
- Palembang – Indralaya
- Batu Ampar – Muka Kuning – Bandara Hang Nadim
Strategi operasionalisasi perwujudan jaringan jalur kereta api nasional meliputi:
1. Pengembangan atau pemantapan jaringan jalur kereta api antar kota yang meliputi jaringan jalur
kereta api lintas timur sumatera bagian utara, lintas tengah sumatera bagian selatan, lintas barat
sumatera bagian utara
2. Pengembangan atau pemantapan jaringan jalur kereta api antar kota yang terpadu dengan jaringan
transportasi lainnya untuk menunjang kegiatan ekonomi berdaya saing, membuka keterisolasian
wilayah dan meningkatkan keterkaitan antar wilayah
3. Pengembangan dan pemantapan jaringan jalur kereta api perkotaan untuk mendukung pergerakan
orang dan barang secara massal
4. Pengembangan jaringan jalur kereta api interkoneksi yang menghubungkan pulau sumatera
dengan pulau jawa
5. Pengembangan jaringan jalur kereta api dengan memperhatikan fungsi kawasan pertanian pangan
berkelanjutan, kawasan lindung dan kawasan rawan bencana.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-3
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-4
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-5
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-6
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-7
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-8
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Mengacu pada Rancangan Keputusan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Pulau
Sumatera, pengembangan sistem pusat-pusat permukiman di Pulau Sumatera ditekankan pada
terbentuknya fungsi dan hirarkhi pusat permukiman yang diklasifikasikan atas:
1. Pengembangan PKN (Pusat Kegiatan Nasional), menyangkut upaya:
a. Mendorong pengembangan Kota Lhoksemawe dan Batam di wilayah Timur dan Kota
Padang di wilayah Barat sebagai pusat pelayanan primer.
b. Mendorong pengembangan Kota Pekanbaru sebagai pusat pelayanan sekunder.
c. Mendorong pengembangan kota-kota Dumai dan Ranai sebagai pusat pelayanan tersier.
d. Mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan Medan-Binjai-Deli Serdang, Bandar
Lampung dsk, dan Palembang dsk, sebagai pusat pelayanan primer yang sesuai dengan
daya dukung lingkungannya.
2. Pengembangan PKW (Pusat Kegiatan Wilayah), menyangkut upaya :
a. Mendorong pengembangan kota-kota Takengon, Meulaboh, Sidikalang, Panyabungan,
Tebingtinggi, Pematang, Siantar, Balige, Pandan, Gunung, Sitoli, Rantau, Prapat, Kisaran,
Padang Sidempuan, Pariaman, Tua Pejat, Bangkinang, Bengkalis, Bagan Siapiapi,
Tembilahan, Siak Sri Indrapura, Rengat, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Pinang, Pasir
Pangarayan, Taluk Kuantan, Jambi, Sarolangun, Muara Bungo, Muara Bulian, Kuala
Tungkal, Sungailiat, Pangkalpinang, Muntok, Sadai, Tanjung Pandan, Manggar, Manna,
Bintuhan, Curup, Muko-Muko, Muara Enim, Lahat, Kayuagung, Sekayu, Baturaja,
Prabumulih, Pagar Alam, Metro, Kalianda, Manggala, Kota Agung, Kotabumi, dan kota-
kota lain yang berpotensi menjadi pusat pelayanan sekunder;
b. Mengendalikan perkembangan kota-kota Sabang, Banda Aceh, Langsa, Sibolga,
Muarasiberut, Swahlunto, Bukittinggi, Lubuk Linggau, Bengkulu, dan Liwa sebagai pusat
pelayanan sekunder sesuai dengan daya dukung lingkungannya.
3. Pengembangan PKL (Pusat Kegiatan Lokal), menyangkut upaya:
a. Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana kota yang mendukung fungsi kota sebagai
pusat pelayanan kawasan perdesaan disekitarnya.
b. Mendorong terciptanya keterkaitan sosial ekonomi antara kawasan perkotaan dan
perdesaan yang saling menguntungkan.
Dalam rangka mendorong perkembangan fungsifungsi permukiman tersebut, terutama bagi stabilitas
dan keseimbangan akselerasi perkembangan permukiman khusunya PKN, maka perlu di kembangkan
sistem jaringan jalan di Pulau Sumatera menurut prioritas penanganannya, meliputi :
1. Peningkatan jaringan jalan Lintas Timur dengan prioritas tinggi yang menghubungkan kota-
kota; Bakahuni – Ketapang – Way Jepara – Manggala – Kayu Agung – Palembang – Pangkalan
Balai – Betung – Jambi – Rengat – Pekanbaru – Dumai – Rantau Prapat – Kisaran – Tebing
Tinggi – Lubuk Pakam – Medan – Binjai – Langsa – Lhokseumawe – Banda Aceh.
2. Peningkatan jaringan Jalan Lintas Tengah dengan prioritas sedang yang menghubungkan
kota-kota: Bakauheni – Bandar Lampung – Bandar Jaya - Kota Bumi Bukit Kemuning –
Blambangan Umpu – Baturaja – Muara Enim – Lahat - Lubuk Linggau – Muara Bungo – Solok
– Bukittinggi – Lubuk Sikaping - Padang Sidempuan – Tarutung – Sidikalang – Kutacane –
Blang Kejeren - Takengon – Geumpang – Keumala - Jantho - Seulimeum - Banda Aceh;
3. Peningkatan dan pembangunan jaringan Jalan Lintas Barat dengan prioritas sedang yang
menghubungkan kota-kota: Bandar Lampung – Pringsewu - Kota Agung – Krui - Manna –
Bengkulu – Painan – Padang – Pariaman – Simpang Empat – Natal – Sibolga – Subulussalam
- Tapaktuan – Meulaboh – Banda Aceh;
4. Peningkatan dan pembangunan jaringan jalan pengumpan yang menghubungkan Lintas Barat-
Tengah–Timur dengan prioritas tinggi yang menghubungkan kota-kota: Simpang Peut –
Jeuram – Beutong Ateuh – Takengon - Bireun; Babah Ron – Trangon - Blang Kejeren – Pinding
– Lokop – Peurelak; Jantho – Lamno; Singkil – Sidikalang – Kabanjahe – Medan; Sibolga –
Tarutung – Pematang Siantar - Tebing Tinggi; Padang – Bukittinggi – Pekanbaru ; Kiliran Jao
- Rengat – Kuala Enok; Kiliran Jao – Taluk Kuantan – Pekanbaru ; Pekanbaru – Bangkinan –
Rantau Berangin ; Simpang Kumuh – Kota Tengah – Sei Rangau – Duri ; Sei Akar – Bagan
Jaya – Enok ; Rumbai Jaya – Bagan Jaya – Enok – Kuala Enok ; Ujung Batu – Rokan – Batas
Sumbar ; Muara Bungo – Jambi – Muara Sabak; Sungai Penuh – Sarolangun – Tembesi –
Jambi; Lubuk Linggau – Curup – Bengkulu ; Tanjung Iman – Muara Sahung - Baturaja; Muara
Enim – Palembang – Tanjung Apiapi; Muntok – Pangkalpinang; Tanjung Pandan – Manggar;
Krui – Liwa – Bukit Kemuning, dan Terbanggi Besar – Menggala.
5. Pembangunan jembatan Sumatera – Jawa melalui Selat Sunda.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-9
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-10
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-11
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-12
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-13
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-14
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-15
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-16
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-17
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
ix. Kawasan Suaka Margasatwa (SM), Tersebar di Kab. Bengkalis, Kab. Siak, Kab. Pelalawan,
perbatasan Kab. Kampar dengan Kab. Kuantan Singingi (SM Bukit Rimbang Bukit Baling), dan di
perbatasan Kab. Pelalawan dengan Kab. Indragiri Hulu (SM Kerumutan) dan SM Senepis–
Buluala yang baru diresmikan di wilayah Kota Dumai – Kabupaten Rokan Hilir.
x. Kawasan Taman Nasional (TN), Terdapat di perbatasan Kab. Indragiri Hulu-Kab. Indragiri Hilir
yaitu TN Bukit Tiga Puluh, TN Zamrud di Kabupaten Siak dan TN. Teso Nillo di Kab. Kampar.
xi. Kawasan Hutan Wisata (HW), Terdapat di Kota Dumai yaitu HW Sungai Dumai.
xii. Kawasan Taman Hutan Raya/Tahura (THR), Hanya terdapat di perbatasan Kab. Kampar dengan
Kab. Siak dan Kota Pekanbaru yaitu THR Sultan Syarif Hasyim serta Kawasan Hutan yang
diusulkan menjadi Tahura di Kabupaten Rokan Hulu.
xiii. Kawasan Hutan Mangrove/Bakau (Bk), Tersebar terutama di wilayah Kabupaten/Kota yang
memiliki kawasan-kawasan pantai dataran rendah marine terpengaruhi pasang surut air laut, yaitu
Kab. Rokan Hilir, Kota Dumai, Kab. Bengkalis, Kab. Pelalawan, Kab. Indragiri Hilir.
xiv. Kawasan Pusat Latihan Gajah (PLG), Hanya terdapat di Kec. Mandau, Kab. Bengkalis.
xv. Kawasan Peninggalan Sejarah / Budaya / Keagamaan / Ilmu Pengetahuan, Terdapat terutama di
Kab. Siak, Kota Pekanbaru dan Kab. Kampar.
xvi. Kawasan Masyarakat Tradisional, Terdapat di Kab. Bengkalis, Kab. Pelalawan dan Kab. Indragiri
Hulu.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-18
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
4.3 RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROPINSI SUMATERA BARAT 2012- 2032
Sumber : PP 26 Tahun 2008, dan Hasil Rencana, 2009. Keterangan : PKN dan PKW : ditetapkan sesuai kebijakan
nasional PKWp dan PKL : ditetapkan atas usulan sesuai potensi dan arah kebijakan Provinsi Sumatera Barat
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-19
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Gambar 4.8 Peta Hirarki Pusat-pusat permukiman Perkotaan di Provinsi Sumatera Barat sampai
Tahun 2029
B. Rencana Sistem Jaringan Transportasi
Rencana Jaringan Transportasi Darat
i. Jaringan Jalan
Jalan strategis nasional di Provinsi Sumatera Barat dikembangkan berdasarkan kriteria
menghubungkan PKN dan/atau PKW dengan kawasan strategis nasional.
Selanjutnya rencana pengembangan jaringan jalan di Provinsi Sumatera Barat dibedakan dalam tiga
wilayah yaitu wilayah bagian tengah, utara, dan selatan.
Sistem jaringan jalan di bagian tengah diarahkan pada pola jaringan jalan yang memperkuat keterkaitan
antara Kota Padang, Kota Pariaman, Kota Padang Panjang, Kota Bukittinggi, Kota Payakumbuh,
Batusangkar, Kota Solok yang membentuk pola radial, dan akan terkait dengan pola “linier” dari Kota
Payakumbuh menghubungkan Kota Bangkinang Provinsi Riau. Dari wilayah tengah ke utara yaitu
Lubuk Sikaping menuju Kota Nopan Provinsi Sumatera Utara, dan dari Kota Pariaman, Simpang Empat
menuju Natal Provinsi Sumatera Utara. Untuk wilayah bagian selatan menghubungkan Kota Solok,
Pulau Punjung, Sungai Rumbai menuju Muaro Bungo Provinsi Jambi, kemudian dari Kota Solok,
Padang Aro menuju Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi. Selanjutnya masih wilayah bagian selatan
yaitu dari Kota Padang, Painan, Tapan menuju Muko-muko Provinsi Bengkulu.
Sistem jaringan jalan di bagian utara diarahkan pada pola jaringan jalan yang dapat memperkuat
keterkaitan Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Riau. Pola aliran
barang dan jasa pada lintas jalan kota-kota sangat dipengaruhi oleh pola aktivitas dari kota-kota di
bagian tengah terutama Kota Payakumbuh, Kota Bukittinggi dan Kota Solok sebagai kekuatan penarik
aliran barang dan jasa tersebut.
Sistem jaringan jalan di bagian selatan diarahkan pada pola jaringan jalan yang memperkuat
keterkaitan Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Jambi dan Provinsi Bengkulu.
Berdasarkan uraian tersebut, maka rencana pengembangan jaringan jalan di Provinsi Sumatera Barat
meliputi :
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-20
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
a. Rencana jalan arteri primer yang menghubungkan simpul – simpul sebagai berikut :
1. Kota Padang – Kota Bukittinggi;
2. Kota Bukittinggi – Kota Payakumbuh;
3. Kota Payakumbuh – Sarilamak – Batas Provinsi Riau;
4. Kota Bukittinggi – Lubuk Sikaping;
5. Lubuk Sikaping – Batas Provinsi Sumatera Utara;
6. Kota Padang – Kota Solok;
7. Lubuk Selasih – Padang Aro – Batas Provinsi Jambi;
8. Kota Solok – Kiliranjao;
9. Kiliranjao – Batas Provinsi Riau;
10. Kiliranjao – Batas Provinsi Jambi;
11. Kota Padang Panjang – Kota Solok
12. Kota Padang – Painan;
13. Painan – Batas Provinsi Bengkulu;
14. Kota Padang – Kota Pariaman;
15. Kota Pariaman – Simpang Empat;
16. Simpang Empat – Batas Provinsi Sumatera Utara
Rencana jalan kolektor primer yang menghubungkan simpul-simpul sebagai berikut :
1. Pasar Baru – Alahan Panjang – Kiliranjao;
2. Simpang Empat – Talu – Panti;
3. Rao – Koto Tinggi;
4. Lubuk Basung – Kota Bukittinggi;
5. Kota Pariaman – Sicincin;
6. Kota Payakumbuh – Sitangkai – Muaro Sijunjung;
7. Baso – Batusangkar;
8. Batusangkar – Kota Sawahlunto;
9. Kota Padang Panjang – Batu Sangkar;
10. Batu Sangkar – Sitangkai;
11. Kota Solok – Alahan Panjang;
12. Padang Aro – Kab. Dharmasraya.
13. Duku – Sicincin – Malalak – Balingka – Jembatan Ngarai Sianok – Kota Bukittinggi
14. Aro Suka – Pintu Angin – Lubuk Selasih
15. Alai – By Pass
b. Rencana pengembangan jalan strategis nasional adalah yang menghubungkan antara Silaping –
Manggopoh.
c. Rencana pengembangan jalan bebas hambatan adalah yang menghubungkan Kota Padang – Kota
Bukittinggi dan Kota Bukittinggi – Kota Payakumbuh – Batas Provinsi Riau.
Pada Tabel 4.2, dan Gambar 4.9 ditunjukkan rencana pengembangan jaringan jalan di Provinsi
Sumatera Barat hingga tahun 2029.
Tabel 4.2. Rencana Pengembangan/ Pembangunan Ruas Jaringan Jalan dan Jembatan di Provinsi
Sumatera Barat Hingga Tahun 2029
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-21
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-22
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-23
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-24
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-25
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-26
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
v. Transportasi Udara
Secara nasional tatanan kebandarudaraan nasional dibangun sebagai pendorong, penggerak dan
penunjang pembangunan nasional. Bandara yang ada di provinsi ini meliputi Bandara Internasional
Minangkabau di Kabupaten Padang Pariaman (Bandara Pengumpul), Bandara Lanud Tabing di Kota
Padang, Bandara Rokot dan Minas (MPLC) di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Bandara di Kabupaten
Dharmasraya, Bandara Piobang di Kabupaten Limapuluh Kota, dan Bandara Tidar Kerinci Agung di
Kabupaten Solok Selatan.
Selain Bandara Internasional Minangkabau, bandara lain yang juga akan dikembangkan yaitu Bandar
Udara Rokot di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Bandar Udara di Kabupaten Dharmasraya, dan
Bandar Udara di Kabupaten Limapuluh Kota. Disamping itu juga akan dikembangkan pembangunan
bandar udara baru di Kabupaten Kepulauan Mentawai (salah satunya dalam rencana di Siberut
Selatan) dan di Kabupaten Pasaman Barat, yang berfungsi “Three in One” sebagai bandara
darurat/evakuasi bencana/tsunami/perang, penerbangan umum, dan angkutan perintis.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-27
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Sumber : RTRWP Sumbar 2012-2032 Keterangan : 1) Terhadap luas hutan lindung per kabupaten /kota 2)
Terhadap jumlah perubahan luas hutan lindung provinsi 3) Angka luasan rencana dapat saja berubah setelah ada
penetapan dari Menteri Kehutanan.
b. Kawasan Bergambut
Wilayah yang termasuk kawasan bergambut di Sumatera Barat yang memiliki ketebalan ≥3 meter
menyebar di Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Agam bagian barat di daerah Tiku dan Masang,
serta di Kabupaten Pesisir Selatan di daerah Lunang dan Silaut. Kawasan ini ditetapkan sebagai
kawasan lindung karena kemampuannya menyimpan/memendam karbondioksida (CO2) dan berkaitan
dengan pemanasan global yang terjadi.
c. Kawasan Resapan Air
Beberapa kawasan resapan air di Provinsi Sumatera Barat yang direncanakan sebagai kawasan
lindung sebagian besar terdapat di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Solok, Kabupaten
Solok Selatan, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Pasaman,
Kabupaten Agam, Kabupaten Sijiunjung dan Kota Padang.
d. Kawasan Perlindungan Setempat
Rencana sebaran lokasi kawasan perlindungan setempat di Provinsi Sumatera Barat tersebut,
sebagaimana terlihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Rencana Sebaran Kawasan Perlindungan Setempat Provinsi Sumatera Barat
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-28
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-29
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Kabupaten Lima Puluh Kota sampai wilayah perbatasan Provinsi Riau, Kabupaten Tanah Datar,
Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Kota Padang, Kota Solok, Kabupaten Sijunjung, Kota
Sawahlunto, Kabupaten Pesisir Selatan hingga ke perbatasan Provinsi Bengkulu.
b) Kawasan Rawan Gelombang Pasang
Kawasan ini ditetapkan bagi kawasan sekitar pantai yang memiliki kecepatan gelombang 10-100 km
yang diakibatkan oleh angin, dan grafitasi bulan atau matahari. Wilayah Sumatera Barat yang rawan
terhadap gelombang pasang adalah kawasan pantai di Kota Padang, Kota Pariaman, Kabupaten
Padang Pariaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Pesisir Selatan dan
Kabupaten Pasaman Barat.
c) Kawasan Rawan Banjir
Kawasan rawan bencana banjir di Provinsi Sumatera Barat meliputi kawasan Kinali, Air Bangis, dan
Sasak di Kabupaten Pasaman Barat; Painan, Air Haji, dan sekitar Lunang Silaut, Tarusan, Kambang
di Kabupaten Pesisir Selatan; Kota Solok, Kota Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Solok, Kabupatern
Solok Selatan, Kabupaten Padang Pariaman; Kabupaten Limapuluh Kota, Kota Sawahlunto,
Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Kepulauan Mentawai, dan Kabupaten
Agam. Sekitar 75-80 % bencana alam merupakan bencana yang terkait dengan iklim, seperti banjir,
badai, kekeringan, penyakit hingga longsor. Sebanyak 33% merupakan bencana banjir, disusul badai
23%, kekeringan 15,2%, penyakit 15,2%, dan longsor 4,5%. Bencana gempa dan tsunami yang tidak
ada kaitannya dengan iklim hanya tujuh persen. Pada Tabel 4.5 ditunjukkan kawasan rawan banjir di
Provinsi Sumatera Barat.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-30
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Sumatera, terdapat Great Sumatra Fault di sepanjang pesisir barat Sumatera dan Mentawai Fault di
kepulauan Mentawai yang saling mendesak sehingga terjadi gerakan di lempeng besar dan micro plate.
Gempa tektonik, dengan sumber gempa penunjaman Jawa-Sumatra yang berpusat di laut sebelah
barat sepanjang pantai barat Sumatera, dengan tingkat intensitas kerusakan pada skala VI-VII MMI
(Modified Mercally Intensity) mencakup Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang, Kota Pariaman,
Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman Barat, dan Kabupaten
Kepulauan Mentawai.
iii. Kawasan rawan gerakan tanah
Sebagian besar wilayah Provinsi Sumatera Barat rawan terhadap terjadinya gerakan tanah, terkait
dengan struktur dan jenis batuan pembentuknya. Beberapa daerah yang ditetapkan rawan gerakan
tanah adalah Kabupaten Pasaman, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten
Agam, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang Panjang, Kota Padang, Kota Solok, Kota
Sawahlunto, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Sijunjung, dan Kabupaten Pesisir
Selatan.
iv. Kawasan yang terletak di zona patahan aktif
Zona patahan aktif Sumatera meliputi kawasan sekitar patahan Semangko yang mencakup wilayah
Kabupaten Pasaman, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Agam, Kota Bukittinggi, Kota Padang
Panjang, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok, Kota Solok, dan Kabupaten Solok Selatan dengan
tingkat intensitas kerusakan mencapai skala VIII-IX MMI.
v. Kawasan rawan tsunami
Kawasan rawan tsunami meliputi seluruh kawasan pesisir pantai Provinsi Sumatera Barat termasuk
Kepulauan Mentawai beserta pulau- pulau kecil lainnya.
vi. Kawasan rawan abrasi
Abrasi pantai terjadi pada daerah pantai dengan komposisi batuan sedimen lunak yang dicirikan oleh
pantai landai dan berhadapan langsung dengan laut lepas. Kawasan ini mulai dari Kota Padang hingga
Kota Pariaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman Barat, dan Kabupaten Pesisir Selatan serta
Kepulauan Mentawai.
c) Kawasan yang Memberikan Perlindungan Terhadap Air Tanah
Kawasan ini termasuk kawasan tuf Ngarai Sianok, Danau Dibawah, dan kaldera Gunung Marapi.
Kawasan Lindung Lainnya Di Provinsi Sumatera Barat yang termasuk kedalam kawasan lindung
lainnya adalah taman buru, cagar biosfir dan kawasan perlindungan plasma nutfah, untuk jelasnya lihat
Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Penyebaran Kawasan Lindung Lainnya No Kawasan Lindung Lainnya (Ha)
B. Kawasan Budidaya
Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Kawasan budidaya hutan produksi, dibedakan menjadi hutan
produksi terbatas, hutan produksi tetap, hutan produksi yang dapat di konversi. Untuk rencana
pengembangan kawasan peruntukan hutan produksi sampai dengan tahun 2029 adalah seluas
751.412 Ha yang terdiri dari kawasan hutan produksi terbatas (HPT) seluas 224.726 Ha, hutan produksi
tetap (HP) seluas 287.563 Ha, dan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK) seluas 239.123 Ha.
Kawasan hutan produksi tersebut diarahkan pengembangannya di Kabupaten Pasaman, Kabupaten
Pasaman Barat, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Dhamasraya, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten
Agam, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Pesisir Selatan,
Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, dan Kota Sawahlunto.
Tabel 4.8 sampai Tabel 4.10 menunjukkan rencana sebaran dan luas kawasan hutan produksi di
Provinsi Sumatera Barat hingga tahun 2029.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-31
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Tabel 4.8 Rencana Luas dan Perubahan Luas Hutan Produksi Terbatas Provinsi Sumatera Barat
Hingga Tahun 2029 Dirinci per Kabupaten/Kota
Sumber : Hasil rencana, 2009 dan SK menhut 304/2011 Keterangan : 1) Terhadap luas hutan produksi terbatas
per kabupaten/kota 2) Terhadap jumlah perubahan luas hutan produksi terbatas provinsi 3) Angka luasan rencana
dapat saja berubah setelah ada penetapan dari Menteri Kehutanan.
Tabel 4.9 Rencana Luas dan Perubahan Luas Hutan Produksi Provinsi Sumatera Barat Hingga
Tahun 2029 Dirinci per Kabupaten/Kota
Sumber : Hasil rencana, 2009 dan SK menhut 304/2011 Keterangan : 1) Terhadap luas hutan produksi per
kabupaten/kota 2) Terhadap jumlah perubahan luas hutan produksi provinsi 3) Angka luasan rencana dapat saja
berubah setelah ada penetapan dari Menteri Kehutanan.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-32
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Tabel 4.10 Rencana Luas dan Perubahan Luas Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi Provinsi
Sumatera Barat Hingga Tahun 2029 Dirinci per Kabupaten/Kota
Sumber : Hasil rencana, 2009 dan SK menhut 304/2011 Keterangan : 1) Terhadap luas hutan produksi yang dapat
dikonversi per kabupaten/kota 2) Terhadap jumlah perubahan luas hutan produksi yang dapat dikonversi provinsi
3) Angka luasan rencana dapat saja berubah setelah ada penetapan dari Menteri Kehutanan.
Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat
Kawasan hutan rakyat disebut juga sebagai hutan milik, adalah hutan yang tumbuh di atas tanah yang
dibebani hak milik atau ulayat (adat) baik secara perseorangan/kelompok atau badan hukum
sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup hayati beserta
lingkungannya. Rencana sebaran kawasan hutan rakyat dikembangkan di seluruh wilayah
kabupaten/kota dalam Provinsi Sumatera Barat yang berpotensi untuk dikembangkan.
Kawasan Peruntukan Perkebunan
Rencana pengembangan kawasan perkebunan di Provinsi Sumatera Barat meliputi Kabupaten
Limapuluh Kota, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Pesisir Selatan,
Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Agam,
Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kabupaten Kepulauan
Mentawai.
Kawasan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Rencana pengembangan budidaya pertanian tanaman pangan dan hortikultura diarahkan untuk
pemanfaatan secara intensif lahan-lahan yang belum dimanfaatkan dan tersebar di seluruh wilayah
kabupaten/kota dalam Provinsi Sumatera Barat. Selain itu juga akan ditetapkan lahan-lahan pertanian
tanaman pangan abadi untuk mendukung ketahanan pangan.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-33
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-34
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
DPP IV
Meliputi karidor Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan dan Kota Solok dengan pusat
layanan di Arosuka. DPP ini didominasi jenis wisata rekreasi danau dan sungai, pegunungan,
hutan, agro, taman nasional budaya dan kesenian.
DPP V
DPP ini meliputi koridor Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Dharmasraya
yang didominasi oleh jenis wisata peninggalan sejarah, tambang, rekreasi agro, olah raga,
hutan dengan pusat layanan di Kota Sawahlunto.
DPP VI
Meliputi Kabupaten Pesisir Selatan dengan pusat layanan di Painan. Berupa objek wisata
bahari, seperti Kawasan Wisata Mandeh, yang berfungsi sebagai Pusat Pengembangan
Wisata Bahari Wilayah Barat.
DPP VII
Meliputi Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sesuai dengan kondisi geografis berupa kepulauan
dan berbatasan langsung dengan laut lepas Samudera Hindia, maka kawasan ini didominasi
oleh wisata bahari yang dilengkapi dengan wisata budaya dan alam. Pusat layanan pada DPP
ini adalah Kota Tua Pejat/Muara Siberut.
Lokasi yang memiliki bentang lahan pantai dan ekosistem laut yang potensial untuk kegiatan-kegiatan
wisata bahari dan rekreasi yang bernilai komersil untuk kawasan pesisir zonasinya terutama terdapat
di perairan Siberut Selatan.
Kawasan Permukiman
Kawasan permukiman merupakan kawasan di luar kawasan lindung yang digunakan sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian masyarakat yang berada di wilayah perkotaan dan
perdesaan Provinsi Sumatera Barat, dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan
diupayakan tidak melakukan peralihan fungsi terhadap lahan pertanian teknis.
Secara keseluruhan luas lahan terbangun di Provinsi Sumatera Barat direncanakan seluas 70.328 ha,
sebagian besar kawasan terbangun berupa permukiman, yang dapat dibedakan dalam dua kelompok
yakni permukiman perkotaan, dan permukiman perdesaan (termasuk pesisir).
Kawasan Peruntukan Lahan Transmigrasi
Untuk rencana kawasan transmigrasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah di Provinsi Sumatera
Barat terdapat lahan yang telah disediakan yaitu hanya berada di 7 (tujuh) kabupaten, yaitu
Dharmasraya, Kepulauan Mentawai, Limapuluh Kota, Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Sijunjung, Solok
Selatan Seluas 163.754,18 hektar (3,87%).
Kawasan Peruntukan Lainnya
Kawasan peruntukan lainnya berdasarkan PP 26 Tahun 2008 tentang RTRWN mencakup kawasan
tempat beribadah, kawasan pendidikan, dan kawasan pertahanan keamanan. Kawasan pertahanan
keamanan yang dimaksud disini adalah pertahanan keamanan daerah dan lingkungan.
Untuk wilayah Provinsi Sumatera Barat ditetapkan juga kawasan perternakan dan kawasan budidaya
perairan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
C. Kawasan Budidaya yang Memiliki Nilai Strategis
Kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis di Provinsi Sumatera Barat adalah merupakan kawasan
andalan yang ditetapkan secara nasional dengan PP Nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). Kawasan andalan tersebut terdiri dari :
1. Kawasan Padang Pariaman dan sekitarnya;
2. Kawasan Agam - Bukittinggi (PLTA Koto Panjang);
3. Kawasan Kepulauan Mentawai dan sekitarnya;
4. Kawasan Solok dan sekitarnya (Danau Kembar Diatas /Dibawah-PIP Danau Singkarak - Lubuk
Alung -Ketaping);
5. Kawasan Laut Kepualauan Mentawai (Siberut dan sekitarnya).
Sedangkan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
terdiri dari :
1. Instalasi Militer : kawasan strategis yang digunakan untuk pangkalan militer (TNI AL), tempat
pendaratan, pembuangan mesiu, dan kegiatan militer lainnya. Zona instalasi militer dengan
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-35
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
sub zona dermaga kapal perang ditetapkan di Saibi Kabupaten Kepulauan Mentawai dan sub
zona pembuangan bahan peledak dapat dialokasikan hampir di seluruh kabupaten/kota yang
memiliki wilayah pesisir dengan memperhatikan kawasan konservasi disekitarnya. Sedangkan
rencana lokasi untuk kawasan instalasi militer, seperti markas komando ditetapkan di bukit peti-
peti Teluk Bayur Kota Padang dan pangkalan militer ditetapkan di Pulau Pisang Kota Padang.
Dalam pengembangan dan pembangunan kawasan instalasi militer harus memperhatikan
kawasan konservasi laut disekitarnya dan mempertahankan sedapat mungkin keaslian
(keasrian) pemandangan, faktor biologi, kualitas air dan nilai-nilai penting lingkungan lainnya.
2. Pelabuhan Kelas A : kawasan strategis yang diperuntukan bagi pelabuhan Kelas A (pelabuhan
samudera, terminal peti kemas, dan pelabuhan skala nasional lainnya).
Rencana pola ruang Provinsi Sumatera Barat hingga tahun 2032 sebagaimana disampaikan pada
Gambar 4.11.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IV-36
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Gambar 5.1. Lokasi Survai Perhitungan Volume Lalu Lintas Wilayah Sumatera Barat
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-1
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Gambar 5.2. Lokasi Survai Perhitungan Volume Lalu Lintas Wilayah Riau
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-2
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
5.2.2 Survai Penghitungan Volume Lalu Lintas Persimpangan (Intersection Traffic Count Survey)
Tujuan Survai
Survai pergerakan lalu lintas pada persimpangan bertujuan untuk mengetahui besarnya volume lalu
lintas yang menggunakan persimpangan dan kinerja simpang tersebut.
Lokasi dan Waktu dan Periode Pelaksanaan
Perhitungan lalu lintas di persimpangan berdasarkan jenis kendaraan dan penunjukan waktu dan
dilakukan 2 hari (1 hari kerja dan 1 hari libur) untuk setiap kaki simpang selama 16 jam. Pelaksanaan
Survai pencacahan lalu lintas di simpang dilakukan di 4 lokasi. Survai dilakukan selama 16 jam dimulai
dari pukul 06.00 - s/d 22.00 hari berikutnya selama 1 hari kerja (1 x 16 jam) dan 1 hari libur (1 x 16 jam).
Pada pelaksanaan 1 (satu) hari survai dibagi dalam 2 (dua) periode, 1 periode selama 8 jam dilakukan
untuk dua arah :
Periode I : jam 06.00 - 14.00
Periode II : jam 14.00 - 22.00
Lokasi pos survai lalu lintas dan waktu pelaksanaannya dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut :
Tabel 5.2. Lokasi Survai Penghitungan Volume Lalu Lintas Persimpangan
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-3
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Metode Survai
Survai kecepatan lalu lintas dilaksanakan pada hari kerja jam sibuk pagi atau jam sibuk sore di ruas-
ruas jalan yang disurvai dengan ketentuan :
jarak dan waktu yang ditempuh antara tiap titik tertentu dari titik awal diukur
pengemudi yang melakukan survai diinstruksikan untuk berjalan dengan kecepatan normal
mengikuti arus lalu lintas pada ruas jalan yang ada dan waktu dicatat. Pencatatan waktu
dilakukan baik untuk total waktu tempuh maupun waktu terjadinya tundaan di ruas maupun di
simpang.
Hasil Survai
Hasil survai kecepatan perjalanan yang selengkapnya dapat dilihat pada Laporan Hasil Survai Lalu
Lintas.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-4
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
5.2.4 Survai Asal – Tujuan Perjalanan dengan Wawancara Tepi Jalan (Road Side Interview
Survey)
Tujuan Survai
Survai kecepatan perjalanan ini bertujuan untuk mendapatkan distribusi perjalanan pada koridor studi.
Data distribusi perjalanan merupakan hal yang penting khususnya untuk menganalisa sebaran
perjalanan dari asal – tujuan di koridor wilayah studi yang diperkirakan menggunakan jalan tol yang
diusulkan.
Waktu dan Periode Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan Survai Asal Tujuan Perjalanan dengan Wawancara Tepi Jalan (Road Side
Interview Survey) dikoordinir oleh Traffic Engineer. Survai ini dilaksanakan selama 1 (satu) hari kerja 8
jam atau sesuai pemenuhan jumlah sampel yang direncanakan pada tempat 1 pos survai pada periode
waktu jam 08.00 - 16.00
Tabel 5.4. Lokasi Survai Asal – Tujuan Perjalanan Metode Wawancara Tepi Jalan
Metode Survai
Survai kecepatan lalu lintas dilaksanakan pada hari kerja di pos yang disurvai dengan ketentuan :
Kendaraan dihentikan oleh petugas dan pengemudi ditanya oleh surveyor;
Jumlah kendaraan yang disurvai disesuaikan dengan kecepatan surveyor dalam mengajukan
pertanyaan dan mengisi formulir.
Hasil Survai
Hasil survai kecepatan perjalanan yang selengkapnya dapat dilihat pada Laporan Hasil Survai Lalu
Lintas.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-5
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Tabel 5.5. Rangkuman Hasil Survai Lalu Lintas (Ruas Jalan) di Wilayah Studi pada Hari Kerja (Total kend/hari)
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-6
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Tabel 5.6. Rangkuman Hasil Survai Lalu Lintas (Ruas Jalan) di Wilayah Studi pada Hari Libur (Total kend/hari)
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-7
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Gambar 5.3. Volume Lalu Lintas di Ruas Hasil Survei Lalu Lintas pada Jam Sibuk- Hari Kerja
Gambar 5.4. Volume Lalu Lintas di Ruas Hasil Survei Lalu Lintas pada Jam Sibuk - Hari Libur
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-8
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Sebagai ilustrasi fluktuasi arus lalu lintas harian dan komposisi kendaraan pada beberapa lokasi
pengamatan dapat dilihat pada Gambar 6.5 sampai dengan Gambar 6.28.
Gambar 5.5 Fluktuasi Arus Lalu Lintas Hari Kerja di Ruas Perbatasan Sumbar Riau (TC 01)
Gambar 5.6 Fluktuasi Arus Lalu Lintas Hari Libur di Ruas Perbatasan Sumbar Riau (TC 01)
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-9
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Gambar 5.7 Proporsi Moda Angkutan Hari Kerja di Ruas Perbatasan Sumbar Riau (TC01)
Gambar 5.8 Proporsi Moda Angkutan Hari Libur di Ruas Perbatasan Sumbar Riau (TC01)
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-10
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Gambar 5.9 Fluktuasi Arus Lalu Lintas Hari Kerja di Ruas Baso ( TC 02 )
Gambar 5.10 Fluktuasi Arus Lalu Lintas Hari Libur di Ruas Baso (TC 02)
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-11
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-12
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Gambar 5.13 Fluktuasi Arus Lalu Lintas Hari Kerja di Ruas Lubuk Sikaping (TC 03)
Gambar 5.14 Fluktuasi Arus Lalu Lintas Hari Libur di Ruas Lubuk Sikaping (TC 03)
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-13
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Gambar 5.15 Proporsi Moda Angkutan Hari Kerja di Ruas Lubuk Sikaping ( TC 03 )
Gambar 5.16 Proporsi Moda Angkutan Hari Libur di Ruas Lubuk Sikaping ( TC 03 )
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-14
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Gambar 5.17 Fluktuasi Arus Lalu Lintas Hari Kerja di Ruas Padang Lua Maninjau (TC 04)
Gambar 5.18 Fluktuasi Arus Lalu Lintas Hari Libur di Ruas Padang Lua Maninjau (TC 04)
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-15
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Gambar 5.19 Proporsi Moda Angkutan Hari Kerja di Ruas Padang Lua Maninjau ( TC 04 )
Gambar 5.20 Proporsi Moda Angkutan Hari Libur di Ruas Padang Lua Maninjau ( TC 04 )
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-16
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Gambar 5.21 Fluktuasi Arus Lalu Lintas Hari Kerja di Ruas By Pass Teluk Bayur (TC 05)
Gambar 5.22 Fluktuasi Arus Lalu Lintas Hari Libur di Ruas By Pass Teluk Bayur (TC 05)
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-17
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Gambar 5.23 Proporsi Moda Angkutan Hari Kerja di Ruas By Pass Teluk Bayur ( TC 05 )
Gambar 5.24 Proporsi Moda Angkutan Hari Libur di Ruas By Pass Teluk Bayur ( TC 05 )
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-18
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Gambar 5.25 Fluktuasi Arus Lalu Lintas Hari Kerja di Ruas Jalan Adinegoro (TC 06)
Gambar 5.26 Fluktuasi Arus Lalu Lintas Hari Libur di Ruas Jalan Adinegoro (TC 06)
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-19
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Gambar 5.27 Proporsi Moda Angkutan Hari Kerja di Ruas Jalan Adinegoro ( TC 06 )
Gambar 5.28 Proporsi Moda Angkutan Hari Libur di Ruas Jalan Adinegoro ( TC 06 )
Gambar 5.5, Gambar 5.6, Gambar 5.9, Gambar 5.10, Gambar 5.13 dan Gambar 5.14 menunjukkan
fluktuasi lalu lintas periode harian pada beberapa ruas jalan. Dari gambar tersebut terlihat bahwa
volume puncak terjadi pada pagi jam 06.00 s/d 08.00 dan sore jam 16.00 s/d 18.00 pada hari kerja
sedangkan pada hari libur terlihat berbeda pada gambar fluktuasinya. Volume lalu lintas jam puncak
terhadap lalu lintas harian rata-rata adalah sebagai berikut:
Sedangkan gambaran komposisi lalu lintas yang terlihat pada Gambar 5.7, Gambar 5.8 dan Gambar
5.11, Gambar 5.12 menunjukkan lebih banyak didominasi oleh sepeda motor. Kondisi ini seperti juga
di daerah-daerah lain dipicu oleh produksi kondisi angkutan umum yang kurang memadai, tingkat
pendapatan yang relatif rendah dan prosedur kepemilikan sepeda motor yang sangat mudah dan
murah.
5.3.2 Volume Lalu Lintas di Simpang
Disamping volume lalu lintas di ruas jalan, pada studi ini juga dilakukan survai untuk melihat volume
lalu lintas di persimpangan. Lokasi simpang yang disurvai adalah meliputi:
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-20
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-21
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-22
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-23
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-24
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-25
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-26
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Dari tabel rekapitulasi sampel terlihat dominasi distribusi pergerakan adalah dari Pekanbaru – Padang
dan arah sebaliknya.
Komposisi maksud perjalanan dari sampel yang disurvai menunjukkan mayoritas perjalanan dilakukan
dengan maksud bekerja, diikuti dengan perjalanan bisnis. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 5.30. dan
Gambar 5.31.
Gambar 5.30. Komposisi Maksud Perjalanan dari Rekapitulasi Sampel (Jalan Tol Pekanbaru-
Padang)
Gambar 5.31. Komposisi Maksud Perjalanan dari Rekapitulasi Sampel (Jalan Tol Padang-
Pekanbaru)
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB V-27
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-1
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-2
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-3
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Gambar 6.3 Daftar Pembagian Zona Lalu Lintas dalam Konteks Pulau Sumatera
6.2.2 Komputerisasi Sistem Jaringan Jalan
Disamping pengembangan zona lalulintas dibutuhkan pula pembuatan sistem jaringan transportasi
untuk model sebagai alat bantu dalam menentukan impedance factor dan dalam proses pemilihan rute.
Model penyediaan jaringan transportasi akan terdiri dari 2 (dua) sistem utama yaitu sistem jaringan
jalan dan sistem jaringan angkutan umum (transit lines). Sistem jaringan jalan pada daerah studi akan
berupa jaringan jalan primer. Sistem jaringan jalan tersebut disusun sedemikian rupa yang
direpresentasikan sebagai node (centroid untuk basis zona) dan link. Node dapat berupa
persimpangan/pertemuan jalan atau titik dimana terjadi perubahan karakteristik ruas jalan sedangkan
centroid berupa titik awal dan akhir suatu perjalanan. Link merupakan garis yang mewakili suatu ruas
jalan. Setiap node dan link mempunyai karakteristik yang unik dan berisi informasi antara lain sebagai
berikut:
• Node berisi informasi mengenai koordinat, pengaturan arah arus lalu-lintas serta informasi lain
yang berkaitan dengan kondisi lalu-lintas pada persimpangan.
• Link berisi informasi mengenai panjang jalan, jumlah lajur lalu-lintas, jenis kendaraan (moda)
yang beroperasi, fungsi-fungsi arus lalu-lintas (fungsi volume-kecepatan, volume perlambatan
dll).
Untuk dapat melakukan analisa secara lebih mendalam pada suatu jaringan transportasi skala luas
(dalam hal ini wilayah Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Riau), perlu dikembangkan suatu model
transportasi yang dapat me-’replikakan’ situasi lapangan sebenarnya. Adanya model transportasi yang
valid akan dapat mempermudah dalam memberikan gambaran maupun analisa tentang kondisi
jaringan transportasi untuk tahun-tahun rencana dari daerah yang ditinjau. Dengan demikian dapat
dilihat bahwa tahapan ini cukup penting dalam proses perencanaan dan penyusunan program
pengembangan transportasi secara keseluruhan.
Jaringan jalan yang sudah di masukkan dalam peta digitasi untuk keperluan simulasi dapat dilihat pada
Gambar 6.4 Peta yang sudah didigitasi ini merupakan jaringan jalan yang kondisinya relatif mantap.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-4
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-5
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-6
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Tabel 6.2 Jumlah Arus Lalulintas Hasil Pengamatan dan Hasil Pemodelan Sesudah Kalibrasi
Gambar 6.6 Hubungan Arus Lalulintas Hasil Pengamatan dan Hasil Pemodelan Sesudah Kalibrasi
Dari gambar di atas terlihat bahwa proses kalibrasi menjadikan arus lalu lintas hasil pemodelan lebih
mendekati nilai arus lalu lintas hasil survai. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai R2 antara arus lalu
lintas hasil pemodelan dan hasil survai yang mencapai 0,98.
Dalam penerapannya pada saat kalibrasi model, referensi yang digunakan adalah distribusi frekuensi
perjalanan terhadap jarak/waktu perjalanan (Trip Length Frequency Distribution, TLFD). Salah satu
contoh kalibrasi model distribusi lalu lintas dengan memperbandingkan distribusi frekuensi perjalanan
(TLFD) antara pola sebaran hasil survey (observed pattern) dan pola sebaran hasil sintesa (synthesized
pattern) ditunjukkan pada Gambar 6.7.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-7
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-8
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Matriks Asal Tujuan hasil survei masih mengandung kesalahan karena tidak menggunakan volume lalu
lintas di seluruh ruas jalan. Menggunakan survei asal tujuan juga dapat menimbulkan masalah karena
ketidak cukupan jumlah sampel dan hasil analisis bias karena terdapat beberapa sel bernilai 0 sehingga
tidak diperoleh informasi.
Keterbatasan ini akan membuat analisis akan sangat tergantung pada proporsi perjalanan berdasarkan
pada survei asal tujuan dan tingkat perjalanan antara asal dan tujuan. Sehingga matriks asal-tujuan
yang dihasilkan pada proses tersebut bukan nilai asal-tujuan akhir. Nilai tersebut hanya merupakan
sumber awal yang mengurangi gap antara lalu lintas hasil survei dan hasil model untuk matriks asal-
tujuan akhir.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-9
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-10
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Model bangkitan perjalanan dapat dikembangkan dengan menggunakan teknik “stepwise multiple regression”
yaitu :
Selanjutnya pada tahap kondisi saat ini, dibentuk suatu nilai bangkitan yang menunjukkan tingkat
perjalanan (trip rate) dari suatu wilayah yang menggunakan moda transportasi darat. Model bangkitan
perjalanan yang digunakan pada studi ini didasarkan pada model bangkitan perjalanan pada studi The
Establishment of A Master Plan For The Arterial Road Network in Sumatra Island (MARS, 2010).
Model bangkitan perjalanan yang digunakan adalah menggunakan persamaan regresi dengan variabel
bebas adalah penduduk dan PDRB. Model bangkitan perjalan dibuat untuk perjalanan penumpang dan
perjalanan barang.
Dari hasil studi sebelumnya, jumlah penduduk merupakan masukan utama dalam menentukan tingkat
bangkitan perjalanan. Persamaan regresi untuk tiap jenis matriks adalah sebagai berikut:
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-11
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-12
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Dari model-model diatas, prediksi perjalan sangat berkorelasi dengan data penduduk dan PDRB. PT.
Gambar 6.11. di bawah ini menunjukkan nilai bangkitan perjalanan total di tiap zona untuk kondisi
saat ini.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-13
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Fungsi impedance yang diterapkan di dalam model gravity ini merupakan fungsi dari jarak perjalanan
antar zona (travel distance).
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-14
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Dalam proses kalibrasi, dapat menggunakan ‘power function’ dan ‘exponential function’ sebagai fungsi
impedance. Fungsi dari ‘power function’ adalah sebagai berikut:
Sedangkan fungsi impedan dengan ‘exponential function’ persamaannya adalah sebagai berikut:
Dalam menentukan parameter-parameter kalibrasi, proses dilakukan dengan cara iteratif sedemikian
sehingga diperoleh perbedaan antara mean trip length model dan survai minimal 3% (J.A. Black, 1981).
Dalam studi ini dikembangkan model gravity dengan menggunakan fungsi impedan ‘exponential
function’ untuk meniru distribusi perjalanan yang terjadi yang didasarkan pada moda yang digunakan
dalam perjalanan (matriks kendaraan pribadi, angkutan umum dan angkutan barang).
Setelah dikalibrasi, model doubly constraint gravity model dengan exponential function sebagai
hambatan perjalanan, maka persaman yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Gambar 6.12 di bawah ini menunjukkan perbedaan antara observed value dan estimated value.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-15
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-16
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Tabel 6.4 Pola Pergerakan Antar-Zona Dari Hasil “expanded” Survei Wawancara Arah Padang – Pekanbaru
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-17
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Tabel 6.5 Pola Pergerakan Antar-Zona Dari Hasil “expanded” Survei Wawancara Arah Pekanbaru – Padang
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-18
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Dari Tabel di atas terlihat bahwa pergerakan yang terbesar adalah pergerakan dari dan ke kota Padang
dan Pekanbaru.
6.3.2 Pemilihan Moda (Modal Split)
Setelah sebaran perjalanan dari satu zona ke zona lainnya diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah
memprakirakan proporsi jumlah penumpang yang akan menggunakan setiap moda angkutan yang
tersedia (mobil pribadi, angkutan umum dan angkutan barang). Pemisahan moda dilakukan bersamaan
dengan proses pengembangan bangkitan perjalanan.
Berdasarkan hasil survai primer diperoleh angka prosentase pemakaian moda adalah sepeda motor
sekitar 36 %, kendaraan pribadi sekitar 33 %, kendaraan umum sekitar 3 % dan angkutan barang
sekitar 28 %. Dari angka ini terlihat bahwa peranan sepeda motor dan kendaraan pribadi (sedan) masih
sangat dominan dalam kontribusinya terhadap volume lalu lintas.
Gambar 6.14 Pemilihan Moda Di Ruas Perbatasan Provinsi Sumatera Barat – Riau Hari Kerja (Tahun
2015)
Gambar 6.15 Pemilihan Moda Di Ruas Perbatasan Provinsi Sumatera Barat – Riau Hari Libur (Tahun
2015)
6.3.3 Pemilihan Rute (Trip Assignment)
Sebagai tahap akhir dari empat tahap pemodelan adalah Trip/Trafic Assignment. Pada tahap ini
besarnya perjalanan antar zona di bebankan ke dalam jaringan jalan yang ada, di mana pelaku
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-19
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
perjalanan akan menentukan pilihan rute perjalanannya. Hasil dari tahapan ini adalah diperolehnya
volume perjalanan/kendaraan pada tiap ruas jalan. Dalam proses assignment ini jumlah perjalanan
antar zona dibebankan ke jaringan jalan. Selanjutnya hasil dari pemodelan traffic assignment ini perlu
di-check terhadap volume lalu lintas hasil survai. Diharapkan perbedaan antara hasil model dan survai
tidak lebih dari 20%.
Proses pembebanan perjalanan dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode antara lain
sebagai berikut :
• All or Nothing Method
• Capacity Restraint Method
Dasar dari proses pembebanan perjalanan ini adalah penentuan perjalanan yang menghasilkan
shortest path. Dalam metode All or Nothing diasumsikan bahwa seluruh perjalanan yang keluar dari
suatu zona akan melalui suatu ruas jalan tanpa mempertimbangkan kapasitas dari ruas jalan yang
dibebaninya. Sehingga seluruh perjalanan yang akan melalui suatu ruas jalan akan tertampung semua.
Metode Capacity Restraint merupakan modifikasi dari metode All or Nothing di atas. Pada metode ini,
seluruh perjalanan yang keluar dari suatu zona dianggap tidak bergerak secara bersamaan, akan tetapi
secara bertahap. Dengan demikian apabila ruas jalan pilihan (shortest path) telah menerima beban
volume tertentu, maka bagian volume berikut dari perjalanan zona tersebut akan mempunyai shortest
path yang lain lagi.
Data masukan yang dibutuhkan pada proses assignment ini adalah:
• Jaringan jalan (Highway Network)
• Matriks Perjalanan Kendaraan
• Hubungan Volume dan Kecepatan untuk tiap ruas jalan (volume delay function)
Model yang digunakan pada studi ini adalah User Equilibrium Method yang meminimalkan user travel
costs. Untuk menggunakan model ini diperlukan suatu Volume Delay Function. Volume Delay Function
diindikasikan sebagai waktu tempuh perjalanan berdasarkan volume lalu lintas pada ruas jalan. Studi
ini menggunakan fungsi dari Berau of Public Roads (BPR) dari Amerka Serikat, dengan fungsi sebagai
berikut:
Koefisien yang digunakan untuk persamaan volume delay function adalah sebagai berikut.
Tabel 6.6 Koefisien Volume Delay Function
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-20
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Hasil dari proses pemilihan rute adalah seperti terlihat pada Gambar 6.16 di bawah ini. Selanjutnya
data-data observasi yang telah disajikan di depan akan dilakukan analisa pengembangan model agar
bisa diperoleh suatu model yang dapat dipercaya. Trip assignment untuk tahun rencana akan
dilaksanakan sesuai dengan skenario pengembangan jaringan jalan yang telah ditentukan.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-21
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Tabel 6.7 Prakiraan Jumlah Penduduk dan PDRB Per Zona Pada Tahun Rencana
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-22
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-23
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-24
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-25
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-26
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Total Potensi
Tabel 6.8b Total Kendaraan per Hari (Termasuk Tol (Termasuk
Angkot Angkot dan Motor)
dan Motor)
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-27
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Total
Tabel 6.8c Total Potensi Tol (kendaraan/hari) Potensi
diluar Tol (Diluar
Angkot Angkot dan Motor)
dan Motor
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-28
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VI-29
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VII-1
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
7.1.1. Persiapan
Agar Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang diinginkan, perlu dibuat suatu perencanaan
serta pengaturan tata cara kerja, yang kemudian diikuti oleh persiapan sarana & prasarana yang akan
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Dalam membuat rencana mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan masalah seluruh proses
pekerjaan, dasar atau referensi yang dipakai adalah Spesifikasi Teknis yang diberikan oleh Dinas
Pekerjaan Umum selaku pemilik pekerjaan.
Dengan dasar referensi tersebut, maka pelaksana dapat menyusun secara lengkap mengenai :
- Daftar Personil yang akan turut aktif menangani pekerjaan.
- Rencana Jadwal Kerja
- Penyediaan jumlah bahan dan jumlah peralatan survey yang diperlukan
- Metode Survey
➢ Pengumpulan dan Penyediaan Peta Dasar
Peta dasar untuk rencana kerja diperlukan untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan, diantaranya
untuk:
- Rencana Penyebaran Tugu / Monumentasi BM
- Rencana mobilisasi dan demobilisasi Team
- Jalur pengukuran
- Penempatan Camp, dsb.
Peta Dasar yang dipakai adalah Peta Rupa Bumi Bakosurtanal Skala 1: 50.000, dan Citra Satelit Quick
Bird (untuk Orientasi)
➢ Personil Pelaksana & Peralatan
Jumlah Team Pelaksana yang diturunkan terdiri dari :
- 4 Team Pengukuran GPS
- 2 Team Pemasangan Bench mark
- 2 Team Pengukuran spot Situasi
- 1 Team Pemotretan Udara UAV
- 3 Team Processing Data & Penggambaran
- 2 Team Pengolahan Foto Udara
Sedangkan Peralatan Survey yang dipakai antara lain:
- 4 Unit GPS Trimble 5700
- 2 Unit Total Station Nikon NPL 322
- 1 Unit Total Station Topcon GTS 211D
- 1 Unit Pesawat UAV & Acessories
- 1 Unit Echosounder & Acessories
- 3 Unit Mobil 4x4
- 2 Unit Sepeda Motor
- 3 Unit Laptop Toshiba Tecra 5110 & Acer
- 2 Unit PC Komputer
- serta alat pendukung lainnya.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VII-2
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
mendapatkan strength of Figure (kekuatan bentuk jaringan) dalam pengukuran GPS nantinya. Pada
salah satu sisi Bench Mark diberi Nomer sebagai Identitas dari tugu tersebut.
Jumlah BM (Bench Mark) yang terpasang disepanjang rencana Lingkar Luar Pontianak adalah
sebanyak 48 pasang (96 buah).
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VII-3
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VII-4
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Pengukuran GPS (Global Positioning System) adalah Penentuan Posisi secara Global dengan
mempergunakan signal satelit, Pengukuran ini berguna sekali untuk survey topografi dengan cakupan
areal yang sangat luas, karena data yang dihasilkan adalah Koordinat yang sudah bereferensi dalam
satu sistem, yaitu sistem Koordinat Nasional yang bereferensi terhadap elipsoid WGS’84.
Penentuan posisi dilakukan dengan Metode Static Relatif Positioning dengan pengamatan Difference
Carrier Beat Phase.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VII-5
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Pengukuran Titik Kontrol Vertikal ini dilakukan pada titik BM yang telah dipasang pada saat pengukuran
Kerangka Horisontal, sehingga Benchmark yang ada nantinya selain mempunyai koordinat kartesian
(X,Y) juga mempunyai informasi tinggi (Z).
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VII-6
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Referensi Tinggi Referensi tinggi yang digunakan dalam pengukuran adalah dengan mengambil
referensi dari TTG (Tanda Tinggi Geodesi) Bakosurtanal nomor :
• TTG No. 1173 yang berada di Pekanbaru Kota dengan nilai Elevasi : 10.006 meter
• TTG No. 1031 yang berada di Kecamatan Payakumbuh, dengan nilai Elevasi : 500,665 meter
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VII-7
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
memerlukan solusi geospasial berskala besar, teliti yang hemat biaya dan lebih akurat dibandingkan
data yang diperoleh melalui satelit. Produk IFSAR bisa menyediakan Digital Elevation Model (DEM)
yang akurat, citra foto beresolusi tinggi 0,625m dan layer-layer tematik tambahan yang disesuaikan
semaksimal mungkin dengan beragam proyek pemetaan
Produk awal IFSAR adalah berupa data DSM (Digital Surface Model) yaitu sebuah model topografi
permukaan bumi yang mencakup fitur-fitur lahan alami serta vegetasi dan fitur- fitur budaya seperti
bangunan dan jalan. Manfaat utama dari DSM adalah produk ini menyediakan elevasi akurat yang
diperlukan untuk melakukan georeferensi atas semua layer selanjutnya. Untuk merubah data DSM
menjadi DEM/DTM diperlukan tahapan proses dengan menggunakan software “Summit Evolution”.
Tahapan Pekerjaan Plotting Data IFSAR adalah sebagai berikut :
1. Persiapan
2. Pengumpulan Data 3D (Stereo Plotting)
3. Editing 3D, Pembentukan DTM dan Kontur
4. Pemutakhiran dengan Citra Satelit
5. Survei kelengkapan lapangan/Toponimi
6. Entry data lapangan
7. Data Cleaning, Editing
8. Penggabungan Data
Data IFSAR Hasil Plotting selanjutnya dikontrol & digabungkan dengan data Topo survey lapangan
untuk mendapatkan peta Topografi skala 1 : 2000 untuk dipakai sebagai bahan studi Kelayakan Jalan
Tol Padang-Pekanbaru.
7.1.7. Pemotretan Udara (Pesawat UAV)
Pesawat tanpa awak atau Pesawat nirawak (Unmanned Aerial Vehicle atau disingkat UAV), adalah
sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh pilot atau mampu mengendalikan
dirinya sendiri, menggunakan Remote Kontrol dengan memanfaatkan hukum aerodinamika untuk
mengangkat dirinya, bisa digunakan dan mampu membawa muatan kecil untuk keperluan pemantauan
dari udara, seperti pemetaan, pemantauan kebakaran hutan, mitigasi bencana, pencarian korban
hingga keperluan militer.
Pada pekerjaan Lingkar Luar Pontianak, Pesawat UAV dipakai untuk melakukan pemotretan Udara
untuk menghasilkan Foto Udara, untuk mendapatkan Gambaran kondisi terkini dilapangan dalam
bentuk Image Foto.
Spesifikasi Pesawat Tanpa Awak
1. Panjang bodi pesawat 120cm
2. Panjang sayap pesawat 150cm
3. Berat pesawat 3.5kg
4. Menggunakan motor elektrik dengan tenaga batre 4s 10000mah
5. Frekuensi remote control 433mhz
6. Frekuensi telemetri 915mhz
7. Frekuensi video transmitter 5.8ghz
8. Durasi terbang 30menit 9
9. Kecepatan rata-rata 60km/jam
10. Daya jelajah 30km
11. Ketinggian terbang 400m dari tanah
Adapun jenis kamera yang digunakan mempunyai spesifikasi seperti berikut:
1. High-sensitivity 12.1 MP Canon CMOS
2. HS System with DIGIC 5
3. Focal Length 5.2 – 26.0 mm (35 mm equivalent: 24 – 120 mm)
4. Lens Control Ring, NR control and RAW
5. GPS LOG [NMEA 0183 message format compliant1]
6. Dimensions (WxHxD) 98.9 x 59.8 x 26.7 mm
7. Large 7.5 cm (3.0") LCD
8. High-speed Burst HQ
9. Smart Auto, Multi-area WB
10. Optional Waterproof Case
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VII-8
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VII-9
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VII-10
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Setelah melalui tahapan hitungan tersebut di atas, koordinat titik poligon dapat ditentukan.
3. Perhitungan Detail Situasi
Penentuan situasi dilakukan untuk mengambil data rinci lapangan, baik obyek alam maupun bangunan-
bangunan, jembatan, jalan dan sebagainya. Obyek-obyek yang diukur kemudian dihitung harga
koordinatnya (x,y,z). Untuk selanjutnya garis kontur masing-masing ketinggian dapat ditentukan
dengan cara interpolasi.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VII-11
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Pengukuran situasi rinci dilakukan dengan motoda Tachymetri dengan cara mengukur besar sudut dari
poligon (titik pengamatan situasi) ke arah titik rinci yang diperlukan terhadap arah titik poligon terdekat
lainnya dan mengukur jarak optis dari titik pengamatan situasi. Pada metoda Tachymetri ini didapatkan
hasil ukuran jarak dan beda tinggi antara stasiun alat dan target yang diamati. Dengan cara ini diperoleh
data-data sebagai berikut:
a) Azimuth magnetis
b) Pembacaan benang diafragma (atas, tengah, bawah)
c) Sudut zenith atau sudut miring
d) Tinggi alat ukur
Berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya melalui proses hitungan, diperoleh jarak datar dan beda
tinggi antara dua titik yang telah diketahui koordinatnya (X,Y,Z)
Untuk menentukan tinggi titik B dari tinggi A yang telah diketahui koordinat (X,Y,Z), digunakan rumus
sebagai berikut:
Mengingat akan banyak titik-titik rinci yang diukur, serta terbatasnya kemampuan jarak yang dapat
diukur dengan alat tersebut, maka diperlukan titik-titik bantu yang membentuk jaringan poligon kompas
terikat sempurna. Sebagai konsekwensinya pada jalur poligon kompas akan terjadi perbedaan arah
orientasi utara magnetis dengan arah orientasi utara peta sehingga sebelum dilakukan hitungan, data
azimuth magnetis diberi koreksi Boussole supaya menjadi azimuth geografis.
Hubungan matematik koreksi boussole (C) adalah:
C = g - m
dimana:
g = azimuth geografis
m = azimuth magnetis
Pada pelaksanaannya kerapatan titik detail akan sangat bergantung pada skala peta yang akan dibuat,
selain itu keadaan tanah yang mempunyai perbedaan tinggi yang ekstrim dilakukan pengukuran lebih
rapat.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VII-12
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
4. Penggambaran
Kegiatan penggambaran dalam hal ini dibagi dalam 2 tahapan :
1. Penggambaran draft lapangan.
Penggambaran ini berisi plotting detil-detil alam hasil pengukuran dengan koordinat sementara.
Langkah ini bertujuan untuk mendeteksi kesalahan lebih dini disamping juga memudahan
proses penggambaran digital.
2. Penggambaran Studio
Pada dasarnya proses penggambaran ini terdiri dari 4 bagian, yaitu :
a. Plotting, dilakukan setelah proses penghitungan (adjusment) selesai secara keseluruhan.
Dengan menggunakan Software Softdesk 8 Civil Survey, proses ploting titik detail akan
lebih mudah.
b. Pembentukan DTM. Proses ini dilakukan setelah proses ploting titik detail dan penarikan
garis break line selesai. Proses ini bertujuan untuk membentuk model 3 dimensi yang dapat
mewakili bentuk areal pengukuran. Termasuk dalam proses ini adalah penarikan garis
kontur.
c. Editing Katografi, Pada tahap ini proses penghalusan kontur dilakukan. termasuk posisi
titik-titik bor & soundir, bentuk kontur, simbol garis sungai dan alur serta lay out peta itu
sendiri.
d. Finishing, dilakukan setelah ada evaluasi secara keseluruhan dari pihak pemberi pekerjaan
sehingga pada saat dilakukan cetak akhir sudah tidak ada kesalahan- kesalahan lagi.
5. Mosaic Foto Udara
Secara garis besar tahapan Mosaic Foto Udara adalah sebagai berikut :
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VII-13
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Secara umum pekerjaan penyelidikan tanah dibagi atas kota – kota yang sudah disebutkan diatas
sebagai berikut.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VII-14
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VII-15
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VII-16
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Sondir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VII-17
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Tabel:Nilai Gesekan Untuk Desain Pondasi Tiang Pancang (sumber : Schmertman, 1967)
(Tabel ini berlaku untuk pondasi tiang pancang dengan penampang tetap)
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VII-18
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Adapun beberapa literature memberikan besaran – besaran faktor keamanan sebagai berikut
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VII-19
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Safety Faktor Significance (Statis Load) Less than 1 Unsafe 1 – 1,20 Questioneable safety 1,3 – 1,40
Statisfactory for cuts,fill Questionable fordam 1,50 – 1,75 Safe fordam ”Soils And Foundation By
Chengliu And Jack Bevets 1981” “Indroductory Soil Mechanics And Foundation,4 Th Edition By George
F Sower 1979” Safety Factor For Earthquake Load Minimum 1,1
Kriteria Deformasi
Tabel : Batas – batas penurunan untuk timbunan pada umumnya (dari panduan gambut pusat
Litbang Prasarana transportasi)
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VII-20
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Lereng timbunan
Tabel : Faktor Keamanan Lereng Timbunan
Tinggi Lereng
Lereng Galian
Tabel : Faktor Keamanan Lereng Galian
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VII-21
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VII-22
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VII-23
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VII-24
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-1
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-2
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-3
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
secara sekaligus dengan maksud atau keperluan tertentu. Dalam konteks ini Koridor Jalan
Tol secara konsepsual dibuat untuk memberikan indikasi bagi
kemungkinan dibangunnya suatu rute jaringan jalan tol, sebagai alternatif dari rute jaringan
jalan arteri yang sudah ada.
Salah satu faktor utama yang harus dicermati dalam perencanaan rute jalan tol, adalah
prakiraan jumlah lalu-lintas yang akan menggunakan jalan tol tersebut. Hal ini akan sangat
terkait dengan kelayakan pembangunan jalan tol tersebut baik dari segi ekonomis maupun
finansial. Oleh karena itu, pada umumnya jalan tol dibangun sebagai alternatif dari ruas jalan
yang sudah atau potensial bervolume lalu-lintas tinggi. Dengan demikian dapat diharapkan
bahwa volume lalu-lintas yang kemungkinan beralih (’divert’) ke jalan Tol akan cukup besar,
untuk dapat ’melayakkan’ pembangunan jalan tol tersebut.
Dikaitkan dengan keinginan pemerintah untuk menarik partisipasi swasta (investor) dalam
pembangunan jalan tol, maka pemilihan rute jaringan jalan yang akan dijadikan koridor jalan
tol menjadi sangat strategis. Dalam skala wilayah pulau seperti Sumatera, maka jaringan jalan
yang diidentifikasi potensial bervolume lalu-lintas tinggi adalah jaringan jalan utama yang
menghubungkan pusat-pusat propinsi di pulau utama Sumatera yang biasa dikenal dengan
jalur Jalan Lintas Sumatera.
Seperti diketahui, terdapat tiga (3) jalur jalan lintas pulau Sumatera, yaitu Lintas Timur, Lintas
Tengah dan Lintas Barat. Koridor utama jaringan Jalan Tol pulau Sumatera akan diarahkan
untuk mengikuti salah satu dari jalur Lintas Sumatera tersebut, yang kemudian akan
dilengkapi dengan beberapa koridor penghubung untuk menghubungkan ketiga jalur lintas
dan sekaligus menghubungkannya dengan pusat-pusat propinsi.
Pilihan seperti ini perlu dilakukan dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:
a. Rute Jaringan Jalan Tol pulau Sumatera perlu diarahkan sesuai dengan
kecenderungan pergerakan lalu-lintas pada umumnya yang terjadi di pulau Sumatera
b. Kecenderungan pergerakan lalu-lintas utama yang terjadi di pulau Sumatera adalah
arah Utara – Selatan, ini disebabkan oleh :
- Lokasi pusat-pusat kegiatan yang tersebar di sepanjang pulau dengan arah Utara–
Selatan
- Keterkaitan dengan pergerakan perjalanan dari dan ke pulau Jawa.
c. Kecenderungan pergerakan lalu-lintas arah Barat – Timur terjadi pada beberapa jalur
jalan yang menghubungkan dua atau tiga jalur lintas di atas, terutama pada jalur yang
menghubungkan antar pusat kota Propinsi.
d. Sesuai dengan kemampuan pemerintah saat ini, maka untuk tujuan efisiensi dan
efektifitas pembangunan perlu dilakukan prioritas pengembangan jaringan jalan yang
selain didasarkan atas kecenderungan pergerakan yang ada, juga kesesuaiannya
dengan rencana tata ruang wilayah.
e. Berdasarkan RTRW Pulau Sumatera, dinyatakan bahwa : Pengembangan sistem
jaringan jalan di Pulau Sumatera menurut prioritas penanganannya meliputi;
pengembangan jaringan jalan Lintas Timur dengan prioritas tinggi, lalu jalan Lintas
Tengah dan kemudian jalan Lintas Barat. Prioritas juga diberikan pada pengembangan
jalan pengumpan yang menghubungkan Lintas Barat-Tengah–Timur.
f. Sesuai dengan perundangan dan peraturan yang berlaku dimana jaringan jalan tol
merupakan bagian dari sistem jaringan jalan nasional, maka rute jaringan jalan tol
pulau Sumatera akan dikembangkan pada koridor yang mengacu pada jalur jalan
lintas Sumatera tersebut.
Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka penentuan Koridor Jaringan Jalan Tol
pulau Sumatera sebaiknya dipilih untuk mengikuti salah satu jalur lintas yang paling potensial
perkembangannya.
Hal ini tentunya merupakan pilihan yang sangat rasional, terutama jika dikaitkan dengan
maksud pemerintah dalam menarik partisipasi swasta untuk ikut serta dalam pembangunan
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-4
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
jalan Tol. Sementara partisipasi swasta hanya akan terwujud jika investasi pembangunan
jalan Tol tersebut dianggap layak secara ekonomis maupun finansial.
2. Kriteria Identifikasi Koridor Jaringan Jalan Tol
Koridor jaringan jalan tol akan diidentifikasi berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. Efektif dalam mendukung pengembangan wilayah; maksimal dalam menghubungkan
daerah-daerah yang memiliki potensi perkembangan yang relatif tinggi (penduduk dan
perekonomian), sebagai potensi sumber pergerakan lalulintas barang dan orang
b. Keterpaduan hirarki sistem jaringan jalan; menjadi bagian dari sistem jaringan dan
tidak merubah sistem yang sudah ada
c. Keterpaduan antar moda transportasi; mengakomodasi akses ke pelabuhan
internasional dan peti kemas serta bandara primer dan sekunder, yang merupakan
simpul pergerakan lalulintas barang dan penumpang
d. Pemenuhan terhadap permintaan perjalanan; merupakan jalur jalan yang volume lalu-
lintasnya secara relatif sudah tinggi dan potensial tinggi berdasarkan kecenderungan
yang ada
e. Meningkatkan aksesibilitas dan koneksitas antar daerah; maksimal dalam
menghubungkan antar PKN dan / atau pusat Propinsi serta kawasan andalan, secara
efektif (jumlah daerah terbanyak) dan efisien (jumlah jarak terpendek).
f. Kesiapan daerah dalam mendukung program pengembangan jalan; sudah memiliki
rencana pengembangan jalan di daerahnya baik untuk pengembangan jalan Tol, dan
mengakomodasi seluruh rute jalan tol yang sudah ada dan sudah pernah diidentifikasi
sebelumnya melalui (pra) studi kelayakan jalan Tol
g. Meminimalkan biaya konstruksi pembangunan jalan tol nantinya, dengan menghindari
daerah dengan karakteristik : bertopografi ekstrim; berawa dengan cakupan luas;
lintasan sungai-sungai besar
Dengan analisa multi kriteria berdasarkan kriteria-kriteria di atas, maka ketiga jalur Lintas
Sumatera yang ada kemudian dinilai. Penilaian secara kualitatif ini akan menghasilkan jalur
Jalan Lintas Utama Pulau Sumatera yang secara relatif paling memenuhi kriteria untuk
dijadikan Koridor Jaringan Jalan Tol Pulau Sumatera.
Jalur Lintas Sumatera yang terpilih sebagai Koridor Utama, kemudian harus dilengkapi
dengan koridor jalan penghubung utama atau ‘feeder road’ yang akan menghubungkan ketiga
jalur jalan Lintas Sumatera
Pemilihan jalur ’feeder road’ akan didasarkan pada kriteria efisiensi dan efektivitas. Kriteria ini
dapat diterjemahkan menjadi kriteria pemilihan jalur terpendek yang menghubungkan ketiga
jalur lintas langsung menuju pusat-pusat Propinsi (PKN/PKW) yang tidak terlewati langsung
oleh koridor utama.
3. Koridor Jaringan Jalan Tol Pulau Sumatera
a. Koridor Utama
Jalan lintas timur sumatera merupakan jalur lintas yang paling memenuhi kriteria sebagai
koridor utama jaringan jalan tol pulau sumatera.
- Lampung – Palembang (358 km)
- Palembang – Pekanbaru (610 km)
- Pekanbaru – Medan (548 km)
- Medan – Banda Aceh (460 km)
b. Koridor Penghubung
Penentuan Lintas Timur sebagai koridor utama berkonsekuensi pada perlunya jalur lintas
yang menghubungkan ke jalur lintas Tengah dan Barat. Memenuhi kriteria di atas, Koridor
Penghubung ini mencari jalur terpendek dan teramai menuju dua pusat Propinsi di pantai
Barat yaitu Bengkulu dan Padang
- Palembang – Bengkulu (303 km)
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-5
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-6
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-7
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-8
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Demikian pula pada jalan yang landai akan memberikan harga yang lebih murah daripada
yang curam dan sebagainya.
Pada perencanaan alinyemen Jalan Tol Pekanbaru-Padang ini dilakukan studi topografis
pada tempat-tempat tertentu, di luar batasan yang ada untuk menghindari atau memperkecil
kesulitan- kesulitan topografis yang dilewati seperti kemiringan yang tinggi atau lembah yang
lebar sehingga diperoleh trase yang paling efisien dari segi biaya dan pelaksanaan konstruksi.
Wilayah yang dilalui rencana trase Jalan Tol Pekanbaru-Padang ini meliputi:
• Propinsi Sumatera Barat
• Propinsi Riau
Untuk dapat mempelajari potensi permasalahan yang mungkin terjadi menyangkut kondisi
eksisting topografi di wilayah cakupan studi diperlukan data-data yang diperoleh dari peta dan
laporan- laporan hasil studi yang pernah dilakukan sebelumnya. Informasi yang didapat akan
dapat membantu untuk pemilihan rute pada daerah yang layak secara topografis.
4). Kondisi Tata Guna Lahan
Pembangunan jalan tol harus menyesuaikan pada kondisi-kondisi tata ruang yang ada dan
sejalan dengan Rencana Umum Tata Ruang Wilayah (RUTRW). Penempatan akses keluar
masuk perlu memperhitungkan Rencana Detail Tata Ruang.
Penentuan lokasi koridor yang akan diusulkan perlu memperhatikan tata guna lahan pada
sekitar lokasi studi, karena akan berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan dan
pembiayaannya.
Selain itu, perhatian terhadap tata guna lahan dimaksudkan untuk mendapatkan trase yang
tidak melanggar ketentuan guna lahan serta mampu memberikan pelayanan yang maksimal
dalam pengembangan wilayah atau peruntukkan lahan di sekitarnya.
5). Kondisi Fisik Tanah
Kondisi fisik tanah akan mempunyai pengaruh dominan bila ditinjau dari aspek pelaksanaan
konstruksinya. Untuk daerah yang mempunyai kondisi tanah yang tidak/kurang baik, misalnya
daerah rawa, maka aspek pelaksanaan konstruksi jalan/jembatan akan mempunyai tingkat
kesulitan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan aspek pelaksanaan pada daerah dengan
kondisi tanah yang berupa tanah kepasiran dengan posisi muka air tanah yang dalam.
Sehingga sebagai konsekuensinya, biaya konstruksi pada daerah dengan kondisi tanah yang
kurang baik menjadi lebih mahal.
Untuk trase jalan yang melewati daerah rawa dapat dipastikan bahwa pelaksanaan
konstruksinya akan membutuhkan penanganan khusus, misalnya dengan mengganti lapisan
tanah lunak dengan bahan lain, ataupun dengan melakukan pengurugan. Selain itu, jika jenis
struktur jalan pada daerah rawa tersebut merupakan jalan sistem, maka kemungkinan akan
diperlukan suatu sistem pondasi dalam yang dipancang sampai ke kedalaman tanah keras.
Hal ini tentunya akan menyebabkan mahalnya biaya konstruksi. Di lain pihak, jika kondisi
tanahnya adalah cukup keras dengan daya dukung yang baik, maka pelaksanaan
konstruksinya tidak akan membutuhkan penanganan khusus tersebut dan diperlukan biaya
yang relatif lebih murah.
Dengan mengkaji aspek kondisi fisik tanah ini jelas bahwa dalam pemilihan lokasi alternatif
trase jalan, daerah yang akan dipilih terutama akan diprioritaskan pada daerah dimana kondisi
fisik tanahnya adalah cukup baik. Dengan demikian daerah rawa sedapat mungkin perlu
dihindari. Bila kondisi mengijinkan, maka daerah yang dipilih adalah suatu daerah yang
terbebas dari genangan air ataupun daerah kondisi yang baik secara hidrologis.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-9
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-10
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-11
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-12
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-13
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-14
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-15
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-16
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Gambar 8.13 Plan Profile Alternatif 2 dan 3 Ruas Bukit Tinggi – Payakumbuh
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-17
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-18
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-19
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-20
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-21
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-22
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-23
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-24
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-25
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-26
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-27
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-28
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-29
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
2. Propinsi Riau
Selanjutnya alternatif terpilih ini menjadi dasar perhitungan engineering yang kemudian akan
dilanjutkan dengan survai rinci sepanjang koridor. Hasil survai ini akan dijadikan dasar
perhitungan selanjutnya (engineering, finansial dan ekonomi).
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-30
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-31
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-32
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-33
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-34
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-35
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-36
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-37
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-38
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-39
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-40
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-41
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-42
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-43
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-44
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-45
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-46
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-47
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-48
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-49
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
C. Jumlah Lajur
Jumlah lajur yang direncanakan adalah 3 lajur 2 arah dimana setiap lajur lebarnya 3,60 meter.
Pertimbangan pemakaian 4 lajur 2 arah adalah terutama karena masalah ketersediaaan
lahan. Penentuan jumlah lajur lalu lintas rencana menurut peraturan Bridge Management
system-Departemen Pekerjaan Umum dijelaskan pada :
Tabel 8.5 Jumlah Lajur Lalu Lintas Rencana Tipe Jalan
D. Alinemen Horisontal
Konsep awal Alinemen horisontal adalah mengacu pada kriteria desain untuk Ramp
Interchange dengan kecepatan rencana Vrencana= 80 Km/jam dengan mempertimbangkan
beberapa masalah-masalah atau kendala- kendala yang terjadi di lapangan.
E. Alinyemen Vertikal
Konsep awal Alinemen Vertikal adalah mengacu pada kriteria desain dengan kecepatan
rencana Vrencana= 80 Km/jam dan dengan mempertimbangkan beberapa masalah-masalah
atau kendala-kendala yang terjadi di lapangan dari kajian serta hasil survey yang telah
dilakukan. Secara umum alinyemen vertikal Jalan Jalan Tol Pekanbaru-Padang cukup terjal
dengan kondisi eksisting berupa daerah perbukitan dan gunung, sehingga dibeberapa lokasi
terdapat grade >4% dengan panjang kelandaian 1,4 km. Salah satu penyelesaian masalah
grade >4% dengan panjang maksimum tertentu yang tidak tercapai oleh standar geometrik
pada Vrenc. 80Kpj, adalah dengan Climbing Lane (lanjur pendakian). Climbing Lane ini
berlaku ketika jumlah lajur lalu lintas 2 lajur masing - masing arah, terletak pada daerah
tanjakan yang berfungsi sebagai Lajur Pendakian. Begitu juga di lajur lalu lintas berlawanan
diperlukan juga Jalur Penyelamat (Escape Ramp) yang berfungsi sebagai pengendali apabila
terjadi rem blong pada daerah turunan.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-50
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Pada alternatif Jalan Jalan Tol Pekanbaru-Padang beberapa lokasi terindikasi dibutuhkan
suatu climbing lane dan escape ramp. Lokasi tersebut adalah sebagai berikut :
TABEL INDIKASI CLIMBING LANE
Keterangan :
A : Jalur Padang menuju Pekanbaru
B : Jalur Pekanbaru menuju Padang
F. Tipikal Potongan Melintang
Tipikal potongan melintang pada jalan utama (main road) terdiri dari dua tahap, yaitu tahap
awal yang terdiri dari 2 lajur dan tahap akhir terdiri dari 3 lajur, dengan pelebaran ke dalam.
Tipikal potongan melintang jalan utama (main road) tahap awal terdiri dari 2 lajur dengan
komposisi sebagai berikut:
- Lebar lajur = 2 @ 2 x 3.60 meter
- Lebar bahu kiri = 2 x 3.00 meter
- Lebar bahu kanan = 2 x 1.50 meter
- Lebar median = 5.50 meter (termasuk bahu dalam)
Tipikal potongan melintang jalan utama (main road) tahap akhir terdiri dari 3 lajur dengan
komposisi sebagai berikut:
- Lebar lajur = 3 @ 2 x 3.60 meter
- Lebar bahu kiri = 2 x 3.00 meter
- Lebar bahu kanan = 2 x 1.50 meter
- Lebar median = 5.50 meter (termasuk bahu dalam)
Kemiringan talud timbunan/galian mengacu pada hasil kajian geoteknik yang
merekomendasikan 2 Horisontal : 1 Vertikal untuk timbunan, sedangkan kemiringan talud
galian adalah 1.5 Horisontal : 1 Vertikal. Sedangkan ruang antara batas timbunan dengan
pagar Rumija adalah 5 meter dan ruang antara batas galian dengan pagar Rumija adalah 3
meter.
Potongan melintang jalan utama untuk tahap awal dan tahap akhir terlihat pada Gambar di
bawah ini.
Gambar 8.20 Tipikal Potongan Melintang Pada Daerah Normal <2 Meter
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-51
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-52
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-53
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-54
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-55
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-56
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-57
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-58
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Struktur yang berada dilingkungan dengan kondisi gempa sedang seperti yang dijumpai
dilokasi jalan Padang-Pekanbaru ini, dapat didesain dengan tingkat daktilitas terbatas.
Dengan tingkat daktilitas terbatas ini, persyaratan detailing yang harus dipenuhi tidaklah
terlalu kompleks. Oleh karena itu untuk desain jembatan, diusulkan agar nilai daktilitas struktur
ditetapkan sebesar maksimum = 3.75 Dengan menggunakan persamaan diatas, nilai R dapat
ditetapkan sebesar 6.
Struktur jembatan, terutama elemen-elemen piernya, didesain untuk bisa mengalami sendi
plastis (plastifikasi) pada saat terjadinya gempa kuat. Sendi plastis pada pier berhubungan
dengan penulangan pada penampang pier.
Adanya sendi plastis pada penampang pier jembatan akan berhubungan dengan daktilitas
dari jembatan secara keseluruhan. Dengan adanya daktilitas yang cukup, maka akan bisa
dimanfaatkan untuk menaikkan tingkat keamanan struktur. Daktilitas yang tinggi, memberikan
kemampuan struktur untuk berdeformasi yang besar sebelum terjadi keruntuhan struktur.
C. Perencanaan Struktur
1. Umum
Suatu perencanaan haruslah berwawasan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial.
Disamping juga haruslah punya nilai ekonomis untuk mendapatkan hasil yang mudah
dilaksanakan dan ekonomis biayanya, serta mengikuti syarat-syarat/kaidah teknik.
Khususnya untuk perencanaan jalan baru maka diusahakan jalan baru tidak menimbulkan
permasalahan sosial yang besar dengan cara mengusahakan rute jalan tol tidak banyak
memotong pemukiman yang ada disekitarnya.
2. Proses Tahapan Kajian untuk Perencanaan
a. Tahapan Kajian Data Sekunder
Kajian rute jalan tol pada tahap awal ini dilakukan kajian menyeluruh berdasarkan peta rupa
bumi Bakosurtanal skala 1 : 25000. Berdasarka rute awal ini maka dapat ditentukan
persilangan-persilangan jalan tol dengan jalan lokal, sungai-sungai dan saluran-saluran.
Disamping tentunya rute jalan tol disesuaikan dengan rencana tata kota yang terbaru
sehingga akan terjadi rencana yang berkesinambungan.
b. Tahapan Survey Pendahuluan
Dari rute awal dilakukan survey pendahuluan untuk menentukan jenis dan ukuran
persilangan-persilangan yang ada. Untuk jalan secara hirarki diindentifikasi apakah jalan
berupa jalan lokal, jalan desa, jalan kabupaten dan jalan nasional. Diindentifikasi juga jenis
perkerasan yang ada berupa jalan tanah, jalan batu, jalan sirtu, jalan aspal, jalan hotmix dan
jalan beton. Kondisi perkerasan yang ada kondisi baik atau rusak.
Dengan tambahan data dari Bappeda setempat apakah ada rencana jalan baru atau
pengembangan jalan yang ada. Juga dikaji kondisi jalan bila akan dirubah menjadi jalan diatas
jalan tol/Overpass. Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan penampang jalan hingga ke
saluran-saluran pinggir.
Untuk persilangan dengan saluran dan sungai maka diukur penampang yang ada.
Diindentifikasi ketinggian muka banjir tertinggi yang ada dan luasan daerah genangan.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-59
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-60
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Pertimbangan Konstruksi
Tipe bangunan yang dipilih hendaknya mudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi
tofografi daerah dimana bangunan tersebut akan dibangun dengan memperhatikan
kemudahan pengadaan material, tenaga kerja dan peralatan.
Pertimbangan Ekonomis
Pemilihan tipe bangunan hendaknya diperoleh dari beberapa alternatif perencanaan
dengan biaya konstruksi se-ekonomis mungkin, mudah pelaksanaan dan mudah
nantinya dalam pemeliharaan.
Pertimbangan Estetika
Dari aspek estetika, tipe Overpass/Underpass yang dipilih harus harmonis dengan
kondisi lingkungan di sekitarnya, juga penampilan strukturnya dari sisi bawah harus
dipertimbangkan karena terlihat langsung oleh mata. Dan kadang-kadang bentuk
Jembatan dapat menjadi ciri khas daerah.
b. Struktur Bangunan Atas
Pemilihan bentuk/tipe superstuktur bisa disesuaikan dengan kebutuhan bentang Jembatan.
Umumnya superstuktur menggunakan pre-cast Prestress Concrete ”PC-I”. Bentuk girder ini
sudah cukup optimal ditinjau dari segi biaya dan penampilan, tetapi solusi ini bukan solusi
yang elegant atau solusi optimal karena dengan seiring dengan kemajuan, jembatan yang
lebih maju/modern yang mempunyai penampilan yang cukup bagus. Segi estetika/arsitektur
lebih diharapkan selain segi fungsinya.
Pre-cast concrete beams ( PC-I/ PC-T/ PC-U girder) mempunyai penampilan yang belum
begitu bagus dan belum efisien, akan memerlukan banyak expansion joint sehingga tidak
nyaman untuk pengendara. Masalah drainage dan water froofing/ tahan air, pemeliharaan dan
penggantian dari expansion joint merupakan masalah tersendiri.
Penggunaan pre-cast segmental dan cast in-situ box girder adalah satu alternatif yang punya
nilai lebih dibanding PC beams diatas, dan mempunyai keuntungan :
Penampilan yang lebih bagus
Kenyamanan bagi berkendaraan
Struktur yang lebih efisien
Dapat menghindari cor diafragma dan deck slab ditempat.
Produktifitas yang lebih baik
Tahan gempa yang lebih baik untuk strukturnya tipe menerus.
Precast segmental adalah yang umum digunakan akan memerlukan biaya awal yang besar
tetapi untuk jembatan bentang panjang akan bisa lebih ekonomis daripada yang cor ditempat.
c. Konfigurasi Bentang
Pada Perencanaan Awal Teknis ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang lebar jalan adalah 2 jalur
dengan masing-masing 2 lajur. Namun sudah disiapkan lahan untuk nantinya lebar akhir
menjadi 3 lajur dengan sistim pelebaran kedalam.
Khusus untuk lebar Jembatan Underpass, lebar Jembatan sungai dan panjang bentang
Overpass sudah ditentukan dari awal, sehingga saat nantinya pekerjaan pelebaran jalan
semua Jembatan sudah tidak perlu dilakukan pekerjaan pelebaran.
Jembatan menurut bentangnya dapat dibagi 2 jenis, yaitu :
1. Jembatan bentang pendek : bentang kurang dari 35 m.
2. Jembatan bentang menengah/panjang : bentang lebih dari 40 m .
Pemilihan bentang jembatan tergantung pada jenis material, bentuk struktur yang digunakan,
dan kemudahan pelaksanaan yang akan dikaitkan dengan kondisi lapangan serta teknologi
yang tersedia.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-61
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-62
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-63
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Untuk kolom pada jalan utama yang menggunakan struktur bagian atas U-beam, maka bentuk
kolom adalah seperti portal. Bentuk portal ini memiliki kekakuan yang baik dalam menahan
gempa. Dimana kita tahu bahwa daerah Sumatra barat termasuk dalam zona gempa yang
paling tinggi. Bentuk portal ini akan ditahan dengan tie beam sesuai dengan ketinggian
kolomnya. Fungsi tie beam juga sebagai penambah kekakuan kolom.
2. Tipe Pondasi
Pemilihan bentuk pondasi sangatlah tergantung kondisi dan daya dukung tanah yang ada dan
secara umum dibagi sebagai berikut :
Bila tanah keras dangkal digunakan pondasi telapak (Spread Footing).
Bila tanah keras cukup dalam digunakan pondasi sumuran (Caisson).
Bila tanah keras dalam digunakan pondasi bor pile atau tiang pancang.
f. Simpang Susun (Interchange)
Jalan tol umumnya dilengkapi dengan beberapa Interchange atau Junction. Bentuk dan tipe
Interchange ataupun Junction tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lahan
yang tersedia serta dipertimbangan dengan kebutuhan rencana tata kota dari Bappeda.
4. Tipikal Struktur
a. Rekomendasi Struktur
Pada bangunan struktur atas untuk jalan utama kami merekomendasikan bentuk PC-U girder
dan Box Girder. Hal ini berdasarkan kajian kami bahwa pada lokasi yang melewati area
perkotaan menggunakan bentuk PC-U. Bentuk PC-U ini lebih memiliki kestabilan girder dan
jarak antar girder bisa didesain lebih lebar dibandingkan PC-I girder. Sehingga akan lebih
ekonomis dan pengerjaan lebih cepat karena sistem precast. Sedangkan Box girder kami
gunakan pada lokasi yang memerlukan struktur jembatan yang tinggi dan berbentang
panjang. Hal ini dilakukan sehingga ekonomis dari jumlah pilar yang diperlukan.
Pada struktur atas untuk bangunan persilangan dengan jalan tol, maka digunakan PC-I girder.
Struktur overpass diasumsikan tidak menggunakan pilar tengah, sehingga hanya bertumpu
pada 2 pilar dan 2 abutmen. Untuk itu diperlukan span tengah dengan panjang 40 m untuk
kondisi tegak lurus dan panjang 45 m untuk kondisi skew. Pada overpass, struktur tidak terlalu
tinggi, sehingga jenis PC-I girder bisa digunakan.
b. Gambar Tipikal
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-64
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Gambar 8.26 Tipikal Potongan Melintang dan Plan Profile Jembatan Utama Pc-U Girder
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-65
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Gambar 8.27 Tipikal Potongan Melintang dan Plan Profile Jembatan Utama Box Girder
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-66
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Gambar 8.28 Tipikal Potongan Melintang dan Plan Profile Jembatan Lokal
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-67
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-68
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-69
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-70
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-71
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
D. Intensitas Hujan
Intensitas hujan dihitung berdasarkan rumus Haspers sebagai berikut ini :
• Untuk t < 2 jam
t = 1.0 SL 3:02. 0
with:
t = time of concentration, h
R = Probability of rain, mm
I = intensity of rainfall, mm / h
L = length of the river, km
S = slope of the river
Gambaran secara grafis uji konsistensi hujan disampaikan seperti berikut:
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-72
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Intensitas Hujan Rencana hasil analisa hujan setalah dilakukan perbandingan akurasi
beberapa metode adalah seperti Gambar berikut:
Dalam Jalan Tol ruas Pekanbaru – Padang sudah didapatkan data hujan (12 tahun/ 2003-
2014) dari BMKG untuk Kota Pekanbaru dan Kota Padang masing- masing dari stasiun
Tabing Padang dan Stasiun Syarif Kasim II Pekanbaru pada koordinat seperti berikut:
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-73
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-74
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-75
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-76
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-77
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Dimensi Minimal pada persilangan daerah persilangan pada jarak tertentu jika tidak
ditemukan saluran eksisting, maka diperlukan penambahan saluran seperti pada Tabel
berikut:
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-78
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-79
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-80
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-81
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-82
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-83
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-84
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-85
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-86
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-87
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-88
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-89
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-90
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-91
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB VIII-92
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
9.1.2 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Berdasarkan Komponen Harga Satuan Pekerjaan
• Komponen harga upah tenaga kerja sesuai harga pasaran yang berlaku pada wilayah
lokasi proyek yaitu Propinsi Sumatera Barat dan Propinsi Riau.
• Komponen harga bahan bangunan sesuai dengan harga pasar berdasarkan harga
survey pasar untuk mayoritas bahan yang digunakan misalnya untuk pekerjaan
agregat pondasi bawah, beton semen dan beton aspal digunakan harga campuran
jadi terima dilapangan karena nantinya pada waktu pelaksanaan konstruksi untuk
pengadaan material tersebut diijinkan dipasok dari penyedia bahan, sedangkan untuk
bahan yang minoritas cukup menggunakan data sekunder dan data pada proyek
sejenis disekitarnya.
• Komponen harga peralatan terdiri atas biaya pemilikan dan biaya operasional dengan
asumsi peralatan didapat dengan pengadaan milik sendiri ataupun sewa. Biaya
operasional peralatan terdiri atas biaya bahan bakar dan pelumas yang digunakan
harga BBM non subsidi/harga industri, upah operator, mekanik dan tenaga penunjang
operasional alat. Komponen biaya peralatan diberbagai proyek hampir sama harga
satuannya karena pada dasarnya mengoperasikan peralatan berat diberbagai lokasi
biayanya hampir sama, hanya berbeda biaya mobilisasi dan harga bahan bakarnya
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IX-1
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
saja sehingga data biaya peralatan dari berbagai proyek disekitarnya dapat
digunakan.
• Biaya tidak langsung atau overhead dan keuntungan, adalah biaya yang berupa biaya
manajemen, resiko, PPh dan pajak pajak lainnya selain PPN dan keuntungan dari
setiap mata pembayaran sehingga harga satuan mata pembayaran sudah termasuk
overhead dan keuntungan yang besarannya diambil 10 %.
• Format analisa harga satuan pekerjaan menggunakan standard yang umumnya
digunakan dalam perhitungan biaya konstruksi jalan tol dengan besaran koefisien
yang disesuaikan dengan kondisi lapangan dan metode pelaksanaan konstruksi.
%
NO URAIAN JUMLAH HARGA (Rp) TERHADAP
TOTAL
BAB 1 UMUM 147,886,601,170.00 0.39%
BAB 2 DRAINASE 2,743,792,540,647.40 7.32%
BAB 3 PEKERJAAN TANAH 15,493,901,455,406.20 41.35%
BAB 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN 538,466,309,172.00 1.44%
BAB 5 PEKERJAAN NON ASPAL 4,759,346,924,830.08 12.70%
BAB 6 PEKERJAAN ASPAL 38,399,794,843.17 0.10%
BAB 7 STRUKTUR 10,888,108,197,334.50 29.06%
BAB 8 PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR 2,617,151,755,703.72 6.98%
BAB 9 PEKERJAAN HARIAN 20,313,463,324.00 0.05%
BAB 10 PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN 4,556,477,557.50 0.01%
BAB 11 PEKERJAAN BAJA STRUKTURAL 52,034,208,202.70 0.14%
BAB 12 PENCAHAYAAN LAMPU LALU LINTAS DAN PEKERJAAN LISTRIK 81,777,598,394.90 0.22%
BAB 13 PEKERJAAN PLAZA TOL 21,967,243,383.23 0.06%
BAB 14 PEKERJAAN FASILITAS TOL DAN KANTOR GERBANG 64,259,587,666.76 0.17%
TOTAL BIAYA KONSTRUKSI 37,471,962,157,636.10 100%
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB IX-2
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB X-1
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB X-2
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Tabel 10.4.1 Matriks Interaksi Antara Kegiatan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Pekanbaru – Padang
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB X-3
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB X-4
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
C. Pematangan Tanah
Kegiatan pematangan tanah (pengurugan tanah) akan menimbulkan dampak terhadap
penurunan kualitas udara, peningkatan intensitas kebisingan, peningkatan air larian yang
berdampak pada timbulnya genangan air dan banjir.
a) Penurunan Kualitas Udara dan Kebisingan
Sejumlah debu akan teremisi ke atmosfir sebagai akibat dari pengurugan dan perataan tanah.
Kegiatan pengurugan tanah dapat menimbulkan kadar debu di udara.
Kegiatan pengurugan tanah akan mengakibatkan pula terjadinya peningkatan intensitas
kebisingan akibat pematangan tanah, yang akan mengganggu kenyamanan masyarakat
sekitar. Tingkat kebisingan pada kegiatan pematangan tanah berkisar 63 dBA yang pada
umunya bersifat intermitten. Wilayah dengan intensitas kebisingan tinggi akan terjadi di sekitar
lokasi kegiatan pematangan tanah. Jarak antara kegiatan yang menimbulkan kebisingan akan
menurun dengan bertambah jarak.
Dampak peningkatan polusi udara dan kebisingan ini akan dirasakan langsung oleh
masyarakat. Selain itu, dampak ini akan memiliki probabilitas tinggi.
b) Perubahan Aliran Air dan Kualitas Air
Sumber dampak adalah kegiatan yang terkait dengan penyiapan dan pembersihan lahan,
serta pekerjaan tanah.
Hal ini akan menimbulkan kondisi aliran permukaan dan saluran-saluran drainase, serta
bentang alam yang ada di sekitar lokasi kegiatan yang rusak dan mengganggu aliran
permukaan.
Indikatornya adalah rusak atau tidak berfungsinya saluran drainase di sekitar lokasi kegiatan,
sehingga terjadi genangan air sekitar lokasi.
Dampak ini bersifat langsung, memungkinkan pembalikan dan terjadinya dampak turunan,
probabilitas tinggi.
c) Gangguan Terhadap Kegiatan Lalulintas (Kerusakan Jalan)
Kegiatan yang menimbulkan dampak kerusakan prasarana jalan adalah:
- Transportasi material, peralatan konstruksi dan bahan urugan
- Mobilisasi dan alat-alat berat di jalan umum yang tidak mampu bergerak cepat
- Ceceran tanah di jalan-jalan umum yang terjadi selama ada kegiatan pekerjaan tanah:
galian, timbunan, angkutan, perataan, pemadatan.
Dampak kerusakan prasarana jalan ini dapat menimbulkan:
- Kondisi kerusakan jalan pada jalur transportasi material dan peralatan proyek
- Kecelakaan lalulintas pada musim hujan akibat jalan licin karena ceceran tanah (slip
ban, kendaraan terperosok keluar badan jalan, dan lain-lain).
Indikatornya adalah: kerusakan prasarana jalan, intensitas dan frekuensi kecelakaan.
Dampak ini bersifat tidak langsung pada masyarakat di lokasi kegiatan, tidak memiliki efek
pembalikan dan probabilitas sedang.
d) Erosi dan Pelumpuran
Sumber dampak adalah hanyutan tanah dari lokasi kegiatan proyek, daerah pengurugan yang
belum dilakukan pemadatan dan gangguan fungsi saluran drainase lokal dan gorong- gorong.
Kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan erosi adalah:
- Penyiapan dan pembersihan lahan, serta pekerjaan tanah
- Pengangkutan material
Indikatornya adalah adanya pengendapan material pada outlet saluran- saluran pembuangan,
maupun sungai-sungai di sekitarnya dan drainase. Indikator lain yang juga dapat digunakan
sebagai gejala awal adalah kebersihan lingkungan kerja dan adanya pengelolaan terhadap
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB X-5
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
sampah dan ceceran tanah. Jika lokasi pekerjaan tidak senantiasa dijaga dalam keadaan
bersih, maka kemungkinan terjadinya penyumbatan pada saluran drainase pada musim hujan
akan besar.
Dampak ini bersifat langsung, memungkinkan pembalikan dan terjadinya dampak turunan,
probabilitas tinggi.
e) Pemindahan Jaringan Utilitas PDAM, PLN dan Telkom
Sumber dampak adalah kegiatan pembangunan Jalan Tol Pekanbaru - Padang dan
pelebaran jalan yang mengganggu posisi jaringan pipa primer maupun transmisi dari PDAM,
jaringan listrik dan jaringan telepon, sehingga pada saat dilakukan pembangunan Jalan Tol
Pekanbaru - Padang dan pelebaran jalan, jaringan utilitas tersebut harus dipindahkan terlebih
dahulu.
Indikator dari dampak ini adalah terhentinya untuk sementara pelayanan fasilitas air bersih,
listrik dan telekomunikasi yang menggunakan jaringan utilitas tersebut. Sehingga perlu
diperhitungkan biaya dan waktu yang minimum untuk pemindahan jaringan utilitas tersebut
agar tidak terlalu lama mengganggu pelayanannya.
Dampak ini bersifat negatif, apabila tidak dikelola dengan baik, dampak ini sangat mungkin
berpengaruh buruk meskipun tidak berbalik (Irrevisible). Dampak akan langsung dirasakan
oleh masyarakat dengan probabilitas sedang.
D. Pelaksanaan Konstruksi
a) Penurunan Kualitas Udara dan Kebisingan
Sejumlah debu akan teremisi ke atmosfir sebagai akibat dari pelaksanaan konstruksi Jalan
Tol Pekanbaru - Padang. Kondisi rona lingkungan untuk kandungan debu di sekitar lokasi di
bawah baku mutu menurut PP. No. 41 tahun 1999 tentang baku mutu ambien nasional. Pada
kegiatan ini diprakirakan akan terjadi peningkatan kadar debu.
Komplain masyarakat terhadap proyek karena cepat dan tebalnya penyebaran lapisan debu
pada lantai, tembok, atap, atau roperti lainnya dapat dijadikan indikator awal sebelum
dilakukannya pengukuran sesuai ketentuan yang berlaku. Untuk dapat mengefektifkan umpan
balik dari masyarakat, mekanisme penerimaan umpan balik dan pengelolaan umpan balik
perlu disiapkan.
Indikatornya adalah baku mutu udara ambien dan kebisingan. Pada tahapan ini dampak
terhadap kualitas udara berlangsung pada periode yang tertentu, sesuai jadwal pekerjaan.
Namun demikian, jika tidak dilakukan upaya pengurangan dampak, kemungkinan terjadi
dampak turunan berupa meningkatnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada
masyarakat di sekitar lokasi kegiatan. Selain itu, meningkatnya kadar debu pada musim
kemarau dapat mendorong penyebaran penyakit-penyakit infeksi bakteria, seperti TBC,
Typhus dan penyakit- penyakit perut lainnya.
Tingginya aktivitas pada saat pelaksanaan konstruksi Jalan Tol Pekanbaru - Padang akan
mengakibatkan pula terjadinya peningkatan intensitas kebisingan, yang akan mengganggu
kenyamanan masyarakat sekitar. Tingkat kebisingan yang timbul pada tahap pelaksanaan
konstruksi Jalan Tol Pekanbaru - Padang ini berkisar + 60 dBA yang pada umumnya bersifat
intermitten. Penambahan jarak antara kegiatan yang menimbulkan kebisingan akan menurun
terhadap permukiman penduduk.
Kebisingan dan kualitas udara yang timbul dari kegiatan konstruksi jalan yang meliputi
konstruksi beton, jembatan, drainase dan konstruksi penahan longsoran, dapat mengganggu
kenyamanan bertempat tinggal khususnya untuk lokasi kegiatan yang berdekatan dengan
lokasi pemukiman. Dampak peningkatan polusi udara dan kebisingan ini akan dirasakan
langsung oleh masyarakat. Selain itu, dampak ini akan memiliki probabilitas tinggi.
b) Genangan dan Aliran Air
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB X-6
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Pekerjaan konstruksi Jalan Tol Pekanbaru - Padang yang meliputi konstruksi beton jalan,
jembatan, drainase akan berakibat limpasan air hujan dari daerah sekitar yang tidak dapat
mengalir sehingga terjadinya genangan di daerah persawahan dan lokasi-lokasi tertentu yang
relatif datar dan menurun (lembah).
Dampak ini bersifat langsung, memungkinkan pembalikan dan terjadinya dampak turunan,
probabilitas tinggi.
c) Gangguan Terhadap Kegiatan Lalulintas (Kerusakan Jalan)
Kegiatan tahap konstruksi ini akan berakibat pada kerusakan jalan pada jalur tranportasi
material dan peralatan proyek. Kecelakaan lalulintas pada musim hujan akibat jalan licin
karena ceceran tanah (slip ban, kendaraan terperosok keluar badan jalan, dan lain-lain).
Kegiatan yang dapat menimbulkan dampak kerusakan prasarana jalan adalah: transportasi
material, peralatan konstruksi dan bahan urugan; mobilisasi dan alat-alat berat di jalan umum
yang tidak mampu bergerak cepat.
Dampak ini bersifat tidak langsung pada masyarakat di lokasi kegiatan, tidak memiliki efek
pembalikan dan probabilitas sedang.
d) Erosi dan Pelumpuran
Dampak pembangunan Jalan Tol Pekanbaru - Padang pada tahap konstruksi terlihat juga
pada kegiatan pekerjaan struktur yaitu perkerasan beton, jembatan, drainase yaitu berakibat
pada dampak erosi dan pelumpuran.Dampak ini bersifat langsung, tidak berbalik dan memiliki
probabilitas tinggi.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB X-7
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Indikatornya adalah terdapatnya permukiman dan perdagangan di sekitar RUMIJA yang tidak
sesuai dengan peruntukannya. Melihat perubahan ruang yang ada, dampak ini dapat berarti
positif pada sistem perekonomian dan akan mendukung pertumbuhan ruang bisnis. Namun
demikian apabila tidak ditangani dengan baik, situasi akan mengarah pada pertumbuhan
bangunan ilegal. Dampak ini bersifat langsung, membalik, dengan peluang kejadian tinggi.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB X-8
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB X-9
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB X-10
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PETA PIPIB VIII WILAYAH PROVINSI SUMBAR YANG DILEWATI TRASE JALAN TOL PADANG PAKANBARU
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB X-11
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PETA PIPIB VIII WILAYAH PROVINSI RIAU YANG DILEWATI TRASE JALAN TOL PADANG PAKANBARU
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB X-12
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Tabel 10.1. Ruas Jalan Tol Padang Pakanbaru yang melintasi Provisi Sumatera Barat
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB X-13
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB X-14
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Tabel 10.2. Ruas Jalan Tol Padang Pakanbaru yang melintasi Provisi Riau
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB X-15
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB X-16
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XI-1
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
buahan dan ikan. Akibat lain akibat adanya penghematan waktu tempuh adalah biaya modal
(bunga atas modal kerja) sehubungan dengan pengadaan persediaan.
c. Pengurangan biaya kecelakaan
Untuk proyek-proyek angkutan tertentu, pengurangan kecelakaan merupakan suatu manfaat
nyata. Untuk menghitung penghematan biaya kecelakaan ini, pertama harus
dihitung/diramalkan tingkat pengurangan jumlah kecelakaan dengan adanya proyek. Kadang-
kadang (jika perlu) digunakan data dari negara lain dengan penyesuaian. Selanjutnya harus
diperkirakan nilai pengurangan kecelakaan tersebut dalam nilai uang. Untuk itu biasanya
diambil rata-rata kendaraan yang rusak, biaya pengobatan rumah sakit dan penghasilan yang
hilang selama dirawat. Untuk korban yang
meninggal harus diperhitungkan juga net present value dari arus penghasilan korban. Di
Indonesia masalah ini masih belum banyak mendapat perhatian, sehingga sulit diperkirakan
besarnya manfaat karena proyek transportasi akan mengurangi biaya kecelakaan. Kalau
kecelakaan bahkan bertambah dengan adanya proyek, ini merupakan tambahan bagi biaya
atau manfaat yang negatif.
d. Manfaat akibat perkembangan ekonomi
Pada umumnya, kegiatan transportasi sangat mempengaruhi kegiatan perekonomian suatu
daerah. Besarnya manfaat ini sangat bergantung pada elastisitas produksi terhadap biaya
angkutan. Tambahan output dari kegiatan produksi tersebut dengan adanya jalan dikurangi
dengan nilai sarana produksi merupakan benefit dari proyek tersebut.
e. Manfaat tidak langsung (secondary benefit)
Contoh dari manfaat ini antara lain: integrasi antar sektor/daerah, pemerataan pendapatan
dan prestise. Oleh karenanya manfaat ini sangat sukar diperhitungkan secara kuantitatif.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XI-2
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Tabel 11.1 Komponen-komponen Pada Pendekatan Analisis Ekonomi dan Finansial No.
Aspek Analisis Ekonomi Analisis Finansial
Dalam kajian ekonomi, pemerintah cenderung menilai suatu investasi dalam kerangka
ekonomi dengan tujuan utama kebijakan investasi yang dipakai sebagai alat untuk
menyediakan jasa pelayanan bagi masyarakat. Dalam hal ini komponen biaya dikaji dalam
kerangka jumlah sumber daya (resource) yang harus dikeluarkan oleh pemerintah termasuk
subsidi, penggunaan lahan milik pemerintah, dan kemudahan biaya lainnya. Sedangkan
komponen pengembalian biaya dipakai pendekatan manfaat (benefit), khususnya
pengurangan biaya sistem transportasi (pengurangan waktu, biaya operasi kendaraan) dan
manfaat- manfaat lainnya bagi masyarakat.
Sedangkan dari sudut investor swasta memandang bahwa biaya yang dikeluarkannya harus
kembali dalam bentuk nilai uang (dan berbagai kompensasinya). Dalam hal ini komponen
biaya dianggap sebagai jumlah nilai uang yang harus dikeluarkan oleh investor untuk biaya
konstruksi (capital), operasi, dan pemeliharaan sistem yang dikelolanya, sedangkan
komponen pengembalian biaya diperoleh dari jumlah nilai uang yang mereka peroleh dari
pengguna fasilitas jalan, serta kemungkinan kompensasi lainnya (hak penggunaan lahan, hak
pengusahaan di area layanan, dan lain-lain).
Rencana jadwal Implementasi untuk ruas Jalan Tol Pekanbaru - Padang ini adalah sebagai
berikut:
1. Tahun 2015-2018 direncanakan sebagai tahap pembebasan lahan (ROW 100 m).
2. Tahun 2016-2018 adalah tahap perencanaan teknis jalan (Detailed Engineering
Design/DED) dan penyusunan dokumen Amdal.
3. Tahun 2017 - 2023, direncanakan sebagai tahap konstruksi yang dilaksanakan secara
bertahap (Tahap I Padang – Sicincing ±28 Km)
4. Tahun 2024 sebagai tahun awal operasi
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XI-3
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
keuntungan dilakukan dengan memberikan faktor diskon sesuai dengan tingkat bunga yang
berlaku:
Proyek diterima (layak/feasible) jika BCR > 1 dan ditolak (tidak layak) jika BCR < 1
Proyek dinyatakan layak secara ekonomi jika NPV > 0, proyek ditolak jika NPV < 0.
Dengan proses iterasi maka akan dapat diperoleh nilai discount rate.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XI-4
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XI-5
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
7. PekerjaanStruktur
8. Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor
9. Pekerjaan Harian
10. Pekerjaan Pemeliharaan Rutin
Dari perincian besarnya biaya konstruksi pembangunan Jalan Tol Pekanbaru-Padang
sebagaimana diulas pada bab sebelumnya diperoleh biaya konstruksi sebesar Rp. 37.438
milyar.
Berdasarkan rencana Desain Awal, besaran biaya pengadaan tanah dan Biaya Konstruksi
(harga 2015) adalah sebagai berikut
11.7. ESTIMASI KOMPONEN NILAI WAKTU DAN BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK)
11.7.1. Nilai Waktu
Nilai waktu, atau nilai penghematan waktu, didefinisikan sebagai jumlah uang yang rela
dikeluarkan oleh seseorang untuk menghemat satu satuan waktu perjalanan (HENSHER et
al, 1988a). Seperti dibahas sebelumnya, pendekatan nilai waktu dapat didasarkan pada nilai
potensi sumber dan perilaku dalam suatu konteks pilihan. Dalam menentukan nilai potensi
sumber, HENSHER (1989) , mengidentifikasi bahwa terdapat biaya pengorbanan (opportunity
cost) dan ketidaknyamanan (marginal ‘relative ‘ disutility) yang berkaitan dengan satu satuan
waktu perjalanan. Biaya pengorbanan untuk sebuah potensi sumber didefinisikan sama
dengan nilai pasar dari potensi sumber tersebut, yang dapat disamakan dengan tingkat
pendapatan kotor ditambah allowance untuk tambahan biaya overhead. Sedangkan,
komponen disutilitas adalah suatu ukuran preferensi individu untuk menggunakan satuan
waktu yang sama untuk suatu aktifitas (misalnya bersantai) daripada aktifitas yang lain
(misalnya melakukan perjalanan).
Nilai penghematan waktu menurut perkembangannya diturunkan dari data respon
(HENSHER, 1988b) . Ketika nilai waktu perjalanan bisnis diturunkan dari data respon, dan
tidak dari produktifitas (atau pendekatan langsung), maka diperoleh sebuah nilai perilaku.
Pendekatan produktifitas untuk menurunkan nilai penghematan waktu perjalanan bisnis
adalah (HENSHER, 1977) :
Dimana:
r = proporsi waktu perjalanan yang dihemat yang digunakan untuk santai
p = proporsi waktu perjalanan yang dihemat pada saat pekerjaan diselesaikan dalam
perjalanan
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XI-6
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
• Biaya Ban
• Biaya Pemeliharaan
• Depresiasi
• Bunga Modal
• Asuransi
Model tersebut didasrkan pada jarak (D) dan Kecepatan Rata-rata (S). Formula untuk masing-
masing komponen BOK yang digunakan pada model tersebut ditampilkan pada bagian berikut
ini.
1. Konsumsi Bahan Bakar
a. Konsumsi Bahan Bakar untuk jalan tol
Konsumsi Bahan Bakar Dasar Kendaraan Gol. I = (0,004376 S2 – 4.94078 S
+ 207.04840)*Dtol*Harsat Bahan BakarI/1000
Konsumsi Bahan Bakar Dasar Kendaraan Gol. II = (0.14461 S2 – 16.10285 S
+ 636.50343)*Dtol*Harsat Bahan BakarII/1000
Konsumsi Bahan Bakar Dasar Kendaraan Gol. III-V = (0.13485 S2 –
15.12463 S + 592.6091)*Dtol*Harsat Bahan BakarIII-V/1000
b. Konsumsi Bahan Bakar untuk jalan non tol
Konsumsi Bahan Bakar Dasar Kendaraan Gol. I = (0,05693 S2 – 6.42593 S +
269.18576)*Dnontol*Harsat Bahan BakarI/1000
Konsumsi Bahan Bakar Dasar Kendaraan Gol. II = (0.121692 S2 – 24.15490
S + 954.78624)*Dnontol*Harsat Bahan BakarII/1000
Konsumsi Bahan Bakar Dasar Kendaraan Gol. III-V = (0.21557 S2 –
24.17699 S + 947.80862)*Dnontol*Harsat Bahan BakarIII-V/1000
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XI-8
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
3. Konsumsi Ban
Modelnya adalah sebagai berikut :
Kendaraan Golongan I : (0.0008848 S - 0.0045333) *D*Jml Ban* Harsat Ban
I/1000
II/1000
4. Biaya Pemeliharaan
b. Montir
Golongan I : (0.00362 S + 0.36267)*D*Upah per jam I/1000
5. Biaya Depresiasi
Golongan I :1/(2,5 V + 125)*D*Nilai Depr Kend I/1000
Golongan II :1/(9,0 V + 450) )*D*Nilai Depr Kend II/1000
6. Bunga Modal
Golongan I :[150/(500 S)*D*0.5*Nilai Depr Kend I/1000
Golongan II :[150/(2571.42857 S)*D*0.5*Nilai Depr Kend II/1000
Golongan III-V :[150/(1714.28571S)*D*0.5*Nilai Depr Kend III-V/1000
7. Asuransi
Golongan I : [38/(500 S)]*D*Harga baru Kend I/1000
Golongan II : [60/(2571.42857 S)] *D*Harga baru Kend II/1000
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XI-9
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XI-10
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Untuk menghitung kelayakan ekonomi terdapat dua aspek penting yang harus diperhatikan
yaitu biaya yang dikeluarkan dan manfaat/benefit yang dihasilkan. Dengan membandingkan
tingkat biaya dengan manfaat maka dapat disimpulkan apakah kegiatan yang direncanakan
layak atau tidak (secara ekonomis).
Manfaat-manfaat ekonomi yang dapat dihasilkan akibat dikembangkannya jaringan jalan
tersebut yaitu :
1. Peningkatan Efisiensi Biaya Operasi Kendaraan (BOK) yaitu dengan berkurangnya
BOK akibat waktu tempuh lebih rendah dan kondisi jalan yang lebih baik.
2. Peningkatan Efisiensi Waktu Penumpang yaitu pengurangan nilai waktu penumpang
akibat waktu tempuh penumpang lebih rendah.
3. Penurunan biaya kecelakaan yaitu dengan menurunnya angka kecelakaan yang
disebabkan desain jalan serta kelengkapan jalan yang mendukung keselamatan lalu
lintas.
Penelitian yang dilakukan badan kesehatan dunia WHO mencatat hingga saat ini lebih dari
1,2 juta nyawa hilang di jalan dalam setahun dan sebanyak 50 juta orang lainnya menderita
luka berat. Dari seluruh kasus yang ada, 90% di antaranya terjadi di negara-negara
berkembang seperti Indonesia. Kerugian materiil yang ditimbulkan mencapai sekitar 3% dari
PDB tiap-tiap negara. Sumber : Kementrian Perhubungan, 2010
Penyertaan Manfaat Ekonomi Makro (PDRB) dari Pengurangan Biaya Kecelakaan
Perhitungan biaya kecelakaan menyoroti dampak sosial-ekonomi dari kecelakaan jalan
dimana dengan mengetahui biaya kecelakaan, dampak keselamatan dapat disesuaikan
secara ekonomi.
Dampak Ekonomi karena kecelakaan meliputi:
• Biaya Perawatan Kesehatan
• Kehilangan Pencari Nafkah
• Kehilangan Pendapatan yang secara bersama keluarga menjadi miskin
• Kerugian secara ekonomi akibat kecelakaan sebesar 1-2,5% PDRB
• Rata-rata di Indonesia 2,91% PDRB
Asumsi Perhitungan Manfaat Pengurangan Biaya Kecelakaan akibat Pembangunan Jalan Tol
Pekanbaru-Padang terhadap PDRB Wilayah adalah sebesar 2,91% dari PDRB.
Perhitungan penurunan biaya kecelakaan
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XI-11
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Dari angka PDRB di atas maka dapat diperkirakan penurunan biaya kecelakaan pada tahun
2015 sebagai tahun dasar perhitungan adalah sebesar Rp. 2.526.000.000.000,-.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XI-12
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Total Biaya Investasi yang dibutuhkan untuk pengusahaan Jalan Tol Pekanbaru-Padang
sepanjang 255 Km (termasuk IDC) adalah sebesar Rp. 65.113 M. Biaya investasi ini tidak
termasuk biaya pengadaan tanah karena berdasarkan UU nomor 2/2012, Pengadaan tanah
menjadi kewajiban Pemerintah melalui APBN. Estimasi Biaya pengadaan tanah untuk Jalan
Tol Pekanbaru – Padang adalah Rp 28.137 M.
Adapun biaya investasi per tahapan nya adalah sebagai berikut:
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XI-13
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XII-1
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
(Pasal 1 [8]) dan harus dicantumkan dalam dokumen pelelangan umum (Pasal
17A [5]) dengan penjelasan sebagai berikut:
i. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dapat memberikan Dukungan
Pemerintah terhadap Proyek Kerjasama sesuai dengan lingkup kegiatan
Proyek Kerjasama (Pasal 17A[1])
ii. Dukungan Pemerintah dalam bentuk kontribusi fiskal harus tercantum
dalam APBN dan/atau APBD. (Pasal 17A [2])
iii. Dukungan Pemerintah dalam bentuk perizinan, pengadaan tanah,
dukungan sebagian konstruksi, dan/atau bentuk lainnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku ditetapkan oleh
Menteri/Kepala Lembaga/ Kepala Daerah. (Pasal 17A [3])
iv. Dukungan Pemerintah dalam bentuk insentif perpajakan berdasarkan
usulan Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dan dapat disetujui
Menteri Keuangan. (Pasal 17A [4])
v. Dukungan Pemerintah dalam bentuk Pengadaan tanah dilaksanakan
oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah sebelum proses
pengadaan Badan Usaha. (Pasal 17A [6])
vi. Dalam hal Proyek Kerjasama layak secara finansial, Badan Usaha
pemenang lelang dapat membayar kembali biaya pengadaan tanah baik
untuk sebagian atau seluruhnya, dan harus dicantumkan dalam dokumen
pelelangan umum. (Pasal 17A [7])
f. Jaminan Pemerintah adalah kompensasi finansial dan/atau kompensasi dalam
bentuk lain melalui skema pembagian risiko untuk Proyek Kerjasama (Pasal 1
[8]) dan harus dicantumkan dalam dokumen pelelangan umum (Pasal 17B [4])
dengan penjelasan sebagai berikut:
i. Jaminan Pemerintah diberikan dengan memperhatikan prinsip
pengelolaan dan pengendalian risiko keuangan dalam APBN yang
dilaksanakan oleh Menteri Keuangan. (Pasal 17B [1&2])
ii. Wewenang Menteri Keuangan meliputi: (a) menetapkan kriteria jaminan,
(b) meminta dan memperoleh data/informasi, (c) menyetujui dan menolak
usulan pemberian jaminan, (d) menetapkan bentuk dan jenis jaminan.
(Pasal 17B [3])
iii. Jaminan Pemerintah dalam bentuk kompensasi finansial dapat diberikan
Menteri Keuangan melalui badan usaha yang khusus didirikan oleh
Pemerintah untuk tujuan penjaminan infrastruktur. (Pasal 17C [1])
Peraturan Presiden No. 36/2005 tentang Pegadaan Tanah bagi Pelaksanaan
Pembangunan Bagi Kepentingan Umum yang diamandemen dengan Peraturan
Presiden No. 65/2006. Peraturan ini memberikan ketegasan bagi Pemerintah untuk
melaksanakan pembebasan tanah berdasarkan harga NJOP atau harga pasar setelah
diadakan musyawarah dengan kompensasi dapat berupa uang, dan/atau tanah
pengganti, dan/atau pemukiman kembali, dan/atau kombinasi dari ketiganya serta
bentuk-bentuk lain dengan persetujuan.
Keputusan Menteri Keuangan No. 58/PMK.01/2005 tentang Pembentukan Komite
Pengelolaan (Unit Pengelolaan Resiko) atas Penyediaan Infratsruktur, mengatur
susunan dan tugas Unit Pengelola Resiko yang berupa pemberian rekomendasi atas
pemberian dukungan/jaminan Pemerintah terhadap resiko- resiko dari proyek
infrastruktur.
Peraturan Menteri Keuangan No. 38/PMK.01/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pengendalian dan Pengelolaan Resiko atas Penyediaan Infrastruktur yang
memberikan petunjuk pemberian dukungan/jaminan atas proyek yang layak secara
ekonomi, keuangan, dan teknis. Resiko-resko yang dapat dijamin meliputi:
a. Resiko politik yaitu:
i. pengambil-alihan kepemilikan aset,
ii. perubahan peraturan perundang-undangan,
iii. pembatasan konversi mata uang dan
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XII-2
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Sektor swasta hanya akan tertarik pada poyek yang secara komersial layak, untuk itu
dukungan pemerintah untuk proyek yang belum layak secara keuangan sangat diperlukan.
Namun bila proyek tersebut benar-benar kurang layak sehingga membutuhkan dukungan
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XII-3
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
pemerintah yang besar mungkin lebih baik bila menjadi tanggung jawab pemerintah dalam
hal pembangunan, sedangkan operasi dan pemeliharaan dapat diserahkan kepada sektor
swatsa/badan usaha melalui proses tender. Selain itu perlu dipertimbangkan faktor-faktor lain
terutama dukungan pemerintah, pendapatan, sistem pengawasan seperti pada Tabel 12.3.
Tabel 12.3 Matrik Pertimbangan Pemilihan Model Public Private Patnership (PPP)
Gambar 12.2 Kerangka Pemilihan Skema PPP untuk Pembangunan Jalan Tol
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XII-4
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Pemilihan skema PPP tersebut didasarkan pada tingkat kelayakan finansial masing- masing
proyek dengan memperhatikan besaran FIRR on Project, sebagaimana pada Gambar 12.3
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XII-5
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XII-6
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XII-7
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XIII-1
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Terkena Proyek (WTP), Perguruan Tinggi dan LSM, unsur kecamatan, kelurahan dan desa
yang terkena proyek, dan instansi terkait di Kota dan Kabupaten.
7) Observasi Lapangan
Kegiatan ini dilakukan dengan melihat langsung kondisi rencana proyek, kondisi warga
terkena proyek (WTP), fasilitas publik, area bisnis, dan lahan kosong di wilayah proyek Jalan
Tol Pekanbaru-Padang.
8) Koordinasi
Menggali dan menganalisa arah kebijakan rencana tindakan pembebasan lahan dan
permukiman kembali (resettlement) pada Proyek Jalan Tol Pekanbaru- Padang dengan
melakukan koordinasi dengan instansi terkait di tingkat Pemerintah Pusat, Pemerintah
Propinsi, Pemerintah Kota dan Pemerintah Kabupaten.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XIII-2
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
2. Tipe B. WTP yang tinggal beberapa tahun berturut-turut diatas tanah milik suatu instansi
atau lahan publik, misal : Pemkot, Bina Marga, PT. Kereta Api dan lain-lain, sudah terjadi
transaksi tanah beberapa kali diatas lokasi tersebut yang diketahui lurah setempat dan
‘pemilik” tanah terakhir dengan itikad baik tanpa mengetahui bahwa area tersebut adalah area
publik. WTP tipe B ini mempunyai hak atas tanah tetapi tidak mendapatkan kompensasi harga
penuh seperti Tipe A, sedangkan hak atas bangunan, tanaman dan aset lainnya yang melekat
diatas tanah mempunyai hak untuk mendapatkan kompensasi.
Bentuk dan Pilihan Kompensasi :
1) Bagi yang terpotong sebagian diberikan kompensasi dalam bentuk uang khusus untuk
tanah akan diberikan kompensasi tidak penuh sebesar WTP tipe A.
2) Bagi yang terpotong semua dan terpaksa harus pindah diberikan pilihan dalam bentuk:
- uang atau
- relokasi : rumah sewa beli, rumah beli, rumah susun sewa (Rusunawa).
- uang pindah
3. Tipe C. WTP yang statusnya sebagai penyewa kamar/rumah, atau WTP non musiman yang
menyewa kamar/rumah yang tinggal di lokasi yang sensitif atau non sensitif area. WTP Tipe
C ini biasa disebut penyewa, tidak mempunyai hak baik atas tanah maupun bangunan
termasuk aset lain yang terkena yang melekat diatas tanah.
Bentuk dan Pilihan Kompensasi :
- Relokasi : rumah sewa/beli, rumah susun sewa (Rusunawa) atau ke lokasi lain
berdasarkan hasil musyawarah antara WTP dan Pemerintah
- Bantuan mengembalikan tingkat penghidupannya, agar setelah relokasi tidak
mengalami kehilangan/penurunan pendapatan atau kehilangan mata
pencahariaan (pemulihan ekonomi rumah tangga masyarakat atau living
recovery)
4. Tipe D. WTP non musiman yang tinggal di sensitif area, misal WTP yang memiliki tempat
tinggal dan memiliki kegiatan usaha permanen di sepanjang jalan atau badan jalan. Warga
tipe ini tidak mempunyai hak atas tanah tetapi mempunyai hak penggantian atas bangunan
dan aset lainnya.
Bentuk dan Pilihan Kompensasi :
- Uang atas bangunan dan aset
- Relokasi : dengan penataan kembali lokasi terkena atau lokasi baru dekat
dengan lokasi terkena dengan disediakan : tempat usaha sewa/beli, atau
relokasi ke lokasi lain yang telah disediakan dan bantuan pengembalian tingkat
kehidupannya.
5. Tipe E adalah WTP non musiman yang tinggal di lahan publik dan tidak di sensitif area,
misal WTP yang bekerja atau mempunyai kegiatan yang tidak bergantung pada lokasi hunian.
Warga tipe ini tidak memiliki hak atas tanah tetapi mempunyai hak penggantian atas
bangunan dan aset lainnya.
Bentuk dan Pilihan Kompensasi:
- Uang atas bangunan atau aset lain atau
- Relokasi : Rumah sewa/beli yang tidak harus dekat dengan lokasi terkena
proyek dan bantuan pengembalian tingkat penghidupannya agar setelah
relokasi tidak mengalami kehilangan/penurunan pendapatan atau kehilangan
mata pencahariaan (pemulihan ekonomi rumah tangga masyarakat atau living
recovery)
6. Tipe F. WTP non musiman yang tinggal di area lahan publik dan dalam kondisi tidak miskin
dibandingkan dengan warga terkena lainnya di lokasi terkena. Warga tipe ini tidak mempunyai
hak atas tanah kecuali bangunan dan atau/aset yang terkena. Bentuk kompensasi yang
diberikan adalah ganti rugi atas bangunan dan aset lain yang melekat di atas tanah.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XIII-3
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
7. Tipe G. WTP musiman yang tinggal : i) diatas tanah sewa milik instansi, misal badan jalan,
bantaran sungai, diatas jalan, diatas sungai dan ada pembayaran kepada ‘oknum’
instansi/pemerintah setempat, atau ii) penghuni liar yang sudah cukup lama di lokasi tersebut
tanpa ada peringatan atau tindakan yang jelas dari pemerintah setempat. WTP Tipe G ini tidak
mempunyai hak atas tanah tetapi mempunyai hak atas bangunan, tanaman dan aset lainnya
yang melekat diatas tanah.
Bentuk dan Pilihan Kompensasi :
- Uang atau
- Relokasi : dengan penataan kembali lokasi terkena atau lokasi baru dekat
dengan lokasi terkena dengan disediakan : tempat usaha sewa/beli, atau
relokasi ke lokasi lain yang telah disediakan.
8. Tipe H. Preman, warga tipe ini tidak mendapatkan kompensasi.
9. Tipe I. Orang yang memanfaatkan kesempatan untuk membangun rumah dan
menyewakan rumah/kamar-kamar milik pihak lain. Warga tipe ini tidak mendapatkan
kompensasi.
13.2.4. Ketentuan Lahan Publik yang Terkena Kegiatan Proyek
Dalam hal tanah yang diperlukan bagi pelaksanaan pembangunan merupakan tanah publik
milik instansi pemerintah, keputusan penetapan bentuk dan atau besarnya kompensasi
dilakukan berdasarkan tata cara yang diatur dalam peraturan perundang-undangan tentang
perbendaharaan negara.
13.3. PROSEDUR DAN PROSES PENGADAAN LAHAN
disusun berdasarkan pada peraturan pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang
berlaku di Indonesia, yaitu Perpres No. 36/2005 yang diamandemen dengan No. 65/2006 dan
Keputusan Kepala BPN No. 3/2007 untuk pelaksanaan Perpres 36/2005 dan 65/2006.
13.3.1. Penetapan Lokasi Proyek
Instansi pemerintah yang memerlukan tanah untuk kepentingan proyek dalam hal ini Drektorat
Jendral Bina Marga mengajukan usulan lokasinya kepada Gubernur Propinsi Riau dan
Gubenur Propinsi Sumatera Barat. Keperluan pengadaan tanah bisa dimaksudkan dengan :
• Penataan suatu kawasan badan jalan/jalan yang telah ditetapkan oleh masing-masing
wilayah di sepanjang Proyek Jalan Tol Pekanbaru-Padang atau pembebasan tanah
sebagaimana diatur dalam Perpres No. 36/2005 dan Perpres No. 65/2006.
• Bila Gubernur Propinsi Sumatera Barat dan Gubenur Propinsi Riau menganggap
bahwa proyek tersebut memenuhi syarat, akan diterbitkan “penetapan lokasi” atau
SP2LP (Surat Penetapan Pembangunan Lokasi Proyek), yang mendefinisikan
kawasan proyek.
• Jika lokasi tanah telah ditetapkan sebagai lokasi pembangunan Proyek Jalan Tol
Pekanbaru-Padang, maka Direktorat Jendaral Bina Marga wajib memperoleh ijin
tertulis dari Gubernur Propinsi Sumatera Barat dan Gubenur Propinsi Riau.
• Keputusan penetapan lokasi untuk proyek Jalan Tol Pekanbaru-Padang diberikan
untuk jangka waktu tiga tahun dan apabila dalam jangka waktu tiga tahun perolehan
tanah belum selesai, namun telah memperoleh paling sedikit 75% (tujuh puluh lima
persen) dari rencana pembangunan, Gubernur hanya dapat memberikan satu kali
perpanjangan penetapan lokasi untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.
13.3.2. Proses Pengadaan Lahan
Pengadaan lahan untuk pembangunan Proyek Jalan Tol Pekanbaru-Padang secara umum
dapat dibagi dalam tiga tahap, yaitu :
1. Tahap persiapan atau sebelum pembebasan lahan (pre-land acquisition), yang
mencakup pembentukan kelembagaan yang berkaitan dengan kegiatan pembebasan
lahan dan permukiman kembali, dan konsultasi dengan warga terkena proyek (WTP).
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XIII-4
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
2. Tahap Pengadaan Lahan (land acquisition process), yang mencakup proses mulai dari
pengukuran, penentuan harga sampai pada pembayaran dan eksekusi lahan kepada
WTP.
3. Tahap setelah atau pasca pembebasan (post land acquisition), yang mencakup
rencana kegiatan yang akan dilakukan setelah eksekusi lahan seperti upaya
pemukiman kembali (resettlement) dan pemulihan ekonomi rumah tangga masyarakat
terkena dampak langsung (living recovery)
A. Pra-Pembebasan Lahan
Sebelum dimulai musyawarah antar pihak dalam proses pembebasan lahan, maka ada ada
dua aktivitas yang dapat dilakukan guna mendorong efektivitas musyawarah antar pihak, yaitu
proses pembentukan kelembagaan antar pihak dan konsultasi dengan Warga Terkena Proyek
(WTP).
Tahap 1. Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah (P2T)
Berdasarkan Perpres 36/2005 jo Perpres 65/2006, maka pemerintah daerah dapat
membentuk lembaga yang akan melakukan konsultasi/musyawarah dan proses pembebasan
lahan kepada warga terkena proyek (WTP). Untuk keperluan pengadaan tanah bagi
pelaksanaan Proyek Jalan Tol Pekanbaru- Padang yang terletak di 2 (dua) wilayah yaitu
Propinsi Sumatera Utara dan
Propinsi Riau dibentuk Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Provinsi dengan Keputusan Gubernur
Propinsi Sumatera Barat dan Gubenur Propinsi Riau. Keanggotaan Panitia Pengadaan Tanah
Provinsi (P2T Provinsi) paling banyak 9 (sembilan) orang dengan susunan sebagai berikut :
a. Sekretaris Daerah sebagai Ketua Merangkap Anggota;
b. Pejabat Daerah di Provinsi yang ditunjuk setingkat eselon II sebagai Wakil Ketua
merangkap anggota;
c. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi atau pejabat yang
ditunjuk sebagai Sekretaris merangkap Anggota; dan
d. Kepala Dinas/Kantor/Badan di Provinsi yang terkait dengan pelaksanaan pengadaan
tanah atau pejabat yang ditunjuk sebagai Anggota yang terkait dengan proyek Jalan
Tol Pekanbaru-Padang antara lain Dinas PU, Bina Marga, BAPPEDA, dan lain-lain.
Panitia Pengadaan Tanah Provinsi bertugas :
a. memberikan pengarahan, petunjuk dan pembinaan bagi pelaksanaan pengadaan
tanah di kabupaten/kota;
b. mengkoordinasikan dan memaduserasikan pelaksanaan pengadaan tanah di
kabupaten/kota;
c. memberikan pertimbangan kepada Gubernur untuk pengambilan keputusan
penyelesaian bentuk dan/atau besarnya kompensasi yang diajukan oleh
Bupati/Walikota; dan
d. melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pengadaan tanah di
kabupaten/kota.
Selanjutnya untuk memperlancar kegiatan pengadaan tanah untuk proyek Jalan Tol
Pekanbaru-Padang dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan Tanah di setiap wilayah di bawah
koordinasi Panitia Pengadaan Tanah Provinsi. Keanggotaan Panitia Pengadaan Tanah di
setiap wilayah dapat ditambahkan dengan tim-tim pendukung lainnya terkait dengan kegiatan
Proyek Jalan Tol Pekanbaru-Padang sesuai dengan ruang lingkup tugas dan kewenangannya
di setiap wilayah.
Adapun Tugas Panitia Pengadaan Tanah di bawah koordinasi Panitia Pengadaan Tanah
Provinsi adalah sebagai berikut :
- Mensosialisasikan Proyek dan Sub-proyek kepada publik;
- Menginventarisasi data tanah, bangunan, tanaman dan aset lain yang terkena
Sub-proyek dan status hukum tanah yang haknya akan dilepaskan atau
diserahkan dan dokumen yang mendukungnya;
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XIII-5
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XIII-6
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
c. Tugas dan peran WTP dan kuasa masyarakat dalam proses negoisasi yang akan
dilakukan
d. Metode penentuan nilai ganti rugi/kompensasi yang akan dilakukan serta
penyampaian keberatan oleh WTP.
e. dan lain-lain yang diperlukan
B. Proses Pembebasan Lahan
Proses pembebasan lahan dimulai dengan inventarisasi dan identifikasi oleh Tim P2T dan
Penilai Independen, dan dilanjutkan dengan negoisasi dan penetapan harga, pembayaran
dan eksekusi lahan dibebaskan.
Tahap 1. Inventarisasi WTP/KK, tanah, bangunan dan aset lain yang terkena
- Identifikasi dan inventarisasi WTP, tanah, bangunan dan aset-aset lain yang
terkena dampak dapat dilaksanakan sebelum atau setelah desain proyek
tersedia.
- P2T melakukan identifikasi dan inventarisasi atas penguasaan, penggunaan
dan pemilikan tanah dan/atau bangunan dan /atau tanaman dan/atau benda-
benda lain yang berkaitan dengan tanah. Pelaksanaan pematokan,
pengukuran dan pemetaan dilaksanakan oleh BPN di wilayah lokasi kegiatan
pembebasan lahan.
- Inventarisasi orang/KK, tanah, bangunan dan aset-aset lain yang terkena
dampak mencakup informasi data setiap rumah tangga/orang yang
menghuni/tinggal di lokasi proyek dan setiap orang/KK/instansi/ perusahaan/
lembaga yang kehilangan tanah, bangunan atau aset mereka : (i) total ukuran
bidang tanah yang dimiliki, luas yang akan diambil untuk proyek, dan luas sisa
bidang tanah; (ii) luas struktur bangunan yang terkena dampak, menunjukan
persentase bangunan yang terkena dampak proyek; status hukum tanah dan
bangunan yang terkena; dan (iii) uraian tata guna lahan di kawasan yang
terkena dampak, misal area/lahan publik, lahan komersial, permukiman, dan
tanah negara.
- Inventaris dikelompokan WTP yang asetnya terkena sepenuhnya atau
sebagian. Dalam hal pengambilan tanah dan/atau bangunan masih layak dari
sudut ekonomi. Dalam hal tempat tinggal bangunan tempat tinggal dan usaha,
inventaris akan menunjukan apakah sisa tanah/bangunan memadai sebagai
tempat hunian atau tempat bekerja. Inventarisasi dan survei sosio- ekonomi
untuk semua proyek dibantu oleh konsultan yang ditunjuk berkoordinasi
dengan Pemerintah Kota dan Kabupaten.
Tahap 2. Publikasi hasil inventarisasi diumumkan di setiap kantor kelurahan/desa yang
terkena kegiatan proyek Jalan Tol Pekanbaru-Padang, kantor Pemerintah Propinsi Sumatera
Barat, Pemerintah Propinsi Riau dan website Propinsi Sumatera Barat dan website Propinsi
Riau selama 30 hari dan/atau guna memungkinkan para pihak yang terkena dampak untuk
mengajukan keberatan-keberatan.
Tahap 3. Penilaian
1. Penilaian atas tanah. Penilaian dilakukan oleh Penilai Independen yang ditunjuk oleh
P2T Kota/Kabupaten yang telah ditetapkan oleh Bupati/Walikota untuk menilai harga
tanah. Penilaian Harga Tanah didasarkan pada Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tahun
berjalan dan/atau harga pasar dengan menggunakan data transaksi tanah dari
masyarakat setempat, kira-kira 1-3 bulan terakhir. Harga transaksi lokal ini sebagai
bagian dari data survei sosial ekonomi yang akan dimasukan dalam LARAP sebagai
referensi P2T dan Tim Independen Penilai Tanah. Penilaian Harga Tanah dapat
berpedoman pada variabel-variabel sebagai berikut : a) lokasi dan letak tanah, b)
status tanah, c) peruntukan tanah, d) kesesuaian penggunaan tanah dengan rencana
tata ruang wilayah atau perencanaan ruang wilayah atau kota/kabupaten yang telah
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XIII-7
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
ada; e) sarana dan prasarana yang tersedia; f) faktor lainnya yang mempengaruhi
harga tanah.
2. Penilaian Terhadap Bangunan dan benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah.
Penilain terhadap bangunan dan benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah
(termasuk pohon dan tanaman pangan) dilakukan oleh Instansi/di Dinas Propinsi dan
Kota/Kabupaten yang bertanggung jawab atas bangunan, tanaman dan benda-benda
lainnya yang berkaitan dengan tanah, berdasarkan standar harga yang telah
ditetapkan oleh peraturan UU. Bangunan dan benda-benda lain yang berkaitan
dengan tanah akan dinilai sesuai dengan “ongkos penggantiannya”, yaitu harga pasar
bahan-bahan untuk membangun bangunan pengganti yang luas dan mutunya serupa
dengan bangunan yang terkena dampak, atau untuk memperbaiki bangunan yang
terkena dampak sebagian, ditambah biaya untuk pengangkutan bahan-bahan
bangunan ke lokasi konstruksi, serta biaya untuk tenaga kerja dan kontraktor. Dalam
menerapkan metode penilaian ini, depresiasi bangunan dan aset tidak diperhitungkan.
Tahap 4. Musyawarah Besaran dan Pilihan Kompensasi
Hasil penilaian tanah dari Penilai Tanah Independen dan hasil penilaian bangunan/aset
lainnya dari instansi terkait diajukan kepada P2T bersama- sama dengan hasil kajian
pengadaan tanah untuk kajian tipe WTP dah hak- haknya, sebagai dasar bagi “pertimbangan”
mengenai “besaran dan pilihan kompensasi” yang akan ditawarkan kepada WTP.
Musyawarah ini dilakukan “secara langsung” antara P2T, Wilayah/Tim Independen Penilai
Tanah, Pemerintah Propinsi dengan pemilik tanah dan/atau WTP. Apabila banyaknya jumlah
WTP tidak memungkinkan musyawarah langsung, maka musyawarah dapat dilakukan secara
bertahap, misal per-kelurahan atau sub-kelurahan. Musyawarah dapat berlangsung sampai
120 hari kalender.
Dalam proses musyawarah dengan WTP, P2T dan Wilayah akan memberikan penjelasan
secara umum tentang : i) tipe dan hak WTP serta pilihan kompensasi dan ii) rencana detail
penanganan relokasi yang ditawarkan kepada WTP termasuk bentuk bantuan pengembalian
penghidupan bagi WTD.
Tahap 5. Pembayaran Kompensasi
Setelah periode musyawarah berakhir dan telah dicapai kesepakatan dengan WTP,
P2T/Wilayah melakukan kesepakatan jadual dan tempat untuk pembayaran kompensasi dan
rencana pelaksanaan relokasi sesuai dengan jadual pelaksanaan LARAP. Semua
kesepakatan dicatat dengan baik dan lengkap dalam laporan resmi oleh P2T/Wilayah.
Berdasarkan berita acara tersebut P2T/Wilayah menyusun Surat Keputusan P2T atau
Walikota/Bupati mengenai besaran harga atau tanah/m2, bangunan/m2, tanaman dan aset
lainnya untuk lokasi proyek tersebut. Pembayaran kompensasi dalam bentuk uang kepada
WTP dan pemindahan WTD akan dilakukan sebelum tanah, bangunan dan/atau aset WTD
diambil untuk kepentingan proyek.
Tahap 6. Prosedur Penanganan Keluhan
WTP yang berkeberatan terhadap keputusan P2T/Gubernur sehubungan dengan bentuk dan
besaran kompensasi dapat mengajukan keberatan kepada Walikota atau Bupati dalam
periode 14 hari sejak keputusan tersebut dibuat. Gubernur berdasarkan input dari
P2T/Wailkota/Bupati ini harus membuat keputusan mengenai keberatan tersebut dalam 30
hari dan menegaskan atau mengubah bentuk dan/atau jumlah kompensasi.
Tahap 7. Prosedur Apabila Perundingan Gagal
Bila WTP yang memiliki hak atas tanah tidak mau menyerahkan hak mereka dan lokasi proyek
tidak dapat diubah, P2T/Walikota/Bupati mengajukan usul kepada Gubernur untuk
menerapkan UU No. 20/1961 (Pencabutan Hak atas dan Benda-Benda diatasnya). Apabila
upaya penyelesaian yang ditempuh Bupati/Walikota tetap tidak diterima oleh pemilik dan
lokasi pembangunan tidak dapat dipindahkan, maka Gubernur sesuai kewenangannya
memutuskan untuk menyelesaikan perselisihan pendapat ini dengan membatalkan hak atas
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XIII-8
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
tanah berdasarkan UU 20/1961, maka P2T akan menerbitkan keputusan tentang bentuk
dan/atau besaran kompensasi dan akan melakukan konsinyasi/penitipan uang kompensasi
kepada Pengadilan Negeri di wilayah hukum dimana lokasi tanah tersebut terletak untuk
pembangunan kepentingan publik Proyek. Prosedur ini merupakan langkah terakhir apabila
proses perundingan gagal, sebelum itu akan tetap diupayakan semua proses penyelesaian
dengan jalan musyawarah antara WTP dengan Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kota
/Kabupaten. Konstruksi fisik proyek dapat dimulai setelah dilakukan konsinyasi atas uang
kompensasi tersebut kepada Pengadilan Negeri dan setelah Gubernur menerbitkan
keputusan untuk melaksanakan pembangunan fisik.
C. Pasca Pembebasan Lahan - Prosedur Permukiman Kembali
a. WTD yang memenuhi kriteria dapat ditawarkan pilihan relokasi sesuai dengan status
WTP, dan aset yang dikuasai/dimiliki hasil sensus, misal rumah sewa/beli atau toko
sewa/beli. Fasilitas rumah sewa/beli dapat disediakan melalui fasilitas kredit Bank
Tabungan Negara (BTN), atau sistem lain sesuai dengan kondisi/keinginan warga. WTD
juga dapat membentuk kelompok-kelompok koperasi perumahan/toko untuk membangun
rumah/toko sederhana dengan dukungan Pemerintah Propinsi/Kota/Kabupaten.
b. Tempat relokasi dapat dilakukan di lokasi asal yaitu dengan penataan kembali kawasan
atau lokasi baru di dekat lokasi asal atau jauh dari lokasi asal sesuai dengan pertimbangan
tipe-tipe WTP (lihat Bab IV). Pilihan lokasi tersebut dapat dipilih melalui konsultasi dengan
WTD dan masyarakat penerima di relokasi baru. WTD perlu diberikan informasi yang
lengkap tentang lokasi permukiman kembali yang dipilih, termasuk skema
pembayarannya dan utilitas/fasilitas yang tersedia, serta hasil konsultasi yang dilakukan
dengan masyarakat penerima, bila ada.
c. WTD akan diberikan informasi tentang jadual pemindahan ke lokasi baru, minimal satu
bulan sebelum penggusuran, dan mereka perlu diundang untuk melihat lokasi baru dan
melihat rumah/toko contoh, jika ada.
d. Ciri-ciri/karakteristik dan lokasi perumahan hunian atau tempat kerja sewa/beli minimal
sama atau senilai dengan yang tedapat pada lokasi lama.
e. Lokasi permukiman kembali atau lokasi tempat kerja sewa/beli dilengkapi dengan
infrastruktur dasar, seperti jalan akses (atau jalan setapak sebagaimana diperlukan),
listrik, sistem pembuangan air limbah, air bersih. Bila jaringan distribusi air pipa PDAM
tidak tersedia, disediakan air sumur tanah yang memenuhi standar kesehatan.
Infrastruktur dasar ini juga memungkinkan WTD untuk mendapatkan akses yang memadai
ke transportasi publik, pelayanan kesehatan dan pendidikan, pekerjaan, kesempatan
kerja, pelayanan keagamaan dan fasilitas olah raga yang diintegrasikan penggunaannya
dengan masyarakat penerima.
f. Kajian Pengadaan Tanah menyediakan informasi detail tentang jadual pelaksanaan
pengadaan tanah dan pemindahan WTP ke lokasi baru, misal antara lain mengenai jadual
waktu perpindahan, pengaturan untuk penampungan sementara, bila perlu besaran
tunjangan relokasi yang akan diberikan kepada WTD.
g. WTP yang memiliki hak atas tanah akan diberikan sertifikat tanah minimal sama dengan
hak yang dimiliki sebelumnya atau lebih tinggi jika memungkinkan atas lokasi baru mereka
dan tidak dikenakan biaya atas akte tersebut. Sertifikat tanah atas nama WTD akan
diberikan sesuai dengan status hunian yang diperoleh.
h. WTD yang memenuhi kriteria akan menerima bantuan dan tunjangan relokasi, mencakup
biaya untuk pindah ke lokasi baru.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XIII-9
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)
Studi Kelayakan, Desain Awal, Dokumen Lingkungan, dan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Pekanbaru-Padang Laporan Akhir
Mengacu ada pertimbangan wilayah Pulau Sumatera dan memberikan salah satu
solusi mengurangi kemacetan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi maka
diharapkan dengan dibangunnya Jalan Jalan Tol Pekanbaru-Padang dapat
memberikan manfaat yang maksimal bagi pengguna jalan dan perkembangan di
wilayah Sumatera sehingga layak secara ekonomi.
14.2 SARAN-SARAN
Secara umum beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan rencana
pembangunan Jalan Jalan Tol Pekanbaru-Padang sebagai berikut :
Perlu disiapkan analisis lebih lanjut yang bersifat lebih rinci dan detail perencanaan,
yaitu Detail Engineering Desain beserta kajian analisa lingkungan.
Biaya Konstruksi dan Biaya Investasi perlu direview kembali dengan mengacu pada
Detail Engineering Design
Perlu dilakukan survey lalu lintas dan analisa lalu lintas yang lebih detail untuk
mengetahui gambaran Traffic Demand di masa mendatang.
Perlu dilakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait pemilik utilitas pada sekitar
lokasi pembangunan Jalan Jalan Tol Pekanbaru-Padang. Diantaranya menyangkut
keberadaan utilitas umum yang berada disepanjang lokasi rencana Jalan Tol
Pekanbaru-Padang.
PT. Hi-Way Indotek Konsultan, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, BAB XIV-1
PT. Mega Trustlink, PT. Multi Bina Kreasi (Reviewed by HK)