Anda di halaman 1dari 10

PL 4112 Perancangan Kota

Proposal Pengembangan Kawasan

Pengembangan Kawasan Transit Oriented Development


Stasiun Bandung, Kota Bandung

Kelompok Kawasan Transit Oriented Development (TOD)

Grace 15415006

Amalia Rahayu 15415015

Windiana 15415024

Muhammad Rizki Rayani R. 15415028

Nisa Zafirah 15415030

Adhevita Martha Arviana 15415039

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2018
A. Latar Belakang
Kota bandung merupakan pusat perkembangan perekonomian di provinsi Jawa
barat. Salah satu indoikator penunjang efesiensi kegiatan ekonomi adalah kondisi
pelayanan transportasi yang baik dengan kapasitas yang mencukupi. Dewasa ini Kota
Bandung mengalami masalah transportasi yang kompleks. Peningkatan jumlah
penduduk berimplikasi pada peningkatan jumlah kendaraan bermotor, dimana tidak
diimbangi dengan pertambahan kapasitas jalan. Hal ini berimplikasi pada kemacetan
yang terjadi di Kota Bandung yang terntunya mengakibatkan banyak kerugian seperti
produktivitas menurun, biaya hidup tinggi, pemborosan energi dan akan berdampak
pada ketidaknyamanan kota.
Sebagai pusat perkembangan perekonomian, Kota Bandung memiliki kegiatan
yang sangat kompleks dan beragam. Pertumbuhan kota yang sangat pesat menimbulkan
tingginya pergerakan transportasi internal kota, salah satunya adalah Stasiun Utama
Kota Bandung. Tercatat pada periode 22 hingga 31 Desember 2017 penumpang PT KAI
meningkat sebesar 32%, dimana Stasiun Utama Bandung merupakan salah satu stasiun
dengan jumlah penumpang terbanyak (PT KAI, 2018). Banyaknya pendatang di Kota
Bandung tentunya berdampak pada kawasan sekitarnya yang akan meningkatkan
pergerakan manusia di kawasan Stasiun Utama Kota Bandung. Misalnya, banyak kawasan
perkantoran dan jasa di sepanjang Jalan Kebon Kawung menuju stasiun, timbulnya
pusat-pusar perdagangan, penginapan, dan kegaiatan beragam lainnya. Banyaknya
pergerakan di kawasan Stasiun Kota Bandung berimplikasi pada tingginya tarikan yang
menimbulkan kemacetan.
Stasiun Utama Kota Bandung merupakan salah satu titik stasiun yang dilewati
oleh LRT (Light Rail Train) yang direncanakan oleh pemerintah pusat dan dilewati oleh
moda transportasi public yaitu Trans Metro Bandung di area sebelah timur di Jalan
Stasiun Timur. Selain itu Stasiun Utama Kota Bandung juga menjadi target urban
mobility project yang merupakan rencana pembangunan sistem transportasi massal yang
harapannya dapat meyelesaikan masalah menyangkut mobilitas perkotaan Kota Bandung
dan memberikan dampak bagi pembangunan secara menyeluruh, dimana urban mobility
project ini terdiri dari delapan angkutan massal dan pendukungnya, yaitu School Bus,
Monorail, Cable Car, BRT (Bus Rapid Transit), Bike Sharing, Skywalk, dan Tourism Bus.
Dengan demikian, tingginya pergerakan di Stasiun Utama Kota Bandung, rencana
pengembangan, dan Stasiun Utama Kota Bandung yang di lewati oleh beberapa moda
transportasi utama, maka kawasan Stasiun Utama Kota Bandung dapat menajdi kawasan
simpul trasnportasi strategis untuk mengembangkan kawasan Transit-Oriented
development (TOD). Konsep TOD ini merupakan salah satu pendekatan pengembangan
kota dengan memaksimalkan integrasi angkutan masal umum antarkawasan dalam
mendukung pergerakan kegiatan perkotaan. Konsep perancangan kota modern ini sudah
banyak diterapkan di berbagai wilayah dan kota di dunia. Di Indonesia, konsep perkotaan
berbasis TOD menjadi tren yang dinilai efisien yang sedang direncanakan atau mulai
diimplementasikan oleh banyak kota-kota besar, salah satunya adalah Kota Bandung
dengan harapan membuka peluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan dan
pembangunan perekonomian dengan beragam kegiatan secara efesien.

B. Tujuan Pekerjaan
Tujuan dari pekerjaan tugas perancangan kota ini adalah melakukan
perancangan desain tapak kawasan Stasiun Bandung sebagai pusat kegiatan domestik
dan komersial pendatang dan commuter dengan konsep Transit-Oriented Development
(TOD).

C. Deskripsi Lokasi dan Tapak Perancangan

Usulan lokasi perancangan Transit-Oriented Development terletak di Kawasan


Stasiun Bandung, Kota Bandung. Delineasi kawasan terpilih memiliki luas sebesar 27,2
hektare dengan batas sebagai berikut.

 Utara : Jalan Kebong Kawung – Gedung Pakuan


 Timur : Jalan Otto Iskandardinata
 Selatan : Perempatan Otista-Kebonjati-Suniaraja – Perempatan Paskal-Kebonjati-
Gardujati
 Barat : Jalan Pasir Kaliki

Gambar C.1. Delineasi kawasan TOD Stasiun Bandung


Sumber: Google Maps, 2018

Delineasi lokasi TOD mengambil bagian Stasiun Kereta Api Bandung yang
merupakan stasiun kereta api kelas I (besar), termasuk pula memuat dipo lokomotif dan
parkir kereta untuk lalu lintas logistik barang. Lokasi ini telah ditetapkan Bandung Urban
Mobility Project sebagai kawasan TOD, karena selain dilintasi jalur rel berat kereta api
jarak jauh Padalarang-Kasugihan, wilayah TOD ini juga akan dilintasi koridor III light-
rail transit Metro Kapsul Kota Bandung. Dalam koridor ini terdapat 11 titik stasiun Metro
Kapsul dengan jalur Stasiun Hall-Alun-Alun-Kebon Kelapa–Buah Batu– Papandayang-
Braga-Stasiun Hall. Dalam delineasi wilayah ini juga terdapat terminal Stasiun Hall
Bandung yang memuat angkutan kota dan minibus antarkota di Jawa Barat. Delineasi
wilayah ini telah memiliki fungsi kawasan komersial. Kemudian, pada delineasi wilayah
ini juga memuat Rumah Sakit Santosa yang termasuk rumah sakit tipe B di Bandung.
Sirkulasi jalan sekitar tapak sangat padat karena melayani kegiatan Stasiun Bandung
sebagai stasiun utama dan kegiatan komersial di sekitarnya.

D. Persoalan Perancangan

Persoalan perancangan yang terdapat di Stasiun Bandung saat ini yaitu:

 Terpusatnya pergerakan kendaraan dan manusia di Jalan Kebon Jati menyebabkan


kemacetan. Hal tersebut disebabkan oleh keberadaan terminal dan area
perbelanjaan.
 Keberadaan PKL di trotoar Stasiun Bandung bagian utara, sehingga perlu intervensi
agar meminimalisir keberadaan pkl dan mengoptimalkan fungsi trotoar dengan baik.
 Kondisi trotoar yang buruk karena banyak yang berlubang, terutama di Stasiun
Bandung bagian selatan.
 Tidak adanya fasilitas dan jalur khusus untuk penyandang disabilitas.
 Area sirkulasi pejalan kaki di Stasiun Bandung bagian selatan berubah menjadi area
kumuh karena kurangnya aktivitas yang berlangsung di tempat tersebut.
 Kualitas jalan yang buruk di Stasiun Bandung bagian selatan karena banyak jalan
yang berlubang.
 Terdapat gudang/bangunan kosong di Stasiun Bandung bagian utara yang tidak
terawat dan tidak dimanfaatkan dengan baik.
 Ruas jalan kendaraan yang sepi di Stasiun Bandung bagian selatan berubah menjadi
tempat membuang sampah serta bermukim pemulung.

E. Visi, Misi, dan Tema Pengembangan

TEMA: Integrated, walkable, dan inclusive.

- Integrated yakni konsep dimana TOD memberikan kemudahan, keterpaduan antar


moda dan kegiatan di dalam kawasan.
- Walkable yakni konsep dimana TOD mendorong pola perpindahan antar kegiatan dan
antar moda dalam radius berjalan kaki
- Inclusive yakni konsep dimana TOD menciptakan familiarity melalui ruang interaksi

VISI: An integrated, walkable, and inclusive Bandung Station as pleasant place to


transit.

MISI

- Misi pertama menjabarkan integrated yakni: Mewujudkan Kawasan TOD yang


memberikan kemudahan, keterpaduan antar moda dan kegiatan di dalam kawasan.
 Misi kedua menjabarkan walkable yakni: Mewujudkan kawasan TOD sebagai
kawasan yang mendorong pola perpindahan antar kegiatan dan antar moda dalam
radius berjalan kak
 Misi ketiga menjabarkan inclusive yakni: Mewujudkan kawasan TOD sebagai
kawasan yang menciptakan familiarity melalui ruang interaksi
F. Program Pengembangan dan Target Pengguna

Berdasarkan visi dan misi pengembangan, diturunkan menjadi beberapa program


pengembangan, yakni sebagai berikut.

Program Utama:

 Stasiun kereta api  Pusat perbelanjaan


 Stasiun LRT (Light Rail Transit)  Hotel
 Halte bus  Fasilitas Park and Ride

Program pendukung:

 Ruang terbuka
 Fasilitas umum dan fasilitas social (RUMAH SAKIT);
 Jalur pejalan kaki
 Jalur sepeda
 Perkantoran (mixuse building)
 Apartemen

Adapun target pengguna adalah sebagai berikut:

 Masyarakat pengguna Stasiun Bandung, berbagai kalangan


 Commuter dari dan ke pusat Kota Bandung dan sekitarnya
 Pengguna TOD Stasiun Bandung yang hendak keluar Kota/Provinsi menggunakan
kereta (eventual)
 Wisatawan
 Pekerja

G. Tahap Pekerjaan

Tahap pengerjaan yang dilakukan untuk tugas perancangan tapak dengan konsep
TOD adalah:
1. Penyusunan proposoal
Proposal perancangan tapak menjelaskan mengenai gagasan yang disusun
oleh mahasiswa untuk memberikan gambaran fungsi utama kegiatan yang akan
dikembangkan sebagai kawasan Transit-Oriented Development. Dalam proposal ini
dijelaskan pula mengenai visi misi pengembangan tapak, lokasi terpilih yang
ditunjukkan dengan peta berskala 1:1000, usulan program pengembangan, target
pengguna, serta daftar nama dan informasi yang dibutuhkan.
2. Identifikasi dan pengumpulan data
Identifikasi dan pengumpulan data yang dilakukan diantarnya berupa:
a. Data atau informasi terkait fungsi kegiatan
b. Data atau informasi tapak
c. Dokumen rencana atau peraturan terkait tapak dan fungsi kegiatan,
d. Contoh kasus dengan fungsi yang sama
3. Analisis tapak
Analisis tapak dilakukan untuk mengetahui kualitas, kekurangan, dan
kelebihan tapak yang akan dipilih, kesesuaian tapak dengan program kegiatan yang
akan dikembangkan, serta kesesuain tapak dengan kondisi eksisting atau ketentuan
yang ada.
4. Gagasan perancangan
Setelah menganalisis tapak, hasil yang diperoleh terkait permasalahan tapak
dan obyek fungsional serta karakter perancangan obyek fungsional digunakan untuk
membuat gagasan oleh masing-masing anggota kelompok untuk merumuskan
visi/misi dan tema perancangan tapak, tujuan perancangan, program kegiatan dan
ruang.
5. Pemilihan dan pengembangan program
Berdasarkan gagasan yang telah disusun oleh masing-masing anggota kemudian
semua anggota kelompok menentukan kesepakatan untuk mengembangkan gagasan
yang dianggap paling baik untuk dikembangka. Gagasan tersebut dapat berasal dari
satu gagasan anggota kelompok, gabungan antara beberapa orang, atau
mengreasikan dari gagasan-gagasan yang ada sehingga terbentuk gagasan baru yang
disepakati.
6. Pengembangan program
Program kegiatan tapak dilakukan berdasarkan komponen-komponen yang
telah dianalisis pada saat penyusunan proposal. Satu kawasan fungsional pada
umumnya memiliki komponen inti yang digunakan untuk kegiatan utama kawasan,
komponen penunjang atau pendukung yang digunakan untuk kegiatan sekunder, dan
komponen lainnya. Selain itu yang harus dilakukan pada tahap ini adalah
mengidentifikasi kebutuhan ruang tiap komponen dan keterkaitan antarkomponen
atau sub komponen.
7. Pengembangan konsep dan rencana tapak
Pengembangan konsep yang telah dipilih dan disepakati bersama dituangkan
dalam rencana-rencana meliputi rencana tata massa bangunan, ruang terbuka
sirkulasi dan parkir, signage dan street furniture, serta rencana skematik jaringan
utilitas.
8. Penyajian rencana rancangan
Penyajian rencana rancangan dituangkan dalam bentuk gambar, model tiga
dimensi (3D) / maket, serta tulisan.
H. Keluaran

Keluaran tugas Mata Kuliah PL4112 Perancangan Kota ini adalah sebagai berikut:

1. Laporan lengkap Perancangan Kawasan TOD Stasiun Bandung dengan ukuran A3


landscape
2. Maket studi Perancangan Kawasan TOD Stasiun Bandung
3. Softcopy power pont presentation Perancangan Kawasan TOD Stasiun Bandung
4. Poster/banner Perancangan Kawasan TOD Stasiun Bandung
5. DVD yang berisi laporan, foto maket, dan berkas presentasi Perancangan Kawasan
TOD Stasiun Bandung

Laporan memuat seluruh gambar dan teks dari awal sampai akhir pengerjaan.
Berikut ini merupakan jenis gambar yang dihasilkan dari tugas ini:

Tabel H.1 Jenis Gambar

Gambaran Jumlah Jumlah


Jenis/Nama gambar Skala
Tentang Gambar Lembar
Analisis Eksternal Tanpa skala,
Kondisi eksisting 2 1
Analisis Internal dibuat freehand
Konsep Zonasi
1:1000
Konsep atau Konsep Sirkulasi
1:1000
tanggapan Tata Massa Bangunan
1:1000 4 4
terhadap kondisi Vegetasi Tapak
1:1000
eksisting Signage dan Street
1:1000
Furniture
Design Plan/Rencana
1:500 1 1
Rancangan
Potongan/Penampang
Produk 1:500 1
Tapak
rancangan
Sketsa Suasana Tanpa skala 2
Perspektif/Aksonometri 1-2
Tanpa skala 1
Tapak
Sumber: Kerangka Acuan Kerja Tugas Perancangan Kota 2018
I. Waktu Pengerjaan
Pada bagian ini kelompok akan bekerja sesuai dengan waktu pengerjaan yang
telah ditentukan dan disusun bersama untuk memudahkan proses pengerjaan
perancangan kota, khususnya perancangan kota untuk kawasan TOD di Stasiun Bandung.
Waktu pengerjaan tugas ini adalah sebagai berikut.

Tabel I.1 Matriks Jadwal Pengerjaan Perancangan Kawasan TOD Stasiun Bandung

Agst Sept Okt Nov Des


Pekerjaan
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2
Pengumpulan proposal
Presentasi dan pembahasan
proposal
Perumusan kriteria dan prinsip
Penyusunan konsep dan prinsip
Perancangan Kawasan TOD, dan
penyusunan gagasan individu
Pendetailan konsep Perancangan
Kawasan TOD
Penyusunan rencana Perancangan
Kawasan TOD Lengkap
Penyusunan program
Pembuatan maket
Sumber: Kerangka Acuan Kerja Tugas Perancangan Kota 2018

Anda mungkin juga menyukai