Disusun oleh :
1. FIRDHAN RAIHAN S
2. ARIF RIAN DWI PRAKOSO
3. RAMADIYANTI NURLITA SARI
4. M NAUFAL RAHARDIAN
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Kabupaten malinau merupakan daerah yang kaya akan potensi sumber daya
alamnya, hal ini tercermin pada potensi ekonomi yang berkembang sampai saat ini
seperti Sektor Pertanian (komoditas hasil hutan) dan Sektor Pertambangan dan
penggalian (komoditas batu bara). Namun disamping itu, belum menunjangnya
pembangunan pada sarana dan prasarana transportsi dalam pengembangan sektor
ekonomi di Kabupaten Malinau merupakan hal yang saling terkait. Sehingga
pembangunan sarana dan prasarana sangat diperlukan dalam mendukung laju
pembangunan. Keberhasilan membangun sarana dan prasarana transportasi yang
efisien dan aman, menjadi modal dasar perkembangan ekonomi daerah Kabupaten
Malinau (Bappeda Provinsi Kaltim, 2010).
Selama tahun 2009 sampai 2013, sektor pertambangan dan penggalian masih
merupakan andalan bagi pembentukan PDRB di Kabupaten Malinau. Adapun
kontribusi rata-rata dari sektor tersebut sebesar 34,06%. Sedangkan pada sektor
ekonomi menurut lapangan usaha lainnya adalah sektor pertanian menempati posisi
kedua dengan kontribusi rata-rata 20,16%, diikuti oleh sektor jasa-jasa menempati
posisi ketiga dengan kontribusi rata-rata sebesar 16,52%.
B.TUJUAN
-Untuk mengetahui aspek apa saja yang mempengaruhi analisis potensi wilayah
Kabupaten malinau merupakan daerah yang kaya akan potensi sumber daya
alamnya, hal ini tercermin pada potensi ekonomi yang berkembang sampai saat ini
seperti Sektor Pertanian (komoditas hasil hutan) dan Sektor Pertambangan dan
penggalian (komoditas batu bara). Namun disamping itu, belum menunjangnya
pembangunan pada sarana dan prasarana transportsi dalam pengembangan sektor
ekonomi di Kabupaten Malinau merupakan hal yang saling terkait. Sehingga
pembangunan sarana dan prasarana sangat diperlukan dalam mendukung laju
pembangunan. Keberhasilan membangun sarana dan prasarana transportasi yang
efisien dan aman, menjadi modal dasar perkembangan ekonomi daerah Kabupaten
Malinau (Bappeda Provinsi Kaltim, 2010).
Selama tahun 2009 sampai 2013, sektor pertambangan dan penggalian masih
merupakan andalan bagi pembentukan PDRB di Kabupaten Malinau. Adapun
kontribusi rata-rata dari sektor tersebut sebesar 34,06%. Sedangkan pada sektor
ekonomi menurut lapangan usaha lainnya adalah sektor pertanian menempati posisi
kedua dengan kontribusi rata-rata 20,16%, diikuti oleh sektor jasa-jasa menempati
posisi ketiga dengan kontribusi rata-rata sebesar 16,52%.
Maka faktor sumber daya alam perlu dikelola dan dipelihara dengan benar dan
diharapkan pembangunan yang dilaksanakan berorientasi pada pembangunan yang
berkelanjutan atau sustainable development, yaitu pembangunan yang memenuhi
kebutuhan generasi sekarang tanpa mengabaikan kepentingan generasi yang akan
dating untuk memenuhi kebutuhannya. Selain itu program pengembangan dan inovasi
pada sektor lainnya juga harus selalu ditingkatkan dan diperhatikan
Perlu diketahui bahwa nilai LQ dipengaruhi oleh berbagai faktor. Nilai hasil
perhitungannya bias, karena tingkat disagregasi peubah spesialisasi, pemilihan
peubah acuan, pemilihan entity yang diperbandingkan, pemilihan tahun dan kualitas
data.Masalah paling mendasar pada model ekonomi basis ini adalah masalah time lag.
Hal ini diakui, bahwa base multiplier atau pengganda tidak berlangsung secara tepat,
karena membutuhkan time lag antara respon dari sektor basis terhadap permintaan
dari luar wilayah dan respon dari sektor non basis terhadap perubahan sektor basis.
Pendekatan yang biasanya dilakukan terhadap masalah ini adalah mengabaikan
masalah time lag ini, namun dalam jangka panjang masalah ini pasti terjadi.
BAB III
Pada pembahasan kali ini kami akan mebahas mengenai analis potensi
wilayah Kabupaten malinau provinsi Kalimantan utara terkhusus sektor
pertambangan dari aspek fisik, ekonomi , hankam.
Analisis Potensi Wilayah yang dilakukan terhadap aspek fisik
memberikan manfaat diantaranya
1. Menciptakan Efisiensi dan produktivitas hasil pertambangan karena
penentuan kawasan/ lahan dilakukan pada lokasi yang tepat (teori lokasi)
dan sesuai dengan kemampuan dan kesesuaian fisik lahan yang cukup.
2. Menjadi pedoman pemerintah dalam menentukan kebijakan dalam
perencanaan tata ruang serta pembangunan prasarana fisik agar hasil
pertambangan dapat bermanfaat secara tepat guna dan berdaya guna.
3. Menjaga keberlanjutan (sustainability) terutama bahan tambang, karena
alokasi sumber daya fisik dilakukan dengan cara bijaksana sesuai dengan
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Unsur fisik penataan ruang
disesuaikan dengan daya dukung dan daya tampung serta potensi wilayah.
Dari aspek ekonomi , Mengingat keterbatasan atau kelangkaan dan
ketidakmerataan sumber daya tambang , maka setiap potensi sumber daya
yang ada harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Hal ini mengandung arti bahwa
setiap sumber daya harus dimanfaatkan seefisien dan seefektif mungkin.
sebanding dengan biaya alokasi. Sulit dijangkau (biaya masrjinalnya)
Perencanaan dan pengembangan wilayah kabupaten malinau dari aspek
ekonomi dapat mengalokasikan sumber daya pertambangan secara lebih
efisien dan efektif baik dalam perspektif jangka panjang maupun jangka
pendek. Hal ini dapat diketahui melalui hasil perhitungan LQ yang akan
dibahas nantinya.
· Struktur ekonomi sektor pertambangan yang telah dihasilkan dapat
menjadi indikator daya saing. Daya saing yang tinggi dijadikan dasar para
investor untuk meningkatkan pendapatan daerah kabupaten malinau maupun
provinsi Kalimantan utara. Menigktanya daya saing Dapat memajukan sektor
perekonomian daerah yang ditunjukkan melalui:
1. bertambahnya lapangan usaha
2. bertambahnya PDRB
3. bertambahnya sumber pendapatan
4. bertambahnya sektor produktif di daerah kabupaten malinau
5. bertambahnya perbankan
6. bertambahnya dunia usaha
Dari Aspek hankam dalam konteks potensi daerah merupakan upaya
pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam memberikan rasa aman bagi
upayanya dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Aspek ini sangat penting
khususnya di Kalimantan utara yang rawan terjadi kejahatan lintas
Negara.Dengan adanya anpotwil sektoral pertambangan di kabupaten
malinau, Pemerintah dapat menetapkan garis batas laut darat untuk
menghindari adanya eksploitasi sumber daya tambang secara illegal .hal
tersebut dapat dihindari dengan menetapkan peraturan yang memuat sanksi
yang jelas terhadap perbuatan tersebut.
Lapangan Share
Usaha
Pertanian + - + +-+
Pertambangan - + + -++
dan
Penggalian
Industri - - - ---
Pengolahan
Listrik, Gas dan + - + +-+
Air Minum
Bangunan dan + - + +-+
Kontruksi
Perdangangan, + - + +-+
Hotel dan
Restoran
Pengangkutan - - + --+
dan
Komunikasi
Keuangan, - - + --+
Persewaan dan
Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa + - + +-+
1. Nilai LQ > 1 berarti (positif) dan LQ < 1 (negatif).
2. Nilai DLQ > 1 berarti (positif) dan DLQ < 1 (negatif).
3. Nilai Shift Share (P+D) j > 0 berarti positif dan (P+D) j < 0 negatif
Berdasarkan pada Tabel 3, beberapa hasil interpretasi dengan Analisis
Overlay sebagai berikut:
Satu sektor diantaranya yakni: sektor pertambangan dan penggalian
denga hasil notasi (- + +). Hal ini berarti bahwa kegiatan sektoral di
Kabupaten Malinau lebih unggul dari kegiatan yang sama di Provinsi
Kalimantan Utara, baik dari sisi pertumbuhan maupun kontribusinya. Sektor
tersebut merupakan spesialisasi kegiatan ekonomi Kabupaten Malinau pada
Provinsi Kalimantan Utara.
Hal tersebut lah yang menjadi alasan perlunya tinjauan kembali oleh
pemerintah daerah serta perlunya evaluasi yang dilakukan guna tercapainya
tujuan dari sektor pertambangan tersebut untuk menunjang terkedepannya
Kabupaten Malinau baik dari sektor Ekonomi maupun Pertambangan.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
https://www.jbic.go.jp/ja/business-areas/environment/projects/pdf/50533_2.pdf
http://perencanaanperkotaan.blogspot.com/2017/03/paper-sumber-daya-fisik-dan-
lingkungan.html