(http://www.pengertianku.net/2015/01/pengertian-ekonomi-pembangunan-adala.html)
3. Pengertian Pembangunan
Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan pengertian pembangunan menurut beberapa
ahli:
Menurut Deddy T. Tikson (2005) bahwa pembangunan nasional dapat pula diartikan
sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan
strategi menuju arah yang diinginkan.
Sedangkan dalam pengertian ekonomi murni, pembangunan adalah suatu usaha proses
yang menyebabkan pendapatan perkapita masyarakat meningkat dalam jangka panjang.
(Sukirno, 1995:13).
(http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-pembangunan-menurut-
para-ahli.html)
Tujuan ini diformulasikan sejak 19 Juli 2014 dan diajukan pada Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa oleh Kelompok Kerja Terbuka Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan. Dalam proposal ini terdapat 17 tujuan dengan 169 capaian yang meliputi
masalah masalah pembangunan yang berkelanjutan. Termasuk didalamnya adalah
pengentasan kemiskinan dan kelaparan, perbaikan kesehatan, dan pendidikan,
pembangunan kota yang lebih berkelanjutan, mengatasi perubahan iklim, serta
melindungi hutan dan laut.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Tujuan_Pembangunan_Berkelanjutan)
Kesimpulan:
a. Menurut saya, ilmu ekonomi pembangunan adalah ilmu yang menganalisis ekonomi di
suatu Negara berkembang dan bagaimana cara membuat Negara tersebut menjadi lebih
baik lagi.
b.
c. Menurut saya, pembangunan adalah semua proses perubahan yang dilakukan melalui
upaya-upaya secara sadar dan terencana.
d. Menurut saya, sustainable developments goals adalah tujuan yang dilakukan Negara –
Negara pbb untuk meningkatkan pembangunan Negara – Negara.
Negara sedang berkembang adalah sebuah negara dengan rata-rata pendapatan yang
rendah, infrastruktur yang relative terbelakang, dan indeks perkembangan manusia yang
kurang dibandingkan dengan norma global. Istilah ini mulai menyingkirkan dunia ketiga,
sebuah istilah yang digunakan pada masa Perang Dingin.
Dalam hal ini Indonesia termasuk dalam kategori Negara Sedang Berkembang. Hal itu
dikarenakan di Indonesia masih rendahnya rata-rata riil pendapatan penduduk
Indonesia, infrastruktur yang masih belum memadai.
(https://avychapy.wordpress.com/about/mkp/negara-sedang-berkembang-indonesia)
Jelas, bahwa luas wilayah, jumlah penduduk, dan tingkat pendapatan perkapita
nasional merupakan determinan (faktor penentu) penting atas besar kecilnya
potensi ekonomi suatu negara, sekaligus merupakan faktor-faktor utama dalam
membedakan suatu negara berkembang dengan negara-negara berkembang lainnya.
Negara dengan wilayah yang luas dan jumlah penduduk yang besar justru senantiasa
dihadang banyak persoalan rumit, mulai dari beratnya tugas pengawasan
administrasi pembinaan kesatuan nasional, dan penanggulangan ketidakseimbangan
regional. Ternyata antara luas nya wilayah suatu negara, tingkat pendapatan
perkapita, dan merata atau tidaknya distribusi pendapatan nasional tidak selalu
berkaitan satu sama lain. Sebagai contoh, India, sebuahnegara berkembang dengan
wilayah yang sangat luas dan berpenduduk (padatahun 2000) lebih dari 1.016 juta
jiwa, ternyata tingkat per kapita India ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan yang
diraih Singapura, sebuah egara mini yang hanya berpenduduk 4 juta jiwa, yang pada
tahun 2000, memiliki pendapatan per kapita sebesar US$24.740.
Salah satu manfaat langsung dari berakhirnya Perang Dingin antara Amerika Serikat
dan Uni Soviet yang berlangsung selama 45 tahun adalah turunnya tekanan politik
dan militer mereka diberbagai belahan negara-negara Dunia Ketiga. Namun, hal ini
ternyata juga menimbulkan kerugian secara tidak langsung, yakni bangkitnya
persaingan atau bahkan menimbulkan kerugian secara tidak langsung, yakni
bangkitnya persaingan atau bahkan konflik antaretnik, antarkelompok, dan
antaragama diberbagai wilayah negara-negara Dunia Ketiga, seperti perpecahan
yang terjadi melalui kekerasan di Yugoslavia. Etnik dan agama jelas memainkan
peran penting bagi berhasil atau gagalnya usaha-usaha pembangunan. Tidaklah
mengherankan, kalau hampir semua negara atau unit politik yang begitu cepat
meraih keberhasilan dalam usaha-usaha pembangunan adalah negara yang
masyarakatnya relatif homogen seperti Korea Selatan, Taiwan, Singapura dan
Hongkong.
Bagi sebagian besar penduduk di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, pertanian bukan
saja merupakan pekerjaan, namun juga suatu cara hidup. Walaupun demikian
ternyata terdapat perbedaan yang sangat mencolok atas struktur sistem pertanian
dan pola kepemilikan tanah di Amerika latin dan Afrika. Pola kepemilikan tanah di
Asia hampir sama dengan yang ada di Amerika Latin, namun perbedaan kultural yang
mencolok cenderung menipiskan persamaan tersebut. Sebagian besar negara di
Amerika latin, yang sudah lebih lama menkmati kemerdekaan dan memiliki tingkat
pendpaatan nasional yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan rekan-rekannya
di Asia atau di Afrika, memiliki sector industri yang relatif lebih maju. Namun, sejak
dekade 1970-an dan dekade 1980- an, beberapa negara di Asia, yakni Taiwan, Korea
dan menjadi negara industry baru, india juga termasuk memiliki sektor manufaktur
terbesar di negara-negara Dunia Ketiga, namun karena jumlah pendudukya yang
begitu banyak, maka arti penting dan kemajuan sektor manufaktur di India tersebut
terkesan tidak begitu besar.
Dalam analisis akhir, seringkali bukan hanya ketepatan dari rangkaian kebijkan
ekonomi saja yang menentukan hasil-hasil yang akan dibuahkan oleh usaha nasional
dalam rangka mengatasi suatu masalah pembangunan. Struktur politik, aneka
kepentingan yang bersifat sepihak dan tersembunyi (vested interests), serta
persekongkolan di kalangan elemen-elemen kelas elit (para tuan tanah, kaum
industrialis perkotaan, kalangan bangkir, penguasa asing, perwira perwira angkatan
bersenjata, dan para pengurus serikat buruh) turut menentukan strategi-strategi apa
saja yang bisa dijalankan sekaligus menentukan letak dan intensitas hambatan
terhadap proses perubahan-perubahan ekonomi dan social yang sedang dan akan
dilaksanakan.
(https://fallinginlol.wordpress.com/2013/10/11/ekonomi-pembangunan-todaro-bab-2/)
Negara berkembang dapat diklasifikasikan dalam enam kategori utama sebagai berikut:
Standar hidup yang relatif rendah, ditunjukkan oleh tingkat pendapatan rendah,
ketimpang tingkat pendapatan yang parah, kondisi kesehatan yang buruk, dan
kurang yang memadainya sistem pendidikan.
Dominasi, ketergantungan, dan kerapuhan yang parah pada hampir semua aspek
hubungan internasional.
(http://senwellavenuel.blogspot.co.id/2011/02/karakteristik-umum-negara-
berkembang.html)
Kesimpulan:
Rostow
Menurut teori ini negara-negara maju seluruhnya telah melampaui tahapan “tinggal
landas menuju pertumbuhan ekonomi berkesinambungan yang berlangsung secara
otomatis”. Sedangkan negara-negara sedang berkembang dan terkebelakang pada
umumnya masih berapa pada tahap masyarakat tradisional atau tahap kedua yaitu
tahapan penyusunan kerangka dasar tinggal landas.
Harrod-Dommar
Tabunga (S) adalah bagian dalam jumlah tertentu, atau s dari pendapatan nasional
(Y).
(3-1)
Investasi (I) didefinisikan sebagai perubahan dari stok modal (K) yang dapat diwakili
oleh ∆K.
(3-2)
Akan tetapi, karena jumlah stok modal K mempunyai hubungan langsung dengan
jumlah pendapatan nasional atau output Y, seperti telah ditunjukkan oleh rasio
modal-output, k, maka:
Atau
Atau
(3-3)
3. Terakhir, mengingat jumlah keseluruhan dari tabungan nasional (S) harus sama
dengan keseluruhan investasi (I), maka:
(3-4)
Dari persamaan (3-1) telah diketahui bahwa S = sY dan dari persamaan (3-2) dan
persamaan (3-3), kita juga mengetahui bahwa:
(3-5)
Atau
(3-6)
Slanjutnya apabila kedua sisi persamaan (3-6) dibagi mula-mula dengan Y dan
kemudian dengan k, maka:
(3-7)
(https://fallinginlol.wordpress.com/2013/10/11/ekonomi-pembangunan-todaro-bab-3/)
Pola Pembangunan
(https://iyansetione.wordpress.com/2014/06/20/komunikasi-sosial-dan-pembangunan-
structural-change-theory-teori-perubahan-struktural/)
Dualisme mewakili keberadaan, kegigihan yang kuat dan divergensi yang meningkat
antara negara maju dan miskin, masyarakat kaya dan miskin dalam berbagai level.
Konsep dualisme mencakup empat argumen utama:
Pihak yang superior dan pihak yang inferior dalam berbagai kondisi dapat hidup
berdampingan dalam ruang tertentu
(https://mutosagala.wordpress.com/2013/02/28/teori-klasik-tentang-pertubuhan-dan-
pembangunan-ekonomi/)
Pertumbuhan output selalu bersumber dari satu atau lebih dari 3 faktor, yaitu:
Penambahan modal
Penyempurnaan teknologi
Perekonomian Tertutup
Tidak menjalani hubungan dengan pihak luar, tingkat tabungannya yang rendah (CP)
dan dalam jangka pendek mengalami laju pertumbuhan yang lambat apabila
dibandingkan dengan perekonomian yang memiliki tingkat tabungan tinggi.
Perekonomian Terbuka
Teori Pertumbuhan Baru ini dipelopori oleh Paul M. Romer pada tahun 1986 dan Robert
Lucas pada tahun 1988 sebagai kritikan terhadap teori pertumbuhan neoklasik solow
yang tidak bisa menjelaskan dengan baik pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.
Tujuan utama dari Teori Pertumbuhan Baru adalah untuk menjelaskan perbedaan
tingkat pertumbuhan antar negara maupun faktor-faktor yang memberi proporsi lebih
besar dalam pertumbuhan.
Aspek yang paling menarik dari Teori Pertumbuhan Baru adalah, membantu
menjelaskan keanehan aliran modal internasional yang memperparah ketimpangan
negara maju dangan negara berkembang dikarenakan rendahnya tingkat investasi
komplementer dalam sumber daya manusia (pendidikan), infrastruktur, atau riset
dan pengembangan.
Kritik Terhadap Teori Pertumbuhan Baru
Kelemahan penting dari Teori Pertumbuhan Baru adalah bahwa teori ini tetap
tergantung pada sejumlah asumsi neoklasik yang sering tidak cocok dengan
perekonomian negara berkembang.
(http://blogku10061987.blogspot.co.id/2014/10/teori-teori-baru-pertumbuhan-
ekonomi.html)
Kesimpulan:
b. Kematian (Mortalitas)
a) Faktor pendukung kematian (pro mortalitas)
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
Transisi demografi adalah suatu model grafik yang menggambarkan perubahan penduduk
dari pertumbuhan penduduk tinggi menuju pertumbuhan penduduk yang stabil.
Konsep transisi demografi mencoba menerangkan mengapa negara-negara yang kini
tergolong maju mengalami tahapan transisi demografi ini. Tahapan transisi demografi
meliputi 3 kurun perkembangan yaitu
Pendekatan Kebijakan
Upaya yang telah dilakukan pemerintah antara lain :
1. Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program keluarga berencana (KB)
2. Persebaran kepadatan penduduk diatasi dengan:
Program transmigrasi
Pembangunan lebih intensif di kawasan Indonesia timur
3. Tingkat kesehatan yang rendah diatasi dengan pembangunan fasilitas kesehatan seperti
pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dan Rumah sakit umum daerah ( RSUD)
4. Tingkat pendidikan yang rendah diatasi dengan:
Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di
Indonesia
Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja
Peningkatan kualitas tenaga pengajar ( guru dan dosen ) dilembaga pendidikan milik
pemerintah
Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja
Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga - lembaga
pemerintah
5. Tingkat pendapatan yang rendah diatasi dengan:
Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang nya usaha /
investasi baik PMDN atau PMA
Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih
banyak menyerap tenaga kerja.
Penyederhanaan birokrasi dalam perizinan usaha.
Saran
Pertumbuhan penduduk memang bukan hal yang mudah untuk diatur dan seperti yang bisa
dibaca di atas, pemerintah sudh melakukan berbagai macam cara untuk mengatur
pertumbuhan penduduk. Maka saran kami untuk menagtur pertumbuhan penduduk antara
lain:
1. Mengusahakan program KB berjalan pada semua kalangan. Karena kalangan yang
tidak mampu kebanyakan merasa rugi untuk membeli pil KB. Oleh karena itu
pemerintah bisa memberikan pil KB atau penyuntikan KB secara gratis agar orang
yang tidak mampu bisa mendapatkannya.
2. Akhir- akhir ini semakin banyak terjadi kehamilan pada usia dini dan faktor utama
penyebabnya adalah pornografi. Meskipun pemerintah sudah melakukan blokir
terhadap situs- situs terlarang, tetapi akses ke situs-situs tersebut masih bisa
dilakukan dengan berbagai macam cara. Oleh karena itu perlu pengamanan yang
lebh ketat lagi terhadap situs-situs pornografi.
3. Pemerintah juga tidak ada salahnya mencontoh cara Negara- Negara yang berhasil
memperlambat laju pertumbuhan penduduknya seperti Singapura dan China.
Daftar pustaka
http://pengaruhpendudukda.blogspot.co.id/2015/03/pertumbuhan-penduduk-terhadap-
kualitas.html
https://geograph88.blogspot.co.id/2013/04/transisi-demografi.html
http://melaticanti.blogspot.co.id/2013/11/pertumbuhan-penduduk-pertumbuhan.html
Berikut ini akan diuraikan beberapa indikator yang sering digunakan oleh para peneliti untuk
mengukur ketimpangan di suatau negara atau daerah.
Koefisien Gini adalah ukuran statistik yang diperoleh dari Kurva Lorenz, yang terkait dengan
pangsa kumulatif dari total nilai suatu variabel (output, revenue, jumlah pekerja, dsb.)
terhadap angka atau persentase dari perusahaan-perusahaan yang ada dalam suatu industri
yang diurutkan meningkat sesuai ukurannya.
Jika kurva berbentuk lurus, seluruh perusahaan memiliki ukuran yang sama, dan industri
dapat dipandang sebagai completely unconcentrated, mengindikasikan tingkat kompetisi
yang tinggi di pasar. Secara umum, perusahaan-perusahaan tidak mempunyai ukuran yang
sama dalam suatu industri, dan semakin besar deviasi dari garis diagonal terhadap Kurva
Lorenz, semakin besar inequality dari ukuran perusahaan dan semakin besar konsentrasi
pasar. Sebaliknya, semakin dekat kepada garis diagonal, semakin terdistribusi dan
perusahaan-perusahaan semakin tidak terkonsentrasi.
Koefisien Gini didefinisikan sebagai sebagai rasio dari luasan yang terletak di antara garis
diagonal dan Kurva Lorenz dibagi dengan luasan segitiga di bawah garis diagonal. Nilai
maksimum dan minimum adalah satu dan nol, berturut-turut mewakili total inequality dan
total equality.
Jika luasan di antara garis diagonal (perfect equality) dan Kurva Lorenz adalah A, dan luasan
di bawah Kurva Lorenz adalah B, maka Koefisien Gini adalah A / (A+B). Karena A+B = 0.5,
maka Koefisien Gini, G = A/(0.5) = 2A = 1-2B. Jika Kurva Lorenz merupakan fungsi Y = L(X),
nilai dari B dapat dicari dengan fungsi integral, sehingga:
Kurva Lorenz dapat dituliskan sebagai fungsi L(F), dalam hal mana F adalah sumbu
horizontal, dan L adalah sumbu vertikal. Untuk populasi berukuran n, dengan urutan nilai yi
i=1 hingga n yang diurutkan meningkat (yi <= yi+1), maka Kurva Lorenz adalah fungsi linier
yang menghubungkan titik-titik (Fi, Li), i = 0 hingga n, dalam hal mana F0 = 0, L0 = 0, dan
untuk i = 0 hingga n:
Fi = i/n
Si = Yj1 + Yj2 + … + Yji
Li = Si/Sn
Ada beberapa pendapat mengenai pertumbuhan dan kemiskinan. Biasanya banyak yang
berpendapat bahwa pertumbuhan yang cepat berakibat buruk kepada kaum miskin, karena
mereka akan tergilas dan terpinggirkan oleh perubahan struktural pertumbuhan modern.
Hubungan yang dekat antara pertumbuhan ekonomi dengan kemajuan yang terjadi diantara
golongan miskin tidak begitu saja mengindikasikan hubungan sebab akibat. Sebagian dari
kemajuan yang dinikmati golongan miskin dapat saja berasal dari pendapatan, pendidikan,
dan kesehatan yang lebih baik diantara golongan miskin untuk mempercepat pertumbuhan
secara menyeluruh.
Saran
Daftar Pustaka
http://otobiazza.blogspot.co.id/2013/05/artikel-kurva-lorenz-dan-koefisien-gini.html
http://sitimukharomah22.blogspot.co.id/2015/11/kemiskinan-ketimpangan-dan-
pembangunan.html
https://mulyadifirdause.wordpress.com/teori-kutznet-kurva-u-terbalik/
BAB 6. Urbanisasi dan Migrasi Desa-Kota
Dilema yang sangat kompleks dari proses pembangunan yaitu fenomena perpindahan
penduduk secara besar-besaran dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah dari
berbagai pelosok daerah pedesaan ke kota-kota di Afrika, Asia, dan Amerika Latin.
Kaitan positif antara urbanisasi dan pendapatan per kapita adalah salah satu “fakta yang
dibengkokkan” yang paling jelas dan mengejutkan dari proses pembangunan. Umumnya
semakin maju suatu negara, yang diukur dengan pendapatan per kapita, semakin banyak
pula jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Negara-negara berpendapatan
paling tinggi, paling banyak tinggal di kota atau paling urban, sementara negara-negara yang
paling miskin adalah negara yang sebagian besar penduduknya tidak tinggal di kota. Pada
saat yang sama, ketika banyak negara menjadi lebih urban (urbanized) seiring dengan
kemajuan pembangunannya, dewasa ini Negara-negara termiskin ternyata jauh lebih urban
daripada negara-negara maju dulu pada saat tingkat pembangunannya setara, sebagaimana
diukur dengan pendapatan per kapita; dan Negara-negara paling miskin (LDC atau less
developed countries) mengalami urbanisasi pada tingkat yang lebuh cepat. Urbanisasi dapat
terjadi dimana saja di seluruh dunia, meskipun pada laju yang berbeda.
Peranan Kota
Secara umum sebuah kota terbentuk karena dapat memberikan keunggulan dari srgi
biaya kepada produsen dan konsumen, melalui apa yang dikenal sebagai ekonomi
aglomerasi (agglomeration economis). Ekonomi aglomerasi muncul dalam dua bentuk yakni
:
Ekonomi urbanisasi (urbanization economies) : yaitu dampak-dampak yang berkaitan
dengan pertumbuhan kawasan geografis yang terpusat secara umum.
Distrik Industri
Perusahaan juga seringkali memilih lokasi di mana mereka dapat mempelajari kegiatan
perusahaan lain yang berada dalam industri yang sama. Pembelajaran ini dapat dilakukan
dalam bentuk hubungan formal, seperti joint ventures dan hubungan informal. Jadi
perusahaan berukuran menengah tidak perlu menolak pesanan dalam jumlah besar akibat
terbatasnya kapasitas produksi yang “spesialisasi yang fleksibel”.
Banyak bukti pendukung yang terus bertambah menunjukkan bahwa lokalisasi industri
dewasa ini menjadi sangat umum di Negara berkembang, pada tahapan pengembangan
industri yang bervariasi mulai dari industri rumahan sampai ke penggunaan teknik yang
lebih modern, dan akan menjadi faktor yang signifikan dalam mengembangkan keunggulan
kompetitif.
Skala perkotaan yang efisien dapat tercapai bagi sejumlah kota industry yang terkait erat,
seperti industri yang memiliki keterkaitan yang kuat dari hulu ke hilir. Salah satu
pengecualian yang menonjol adalah kemungkinan terjadinya imbas dari kemajuan teknologi.
Akan tetapi, terdapat juga biaya penumpukan (congestion) yang penting seperti makin
tingginya kawasan perkotaan, makin tinggi pula biaya real estate.
Dalam mekanisme pasar yang kompetitif, jika para pekerja di sebuah kota besar dengan
upah yang lebih tinggi tetapi dengan biaya hidup yang juga tinggi tidak akan lebih beruntung
secara materiil dibandingkan para pekerja dengan pendidikan, pengalaman, kemampuan,
dan kesehatan setara yang tinggal di kota kecil dengan upah yang lebih rendah dan biaya
hidup yang lebih rendah pula.
Adakalanya sebuah kota inti (urban core) menjadi terlalu besar, sehingga tidak dapat lagi
mempertahankan biaya industri yang berlokasi di tempat itu pada tingkat minimum. Di
Negara-negara berkembang, pemerintah cenderung kurang terlibat dalam penyebaran
aktivitas ekonomi dengan ukuran lebih dapat dikelola atau andaikan mereka memang
terlibat, sering kali kurang efektif. Sebagai contoh, pemerintah ingin menyebarkan industri
tanpa mempertimbangkan sifat-sifat aglomerasi; dengan memberikan insentif tetapi tidak
ada upaya mengelompokkan sejumlah industru yang berkaitan.
Sektor informal adalah bagian dari perekonomian negara-negara berkembang yang dicirikan
dengan adanya usaha kecil kompetitif perorangan atau keluarga, perdagangan kelontong
dan layanan remeh-temeh, berorientasi padat karya, tanpa adanya hambatan masuk, serta
dengan harga faktor dan produk yang ditentukan pasar.
Keberadaan sektor informal yang tidak terorgaisasi, tidak diregulasi, dan semuanya legal
meskipun tidak terdaftar telah diakui pada tahun 1970-an berdasarkan pengamatan di
beberapa negara berkembang, yang menunjukkan bahwa bertambah bayaknya tenaga kerja
perkotaan ternyata tidak tampak dalam statistik pengangguran sektor modern formal.
Pengangguran di Perkotaan
Salah satu konsekuensi pokok atas melonjaknya arus urbanisasi adalah meledaknya
jumlah pencari kerja, baik di sektor formal maupun di sektor informal dalam perekonomian
perkotaan. Di banyak negara berkembang, tingkat penawaran tenaga kerja tersebut jauh
melebihi tingkat permintaan yang ada sehingga mengakibatkan tingginya angka
pengangguran di daerah-daerah perkotaan.
Kita harus menyadari bahwa ketidakseimbangan antara besarnya jumlah orang-orang yang
bermigrasi dan terbatasnya lapangan pekerjaan merupakan gejala keterbelakangan dan juga
berkontribusi terhadap keterbelakangan itu. Salah satu tahap sederhana tetapi penting
untuk menekankan fenomena migrasi adalah dengan menyadari bahwa setiap kebijakan
ekonomi dan sosial yang memengaruhi proses migrasi secara langsung atau tidak langsung.
Jenis migrasi yang paling penting dari sudut pandang pembangunan jangka panjang adalah
migrasi desa-kota. Migrasi desa-kota merupakan migrasi yang terpenting dengan adanya
potensi manfaat pembangunan dari aktivitas ekonomi kota-kota besar karena ekonomi
aglomerasi dan sejumlah faktor lainnya.
Selain perbedaan upah, usia, dan pedidikan—migrasi juga sebagian disebabkan oleh
perkawinan; mmengikuti keluarga yang beremigrasi; jarak dan biaya relokasi; terjadinya
kelaparan, wabah penyakit, kekerasan, dan bencana lainnya; serta kedudukan atau status
relatif dalam komunitas asal, di mana mereka yang menyandang status sosial lebih rendah
kemungkinan besar akan bermigrasi.
Menurut kami pembangunan wilayah perkotaan tidak berbanding lurus dengan desa. Hal ini
dikarenakan pemikiran bahwa dengan mengadu nasib di kota maka kehidupan menjadi
bahagia dan sejahtera membuat banyak orang produktif dari desa meninggalkan desa dan
membuat kurangnya tenaga kerja produktif di desa. Oleh karena itu pemerintah diharapkan
melakukan perkembangan dan pembangunan desa tertinggal dengan membuka lapangan
pekerjaan di pedesaan sekaligus mengajak investor dari kota untuk memberi investasi dan
juga menerapkan otonomi daerah yang memberikan keleluasaan kepada seluruh daerah
untuk mengembangkan potensinya menjadi lebih baik, sehingga kota dan desa bisa saling
mendukung.
Daftar Pustaka
https://daramuliya.wordpress.com/2013/11/30/ekonomi-pembangunan-urbanisasi-dan-
migrasi-desa-kota-teori-dan-kebijakan/
http://terunesupiandi.blogspot.co.id/2014/09/summary-michael-p-todaro-and-stephen-
c_92.html
http://rencute-ozha.blogspot.co.id/2013/01/urbanisasi-dan-migrasi-desa-kota-teori.html
Sebab analisis atas investasi dalam bidang kesehatan dan pendidikan menyatu dalam
pendekatan modal manusia. Modal manusia (human capital) adalah istilah yang sering
digunakan oleh para ekonom untuk pendidikan, kesehatan dan kapasitas manusia yang lain
yang dapat meningkatkan produktivitas. Jika hal-hal tersebut ditingkatkan setelah investasi
awal dilakukan, maka dapat dihasilkan suatu aliran penghasilan masa depan dari perbaikan
pendidikan dan kesehatan. Akibatnya, suatu tingkat pengembalian (rate of return) dapat
diperoleh dari investasi terhadap pendidikan dan kesehatan. Hal ini sangatlah penting
karena pendidikan dan kesehatan juga berkontribusi langsung terhadap kesejahteraan,
namun pendekatan modal manusia berfokus pada kemampuan tidak langsung
meningkatkan taraf hidup yang lebih baik, karena diperlukan pula proses yang panjang
untuk melakukan hal tersebut.
Harapan hidup yang lebih panjang dapat meningkatkan pengembalian atas investasi dalam
pendidikan, sementara kesehatan yang lebih baik akan menyebabkan rendahnya tingkat
depresiasi modal pendidikan. Sementara itu, modal pendidikan yang lebih baik dapat
meningkatkan pengembalian atas investasi dalam kesehatan, karena banyak program
kesehatan bergantung pada keterampilan dasar yang dipelajari disekolah, termasuk
kesehatan pribadi dan sanitasi, disamping melek huruf dan angka, juga dibutuhkan
pendidikan untuk membentuk dan melatih petugas pelayanan kesehatan. Pada
akhirnya, perbaikan atas efesiensi produktif dari investasi dalam pendidikan dan kesehatan
dapat meningkatkan harapan hidup.
Banya literatur dan diskusi publik mengenai pendidikan dan pembangunan ekonomi
terutama pendidikan dan kesempatan kerja. Hal tersebut melibatkan dua proses ekonomi
mendasar: (1) interaksi antara permintaan bermotif ekonomi dan respons penawaran
bermotif politik dalam menentukan jumlah sekolah itu dan apa jenis pelajaran yang mereka
terima serta (2) perbedaan penting antara manfaat dan biaya sosial/pribadi dari berbagai
tingkat pendidikan, serta implikasi semua perbedaan manfaat dan biaya itu terhadap
strategi investasi pendidikan.
Tingkat pendidikan yang diperoleh seseorang meskipun dipengaruhi oleh banyak factor
nonpasar, secara umum dapat dipandang sebagai hasil yang ditentukan oleh kekuatan
permintaan dan penawaran seperti komoditas dan jasa lainnya. Pada sisi permintaan, dua
factor utama yang memengaruhi tingkat pendidikkan yang diinginkan adalah (1) prospek
pelajar yang lebih berpendidikan untuk menghasilkan pendapatan lebih besar melalui
pendidikan, langsung maupun tidak langsung, yang harus ditanggung seorang peserta didik
atau keluarganya. Permintaan turun adalah permintaan atas suatu barang yang muncul
secara tidak langsung dari permintaan atas barang lainnya. Permintaan atas tingkat
pendidikan yang cukup bagi seseorang untuk memperoleh pekerjaan sector modern
tampaknya berkaitan dengan atau pendapatan, probabilitas, biaya langsung pendidikan, dan
biaya tidak langsung atau biaya oportunitas pendidikan. Manfaaat sosial pendidikan adalah
manfaat yang diperoleh dari orang-orang berpendidikan mencakup juga manfaat yang
diperoleh orang lain atau bahkan masyarakat secara keseluruhan, seperti manfaat lebih
banyaknya tenaga kerja dan waga masyarakat yang melek aksara. Sertifikasi pendidikan
adalah fenomena yang menunjukkan bahwa pekerjaan-pekerjaan tertentu mensyaratkan
tingkat pendidikan tertentu
Biaya sosial pendidikan adalah biaya yang ditanggung individu dan masyarakat dari
keputusan pendidikan secara pribadi, mencakup juga subsidi pemerintah untuk pendidikan.
Biaya pribadi adalah biaya yang ditanggung setiap unit ekonomi individual. Semakin
lebarnya kesenjangan antara biaya sosial dan biaya pribadi dahkan menimbulkan dorongan
permintaan lebih besar terhadap pendidikan tinggi dibandingkan pada tingkat-tingkat
pendidikan yang lebih rendah. untuk memaksimalkan selisih antara manfaat dan biaya yang
diharapkan, strategi optimal yang perlu dilakukan peserta didik adalah mendapatkan
pendidikan detinggi mungkin. Pada umumnya, masalah manfaan biaya sosial versus pribadi
terjadi karena adanya intervensi kebijakan publik dan swasta yang tidak tepat terkait
dengan selisih upah, selektivitas pendidikan, dan penetapan harga layanan pendidikan.
Sejumlah studi juga telah menunjukkan bahwa, kebalikan dari apa yang semula
diasumsikan, system pendidikan di banyak Negara berkembang adakalanya justru
memperlebar ketimpangan pendapatan ketimbang memperkecilnya. Alasan utama dari
akibat buruk prndidikan formal terhadap distribusi pendapatan adalah adanya korelasi
positif antara tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan selama hidup. Singkatnya, kalau
orang-orang miskin tidak dapat memanfaatkan kesempatan mengikuti pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi karena alasan keuangan atau alasan lain, maka system
pendidikan sebenarnya hanya melanggengkan dan bahkan memperbesar ketimpangan
dalam suatu generasi dan antargenerasi di Negara-negara berkembang.
1. ARAH KEBIJAKAN
Pendidikan
Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang
bermutu bagi seluruh warga Propinsi DKI Jakarta menuju terciptanya manusia yang
berkualitas tinggi, serta dapat meningkatkan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kesehatan
Meningkatkan mutu dan profesionalisme tenaga paramedis dan tenaga medis, sehingga
dapat saling mendukung dalam memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, dan rehabilitasi masyarakat, serta dapat
memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatan termasuk sarana dan prasarana dalam
bidang medis dan tersedianya obat yang harganya dapat dijangkau oleh masyarakat.
Pendidikan
Mendorong upaya pemerataan kesempatan pendidikan terutama pendidikan dasar,
pendidikan sekolah luar biasa, kepada kelompok yang kurang mampu melalui kebijakan
yang mendorong terciptanya pendidikan alternatif khususnya pendidikan luar sekolah (PLS),
mengurangi angka putus sekolah dengan memperhatikan keterjangkauan biaya, serta
meningkatkan peran perpustakaan umum dan daerah dalam mendorong upaya untuk
mempopulerkan fungsinya sebagai penunjang pendidikan masyarakat. Khusus pendidikan
tinggi, mendukung upaya peningkatan kerjasama antar perguruan tinggi.
Kesehatan
Mendorong upaya perbaikan pelayanan kesehatan dengan menerapkan kebijakan yang
mengatur standar mutu pelayanan kesehatan dan koordinasi antar instansi dalam
penanggulangan keadaan gawat darurat, mendorong dan mendukung upaya-upaya
perbaikan manajeman kesehatan menuju kemandirian lembaga-lembaga kesehatan agar
dapat mengembangkan potensinya dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal,
serta mendukung upaya untuk memperbaiki dan menambah sarana dan prasarana
kesehatan yang dibutuhkan tanpa mengurangi peran aktif masyarakat untuk mewujudkan
pelaksanaan gaya hidup sehat sebagai cara pencegahan penyakit.
Saran
Daftar Pustaka
http://tugaskuliahdeni.blogspot.co.id/2013/12/modal-manusia-pendidikan-dan-
kesehatan.html
https://generasimudabicara.wordpress.com/2013/02/17/pendidikan-dan-kesehatan-dalam-
pembangunan-ekonomi/
http://biecantik.blogspot.co.id/2013/01/pendidikan-dan-kesehatan-dalam.html