Anda di halaman 1dari 7

A.

Aspek Penduduk ( Kualitas dan Kualitas )


Sumber daya manusia adalah penduduk yang berada di suatu wilayah beserta
karakteristik demografis, sosial, maupun ekonominya. Penduduk ialah kelompok
organisme yang terdiri atas individu-individu sejenis yang mendiami suatu daerah dengan
batas-batas tertentu. Materi yang akan kita bahas di sini adalah penduduk dalam arti
sumber daya manusia yang menetap di suatu daerah.
1. Kualitas
Kualitas Penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan nonfisik
yang meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas, tingkat
sosial, ketahanan, kemandirian, kecerdasan, sebagai ukuran dasar untuk
mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia yang
bertakwa, berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan dan hidup layak.
Kualitas penduduk dapat diketahui dari unsur :
a. Tingkat pendidikan, yaitu terkait dengan keterampilan dan
pengetahuan penduduknya.
b. Tingkat pendapatan, yaitu terkait dengan kemampuan penduduk secara
ekonomi dalam memenuhi kebutuhan kehidupannya.
c. Tingkat kesehatan, yaitu dari angka kematian bayi dan angka harapan
hidup.
2. Kuantitas
Kuantitas penduduk adalah jumlah penduduk yang menempati wilayah
tertentu. Kuantitas penduduk dipengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian dan
migrasi (perpindahan penduduk).
Kuantitas penduduk dapat diketahui dari unsur :
a. Kelahiran (natalitas / fertilitas)
b. Kematian (mortalitas)
c. Perpindahan penduduk (migrasi)

B. Ekonomi
Dikutip dari laman Encyclopedia Britannica tahun 2015, ekonomi pembangunan
adalah ekonomi nasional berpendapatan rendah yang diubah menjadi industri ekonomi
modern. Biasanya, istilah ini digunakan untuk menggambarkan adanya perubahan
ekonomi pada suatu negara yang didalamnya melibatkan perbaikan kualitatif ataupun
kuantitatif. Dalam teori ekonomi pembangunan, bentuk ekonomi primitif dan miskin bisa
dikembangkan menjadi lebih canggih dan relatif lebih makmur. Hal ini sangat penting
untuk negara-negara terbelakang, dan masalah ini memang biasa dibahas dalam konteks
seperti ini. Konsep ini pertama kali menjadi perhatian dunia pasca percang dunia ke-2.
Saat era kolonialisme di Eropa sudah berakhir, maka berbagai negara bekas jajahan dan
negara lainnya hidup dengan standar ekonomi yang rendah dan sering disebut dengan
negara terbelakang. Kondisi digunakan membedakan untuk membedakannya dengan
negara maju. Saat standar kehidupan di mayoritas negara miskin mulai berkemban dalam
beberapa dekade, maka negara tersebut dinamai dengan negara berkembang.
Negara berkembang pada umumnya akan dikategorikan berdasarkan kriteria
pendapatan per kapita, dan ekonomi pembangunan biasanya akan dinilai muncul saat
pendapatan per kapita tersebut meningkat. Pendapatan perkapita suatu negara bisa
diartikan sebagai ukuran terbaik yang tersedia dari suatu nilai barang dan jasa, per orang,
kepada masyarakat di negara tersebut pertahunnya. Rustan (2019) dalam bukunya
menjelaskan bahwa ekonomi pembangunan adalah suatu bentuk proses peningkatan
pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan cara menghitung adanya peningkatan
penduduk yang disertai dengan adanya perubahan fundamental dalam struktur ekonomi
di suatu negara, serta pemerataan pendapatan untuk penduduk bagi suatu negara.
Ekonomi pembangunan ini tidak bisa dilepaskan dari pertumbuhan ekonomi. Ekonomi
pembangunan akan mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan
ekonomi akan melancarkan berbagai proses pembangunan ekonomi. Pada ekonomi
pembangunan, masyarakat yang ada di dalam negara tersebut akan bertindak sebagai
pelaku utama dan pemerintah akan berperan menjadi pembimbing serta pendukung
adanya ekonomi pembangunan.
1. Faktor Yang mempengaruhi dan Tujuan Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi merupakan proses perubahan menuju perbaikan
yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat. Dalam proses pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh suatu
negara dipengaruhi oleh beberapa faktor
a. Faktor Yang Mempengaruhi Pembangunan Ekonomi
Berikut faktor ekonomi yang mempengaruhi pembangunan ekonomi:
1) Faktor Ekonomi
a) Sumber alam atau tanah
Pada sumber alam atau tanah mencakup mengenai kesuburan
tanah, letak dan susunanya, kekayaan alam. Selain itu
mencakup mineral, iklim, sumber air, atau sumber laut.
b) Akumulasi Modal
Modal berati persediaan faktor produksi yang secara fisik
dapa direproduksi. Apabila stok modal naik dalam waktu
tertentu, maka disebut akumulasi modal atau pembentukan
modal. Makna pembentuk modal adalah masyarakat tidak
melakukan keseluruhan kegiatannya saat ini sekedar untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumsi yang
mendesak.
c) Kemajuan teknologi
Perubahan teknologi dianggap faktor paling penting di dalam
proses pertumbuhan ekonomi. Perubahan tersebut berkaitan
dengan perubahan di dalam metode produksi sebagai hasil
pembaharuan atau teknik penelitian baru. Pada perubahan
teknologi menaikkan produktivitas buruh, modal, dan faktor
produksi lainnya.
2) Faktor Non-Ekonomi
Faktor non-ekonomi yang mempengaruhi pembangunan
ekonomi, yakni:
a) Lembaga dan budaya
Pendidikan dan kebudayaan barat membawa arah penalaran
dan skeptisisme menanamkan semangat baru serta
memunculkan kelas pedagang baru. Di mana menghasilkan
perubahan pandangan, harapan, struktur dan nilai-nilai sosial.
b) Sumber daya manusia
Pengembangan faktor manusia berkaitan dengan efisiensi dan
produktivitasnya. Para ahli ekonomi menyebutnya
pembentukan modal insani, yaitu proses peningkatan ilmu
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan. Jumlah
penduduk yang melonjak cepat merupakan penghambat bagi
pembangunan di negara berkembang.
c) Faktor polotik dan administrasi
Stabilitas politik dan administrasi yang kokoh membantu
pertumbuhan ekonomi modern. Administrasi yang kuat,
efisien dan tidak korup sangat penting bagi pembangunan
ekonomi. Struktur politik dan administrasi yang lemah
merupakan penghambat besar bagi pembangunan ekonomi di
negara berkembang.
b. Tujuan Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara memiliki
tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Selain itu
juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat untuk kebutuhan hidup,
memperluas distribusi kebutuhan pokok. Dalam pembangunan ekonomi
memiliki tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
1) Tujuan jangka pendek
Tujuan jangka pendek adalah untuk meningkatkan taraf hidup,
kecerdasan, kesejahteraan masyarakat yang semakin adil dan
merata serta meletakan landasan yang kuat untuk pembangunan
berikutnya
2) Tujuan jangka panjang
Tujuan jangka panjang adalah mewujudkan suatu masyarakat adil
dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan
Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang merdeka dan bersatu. Pada tahap awal pembangunan
dititikberatkan pada bidang ekonomi. Karena dengan harapan akan
berpengaruh pada bidang lain.
C. Politik Dalam Perencanaan Pembangunan Wilayah
Konteks pembangunan daerah, kebijakan publik adalah keputusan yang bersifat
otoritatif yang dikeluarkan oleh penyelengara pemerintah didaerah, sesuai dengan fungsi
dan tugas pemerintah daerah otonom. Di dalam kerangka otonomi daerah, pihak yang
mempunyai kewenangan merumuskan kebjakan publik adalah Pemda dan DPRD. Alat
sarana yang digunakan untuk menuangkan kebijakan tersebut adalah perda, sehingga
perda merupakan alat atau sarana menuangkan kebijakan publik didaerah. Dengan kata
lain perda adalah kebijakan publik tertinggi di daerah, karena merupakan aturan hukum
sebagaimana termuat di dalam tata urutan perundang-undangan.
Dalam kaitan dengan itu berbicara tentang politik hukum tidak dapat dipisahkan
dari pembangunan daerah sebab politik hukum merupakan upaya penerapan
pembangunan hukum nasional, tentunya tidak dapat dilepaskan dari kebijakan
pembangunan nasional secara keseluruhan, yang dituangkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 – 2009, yang menjadi landasan
bagi upaya pembangunan nasional di berbagai bidang. Rencana pembangunan jangka
pendek merupakan penjabaran dari visi - misi kepala daerah dan wakil kepala daerah
yang reformulasi dan sesuaikan berdasarkan rencana pembangunan jangka menengah
(RPJM) dan rencana pembanguan jangka panjang (RPJP)
Merujuk pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, diarahkan harus memuat
arah kebijakan daerah, strategi pembanguan daerah, kebijakan umum dan program satuan
kerja perengkat daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah dan program kewilayahan
disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan
yang bersifat indikatif.
Dengan demikian RPJ pendek mempunyai kedudukan yang sangat strategis,
karena berfungsi meletakan kerangka landasan yang kokoh bagi proses pembangunan di
daerah. Untuk tahun pertama dan tahun berikutnya.ini dimaksudkan tidak saja
diorientasikan untuk mengatasi berbagai masalah yang dipandang mendesak atau
prioritas tetapi juga harus memenuhi paling tidak standar kebutuhan pembangunan
minimum. Agar target ini dapat dicapai secara optimal, maka orientasi implementasi
rencana pembangunan daerah perlu didukung oleh suatu sistem Politik dalam
melaksanakan pembangunan daerah yang komprehensif, efektif, efisien, transparan dan
akuntabel.
Pembangunan, khususnya yang berdimensi jangka panjang, merupakan suatu
platform yang memadai untuk mengakomodasi gagasan-gagasan pemikiran yang
terkonsepsi secara terukur, tepat-guna dan berdaya-guna sesuai kondisi objektif daerah.
Disinilah letak pentingnya makna Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
sebagaimana diamanatkan oleh Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana diubah dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 menegaskan bahwa, pembangunan
nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan,
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan serta kemandirian dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan nasional (Pasal 2 ayat 1). Dengan demikian,
dibutuhkan suatu rencana yang dapat mengarahkan seluruh komponen masyarakat
menuju pencapaian tujuan nasional. karenanya itu, Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004 mensyaratkan disusunnya perencanaan secara berjenjang, mulai dari Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 terutama pada Pasal 150 menegaskan
bahwa, dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah disusun perencanaan
pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan
nasional. Perencanaan pembangunan daerah ini disusun secara berjangka oleh Pemerintah
Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Dengan demikian strategi pembangunan dimaksudkan untuk mengembangkan
sistem sosial politik yang tangguh sehingga sistem dan kelembagaan ketatanegaraan yang
terbangun tahan menghadapi berbagai goncangan sebagai sistem sosial politik yang
berkelanjutan. Diatas landasan sistem politik nasional yang berkelanjutan tersebut
dikembangkan sistem peningkatan kapasitas dan kemampuan masyarakat yang
merupakan bagian penting dari strategi pembangunan di daerah.
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah, terdiri atas
urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib, artinya penyelenggaraan pemerintahan
yang berpedoman pada standar pelayanan minimal, dilaksanakan secara bertahap dam
ditetapkan oleh pemerintah. Adapun untuk urusan pemerintahan daerah kabupaten/kota,
meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhakasan dan potensi unggulan
daerah yang bersangkutan. Dengan demikian hakekatnya adalah mewujudkan
perencanaan pembangunan yang berkesinambungan dan tata hukum yang baik di propinsi
yang mendapat dukungan masyarakat, sebagai prasayarat kondisionalisasi bagi
pembangunan daerah yang nyaman dan sejahtera , maju dan berkualitas. Kemampuan
dan disiplin perencanaan pembangunan terutama penjabaran rencana pembangunan
jangka panjang daerah dengan setiap tahapan secara tepat.
Abdullah, Rosali, H., Prof., SH. Pelaksanaan Otonomi Luas dan Isu Federalisme Sebagai Suatu
Alternatif, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999.

Dr. Made Suwandi, Msoc.Sc, Pokok-Pokok Pikiran Konsepsi Dasar, Otonomi Daerah Indonesia
(Dalam Upaya Mewujudkan Pemerintah Daerah Yang Demokratis Dan Efisien)

Dr.J. Kaloh, Mencari bentuk otonomi daerah(Suatu solusi dalam menjawab kebutuhan lokal dan
tantangan global)

Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1992.

Sarundayang, S.H., Pilkada Langsung, Problem dan Prospek, Kata Hasta Pustaka, Jakarta, 2005.
___________, Pemerintahan Daerah Di Berbagai Negara, Kata Harta Pustaka,
Jakarta 2005.

Anda mungkin juga menyukai