Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

GEOGRAFI PARIWISATA
“PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN KONSEP KEPARIWISATAAN”

DOSEN PENGAMPU
Yulia Novita, S.pd.I, M.par

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
NURUL MAWATI
11811223273
VIONA IRAWAN
11811223254

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
1442 H/2021 M

i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan
judul “Pengertian, Ruang Lingkup, Dan Konsep Kepariwisataan “ dengan baik.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok dengan mata kuliah
Geografi Pariwisata yang diberikan oleh dosen pengampu yaitu IbuYulia Novita,
S.Pd.I, M.Par.
Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh teman teman yang telah
berkontribusi dan berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini secara optimal
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan sebaik mungkin. Terima kasih
pula kami ucapkan kepada ibuk dosen pembimbing yang telah memberikan
arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini. Ucapan terima kasih tak
lupa juga kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu proses
pembuatan makalah ini.
Sebagai penulis kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Maka dari itu kami berharap semoga makalah ini dapat
menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama dan bagi para pembaca
umumnya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan
sekian dan terimakasih.

Wassalamualaikum wr. wb

Pangkalan Nyirih, 14 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Geografi Pariwisata 3


B. Ruang Lingkup Geografi Pariwisata............................................................
C. Konsep-Konsep Dalam Kepariwisataan 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 10

B. Saran 11

DAFTAR PUSTAKA 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Geografi adalah ilmu yang menggunakan pendekatan holistik
melalui kajian keruangan, kewilayahan, ekologi, dan sistem serta historis
untuk mendeskripsikan dan menganalisis, struktur, pola, fungsi, dan proses
interelasi, interaksi, interdepedensi dan hubungan timbal balik dari
serangkaian gejala, kenampakan atau kejadian, dari kehidupan manusia
(penduduk), kegiatannya, budidayanya dengan keadaan lingkungannya di
permukaan bumi, sehingga dari kajian tersebut dapat dijelaskan dan
diketahui lokasi atau penyebaran, adanya persamaan atau perbedaan
wilayah dalam hal potensi, masalah, informasi geografi lainnya, serta
dapat meramalkan informasi baru atas gejala geografi untuk masa
mendatang dan menyusun dalil-dalil geografi baru, serta selanjutnya
dimanfaatkan untuk kesejahteraan kehidupan manusia.
Pariwisata berasal dari bahasa sansekerta, pari yaitu sempurna,
lengkap, tertinggi, wisata yaitu perjalanan, sehingga pariwisata bearti
perjalanan yang lengkap atau sempurna. Keseluruhan daripada gejala-
gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan tinggalnya orang asing serta
penyediaan tempat tinggal sementara dan tidak berhubungan dengan
pencarian nafkah (Yoeti, 1985).
Geografi Pariwisata adalah cabang dari pada bidang ilmu geografi
yang mengkaji berbagai hal yang terkait dengan aktivitas perjalanan
wisata, meliputi karakteristik destinasi (objek) wisata, aktivitas dan
berbagai fasilitas wisata serta aspek lain yang mendukung kegiatan
pariwisata di suatu daerah (wilayah).Geografi pariwisata adalah geografi
yang berhubungan erat dengan pariwisata. Segi-segi umum yang perlu
diketahui wisatawan antara lain iklim, flora, fauna, keindahan alam, adat
istiadat, budaya, perjalanan darat, laut, udara dan sebagainya (Suwantoro,
1997).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Geografi Pariwisata
2. Ruang Lingkup Geografi Pariwisata?
3. Apa Konsep-Konsep Dalam Kepariwisataan?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Geografi Pariwisata
2. Ruang Lingkup Geografi Pariwisata
3. Untuk Mengetahui Konsep-Konsep Dalam Kepariwisataan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Geografi Pariwisata


1. Pengertian Geografi Pariwisata
Alfandi (2001), berpendapat bahwa Geografi adalah ilmu yang
menggunakan pendekatan holistik melalui kajian keruangan,
kewilayahan, ekologi, dan sistem serta historis untuk mendeskripsikan
dan menganalisis, struktur, pola, fungsi, dan proses interelasi, interaksi,
interdepedensi dan hubungan timbal balik dari serangkaian gejala,
kenampakan atau kejadian, dari kehidupan manusia (penduduk),
kegiatannya, budidayanya dengan keadaan lingkungannya di
permukaan bumi, sehingga dari kajian tersebut dapat dijelaskan dan
diketahui lokasi atau penyebaran, adanya persamaan atau perbedaan
wilayah dalam hal potensi, masalah, informasi geografi lainnya, serta
dapat meramalkan informasi baru atas gejala geografi untuk masa
mendatang dan menyusun dalil-dalil geografi baru, serta selanjutnya
dimanfaatkan untuk kesejahteraan kehidupan manusia.
Pariwisata berasal dari bahasa sansekerta, pari yaitu sempurna,
lengkap, tertinggi, wisata yaitu perjalanan, sehingga pariwisata bearti
perjalanan yang lengkap atau sempurna. Keseluruhan daripada gejala-
gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan tinggalnya orang asing
serta penyediaan tempat tinggal sementara dan tidak berhubungan
dengan pencarian nafkah (Yoeti, 1985).
Geografi Pariwisata adalah cabang dari pada bidang ilmu geografi
yang mengkaji berbagai hal yang terkait dengan aktivitas perjalanan
wisata, meliputi karakteristik destinasi (objek) wisata, aktivitas dan
berbagai fasilitas wisata serta aspek lain yang mendukung kegiatan
pariwisata di suatu daerah (wilayah).Geografi pariwisata adalah
geografi yang berhubungan erat dengan pariwisata. Segi-segi umum
yang perlu diketahui wisatawan antara lain iklim, flora, fauna,

3
keindahan alam, adat istiadat, budaya, perjalanan darat, laut, udara dan
sebagainya (Suwantoro, 1997).
Pandangan Geografi terhadap pariwisata yaitu:
a. Geografi Mutakhir memastikan arah perkembangan konsep
geografi untuk dapat diterapkan pada berbagai lingkugan
geografi yang beraneka tingkat perkembangan ekonomi,
budaya dan penguasaan teknologi
b. Dalam tahapan ini studi geografi dapat berorientasi pada
masalah interaksi manusia dengan lingkungan, selain itu
juga dapat berorientasi pada studi wilayah, permukaan bumi
dipandang sebagai lingkungan hidup dimana manusia dapat
memanfaatkan sumberdaya alam
c. Potensi dan masalah unsur-unsur geografi sangat bervariatif,
sehingga perlu kajian secara spasial dan temporal untuk
dapat mengenali watak/sifat wilayah.1

2. Ruang Lingkup Geografi Pariwisata


Analisis ruang lingkup daerah (wilayah) Pariwisata yang dapat
dilakukan oleh geografi meliputi (Sujali, 1989):
1. Analisis sistem perwilayahan
2. Analisis sosial kemasyarakatan
3. Analisis ekonomi
4. Analisis fisik/daya dukung lingkungan
5. Analisis kondisi sarana dan prasarana
6. Analisis struktur dan pola masyarakat
7. Analisis potensi dan sumberdaya alam, buatan manusia

Dalam melaksanakan kegiatan analisis dapat menerapkan rumus-


rumus, statistik, analisis peta dan hasil interpretasi citra serta

1
Bagus Arjana, Gusti. 2015. Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Jakarta: Rajawali Pers

4
pengolahan data spasial dengan SIG. Kegiatan perumusan rencana
pengembangan destinasi dapat dilakukan pula oleh ahli geografi yang
meliputi :
1) Perumusan arahan pemanfaatan ruang dan masalah
pembangunan pariwisata
2) Perumusan konsep dan strategi pengembangan destinasi
pariwisata
3) Penjabaran konsep dan strategi pengembangan tata ruang
wilayah pariwisata
4) Penyajian informasi rencana tata ruang wilayah wilayah
pariwisata dapat diwujudkan dalam bentuk peta-peta hasil
rumusan rencana yang diperoleh atas dasar studi kompilasi
data dan analisis data wilayah (Arjana, 2015).2

B. Konsep-konsep Dalam Kepariwisataan


Konsep-konsep geografi yang dapat digunakan dalam menganalisis
kepariwisataan (Arjana, 2015):
1. Aglomerasi
Aglomerasi merupakan kecenderungan pengelompokan suatu
gejala yang terkait dengan aktivitas manusia yg bersifat dinamis
dibanding dg fenomena alam. Misalnya pengelompokan kawasan
industri, pusat perdagangan, daerah pemukiman, dan
penggelompokan wilayah pengembangan pariwisata.
2. Letak
Letak sangat penting di dlm penjelasan geografi. Dalam geografi
dikenal konsep letak absolut dan relatif. Letak suatu lokasi akan
mempengaruhi nilai dr lokasi tersebut. Lokasi/letak dapat menjawab
fenomena objek wisata ada dimana dan mengapa objek wisata
tersebut ada disitu.
3. Jarak/Keterjangkauan

2
Suwurto. Vol.16, No.2, Juni 2011,Geografi Pariwisata,Jurnal Geografi. hal.12

5
Dalam kehidupan sosial ekonomi, jarak memiliki arti
penting. Dalam geografi jarak dapat diukur dengan dua cara, yaitu
jarak geometrik dinyatakan dalam satuan panjang kilometer dan
jarak waktu yang diukur dengan satuan waktu (jarak tempuh).
Pariwisata juga sangat mempertimbangkan jarak dalam
menentukan perjalanan berwisata. Keterjangkauan adalah sulit atau
mudahnya suatu lokasi untuk dapat dijangkau dipengaruhi oleh
letak lokasi, Jarak, dan kondisi suatu tempat. Contoh: Objek
wisata pantai Surabaya–Bali bisa ditempuh dengan bus atau
pesawat. Berbeda dengan Surabaya-P.Bawean tidak bisa ditempuh
dengan pesawat, akan tetapi harus menggunakan bus kemudian
hrus menunggu kapal yang bisa mengangkut ke pulau tersebut.
4. Interaksi
Interaksi merupakan terjadinya hubungan yang saling
mempengaruhi antara suatu gejala dengan gejala lainnya.
Contohnya adalah perbedaan kondisi antara daerah pedesaan dan
perkotaan yang kemudian dapat menimbulkan suatu kegiatan
interaksi seperti halnya penyaluran kebutuhan pangan, arus
urbanisasi maupun alih teknologi. Perbedaan objek wisata dapat
menimbulkan suatu kegiatan interaksi seperti dalam hal
transportasi, dan lain-lain.
5. Distribusi/diferensiasi keruangan
Fenomena yang berbeda antara tempat yang satu dengan yang
lain. Contoh: Areal pedesaan khas dan corak persawahan. Dalam
pariwisata diferensiasi keruangan sangat dibutuhkan untuk menarik
wisatawan. Contoh: Budaya Bali.
6. Keterpaduan/sintesis
Keterkaitan antara suatu fenomena dengan fenomena
lainnya. Misalnya hubungan antara kemiringan lereng di suatu
wilayah dengan ketebalan lapisan tanah serta hubungan antara
daerah kapur dengan kesulitan air. Dalam pariwisata keterpaduan

6
sangat diperhatikan untuk merencanakan pengembangan
pariwisata secara efektif dan efisien.3

Berkaian dengan pengembangan kepariwisaataan, Pemerintah


Indonesia telah mengeluarkan kebijakan berupa Undang-Undang Nomor
10 tahun 2009 tentang kepariwisataan. Pada pasal 2 dinyatakan
penyelenggaraan kepariwisataan berasaskan manfaat, keseimbangan,
kemandirian, parisipatif, kelestarian, dan berkelanjutan. Lebih lanjut pada
pasal 4 dinyatakan tujuan kepariwisaaan adalah :
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran,
melestarikan lingkungan sumber daya alam, serta memajukan
kebudayaan. Dengan prinsip penyelenggaraan kepariwisataan menjunjung
tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai pengejawantahan dari
konsep hidup dalam keseimbangan hubungan antara manusia dan Tuhan
Yang Maha Esa, hubungan antara manusia dan sesama manusia, dan
hubungan antara manusia dan lingkungan, memelihara kelestarian alam
dan lingkungan hidup, memberdayakan masyarakat setempat.
Cakupan pembangunan kepariwisaan meliputi : indusri pariwisata,
destinasi pariwisata, pemasaran dan kelembagaan kepariwisataan.
Diamanahkan dalam UU 10 tahun 2009, bahwa pembangunan
kepariwisaaan dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan
kepariwisataan nasional, rencana induk pembangunan kepariwisataan
provinsi dan rencana induk pembangunan kepariwisataan kanbupaten/kota.
Mengacu pada amanah tersebut, untuk kepentingan nasional, pemerintah
menetapkan peraturan pemerinah nomor 50 tahun 2011 tenang rencana
induk pembangunan kepariwisataan nasional (RIPPARNAS) ahun 2010-
2015.
PP 50 tahun 2011 pada pasal 2 memuat bahwa pembangunan
kepariwisataan nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip pembangunan
3
Yoeti Alfandi, 2006, “Konsep Pariwisata” Jurnal Sinergi, FE UPY, No. 1, Vol. 5

7
berkelanjutan yang berorientasi upaya peningkatan pertumbuhan,
peningkatan kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan, serta pelestarian
lingkungan. Khusus, dalam penjelasan pasal 35 RIPPARNAS, Bali
dimasukkan sebagai salah satu dari 50 Destinasi Pariwisata Nasional
(DPN) yang diharapkan dapat meningkakan dan memantapkan
pembangunan pariwisata secara berkelanjutan yang peduli terhadap
pelestarian lingkungan dan budaya. Sebagai tindak lanjut UU No 10
tahun 2009 dan RIPPARNAS No 50 tahun 2011, pemerinah Provinsi Bali
mengeluarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012
tentang kepariwisataan budaya Bali dan Peraturan Daerah Nomor 10 tahun
2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah
(RIPPARDA) Provinsi Bali Tahun 2015-2029. Pada pasal 2 Perda 10
tahun 2016, dinyatakan Penyelenggaraan Kepariwisataan Budaya Bali
dilaksanakan berdasarkan pada asas manfaat, kekeluargaan, kemandirian,
keseimbangan, kelestarian, partisipatif, berkelanjutan, adil dan merata,
demokratis, kesetaraan dan kesatuan yang dijiwai oleh nilai-nilai Agama
Hindu dengan menerapkan falsafah Tri Hita Karana. Lebih lanjut dalam
pasal 3 ayat 1 RIPPARDA Provinsi Bali diamatkan pelaksanaan
RIPPARDA diselenggarakan secara terpadu oleh pemerintah propinsi,
pemerintah kabupaten/kota, dunia usaha, dan masyarakat. Dalam rangka
mewujudkan industri pariwisata berdaya saing, kredibel, membuka ruang
partisipasi publik secara luas, bertanggungjawab pada lingkungan dan
sosial budaya dan mendorong terwujudnya pariwisata yang berkelanjutan.
Menyimak aturan perundang-undangan di atas dapatlah dinyatakan bahwa
pengembangan kepariwisataan di Bali bukan hanya dalam upaya
peningkatan perekonomian, pemerataan pendapatan dan kesempatan kerja,
namun juga menekankan pada keterlibatan pemerintah, masyarakat dan
swasta dalam rangka keberlanjutan kepariwisataan dan pelestarian sumber
daya alam dan budaya Bali yang berlandaskan nilai-nilai Agama Hindu
dan falsafah Tri Hita Karana. Indonesia (khususnya Bali) merupakan salah
satu daerah tujuan wisata terkenal di seluruh dunia. Kementerian

8
Pariwisata (2015) telah menetapkan arah kebijakan dan strategi (road map)
kepariwisataan Indonesia, yaitu:
a.Pemasaran pariwisata nasional: mendatangkan sebanyak mungkin
wisatawan mancanegara dan mendorong peningkatan wisatawan
nusantara;
b. Pembangunan destinasi pariwisata: meningkatkan daya tarik
daerah tujuan wisata sehingga berdayasaing di dalam negeri dan di
luar negeri;
c.Pembangunan industri pariwisata: meningkatkan partisipasi usaha
lokal dalam industri pariwisata nasional serta meningkatkan
keragaman dan daya saing produk/jasa pariwisata nasional di setiap
destinasi pariwisata yang menjadi fokus pemasaran;
d. Pembangunan kelembagaan pariwisata: membangun sumber daya
manusia pariwisata serta organisasi kepariwisataan nasional.
Pariwisata telah semakin disadari sebagai pemicu pertumbuhan
ekonomi dan peluang perluasan lapangan kerja di berbagai negara
berkembang.4

BAB III
PENUTUP

4
https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-10-2009-kepariwisataan?amp

9
A. Kesimpulan
Geografi Pariwisata adalah cabang dari pada bidang ilmu geografi
yang mengkaji berbagai hal yang terkait dengan aktivitas perjalanan
wisata, meliputi karakteristik destinasi (objek) wisata, aktivitas dan
berbagai fasilitas wisata serta aspek lain yang mendukung kegiatan
pariwisata di suatu daerah (wilayah).Geografi pariwisata adalah geografi
yang berhubungan erat dengan pariwisata. Segi-segi umum yang perlu
diketahui wisatawan antara lain iklim, flora, fauna, keindahan alam, adat
istiadat, budaya, perjalanan darat, laut, udara dan sebagainya (Suwantoro,
1997).
Analisis ruang lingkup daerah (wilayah) Pariwisata yang dapat
dilakukan oleh geografi meliputi :
1. Analisis sistem perwilayahan
2. Analisis sosial kemasyarakatan
3. Analisis ekonomi
4. Analisis fisik/daya dukung lingkungan
5. Analisis kondisi sarana dan prasarana
6. Analisis struktur dan pola masyarakat
7. Analisis potensi dan sumberdaya alam, buatan manusia
Konsep-konsep geografi yang dapat digunakan dalam menganalisis
kepariwisataan
8. Aglomerasi
9. Letak
10. Jarak
11. Keterjangkauan
12. Interaksi
13. Distribusi/diferensiasi keruangan
14. Keterpaduan/sintesis

B. Saran

10
Demikianlah pembahasan makalah mengenai kami. Semoga
makalah ini bisa menambah wawasan pembaca dan sebagai pembanding
dari buku-buku dan jurnal yang lain serta bermanfaat untuk pembaca pada
umumnya dan khususnya untuk penulis sendiri. Kurang dan lebih penulis
mohon maaf, sebagai mana pepatah Tak Ada Gading Yang Tak Retak Tak
Ada Manusia Yang Tak Bersalah.

DAFTAR PUSTAKA

11
Bagus Arjana, Gusti. 2015. Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Jakarta:
Rajawali Pers

https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-10-2009-kepariwisataan?amp

Suwurto. Vol.16, No.2, Juni 2011,Geografi Pariwisata,Jurnal Geografi. hal.12

Yoeti Alfandi, 2006, “Konsep Pariwisata” Jurnal Sinergi, FE UPY, No. 1, Vol. 5

12

Anda mungkin juga menyukai