Anda di halaman 1dari 16

TINJAUAN GEOGRAFI REGIONAL TERHADAP MASTERPLAN

PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI


INDONESIA (MP3EI)
A Review of Economic Development Acceleration and Expansion Masterplan
of Indonesia in Regional Geography Perspective

M. Baiquni
Program Studi Pembangunan Wilayah
Fakultas Geografi UGM
Email: baiquni99@gmail.com

ABSTRACT
Regional Geography at national level is a study of unique charecteristics and pattern of natural
phenomena and human phenomena in a certain region which are delineated and regionalized for
certain purpose. In this perspective, Masterplan MP3EI was lauched by since 2011 be analized on
how its relations with backward regions and boundary regions. A critical review related to what is the
concept behind and how are the strategies implement this program. The research methods are literature
review, maps pattern analysis, and indept interview. The results of this research are (1) MP3EI is
driven by economic growth strategy and lack of local politics involvement i.e. autonomy; (2) The eco-
nomic corridor of MP3EI partly related to backward region and boundary region of Indonesia; (3)
There are many challenges on how to implement MP3EI such as: integration foreign high investment
with local economy, synergy to autonomy, preserve nature conservation area, and enrich cultural heri-
tage of cultural diversity.
Keywords: regional geography, policy implementation, masterplan MP3EI

ABSTRAK
Geografi Regional mempelajari keunikan karakter dan pola dari fenomena alam maupun manusia
dalam suatu wilayah tertentu yang didelineasi dan diregionalisasi untuk tujuan tertentu. Dalam
perspektif tersebut Masterplan MP3EI yang diluncurkan tahun 2011 dianalisis keterkaitannya
dengan pembangunan daerah tertinggal dan wilayah perbatasan. Diperlukan tinjauan kritis untuk
mengetahui konsep dibelakangnya dan bagaimana strategi untuk implementasi programnya. Metode
yang digunakan adalah melakukan review kritis literature dan dokumen, analisis pola peta koridor,
dan wawancara mendalam. Hasil yang diperoleh adalah: (1) MP3EI dikembangkan oleh pemerintah
pusat dengan strategi pertumbuhan ekonomi dan kurang melibatkan dinamika politik lokal, misalnya
otonomi daerah; (2) Koridor ekonomi MP3EI hanya sebagian kecil yang bertautan dengan daerah
tertinggal; (3) Banyak tantangan yang harus dijawab dalam pelaksanaan MP3EI, seperti bagaimana
mengintegrasikan investasi asing besar-besaran itu dengan modal penghidupan ekonomi rakyat, sinergi
dengan program daerah otonom, konservasi sumberdaya alam dan pengayaan khazanah keragaman
budaya setempat.
Kata kunci: geografi regional, implemnasi kebijakan, dokumen MP3EI

Tinjauan Geografi Regional ... (Baiquni) 104


PENDAHULUAN aspek ini, mengingat banyaknya bencana
alam akibat kerakusan pembangunan dan
Pembangunan wilayah di negara kepulauan meluasnya dekadensi moral akibat ambisi
memerlukan pendekatan dan strategi yang yang tidak terkendali, kesemuanya yang
cocok dengan kondisi ekosistem dan sumber- dapat menghancurkan kehidupan bangsa.
daya alam serta situasi dinamika masya-
rakatnya. Sepanjang sejarah kemerdekaan Tantangan ke depan pembangunan ekonomi
Republik Indonesia selama hampir tujuh Indonesia tidaklah mudah untuk diselesaikan
dasawarsa, telah mengalami pasang surut sendiri. Dinamika ekonomi domestik dan glo-
pembangunan dan berbagai dampak yang bal mengharuskan Indonesia senantiasa siap
mengikutinya. Pada saat kemerdekaan terhadap perubahan dan siap melakukan
Indonesia merupakan sebuah negara yang kerjasama. Gelombang perubahan sedang
perekonomiannya berbasis kegiatan pertani- terjadi mengarah pada pergeseran dari
an tradisional, saat ini Indonesia telah Atlantik ke Pasifik, dari Amerika dan Eropa
menjadi negara dengan proporsi industri ke Asia. Keberadaan Indonesia di pusat baru
manufaktur dan jasa yang lebih besar. gravitasi ekonomi global, yaitu kawasan Asia
Timur dan Asia Tenggara, mengharuskan
Kemajuan ekonomi telah membawa pe- Indonesia mempersiapkan diri lebih baik lagi
ningkatan kesejahteraan masyarakat, yang untuk mempercepat terwujudnya suatu
tercermin dalam peningkatan pendapatan negara maju dengan hasil pembangunan dan
per kapita, perbaikan berbagai indikator kesejahteraan yang dapat dinikmati secara
sosial dan ekonomi lainnya termasuk Indeks merata oleh seluruh masyarakat.
Pembangunan Manusia (IPM). Dalam periode
1980 dan 2010, Indeks Pembangunan Transformasi pembangunan semesta bukan
Manusia meningkat dari 0,39 ke 0,60. Indo- hanya ekonomi semata, namun diperlukan
nesia juga memainkan peran yang makin pula pembangunan ekonomi sebagai salah
besar di perekonomian global. Saat ini Indo- satu sendi pembangunan semesta. Dalam
nesia menempati urutan ekonomi ke-17 ter- konteks inilah Presiden Susilo Bambang
besar di dunia. Keterlibatan Indonesia pun Yudhoyono menyadari perlunya penyusun-
sangat diharap-kan dalam berbagai forum an MP3EI untuk memberikan arah pem-
global dan regional seperti ASEAN, APEC, G- bangunan ekonomi Indonesia hingga 2025.
20, dan berbagai kerjasama bilateral lainnya Melalui percepatan dan perluasan pem-
(Buku Masterplan MP3EI, 2011:14). bangunan ekonomi ini, perwujudan kualitas
Pembangunan Manusia Indonesia sebagai
Perkembangan ekonomi Indonesia perlu bangsa yang maju tidak saja melalui
dikritisi, dikoreksi dan perlu terus-menerus peningkatan pendapatan dan daya beli
dibenahi. Duddley Seers (1973) mengungkap- semata, namun dibarengi dengan mem-
kan bahwa pembangunan suatu negera baiknya pemerataan dan kualitas hidup
dikatakan gagal apabila kemiskinan seluruh bangsa (Masterplan MP3EI, 2011).
semakin banyak, pengangguran semakin
luas dan kesenjangan pembangunan antar Pembangunan wilayah kepulauan me-
wilayah semakin dalam. Tiga aspek penting merlukan perspektif dan pendekatan yang
yang dikemukakan seorang pemikir pem- tepat dalam pembangunan ekonomi
bangunan itu, kiranya relevan untuk nasional. Beragam teori dan konsep pem-
ditambahi dengan dua aspek yang penting bangunan yang selama ini lahir dari pemikir-
yaitu “pembangunan dikatakan gagal an continental, belum tentu bisa diterap-
apabila ker usakan lingkungan terjadi kan dalam konteks negara kepulauan. Hal
dimana-mana dan kemaksiatan meraja- ini memerlukan pengkajian mendalam para
lela”. Penulis menganggap penting dua ahli pembangunan Indonesia untuk

105 Forum Geografi, Vol. 26, No. 2, Desember 2012: 104 - 119
menemukan konsep dan pendekatan yang pusat-pusat pertumbuhan kota itu sendiri.
cocok untuk negara kepulauan ini. Keunikan dan keunggulan wilayah koridor
perlu menjadi dasar dan identitas, agar
Kajian koridor pembangunan dengan pembangunan tidak membosankan karena
mengaitkan antar pusat pertumbuhan telah seragam seperti kota-kota besar lainnya.
dikemukakan; antara lain mengenai model
kerjasama segitiga pertumbuhan Joglo- Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji
semar (Baiquni, 1998), transformasi spasial secara kritis kebijakan MP3EI dalam per-
perkotaan dan segitiga pertumbuhan ekonomi spektif Geografi Regional. Secara rinci peneliti-
(Muta’ali, 1998), transformasi wilayah di koridor an ini berupaya menelusuri konsep di
Yogyakarta dan Surakarta (Giyarsih, 2010). belakangnya dan bagaimana strategi imple-
Pada kajian tersebut memperlihatkan mentasi kebijakan. Lebih lanjut penelitian ini
bahwa koridor pembangunan sangat terkait membahas keterkaitan MP3EI dengan
dengan: (1) adanya pusat-pusat pembangun- pembangunan daerah tertinggal dan wilayah
an seperti perkotaan dan kawasan industri; perbatasan.
(2) aksesibilitas yang menghubungkan
antara pusat-pusat pembangunan; (3) ada-
nya keunggulan komparatif yang saling METODE PENELITIAN
memerlukan, (4) aliran barang dan jasa serta
orang yang bergerak antar pusat-pusat ter- Metode yang digunakan dalam penelitian
sebut untuk mendapatkan nilai tambah yang ini adalah: (1) Studi literatur dan review kritis
optimal, (5) tidak ada hambatan yang berarti dokumen MP3EI; (2) Overlay peta dan analisis
guna terjadinya hubungan dan kerjasama pola peta koridor MP3EI dikaitkan dengan
antar pusat-pusat tersebut. Dengan demikian daerah tertinggal dan wilayah perbatasan;
perkembangan koridor pembangunan ter- dan (3) wawancara mendalam dengan
kait dengan kepentingan kerjasama antar pakar dan pelaku pembangunan wilayah.
pusat-pusat pembangunan tersebut yang me-
rangkai, sehingga membangkitkan per-
tumbuhan pembangunan wilayah koridor. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kajian koridor pembangunan pada umum- Perspektif Geografi Regional
nya masih dalam perspektif ekonomi dan
perspektif spatial perkembangan fisik Geografi Regional dalam studi suatu negara
infrastruktur pembangunan, belum banyak mempelajari keunikan karakter dan pola
yang mengaitkan dengan perspektif sosial dari fenomena alam maupun manusia dalam
budaya seperti kearifan lokal sebagai pondasi suatu wilayah tertentu yang didelineasi dan
dan pilar pembangunan. Sebagaimana yang diregionalisasi untuk tujuan tertentu. Aspek-
dikemukakan oleh Wesnawa (2010) yang aspek Geografi Regional yang biasanya di-
mengungkapkan bahwa kecenderungan pelajari antara lain unsur geografis (berupa
pembangunan dewasa ini masih kurang luas, bentuk wilayah, iklim, sumber daya,
memperhatikan pelestarian kekayaan sosial penduduk) dan pembangunan (terkait dengan
budaya sebagai bagian integral dari seluruh batas wilayah, kedaulatan atas sumberdaya,
program pembangunan dan pemanfaatan dan pola kekuasaan pusat daerah, pem-
ruang. Disini diperlukan perhatian yang bangunan infrastruktur, pertumbuhan eko-
serius mengenai karakteristik sosial budaya nomi dan pemerataan kemakmuran, serta
masyarakat dan keterlibatan mereka dalam kesejahteraan sosial dan keragaman budaya).
mengembangkan koridor pembangunan, Dalam studi geografi regional, unsur
mengingat wilayah koridor tidak sama dengan geografi dan unsur pembangunan dikaji

Tinjauan Geografi Regional ... (Baiquni) 106


secara kewilayahan meliputi karakter, pola, Jepang, Kaname Akamatsu, melukiskan
koneksi, dinamika dan kecenderungannya. proses semacam itu menggunakan para-
digma “Formasi angsa terbang” (Soesastro,
Dov Nir dalam bukunya Region as a Socio-envi- 1990). “Angsa” paling depan memimpin
ronmental System: An Introduction to a Systematic
kemana arah dan manauver terbang yang
Regional Geography (1990) mengemuka-kan
diikuti oleh anggota kelompok lainnya.
pentingnya memahami kecenderungan
Sebagai contoh dalam kerjasama Sijori
fenomena penyeragaman kehidupan di tengah
(Singapura, Johor dan Riau), maka Singapura
kehidupan yang beragam. Peradaban dunia
merupakan “angsa terdepan” kerjasama itu.
berada di persimpangan jalan apakah akan
terus menuju keseragaman menuju budaya Wilayah yang selama ini dianggap pinggiran
global atau mempertahankan kebe-ragaman (frontier region) seperti Kepulauan Riau dan
kehidupan? Pilihannya saat itu bagi masya- wilayah perbatasan lainnya (border region) perlu
rakat negara-negara berkembang adalah meng- dikembangkan dengan melibatkan
ikuti totalitarianism atau pluralism berkaitan pengembangan masyarakat luas, terutama
dengan kehidupan sosial ekonomi. Ia menekan- penduduk asli memperoleh manfaat dan
kan pada kebebasan (freedom) yang merupakan kesejahteraannya meningkat. Belajar dari
hak pilihan untuk berbeda dengan yang lain. pengalaman Sijori, keuntungan dari kerja-
Francis Fukuyama dalam bukunya Trust: sama ekonomi tersebut adalah mereka yang
The Social Virtues and The Creation of Prosperity kuat baik dalam modal, teknologi maupun
(1995) menyoroti aspek-aspek budaya yang lobi. Bagi masyarakat lokal masih banyak
mendasari pertumbuhan ekonomi di Asia yang belum mem-peroleh manfaat secara
Timur. Menurutnya keperayaan masyarakat adil dari proses pembangunan di wilayah-
merupakan dasar yang penting bagi per- nya (Sasono, 1993). Oleh karena itu pengem-
tumbuhan ekonomi Asia. Kegiatan ekonomi bangan kerjasama ekonomi regional
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan selanjutnya perlu diikuti kemitraan diantara
sosial dan politik masyarakat luas. Dengan para pelaku pembangunan (stakeholders) dan
preposisi seperti itu, maka reformasi eko- melakukan penguatan (empowerment)
nomi dengan sendirinya memerlukan kelompok masyarakat secara luas.
reformasi politik dan sosial yang berbasis Dalam kaitan dengan koridor MP3EI, maka
rasa saling percaya. Percepatan dan perluas- gagasan diatas menarik untuk ditinjau
an ekonomi memerlukan basis kepercayaan kembali. Misalnya koridor ekonomi Bali dan
yang dibangun antara pemerintah pusat dan
Nusa Tenggara, dimotori oleh tema
daerah otonom, antar sektor dan aktor pelaku
pariwisata yang digerakkan utamanya oleh
pembangunan. Keberlangsungan percepat-
Bali yang sudah memiliki reputasi dunia.
an dan perluasan ekonomi ditentukan oleh
Dalam pengembangan pariwisata bukan
kerjasama yang erat berdasarkan nilai ke-
keseragaman pola ekonomi, tetapi ke-
adilan dan keperayaan diantara pemerintah,
ragaman sumberdaya pariwisata (alam dan
masyarakat dan dunia usaha.
budaya) yang unik itu masing-masing
Pada dekade 1990an akselerasi pem- memiliki segmen pasar tersendiri. Sebagai
bangunan kerjasama ekonomi regional di konsekuensinya Nusa Tenggara tidak harus
antara negara tetangga semakin nyata. meniru Bali dalam mengolah dan mengelola
Proses kerjasama ekonomi regional merupa- sumberdaya pariwisatanya. Keragaman lah
kan upaya untuk menjalin keunggulan yang menjadi basis keunggulan kompetitif
komparatif wilayah tersebut dan mem- setiap pulau atau setiap komunitas yang
bangun keunggulan kompetitif dalam dapat menghadirkan keunikan. Dalam
menghadapi blok ekonomi lain. Ekonom kaitan itu pula perlu dikembangkan model

107 Forum Geografi, Vol. 26, No. 2, Desember 2012: 104 - 119
kepari-wisataan berbasis masyarakat (commu- lain ditandai dengan: 1) upaya memenuhi
nity based tourism), kepariwisataan berwawas- kebutuhan dasar kehidupan masyarakat
an lingkungan (ecotourism), dan kepariwisata- seperti pemenuhan sandang pangan; 2)
an yang bertanggungjawab (responsible tourism) pembenahan sarana produksi sandang
terutama di pulau-pulau kecil yang memiliki pangan; 3) pengambilalihan atau me-
keunikan sumberdaya alam dan kemajemuk- nasionalisasikan per usahaan Belanda
an budaya masyarakatnya, agar pariwisata dengan; 4) hingga proyek mercusuar yang
tidak menjadi bentuk penjajahan baru (neo berhasil membangun Monas, Masjid Istiqlal,
colonialism) atas nama percepatan dan Gelora Senayan, Jembatan Semanggi dan
perluasan pembangunan ekonomi. kawasan Jakarta Selatan.

Perspektif Geografi Regional yang diguna- Suasana pembangunan pada periode


kan untuk mengkaji masterplan MP3EI Presiden Soekarno telah dilakukan dengan
terkait dengan bagaimana pemerintah berupaya membangun secara Berdikari
pusat memprakarsai kebijakan pembangun- (berdiri diatas kaki sendiri), meskipun tidak
an (dengan percepatan dan perluasan yang lepas dari upaya kerjasama dengan negara
menekankan pada sektor ekonomi) dalam lain seperti Uni Soviet, China dan Jepang.
suasana otonomi daerah. Keragaman dan Periode ini berakhir dengan krisis ekonomi
keunikan masing-masing daerah tidak perlu dan melambungnya harga-harga kebutuhan
menjadi seragam dalam format koridor sandang pangan serta inflasi yang tak ter-
ekonomi pertumbuhan. Masing-masing kendali, sehingga terjadi krisis kekuasaan
wilayah dan komoditi ekonomi bisa saling dan pergantian kepemimpinan nasional.
melengkapi, keunggulan komparastif di- Pada periode berikutnya setelah Presiden
sulam dan keunggulan kompetitif ditonjol- Soeharto naik ke puncak kekuasaan, suasana
kan. Pijakan berfikir kritis penelitian ini berganti dengan pengaruh kuat dari Amerika
adalah bagaimana Bhinneka Tunggal Ika dan sekutunya dalam merancang pembangun-
menjadi spirit bagi pembangunan wilayah an ekonomi Indonesia. Pembangunan
negara kepulauan Republik Indonesia. dilakukan secara bertahap dan terencana
melalui Repelita (rencana pembangunan lima
tahun) yang banyak diilhami oleh berbagai
Perubahan Strategi Pembangunan pemikiran ekonom Amerika seperti WW
Rostow yang terkenal dengan konsepnya
Kebijakan pembangunan wilayah di Indo- the Stages of Economic Growth. Pada periode
nesia telah mengalami berbagai pergeseran ini pembangunan dimulai dengan sektor
dari periode ke periode terkait dengan pertanian sebagai basis dan wilayah perdesa-
dinamika politik nasional maupun per- an sebagai tumpuan pembangunan, dengan
ubahan pembangunan internasional. Pada proyek seperti bendungan raksasa, jaringan
masa revolusi pembangunan berangkat dari irigasi, jembatan dan jalan, serta berbagai
basis menemukan karakter keragaman sarana pendidikan (SD Inpres) dan kesehatan
daerah dan pembangunan ideologi politik (Puskesmas).
terutama membangunkarakter bangsa
secara nasional (national character building). Strategi pembangunan yang bertumpu pada
Pada masa itu juga penuh dengan per- pertumbuhan ekonomi, industriaslisasi,
golakan pusat dan daerah yang merupakan transfer teknologi, relokasi industri ter-
dinamika mencapai titik temu kepentingan utama di perkotaan ini dikritik oleh kalang-
dan membangun pengalaman bersama. an pemikir kritis dan kalangan Ornop atau
Sejak awal kemerdekaan, pembangunan LSM. Kemudian muncullah pula alternatif
Indonesia diwarnai berbagai corak; antara kebijakan pembangunan seperti pendekat-

Tinjauan Geografi Regional ... (Baiquni) 108


an kebutuhan dasar (basic need approach), antar sektor dan aktor maupun antar wilayah,
pembangunan perdesaan (integrated rural antar pulau, dan antara desa dan kota.
development), teknologi tepat guna (appropri-
ate technology) dan pem-bangunan berpusat Upaya pemerintah untuk mengatasi
pada manusia (people centered development). kesenjangan pembangunan, antara lain
dengan kebijakan pembangunan Katimin
Pembangunan memerlukan modal, sehingga (Kawasan Timur Indonesia) dan dirancang
pemerintah pada waktu itu menggerakkan program KAPET (Kawasan Andalan
modal dengan mengundang investor asing Pengembangan Ekonomi Terpadu) di
dengan membuat kontrak karya sumber- sejumlah lokasi dan kesenjangan desa kota
daya mineral bernilai tinggi (tambang emas, dijawab dengan kebijakan Inpres Desat
minyak bumi dan gas), hutang luar negeri, tertinggal (IDT). Berbagai upaya itu telah
mobilisasi tabungan masyarakat, menghimpun didorong, namun keberlanjutannya kurang
melalui pendapatan devisa, maupun usaha dinamis dan maju karena pemerintah masih
ekspor produk manufaktur. Pembangunan menjadi pelaku ekonomi yang dominan.
yang didominasi peran pemerintah nampak Pada masa itu juga dilakukan pendekatan
semakin tinggi mengandalkan pada utang pengembangan kluster, seperti kluster industri
luar negeri, sehingga lembaga seperti The kecil, pengembangan kawasan agropolitan,
World bank, International Monetary Funds, dan pusat pengembangan agribisnis per-
Asian Development Bank, Islamic Development kebunan yang menyulam dan mengganti-
Bank dan negara donor dari negara maju kan perusahaan penebangan hutan.
memberikan utang sekaligus meminta
jaminan konsesi sumberdaya alam. Ketika krisis ekonomi 1997 dan diikuti
dengan kemarau panjang yang meng-
Berbagai perkembangan yang terjadi adalah akibatkan krisis ekologi, maka terjadi
semakin dinamis dan tumbuh pesat gelombang ketidakpuasan rakyat yang
pembangunan di Jawa dan sektor industri menjadi krisis multidimensi atau krisis to-
dan perkotaan terus semakin kuat. Meski tal (Kristal), menyebabkan kekuasaan
sektor pertanian diunggulkan, tetapi paruh pemerintah yang dikelilingi para krono
waktu periode kepemimpinan Presiden konglomerat itu mengalami keruntuhan.
Soeharto terjadi perubahan yang begitu besar Pada bulan Mei 1998 terjadilah pergantian
bertumpu pada industri. Industri perhutan- kekuasaan dari Soeharto ke BJ Habibie
an nasional diberi konsesi untuk menebang yang diwarnai situasi krisis dan ketidak-
jutaan hektar hutan tropis, industri berbasis teraturan. Reformasi menjadi kredo untuk
komoditi impor dan konsesi sumberdaya mengubah pembangunan yang otoriter dan
alam diberikan pada kroni dan keluarga sentralistis menuju kearah demokrasi dan
dekat penguasa. Terjadilah ekonomi yang desentralisasi.
dimotori para konglomerat bar u atas
kemudahan kebijakan penguasa. Lahirlah Kini setelah otonomi daerah yang
kesenjangan yang begitu lebar antara berkembang sejak 1999 telah memberi
pengusaha konglomerat dengan usaha kecil ruang pada daerah untuk mengembangkan
dan koperasi. Sejumlah industri yang men- wilayah. Pembangunan dilakukan semakin
dukung pertanian seperti industri pupuk, besar olah pemerintah daerah dan masya-
pestisida dan bibit unggul dikuasai oleh rakat memiliki tingkat partisipasi publik
konglomerat; namun disisi lain sektor per- yang semakin meningkat. Dengan otonomi
tanian rakyat dan koperasi tidak bisa ber- daerah muncul kegairahan pembangunan
kembang menjadi tulang punggung ekonomi daerah dan masyarakatnya sesuai dengan
nasional. Kesenjangan semakin melebar aspirasi yang ada di daerah. Namun

109 Forum Geografi, Vol. 26, No. 2, Desember 2012: 104 - 119
demikian perkembangan ini bukannya Indonesia menjadi 10 negara terbesar dunia
tanpa persoalan, banyak daerah yang di tahun 2025.
mengalami konflik sosial dan pemborosan
oleh pemerintahnya akibat dari kontestasi Mengapa pemerintah begitu yakin? Hal
kepentingan dan konflik kekuasaan. yang menjadi pertimbangan utama adalah
kondisi makroekonomi Indonesia yang
Dalam perkembangan mutakhir yaitu cukup menjanjikan. Dengan pertumbuhan
konteks relasi kepentingan dan kekuasaan ekonomi yang di atas 6% dan GDP per
pusat dengan daerah seperti inilah, maka kapita melebihi $3000/tahun, Indonesia
tinjauan Geografi Regional terhadap telah menjadi negara yang diperhitungkan
masterplan MP3EI perlu dilakukan. di mata dunia. Dibuktikan pula oleh
Meninjau kembali dan mempertanyakan keberhasilan Indonesia bertahan dari The
secara kritis kebijakan pembangunan ini Second Great Depression pada tahun 2008,
akan dilakukan oleh siapa, menguntungkan salah satu dari sedikit negara yang tidak
siapa dan bagaimana keberlanjutannya. terkena dampak signifikan.
Kementerian Koordinator Ekonomi
menyusun MP3EI dan melaksanakan
Pengembangan Koridor Pembangunan
dengan melibatkan berbagai stakeholder
Ekonomi (MP3EI)
mulai dari lembaga Negara lainnya
Pengembangan koridor pembangunan (Bappenas, Komite Ekonomi Nasional,
ekonomi digunakan sebagai konsep dasar Komite Inovasi Nasional, dll) maupun
dalam MP3EI yang merupakan kepanjang- pihak swasta (Kadin, UMKM, dll).
an dari Masterplan Percepatan dan  Tujuannya adalah terbentuknya integrasi
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indone- pembangunan, agar masterplan ini tidak
sia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tumpang tindih dengan masterplan-
(SBY) meluncurkan kebijakan Masterplan masterplan lain yang telah ada. Secara
Percepatan dan Perluasan Pembangunan umum, strategi utama dalam MP3EI ini
Ekonomi Indonesia 2011-2025 (MP3EI) antara lain: (1) Penguatan Koridor
ini untuk mewujudkan pembangunan yang Ekonomi Indonesia, yaitu pemetaan pusat-
berkeadilan dengan meningkatkan pusat pertumbuhan ekonomi di 6 koridor 
pertumbuhan ekonomi terus digalakan oleh (Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
pemerintah. Maluku-Papua, Bali-NT); (2) Penguatan
konektivitas nasioal, visi yang diusung
MP3EI disusun berdasarkan optimisme adalah Locally Integrated Globally Connected.
pemerintah dalam melihat posisi Indone- Bagaimana agar menghubungkan pusat-
sia di antara negara-negara lain secara inter- pusat ekonomi maupun daerah terpencil
nasional. Indonesia mulai diper-hitungkan agar terjadi value chain yang efektif di In-
dalam percaturan kebangkitan negara- donesia; (3) Penguatan SDM dan IPTEK
negara Asia termasuk China dan India serta nasional.
negara-negara kecil yang sudah sangat maju
seperti Singapura, Hongkong, Macao, Korea Disebutkan bahwa penyusunan dokumen
Selatan. Indonesia termasuk negera yang MP3EI yang hanya berlangsung singkat
diang gap demokratis dengan jumlah sekitar 3 bulan ini telah dilakukan dengan
penduduk banyak yang mayoritas muslim proses yang interaktif dan partisipatif.
dan memiliki kekayaan sumberdaya alam Proses semacam ini diharapkan terbentuk
yang beragam dan melimpah. Diharapkan suatu ownership yang tinggi terhadap MP3EI
keberadaan masterplan ini mendorong visi serta terbangunnya komitmen bersama dari

Tinjauan Geografi Regional ... (Baiquni) 110


berbagai pihak pemangku kepentingan komplementer yang penting serta khusus
untuk mensukseskan keberhasilan MP3EI. untuk melakukan percepatan dan perluasan
Semangat yang dihembuskan dalam MP3EI pembangunan ekonomi (Buku Masterplan
ini adalah Not Business as Usual akan terus MP3EI. 2011:23).
berlanjut untuk terus melakukan berbagai
Fokus dari pengembangan MP3EI ini
terobosan dalam rangka percepatan
diletakkan pada 8 program utama, yaitu
transformasi ekonomi Indonesia demi
pertanian, pertambangan, energi, industri,
mencapai visi Indonesia untuk mewujudkan
kelautan, pariwisata, dan telematika, serta
masyarakat yang mandiri, maju, adil, makmur
pengembangan kawasan strategis. Ke-
(Buku Masterplan MP3EI. 2011:11).
delapan program utama tersebut terdiri dari
MP3EI dikembangkan melalui pendekatan 22 kegiatan ekonomi utama yang se-
terobosan (breakthrough) yang didasari oleh sungguhnya lebih pada pengembangan
semangat “tidak semata bisnis sebagaimana komoditas yang menjadi sumberdaya
lazimnya” (not business as usual), melalui unggulan masing-masing koridor. Diharap-
perubahan pola pikir bahwa keberhasilan kan kegiatan ekonomi tersebut akan
pembangunan ekonomi tidak hanya menghasilkan peningkatan PDB di masing-
tergantung pada pemerintah saja, masing koridor.
melainkan merupakan kolaborasi bersama Melihat angka-angka pertumbuhan
antara Pemerintah Pusat, Pemerintah nasional PDB (2010-2025) rata-rata ini
Daerah, BUMN, BUMD, dan Swasta. dibandingkan tiga pendekatan: business as
Dalam Keputusan Presiden No. 32 Tahun usual, RPJM dan MP3EI. Angka ini cukup
2011 tentang Masterplan Percepatan dan ambisius untuk memacu pertumbuhan di
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indone- berbagai koridor tersebut, mengingat
sia 2011-2025 (MP3EI) menyebutkan karakter wilayah, ketersediaan SDA dan
bahwa kegiatan MP3EI adalah merupakan kualitas SDM serta tingkat pembangunan
langkah awal untuk mendorong Indonesia (ketersediaan infrastruktur, listrik, energi,
menjadi negara maju dan termasuk 10 fasilitas pendidikan dan pusast riset) masih
negara besar di dunia pada tahun 2025 terkonsentrasi di Jawa dan beberapa pusat
melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang perkotaan di luar Jawa. Artinya belum
inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan. merata dan masih belum siap sebagaimana
dipikirkan, dianalisis, direncakanan dan
Tantangan yang harus dijawab oleh peme-
diprogramkan oleh para pemikir elit
rintah sendiri adalah apakah birokrasinya
ekonomi. Lalu siapa sesungguhnya yang
dapat melayani pelaksanaan MP3EI ini?
akan melaksanakan mega proyek moderni-
Bagaimana juga mensinkron-kan dengan
sasi ini dan siapa yang akan menikmatinya?
RPJM (Rencana Pembangnan Jangka
Menengah) dan RPJP (Rencana Pembangun- Presiden SBY mencoba meyakinkan
an Jangka Panjang) yang meli-puti segala berbagai pihak dan menyampaikan bahwa
aspek pembangunan? Pertanya-an kritis ini pelaksanaan MP3EI dilakukan untuk
dijawab secara jelas bahwa MP3EI bukan mempercepat dan memperluas pem-
dimaksudkan untuk mengganti dokumen bangunan ekonomi melalui pengembangan
perencanaan pembangunan yang telah ada 8 (delapan) program utama yang terdiri dari
seperti Rencana Pembangunan Jangka 22 kegiatan ekonomi utama. Strategi pelaksana-
Panjang Nasional 2005 – 2025 (UU No. an MP3EI dilakukan dengan meng-
17 Tahun 2007) dan Rencana Pembangun- integrasikan tiga elemen utama yaitu: (a)
an Jangka Menengah Nasional, namun mengembangkan potensi ekonomi wilayah
menjadi dokumen yang terintegrasi dan di enam Koridor Ekonomi Indonesia, yaitu:

111 Forum Geografi, Vol. 26, No. 2, Desember 2012: 104 - 119
Koridor Ekonomi Sumatera, Koridor Eko- pembangunan khususnya ekonomi dengan
nomi Jawa, Koridor Ekonomi Kalimantan, cara baru yang tidak biasa, namun ada pula
Koridor Ekonomi Sulawesi, Koridor Eko- yang meragukan kehandalan dan komitmen
nomi Bali–Nusa Tenggara, dan Koridor masterplan ini untuk terintegrasi dengan
Ekonomi Papua–Kepulauan Maluku; (b) berbagai perencanaan yang telah ada.
memperkuat konektivitas nasional yang Dewan Pengarah Sabang Merauke Circle
terintegrasi secara lokal dan terhubung (SMC) Arwin Lubis menilai, Rencana
secara global (locally integrated, globally con- Induk Percepatan dan Perluasan Pem-
nected); (c) memperkuat kemampuan SDM bangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
dan IPTEK nasional untuk mendukung merupakan kapitalisme semu. Sebab,
pengembangan program utama di setiap MP3EI ini merupakan perpaduan antara
koridor ekonomi. penguasa dan pengusaha.
Infrastruktur menjadi salah satu yang “Selama MP3EI berjalan, kesenjangan juga
penting dalam program MP3EI. Total makin melebar. Karena pendekatan MP3EI
indikasi investasi pengembangan infra- jelas dikatakan melalui keppres dengan
struktur diperkirakan mencapai Rp 1.786 pendekatan lama yang memerlukan
triliun. Infrastruktur jalan, rel kereta, tenaga kolaborasi semua pihak, yakni pemerintah
listrik dan energi, serta telematika merupa- dan swasta untuk mencapai pertumbuhan,”
kan empat dari delapan jenis infrastruktur ujar Arwin di Jakarta. Lebih lanjut dikata-
yang dominan menyerap investasi. Diharap- kan bahwa: “kalau digeneralisasi pemerintah
kan semua koridor memiliki peluang untuk pusat dan daerah adalah penguasa. BUMN
menangkap investasi domestik dan asing. dan pengusaha swasta adalah kolaborasi
pengusaha. Jadi MP3EI adalah kolaborasi
Ini semua memerlukan kepemimpinan yang pengusaha dan penguasa. Ini yang biasa
kuat dan mengandaikan bahwa semua disebut dengan kapitalisme semu, yang
kepentingan tersebut dapat terakomodasi tidak mau bersaing dengan bisnis sehat”
tidak hanya dalam dokumen, tetapi lebih (Kompas 16-2-2012).
penting dalam pelaksanaan dan
pemanfaatan hasil pembangunan sehingga Sementara itu pengamat ekonomi M Fadhil
tercapai tujuan yang luhur mewujudkan Hasan, mengatakan, secara historis atau
masyarakat yang mandiri, maju, adil, konseptual MP3EI merupakan bentuk
makmur. Apakah nanti presiden baru akan ketidakapuasan terhadap RPJPM yang
melanjutkan Masterplan MP3EI ini ataukah dinilai masih pada tataran nor matif.
ini menjadi “paket jualan” bagi calon Sinyalemen ini pada dasarnya memper-
presiden baru nanti? Apa pun motifnya tanyakan mengenai perencanaan pem-
yang penting setiap rencana yang baik bangunan, mengapa telah ada perencanaan
harus dilaksanakan dengan baik, apabila menyeluruh masih ada lagi percepatan
gagal harus berani bertanggungjawab dan sektoral dalam hal ini perluasan dan
bersedia belajar dari pengalaman. percepatan ekonomi. Bisa jadi RPJM
dianggap masih terlalu sempit business as
usual, sedangkan MP3EI ingin mengem-
MP3EI dan Pembangunan Daerah bangkan peran asing yang lebih luas.
Tertinggal Menurut dia, MP3EI hanya memberikan
ruang bagi pelaku ekonomi asing melalui
Berbagai pandangan kritis terhadap instrumen liberalisasi perdagangan.
kebijakan MP3EI dikemukakan oleh
berbagai pihak. Ada yang menyambut baik “Jadi, menurut saya, persoalan pentingnya
langkah terobosan untuk mewujudkan adalah masalah struktur ekonomi yang

Tinjauan Geografi Regional ... (Baiquni) 112


masih timpang. Tapi pendekatan MP3EI positif bagi pelaksanaan pembangunan di
kenyataannya masih berdasarkan per- setiap koridor.
tumbuhan. MP3EI hanya memberi ruang
yang besar bagi pelaku ekonomi asing me- Secara garis besar sebaran daerah tertinggal
lalui instrumen liberalisasi perdagangan”. pada Koridor Ekonomi Sumatera, Koridor
Ekonomi Jawa, Koridor Ekonomi
Apakah benar dengan MP3EI dapat meng- Kalimantan, dan Koridor Ekonomi Sulawesi
ubah kesenjangan struktur ekonomi di berada pada wilayah penyangga. Sedangkan
daerah atau justru malah bisa menyebab- sebaran daerah tertinggal pada Koridor
kan semakin parah kesenjangan antar daerah. Ekonomi Bali–Nusa Tenggara, dan Koridor
Daerah tertinggal adalah suatu daerah Ekonomi Papua–Kepulauan Maluku berada
kabupaten yang wilayah dan masyarakat- pada wilayah utama. Sebagaimana hasil
nya relatif tertinggal bila dibanding dengan tumpang susun peta (map overlay) sebaran
daerah lainnya yang lebih maju dilihat dari daerah tertinggal dengan koridor MP3EI
ukuran rata-rata nasional. Oleh karena itu, dapat dianalisis bahwa: (1) Koridor MP3EI
penekanan bagi daerah tertinggal, pen- terletak di wilayah yang selama ini telah maju
dekatan pembangunannya tidak bisa secara dan memiliki hubungan yang kuat seperti
normatif lazimnya bagi daerah maju, namun terlihat di JLS (Jalur Lintas Sumatera) dan
perlu ada strategi pendekatan yang bersifat wilayah pantai utara Jawa; (2) Koridor
terobosan yang akseleratif atau afirmatif, Kalimantan terlihat sebagian besar tidak
bahkan kalau perlu suatu lompatan ke depan melewati daerah tertinggal yang umumnya
sebagai suatu upaya pembangunan dinamis diperbatasan dan merupakan kawasan
yang mendasar (Zaini, 2011) (Gambar 1). konservasi hutan belantara; (3) Koridor
Sulawesi sebagian melewati daerah
Terobosan atau lompatan ke depan yang tertinggal seperti di Sulawesi Barat dan
dimaksud antara lain, berupa sistem pem- Sulawesi Tengah dan tenggara; (4) Koridor
biayaan pembangunannya dan dukungan Bali dan NTT maupun Papua kebanyakan
substitusi teknologi sebagai akseleratornya. merangkai dengan daerah tertinggal.
Sistem pembiayaan pembangunan yang
berpihak kepada daerah tertinggal yang Hasil analisis tumpang susun peta juga
dilengkapi dengan alternatif pembiayaan menunjukkan bahwa koridor pembangun-
bernuansa investasi, yang dapat mendongkrak an yang digambarkan hanya keterhubungan
dinamika pembangunan daerahnya. Sedang- darat, belum secara eksplisit digambarkan
kan yang dimaksud dengan substitusi teknologi bagaimana keterhubungan transptasi laut
bagi daerah tertinggal harus dimulai dari peri- secara lebih mendetail dan konkrit. Kajian
laku inovatif dari daerah yang bersangkutan. dokumen MP3EI juga memperlihatkan
gambaran pembangunan koridor darat yang
Sehubungan dengan itu daerah tertinggal bisa lebih dominan dibandingkan penggambaran
berperan sebagai wilayah penyangga kegiat- detil keterhubungan laut. Ini menunjukkan
an pembangunan di suatu koridor, ataupun bahwa MP3EI masih didominasi pem-
bahkan bisa berperan sebagai wilayah utama bangunan infrastruktur darat dibanding
kegiatan pembangunan daerah tertinggal di pembangunan infrastruktur kelautan.
suatu koridor. Dengan demikian, maka kontri-
busi peran Kementerian Pembangunan Daerah Berkaitan dengan eksisting kekuatan eko-
Tertinggal (KPDT), dengan kegiatan nomi penggerak pembangunan di daerah
MP3EI perlu dirumuskan, disusun, dan tertinggal perlu dipetakan pula. Sebaran
ditetapkan secara terencana, terstruktur, dan aktivitas BUMN dan atau BUMD dan atau
sistemik-sistematis, sehingga implikasinya swasta nasional pada wilayah operasinya
bagi daerah tertinggal akan memberi dampak masing-masing di daerah tertinggal akan

113 Forum Geografi, Vol. 26, No. 2, Desember 2012: 104 - 119
Tinjauan Geografi Regional ... (Baiquni)
Sumber: data primer
Gambar 1. Peta Keterkaitan Jalur MP3EI dengan Daerah Tertinggal 2010/2014

114
menjadi bahan pertimbangan pelengkap. wawasan bagi pembangunan ekonomi yang
Dengan demikian, maka gambaran peta potensi sesuai dengan jati diri masing-masing daerah.
sebaran daerah tertinggal yang berlandaskan
pada ketiga hal dimaksud (wilayah utama atau
penyangga dengan karakteristik potensi MP3EI dan Wilayah Perbatasan
wilayah dalam wilayah operasi suatu BUMN,
BUMD, dan swasta) akan menjadi kebutuh- Wilayah perbatasan menjadi salah satu isu
an nyata yang perlu dikaji lebih kompre- penting yang menarik untuk dibahas terkait
hensif pada koridor ekonomi nasional. dengan MP3EI, mengingat wilayah perbatas-
an umumnya masih tertinggal dan dianggap
Adanya kesenjangan pembangunan disebab-
wilayah pinggiran yang kurang diperhati-
kan karena lemahnya dinamika dan daya
kan. Banyak kabupaten yang merupakan
bangkit suatu daerah atau pulau serta lemah-
perbatasan dengan negara tetangga seperti
nya konektivitas antar daerah atau kepulauan.
di Kalimantan dengan wilayah Serawak,
Aktivitas ekonomi hanya terkonsentrasi di
kawasan perkotaan dan beberapa pusat Malaysia ternyata tidak dilalui koridor
pertumbuhan dengan investasi dan kegiatan pembangunan MP3EI. Hanya beberapa
ekonomi khusus seperti pertambangan dan kabupaten di Papua yang berbatasan
perkebunan skala besar yang merupakan dengan Papua New Guinea yang terangkai
pusat-pusat pertumbuhan suatu wilayah. dengan koridor pembangunan MP3EI.
Keterbatasan infrastruktur transportasi (jalan Sebagian besar wilayah perbatasan
desa, jembatan desa, pelabuhan perintis); Kalimantan dengan Serawak merupakan
infrastruktur informasi dan telekomunikasi daerah tertinggal bila dilihat dari pem-
(desa pintar, rumah pintar, desa berdering); bangunan ekonomi saja. Namun bila kita
infrastr uktur sosial dan ekonomi
mencer mati lebih mendalam, wilayah
(Puskesmas Terapung, pasar desa); serta
tersebut memiliki hutan hujan tropis yang
infrastruktur energi (listrik desa) menjadi
penting sebagai fungsi pelesarian ekosistem
penyebab kegiatan ekonomi daerah
dengan keragaman hayati yang tinggi.
berbasis industri tidak dapat menyebar ke
Wilayah ini sering disebut Hart of Borneo
daerah-daerah tertinggal yang terisolir.
atau jantung konservasi yang sangat penting
Sebagai dukungan terhadap upaya pengem- bagi pulau Kalimantan (Gambar 2).
bangan potensi ekonomi wilayah di Koridor
Ekonomi Indonesia dengan memperhatikan Dari hasil tumpang susun peta (map overlay)
sistem konektivitas nasionalnya, maka di atas dapat dilihat bahwa wilayah perbatas-
diperlukan SDM yang berkualitas dengan an yang berbasis darat umumnya masih be-
aplikasi IPTEK yang tepat guna. SDM yang rupa hutan belantara seperti di Kalimantan
berkualitas diperlukan bagi daerah dan Papua. Dari sisi kepentingan konser-
tertinggal, karena wujud kualitasnya akan vasi, maka pendekatan pembangunan dan
merupakan jaminan awal keberhasilan cara pengembangan ekonomi untuk
pelaksanaan pembangunan bagi daerah mencapai kesejahteraan tentu tidak sama
tertinggal. Sedangkan aplikasi IPTEK yang dengan masterplan MP3EI yang berbasis
tepat guna akan menjadi alat yang digunakan percepatan pertumbuhan dan perluasan
oleh SDM berkualitas tersebut di daerah. melalui koridor dan komoditi unggulan.
Kekuatan budaya dan kemajemukan masya- Wilayah konservasi memerlukan pendekat-
rakat di daerah-daerah juga bisa diperhitung- an pembangunan yang berbasis ekosistem
kan menjadi pilar penting pembangunan. dan ekonomi lestari (green economy). Gagasan
Bahkan budaya seyogyanya menjadi ini belum diadopsi dan diinovasi dalam

115 Forum Geografi, Vol. 26, No. 2, Desember 2012: 104 - 119
Tinjauan Geografi Regional ... (Baiquni)
Sumber: data primer

116
Gambar 2. Peta Keterkaitan Jalur MP3EI dengan Daerah Strategis Perbatasan Negara dan Tertinggal
MP3EI, sehingga bisa diajukan pertanyaan program pemberdayaan usaha mikro dan kecil
apanya yang “Not Business as Usual”?. melalui program Kredit Usaha Kecil (KUR)
bagi peningkatan permodalan kerja para
Memang tidak bisa berharap banyak pada wirausaha, kelompok usaha dan koperasi.
MP3EI untuk mengur us konser vasi
ekosistem dan kelestarian sumberdaya dan Selain tiga klaster itu, Pemerintah kemudi-
lingkungan hidup. Bisa dipahami memang an mengembangkan program klaster
ada perbedaan ide percepatan dan perluas- keempat, yaitu: program murah untuk
an pembangunan ekonomi dengan upaya rakyat. Program ini memberikan “sesuatu”
pelestarian dan pemuliaan lingkungan hidup. dengan harga murah, sebagian dibantu
Namun tantangan bagi totalitas pembangun- pemerintah, yang mencakup r umah,
an berkelanjutan negara kepulauan kendaraan angkutan, air bersih, listrik,
Republik Indonesia ini adalah bagaimana kehidupan nelayan, dan kehidupan masya-
menyeimbangkan antara pertumbuhan rakat terpinggirkan perkotaan. Upaya ini
ekonomi dengan pelestarian ekosistem, untuk mengurangi kesenjangan social yang
pembangunan fisik dengan pembangunan terjadi ditengah kehidupan masyarakat.
manusia, pembangunan desa dan kota
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Tantangan selanjutnya adalah reformasi
birokrasi yang sangat besar dan kinerjanya
lambat. Meski teknologi informasi dan komu-
Tantangan Implementasi Kebijakan nikasi (TIK) semakin canggih, tapi sebagian
MP3EI besar birokrasi belum secara efektif memanfaat-
kan kehandalan TIK ini. Masalah koordinasi
Tantangan yang dihadapi untuk memulai lintas sektor dan antar daerah juga menjadi
langkah implementasi program MP3EI kerumitan tersendiri, sebagai akibat dari ego
adalah menyelesaikan persoalan kemiskin- sektoral dan kompleksitas demokrasi pilihan
an, pengangguran dan kesenjangan. Usaha langsung pimpinan pemerintahan. Banyaknya
untuk meningkatkan pertumbuhan
undang-undang dan peraturan daerah juga
ekonomi dan pembangunan yang ber-
bisa menjadi penghambat birokrasi.
keadilan terus dilakukan oleh Pemerintah.
Berbagai kebijakan telah digulirkan. Dalam Di era otonomi daerah, ego kedaerahan
rangka mewujudkan pertumbuhan semakin menguat baik dalam konotasi positif
ekonomi dan pembangunan yang ber- maupun negatif. Banyak daerah otonom
keadilan, misalnya, pemerintah menggulir- yang dengan cepat menjual asset sumber-
kan program pro-growth, pro-job, dan pro-poor daya alam dan seperti banyak yang lepas
yang disebut sebagai Triple Track Strategy. kendali. Kecenderungan yang terjadi para
Untuk program pro-poor, misalnya, pejabat melepas asset sebanyak-banyaknya
pemerintah mengeluarkan kebijakan yang kepada mitra kerja yang telah mendukung-
mencakup tiga klaster. Klaster pertama, nya dalam pemenangan pemilikan kepala
bantuan dan perlindungan sosial berbasis daerah. Fenomena ini banyak disampaikan
keluarga melalui kebijakan dan program para pengamat dan tokoh masyarakat yang
Jamkesmas, Jampersal, BOK, Raskin, PKH, diwawancarai secara mendalam mengenai
BOS, dan beasiswa untuk siswa/mahasiswa perkembangan pembangunan daerah di era
miskin. Klaster kedua, program pember- otonomi. Akibatnya kerusakan lingkungan
dayaan masyarakat melalui program PNPM semakin luas dan bencana banjir maupun
Mandiri, baik PNPM Mandiri di perkortaan pencemaran menjadi ancaman serius bagi
maupun di perdesaan. Klaster ketiga adalah masyarakat banyak.

117 Forum Geografi, Vol. 26, No. 2, Desember 2012: 104 - 119
Apakah implementasi kebijakan MP3EI koridor MP3EI dengan daerah-daerah
akan bisa memperbaiki kerusakan lingkung- tertinggal dan belum muncul strategi jitu
an atau justru turut serta mempercepat ke- untuk mendongkrak ketertinggalan
rusakan lingkungan dan memperluas ancam- tersebut. Koridor MP3EI juga belum
an bencana? Memang sudah selayaknya memperkuat pembangunan wilayah
koridor MP3EI tidak melewati kawasan perbatasan di Kalimantan; (3) Implementasi
konservasi seperti di Sumatra Tropical Rain kebijakan MP3EI masih harus menjawab
Forest World Heritage, Hart of Borneo, tantangan besar yaitu: (a) sinkronisasi
maupun taman Nasional Pegunungan dengan RPJM dan RPJP Nasional, tata
Lorentz Papua. Namun pe-ngembangan ruang, dan kebijakan otonomi daerah; (b)
koridor perlu memper-hatikan ekosistem Reformasi birokrasi juga menjadi semakin
makro maupun mikro dimana komoditi rumit ketika orientasi pusat dengan daerah
ekonomi unggulan ditambang, diolah atau tidak sejalan dan kepentingan antar sektor
ditumbuhkan. Sebab tanpa kepedulian berbeda, serta (c) Kualitas kepemimpinan
terhadap lingkungan, maka pertumbuhan dan SDM birokrasi yang belum prima.
ekonomi akan tenggelam bersama oleh
bencana yang akan menimpa. Adapun saran yang dapat dikemukakan
melalui penelitian ini adalah: Kebijakan
Isu kedaulatan atas sumberdaya dan MP3EI yang diluncurkan Presiden Susilo
lingkungan juga menjadi tantangan yang Bambang Yudhoyono harus memiliki dasar
serius mengingat sesuatu yang dilakukan yang kuat yaitu Pancasila dan Bhinneka
secara cepat dan meluas akan membawa Tunggal Ika sebagai manifestasi bangsa yang
perubahan drastis atas keseimbangan yang majemuk yang dipersatukan dalam cita cita
telah ada. Saat ini kedaulatan atas sumberdaya luhur. Pelaksanaannya diharapkan mengokoh-
dalam titik nadir, karena telah banyak kan kedaulatan rakyat dengan mencerdaskan
sumberdaya alam Indonesia dieksploitasi oleh rakyat dalam berekonomi, membuka
perusahaan asing dari Amerika, Eropa, kesempatan seluas-luasnya bagi investor
Jepang, Australia dan belakangan masuk dua dalam negeri dan menjadikan rakyat Indo-
raksasa baru yaitu Cina dan India. Mampu- nesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri,
kah implementasi kebijakan MP3EI sebelum membuka diri dan bekerjasama
mengembalikan kedaulatan di tangan dengan bangsa asing. Memberikan
rakyat ataukah justru turut merebutnya dan kompensasi program pembangunan yang
menyerakhan ke konglomerat? sifatnya affirmative kepada daerah tertinggal
dan wilayah perbatasan.

KESIMPULAN DAN SARAN


UCAPAN TERIMA KASIH
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpul-
kan sebagai berikut: (1) Bhinneka Tunggal Ika Penulis mengucapkan terima kasih kepada
belum menjadi basis ideologi MP3EI, pimpinan Fakultas Geografi dan Pusat
sehingga kecenderungan mengarah pada Studi Pariwisata, Universitas Gadjah Mada
monokulturisasi pembangunan yaitu pem- yang telah memberi hibah dana penelitian
bangunan ekonomi pertumbuhan dengan ini. Ucapan terima kasih disampaikan pula
pilar utama mega proyek dan investasi asing; kepada Prof. Dr. J. Nasikun yang telah
(2) Koridor MP3EI melintasi jalur yang selama memberi pengkayaan ilmu sosial dan
ini sudah berkembang terutama di Sumatera politik, juga kepada Prof. Dr. Rijanta yang
dan Jawa serta Bali. Dalam kaitannya dengan telah menjadi mitra diskusi mengenai
perluasan belum bisa menyambung antara geografi regional.

Tinjauan Geografi Regional ... (Baiquni) 118


DAFTAR PUSTAKA

Baiquni, M. (1998) “Transformasi Wilayah di Era Globalisasi, Model-Model Kerjasama


Segitiga Pertumbuhan”. Makalah dalam Reorientasi Baru Riset Geografi di Segitiga
Pertumbuhan Joglosemar. Fakultas Geografi UGM (tidak dipublikasikan).

Baiquni, M. (2004) Membangun Pusat-Pusat di Pinggiran: Otonomi Di Negara Kepulauan. PKPEK


dan ideAs. Yogyakarta

Fukuyama, Francis. (1995) Trust: The Social Virtues and the Creation of Prosperity. Hamish
Hamilton. London.

Giyarsih, Sri Rum. (2010) “Pola Spatial Transformasi Wilayah di Koridor Yogyakarta dan
Surakarta. Forum Geografi. Vol 24, No 1, Juli 2010: 28-38.

Kementerian Koordinator Perekonomian RI. (2011) Dokumen Masterplan Percepatan dan


Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025. Jakarta

Kompas 16-2-2012 MP3EI Merupakan Kapitalisme Semu. Kompas, Jakarta.

Muta’ali, L. (1998) “Transformasi Spasial Perkotaan dan Segitiga Pertumbuhan Ekonomi”. Makalah
dalam Diskusi Transformasi Wilayah. Fakultas Geografi UGM. (tidak dipublikasikan).

Nir, Dov. (1990) Region as a Socio-environmental System: An Introduction to a Systematic Regional


Geography. Kluwer Academic Publishers. Dordrecht.

Ohmae, Kenichi. (1995) The End of the Nation State: The Rise of Regional Economies.
HarperCollins Publishers. London.

Page, J. (1992) Political Geography. Oxford University, United Kingdom.

Sasono, Adi dkk (ed.). (1993) Pembangunan Regional dan Segitiga Pertumbuhan. CIDES-Center
for Information and Development Studies. Jakarta

Seers, Dudley. (1979) The Meaning of Development, with a Postscript. In Seers, Nafziger, Cruise
O’Brien, & Bernstein, pp. 9-30.

Soesastro, Hadi. (1992) “Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Pasifik Barat Hingga
Tahun 2010 dan Implikasinya Bagi Permintaan Energi” Analisis CSIS Tahun XXI No.
6/1992. Centre for Strategic and International Studies. Jakarta.

Wesnawa, I Gede Astra. (2010) Dinamika Pemanfaatan Ruang Berbasis Kearifan Lokal di
Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Dalam Jurnal Forum Geografi. Vol 24, No 1, Juli
2010: 1-11.

Zaini, Helmy Faishal. (2011) MP3EI dan Peran Daerah Tertinggal. Kementerian Negara
Pembangunan Daerah Tertinggal RI, Jakarta.

119 Forum Geografi, Vol. 26, No. 2, Desember 2012: 104 - 119

Anda mungkin juga menyukai