Anda di halaman 1dari 2

Kerja Sama Negara-Negara Kawasan Utara dan Selatan

Istilah Utara dan Selatan sebenarnya lebih bermakna ekonomis daripada geografis.
Utara diidentifikasikan sebagai kelompok negara-negara maju, sedangkan Selatan
cenderung dialamatkan kepada negara-negara berkembang atau negara Dunia Ketiga.
Negara-negara Utara mencakup negara-negara maju yang terletak di Eropa Barat,
Amerika, dan Kanada. Negara-negara Selatan mencangkup negara-negara yang
terletak di kawasan Asia, Afrika, dan Amerika Latin.

Secara ekonomis negara-negara maju memiliki ekonomi yang kuat, sedangkan


negara-negara berkembang relatif memiliki ekonomi yang lemah. Dari segi kekayaan
alam, negara-negara maju tidak memiliki sumber alam yang cukup. Meskipun
demikian, kekurangan tersebut dapat diatasi dengan penguasaan teknologi.

Perbedaan kondisi sosial, ekonomi, budaya antara pihak Utara-Selatan menggiring


mereka kepada keadaan saling ketergantungan (interdependensi). Di satu sisi, negara-
negara Utara memiliki keunggulan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
namun kurang didukung oleh sumber kekayaan alam yang melimpah. Sebaliknya,
negara-negara Selatan memiliki sumber kekayaan yang relatif melimpah, namun tanpa
didukung oleh penguasaan teknologi. Dengan kondisi ini, kedua pihak menganggap
penting adanya kerja sama Utara-Selatan.

Kerja sama kawasan Utara dan Selatan itu adalah kerja sama antara negara maju dan
negara berkembang. Hubungan kerjasamanya diawali sejak diadakannya pertemuan
antara negara produsen minyak dengan negara-negara konsumennya. Pertemuannya
itu digelar pada tanggal 7 April tahun 1975 di kota Paris, Prancis.

Pertemuan yang diprakarsai oleh Amerika Serikat dan Prancis ini dilanjutkan dengan
Konferensi Kerja Sama Ekonomi Internasional yang diadakan pada tanggal 16-18
Desember 1975 di kota yang sama. Pertemuan inilah yang kemudian dikenal sebagai
kerja sama Utara-Selatan.

Tujuan kerja sama ini adalah:

 Menghormati hubungan antara negara-negara industri (kawasan Utara)


dengan negara-negara berkembang (kawasan Selatan)
 Mengikutsertakan negara-negara berkembang dalam perundingan
perekonomian dunia.
 Membagi keuntungan secara adil dari diadakannya perdagangan
internasional
Kemudian pada tahun 1979, jumlah negara berkembang semakin banyak, mencapai
150 negara pada tahun itu. Melihat hal itu, PBB kemudian membentuk United Nations
Conference on Trade and Development (UNCTAD). Organisasi tersebut dibentuk
untuk menjalin kerja sama dalam kebijakan ekonomi ataupun perdagangan antara
negara-negara di dunia agar menguntungkan semua pihak.

Perang dingin menyebabkan hubungan negara-negara timur dan barat dilandasi


oleh adanya pertarungan ideologi antara amerika serikat (barat) sebagai penyokong
ideologi liberal dan uni soviet (timur) yang mengusung ideologi komunis.
Negara-negara yang tidak terlalu kuat pada saat itu akan cenderung untuk
mengikuti salah satu arah ideologi dan tergabung ke salah satu blok.
Contohnya,turki,jepang dan filiphina tergabung ke dalam blok amerika
serikat,sedangkan tiongkok,korea utara,kuba,dan vietnam tergabung bersama uni
soviet.
Hubungan kerja sama antara negara-negara utara-selatan dalam membangun
kekuatan perekonomian dunia dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Negara utara menanamkan modalnya ke Selatan,seperti dalam bentuk
pendirian perusahaan-perusahaan asing. dari kerjasama tsb keuntungan dapat
dinikmati oleh kedua belah pihak.
2. Pada umumnya negara-negara utara maju dalam teknologi,tetapi memiliki
keterbatasan pada sumber daya alam.
3. Bentuk kerjasama lain adalah dalam bentuk pinjaman modal dari negara utara
kenegara selatan yang digunakan untuk membangkitkan perekonomian dalam negri.

Dalam kerjasama Utara-Selatan,peran Indonesia terlihat dari keterlibatan aktif GNB


dalam menghidupkan kembali dialog. GNB menyokong Utara-Selatan.
Indonesia selalu berkomitmen mewujudkan prinsip-prinsip GNB sikap ini secara
konsisten diaktualisasikan Inonesia selama memegang kepemimpinan GNB pada
tahun 1992-1995.
Indonesia juga pernah menjadi tuan rumah KTT GNB, yaitu KTT X yang berlangsung
pada 1-7 September 1992 di Jakarta dan Bogor. Selama tiga tahun dipimpin
Indonesia,GNB dinilai berhasil memainkan peran penting dalam percaturan politik
global. Lewat Jakarta Message,Indonesia memberi warna baru pada gerakan
ini,antara lain dengan memfokuskan kerjasama pada pembangunan ekonomi dengan
menghidupkan kembali dialog Selatan-Selatan. Dialog tersebut diyakini memperkuat
posisi tawar negara-negara berkembang terhadap negara-negara Utara (Barat).

Anda mungkin juga menyukai