Anda di halaman 1dari 2

Tugas Artikel Bahasa Indonesia (2/25/2021)

Nama : Tricia Ofelia Wijaya


Kelas : XII MIPA

Dampak Buruk Junk Food Bagi Kesehatan

Kendati seringkali disamakan dengan makanan cepat saji, pada dasarnya junk food dan fast
food memiliki konsep yang berbeda. Bahkan dari namanya saja, kita sudah tahu bahwa junk
food (junk = sampah) tidak baik bagi kesehatan tubuh. Orang-orang menggunakan istilah junk
food untuk menggambarkan makanan-makanan dengan kandungan nutrisi seperti vitamin,
mineral, dan serat yang rendah, serta sebaliknya mengandung jumlah kalori yang tinggi,
banyak lemak jenuh, gula, garam, dan zat aditif—semuanya tidak baik bagi tubuh, apalagi
jika dikonsumsi secara berlebihan ataupun dalam kondisi tubuh yang sedang tidak bagus.

Karena nilai gizinya yang amat sangat rendah, kadang junk food bahkan disebut kaya akan
‘kalori kosong’. Makanan kalori kosong justru mempunyai kalori yang tinggi, dan dapat
menyebabkan berbagai kondisi merugikan bagi kesehatan, semisal daya tahan tubuh yang
berkurang. Oleh sebab itu, ada banyak hal yang perlu diperhatikan jika seseorang hendak
mengonsumsi junk food—baik itu dari kandungannya, kondisi kesehatan konsumen, usia
konsumen, dan lain sebagainya.

Semua orang sejatinya sudah mengetahui bahaya mengonsumsi junk food, tetapi memilih
mengabaikan peringatan kesehatan tersebut. Junk food semakin marak bukan karena
kecepatan penyajiannya, melainkan zat aditif atau bahan tambahan pangan yang menguatkan
cita rasa, meningkatkan penampilan, memperlama daya tahan makanan serta kualitas sensorik
lainnya. Zat aditif meliputi bahan pewarna, bahan pengawet, dan pemanis buatan.

Pengolahan junk food seringkali ala kadarnya dan kurang memperhatikan kebersihan karena
bertujuan agar cepat disajikan sehingga meningkatkan kemungkinan keracunan makanan.
Mengonsumsi junk food dikaitkan dengan masalah kesehatan serius. Mayoritas konsumen
berasal dari kalangan anak-anak dan remaja. Generasi muda cenderung tidak memperhatikan
kandungan gizi makanan yang dikonsumsi dan kecanduan zat aditif. Karena itu, junk food
banyak dilarang di sekolah-sekolah.
Berikut kondisi kesehatan akibat mengonsumsi junk food yang perlu diperhatikan:
1. Gangguan ginjal
Kandungan natrium yang terdapat di junk food dapat mempengaruhi kinerja ginjal. Ginjal
menjadi tidak bisa menjalankan fungsinya untuk menyaring racun dalam darah dengan
baik.
2. Kerusakan hati
Mengonsumsi junk food tanpa dibarengi dengan olahraga yang efektif sama dengan
mengonsumsi alkohol. Hal ini mengakibatkan adanya jaringan parut dalam hati sehingga
hati tidak bekerja optimal.
3. Obesitas
Junk food seringkali dikaitkan dengan risiko kenaikan berat badan di atas normal. Lemak
jenuh atau lemak jahat dapat meningkatkan lemak perut, menyebabkan obesitas.
4. Diabetes
Pada dasarnya, karbohidrat olahan dapat menyebabkan kadar gula darah menurun
sehingga terjadi resistensi insulin dan hiperglikemia, di mana gula tidak disimpan dan
tetap berada dalam aliran darah. Hal ini dapat mengakibatkan diabetes tipe 2 yang mana
mengarah ke komplikasi kesehatan lainnya.
5. Penyakit jantung dan stroke
Lemak jenuh dan kolesterol teroksidasi dalam junk food dapat mengakibatkan
penyumbatan serta kerusakan dinding pembuluh darah. Hal ini merupakan gejala awal
hipertensi atau tekanan darah tinggi serta kolesterol tinggi, yang mana kedua-duanya akan
berujung pada penyakit jantung dan stroke.
6. Kanker
Senyawa karsinogenik yang terkandung di dalam junk food dapat memicu aktivasi sel
kanker, terutama ketika minyak yang dipakai untuk proses penggorengan merupakan
minyak bekas pakai.

Dampak buruk lainnya untuk kesehatan meliputi efek negatif terhadap kesehatan tulang dan
tumbuh kembang anak, masalah pencernaan, kematian dini dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai