Anda di halaman 1dari 9

12 Bahaya Junk food Bagi Kesehatan [Cara Mengatasi

Ketagihan Junk Food]

Memang pada masa yang serba modern ini, gaya hidup kebanyakan orang dalam
sehari-harinya dihabiskan untuk bekerja seharian, tidak seperti jaman dulu yang
hanya menghabiskan waktu kerja dari pagi sampai awal sore saja.

Jam kerja yang sangat panjang, apalagi ditambah jam lembur, plus waktu pulang
pergi (biasanya mengalami macet di jalan), hal ini menyebabkan pola makan
menjadi sulit untuk diatur.

Sehingga memicu banyak orang yang lebih memilih makanan junk food atau fast
food (makanan cepat saji) sebagai menunya sehari-hari.

Ditambah lagi, ternyata makanan cepat saji atau junk food tersebut memang
dibuat dengan cita rasa yang lezat, dan harganya juga cukup terjangkau.

Makanan junk food tersebut terasa begitu lezat karena mengandung kadar lemak
jenuh (kolesterol) yang sangat tinggi.

Akan tetapi, melihat efek buruk yang ditimbulkan dari junk food ini, tampaknya
sangat perlu kita untuk membatasi konsumsi makanan-makanan junk food
tersebut.

Makanan jenis junk food menyimpan berbagai efek buruk pada orang-
orang yang gemar untuk mengkonsumsinya.

Dimana kadar lemak jenuh yang sangat tinggi itu sangat tidak baik bagi
kesehatan. 

Pada awalnya makanan seperti ini bisa dinamakan dengan Fast food, hingga
akhirnya bisa berubah menjadi junk food ketika hanya mementingkan kelezatan
saja, tanpa memperhatikan  masalah kesehatan.

Alih-alih makan agar mendapatkan manfaat kesehatan bagi tubuh, akan tetapi
malah membahayakan tubuh.

Minuman bersoda yang dinamakan dengan soft drink, biasanya dikonsumsi


untuk menemani makanan cepat saji (junk food), minuman soft drink juga sangat
berbahaya bagi tubuh karena mengandung kadar gula yang sangat tinggi. 

Makanan yang termasuk golongan junk food menurut WHO


World Health Organization (WHO) secara serius membahas mengenai dampak
buruk makanan junk food. WHO menyebutkan 10 golongan yang termasuk ke
dalam makanan junk food (yang munkin kita konsumsi dalam sehari-hari), yaitu:
1. Makanan asinan (dengan kadar garam sangat tinggi) dapat memberatkan
kerja ginjal, mengiritasi lambung dan usus.
2. Makanan kalengan, yaitu makanan yang dikemas dalam kaleng, bisa
berupa buah-buahan atau daging. Makanan kaleng tidak sehat karena biasanya
mengandung bahan pengawet yang sehat, yang juga mengakibatkan menurunnya
kandungan gizi dan nutrisi.
3. Makanan gorengan mengandung kalori, lemak dan minyak yang tinggi,
mengakibatkan kegemukan dan sakit jantung koroner. Pada proses meggoreng,
muncul zat karsiogenik yang memicu kanker.
4. Makanan daging yang diproses (seperti sosis, ham dll) mengandung
bahan pewarna dan pengawet yang membahayakan organ hati. Selain itu, kadar
natrium yang tinggi menyebabkan hipertansi dan gangguan ginjal, hingga bisa
memicu kanker.
5. Mie Instant mengandung bahan pengawet, serta kadar garam di dalam
mie instant menyebabkan kerja ginjal menjadi berat. Mie instan juga
mengandung trans lipid yang beresiko buruk pada pembuluh darah jantung.
6. Makanan yang dibakar atau dipanggang, mengakibatkan makanan
menjadi gosong, serta memunculkan zat yang memicu penyakit kanker.
7. Keju Olahan, mengakibatkan meningkatnya berat badan dan gula darah.
8. Makanan manisan kering, mengandung garam nitrat yang memicu
munculnya zat karsiogenik di dalam tubuh, mengakibatkan tingginya resiko
gangguan pada fungsi hati, serta memberatkan kerja ginjal.
9. Makanan manis beku (ice cream, cake beku dll) umumnya mengandung
mentega tinggi yang mengakibatkan obesitas dan kadar gula tinggi.
10. Makanan daging berlemak dan jeroan mengandung lemak jenuh dan
kolesterol yang meningkatkan resiko resiko penyakit jantung koroner, kanker
usus besar, dan kanker payudara.

Makanan junk food memang lebih banyak efek negatifnya dari pada manfaantya,
tetapi bukan berarti tidak boleh mengkonsumsinya sama sekali, hanya perlu
dibatasi saja seperti maksimalnya 4 kali dalam sebulan.

Bahaya junk food bagi kesehatan

1. Penyakit diabetes

Diabetes menjadi salah satu penyakit akibat mengkonsumsi junk food. Saat tubuh
mendapatkan asupan gizi dari makanan yang sehat, maka tubuh mendapatkan
pasokan glukosa yang berfungsi untuk menjaga sensitivitas insulin.
Adapun jika tubuh hanya menerima kandungan dari junk food, maka malah
memberikan efek buruk pada metabolisme tubuh, yang menurunkan
kemampuan tubuh untuk dalam produksi dan pemanfaaatan insulin di dalam
tubuh.

Hal itu karena junk food tidak memiliki kandungan serat (hal ini sangat buruk),
dan terlalu banyak mengkonsumsi junk food, maka tidak diragukan lagi
membuat lonjakan kadar gula.

2. Resiko depresi

Sering mengkonsumsi junk food, ternyata menyebabkan perubahan hormonal


dengan intensitas tinggi, masalah ini sering mendera para remaja, yang rentan
mengalami perubahan suasana hati dan perubahan perilaku.

Mengkonsumsi junk food mengakibatkan tubuh kekurangan nutrisi penting.


Apalagi kandungan di dalam makanan cepat saji seperti tinggi akan kandungan
garam, daging olahan, nitrat, dan MSG...

...semua kandungan tersebut sangat beresiko tinggi memicu timbulnya rasa sakit
kepala.

Pada sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Gizi Kesehatan Masyarakat,


menjelaskan bahwa mengkonsumsi makanan yang dipanggang seperti donat,
croissant, kue, pizza, hamburger, hot dog, memiliki keterkaitan pada tingginya
resiko depresi pada seseorang.

Orang yang sering mengkonsumsi junk food (setiap hari), terkena resiko depresi
51% lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengkonsumsi makanan cepat
saji / junk food.

Junk food beresiko menyebabkan depresi pada remaja, demikian menurut


Andrew F. Smith, penulis buku“Fast Food dan Junk Food: An Encyclopedia of
What We Love to Eat”. Bahwa perubahan hormon pada masa pubertas remaja
membuatnya lebih rentan terhadap suasana hati dan perubahan perilaku.

3. Obesitas

Obesitas menjadi masalah yang sering dihadapi oleh orang yang sering
mengkonsumsi junk food. Junk food memiliki kandungan lemak, garam, dan gula
yang berlebihan, yang akibatnya tubuh kesulitan untuk mencernannya.

Karena kandungan tersebut sulit untuk dicerna tubuh, mengakibatkan zat


makanan tersebut mengendap di dalam tubuh. Hal inilah yang memicu timbulnya
obesitas (kegemukan) pada seseorang.

Pada bahan yang digunakan untuk junk food (juga termasuk bumbunya),
biasanya mengandung kadar lemak jenuh yang sangat tinggi.

4. Masalah pada sistem pencernaan

Para pecandu junk food beresiko tinggi mengalami gangguan pencernakan


(seperti sindrom iritasi usus).

Pada makanan junk food, lebih banyak mengandung kalori dari pada nilai nutrisi
baik bagi tubuh.

Ketika mengkonsumsi junk food yang digoreng, kandungan minyaknya akan


tersimpan dalam dinding lapisan perut, akibatnya meningkatkan produksi asam
di dalam tubuh.

Zat-zat yang ada di dalam junk beresiko tinggi akan mengiritasi lapisan lambung,
yang mengakibatkan terjadinya gangguan pencernaan.

Sekain itu, miskinnya kandungan serat di dalam kandungan junk food,


mengakibatkan terhambatnya kerja pencernaan, serta meningkatkan resiko
sembelit dan wasir.

5. Menurunkan fungsi otak

Pada penelitian yang dipublikasikan di jurnal Brain, Behavior, and Immunity,


menjelaskan penelitiannya dengan objeknya adalah tikus.

Bahwa satu minggu makan junk food sudah dapat memicu gangguan memori
pada tikus. Sehinggam penelitian menyimpulkan bahwa lemak jahat (lemak
trans) dari junk food cenderung akan menggantikan lemak sehat di otak.

Yang akibatnya dapat mengganggu mekanisme dan kerja sinyal pada otak. Selain
itu, studi ini menyimpulkan bahwa lemak dari junk food mengakibatkan
menurunnya kemampuan untuk menyerap informasi dan peelajaran, termasuk
akan sangat kesulitan dalam memperlajari keterampilan baru.

6. Peningkatan resiko penyakit jantung

Junk food memiliki banyak kandungan lemak jenuh dan lemak trans yang
mengakibatkan meningkatnya kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida di
dalam darah.

Hal tersebut menyebabkan pembentukan plak, dan resiko penyakit jantung


meningkat. Bahaya lainnya yaitu merusak lapisan-lapisan pembuluh darah yang
memicu terjadinya peradangan kronis.

Peradangan krosis mengakibatkan kolesterol jahat menempel pada dinding


arteri, yang akan menghalangi aliran darah ke jantung. Alhasil membuat tubuh
beresiko tinggi terkena serangan jantung.

Lemak dari junk food juga dapat terakumulasi di dalam tubuh, dengan
berlangsung  dalam jangka waktu lama, bisa memicu obesitas, yang akhirnya
meningkatkan resiko terkena serangan jantung.

Untuk mempertahankan cita rasa makanan cepat saji / junk food, menggunakan
bumbu yang berbasis natrium atau sodium.

Bahkan pada beberapa makanan mengandung hingga lebih dari 2.000 miligram
sodium dalam satu porsinya, hal ini akan sangat berbahaya karena akan
meningkatkan risiko penyakit jantung dan pengerasan arteri.

7. Gangguan ginjal

Makanan junk food seperti kentang goreng atau keripik memiliki cita rasa yang
memanjakan lidah, akan tetapi kandungan garam halus di dalamnya membuat
meningkatnya air liur dan sekresi enzim, yang efeknya membuat ketagihan junk
food.

Padanya, terdapat kandungan lemak jahat dan natrium yang tinggi (dari garam
tersebut), yang mengakibatkan terganggunya keseimbangan sodium-potasium
tubuh, yang memicu hipertensi.

Bahaya yang paling besar adalah mengganggu kerja ginjal sebagai penyaring
semua racun dari darah, sehingga terjadinya gangguan pada ginjal sangat
berbahaya.

8. Merusak organ hati

Mengkonsumsi junk food dapat merugikan kesehatan organ hati. Sebuah studi
menunjukkan hasil bahwa mereka yang lebih sering mengkonsumsi junk food,
serta malas berolahraga mengalami perubahan enzim hati hanya dalam waktu
empat minggu.

Masalah seperti ini sama seperti yang dialami oleh mereka yang suka
mengkonsumsi alkohol.

Dari penjelasan yang didapat dari beberapa penelitian, junk food dapat merusak
hati karena terjadinya pengendapan lemak trans di organ hati, yang
mengakibatkan terjadinya disfungsi pada organ hati.

9. Peningkatan resiko kanker

Kurangnya serat pada junk food sering dikaitkan oleh ahli kesehatan dengan
peningkatan risiko kanker.

Pada sebuah studi yang dipublikasikan di European Journal of Cancer


Prevention, dijelaskan bahwa terlalu banyak mengkonsumsi makanan cepat saji
yang tinggi kandungan gula dan lemak, berakibat meningkatnya resiko terkena
kanker kolorektal.

Studi lainnya dari Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle,


mendapatkan hasil penelitian bahwa pria yang mengkonsumsi makanan yang
digoreng lebih dari dua kali dalam sebulan, sudah menunjukkan tanda-tanda
peningkatan risiko kanker prostat.

10. Memberikan masalah pada kulit dan tulang

Junk food tinggi akan kandungan karbohidrat dan gula, yang memberikan efek
negatif, menyebabkan bakteri di mulut menghasilkan asam yang berpotensi
merusak gigi dan menghancurkan enamel gigi, sehingga gigi menjadi rentan
berlubang.

Adapun kandungan natrium yang berlebihan pada junk food meningkatkan


resiko tubuh terkena osteoporosis (tulang rapuh).

Dr Niti Desai, ahli gizi di Mumbai Selatan dan di Cumballa Hill Hospital
mengatakan:
“Junk food mungkin murah, mudah tersedia, lebih cepat untuk memasak dan lezat,
tetapi jenis makanan tersebut justru berdampak bahaya bagi kesehatan. Bukan
hanya kekurangan nutrisi penting bagi tubuh, tetapi juga meningkatkan resiko
pada beberapa penyakit berbahaya. Pilihan untuk kembali mengikuti pola hidup
sehat mencakup pilihan makanan yang lebih alami dan lebih sehat.” 

Dr Niti Desai menyarankan agar oramg-orang mengurangi asupan makanan


olahan, agar nantinya dapat hidup lebih sehat.

loading...

11. Tekanan darah tinggi

Kadar natrium (sodium) tinggi menjadi hal yang buruk pada junk food, yang
memberikan resiko lebih tinggi, tubuh terkena tekanan darah tinggi, jantung, hati
dan penyakit ginjal, demikian yang dijelaskan oleh pihak Harvard Health
Publications.

12. Bahaya untuk kehamilan

Untuk ibu hami patut untuk mewaspadaii dari bahaya makanan cepat saji ini.
Berdasarkan sebuah penelitian di Australia, bayi yang lahir dari seorang ibu yang
suka mengkonsumsi junk food, cenderung akan mengalami ketagihan
mengkonsumsi berbagai macam makanan berlemak ketika ia sudah tumbuh
dewasa.

Junk food hanya cenderung memberikan seseorang perasaan kenyang ketika


mengkonsumsinya, itu karena kalori tinggi yang masuk ke dalam tubuh, tetapi
sangat rendah akan kandungan nutrisi dan vitamin...

...yang tentunya ini tidaklah baik untuk kesehatan ibu hamil dan juga janin yang
ada di dalam kandungan. Dimana ibu hamil sangat membutuhkan saupan nutrisi
juga gizi yang cukup guna menunjang perkembangan janin secara baik dan
optimal.

Apalagi mengkonsumsi junk food meningkatkan resiko berbagai macam


gangguan selama proses persalinan ibu hamil, atau kelahiran janin yang susah
untuk keluar, serta kekurangannya cairan.

Tips mengatasi atau meminimalisir kandungan junk food di dalam tubuh


1. Terutama untuk yang sudah ketagihan junk food, cara mengatasinya maka
cobalah mengkonsumsi beras merah (sebagai pengganti nasi putih), karena
beras merah mengandung lebih banyak serat dan membuat perut mudah
kenyang, disamping memberikan asupan nutrisi yang bernilai bagi tubuh.
2. Mengkonsumsi gandum / oat, karena kaya akan kandungan serat, protein,
asam lemak yang baik, vitamin, dan mineral. Megkonsumsinya saat sarapan
adalah hal yang sangat baik.
3. Mengkonsumsi buah-buahan segar dan tutuh, tetapi hindari jus kemasan
karena di dalamnya terdapat pengawet dan bahan kimia, serta menurunkan
kandungan serat.
4. Mengkonsumsi sayuran berdaun seperti bayam, selada dll, yang kaya akan
andungan serat, serta bermanfaat untuk mencegah kadar gula berlebih dalam
darah. 
5. Konsumsi makanan secukupnya, jangan terlalu berlebih
6. Sarapan, karena orang yang sarapan mendapat beberapa manfaat, seperti
menjaga kadar insulin, serta mencegah rasa lapar berlebihan, dimana perasaan
lapar berlebihan justru menyebabkan makan berlebihan.
7. Hindari atau minimalisir mengkonsumsi saus mayonaise
8. Utamakan minum air putih, kurangi atau batasi mengkonsumsi minuman
soft drink dan energi
9. Batasi mengkonsumsi kulit ayam (saat makan ayam georeng) karena
banyak lemak jenuh dan kandungan kolesterol
10. Konsumsi yogurt dan berry yang berkhasiat untuk memperbaiki
metabolisme tubuh. Yogurt juga mengandung bakteri lactobacillus yang
membantu kinerja pecernaan dan mencegah peradangan usus (karena makanan
manis dan alkohol).
11. Minum teh hijau yang kaya akan antioksidan memberikan suntikan energi
di pagi hari. Minum segelas teh hijau tanpa gula berkhasiat mencegah kerusakan
sel-sel tubuh.
12. Konsumsi air jahe atau peppermint berfungsi sebagai antispasmodic, yang
membantu mengendurkan otot-otot di saluran pencernaan, sehingga cocok
ketika dikonsumsi ketika terkena masalah di perut.
13. Perbanyak makan sayuran dan buah-buahan, serta mulailah menerapkan
pola hidup sehat.
14. Disarankan makan pisang karena mengandung kalium tinggi, demikian
juga air kelapa. Manfaatnya untuk mengatasi masalah kembung dan rasa pusing
akibat menelan terlalu banyak sodium dari makanan asin (junk food).
15. Ingat!! Batasi mengkonsumsi junk food, utamakan makanan sehat yang
akan nutrisi dan vitamin.

Tips mengatasi anak yang sudah terbiasa (ketagihan) dengan junk food

Untuk Ayah dan Bunda, hendaknya jangan membiasakan menyimpan junk food
di tempat yang bisa diakses secara mudah oleh si kecil. 

Hendaknya orang tua juga memberikan contoh untuk menerapkan pola makan
sehat pada anak. Sehingga orang tuanya dahulu yang harus rajin makan-
makanan sehat, maka si kecil akan mengikutinya.

Kemudian, coba batasi konsumsi junk food, caranya dengan ubah dengan
makanan sejenis tetapi sehat (kaya akan kandungan nutrisi dan vitamin).

Untuk masalah yang datang dari luar, maka sampaikan pada keluarga besar
untuk tidak membawa oleh-oleh berupa junk food ketika berkunjung kerumah.
Kita bisa memberikan edukasi kepada mereka tentang bahaya junk food bagi
kesehatan.

Orang tua juga bisa membuat kreasi pada menu makan si kecil, dengan
mempercantik penyajian makanan sehat sehingga mereka tertarik untuk
mengkonsumsinya. 
Kemudian orang tua pelan-pelan menyampaikan bahwa makanan-makanan
model junk food tidak bagus untuk kesehatan, yang kemudian menyebabkan
mereka sakit. Jelaskan kepada anak secara perlahan, dan sesuai dengan
kemampuan pemahaman mereka.

Anda mungkin juga menyukai