Memang pada masa yang serba modern ini, gaya hidup kebanyakan orang dalam
sehari-harinya dihabiskan untuk bekerja seharian, tidak seperti jaman dulu yang
hanya menghabiskan waktu kerja dari pagi sampai awal sore saja.
Jam kerja yang sangat panjang, apalagi ditambah jam lembur, plus waktu pulang
pergi (biasanya mengalami macet di jalan), hal ini menyebabkan pola makan
menjadi sulit untuk diatur.
Sehingga memicu banyak orang yang lebih memilih makanan junk food atau fast
food (makanan cepat saji) sebagai menunya sehari-hari.
Ditambah lagi, ternyata makanan cepat saji atau junk food tersebut memang
dibuat dengan cita rasa yang lezat, dan harganya juga cukup terjangkau.
Makanan junk food tersebut terasa begitu lezat karena mengandung kadar lemak
jenuh (kolesterol) yang sangat tinggi.
Akan tetapi, melihat efek buruk yang ditimbulkan dari junk food ini, tampaknya
sangat perlu kita untuk membatasi konsumsi makanan-makanan junk food
tersebut.
Makanan jenis junk food menyimpan berbagai efek buruk pada orang-
orang yang gemar untuk mengkonsumsinya.
Dimana kadar lemak jenuh yang sangat tinggi itu sangat tidak baik bagi
kesehatan.
Pada awalnya makanan seperti ini bisa dinamakan dengan Fast food, hingga
akhirnya bisa berubah menjadi junk food ketika hanya mementingkan kelezatan
saja, tanpa memperhatikan masalah kesehatan.
Alih-alih makan agar mendapatkan manfaat kesehatan bagi tubuh, akan tetapi
malah membahayakan tubuh.
Makanan junk food memang lebih banyak efek negatifnya dari pada manfaantya,
tetapi bukan berarti tidak boleh mengkonsumsinya sama sekali, hanya perlu
dibatasi saja seperti maksimalnya 4 kali dalam sebulan.
1. Penyakit diabetes
Diabetes menjadi salah satu penyakit akibat mengkonsumsi junk food. Saat tubuh
mendapatkan asupan gizi dari makanan yang sehat, maka tubuh mendapatkan
pasokan glukosa yang berfungsi untuk menjaga sensitivitas insulin.
Adapun jika tubuh hanya menerima kandungan dari junk food, maka malah
memberikan efek buruk pada metabolisme tubuh, yang menurunkan
kemampuan tubuh untuk dalam produksi dan pemanfaaatan insulin di dalam
tubuh.
Hal itu karena junk food tidak memiliki kandungan serat (hal ini sangat buruk),
dan terlalu banyak mengkonsumsi junk food, maka tidak diragukan lagi
membuat lonjakan kadar gula.
2. Resiko depresi
...semua kandungan tersebut sangat beresiko tinggi memicu timbulnya rasa sakit
kepala.
Orang yang sering mengkonsumsi junk food (setiap hari), terkena resiko depresi
51% lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengkonsumsi makanan cepat
saji / junk food.
3. Obesitas
Obesitas menjadi masalah yang sering dihadapi oleh orang yang sering
mengkonsumsi junk food. Junk food memiliki kandungan lemak, garam, dan gula
yang berlebihan, yang akibatnya tubuh kesulitan untuk mencernannya.
Pada bahan yang digunakan untuk junk food (juga termasuk bumbunya),
biasanya mengandung kadar lemak jenuh yang sangat tinggi.
Pada makanan junk food, lebih banyak mengandung kalori dari pada nilai nutrisi
baik bagi tubuh.
Zat-zat yang ada di dalam junk beresiko tinggi akan mengiritasi lapisan lambung,
yang mengakibatkan terjadinya gangguan pencernaan.
Bahwa satu minggu makan junk food sudah dapat memicu gangguan memori
pada tikus. Sehinggam penelitian menyimpulkan bahwa lemak jahat (lemak
trans) dari junk food cenderung akan menggantikan lemak sehat di otak.
Yang akibatnya dapat mengganggu mekanisme dan kerja sinyal pada otak. Selain
itu, studi ini menyimpulkan bahwa lemak dari junk food mengakibatkan
menurunnya kemampuan untuk menyerap informasi dan peelajaran, termasuk
akan sangat kesulitan dalam memperlajari keterampilan baru.
Junk food memiliki banyak kandungan lemak jenuh dan lemak trans yang
mengakibatkan meningkatnya kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida di
dalam darah.
Lemak dari junk food juga dapat terakumulasi di dalam tubuh, dengan
berlangsung dalam jangka waktu lama, bisa memicu obesitas, yang akhirnya
meningkatkan resiko terkena serangan jantung.
Untuk mempertahankan cita rasa makanan cepat saji / junk food, menggunakan
bumbu yang berbasis natrium atau sodium.
Bahkan pada beberapa makanan mengandung hingga lebih dari 2.000 miligram
sodium dalam satu porsinya, hal ini akan sangat berbahaya karena akan
meningkatkan risiko penyakit jantung dan pengerasan arteri.
7. Gangguan ginjal
Makanan junk food seperti kentang goreng atau keripik memiliki cita rasa yang
memanjakan lidah, akan tetapi kandungan garam halus di dalamnya membuat
meningkatnya air liur dan sekresi enzim, yang efeknya membuat ketagihan junk
food.
Padanya, terdapat kandungan lemak jahat dan natrium yang tinggi (dari garam
tersebut), yang mengakibatkan terganggunya keseimbangan sodium-potasium
tubuh, yang memicu hipertensi.
Bahaya yang paling besar adalah mengganggu kerja ginjal sebagai penyaring
semua racun dari darah, sehingga terjadinya gangguan pada ginjal sangat
berbahaya.
Mengkonsumsi junk food dapat merugikan kesehatan organ hati. Sebuah studi
menunjukkan hasil bahwa mereka yang lebih sering mengkonsumsi junk food,
serta malas berolahraga mengalami perubahan enzim hati hanya dalam waktu
empat minggu.
Masalah seperti ini sama seperti yang dialami oleh mereka yang suka
mengkonsumsi alkohol.
Dari penjelasan yang didapat dari beberapa penelitian, junk food dapat merusak
hati karena terjadinya pengendapan lemak trans di organ hati, yang
mengakibatkan terjadinya disfungsi pada organ hati.
Kurangnya serat pada junk food sering dikaitkan oleh ahli kesehatan dengan
peningkatan risiko kanker.
Junk food tinggi akan kandungan karbohidrat dan gula, yang memberikan efek
negatif, menyebabkan bakteri di mulut menghasilkan asam yang berpotensi
merusak gigi dan menghancurkan enamel gigi, sehingga gigi menjadi rentan
berlubang.
Dr Niti Desai, ahli gizi di Mumbai Selatan dan di Cumballa Hill Hospital
mengatakan:
“Junk food mungkin murah, mudah tersedia, lebih cepat untuk memasak dan lezat,
tetapi jenis makanan tersebut justru berdampak bahaya bagi kesehatan. Bukan
hanya kekurangan nutrisi penting bagi tubuh, tetapi juga meningkatkan resiko
pada beberapa penyakit berbahaya. Pilihan untuk kembali mengikuti pola hidup
sehat mencakup pilihan makanan yang lebih alami dan lebih sehat.”
loading...
Kadar natrium (sodium) tinggi menjadi hal yang buruk pada junk food, yang
memberikan resiko lebih tinggi, tubuh terkena tekanan darah tinggi, jantung, hati
dan penyakit ginjal, demikian yang dijelaskan oleh pihak Harvard Health
Publications.
Untuk ibu hami patut untuk mewaspadaii dari bahaya makanan cepat saji ini.
Berdasarkan sebuah penelitian di Australia, bayi yang lahir dari seorang ibu yang
suka mengkonsumsi junk food, cenderung akan mengalami ketagihan
mengkonsumsi berbagai macam makanan berlemak ketika ia sudah tumbuh
dewasa.
...yang tentunya ini tidaklah baik untuk kesehatan ibu hamil dan juga janin yang
ada di dalam kandungan. Dimana ibu hamil sangat membutuhkan saupan nutrisi
juga gizi yang cukup guna menunjang perkembangan janin secara baik dan
optimal.
Tips mengatasi anak yang sudah terbiasa (ketagihan) dengan junk food
Untuk Ayah dan Bunda, hendaknya jangan membiasakan menyimpan junk food
di tempat yang bisa diakses secara mudah oleh si kecil.
Hendaknya orang tua juga memberikan contoh untuk menerapkan pola makan
sehat pada anak. Sehingga orang tuanya dahulu yang harus rajin makan-
makanan sehat, maka si kecil akan mengikutinya.
Kemudian, coba batasi konsumsi junk food, caranya dengan ubah dengan
makanan sejenis tetapi sehat (kaya akan kandungan nutrisi dan vitamin).
Untuk masalah yang datang dari luar, maka sampaikan pada keluarga besar
untuk tidak membawa oleh-oleh berupa junk food ketika berkunjung kerumah.
Kita bisa memberikan edukasi kepada mereka tentang bahaya junk food bagi
kesehatan.
Orang tua juga bisa membuat kreasi pada menu makan si kecil, dengan
mempercantik penyajian makanan sehat sehingga mereka tertarik untuk
mengkonsumsinya.
Kemudian orang tua pelan-pelan menyampaikan bahwa makanan-makanan
model junk food tidak bagus untuk kesehatan, yang kemudian menyebabkan
mereka sakit. Jelaskan kepada anak secara perlahan, dan sesuai dengan
kemampuan pemahaman mereka.