PENDAHULUAN
Awal perkembangan makanan cepat saji tersebut, dimulai pada abad-19, pada saat Amerika
Serikat memasuki era industri yang menyebabkan para pekerjanya hanya mempunyai jam
istirahat yang pendek dan jam kerja yang panjang. Alasan itulah yang mendorong para
pekerja lebih memilih makanan yang disajikan restoran cepat saji atau fast food karena
kecepatan dalam penyajian dan pelayanannya disamping rasanya yang lezat. Dari alasan
tersebut yang membuat restoran siap saji semakin banyak dan berkembang di Amerika
Serikat. Pada abad-20, bisnis gerai fast food semakin menyebar hingga kawasan benua Eropa,
Afrika, Australia, dan Asia tidak terkecuali Indonesia yang membuka restoran cepat saji
dengan konsep waralaba.
Gaya hidup modern saat ini yang semuanya serba praktis dan kemajuan teknologi yang pesat
seringkali membuat kita mengonsumsi makan yang praktis penyajiannya. Hal ini juga
disebabkan karena padatnya kegiatan dan kesibukan kita. makanan siap saji pun menjadi
makanan yang dipilih karena penyajianya yang praktis dan sekaligus memiliki rasa yang enak
menurut banyak orang.
Masyarakat perkotaan jaman sekarang apalagi anak-anak muda pastinya sudah tidak asing
lagi dengan yang namanya makanan siap saji. Bila mendengar istilah makanan siap saji maka
pikiran kita langsung mengarah ke makanan seperti burger, pizza, fried chicken, french fries,
dan sebagainya. Makanan-makan seperti itu dapat kita temukan di mall-mall, plaza, dan
sebagainya. Dan sepertinya telah membudaya dan menjadi santapan elit terutama bagi anak
muda perkotaan.
Kalangan dokter mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati terhadap makanan siap
saji seiring kandungan dalam jenis makanan tersebut berbahaya bagi kesehatan tubuh. Erik
Rohmando Purba, ahli penyakit dalam RSU Bunda Jakarta mengatakan, makanan siap saji
cenderung banyak mengandung garam atau natrium berlebihan yang dapat menyebabkan
darah tinggi bagi konsumen. makanan siap saji Jika dikonsumsi berlebih dapat menyebabkan
penumpukan kolesterol dalam pembuluh darah dan dapat timbul serangan jantung koroner,
stroke atau penyakit kardiovaskular lainnya.
II. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Fast Food (makanan cepat saji)?
2. Apa saja nilai gizi yang ada dalam makanan cepat saji?
3. Apa dampak negatif makanan cepat saji bagi kesehatan?
4. Bagaimana upaya meminimalisasi dampak negatif Fast Food?
III. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian makanan cepat saji.
2. Untuk mengetahui kandungan gizi yang terkandung dalam makanan cepat saji.
3. Untuk mengetahui dampak negatif makanan cepat saji bagi kesehatan.
4. Untuk mengatahui upaya dalam meminimalisasi dampak negatif fast food.
IV. PEMBAHASAN
A. Pengertian makanan cepat saji
Fast food sering disebut sebagai makanan siap saji. Makanan siap saji yang dimaksud adalah
jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana.
Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi
tinggi dan mengandung berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa
bagi produk tersebut. Makanan siap saji biasanya berupa lauk pauk dalam kemasan, mie
instan, nugget, atau juga corn flakes sebagai makanan untuk sarapan.
Bertram (1975) mendefinisikan makanan siap saji sebagai makanan yang dapat disiapkan dan
dikonsumsi dalam waktu yang singkat. Oxford dictionary mendefinisikan makanan siap saji
sebagai makanan yang dapat diolah dan disajikan dalam waktu yang singkat dan mudah
dalam hitungan beberapa menit, terutama di snack bar atau rumah makan. Makanan siap saji
yang beredar saat ini tercatat 500 – 600 jenis.
Untuk mengurangi dan meminimalisasi dampak negatif zat aditif makanan cepat saji (fast
food) dapat di upayakan dengan beberapa cara antara lain :
1. Secara Internal
Mengurangi konsumsi makanan siap saji, meningkatkan konsumsi sayur dan buah-buahan
serta mengkonsumsi vitamin. Beberapa vitamin diduga mengandung zat antikarsinogen
diantaranya adalah Vitamin A, C, E banyak terdapat dalam sayur dan buah; asam folat
terdapat dalam brokoli, bayam dan asparagus: Betakaroten, Vitamin B3 (niasin), vitamin D
dalam bentuk aktif (1.25-hidroksi) terdapat pada mentega, susu, kuning telur, hati, beras dan
ikan.
Memberi pengertian pada keluarga tentang bahaya zat aditif, mengawasi, mengontrol
pemberian dan penggunaan uang jajan dan membiasakan membawa bekal makanan sehat dari
rumah.
2. Secara Eksternal
Produsen diperlukan kesadaran dan tanggung jawab produsen terhadap penggunaan zat aditif
pada bahan pangan yang diproduksikan, memberikan informasi yang jelas komposisi
makanan termasuk zat aditif yang ditambahkan. Pemerintah melakukan pengawasan dan
menindak tegas produsen yang melanggar aturan yang berlaku. Meneruskan kegiatan PMT-
AS (Program Makanan Tambahan-Anak Sekolah) dengan memanfaatkan sumber makanan
lokal. Non-pemerintah (LSM) memfasilitasi terbentuknya kelompok konsumen, mendorong
peran serta masyarakat sebagai pengawas kebijakan publik, mengantisipasi kebijakan global
yang berdampak pada konsumen, melakukan pengawasan dan bertindak sebagai pembela
konsumen. Tepat jika disadari pula, bahwa makanan bukan satu-satunya faktor pencetus
kondisi-kondisi gangguan kesehatan tersebut. Kegemukan secara garis besar terjadi karena
asupan kalori lebih banyak dari jumlah kalori yang dibakar, guna keperluan tubuh
menjalankan fungsinya dan beraktivitas. Akibatnya, kelebihan kalori yang tidak dibakar
tersebut akan menumpuk di tubuh, dalam bentuk lemak. Sehingga berat badan dan
kandungan lemak dalam tubuh, termasuk kolesterol darah, dapat cenderung meningkat.
Untuk itu, kita perlu lebih selektif dalam memilih makanan, serta dikombinasikan dengan
kebiasaan hidup sehat lainnya. Misalnya, berolahraga secara teratur.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan makanan cepat saji (fast food) merupakan
makanan siap saji sebagai makanan yang dapat disiapkan dan dikonsumsi dalam waktu yang
singkat.
Pada umumnya menu makanan cepat saji mengandung kalori, garam dan lemak termasuk
kolesterol dalam jumlah yang besar.
Zat-zat yang terkandung dalam makanan siap saji dapat memberikan dampak negatif bagi
kesehatan tubuh kita meliputi zat adatif, MSG, BHA, protein hewani, kolesterol, kalori,
natrium berlebihan. Zat tersebut yang nantinya menyebabkan penyakit yang dapat
ditimbulkan tapi juga ganguan fungsi persarafan yang dapat menyebabkan kita lambat dalam
berpikir ataupun bertindak. Tidak hanya itu, perubahan psikologis juga dapat terjadi karena
berlebihan mengonsumsi makanan cepat saji. Penyakit, gangguan, ataupun perubahan
psikologis tidak akan langsung kita rasakan saat kita mengonsumsi makanan cepat saji. Tapi
itu semua akan terjadi bila kita sering mengonsumsinya.
DAFTAR PUSTAKA
Apriadji, Wied Harry. 2007. Healthy Fast Food. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama Anggota IKAPI
KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH MAKANAN INSTAN TERHADAP POLA MAKAN
DAN KESEHATAN
DISUSUN OLEH :
FATMAWATI SAPUTRA
NIM : 1401047
PRODI : S1 KEPERAWATAN 1B
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB III
PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami sampaikan. Kami sadar bahwa makalah ini belum
sempurna baik dari segi penulisan maupun materi yang disampaikan. Oleh karena
itu, kami sangat berharap akan saran dan kritik dari pembaca demi menciptakan
sebuah amakalah yang lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan
khususnya bagi para pembaca.
A. Simpulan
Dari hasil penelitian penulis menyimpulkan bahwa menjaga pola makan agar tetap
sehat dan seimbang sangatlah penting khususnya di kalangan remaja yang memiliki
pola makan konsumtif. Hal ini dikarenakan ketersediannya bahan makanan instan
yang sangat banyak baik di sekolah, di rumah maupun saat melakukan perjalanan
jauh.
Selain nikmat tetapi dampaknya sangat besar yaitu kecanduan racun yang
seharusnya tidak di konsumsi. Efek yang nyata adalah tubuh para remaja yang
digroggoti secara perlahan dan akan menyebabkan penyakit-penyakit yang
berbahaya dalam tubuhnya. Menajaga dari sekarang akan lebih baik daripada
mengobati esok hari. Boleh mengonsumsi makanan instan akan tetapi tidak terlalu
berlebihan dan tetap mengutamakan menu makanan sehat yang bergizi.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan hidup manusia semakin meningkat. Hal
ini terjadi pada seluruh kalangan. Di sisi lain, kesibukan-kesibukan dalam berbagai aktivitas
seperti pekerjaan seringkali membuat kita menomorduakan kebutuhan-kebutuhan pokok,
seperti makanan. Hal tersebut rupanya disadari oleh berbagai pengelola badan usaha sebagai
peluang untuk mencari keuntungan. Semakin hari badan usaha semakin berlomba-lomba
untuk memproduksi bahan makanan instan. Banyaknya produk makanan instan yang beredar
di pasaran semakin memanjakan konsumen apalagi utuk kalangan remaja.
Terlebih lagi, remaja yang sedang berada pada masa peralihan dari masa kanak-kanak
menuju dewasa kian sibuk dengan hal-hal yang baru mereka kenal sehingga timbul pola
hidup konsumtif yang terkadang berlebihan. Pola berpikir mereka seakan ikut berubah.
“Kalau ada yang mudah, kenapa harus memilih yang susah?” Dalam sehari seorang remaja
mampu mengonsumsi beberapa jenis makanan instan dari makanan ringan sampai makanan
pokok yang digantikan dalam bentuk instan.Makanan instan seakan telah mendarah daging
dalam diri mereka.Bahkan ada yang menjadikannya sebagai makanan sehari-hari.
Akibat dari pengonsumsian makanan instan yang berlebihan dapat membuat remaja
mengabaikan pola makan yang sehat. Padahal pengonsumsian makanan instan dalam jumlah
banyak dan jangka waktu yang lama dapat menimbulkan penimbunan zat aditif yang
terkandung dalam makanan instan pada tubuh mereka. Saat ini banyak remaja yang
menderita penyakit maag, radang, dan berbagai penyakit yang menyerang alat pencernaan.
Hal ini tentu tidak lepas dari kebiasaan mereka mengonsumsi makanan instan. Lalu apakah
yang sebenarnya terkandung dalam makanan instan? Bagaimana pengaruhnya terhadap pola
makan dan kesehatan remaja?
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, rumusan masalah dalam karya
tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja zat yang terkandung dalam makanan instan?
2. Bagaimana pengaruhnya terhadap terhadapat kesehatan?
3. Mengapa dapat mempengaruhi pola makan?
4. Bagaimana solusi untuk menggunakan makanan instan secara sehat
C. Tujuan Penelitian
Karya tulis ilmiah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui kandungan makanan instan
2. Mengetahui pengaruhnya terhadap pola makan dan kesehatan
3. Menemukan solusi dan tips untuk mengatasi pengaruh makanan instan
4. Menemukan cara untuk mengkonsumsi makanan instan dengan sehat
D. Manfaat Penelitian
Karya tulis ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Secara
teoritis, karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan referensi tentang angka putus sekolah di
Kabupaten Kebumen. Sementara untuk manfaat praktis dari karya tulis ilmiah ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi remaja, penelitian ini dapat untuk mengingatkan remaja agar tidak terlalu sering
mengkonsumsi makanan instan, agar terhindar dari berbagai penyakit yang berbahaya dan
pola makan yang tetap terjaga dengan baik.
2. Bagi khalayak umum, penelitian ini dapat dijadikan acuan bagaimana mengkonsumsi
makanan instan secara baik.
3. Bagi tenaga penyuluh, penelitian ini dapat dijadikan bahan dalam memberikan penyuluhan
tentang dampak penggunaan makanan instan secara berlebihan dan pengaruhnya terhadap
kesehatan.
4. Bagi peneliti, penelitian ini dijadikan kajian awal untuk melakukan penelitian lanjutan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Kemasan makanan
Kemasan makanan adalah wadah atau tempat makanan agar kualitas makanan tetap baik,
meningkatkan penampilan produk, dan memudahkan transportasi.
Jenis Zat Aditif dan Kemasan Makanan
Menurut Majeed (1996) zat aditif dapat dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan
tujuan penggunaannya, yaitu:
1) agen emulsi yaitu aditif yang berbahan lemak dan air contohnya lecithin
2) agen penstabil dan pemekat contohnya alginat dan gliserin,
3) agen penghalang kerak untuk mencegah penggumpalan,
4) agen peningkatan nutrisi contohnya berbagai vitamin,
5) agen pengawet contohnya garam nitrat dan nitrit,
6) agen antioksidan contohnya vitamin C dan E ; BHT (Butylated Hydroxy- Toluen) dan BHA
(Butylated Hydroxy-Anisol),
7) agen pengembang untuk roti dan bolu,
8) agen penyedap rasa contoh monosodium glutamat (MSG),
9) bahan pewarna.
Selain kesembilan zat aditif diatas juga terdapat bahan lain yang ditambahkan dalam
makanan diantaranya:
1) agen peluntur,
2) lemak hewani,
3) bahan pengasam,
4) bahan pemisah,
5) pati termodifikasi,
6) alkohol, dan
7) gelatin.
Disamping bahan-bahan yang telah disebutkan diatas yang menggunaan, ukuran dan
aturannya sudah ditentukan sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), yang patut kita
waspadai adalah adanya pewarna maupun pengawet yang ditambahkan yang penggunaannya
bukan untuk makanan seperti, borak dan formalin sebagai pengawet yang telah dilaporkan
oleh Suriawiria (2003). Dimana disinyalir 86,2% mie basah yang terdapat dipasar dan
swalayan mengandung formalin. Selain itu warna merah pada terasi 50% adalah
menggunakan pewarna rhodamin B yang seharusnya digunakan untuk tekstil. Selain itu
rhodamin juga biasa diberikan dalam sirop untuk menimbulkan warna merah.
Kemasan makanan siap saji
Sampai saat ini menurut Ketua Federasi Pengemasan Indonesia Hengky Darmawan di
Indonesia sistem pengemasannya baru 10% yang sesuai aturan SNI. Pemilihan jenis kemasan
harus memperhatikan food grade dan food safety (Kompas, 2003).
Beberapa faktor yang mempengaruhi produsen dalam memilih kemasan adalah tampil
menarik, mampu melindungi produk yang dikemas, dan pertimbangan ekonomis. Bahan yang
digunakan selama ini berupa plastik atau styrofoam (pembungkus mie instant dan nugget),
PVC (polyvinyl clorida untuk pembungkus kembang gula), kaleng (makanan buah, susu,
makanan lauk-pauk).
BAB III
METODE PENULISAN
Metode analisis yang digunakan dalam karya tulis ini adalah deskripsi kualitatif. Data-
data yang penulis peroleh berupa data verbal (dari proses wawancara) dan foto (dari
observasi). Data tersebut diolah menjadi kalimat yang padu dan disajikan dalam bentuk
rangkaian paragraf yang dilengkapi dengan skema dan gambar. Dengan begitu, pembaca
akan lebih mudah memahami materi yang penulis sajikan.
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisa data
Berdasarkan agket yang telah disebar, penulis ingin mengetahui tingkat keseringan
remaja dalam konsumsi makanan instan, jenis makan insta yang sering di konsumsi dan
keluhan setelah mengkonsmsi baan makanan tersebut. Hasil yang di dapatkan sebagai
beikut :
Tingkat keseringan remaja dalam mengkonsumsi makan instan dalam sehari
Remaja mengkonsumsi makan instan dalam sehari mencapai 2-3 kali perhari.
Jenis makanan instan
Jenis makanan instan yang seing dikonsumsi adalah sebagai berikut :
1. Mie instan
2. Makanan ringan (snack)
3. Nuget
4. Susu
5. Softdrink
a. Pengaruhnya tehadap pola makan
Memproduksi makanan instan berpengruh pada pola makan sebagai berikut:
1. Pola makan yang tidak teratur
2. Jarang mengkonsumsi makanan sehat (4 sehat 5 sempurna)
b. Pengaruhnya terhadap kesehatan
1. Sakit perut
2. Maag
3. Radang tengorokan
4. Pusing
5. Batuk-batuk
B. Pembahasan
1. Makanan Instan, kandungan dan dampak
Berdasarkan data yag diperoleh makanan instan yang dikonsumsi berpengaruh pada pola
makan dan kesehatan pada remaja. Pengaruh yang paling umum disebabkan oleh zat kimia yang
terkadung dalam makanan tersebut. Kandungan zat aditif yang terkandung di dalam makanan ini
secara perlahan menggrogoti tubuh kita. Zat ini diperuntukkan agar mutu dan kestabilan makanan
tetap terjaga. Zat yang sangat sering di gunakan untuk hal ini adalah penyedap rasa (mono sodium
glutamate), pengawet seperti BHA, K-nitrit dll, anti kempal, pemutif dan pematang tepung (aseton
peroksida)dan sekustran (asam fosfat). Masih banyak kandunga kimia yang terkandung di dalam
makan cepat saji. Namun ini merupakan bagian yang sangat merusak kesehatan kita.
Dampak dari penggunaan MSG menurut laporan Federation of the American Society for
Experimental Biologi adalah rasa terbakar di bagian leher, mati rasa di bagian belakang leher, stress
dan tegang pada kulit wajah, dada terasa sakit, sakit kepala, detak jantung yang cepat, rasa
lemah/cepat lelah dan lain-lain. Memang kita tidak langsung merasakan dampak ini ketika
mengkonsumsi makanan cepat saji yang menggunakan MSG. Tapi, pada ambang batas tertentu
karena tubuh tidak sanggup lagi menahan zat ini maka dampak diatas akan menyerang kita. 12 gram
MSG per hari dapat menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur dan mual-mual. Bahkan
beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa gatal, mual dan panas. Tidak hanya itu
saja MSG juga dapat memicu hipertensi, asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta penurunan
kecerdasan.
Kemudian BHA. BHA anti oksidan di dalam makanan agar kandungan di dalam amakan
tersebut tidak cepat hilang seperti vitamin, penyedap. Ini sering digunakan pada lemak dan minyak.
Ini akan menimbulkan efek ketagihan bagi yang mengkonsumsinya.
Ini masih pada kandungan makan cepat saji, belum lagi bila kita menelusuri kemasan yang dipakai
makan tersebut. menurut Hengky Dermana, hanya 10% makanan cepat saji yang sesuai SNI.
(Kompas, 2003). Kemasan plastic mengandung PVC yang menghambat testosterone (Flack, 1992)
dan kemasan kaleng mengandung (Pb) timbale dan VCM (vinyl chloride monomer). (Meida
Indonesia, 2003).
Makanan adalah salah satu komponen yang terkait lagsung dengan kondisi kesehatan
sesorang. Makanan berpengaruh sangat besar untuk mewujudkan kondisi kesehatan yang
prima bagi sesorang. Inilah ciri-ciri makanan yang sehat:
a) Mengandung cukup zat gizi
Makanan yang sehat adalah makanan ayng secara kimia mengandung zat-zat gizi
yang di butuhkan oleh tubuh. Zat gizi yang dimaksud adalah:
a. Karbohidrat sebagai sumber energy utama
b. Protein sebagai komponen pembangun sel dan jaringan tubuh
c. Lemak sebagai komponen sel dan jaringan , sebagai pelarut vitamin dan cadangan energy.
d. Vitamin sebagai komponen yang memperlancar proses metabolisme di dalam sel
e. Mineral sebagai komponen yang turut serta membangun struktur tubuh dan ikut
memperlancar proses pisiologis di dalam sel.
f. Serat untuk membantu kelancaran mekanisme pencernaan di dalam saluran pencernaan.
g. Air sebagai pelarut berbagai zat gizi yang lain.
b) Tidak mengandung zat-zat berbahaya
Suatu makanan terkadang tampak sehat /segar jika di lihat sepintas, namun kondisi
seperti itu belum menjadi jaminan jika makanan tersebut benar-benar sehat. Segar memang di
perlukan untuk menjamin ketersediaan zat gizi di dalamnya, tetapi jika kesegaran yang
tampak tersebut di sebabkan oleh factor lain yang merupakan perlakuan khusus pada bahan
makanan tersebut. Misalnya bahan makanan dari tumbuhan yang tampak segar karena
pertumbuhannya di bantu oleh pemberian pestisida yang berlebihan. Atau bahan makanan
olahan yang tampak segar karena pemberian zat-zat pengawet. Hal –hal seperti itu
sesungguhnya dapat berdampak merugikan di dalam tubuh. Pengawet, pewarna, penyedap
rasa, ( zat aditif ) adalah beberapa zat yang banyak menimbulkan penyakit didalam tubuh.
Bahan pengawet
Bahan pengawet yang di toleransi oleh BPOM dalam jumlah terbatas adalah : Benzoat,
propionat, nitrit, nitrat, sorbat dan sulfit. Dan yang berbahaya adalah formalin dan boraks.
Kedua pengawet terakhir ini banyak di salah guankan untuk mengawetkan makanan sehingga
bisa tahan lama.
Bahan pewarna
Bahan pewarna untuk memberi tampilan yang menarik pada makanan. Bahan ini ada
yang di alami dan sintesis. Bahan pewarna alamai biasanya diambil dari klorofil ( zat hijau
daun ) untuk membei zat hijau atau karoten dari wortel untuk memberi warna orange.
Pewarna sintesis di ambil dari zat kimia yang di buat melalui serangkaian reaksi kimia.
Misalnya: Warna kuning : tartrazin, sunset yellow, Warna merah : allura, eritrosin, amaranth,
Warna biru : biru berlian.
Beberapa zat pewarna yang sesungguhnya tidak untuk makanan tetapi di gunakan
mewarnai makanan tertentu. Zat tersebut merupakan pewarna tekstil seperti rodamin b.
Bahan pewarna buatan berbahaya jika di konsumsi secara terus menerus dan secara
berlebihan. Pewarna non makanan berbahaya karena zat tersebut memang bukan untuk
makanan dan tidak untuk di konsumsi.
Zat penyedap rasa.
Penyedap rasa ada yang alami dan ada pula yang sintesis. Penyedap rasa alami seperti
cuka, merica, garam, gula, dll lebih aman dan relatif tidak menimbulkan efek samping.
Kecuali di konsumsi secara berlebihan.
Penyedap rasa buatan mengandung monosodium glutamat ( MSG ) adalah penyedap
sintesis yang banyak di gunakan secara luas di berbagai jenis makanan baik fast food maupun
makan yang di sajikan di dalam rumah tangga. MSG adalah zat kimia yang dapat
mempengaruhi kerja saraf. Konsumsi yang terus menerus akan menyebabkan daya ingat
( memori ) sesorang menjadi lebih lambat.
C. Pengaruh terhadap pola makan
Remaja yang cenderung mengonsumsi makanan instan akan lebih suka mengonsumsi
makanan instan terus-menerus. Hal ini sangat berakibat buruk terhadap kesehatan
pencernannya. Meskipun para remaja hanya mengonsumsi satu jenis makanan instan dalam
satu hari dan pada saat itu tidak akan langsung terjadi reaksi. Dampaknya akan terasa sekitar
10 tahun mendatang.
Pola makan yang konsumtif ini akan memperburuk pola makan dalam keseharian.
Mereka akan lebih cenderung ngemil daripada makan makanan yang sehat yang seharusnya
mereka konsumsi dalam masa pertumbuhan. Apabila di rumah orang tua tidak memaksa
anaknya untuk makan, anak ini tidak akan makan dengan tersendiri. Anak akan lebih senang
makan di luar rumah yang kondisi makanannya pasti sangat tidak sehat. Oleh karena itu,
peran orang tua dalam memilih jenis makanan dan mengawasi pola makan anaknya sangat
penting untuk perkembangannya.
D. Pengaruh terhadap kesehatan
Berikut ini beberapa dampak kesehatan yang di timbulkan oleh makanan instan,
1. Maag
Maag atau Gastritis berasal dari kata Gaster yang artinya lambung. Gastritis adalah
peradangan (pembengkakan) dari mukosa lambung, yang bisa disebabkan oleh faktor iritasi
dan infeksi. Seperti kita ketahui, lambung adalah organ pencernaan dalam tubuh manusia
yang berfungsi untuk menyimpan makanan, mencerna dan kemudian mengalirkan ke usus
kecil. Selain itu iritasi dapat juga disebabkan oleh obat-obatan (Aspirin, NSAID), alkohol,
muntah yang kronis dan bahan racun. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, terbanyak
Helicobacter pylori. H.pylori berkoloni pada lapisan terdalam lapisan mukosa yang
merupakan pelindung dari mukosa lambung dan mengganggu fungsinya sebagai
pelindung. Hingga saat ini belum ada cara yang mudah untuk hidup sehat terbebas dari sakit
maag selain memperbaiki pola hidup dan pola makan.
Berikut beberapa saran:
1) Atur pola makan yang baik dan teratur (Hindari makanan berlemak dan berminyak, banyak
makan makanan berserat)
2) Hindari minuman yang mengandung alkohol
3) Berolahraga secara teratur
4) Berhenti merokok
5) Hindari penggunaan obat-obatan terutama yang mengiritasi lambung (Aspirin)
2. Diabetes
Diabetes adalah Suatu jenis penyakit yang terjadi pada seseorang akibat kandungan
gula darah di dalam tubuh tidak terkendali dan akibat gangguan sistem metabolisme pada
tubuh seseorang. Penyakit Diabetes Melitus juga sering kita sebut dengan istilah kencing
manis atau penyakit gula darah. Penyakit yang satu ini termasuk jenis penyakit kronis yang
tanda awalnya yaitu meningkatnya kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan
sistem metabolisme dalam tubuh. Organ tubuh yang terganggu adalah pankreas yang mana
sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Faktor Penyebab seseorang beresiko terkena diabetes, diantaranya :
Faktor keturunan
Kegemukan / obesitas biasanya terjadi pada usia 40 tahun
Tekanan darah tinggi
Angka Triglycerid (salah satu jenis molekul lemak) yang tinggi
Level kolesterol yang tinggi
Gaya hidup modern yang cenderung mengkonsumsi makanan instan
Merokok dan Stress
Terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat
Kerusakan pada sel pankreas
A. Simpulan
Dari hasil penelitian penulis menyimpulkan bahwa menjaga pola makan agar tetap
sehat dan seimbang sangatlah penting khususnya di kalangan remaja yang memiliki pola
makan konsumtif. Hal ini dikarenakan ketersediannya bahan makanan instan yang sangat
banyak baik di sekolah, di rumah maupun saat melakukan perjalanan jauh.
Selain nikmat tetapi dampaknya sangat besar yaitu kecanduan racun yang seharusnya
tidak di konsumsi. Efek yang nyata adalah tubuh para remaja yang digroggoti secara perlahan
dan akan menyebabkan penyakit-penyakit yang berbahaya dalam tubuhnya. Menajaga dari
sekarang akan lebih baik daripada mengobati esok hari. Boleh mengonsumsi makanan instan
akan tetapi tidak terlalu berlebihan dan tetap mengutamakan menu makanan sehat yang
bergizi.
B. Saran
Saran yang diberikan penulis kepada khalayak adalah sebagai berikut:
1. Bagi para remaja tetap berhati-hati dalam mengonsumsi makanan instan dan tetap
mengutamakan makanan sehat.
2. Bagi orang tua harus mengawasi, mengontrol pemberian dan penggunaan uang jajan dan
membiasakan membawa bekal makanan sehat dari rumah.
3. Produsen; diperlukan kesadaran dan tanggung jawab produsen terhadap penggunaan zat
aditif pada bahan pangan yang diproduksikan, memberikan informasi yang jelas komposisi
makanan termasuk zat aditif yang ditambahkan
4. Pemerintah; melakukan pengawasan dan menindak tegas produsen yang melanggar aturan
yang berlaku. Meneruskan kegiatan PMT-AS (Program Makanan Tambahan-Anak Sekolah)
dengan memanfaatkan sumber makanan lokal.
5. Non-pemerintah (LSM); memfasilitasi terbentuknya kelompok konsumen, mendorong peran
serta masyarakat sebagai pengawas kebijakan publik, mengantisipasi kebijakan global yang
berdampak pada konsumen, melakukan pengawasan dan bertindak sebagai pembela
konsumen.