Anda di halaman 1dari 22

I.

PENDAHULUAN
Awal perkembangan makanan cepat saji tersebut, dimulai pada abad-19, pada saat Amerika
Serikat memasuki era industri yang menyebabkan para pekerjanya hanya mempunyai jam
istirahat yang pendek dan jam kerja yang panjang. Alasan itulah yang mendorong para
pekerja lebih memilih makanan yang disajikan restoran cepat saji atau fast food karena
kecepatan dalam penyajian dan pelayanannya disamping rasanya yang lezat. Dari alasan
tersebut yang membuat restoran siap saji semakin banyak dan berkembang di Amerika
Serikat. Pada abad-20, bisnis gerai fast food semakin menyebar hingga kawasan benua Eropa,
Afrika, Australia, dan Asia tidak terkecuali Indonesia yang membuka restoran cepat saji
dengan konsep waralaba.
Gaya hidup modern saat ini yang semuanya serba praktis dan kemajuan teknologi yang pesat
seringkali membuat kita mengonsumsi makan yang praktis penyajiannya. Hal ini juga
disebabkan karena padatnya kegiatan dan kesibukan kita. makanan siap saji pun menjadi
makanan yang dipilih karena penyajianya yang praktis dan sekaligus memiliki rasa yang enak
menurut banyak orang.
Masyarakat perkotaan jaman sekarang apalagi anak-anak muda pastinya sudah tidak asing
lagi dengan yang namanya makanan siap saji. Bila mendengar istilah makanan siap saji maka
pikiran kita langsung mengarah ke makanan seperti burger, pizza, fried chicken, french fries,
dan sebagainya. Makanan-makan seperti itu dapat kita temukan di mall-mall, plaza, dan
sebagainya. Dan sepertinya telah membudaya dan menjadi santapan elit terutama bagi anak
muda perkotaan.
Kalangan dokter mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati terhadap makanan siap
saji seiring kandungan dalam jenis makanan tersebut berbahaya bagi kesehatan tubuh. Erik
Rohmando Purba, ahli penyakit dalam RSU Bunda Jakarta mengatakan, makanan siap saji
cenderung banyak mengandung garam atau natrium berlebihan yang dapat menyebabkan
darah tinggi bagi konsumen. makanan siap saji Jika dikonsumsi berlebih dapat menyebabkan
penumpukan kolesterol dalam pembuluh darah dan dapat timbul serangan jantung koroner,
stroke atau penyakit kardiovaskular lainnya.
II. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Fast Food (makanan cepat saji)?
2. Apa saja nilai gizi yang ada dalam makanan cepat saji?
3. Apa dampak negatif makanan cepat saji bagi kesehatan?
4. Bagaimana upaya meminimalisasi dampak negatif Fast Food?

III. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian makanan cepat saji.
2. Untuk mengetahui kandungan gizi yang terkandung dalam makanan cepat saji.
3. Untuk mengetahui dampak negatif makanan cepat saji bagi kesehatan.
4. Untuk mengatahui upaya dalam meminimalisasi dampak negatif fast food.

IV. PEMBAHASAN
A. Pengertian makanan cepat saji
Fast food sering disebut sebagai makanan siap saji. Makanan siap saji yang dimaksud adalah
jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana.
Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi
tinggi dan mengandung berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa
bagi produk tersebut. Makanan siap saji biasanya berupa lauk pauk dalam kemasan, mie
instan, nugget, atau juga corn flakes sebagai makanan untuk sarapan.
Bertram (1975) mendefinisikan makanan siap saji sebagai makanan yang dapat disiapkan dan
dikonsumsi dalam waktu yang singkat. Oxford dictionary mendefinisikan makanan siap saji
sebagai makanan yang dapat diolah dan disajikan dalam waktu yang singkat dan mudah
dalam hitungan beberapa menit, terutama di snack bar atau rumah makan. Makanan siap saji
yang beredar saat ini tercatat 500 – 600 jenis.

B. Kandungan nilai makanan cepat saji.


Pada umumnya menu makanan cepat saji mengandung kalori, garam dan lemak termasuk
kolesterol dalam jumlah yang besar, selain itu menu ala Barat umumnya hanya sedikit
mengandung serat (dietary fiber) dibanding makanan di rumah tangga. Kalori adalah satuan
ukuran untuk energi yang didapatkan tubuh dari makanan seperti dari karbohidrat, protein
dan lemak. Setiap gram karbohidrat dan protein memberikan kurang lebih 4 kalori energi,
sedangkan dari 1 gram lemak diperoleh hampir 9 kalori.
Oleh karenanya dapat diduga bahwa menu makanan cepat saji ala Barat mengandung kalori
yang lebih tinggi dibandingkan dengan makanan rumahan serta tidak mengandung beberapa
unsur yang diperlukan tubuh (serat, vitamin, mineral) dalam jumlah yang cukup. Fungsi
normal tubuh seperti bernapas dan denyut jantung, serta aktivitas fisik membutuhkan energi.
Kebutuhan energi setiap orang berbeda-beda, antara lain dipengaruhi oleh faktor usia, jenis
kelamin, dan tingkat aktivitas seseorang.
Kekurangan kalori merupakan salah satu penyebab menurunnya produktivitas kerja.
Sebaliknya kelebihan kalori akan menambah berat badan dan menyebabkan kegemukan.
Banyak penelitian membuktikan, seperti halnya kegemukan (obesitas), konsumsi makanan
tinggi lemak menyebabkan peningkatan kolesterol dalam darah dan merupakan salah satu
faktor resiko pemicu penyakit jantung, stroke dan diabetes. Selain itu, diet tinggi lemak juga
memperbesar resiko terkena kanker, terutama kanker payudara dan usus besar.
Dalam hidupnya, setiap orang juga membutuhkan asupan garam dari makanan, untuk
mengganti sejumlah zat gizi yang dikeluarkan tubuh sehari-hari. Pengeluaran tersebut antara
lain melalui keringat, tinja dan air kemih. Unsur natrium adalah kandungan mineral yang
paling dominan menjadi komposisi garam dalam makanan. Pada orang tertentu, diet tinggi
garam mempunyai hubungan dengan resiko terjadinya penyakit darah tinggi. Adapun serat
dari makanan merupakan karbohidrat komplek, yang tidak turut dicerna. Serat dapat
membantu fungsi pencernaan dengan mengurangi kemungkinan sulit buang air besar, selain
peran lainnya dalam menurunkan kadar kolesterol dan gula darah.

C. Dampak negatif makanan cepat saji bagi kesehatan


Zat-zat yang terkandung dalam makanan siap saji dapat memberikan dampak negatif bagi
kesehatan tubuh kita. Berikut ini akan diuraikan apa saja dampak negatif dari zat-zat yang
ada dalam makanan siap saji jika masuk ke dalam tubuh kita.
Zat adiktif yang biasa terkandung dalam pegawet maupun pewarna makanan jika dikonsumsi
secara terus menerus ternyata bisa mengakibatkan kerusakan hati baik sorosis hingga kanker
hati. Celakanya, dampak yang bisa ditimbulkan zat berbahaya ini sifatnya jangka panjang dan
akan menyerang manusia akibat rusaknya fungsi hati. Hati merupakan organ yang berguna
menetralisir racun yang masuk ke dalam tubuh termasuk zat adiktif dalam pengawet
makanan, pewarna, pemanis buatan maupun zat kimia lainnya. Jika jumlah racun tersebut
semakin banyak dan bertumpuk secara otomatis akan mempengaruhi kinerja hati sehinnga
mengakibatkan kerusakan.
Dampak dari penggunaan MSG menurut laporan Federation of the American Society for
Experimental Biologi adalah rasa terbakar di bagian leher, mati rasa di bagian belakang leher,
stress dan tegang pada kulit wajah, dada terasa sakit, sakit kepala, detak jantung yang cepat,
rasa lemah/cepat lelah dan lain-lain. Memang kita tidak langsung merasakan dampak ini
ketika mengkonsumsi makanan cepat saji yang menggunakan MSG. Tapi, pada ambang batas
tertentu karena tubuh tidak sanggup lagi menahan zat ini maka dampak diatas akan
menyerang kita. 12 gram MSG per hari dapat menimbulkan gangguan lambung, gangguan
tidur dan mual-mual. Bahkan beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa gatal,
mual dan panas. Tidak hanya itu saja MSG juga dapat memicu hipertensi, asma, kanker serta
diabetes, kelumpuhan serta penurunan kecerdasan.
Kemudian BHA. BHA, anti oksidan di dalam makanan diberikan agar kandungan di dalam
makanan tersebut tidak cepat hilang seperti vitamin, penyedap. Ini sering digunakan pada
lemak dan minyak. Ini akan menimbulkan efek ketagihan bagi yang mengkonsumsinya.
Protein hewaninya yang cukup ‘kaya’ bisa menyebabkan terhambatnya penyerapan kalsium
di dalam tubuh. Jika penyerapan kalsium terjadi maka kondisi ini dapat merangsang cepatnya
terjadi osteoporosis.
Kandungan kolesterol dan kalori yang cukup tinggi juga dapat menyebabkan kegemukan dan
berbagai gangguan metabolisme dan jantung. Kolesterol sendiri didapat dengan dua cara,
yaitu oleh tubuh sendiri dan ada juga yang berasal dari produk hewan yang kita makan. Ada
banyak kolesterol dalam daging, ikan ayam,, telur, mentega, susu, dan keju. Jika dikonsumsi
berlebihan, dapat menutup pembuluh darah dari oksigen yang seharusnya mengalir ke seluruh
tubuh. Tingginya jumlah lemak penjenuhan akan menyebabkan kanker, terutama kanker usus
dan kanker payudara. Kolesterol dapat masuk kedalam darah dan menyumbat pembuluh
darah. Salah satu pembuluh darah yang dapat disumbat adalah pembuluh darah arteri koroner
pada jantung. Jika arteri ini tersumbat maka dapat menyebabkan penyakit jantung koroner.
Natrium berlebihan. Hal ini dapat menebabkan penurunan fungsi otot jantung dan
melambatnya proses penghantaran impuls oleh saraf. Dengan menurunnya fungsi otot
jantung resiko seranagan jantung pun meningkat. Lambat dalam menanggapi rangsangan dan
lambat dalam berpikir dapat terjadi karena melambatnya penghantaran rangsangan saraf.
Menurut para pakar biologi, makan makanan siap saji berlebih dapat memicu terjadinya
perubahan psikologis yang bisa menghentikan kerja hormon-hormon dalam mengirim sinyal
kenyang. Karena itu, kita akan terus makan tanpa sadar bahwa kita sudah kenyang. Dalam
kondisi normal, hormon-hormon ini mengontrol proses makan dan berat badan. Leptin
misalnya, akan secara terus-menerus dikeluarkan oleh sel-sel lemak. Kadar leptin dalam
darah mengindikasikan status persediaan lemak tubuh. Sinyal ini selanjutnya akan dibaca
oleh area di otak yang mengatur mengenai kebiasaan makan yaitu hypothalamus, dan
menjadikan ini sebagai panduan dalam menjaga kestabilan persediaan.
Menurut endocrinologist dari University of Washington di Seattle Michael Schwartz,
masalah akan timbul pada mereka yang kelebihan berat badan. Mereka yang obesitas,
menurut Schwartz, akan kebal terhadap leptin. “Otak akan kehilangan kemampuan dalam
merespon hormon-hormon ini jika lemak tubuh meningkat,” seperti dikutip situs
womenfitness. Hypatalamus akan semakin tidak sensitif seiring dengan semakin banyaknya
lemak yang terdapat dalam tubuh. Pada akhirnya, jumlah lemak yang berlebih akan dianggap
normal oleh hypothalamus.

D. Upaya meminimalisasi dampak negatif Fast Food

Untuk mengurangi dan meminimalisasi dampak negatif zat aditif makanan cepat saji (fast
food) dapat di upayakan dengan beberapa cara antara lain :
1. Secara Internal
Mengurangi konsumsi makanan siap saji, meningkatkan konsumsi sayur dan buah-buahan
serta mengkonsumsi vitamin. Beberapa vitamin diduga mengandung zat antikarsinogen
diantaranya adalah Vitamin A, C, E banyak terdapat dalam sayur dan buah; asam folat
terdapat dalam brokoli, bayam dan asparagus: Betakaroten, Vitamin B3 (niasin), vitamin D
dalam bentuk aktif (1.25-hidroksi) terdapat pada mentega, susu, kuning telur, hati, beras dan
ikan.
Memberi pengertian pada keluarga tentang bahaya zat aditif, mengawasi, mengontrol
pemberian dan penggunaan uang jajan dan membiasakan membawa bekal makanan sehat dari
rumah.
2. Secara Eksternal
Produsen diperlukan kesadaran dan tanggung jawab produsen terhadap penggunaan zat aditif
pada bahan pangan yang diproduksikan, memberikan informasi yang jelas komposisi
makanan termasuk zat aditif yang ditambahkan. Pemerintah melakukan pengawasan dan
menindak tegas produsen yang melanggar aturan yang berlaku. Meneruskan kegiatan PMT-
AS (Program Makanan Tambahan-Anak Sekolah) dengan memanfaatkan sumber makanan
lokal. Non-pemerintah (LSM) memfasilitasi terbentuknya kelompok konsumen, mendorong
peran serta masyarakat sebagai pengawas kebijakan publik, mengantisipasi kebijakan global
yang berdampak pada konsumen, melakukan pengawasan dan bertindak sebagai pembela
konsumen. Tepat jika disadari pula, bahwa makanan bukan satu-satunya faktor pencetus
kondisi-kondisi gangguan kesehatan tersebut. Kegemukan secara garis besar terjadi karena
asupan kalori lebih banyak dari jumlah kalori yang dibakar, guna keperluan tubuh
menjalankan fungsinya dan beraktivitas. Akibatnya, kelebihan kalori yang tidak dibakar
tersebut akan menumpuk di tubuh, dalam bentuk lemak. Sehingga berat badan dan
kandungan lemak dalam tubuh, termasuk kolesterol darah, dapat cenderung meningkat.
Untuk itu, kita perlu lebih selektif dalam memilih makanan, serta dikombinasikan dengan
kebiasaan hidup sehat lainnya. Misalnya, berolahraga secara teratur.

V. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan makanan cepat saji (fast food) merupakan
makanan siap saji sebagai makanan yang dapat disiapkan dan dikonsumsi dalam waktu yang
singkat.
Pada umumnya menu makanan cepat saji mengandung kalori, garam dan lemak termasuk
kolesterol dalam jumlah yang besar.
Zat-zat yang terkandung dalam makanan siap saji dapat memberikan dampak negatif bagi
kesehatan tubuh kita meliputi zat adatif, MSG, BHA, protein hewani, kolesterol, kalori,
natrium berlebihan. Zat tersebut yang nantinya menyebabkan penyakit yang dapat
ditimbulkan tapi juga ganguan fungsi persarafan yang dapat menyebabkan kita lambat dalam
berpikir ataupun bertindak. Tidak hanya itu, perubahan psikologis juga dapat terjadi karena
berlebihan mengonsumsi makanan cepat saji. Penyakit, gangguan, ataupun perubahan
psikologis tidak akan langsung kita rasakan saat kita mengonsumsi makanan cepat saji. Tapi
itu semua akan terjadi bila kita sering mengonsumsinya.

DAFTAR PUSTAKA
Apriadji, Wied Harry. 2007. Healthy Fast Food. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama Anggota IKAPI
KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH MAKANAN INSTAN TERHADAP POLA MAKAN
DAN KESEHATAN

DISUSUN OLEH :

FATMAWATI SAPUTRA
NIM : 1401047

PRODI : S1 KEPERAWATAN 1B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STIKES MUHAMMADIYA KLATEN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan hidup manusia semakin


meningkat. Hal ini terjadi pada seluruh kalangan. Di sisi lain, kesibukan-kesibukan
dalam berbagai aktivitas seperti pekerjaan seringkali membuat kita menomorduakan
kebutuhan-kebutuhan pokok, seperti makanan. Hal tersebut rupanya disadari oleh
berbagai pengelola badan usaha sebagai peluang untuk mencari keuntungan.
Semakin hari badan usaha semakin berlomba-lomba untuk memproduksi bahan
makanan instan. Banyaknya produk makanan instan yang beredar di pasaran
semakin memanjakan konsumen apalagi utuk kalangan remaja.
Terlebih lagi, remaja yang sedang berada pada masa peralihan dari masa kanak-
kanak menuju dewasa kian sibuk dengan hal-hal yang baru mereka kenal sehingga
timbul pola hidup konsumtif yang terkadang berlebihan. Pola berpikir mereka seakan
ikut berubah. “Kalau ada yang mudah, kenapa harus memilih yang susah?” Dalam
sehari seorang remaja mampu mengonsumsi beberapa jenis makanan instan dari
makanan ringan sampai makanan pokok yang digantikan dalam bentuk instan.
Makanan instan seakan telah mendarah daging dalam diri mereka. Bahkan ada
yang menjadikannya sebagai makanan sehari-hari.
Akibat dari pengonsumsian makanan instan yang berlebihan dapat membuat remaja
mengabaikan pola makan yang sehat. Padahal pengonsumsian makanan instan
dalam jumlah banyak dan jangka waktu yang lama dapat menimbulkan penimbunan
zat aditif yang terkandung dalam makanan instan pada tubuh mereka. Saat ini
banyak remaja yang menderita penyakit maag, radang, dan berbagai penyakit yang
menyerang alat pencernaan. Hal ini tentu tidak lepas dari kebiasaan mereka
mengonsumsi makanan instan. Lalu apakah yang sebenarnya terkandung dalam
makanan instan? Bagaimana pengaruhnya terhadap pola makan dan kesehatan
remaja?
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, rumusan masalah dalam
karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja zat yang terkandung dalam makanan instan?
2. Bagaimana pengaruhnya terhadap terhadapat kesehatan?
3. Apa akibat dari pola makan yang tidak sehat dan seimbang?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Makanan Siap Saji dan kandungannya


• Makanan siap saji
Makanan siap saji yang dimaksud adalah jenis makanan yang dikemas, mudah
disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana. Makanan tersebut umumnya
diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan
memberikan berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi
produk tersebut. Makanan siap saji biasanya berupa lauk pauk dalam kemasan, mie
instan, nugget, atau juga corn flakes sebagai makanan untuk sarapan.
• Zat aditif makanan
Zat aditif adalah bahan kimia yang dicampurkan ke dalam makanan dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas, menambahkan rasa dan memantapkan kesegaran
produk tersebut.
• Kemasan makanan
Kemasan makanan adalah wadah atau tempat makanan agar kualitas makanan
tetap baik, meningkatkan penampilan produk, dan memudahkan transportasi.
• Jenis Zat Aditif dan Kemasan Makanan
Menurut Majeed (1996) zat aditif dapat dibagi menjadi beberapa kelompok
berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu:
1) agen emulsi yaitu aditif yang berbahan lemak dan air contohnya lecithin
2) agen penstabil dan pemekat contohnya alginat dan gliserin,
3) agen penghalang kerak untuk mencegah penggumpalan,
4) agen peningkatan nutrisi contohnya berbagai vitamin,
5) agen pengawet contohnya garam nitrat dan nitrit,
6) agen antioksidan contohnya vitamin C dan E ; BHT (Butylated Hydroxy- Toluen)
dan BHA (Butylated Hydroxy-Anisol),
7) agen pengembang untuk roti dan bolu,
8) agen penyedap rasa contoh monosodium glutamat (MSG),
9) bahan pewarna.
Selain kesembilan zat aditif diatas juga terdapat bahan lain yang ditambahkan dalam
makanan diantaranya:
1) agen peluntur,
2) lemak hewani,
3) bahan pengasam,
4) bahan pemisah,
5) pati termodifikasi,
6) alkohol, dan
7) gelatin.
Disamping bahan-bahan yang telah disebutkan diatas yang menggunaan, ukuran
dan aturannya sudah ditentukan sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), yang
patut kita waspadai adalah adanya pewarna maupun pengawet yang ditambahkan
yang penggunaannya bukan untuk makanan seperti, borak dan formalin sebagai
pengawet yang telah dilaporkan oleh Suriawiria (2003). Dimana disinyalir 86,2% mie
basah yang terdapat dipasar dan swalayan mengandung formalin. Selain itu warna
merah pada terasi 50% adalah menggunakan pewarna rhodamin B yang
seharusnya digunakan untuk tekstil. Selain itu rhodamin juga biasa diberikan dalam
sirop untuk menimbulkan warna merah.
• Kemasan makanan siap saji
Sampai saat ini menurut Ketua Federasi Pengemasan Indonesia Hengky Darmawan
di Indonesia sistem pengemasannya baru 10% yang sesuai aturan SNI. Pemilihan
jenis kemasan harus memperhatikan food grade dan food safety (Kompas, 2003).
Beberapa faktor yang mempengaruhi produsen dalam memilih kemasan adalah
tampil menarik, mampu melindungi produk yang dikemas, dan pertimbangan
ekonomis. Bahan yang digunakan selama ini berupa plastik atau styrofoam
(pembungkus mie instant dan nugget), PVC (polyvinyl clorida untuk pembungkus
kembang gula), kaleng (makanan buah, susu, makanan lauk-pauk).

B. Dampak Makanan Siap Saji


• Manfaat makanan siap saji
Makan siap saji yang beredar saat ini tercatat 500 – 600 jenis (Media Indonesia,
2003). Jenis tersebut terdiri dari minuman dan makanan yang diproduksi dalam
skala kecil dan besar. Ketersediaan makanan siap saji ini akan memberikan
kemudahan pemilihan jenis makanan, keragaman makanan, kualitas makanan dan
praktis.
• Bahaya makanan siap saji
World Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural Organization (FAO)
menyatakan bahwa ancaman potensial dari residu bahan makanan terhadap
kesehatan manusia dibagi dalam 3 katagori yaitu :
1) aspek toksikologis, katagori residu bahan makanan yang dapat bersifat racun
terhadap organ-organ tubuh,
2) aspek mikrobiologis, mikroba dalam bahan makanan yang dapat mengganggu
keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan, aspek imunopatologis,
keberadaan residu yang dapat menurunkan kekebalan tubuh.
Dampak negatif zat aditif terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak
langsung, dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Dampak negatif zat aditif berlebihan
Zat Aditif Dampak terhadap kesehatan
Sulfit • Menyebabkan sesak napas, gatal-gatal dan bengkak.( Intisari,2001)
Zat Warna •Menimbulkanalergi
• Menimbulkan kanker hati
• Menyebabkan hypertrophy, hyperplasia, carcinomas kelenjar tiroid.( Arbor,1997)
MSG • Kerusakan otak
• Kelainan hati, trauma, hipertensi, stress, demam tinggi, mempercepat proses
penuaan, alergi kulit, mual, muntah, migren, asma, ketidakmampuan belajar, dan
depresi. (Republika,2003)
BHT&BHA • Menyebabkan kelainan kromosom pada orang yang alergi terhadap
aspirin. (Intisari ,2001)
Pemanis • Menyebabkan kanker kantong kemih (saccarin).
• Gangguan saraf dan tumor otak (aspartan).
• Mutagenik.
Disamping bahaya dari zat aditif makanan siap saji diatas, bahaya lain yang
dihadapi oleh konsumen/pengguna makanan siap saji adalah efek samping bahan
pengemas. Unsur-unsur bahan pengemas yang berbahaya bagi kesehatan
konsumen karena terdapatnya zat plastik berbahaya seperti PVC yang dapat
menghambat produksi hormon testosteron (Atterwill dan Flack, 1992) kemasan
kaleng disinyalir mengandung timbal (Pb) dan VCM (Vinyl Chlorid Monomer) yang
bersifat karsinogenik yaitu memacu sel kanker (Media Indonesia, 2003), dan
styrofoam bersifat mutagenik (mengubah gen) dan karsinogenik (Kompas, 2003).
C. Pola Makan Sehat
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pola diartikan sebagai suatu sistem, cara
kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu (Depdiknas, 2001). Dengan demikian,
pola makan yang sehat dapat diartikan sebagai suatu cara atau usaha untuk
melakukan kegiatan makan secara sehat.
Andi (2011) mengemukakan pola makan sehat adalah suatu cara atau usaha dalam
pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti
mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan
penyakit.
Sedangkan pola makan sehat dan seimbang yang dimaksud dalam semiskripsi ini
adalah pola makan yang teratur di mana makanan yang dikonsumsi mengandung
zat-zat gizi yang jumlahnya sesuai dengan asupan gizi yang dibutuhkan tubuh.
Zat-zat Gizi
Mengonsumsi pola makan yang seimbang merupakan sudah anjuran mendasar
yang hakiki bagi semua orang. Di mana asupan zat gizi yang terkonsumsi
menentukan aspek kesehatan nutrisi setiap individu.
Zat-zat gizi tersebut adalah :
Karbohidrat
Karbohidrat sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena zat inilah yang memiliki peran
penting sebagai penopang sumber tenaga utama untuk kegiatan sehari-hari tubuh
manusia. Zat karbohidrat terdapat pada makanan:
Tepung-tepungan
Penting adanya untuk senantiasa mengonsumsi salah satu makanan sumber
tepung-tepungan setiap kali makan. Contohnya: nasi, kentang mie, ubi, singkong,
dan lainnya. Bila tubuh mengalami ketidakcukupan zat karbohidrat, maka gejala
paling awal yang paling mudah didapati adalah tubuh terasa lebih cepat lelah karena
kekurangan tenaga dari biasanya.
Gula
Gula bisa didapat pada makanan, antara lain: gula pasir, gula merah, gula batu,
sirup, madu dan kue manis. Namun perlu diwaspadai, pola konsumsi gula perlu
dibatasi. Meninjau karena zat gula tidak memiliki kandungan zat gizi lainnya kecuali
karbohidrat. Dengan demikian kebanyakan gula hanya akan mengakibatkan
kegemukan pada tubuh.
Lemak
Banyak yang belum mengetahui, bahwasanya lemak merupakan sumber tenaga
juga, namun karena bentuknya lebih memakan waktu dan sulit diserap oleh tubuh.
Lemak merupakan zat yang bersifat sebagai cadangan energi bagi tubuh. Lemak
yang berlebihan dapat membuat tubuh menjadi gemuk. Lemak terdapat pada
minyak, margarin, santan, kulit ayam, kulit bebek dan lemak hewan lainnya.
Protein
Protein berfungsi untuk pertumbuhan tubuh dan mengganti jaringan yang rusak
pada tubuh. Jelas sekali kebutuhan zat protein sudah mutlak dibutuhkan oleh tubuh
setiap hari. Protein terdapat pada: Ikan, ayam, daging, telur, susu, tahu, tempe serta
kacang-kacangan.
Vitamin & Mineral
Seperti telah diketahui bersama, vitamin dan mineral memiliki fungsi untuk
membantu melancarkan kinerja tubuh. Vitamin dan mineral banyak terdapat pada
sayuran dan buah-buahan.
Serat
Serat memiliki banyak fungsi bagi tubuh, diantara lain :
• Membantu menurunkan glukosa darah
• Membantu menurunkan lemak darah
• Melancarkan buang air besar
Manfaat
Pola makan sehat dan seimbang sangat bermanfaat bagi tubuh, diantaranya
menjaga kondisi tubuh untuk tetap sehat dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Selain itu pola makan sehat dan seimbang juga dapat meningkatkan konsentrasi
serta kinerja otak. Pola makan sangat berpengaruh bagi kesehatan manusia serta
berpengaruh terhadap kinerja tubuh dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Pola
makan yang kurang sehat akan menimbulkan dampak negatif bagi tubuh salah
satunya menyebabkan ketidakmaksimalan kinerja tubuh dalam melaksanakan
aktifitas sehari-hari.

Contoh Pola Makan Tidak Sehat


Melewatkan sarapan
Banyak orang yang masih belum menyadari arti pentingnya sarapan. Mungkin bagi
sebagian orang, sarapan berarti hanya mengisi makanan ke perut saja.
Padahal fungsinya tidak hanya sebatas menjaga agar lambung tidak kosong saja,
melainkan juga untuk meningkatkan energi dan konsentrasi pada otak dan tubuh.
Menyantap sarapan juga membantu Kita agar tidak makan terlampau banyak pada
siang hari.
Makan sebelum tidur
Belum ada penelitian yang mampu membuktikan bahwa makan sebelum tidur dapat
menyebabkan bertambahnya berat tubuh seseorang, namun menyantap makanan
terlalu banyak atau menyantap makanan pedas, berlemak dan minum kafein
minimal 3 jam sebelum tidur dapat mengurangi kualitas dan lamanya tidur lelap yang
seharusnya kita dapatkan. Akibatnya, esok hari Kita terbangun dengan tubuh lemas,
lunglai dan tak bersemangat. Para ahli mengatakan bahwa menyantap makanan
berlemak sebelum tidur dapat membuat kerja lambung menjadi lebih lambat
sehingga makanan masih tetap tertinggal di lambung pada saat kita tidur.
Sedangkan menyantap makanan pedas sebelum tidur dapat membuat perut Kita
serasa “terbakar” menjelang saat tidur.
Makan sambil melakukan kegiatan lain
Selain terlihat tidak sopan, tapi makan sambil berbicara di telepon, bermain video
game atau yang lebih parah, menonton TV secara tak sadar dapat membuat makan
lebih banyak. Jika melakukan hal ini, jangan heran jika angka timbangan kita terus
bertambah. Makan sembarimelakukan kegiatan lain, akan membuat Kita
mengabaikan jumlah kalori yangKita santap. Apalagi jika kita mengonsumsi snack
favorit. Biasanya lebih sulit lagi menghentikan jumlah kalori yang terus masuk ke
tubuh.
Kurang minum air putih
Air putih sangat penting bagi kehidupan setiap makhluk hidup di bumi. Namun yang
tak diketahui oleh banyak orang adalah bahayanya kurang minum air putih. Kurang
minum air putih ternyata dapat membuat proses metabolisme tubuh terganggu,
contohnya adalah tubuh membutuhkan air untuk membakar kalori, jika kita kurang
minum air putih, otomatis proses pembakaran tak berjalan lancar. Sebaiknya, minum
banyak air putih setiap hari. Para ahli menganjurkan minum air putih minimal 8-10
gelas perhari untuk menjaga kesehatan. Jika selama ini kita senang minum soda,
kopi atau minuman lain, alangkah baiknya jika kita menyingkirkan semua itu dan
menggantinya dengan minum air putih. Biasakan diri untuk meminum segelas air
putih setelah bangun dari tidur.
Kurang menyantap sayur dan buah
Makanan dengan rasa sayur atau buah tidak dapat digolongkan dalam kategori
sayur dan buah. Contohnya adalah permen, berondong jagung, keripik pisang, dll.
Para ahli menganjurkan untuk menyantap minimal 5 jenis buah atau sayuran per
hari. Jika kurang suka menyantap buah dan sayur, kita dapat membuatnya menjadi
aneka jus yang menarik. Jangan lupa tubuh membutuhkan vitamin yang berasal dari
sayuran dan buah-buahan, karena itu sayangilah tubuh kita.
Akibat dari Pola Makan Tidak Sehat dan Seimbang
Kemajuan yang terjadi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, banyak
menimbulkan perubahan, baik dari gaya hidup maupun pola makan bagi
penduduknya. Perubahan gaya hidup dari yang sederhana menjadi serba cepat atau
instan menyebabkan banyak orang memanfaatkan kemajuan teknologi di masa kini.
Sebagai contoh, untuk efisiensi waktu maka selalau pergi dengan mengendarai
motor. Akibatnya tubuh kurang banyak bergerak.
Selain itu, kesibukan yang dihadapi oleh mahasiswa juga menyebabkan mereka
hanya duduk belajar, menyelesaikan tugas-tugas, dan menghadapi stress.
Pemikiran yang serba instan ini menyebabkan banyak orang melirik ke makanan fast
food atau junkfood untk dikonsumsi. Perubahan-perubahan ini dapat dengan mudah
memicu timbulnya berbagai penyakit degeneratif di usia muda, yang sangat
merugikan generasi penerus bangsa.

BAB III
PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami sampaikan. Kami sadar bahwa makalah ini belum
sempurna baik dari segi penulisan maupun materi yang disampaikan. Oleh karena
itu, kami sangat berharap akan saran dan kritik dari pembaca demi menciptakan
sebuah amakalah yang lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan
khususnya bagi para pembaca.

A. Simpulan
Dari hasil penelitian penulis menyimpulkan bahwa menjaga pola makan agar tetap
sehat dan seimbang sangatlah penting khususnya di kalangan remaja yang memiliki
pola makan konsumtif. Hal ini dikarenakan ketersediannya bahan makanan instan
yang sangat banyak baik di sekolah, di rumah maupun saat melakukan perjalanan
jauh.
Selain nikmat tetapi dampaknya sangat besar yaitu kecanduan racun yang
seharusnya tidak di konsumsi. Efek yang nyata adalah tubuh para remaja yang
digroggoti secara perlahan dan akan menyebabkan penyakit-penyakit yang
berbahaya dalam tubuhnya. Menajaga dari sekarang akan lebih baik daripada
mengobati esok hari. Boleh mengonsumsi makanan instan akan tetapi tidak terlalu
berlebihan dan tetap mengutamakan menu makanan sehat yang bergizi.
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan hidup manusia semakin meningkat. Hal
ini terjadi pada seluruh kalangan. Di sisi lain, kesibukan-kesibukan dalam berbagai aktivitas
seperti pekerjaan seringkali membuat kita menomorduakan kebutuhan-kebutuhan pokok,
seperti makanan. Hal tersebut rupanya disadari oleh berbagai pengelola badan usaha sebagai
peluang untuk mencari keuntungan. Semakin hari badan usaha semakin berlomba-lomba
untuk memproduksi bahan makanan instan. Banyaknya produk makanan instan yang beredar
di pasaran semakin memanjakan konsumen apalagi utuk kalangan remaja.
Terlebih lagi, remaja yang sedang berada pada masa peralihan dari masa kanak-kanak
menuju dewasa kian sibuk dengan hal-hal yang baru mereka kenal sehingga timbul pola
hidup konsumtif yang terkadang berlebihan. Pola berpikir mereka seakan ikut berubah.
“Kalau ada yang mudah, kenapa harus  memilih yang susah?” Dalam sehari seorang remaja
mampu mengonsumsi beberapa jenis makanan instan dari makanan ringan sampai makanan
pokok yang digantikan dalam bentuk instan.Makanan instan seakan telah mendarah daging
dalam diri mereka.Bahkan ada yang menjadikannya sebagai makanan sehari-hari.
Akibat dari pengonsumsian makanan instan yang berlebihan dapat membuat remaja
mengabaikan pola makan yang sehat. Padahal pengonsumsian makanan instan dalam jumlah
banyak dan jangka waktu yang lama dapat menimbulkan penimbunan zat aditif yang
terkandung dalam makanan instan pada tubuh mereka. Saat ini banyak remaja yang
menderita penyakit maag, radang, dan berbagai penyakit yang menyerang alat pencernaan.
Hal ini tentu tidak lepas dari kebiasaan mereka mengonsumsi makanan instan. Lalu apakah
yang sebenarnya terkandung dalam makanan instan? Bagaimana pengaruhnya terhadap pola
makan dan kesehatan remaja?

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, rumusan masalah dalam karya
tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa saja zat yang terkandung dalam makanan instan?
2.      Bagaimana pengaruhnya terhadap terhadapat kesehatan?
3.      Mengapa dapat mempengaruhi pola makan?
4.      Bagaimana solusi untuk menggunakan makanan instan secara sehat

C.    Tujuan Penelitian
Karya tulis ilmiah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1.      Mengetahui kandungan makanan instan
2.      Mengetahui pengaruhnya terhadap pola makan dan kesehatan
3.      Menemukan solusi dan tips untuk mengatasi pengaruh makanan instan
4.      Menemukan cara untuk mengkonsumsi makanan instan dengan sehat
D.    Manfaat Penelitian
Karya tulis ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Secara
teoritis, karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan referensi tentang angka putus sekolah di
Kabupaten Kebumen. Sementara untuk manfaat praktis dari karya tulis ilmiah ini adalah
sebagai berikut :
1.      Bagi remaja, penelitian ini dapat untuk mengingatkan remaja agar tidak terlalu sering
mengkonsumsi makanan instan, agar terhindar dari berbagai penyakit yang berbahaya dan
pola makan yang tetap terjaga dengan baik.
2.      Bagi khalayak umum, penelitian ini dapat dijadikan acuan bagaimana mengkonsumsi
makanan instan secara baik.
3.      Bagi tenaga penyuluh, penelitian ini dapat dijadikan bahan dalam memberikan penyuluhan
tentang dampak penggunaan makanan instan secara berlebihan dan pengaruhnya terhadap
kesehatan.
4.      Bagi peneliti, penelitian ini dijadikan kajian awal untuk melakukan penelitian lanjutan.

BAB II
LANDASAN TEORI

A.       Pengertian Makanan Siap Saji dan kandungannya 

 Makanan siap saji


Makanan siap saji yang dimaksud adalah jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan,
praktis, atau diolah dengan cara sederhana. Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh
industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan memberikan berbagai zat
aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk tersebut. Makanan siap saji
biasanya berupa lauk pauk dalam kemasan, mie instan, nugget, atau juga corn flakes sebagai
makanan untuk sarapan.

 Zat aditif makanan


Zat aditif adalah bahan kimia yang dicampurkan ke dalam makanan dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas, menambahkan rasa dan memantapkan kesegaran produk tersebut.

 Kemasan makanan
Kemasan makanan adalah wadah atau tempat makanan agar kualitas makanan tetap baik,
meningkatkan penampilan produk, dan memudahkan transportasi.
         Jenis Zat Aditif dan Kemasan Makanan
Menurut Majeed (1996) zat aditif dapat dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan
tujuan penggunaannya, yaitu:
1)      agen emulsi yaitu aditif yang berbahan lemak dan air contohnya lecithin
2)      agen penstabil dan pemekat contohnya alginat dan gliserin,
3)      agen penghalang kerak untuk mencegah penggumpalan,
4)      agen peningkatan nutrisi contohnya berbagai vitamin,
5)      agen pengawet contohnya garam nitrat dan nitrit,
6)      agen antioksidan contohnya vitamin C dan E ; BHT (Butylated Hydroxy- Toluen) dan BHA
(Butylated Hydroxy-Anisol),
7)      agen pengembang untuk roti dan bolu,
8)      agen penyedap rasa contoh monosodium glutamat (MSG),
9)      bahan pewarna.
Selain kesembilan zat aditif diatas juga terdapat bahan lain yang ditambahkan dalam
makanan diantaranya:
1) agen peluntur,
2) lemak hewani,
3) bahan pengasam,
4) bahan pemisah,
5) pati termodifikasi,
6) alkohol, dan
7) gelatin.
Disamping bahan-bahan yang telah disebutkan diatas yang menggunaan, ukuran dan
aturannya sudah ditentukan sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), yang patut kita
waspadai adalah adanya pewarna maupun pengawet yang ditambahkan yang penggunaannya
bukan untuk makanan seperti, borak dan formalin sebagai pengawet yang telah dilaporkan
oleh Suriawiria (2003). Dimana disinyalir 86,2% mie basah yang terdapat dipasar dan
swalayan mengandung formalin. Selain itu warna merah pada terasi 50% adalah
menggunakan pewarna rhodamin B yang seharusnya digunakan untuk tekstil. Selain itu
rhodamin juga biasa diberikan dalam sirop untuk menimbulkan warna merah.
         Kemasan makanan siap saji
Sampai saat ini menurut Ketua Federasi Pengemasan Indonesia Hengky Darmawan di
Indonesia sistem pengemasannya baru 10% yang sesuai aturan SNI. Pemilihan jenis kemasan
harus memperhatikan food grade dan food safety (Kompas, 2003).
Beberapa faktor yang mempengaruhi produsen dalam memilih kemasan adalah tampil
menarik, mampu melindungi produk yang dikemas, dan pertimbangan ekonomis. Bahan yang
digunakan selama ini berupa plastik atau styrofoam (pembungkus mie instant dan nugget),
PVC (polyvinyl clorida untuk pembungkus kembang gula), kaleng (makanan buah, susu,
makanan lauk-pauk).

B.       Dampak Makanan Siap Saji

 Manfaat makanan siap saji


Makan siap saji yang beredar saat ini tercatat 500 – 600 jenis (Media Indonesia, 2003).
Jenis tersebut terdiri dari minuman dan makanan yang diproduksi dalam skala kecil dan
besar. Ketersediaan makanan siap saji ini akan memberikan kemudahan pemilihan jenis
makanan, keragaman makanan, kualitas makanan dan praktis.

 Bahaya makanan siap saji


World Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural Organization(FAO)
menyatakan bahwa ancaman potensial dari residu bahan makanan terhadap kesehatan
manusia dibagi dalam 3 katagori yaitu :
1)      aspek toksikologis, katagori residu bahan makanan yang dapat bersifat racun terhadap organ-
organ tubuh,
2)      aspek mikrobiologis, mikroba dalam bahan makanan yang dapat mengganggu keseimbangan
mikroba dalam saluran pencernaan, aspek imunopatologis, keberadaan residu yang dapat
menurunkan kekebalan tubuh.
Dampak negatif zat aditif terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak
langsung, dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Dampak negatif zat aditif berlebihan
Zat Aditif Dampak terhadap kesehatan
Sulfit · Menyebabkan sesak napas, gatal-gatal dan bengkak.( Intisari,2001)
Zat Warna ·Menimbulkanalergi
· Menimbulkan kanker hati
· Menyebabkan hypertrophy, hyperplasia, carcinomas kelenjar tiroid.
( Arbor,1997)
MSG · Kerusakan otak
· Kelainan hati, trauma, hipertensi, stress, demam tinggi, mempercepat proses
penuaan, alergi kulit, mual, muntah, migren, asma, ketidakmampuan belajar,
dan depresi. (Republika,2003)
BHT&BHA · Menyebabkan kelainan kromosom pada orang yang alergi terhadap aspirin.
(Intisari ,2001)
Pemanis · Menyebabkan kanker kantong kemih (saccarin).
· Gangguan saraf dan tumor otak (aspartan).
· Mutagenik.
Disamping bahaya dari zat aditif makanan siap saji diatas, bahaya lain yang dihadapi
oleh konsumen/pengguna makanan siap saji adalah efek samping bahan pengemas. Unsur-
unsur bahan pengemas yang berbahaya bagi kesehatan konsumen karena terdapatnya zat
plastik berbahaya seperti PVC yang dapat menghambat produksi hormon testosteron
(Atterwill dan Flack, 1992) kemasan kaleng disinyalir mengandung timbal (Pb) dan VCM
(Vinyl Chlorid Monomer) yang bersifat karsinogenik yaitu memacu sel kanker (Media
Indonesia, 2003), dan styrofoam bersifat mutagenik (mengubah gen) dan karsinogenik
(Kompas, 2003).
C.    Pola Makan Sehat
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pola diartikan sebagai suatu sistem, cara kerja
atau usaha untuk melakukan sesuatu (Depdiknas, 2001). Dengan demikian, pola makan yang
sehat dapat diartikan sebagai suatu cara atau usaha untuk melakukan kegiatan makan secara
sehat.
Andi (2011) mengemukakan pola makan sehat adalah suatu cara atau usaha dalam
pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan
kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit.
Sedangkan pola makan sehat dan seimbang yang dimaksud dalam semiskripsi ini adalah
pola makan yang teratur di mana makanan yang dikonsumsi mengandung zat-zat gizi yang
jumlahnya sesuai dengan asupan gizi yang dibutuhkan tubuh.
Zat-zat Gizi
Mengonsumsi pola makan yang seimbang merupakan sudah anjuran mendasar yang
hakiki bagi semua orang. Di mana asupan zat gizi yang terkonsumsi menentukan aspek
kesehatan nutrisi setiap individu.
Zat-zat gizi tersebut adalah :
Karbohidrat
Karbohidrat sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena zat inilah yang memiliki peran
penting sebagai penopang sumber tenaga utama untuk kegiatan sehari-hari tubuh manusia.
Zat karbohidrat terdapat pada makanan:
Tepung-tepungan
Penting adanya untuk senantiasa mengonsumsi salah satu makanan sumber tepung-
tepungan setiap kali makan. Contohnya: nasi, kentang mie, ubi, singkong, dan lainnya. Bila
tubuh mengalami ketidakcukupan zat karbohidrat, maka gejala paling awal yang paling
mudah didapati adalah tubuh terasa lebih cepat lelah karena kekurangan tenaga dari biasanya.
Gula
Gula bisa didapat pada makanan, antara lain: gula pasir, gula merah, gula batu, sirup,
madu dan kue manis. Namun perlu diwaspadai, pola konsumsi gula perlu dibatasi. Meninjau
karena zat gula tidak memiliki kandungan zat gizi lainnya kecuali karbohidrat. Dengan
demikian kebanyakan gula hanya akan mengakibatkan kegemukan pada tubuh. 
Lemak
Banyak yang belum mengetahui, bahwasanya lemak merupakan sumber tenaga juga,
namun karena bentuknya lebih memakan waktu dan sulit diserap oleh tubuh. Lemak
merupakan zat yang bersifat sebagai cadangan energi bagi tubuh. Lemak yang berlebihan
dapat membuat tubuh menjadi gemuk. Lemak terdapat pada minyak, margarin, santan, kulit
ayam, kulit bebek dan lemak hewan lainnya.
Protein
Protein berfungsi untuk pertumbuhan tubuh dan mengganti jaringan yang rusak pada
tubuh. Jelas sekali kebutuhan zat protein sudah mutlak dibutuhkan oleh tubuh setiap hari.
Protein terdapat pada: Ikan, ayam, daging, telur, susu, tahu, tempe serta kacang-kacangan.
Vitamin & Mineral
Seperti telah diketahui bersama, vitamin dan mineral memiliki fungsi untuk
membantu melancarkan kinerja tubuh. Vitamin dan mineral banyak terdapat pada sayuran
dan buah-buahan.
Serat
Serat memiliki banyak fungsi bagi tubuh, diantara lain :

 Membantu menurunkan glukosa darah


 Membantu menurunkan lemak darah
 Melancarkan buang air besar
Manfaat
Pola makan sehat dan seimbang sangat bermanfaat bagi tubuh, diantaranya menjaga
kondisi tubuh untuk tetap sehat dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu pola
makan sehat dan seimbang juga dapat meningkatkan konsentrasi serta kinerja otak. Pola
makan sangat berpengaruh bagi kesehatan manusia serta berpengaruh terhadap kinerja tubuh
dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Pola makan yang kurang sehat akan menimbulkan
dampak negatif bagi tubuh salah satunya menyebabkan ketidakmaksimalan kinerja tubuh
dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari.
Contoh Pola Makan Tidak Sehat
Melewatkan sarapan
Banyak orang yang masih belum menyadari arti pentingnya sarapan. Mungkin bagi
sebagian orang, sarapan berarti hanya mengisi makanan ke perut saja.
Padahal fungsinya tidak hanya sebatas menjaga agar lambung tidak kosong saja, melainkan
juga untuk meningkatkan energi dan konsentrasi pada otak dan tubuh. Menyantap sarapan
juga membantu Kita agar tidak makan terlampau banyak pada siang hari.
Makan sebelum tidur
Belum ada penelitian yang mampu membuktikan bahwa makan sebelum tidur dapat
menyebabkan bertambahnya berat tubuh seseorang, namun menyantap makanan terlalu
banyak atau menyantap makanan pedas, berlemak dan minum kafein minimal 3 jam sebelum
tidur dapat mengurangi kualitas dan lamanya tidur lelap yang seharusnya kita dapatkan.
Akibatnya, esok hari Kita terbangun dengan tubuh lemas, lunglai dan tak bersemangat. Para
ahli mengatakan bahwa menyantap makanan berlemak sebelum tidur dapat membuat kerja
lambung menjadi lebih lambat sehingga makanan masih tetap tertinggal di lambung pada saat
kita tidur. Sedangkan menyantap makanan pedas sebelum tidur dapat membuat perut Kita
serasa “terbakar” menjelang saat tidur.
Makan sambil melakukan kegiatan lain
Selain terlihat tidak sopan, tapi makan sambil berbicara di telepon, bermain video
game atau yang lebih parah, menonton TV secara tak sadar dapat membuat makan lebih
banyak. Jika melakukan hal ini, jangan heran jika angka timbangan kita terus bertambah.
Makan sembarimelakukan kegiatan lain, akan membuat Kita mengabaikan jumlah kalori
yangKita santap. Apalagi jika kita mengonsumsi snack favorit. Biasanya lebih sulit lagi
menghentikan jumlah kalori yang terus masuk ke tubuh.
Kurang minum air putih
Air putih sangat penting bagi kehidupan setiap makhluk hidup di bumi. Namun yang
tak diketahui oleh banyak orang adalah bahayanya kurang minum air putih. Kurang minum
air putih ternyata dapat membuat proses metabolisme tubuh terganggu, contohnya adalah
tubuh membutuhkan air untuk membakar kalori, jika kita kurang minum air putih, otomatis
proses pembakaran tak berjalan lancar. Sebaiknya, minum banyak air putih setiap hari. Para
ahli menganjurkan minum air putih minimal 8-10 gelas perhari untuk menjaga kesehatan.
Jika selama ini kita senang minum soda, kopi atau minuman lain, alangkah baiknya jika kita
menyingkirkan semua itu dan menggantinya dengan minum air putih. Biasakan diri untuk
meminum segelas air putih setelah bangun dari tidur.
Kurang menyantap sayur dan buah
Makanan dengan rasa sayur atau buah tidak dapat digolongkan dalam kategori sayur
dan buah. Contohnya adalah permen, berondong jagung, keripik pisang, dll. Para ahli
menganjurkan untuk menyantap minimal 5 jenis buah atau sayuran per hari. Jika kurang suka
menyantap buah dan sayur, kita dapat membuatnya menjadi aneka jus yang menarik. Jangan
lupa tubuh membutuhkan vitamin yang berasal dari sayuran dan buah-buahan, karena itu
sayangilah tubuh kita.
Akibat dari Pola Makan Tidak Sehat dan Seimbang
Kemajuan yang terjadi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, banyak
menimbulkan perubahan, baik dari gaya hidup maupun pola makan bagi penduduknya.
Perubahan gaya hidup dari yang sederhana menjadi serba cepat atau instan menyebabkan
banyak orang memanfaatkan kemajuan teknologi di masa kini. Sebagai contoh, untuk
efisiensi waktu maka selalau pergi dengan mengendarai motor. Akibatnya tubuh kurang
banyak bergerak.
Selain itu, kesibukan yang dihadapi oleh mahasiswa juga menyebabkan mereka hanya
duduk belajar, menyelesaikan tugas-tugas, dan menghadapi stress. Pemikiran yang serba
instan ini menyebabkan banyak orang melirik ke makanan fast food atau junkfood  untk
dikonsumsi. Perubahan-perubahan ini dapat dengan mudah memicu timbulnya berbagai
penyakit degeneratif di usia muda, yang sangat merugikan generasi penerus bangsa

BAB III
METODE PENULISAN

Penyusunan karya tulis ilmiah ini menggunakan satu metode dalam pengumpulan dan


pengolahan data. Data-data yang terkumpul penulis dapatkan melalui studi pustaka dan
dianalisis menggunakan metode kuantitatif. Data tersebut penulis susun dari berbagai sumber.
Berikut penulis sajikan perincian metode dalam karya tulis ilmiah ini.

A.      Metode Pengumpulan Data


1.       Metode Wawancara
Wawancara dilakukan pada satu narasumber. Teknik wawancara yang digunakan adalah
wawancara terbuka dengan tujuan agar subjek mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan
mengetahui pula apa maksud wawancara itu. Wawancara dilaksanakan pada Jumat 29 Mart 2013 di
desa Panjagsari, Gombong. Beliau berprofesi sebagai ahli gizi di Puskemas wero Gombong 1.
2.        Metode Angket
Metode ini dilakukan pada banyak sumber. Kami melakukan penyebaran angket pada
remaja  SMA umum. Jumlah angket yang disebar berjumlah 90 angket. Penyebaran angket
diaksanakan pada Selasa, 12 Maret 2013.

B.       Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam karya tulis ini adalah deskripsi kualitatif. Data-
data yang penulis peroleh berupa data verbal (dari proses wawancara) dan foto (dari
observasi). Data tersebut diolah menjadi kalimat yang padu dan disajikan dalam bentuk
rangkaian paragraf yang dilengkapi dengan skema dan gambar. Dengan begitu, pembaca
akan lebih mudah memahami materi yang penulis sajikan.

BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

A.       Analisa data
Berdasarkan agket yang telah disebar, penulis ingin mengetahui tingkat keseringan
remaja dalam konsumsi makanan instan, jenis makan insta yang sering di  konsumsi dan
keluhan setelah mengkonsmsi baan makanan tersebut. Hasil yang di dapatkan sebagai
beikut :
  Tingkat keseringan remaja dalam mengkonsumsi makan instan dalam sehari
  Remaja mengkonsumsi makan instan dalam sehari mencapai 2-3 kali perhari.
  Jenis makanan instan
Jenis makanan instan yang seing dikonsumsi adalah sebagai berikut :
1.      Mie instan
2.      Makanan ringan (snack)
3.      Nuget
4.      Susu
5.      Softdrink
a.       Pengaruhnya tehadap pola makan
Memproduksi makanan instan berpengruh pada pola makan sebagai berikut:
1.      Pola makan yang  tidak teratur
2.      Jarang mengkonsumsi makanan sehat (4 sehat 5 sempurna)
b.      Pengaruhnya terhadap kesehatan
1.      Sakit perut
2.      Maag
3.      Radang tengorokan
4.      Pusing
5.      Batuk-batuk

B.     Pembahasan
1.         Makanan Instan, kandungan dan dampak
Berdasarkan data yag diperoleh makanan instan yang dikonsumsi berpengaruh pada pola
makan dan kesehatan pada remaja. Pengaruh yang paling umum disebabkan oleh zat kimia yang
terkadung dalam makanan tersebut. Kandungan zat aditif yang terkandung di dalam makanan ini
secara perlahan menggrogoti tubuh kita. Zat ini diperuntukkan agar mutu dan kestabilan makanan
tetap terjaga. Zat yang sangat sering di gunakan untuk hal ini adalah penyedap rasa (mono sodium
glutamate), pengawet seperti BHA, K-nitrit dll, anti kempal, pemutif dan pematang tepung (aseton
peroksida)dan sekustran (asam fosfat). Masih banyak kandunga kimia yang terkandung di dalam
makan cepat saji. Namun ini merupakan bagian yang sangat merusak kesehatan kita.
Dampak dari penggunaan MSG menurut laporan Federation of the American Society for
Experimental Biologi adalah rasa terbakar di bagian leher, mati rasa di bagian belakang leher, stress
dan tegang pada kulit wajah, dada terasa sakit, sakit kepala, detak jantung yang cepat, rasa
lemah/cepat lelah dan lain-lain. Memang kita tidak langsung merasakan dampak ini ketika
mengkonsumsi makanan cepat saji yang menggunakan MSG. Tapi, pada ambang batas tertentu
karena tubuh tidak sanggup lagi menahan zat ini maka dampak diatas akan menyerang kita. 12 gram
MSG per hari dapat menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur dan mual-mual. Bahkan
beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa gatal, mual dan panas. Tidak hanya itu
saja MSG juga dapat memicu hipertensi, asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta penurunan
kecerdasan.
Kemudian BHA. BHA anti oksidan di dalam makanan agar kandungan di dalam amakan
tersebut tidak cepat hilang seperti vitamin, penyedap. Ini sering digunakan pada lemak dan minyak.
Ini akan menimbulkan efek ketagihan bagi yang mengkonsumsinya.
Ini masih pada kandungan makan cepat saji, belum lagi bila kita menelusuri kemasan yang dipakai
makan tersebut. menurut Hengky Dermana, hanya 10% makanan cepat saji yang sesuai SNI.
(Kompas, 2003). Kemasan plastic mengandung PVC yang menghambat testosterone (Flack, 1992)
dan kemasan kaleng mengandung (Pb) timbale dan VCM (vinyl chloride monomer). (Meida
Indonesia, 2003).
     Makanan adalah salah satu komponen  yang terkait lagsung dengan kondisi kesehatan
sesorang. Makanan berpengaruh sangat besar untuk mewujudkan kondisi kesehatan yang
prima bagi sesorang. Inilah ciri-ciri makanan yang sehat:
a)          Mengandung cukup zat gizi
Makanan yang sehat adalah makanan ayng secara kimia mengandung zat-zat gizi
yang di butuhkan oleh tubuh.  Zat gizi yang dimaksud adalah:
a.       Karbohidrat sebagai sumber energy utama
b.       Protein sebagai komponen pembangun sel dan jaringan tubuh
c.       Lemak sebagai komponen sel dan jaringan , sebagai pelarut vitamin  dan cadangan energy.
d.      Vitamin sebagai  komponen yang memperlancar proses metabolisme di dalam sel
e.       Mineral sebagai  komponen yang turut serta membangun struktur tubuh dan ikut
memperlancar proses pisiologis di dalam sel.
f.       Serat  untuk membantu kelancaran mekanisme pencernaan di dalam saluran pencernaan.
g.      Air sebagai pelarut berbagai zat gizi yang lain.
b)             Tidak mengandung zat-zat berbahaya
Suatu makanan terkadang tampak sehat /segar jika di lihat sepintas, namun kondisi
seperti itu belum menjadi jaminan jika makanan tersebut benar-benar sehat. Segar memang di
perlukan untuk menjamin ketersediaan zat gizi di dalamnya, tetapi jika kesegaran yang
tampak tersebut  di sebabkan oleh factor lain yang merupakan perlakuan khusus pada bahan
makanan tersebut. Misalnya bahan makanan dari tumbuhan yang tampak segar karena 
pertumbuhannya di bantu oleh pemberian pestisida yang berlebihan.  Atau bahan makanan
olahan yang tampak segar karena  pemberian zat-zat pengawet. Hal –hal seperti itu
sesungguhnya dapat berdampak merugikan di dalam tubuh. Pengawet,  pewarna,   penyedap
rasa, ( zat aditif ) adalah beberapa zat yang banyak menimbulkan penyakit didalam tubuh.  
Bahan pengawet
Bahan pengawet yang di toleransi oleh BPOM dalam jumlah terbatas adalah : Benzoat,
propionat, nitrit, nitrat, sorbat dan sulfit. Dan yang berbahaya adalah formalin dan boraks.
Kedua pengawet terakhir ini banyak di salah guankan untuk mengawetkan makanan sehingga
bisa tahan lama.
Bahan pewarna
Bahan pewarna untuk memberi tampilan yang menarik pada makanan. Bahan ini ada
yang di alami dan sintesis. Bahan pewarna alamai biasanya diambil dari klorofil ( zat hijau
daun ) untuk membei zat hijau atau karoten dari wortel untuk memberi warna orange.
Pewarna sintesis di ambil dari zat kimia yang di buat melalui serangkaian reaksi kimia.
Misalnya: Warna kuning : tartrazin, sunset yellow, Warna merah : allura, eritrosin, amaranth,
Warna biru : biru berlian.
Beberapa zat pewarna yang sesungguhnya tidak untuk makanan tetapi di gunakan
mewarnai makanan tertentu. Zat tersebut merupakan pewarna tekstil seperti rodamin b.
Bahan pewarna buatan berbahaya jika di konsumsi secara terus menerus dan secara
berlebihan. Pewarna non makanan berbahaya karena zat tersebut memang bukan untuk
makanan dan tidak untuk di konsumsi.
Zat penyedap rasa.
Penyedap rasa ada yang alami dan ada pula yang sintesis. Penyedap rasa alami seperti
cuka, merica, garam, gula, dll lebih aman dan relatif tidak menimbulkan efek samping.
Kecuali di konsumsi secara berlebihan.
Penyedap rasa buatan mengandung monosodium glutamat ( MSG ) adalah penyedap
sintesis yang banyak di gunakan secara luas di berbagai jenis makanan baik fast food maupun
makan yang di sajikan di dalam rumah tangga. MSG adalah zat kimia yang dapat
mempengaruhi kerja saraf. Konsumsi yang terus menerus akan menyebabkan daya ingat
( memori ) sesorang menjadi lebih lambat.
C.    Pengaruh terhadap pola makan
Remaja yang cenderung mengonsumsi makanan instan akan lebih suka mengonsumsi
makanan instan terus-menerus. Hal ini sangat berakibat buruk terhadap kesehatan
pencernannya. Meskipun para remaja hanya mengonsumsi satu jenis makanan instan dalam
satu hari dan pada saat itu tidak akan langsung terjadi reaksi. Dampaknya akan terasa sekitar
10 tahun mendatang.
Pola makan yang konsumtif ini akan memperburuk pola makan dalam keseharian.
Mereka akan lebih cenderung ngemil daripada makan makanan yang sehat yang seharusnya
mereka konsumsi dalam masa pertumbuhan. Apabila di rumah orang tua tidak memaksa
anaknya untuk makan, anak ini tidak akan makan dengan tersendiri. Anak akan lebih senang
makan di luar rumah yang kondisi makanannya pasti sangat tidak sehat. Oleh karena itu,
peran orang tua dalam memilih jenis makanan dan mengawasi pola makan anaknya sangat
penting untuk perkembangannya.
D.    Pengaruh terhadap kesehatan
Berikut ini beberapa dampak kesehatan yang di timbulkan oleh makanan instan,
1.      Maag
Maag atau Gastritis berasal dari kata Gaster yang artinya lambung. Gastritis adalah
peradangan (pembengkakan) dari mukosa lambung, yang bisa disebabkan oleh faktor iritasi
dan infeksi. Seperti kita ketahui, lambung adalah organ pencernaan dalam tubuh manusia
yang berfungsi untuk menyimpan makanan, mencerna dan kemudian mengalirkan ke usus
kecil. Selain itu iritasi dapat juga disebabkan oleh obat-obatan (Aspirin, NSAID), alkohol,
muntah yang kronis dan bahan racun. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, terbanyak
Helicobacter pylori. H.pylori berkoloni pada lapisan terdalam lapisan mukosa yang
merupakan pelindung dari mukosa lambung dan mengganggu fungsinya sebagai
pelindung. Hingga saat ini belum ada cara yang mudah untuk hidup sehat terbebas dari sakit
maag selain memperbaiki pola hidup dan pola makan.
Berikut beberapa saran:
1)       Atur pola makan yang baik dan teratur (Hindari makanan berlemak dan berminyak, banyak
makan makanan berserat) 
2)       Hindari minuman yang mengandung alkohol 
3)       Berolahraga secara teratur
4)       Berhenti merokok 
5)       Hindari penggunaan obat-obatan terutama yang mengiritasi lambung (Aspirin)
2.      Diabetes
Diabetes adalah Suatu jenis penyakit yang terjadi pada seseorang akibat kandungan
gula darah di dalam tubuh tidak terkendali dan akibat gangguan sistem metabolisme pada
tubuh seseorang. Penyakit Diabetes Melitus juga sering kita sebut dengan istilah kencing
manis atau penyakit gula darah. Penyakit yang satu ini termasuk jenis penyakit kronis yang
tanda awalnya yaitu meningkatnya kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan
sistem metabolisme dalam tubuh. Organ tubuh yang terganggu adalah pankreas yang mana
sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Faktor Penyebab seseorang beresiko terkena diabetes, diantaranya :
    Faktor keturunan
    Kegemukan / obesitas biasanya terjadi pada usia 40 tahun
    Tekanan darah tinggi
    Angka Triglycerid (salah satu jenis molekul lemak) yang tinggi
    Level kolesterol yang tinggi
    Gaya hidup modern yang cenderung mengkonsumsi makanan instan
    Merokok dan Stress
    Terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat
    Kerusakan pada sel pankreas

E.     Upaya Meminimalisasi Dampak Negatif


Untuk mengurangi dan meminimalisasi dampak negatif zat aditif makanan dapat di
upayakan dengan beberapa cara antara lain :
1.         Secara Internal
Mengurangi konsumsi makanan siap saji, meningkatkan konsumsi sayur dan buah-
buahan serta mengkonsumsi vitamin. Beberapa vitamin diduga mengandung zat
antikarsinogen diantaranya adalah Vitamin A, C, E banyak terdapat dalam sayur dan buah;
asam folat terdapat dalam brokoli, bayam dan asparagus: Betakaroten, Vitamin B3 (niasin),
vitamin D dalam bentuk aktif (1.25-hidroksi) terdapat pada mentega, susu, kuning telur, hati,
beras dan ikan.
Memberi pengertian pada keluarga tentang bahaya zat aditif, mengawasi, mengontrol
pemberian dan penggunaan uang jajan dan membiasakan membawa bekal makanan sehat dari
rumah
2.         Secara eksternal
Produsen; diperlukan kesadaran dan tanggung jawab produsen terhadap penggunaan zat
aditif pada bahan pangan yang diproduksikan, memberikan informasi yang jelas komposisi
makanan termasuk zat aditif yang ditambahkan
Pemerintah; melakukan pengawasan dan menindak tegas produsen yang melanggar
aturan yang berlaku. Meneruskan kegiatan PMT-AS (Program Makanan Tambahan-Anak
Sekolah) dengan memanfaatkan sumber makanan lokal.
Non-pemerintah (LSM); memfasilitasi terbentuknya kelompok konsumen, mendorong peran
serta masyarakat sebagai pengawas kebijakan publik, mengantisipasi kebijakan global yang
berdampak pada konsumen, melakukan pengawasan dan bertindak sebagai pembela
konsumen
BAB V
PENUTUP

A.   Simpulan
Dari hasil penelitian penulis menyimpulkan bahwa menjaga pola makan agar tetap
sehat dan seimbang sangatlah penting khususnya di kalangan remaja  yang memiliki pola
makan konsumtif. Hal ini dikarenakan ketersediannya bahan makanan instan yang sangat
banyak baik di sekolah, di rumah maupun saat melakukan perjalanan jauh.
Selain nikmat tetapi dampaknya sangat besar yaitu kecanduan racun yang seharusnya
tidak di konsumsi. Efek yang nyata adalah tubuh para remaja yang digroggoti secara perlahan
dan akan menyebabkan penyakit-penyakit yang berbahaya dalam tubuhnya.  Menajaga dari
sekarang akan lebih baik daripada mengobati esok hari. Boleh mengonsumsi makanan instan
akan tetapi tidak terlalu berlebihan dan tetap mengutamakan menu makanan sehat yang
bergizi.
B.       Saran
Saran yang diberikan penulis kepada khalayak adalah sebagai berikut:
1.      Bagi para remaja tetap berhati-hati dalam mengonsumsi makanan instan dan tetap
mengutamakan makanan sehat.
2.      Bagi orang tua harus mengawasi, mengontrol pemberian dan penggunaan uang jajan dan
membiasakan membawa bekal makanan sehat dari rumah.
3.      Produsen; diperlukan kesadaran dan tanggung jawab produsen terhadap penggunaan zat
aditif pada bahan pangan yang diproduksikan, memberikan informasi yang jelas komposisi
makanan termasuk zat aditif yang ditambahkan
4.      Pemerintah; melakukan pengawasan dan menindak tegas produsen yang melanggar aturan
yang berlaku. Meneruskan kegiatan PMT-AS (Program Makanan Tambahan-Anak Sekolah)
dengan memanfaatkan sumber makanan lokal.
5.      Non-pemerintah (LSM); memfasilitasi terbentuknya kelompok konsumen, mendorong peran
serta masyarakat sebagai pengawas kebijakan publik, mengantisipasi kebijakan global yang
berdampak pada konsumen, melakukan pengawasan dan bertindak sebagai pembela
konsumen.

Anda mungkin juga menyukai