1. Makanan cepat saji (fast food) adalah makanan yang tersedia dalam waktu cepat dan
siap disantap, seperti fried chiken, hamburger atau pizza. Mudahnya memperoleh
makanan siap saji di pasaran memang memudahkan tersedianya variasi pangan sesuai
selera dan daya beli. Selain itu, pengolahan dan penyiapannya lebih mudah dan cepat,
cocok bagi mereka yang selalu sibuk.
2. bersih tanpa meninggalkan unsur kenyamanan, serta rasanya yang lezat membuat
mereka yang sibuk dalam pekerjaanya memilih alternatif untuk mengkonsumsi jenis
fast food, karena lebih cepat dan juga mengandung gengsi bagi sebagian golongan
masyarakat. Bahkan di hari libur pun biasanya banyak keluarga yang memilih
makanan diluar dengan jajanan fast food.
3. Kandungan Gizi Makanan Cepat Saji Secara umum makanan cepat saji mengandung
kalori, kadar lemak, gula dan sodium (Na) yang tinggi tetapi rendah serat, vitamin A,
asam akorbat, kalsium dan folat. Dan berikut ini gambaran kandungan nilai gizi dari
beberapa jenis makanan cepat saji yang saat ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat
karena pengaruh tren globalisasi :
4. Komposisi gizi Pizza (100 g) Kalori (483 KKal), Lemak (48 g), Kolesterol (52 g),
Karbohidrat (3 g), Gula (3 g), Protein (3 g).
5. Komposisi gizi Hamburger (100 g) Kalori (267 KKal), Lemak (10 g), Kolesterol (29
mg), Protein (11 g), Karbohidrat (33 g), Serat kasar (3 g), Gula (7 g).
6. Komposisi gizi Donat (I bh = 70 g) Kalori (210 Kkal), Lemak (8 g), Karbohidrat (32
g), Serat kasar (1 g), Protein (3 g), Gula (11 g), Sodium (260 mg).
7. Komposisi gizi Fried Chicken (100 g) Kalori (298 KKal), Lemak (16,8 g), Protein
(34,2 g), Karbohidrat (0,1 g).
8. Siomay 170 gr 162 kalori
9. Mie bakso sepiring 400 kalori
10. Chicken nugget 6 potong: 250 kalori
11. Mie Instant (1 bungkus) 330 Kalori
12. Kentang goreng mengandung 220 kalori
13. Chicken nugget: protein 15,5%, lemak 9,7%, karbohidrat 66,7
Fast food sering disebut sebagai makanan siap saji. Makanan siap saji yang dimaksud
adalah jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara
sederhana. Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan
teknologi tinggi dan mengandung berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan
cita rasa bagi produk tersebut. Makanan siap saji biasanya berupa lauk pauk dalam kemasan,
mie instan, nugget, atau juga corn flakes sebagai makanan untuk sarapan..
makanan siap saji sebagai makanan yang dapat disiapkan dan dikonsumsi dalam
waktu yang singkat. Oxford dictionary mendefinisikan makanan siap saji sebagai makanan
yang dapat diolah dan disajikan dalam waktu yang singkat dan mudah dalam hitungan
beberapa menit, terutama di snack bar atau rumah makan. Makanan siap saji yang beredar
saat ini tercatat 500 – 600 jenis.
A. Dampak mengonsumsi makanan siap saji bagi kesehatan
Dampak Negatif Mengonsumsi Makanan Siap Saji bagi Kesehatan Berikut ini akan
diuraikan apa saja dampak negatif dari zat-zat yang ada dalam makanan siap saji jika masuk
ke dalam tubuh kita.
1. Zat adiktif yang biasa terkandung dalam pegawet maupun pewarna makanan jika
dikonsumsi secara terus menerus ternyata bisa mengakibatkan kerusakan hati baik
sorosis hingga kanker hati. Celakanya, dampak yang bisa ditimbulkan zat
berbahaya ini sifatnya jangka panjang dan akan menyerang manusia akibat
rusaknya fungsi hati. Hati merupakan organ yang berguna menetralisir racun yang
masuk ke dalam tubuh termasuk zat adiktif dalam pengawet makanan, pewarna,
pemanis buatan maupun zat kimia lainnya. Jika jumlah racun tersebut semakin
banyak dan bertumpuk secara otomatis akan mempengaruhi kinerja hati sehinnga
mengakibatkan kerusakan.
2. Dampak dari penggunaan MSG menurut laporan Federation of the American
Society for Experimental Biologi adalah rasa terbakar di bagian leher, mati rasa di
bagian belakang leher, stress dan tegang pada kulit wajah, dada terasa sakit, sakit
kepala, detak jantung yang cepat, rasa lemah/cepat lelah dan lain-lain. Memang
kita tidak langsung merasakan dampak ini ketika mengkonsumsi makanan cepat
saji yang menggunakan MSG. Tapi, pada ambang batas tertentu karena tubuh
tidak sanggup lagi menahan zat ini maka dampak diatas akan menyerang kita. 12
gram MSG per hari dapat menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur dan
mual-mual. Bahkan beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa
gatal, mual dan panas.
3. Kemudian BHA. BHA, anti oksidan di dalam makanan diberikan agar kandungan
di dalam makanan tersebut tidak cepat hilang seperti vitamin, penyedap. Ini sering
digunakan pada lemak dan minyak. Ini akan menimbulkan efek ketagihan bagi
yang mengkonsumsinya.
4. Protein hewaninya yang cukup ‘kaya’ bisa menyebabkan terhambatnya
penyerapan kalsium di dalam tubuh. Jika penyerapan kalsium terjadi maka kondisi
ini dapat merangsang cepatnya terjadi osteoporosis.
5. Kandungan kolesterol dan kalori yang cukup tinggi juga dapat menyebabkan
kegemukan dan berbagai gangguan metabolisme dan jantung. Kolesterol sendiri
didapat dengan dua cara, yaitu oleh tubuh sendiri dan ada juga yang berasal dari
produk hewan yang kita makan. Ada banyak kolesterol dalam daging, ikan ayam,,
telur, mentega, susu, dan keju. Jika dikonsumsi berlebihan, dapat menutup
pembuluh darah dari oksigen yang seharusnya mengalir ke seluruh tubuh.
Tingginya jumlah lemak penjenuhan akan menyebabkan kanker, terutama kanker
usus dan kanker payudara. Kolesterol dapat masuk kedalam darah dan menyumbat
pembuluh darah. Salah satu pembuluh darah yang dapat disumbat adalah
pembuluh darah arteri koroner pada jantung. Jika arteri ini tersumbat maka dapat
menyebabkan penyakit jantung koroner.
Dampak Bagi Kesehatan
1) Obesitas
Mengonsumsi makanan cepat saji di luar batas wajar dapat berisiko mengalami
obesitas atau kegemukan. Seseorang yang mengonsumsi makanan cepat saji dengan
asupan energi total yang tinggi memiliki risiko sebesar 2,27 kali lebih tinggi
mengalami obesitas daripada remaja yang mengonsumsi asupan energi makanan cepat
saji yang rendah. Kebiasaan makan yang salah pada anak maupun remaja akan
meningkatkan kejadian obesitas, salah satunya adalah kebiasaan makan makanan
makanan cepat saji.
Sodik, M. A., & Nzilibili, S. M. M. (2017). The Role Of Health Promotion And Family
Support With Attitude Of Couples Childbearing Age In Following Family Planning
Program In Health. Journal of Global Research in Public Health, 2(2), 82-89.
http://how-yourblog.blogspot.com/2012/08/bahaya-fast-food-bagitubuh.html
http://ernimuanis.blogspot.com/2011/11/makalah-junk-food.html
Sodik, M. A. (2014). Sikap Pencegahan Aborsi Ditinjau Dari Pengetahuan Tentang
Bahaya Dan Resiko Kesehatan. Strada Jurnal Kesehatan http://publikasi. stikesstrada. ac.
id/wpcontent/uploads/2015/02/9-. pdf.
Sodik, M. A. (2015). The “Kimcil” Phenomenon: Sexual Knowledge and Safe Sex
Behaviour among Adolescents in Kediri. In The 1st Joint International Conference
Adriani, M. & Wirjatmadi, B. 2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta :
Prenamedia Group.
Bahadoran, Z., Mirmiran, P. & Azizi, F. 2015. Fast food Pattern and Cardiometabolic
Disorders : A Review of Current Studies. Health Promotion Perspective Vol. 5 No. 4.
Depkes, Poltekkes. 2010. Kesehatan Remaja : Problem dan Solusinya. Jakarta : Penerbit
Salemba Medika.
Khairiyah, E.L. 2016. Pola Makan Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
(FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2016. Skripsi. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Marwan, M. R. 2017. Bahaya Makan Terlalu Banyak Makanan Restoran Cepat Saji.
Masthalina, H., Suhaema, Mizwar, M. 2013. Ketersediaan Uang Saku, Aktivitas dan
Pengetahuan Remaja Berhubungan dengan Pola Konsumsi Fast Food di SMAN 1
Mataram. Jurnal Media Gizi Pangan.
Mustikaningsih, D., Hartini, T.N.S. & Syamsiatun, N.H. 2015. Persepsi tentang Fast
Food dan Frekuensi Konsumsi Fast food sebagai Faktor Risiko Terjadinya Obesitas pada
Remaja di Yogyakarta. Jurnal Nutrisia Vo. 17 No. 2.
Nusa, A.F.A. & Adi, A.C. 2013. Hubungan Faktor Perilaku, Frekuensi Konsumsi Fast
Food, Diet dan Genetik dengan Tingkat Kelebihan Berat Badan. Media Gizi Indonesia
Vol. 9 No. 1.
Octavia, L.I., 2018. Dampak Konsumsi Junk food Jangka Panjang.
Odegaard, A.O., Koh, W.P., Yuan, J.M., Gross, M.D. & Pereira, M.A. 2012. Western-
Style Fast food Intake and Cardiometabolic Risk in an Estern Country. Circulation.
Sari, R. W. 2008. Dangerous Junk food : Bahaya Makanan Cepat Saji dan Gaya Hidup
Sehat. Yogyakarta : Penerbit O2.
Semiun, Y. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Septiana, P., Nugroho, F.A. & Wilujeng, C.S. 2018. Konsumsi Junk food dan Serat pada
Remaja Putri Overweight dan Obesitas yang Indekos. Jurnal Kedokteran Brawijaya Vo.
30 No. 1.
World Health Organization. 2014. Health for The World’s Adolescents : A Second
Chance in The Second Decade. Geneva : WHO Document Production Services.