Anda di halaman 1dari 6

Bahaya Makanan Cepat Saji Bagi Kesehatan

Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha memenuhi


kebutuhan primernya, dan salah satu kebutuhan primer tersebut adalah makanan. Zaman
dahulu peranan makanan cepat saji bagi para nenek moyang kita belum ada, karena pada
zaman dahulu mereka lebih memilih bercocok tanam atau berternak sendiri untuk memenuhi
kebutuhan bahan pangan. Bahan pangan tersebut didapatkan dengan cara menjual hasil dari
bercocok tanam dan berternak. Pada zaman modern saat ini dan semakin pesatnya kemajuan
teknologi, maka kehadiran makanan cepat saji semakin memanjakan manusia dalam
memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Pola konsumsi makanan cepat saji seperti ini, dapat
mengubah pola makanan masyarakat Indonesia.
Awal perkembangan makanan cepat saji tersebut, dimulai pada abad-19, pada saat
Amerika Serikat memasuki era industri yang menyebabkan para pekerjanya hanya
mempunyai jam istirahat yang pendek dan jam kerja yang panjang. Alasan itulah yang
mendorong para pekerja lebih memilih makanan yang disajikan restoran cepat saji atau fast
food karena kecepatan dalam penyajian dan pelayanannya disamping rasanya yang lezat. Dari
alasan tersebut yang membuat restoran siap saji semakin banyak dan berkembang di Amerika
Serikat. Junk food adalah kata lain untuk makanan yang jumlah kandungan nutrisinya
terbatas. Umumnya yang termasuk dalam golongan junk food adalah makanan yang
kandungan garam, gula, lemak, dan kalorinya tinggi, tetapi kandungan gizinya sedikit.
Makanan siap saji adalah istilah untuk makanan yang dapat disiapkan dan dilayankan
dengan cepat. Sementara makanan apapun yang dapat disiapkan dengan segera dapat disebut
makanan siap saji, biasanya istilah ini merujuk kepada makanan yang dijual di sebuah
restoran atau toko dengan persiapan yang berkualitas rendah dan dilayankan kepada
pelanggan dalam sebuah bentuk paket untuk dibawa pergi. Istilah "makanan siap saji" diakui
dalam kamus bahasa Inggris MerriamWebster pada 1951.
Berdasarkan latar belakang di atas , masalah yang akandibahas dalam makalah ii
adalah sebagai berikut :
 Apa dampak mengonsumsi makanan siap saji bagi kesehatan?
 Bagaimana antisipasi agar tidak mengonsumsi makanan siap saji secara berlebihan ?

Makanan Cepat Saji (Fast Food)

1. Makanan cepat saji (fast food) adalah makanan yang tersedia dalam waktu cepat dan
siap disantap, seperti fried chiken, hamburger atau pizza. Mudahnya memperoleh
makanan siap saji di pasaran memang memudahkan tersedianya variasi pangan sesuai
selera dan daya beli. Selain itu, pengolahan dan penyiapannya lebih mudah dan cepat,
cocok bagi mereka yang selalu sibuk.
2. bersih tanpa meninggalkan unsur kenyamanan, serta rasanya yang lezat membuat
mereka yang sibuk dalam pekerjaanya memilih alternatif untuk mengkonsumsi jenis
fast food, karena lebih cepat dan juga mengandung gengsi bagi sebagian golongan
masyarakat. Bahkan di hari libur pun biasanya banyak keluarga yang memilih
makanan diluar dengan jajanan fast food.
3. Kandungan Gizi Makanan Cepat Saji Secara umum makanan cepat saji mengandung
kalori, kadar lemak, gula dan sodium (Na) yang tinggi tetapi rendah serat, vitamin A,
asam akorbat, kalsium dan folat. Dan berikut ini gambaran kandungan nilai gizi dari
beberapa jenis makanan cepat saji yang saat ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat
karena pengaruh tren globalisasi :
4. Komposisi gizi Pizza (100 g) Kalori (483 KKal), Lemak (48 g), Kolesterol (52 g),
Karbohidrat (3 g), Gula (3 g), Protein (3 g).
5. Komposisi gizi Hamburger (100 g) Kalori (267 KKal), Lemak (10 g), Kolesterol (29
mg), Protein (11 g), Karbohidrat (33 g), Serat kasar (3 g), Gula (7 g).
6. Komposisi gizi Donat (I bh = 70 g) Kalori (210 Kkal), Lemak (8 g), Karbohidrat (32
g), Serat kasar (1 g), Protein (3 g), Gula (11 g), Sodium (260 mg).
7. Komposisi gizi Fried Chicken (100 g) Kalori (298 KKal), Lemak (16,8 g), Protein
(34,2 g), Karbohidrat (0,1 g).
8. Siomay 170 gr 162 kalori
9. Mie bakso sepiring 400 kalori
10. Chicken nugget 6 potong: 250 kalori
11. Mie Instant (1 bungkus) 330 Kalori
12. Kentang goreng mengandung 220 kalori
13. Chicken nugget: protein 15,5%, lemak 9,7%, karbohidrat 66,7
Fast food sering disebut sebagai makanan siap saji. Makanan siap saji yang dimaksud
adalah jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara
sederhana. Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan
teknologi tinggi dan mengandung berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan
cita rasa bagi produk tersebut. Makanan siap saji biasanya berupa lauk pauk dalam kemasan,
mie instan, nugget, atau juga corn flakes sebagai makanan untuk sarapan..
makanan siap saji sebagai makanan yang dapat disiapkan dan dikonsumsi dalam
waktu yang singkat. Oxford dictionary mendefinisikan makanan siap saji sebagai makanan
yang dapat diolah dan disajikan dalam waktu yang singkat dan mudah dalam hitungan
beberapa menit, terutama di snack bar atau rumah makan. Makanan siap saji yang beredar
saat ini tercatat 500 – 600 jenis.
A. Dampak mengonsumsi makanan siap saji bagi kesehatan
Dampak Negatif Mengonsumsi Makanan Siap Saji bagi Kesehatan Berikut ini akan
diuraikan apa saja dampak negatif dari zat-zat yang ada dalam makanan siap saji jika masuk
ke dalam tubuh kita.
1. Zat adiktif yang biasa terkandung dalam pegawet maupun pewarna makanan jika
dikonsumsi secara terus menerus ternyata bisa mengakibatkan kerusakan hati baik
sorosis hingga kanker hati. Celakanya, dampak yang bisa ditimbulkan zat
berbahaya ini sifatnya jangka panjang dan akan menyerang manusia akibat
rusaknya fungsi hati. Hati merupakan organ yang berguna menetralisir racun yang
masuk ke dalam tubuh termasuk zat adiktif dalam pengawet makanan, pewarna,
pemanis buatan maupun zat kimia lainnya. Jika jumlah racun tersebut semakin
banyak dan bertumpuk secara otomatis akan mempengaruhi kinerja hati sehinnga
mengakibatkan kerusakan.
2. Dampak dari penggunaan MSG menurut laporan Federation of the American
Society for Experimental Biologi adalah rasa terbakar di bagian leher, mati rasa di
bagian belakang leher, stress dan tegang pada kulit wajah, dada terasa sakit, sakit
kepala, detak jantung yang cepat, rasa lemah/cepat lelah dan lain-lain. Memang
kita tidak langsung merasakan dampak ini ketika mengkonsumsi makanan cepat
saji yang menggunakan MSG. Tapi, pada ambang batas tertentu karena tubuh
tidak sanggup lagi menahan zat ini maka dampak diatas akan menyerang kita. 12
gram MSG per hari dapat menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur dan
mual-mual. Bahkan beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa
gatal, mual dan panas.
3. Kemudian BHA. BHA, anti oksidan di dalam makanan diberikan agar kandungan
di dalam makanan tersebut tidak cepat hilang seperti vitamin, penyedap. Ini sering
digunakan pada lemak dan minyak. Ini akan menimbulkan efek ketagihan bagi
yang mengkonsumsinya.
4. Protein hewaninya yang cukup ‘kaya’ bisa menyebabkan terhambatnya
penyerapan kalsium di dalam tubuh. Jika penyerapan kalsium terjadi maka kondisi
ini dapat merangsang cepatnya terjadi osteoporosis.
5. Kandungan kolesterol dan kalori yang cukup tinggi juga dapat menyebabkan
kegemukan dan berbagai gangguan metabolisme dan jantung. Kolesterol sendiri
didapat dengan dua cara, yaitu oleh tubuh sendiri dan ada juga yang berasal dari
produk hewan yang kita makan. Ada banyak kolesterol dalam daging, ikan ayam,,
telur, mentega, susu, dan keju. Jika dikonsumsi berlebihan, dapat menutup
pembuluh darah dari oksigen yang seharusnya mengalir ke seluruh tubuh.
Tingginya jumlah lemak penjenuhan akan menyebabkan kanker, terutama kanker
usus dan kanker payudara. Kolesterol dapat masuk kedalam darah dan menyumbat
pembuluh darah. Salah satu pembuluh darah yang dapat disumbat adalah
pembuluh darah arteri koroner pada jantung. Jika arteri ini tersumbat maka dapat
menyebabkan penyakit jantung koroner.
Dampak Bagi Kesehatan
1) Obesitas
Mengonsumsi makanan cepat saji di luar batas wajar dapat berisiko mengalami
obesitas atau kegemukan. Seseorang yang mengonsumsi makanan cepat saji dengan
asupan energi total yang tinggi memiliki risiko sebesar 2,27 kali lebih tinggi
mengalami obesitas daripada remaja yang mengonsumsi asupan energi makanan cepat
saji yang rendah. Kebiasaan makan yang salah pada anak maupun remaja akan
meningkatkan kejadian obesitas, salah satunya adalah kebiasaan makan makanan
makanan cepat saji.

2) Meningkatkan Faktor Risiko Tekanan Darah Tinggi


Makanan cepat saji, seperti kentang goreng memiliki rasa yang enak bagi kebanyakan
orang. Tanpa disadari, makanan tersebut mengandung garam yang tinggi yang dapat
meningkatkan air liur dan sekresi enzim, sehingga meningkatkan keinginan untuk
terus makan makanan tersebut. Tingginya kandungan lemak jahat dan natrium
mengganggu keseimbangan sodium dan potasium dalam tubuh, sehingga
menyebabkan hipertensi.

3) Meningkatkan Faktor Risiko Diabetes


Sering mengonsumsi makanan cepat saji adalah salah satu penyebab utama
meningkatnya trend masalah kesehatan, termasuk kejadian diabetes. Penelitian di
Singapura menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi makanan cepat saji khas
negara barat dengan frekuensi yang sering memiliki risiko lebih besar menderita
diabetes mellitus tipe 2.

4) Meningkatkan Faktor Risiko Kanker


Konsumsi makanan cepat saji dapat meningkatkan risiko kanker, seperti kanker pada
organ sistem pencernaan. Studi di Eropa menyebutkan bahwa konsumsi makanan
cepat saji yang terlalu sering dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal. Hal ini
karena makanan cepat saji kurang mengandung serat, namun tinggi gula dan lemak.
Selain itu, penelitian lain menunjukkan bahwa pria yang terlalu sering makan
makanan yang digoreng lebih dari dua kali dalam satu bulan telah menunjukkan
peningkatan risiko kanker prostat.

5) Meningkatkan Faktor Risiko Penyakit Jantung


Penyakit jantung menjadi salah satu penyebab kematian yang menakutkan.
Ketersediaan makanan cepat saji yang tinggi dikaitkan dengan kematian dan penyakit
jantung koroner akut, serta kelebihan berat badan dan obesitas yang tinggi.
Salah satu penyebab terjadinya penyakit jantung adalah obesitas yang dialami
seseorang. Hal ini karena obesitas meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung.
Seseorang yang memiliki berat badan diatas rata-rata atau obesitas akan mengalami
risiko penurunan fungsi jantung, termasuk fungsi jantung menjadi tidak normal.

6) Meningkatkan Faktor Risiko Stroke


Pola makan yang salah seperti makan makanan cepat saji dapat memicu terjadinya
stroke pada usia muda. Hal ini disebabkan karena kandungan kolesterol yang tinggi.
Kolesterol tidak baik bagi kesehatan, yaitu apabila terjadi penyumbatan pembuluh
darah. Apabila mengenai pembuluh darah otak, maka akan mengakibatkan stroke.

B. Antisipasi Agar Tidak Mengonsumsi Makanan Siap Saji Secara Berlebihan


Bagi Anda yang tidak ada pilihan selain makan Makanan siap saji berikut cara
mengatasinya. Anda harus mengurangi konsumsi atau tidak sama sekali. Untuk asupan
penyeimbang banyak mengonsumsi sayur dan buah-buahan serta vitamin yang cukup. Karena
tubuh memerlukan antioksidan untuk melawan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh yang
bersifat merusak sel-sel tubuh. Memberi pengertian pada diri sendiri dan komitmen mengatur
pola makan dan menerapkan pola hidup sehat. Berikut ini akan diuraikan apa saja antisipasi
agar tidak mengonsumsi makanan siap saji secara berlebihan :
 Memilih Menu Nasi untuk makanan Pokok Ketika teman-teman datang ke
restoran siap saji (fast food), cobalah pilih nasi jangan kentang goreng. Karena
dalam kentang goreng lebih banyak lemak dan natrium.
 Kurangi porsi Ketika membeli di tempat siap saji, belilah porsi makanan yang
secukupnya, hal ini agar mengurangi asupan gizi yang berlebih khususnya lemak
yang dapat menimbulkan kegemukan bagi anda. Ketika memilih minuman,
pilihlah air putih atau jus buah dibandingkan minuman soft drink. Hal ini
dikarenakan air putih dan jus buah memiliki kandungan vitamin yang lebih
dibanding soft drink
 Susu rendah lemak atau sereal tinggi serat, dan jangan lupa mengonsumsi
sayuran. Asupan makanan yang mengandung tinggi serat sangat bermanfaat dan
dapat membantu memperlambat rasa lapar, sehingga akan menekan keinginan
untuk mengonsumsi makanan berlemak atau paling tidak hasrat untuk menikmati
akan tertunda.
 Jangan mengkomsumsi kulit ayam Ketika kita memakan ayam di restoran siap
saji, kulit ayam pasti merupakan salah satu makanan favorit kita. Karena rasa dan
bumbunya yang sedap. Tetapi ternyata dibalik itu kulit ayam adalah sumber
lemak jenuh dan kolesterol.
 Mintalah salad sebagai tambahan asupan sayuran Salad dapat berfungsi sebagai
pengganti sayuran yang memilik banyak vitamin dan serat.
 Kurangi kadar saus dan mayonnaise Makan makanan junk food atau fast food
akan lebih nikmat apabila kita menggunakan saus, sambal dan mayonnaise.
Tetapi ternyata saus banyak mengandung natrium dan pengawet, sedangkan untuk
mayonnaise sendiri memiliki lemak yang tinggi.
Dalam makanan cepat saji terkandung banyak sekali zat-zat yang berbahaya dan dapat
menimbulkan penyakit bagi tubuh jika dikonsumsi berlebihan. Sudah banyak penelitian yang
dilakukan oleh para ahli yang memmbuktikan hal ini. makanan cepat saji mengandung
banyak sekali kalori,lemak, protein hewani dan zat-zat kimia berbahaya yang tidak baik jika
dikonsumsi berlebihan. Banyak jenis makanan cepat saji hanya mengandung sedikit bahan
sayur dan buah yang justru dibutuhkan oleh tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

 Sodik, M. A., & Nzilibili, S. M. M. (2017). The Role Of Health Promotion And Family
Support With Attitude Of Couples Childbearing Age In Following Family Planning
Program In Health. Journal of Global Research in Public Health, 2(2), 82-89.
 http://how-yourblog.blogspot.com/2012/08/bahaya-fast-food-bagitubuh.html
http://ernimuanis.blogspot.com/2011/11/makalah-junk-food.html
 Sodik, M. A. (2014). Sikap Pencegahan Aborsi Ditinjau Dari Pengetahuan Tentang
Bahaya Dan Resiko Kesehatan. Strada Jurnal Kesehatan http://publikasi. stikesstrada. ac.
id/wpcontent/uploads/2015/02/9-. pdf.
 Sodik, M. A. (2015). The “Kimcil” Phenomenon: Sexual Knowledge and Safe Sex
Behaviour among Adolescents in Kediri. In The 1st Joint International Conference
 Adriani, M. & Wirjatmadi, B. 2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta :
Prenamedia Group.
 Bahadoran, Z., Mirmiran, P. & Azizi, F. 2015. Fast food Pattern and Cardiometabolic
Disorders : A Review of Current Studies. Health Promotion Perspective Vol. 5 No. 4.
 Depkes, Poltekkes. 2010. Kesehatan Remaja : Problem dan Solusinya. Jakarta : Penerbit
Salemba Medika.
 Khairiyah, E.L. 2016. Pola Makan Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
(FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2016. Skripsi. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
 Marwan, M. R. 2017. Bahaya Makan Terlalu Banyak Makanan Restoran Cepat Saji.
 Masthalina, H., Suhaema, Mizwar, M. 2013. Ketersediaan Uang Saku, Aktivitas dan
Pengetahuan Remaja Berhubungan dengan Pola Konsumsi Fast Food di SMAN 1
Mataram. Jurnal Media Gizi Pangan.
 Mustikaningsih, D., Hartini, T.N.S. & Syamsiatun, N.H. 2015. Persepsi tentang Fast
Food dan Frekuensi Konsumsi Fast food sebagai Faktor Risiko Terjadinya Obesitas pada
Remaja di Yogyakarta. Jurnal Nutrisia Vo. 17 No. 2.
 Nusa, A.F.A. & Adi, A.C. 2013. Hubungan Faktor Perilaku, Frekuensi Konsumsi Fast
Food, Diet dan Genetik dengan Tingkat Kelebihan Berat Badan. Media Gizi Indonesia
Vol. 9 No. 1.
 Octavia, L.I., 2018. Dampak Konsumsi Junk food Jangka Panjang.
 Odegaard, A.O., Koh, W.P., Yuan, J.M., Gross, M.D. & Pereira, M.A. 2012. Western-
Style Fast food Intake and Cardiometabolic Risk in an Estern Country. Circulation.
 Sari, R. W. 2008. Dangerous Junk food : Bahaya Makanan Cepat Saji dan Gaya Hidup
Sehat. Yogyakarta : Penerbit O2.
 Semiun, Y. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
 Septiana, P., Nugroho, F.A. & Wilujeng, C.S. 2018. Konsumsi Junk food dan Serat pada
Remaja Putri Overweight dan Obesitas yang Indekos. Jurnal Kedokteran Brawijaya Vo.
30 No. 1.
 World Health Organization. 2014. Health for The World’s Adolescents : A Second
Chance in The Second Decade. Geneva : WHO Document Production Services.

Anda mungkin juga menyukai