Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Mie adalah makanan alternatif pengganti beras yang banyak dikonsumsi
masyarakat. Mie menjadi populer dikalangan masyarakat mulai anak-anak
hingga lanjut usia. Alasannya sifat mie yang enak, praktis dan mengenyangkan.
Alasannya sifat mie yang enak, murah,praktis dan mengenyangkan. Kandungan
karbohidrat yang tinggi, menjadikan mi digunakan sebagai sumber karbohidrat
pengganti nasi.
Mie instan belum dapat mencukupi kebutuhan gizi seimbang yang dibutuhkan
oleh tubuh karena kandungan mie yang terbuat dari terigu yang mengandung
karbohidrat dengan jumlah yang besar,tetapi kandungan protein,vitamin dan
mineralnya hanya sedikit. Fungsi pemenuhan kebutuhan gizi mie instan hanya
dapat diperoleh jika ada penambahan sayuran dan sumber protein. Jenis
sayuran yang dapat ditambahkan adalah wortel, sawi, tomat, kol, dan tauge,
sedangkan sumber proteinnya dapat berupa telur, daging, ikan, tempe dan tahu.

1.2 Rumus masalah


1.2.1 Apakah mie instan mengandung bahan-bahan kimia berbahaya ?
1.2.2 Apakah ada efek samping atau bahaya dari mengonsumi mie instan ?
1.2.3 Bagaimana memasak mie instan yang baik dan benar ?

1.3 Tujuan masalah


1.3.1 Mengetahui kandungan-kandungan yang terdapat dalam mie instan.
1.3.2 Mengetahui ada atau tidaknya efek samping dari mengkonsumsi mie instan.

1.4 Manfaat
Karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi
mengenai dampak mengkonsumsi mie instan bagi kesehatan tubuh terhadap
pembaca. Dan diharapkan dapat menambah wawasan kepada penulis tentang
hal itu.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mie Instan


Mie merupakan makanan yang dibuat dari campuran tepung, minyak sayur,
garam, dan beberapa bahan aditif seperti natrium polifosfat (berfungsi sebagai
pengemulsi/penstabil), natrium karbonat dan kalium karbonat yang berfungsi
sebagai pengatur asam. Selain itu, mie juga ditambahkan zat pewarna kuning
(tartrazine).
Mie instan merupakan mie yang diproduksi sebagai makanan yang praktis
dalam pengolahannya atau “instan” dan dapat disimpan dalam jangka waktu
yang lama. Mie instan juga tak lepas dari zat aditif makanan seperti MSG
(monosodium glutamat) yang berfungsi sebagai penguat rasa. 

2.2 Kandungan yang Terdapat pada Mie Instan 


Penelitian laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
membuktikan bahwa 100% atau seluruh sampel mie instan yang beredar di
pasaran mengandung bahan plastik yang tentunya sangat berbahaya bagi
pencernaan.

Dr. Hasan Budiman, kepala laboratorium Fakultas Kedokteran UI


menyatakan, bahwa dalam seluruh sampel mie instan yang diambil di pasar
swalayan, toko-toko, dan warung di wilayah DKI dan sekitarnya ditemukan
bahan plastik yang tidak mungkin bisa dicerna dalam sistem pencernaan
kita. Luas diketahui bahwa plastik adalah bahan yang tidak mungkin terurai
secara alamiah, dan merupakan bahan yang sangat berbahaya untuk
dikonsumsi.

Secara umum zat-zat yang terkandung dalam sebungkus mie instan yang
berbahaya apabila dikonsumsi, yaitu:
1 Pewarna Tartrazinci 19140 => Pewarna tartrazinci 19140 yang
merupakan pewarna sintetik yang dapat memberikan warna
kuning pada makanan maupun minuman. Mengkonsumsi
makanan yang mengandung tartrazin dapat mengganggu
kesehatan seperti terkena tumor pada kelenjar tiroid, lymphocytic
lymphomas dan kerusakan kromosom.
2 MSG (Monosodium Glutamat) => Bumbu yang digunakan pada
mie instan antara lain adalah MSG atau vetsin. Monosodium
glutamat (MSG) adalah garam yang terbentuk dari sodium dan
asam glumat (asam amino dalam protein). MSG berlebihan bagi
tubuh berdampak buruk seperti, dapat membuat alergi, kanker,
kelumpuhan yang disebabkan karena penumpukan asam glumat
pada jaringan otak, hipertensi, gangguan pada lambung, diabetes,
gangguan tidur.
3 Bahan Pengawet =>  Beberapa bahan pengawet yang digunakan
pada mie instan antara lain hidroksi metil benzoat pada minyak
dan bahan pengawet benzoic acid pada bumbu, yang biasanya
digunakan pada produk kosmetik serta antioksidan TBHQ yang
biasa digunakan untuk mengawetkan ikan beku. Bahan pengawet
ini jika dikonsumsi berkepanjangan akan merusak kinerja liver,
sakit maag, muntah, dan tumor lambung
4 Zat Lilin yang Melapisi Mie Instan =>  Pada mie instan dilapisi
zat lilin hal ini dimaksudkan untuk membuat mie tidak lengket
satu sama lain. Bentuknya tetap menarik dan agar tidak mudah
putus. Untuk mengolah lilin ini, tubuh memerlukan waktu paling
tidak 3 hari dan bila terlalu banyak mengendap dalam tubuh busa
menimbulkan kanker.
5 Kadar Natrium yang Tinggi =>  Natrium adalah salah satu
mineral yang penting untuk tubuh dan bahan ini juga terdapat
dalam mie instan. Kadar normal natrium pada serum sekitar 340
mg. Kadar natrium yang tinggi di dalam mie instant akan
menetralkan lambung, sehingga lambung akan mensekresi asam
yang lebih banyak untuk mencerna makanan. Keadaan asam
lambung yang tinggi akan berakibat pada pengikisan dinding
lambung dan menyebabkan rasa perih. Sedangkan bagi penderita
hipertensi, natrium akan meningkatkan tekanan darah

2.3 Efek negatif mie instan

1. Mengandung natrium dalam kadar tinggi

Mie instan mengandung sejumlah natrium yang kadarnya cukup tinggi. Kelebihan
konsumsi natrium dapat berdampak pada timbulnya hipertensi, penyakit jantung,
stroke dan kerusakan pada ginjal. Jadi, jangan terlalu sering mengonsumsi mie instan
untuk menghindari ancaman penyakit-penyakit tersebut, ya.

2. Terkategori sebagai junk food

Meski mengenyangkan apalagi bila porsi jumbo atau dobel, mie instan tidak dapat
mengganti makanan bernutrisi. Hal ini karena meski mie instan mengandung
karbohidrat dalam jumlah besar yang berefek pada timbulnya rasa kenyang setelah
mengonsumsinya, namun mie instan tidak mengandung serat, vitamin, ataupun
mineral.
Selain itu, mie instan juga memiliki kandungan lemak jenuh dan lemak trans yang
cukup tinggi. Oleh sebab itu, mie instan dikategorikan sebagai jenis junk food. Sifat
mie instan yang padat kalori namun minim nutrisi ini akan membawa dampak negatif
pada kesehatan bila dikonsumsi secara terus menerus.

3. Memicu kerusakan organ

Kandungan propylene glycol yang merupakan bahan anti beku pada mie instan, pada
dasarnya bertujuan untuk mencegah mie mengalami kekeringan berlebih dan
mempertahankan kandungan air serta kelembapannya.

Apabila kita mengonsumsi mie instan dalam kuantitas dan frekuensi yang cukup
tinggi, maka tubuh akan menyerap propylene glycol dan terakumulasi dalam berbagai
organ vital seperti jantung, hati, maupun ginjal. Hal ini dapat memicu kerusakan serta
kelainan pada organ tersebut sekaligus melemahkan sistem kekebalan tubuh.

4. Beresiko keguguran

Pada ibu hamil, asupan nutrisi memang berperan sangat penting bagi tumbuh
kembang janin di perut ibu. Ibu hamil biasanya dilarang keras mengonsumsi
makanan-makanan yang sifatnya membahayakan kelangsungan hidup janin. Salah
satunya adalah mie instan.

Konsumsi mie instan pada ibu hamil menimbulkan resiko keguguran yang cukup
besar. Hal ini dikarenakan bumbu pelengkap di mie instan mengandung berbagai zat
berbahaya seperti misalnya pengawet, yang dapat memengaruhi perkembangan pada
janin.

5. Chinese restaurant syndrome

Kandungan monosodium glutamat alias MSG yang cukup tinggi pada bumbu mie
instan dapat memicu alergi bagi sebagian orang. MSG yang berfungsi sebagai
peningkat citarasa ini ternyata bisa menimbulkan Chinese restaurant syndrome, suatu
sindrom dengan gejala pusing, sesak napas, timbul rasa terbakar dan panas di dada,
kemerahan pada wajah, hingga nyeri dan sakit kepala setelah mengonsumsi MSG.

Penyakit ini biasanya memang akan sembuh setelah 2-3 jam, namun tentunya bukan
pengalaman yang menyenangkan bagi orang yang mengalami sindrom ini, sehingga
ada baiknya untuk tidak mengonsumsi mie instan apabila kamu memiliki alergi
terhadap MSG.
6. Obesitas

Kelebihan berat badan alias obesitas menjadi salah satu hal buruk yang muncul akibat
konsumsi mie instan secara berlebih. Bagi kamu yang berat badannya sudah berada di
ambang batas melebihi angka ideal, ada baiknya untuk mengurangi atau bahkan
menghentikan sepenuhnya kebiasaan makan mie instan.

Sebab, mie instan dapat menjadi penyebab utama obesitas karena mengandung lemak
dan natrium dalam jumlah yang cukup tinggi. Tingginya kandungan lemak dan
natrium ini menimbulkan retensi air pada tubuh yang jika dibiarkan begitu saja lama
kelamaan akan memicu terjadinya obesitas.

7. Rusaknya jaringan otak

Zat-zat kimia berbahaya dalam mie instan akan terus bertumpuk dan terakumulasi
dalam tubuh bila kita mengonsumsinya secara terus menerus. Hal ini akan
mengakibatkan kerusakan pada banyak organ tubuh, salah satunya adalah sel-sel
jaringan otak.

Terlalu sering makan mie instan akan menyebabkan terjadinya penurunan transmisi
sinyal dalam otak. Akibatnya, jaringan sel otak menjadi rusak dan memicu timbulnya
berbagai penyakit serius lainnya seperti stroke hingga lumpuh di anggota badan
tertentu.

8. Memicu kanker

Mengonsumsi mie instan dapat menekan sistem pencernaan karena memaksa sistem
untuk mencerna mie yang sudah diproses selama berjam-jam lamanya. Makan mie
instan juga dapat menimbulkan gangguan pada kadar gula darah dan pelepasan insulin
bila terlalu cepat dicerna. Pencernaan yang lambat akan menyebabkan makanan
tersimpan di dalam tubuh dan berakibat pada bertahannya bahan kimia beracun serta
pengawet dalam tubuh.

Seringkali hal ini mengarah pada paparan berlebih dari Butylated


hydroxyanisole (BHA) dan t-butylhydroquinone (TBHQ). Kedua zat ini (TBHQ dan
BHA) sebenarnya digunakan dalam produk mie instan untuk membuatnya bertahan
lebih lama, itu sebabnya kita dapat menyimpan mie instan dalam jangka waktu yang
cukup lama.

Akan tetapi, bila dikonsumsi, kedua zat ini dapat bersifat karsinogenik. Artinya, BHA
dan TBHQ berpotensi memicu berkembangnya sel kanker dalam tubuh, hingga
menyebabkan asma, kecemasan berlebih, hingga diare bila dikonsumsi terlalu sering
atau terus menerus.
2.4 Tips mengomsumsi mie instan

1.Gunakan hanya separuh bumbu / ganti dengan bumbu alami

Mengingat bumbu pelengkap dalam mie instan mengandung banyak MSG dan
natrium yang berbahaya bagi kesehatan, ada baiknya untuk mengurangi jumlahnya.
Gunakan hanya separuh saja bumbu saat memasak mie instan.

Apabila dirasa mengurangi ketajaman rasa, kamu bisa tambahkan dengan bumbu
alami seperti bawang-bawangan atau garam dapur, bahkan kamu bisa berkreasi
dengan tidak menggunakan bumbu pelengkapnya sama sekali dan menggantinya
dengan bumbu alami racikanmu sendiri.

2. Tambahkan sayur dan lauk

Sifat mie instan yang miskin akan nutrisi dapat diakali dengan menambahkan sayur
mayur dan juga lauk sebagai sumber vitamin dan protein. Kamu bisa menambahkan
potongan sawi, wortel, atau sayur lainnya, serta daging rebus, ikan goreng tepung,
hingga telur setengah matang sebagai pendamping mie instan untuk melengkapi
kandungan nutrisinya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Mengkomsumsi mie Instant terus menerus sama dengan menumpuk zat-zat
kimia berbahaya dalam tubuh dan efeknya bisa merusakkan sel-sel jaringan otak.
Akibatnya, akan terjadi penurunan transmisi sinyal dalam otak. Selain itu, kerusakan
jaringan sel otak ini. Juga akan memicu penyakit-penyakit lain.

Saran
Konsumsi mie instan jangan berlebihan. Dalam sebulan maksimal 4 kali atau 1 kali
seminggu.
jnkh

Anda mungkin juga menyukai