1
JIEP-Vol. 18, No 1, Maret 2018
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
2
JIEP-Vol. 18, No 1, Maret 2018
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
3
JIEP-Vol. 18, No 1, Maret 2018
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
4
JIEP-Vol. 18, No 1, Maret 2018
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
12 10 wilayah maju
12 8 wilayah maju
Wilayah
Wilayah potensial
potensial
16 16
2 wilayah tertekan
Wilayah Wilayah
tertinggal tertinggal
Gambar 1. Komposisi Wilayah Tahun 2011 dan 2015 berdasarkan Tipologi Klassen
Secara komposisi, tampak bahwa tidak 2011-2015. Pada tahun 2015 wilayah
terdapat perubahan dalam jumlah wi- tertekan tumbuh menjadi wilayah ma-
layah tertinggal. Hal ini menunjukkan ju sehingga komposisi wilayah maju
bahwa pengentasan wilayah tertinggal menjadi lebih besar. Analisis kuadran
belum berhasil pada kurun waktu berdasarkan Tipologi Klassen dengan
5
JIEP-Vol. 18, No 1, Maret 2018
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
tujuan untuk mengetahui komposisi dapat menggabungkan informasi pe-
distribusi wilayah berdasarkan per- laksanaan pembangunan di Jawa Ti-
tumbuhan ekonomi dan PDRB per ka- mur dengan lebih tepat.
pita sedangkan analisis cluster diguna- Analisis cluster dalam penelitian
kan untuk mengidentifikasi wilayah ini menggunakan program SPSS 20
berdasarkan persamaan karakteristik yang hasilnya ditunjukkan oleh tabel
variabel selain pertumbuhan ekonomi 1. dan tabel 2. di bawah ini:
dan PDRB per kapita dengan tujuan
Tabel 1. Perbandingan Hasil Perhitungan Analisis Cluster
2011 2015
Variabel Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah
Mean Mean
Maju Potensial Tertinggal Maju Potensial Tertinggal
Gini 0.31 0.35 0.31 0.28 0.34 0.37 0.34 0.31
Kemiskinan 13.85 7.32 13.36 20.01 12.17 6.78 12.50 17.51
%Primer 27.98 3.84 28.57 46.75 25.94 3.77 31.01 41.72
%TK 20.03 3.76 21.45 31.04 17.99 4.00 21.38 27.62
primer
AHH 70.57 72.05 71.41 67.99 70.96 72.41 71.60 68.28
AMH 89.55 96.92 91.22 80.79 92.49 97.66 93.25 85.52
Density 1,805.14 4,915.51 949.29 660.76 1,858.85 4,539.72 813.61 686.79
Tk. 74.05 142.66 56.92 45.95 49.11 87.91 33.86 32.34
kriminal
CO* 1,730.00 1,994.44 1,530.00 1,840.91 6,187.13 7,614.74 5,404.27 5,947.57
% hutan 10.88 1.72 10.84 18.42 11.60 2.14 13.11 19.43
% kritis 5.60 2.30 3.42 11.88 1.69 0.58 1.43 3.37
6
JIEP-Vol. 18, No 1, Maret 2018
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
dingkan dengan tahun 2011 namun pada masing-masing cluster. Secara
variabel tingkat kemiskinan, persen- umum tidak terdapat banyak perbe-
tase kontribusi sektor primer dan per- daan antara anggota cluster pada tahun
sentase tenaga kerja sektor primer me- 2011 dan tahun 2015, hanya tiga
nurun. Hasil tersebut menunjukkan wilayah yang mengalami pergeseran
bahwa ketimpangan antar wilayah di (shifting) yaitu Kabupaten Sidoarjo,
Jawa Timur makin meningkat di saat Mojokerto dan Bojonegoro. Berdasar-
tingkat kemiskinan mulai menurun. kan karakteristik yang ditunjukkan o-
Pada struktur perekonomian mulai ter- leh analisis cluster yang dibandingkan
jadi penurunan produktifitas pada sek- dengan analisis kuadran maka dapat
tor primer sehingga berpengaruh pada diidentifikasi bahwa cluster 1 meru-
tenaga kerja pada sektor tersebut. pakan wilayah maju, cluster 2 meru-
Dalam aspek sosial terjadi ke- pakan wilayah potensial dan cluster 3
naikan pada variabel angka harapan merupakan wilayah tertinggal.
hidup, angka melek huruf dan kepa- Pembahasan
datan penduduk pada tahun 2015 di- Analisis kuadran dan analisis
bandingkan dengan pada tahun 2011. cluster menunjukkan kabupaten/kota
Sedangkan pada variabel tingkat kri- yang berbeda sebagai anggota kelom-
minalitas yang menunjukkan jumlah pok wilayahnya. Tujuan dari analisis
kejadian kriminal yang terjadi per kuadran adalah untuk mengidentifikasi
100.000 orang di Jawa Timur menga- wilayah dan mengetahui secara tepat
lami penurunan. Hasil penelitian terse- komposisi wilayah berdasarkan pem-
but menunjukkan bahwa telah terjadi bangunan ekonomi, sedangkan ana-
peningkatan kesejahteraan sosial yang lisis cluster digunakan untuk menge-
diproksi dari variabel angka harapan lompokkan wilayah berdasarkan per-
hidup dan angka melek huruf serta pe- samaan karakteristik pada sejumlah
nurunan masalah sosial yang dilihat besar variabel.
dari tingkat kriminalitas. Sedangkan Berdasarkan hasil analisis pada
peningkatan rata-rata kepadatan pen- Tabel 1., tampak bahwa pada masing-
duduk dapat diartikan sebagai pening- masing aspek terdapat beberapa varia-
katan masalah sosial yang dapat me- bel yang menunjukkan perbedaan an-
nimbulkan dampak negatif bagi pem- tar cluster yang relatif besar. Perban-
bangunan di Jawa Timur. dingan nilai tiap variabel dibanding-
Berdasarkan hasil yang signifi- kan dengan rata-rata Jawa Timur yang
kan, rata-rata variabel persentase luas dinyatakan dalam persen digambarkan
hutan di Jawa Timur meningkat dan dengan gambar 2 berikut.
persentase lahan kritis menurun. Me- Pada aspek ekonomi tampak
ningkatnya persentase luas hutan me- bahwa kemiskinan dan dua variabel
ngindikasikan perbaikan pada kualitas sektor primer menunjukkan terdapat
lingkungan sedangkan turunnya per- perbedaan yang cukup jauh antara wi-
sentase lahan kritis masih memerlukan layah maju dengan wilayah potensial
analisis lanjutan apakah mengindikasi- dan wilayah tertinggal. Hal tersebut
kan perbaikan lingkungan atau seba- mengindikasikan bahwa kemiskinan
liknya. Variabel kadar CO merupakan dan struktur perekonomian merupakan
satu-satunya variabel yang tidak signi- faktor yang penting dalam menentu-
fikan namun mengalami kenaikan kan tahapan pembangunan di Jawa Ti-
yang relatif sangat tinggi yaitu sebesar mur dalam hubungannya dengan pe-
257.64%. laksanaan pembangunan berkelanjut-
Tabel 2. menunjukkan daerah an.
kabupaten/kota yang menjadi anggota
7
JIEP-Vol. 18, No 1, Maret 2018
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
8
JIEP-Vol. 18, No 1, Maret 2018
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
9
JIEP-Vol. 18, No 1, Maret 2018
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
dasi lingkungan yang akan terjadi. Ba- lan, kenyamanan dan kelestarian, baik
sis sektor primer pada wilayah ter- wilayah tertinggal, wilayah potensial
tinggal memerlukan peningkatan bu- maupun wilayah maju belum menun-
kan hanya produktifitas, tetapi juga jukkan tercapainya pembangunan ber-
kualitas pengelolaan sektor primer o- kelanjutan. Diperlukan strategi pem-
leh sumber daya manusia terdidik dan bangunan dengan titik berat yang ber-
sedapat mungkin memasukkan unsur beda pada masing-masing wilayah un-
teknologi. Dengan demikian maka tuk mempercepat pencapaian titik be-
sektor pertanian akan mendorong per- lok menuju pembangunan berkelanjut-
luasan sektor industri dengan lebih ba- an. Pelaksanaan pembangunan berke-
ik lagi (Jhingan, 2014). lanjutan dalam definisi lunak merupa-
Wilayah potensial menunjukkan kan salah satu cara yang dapat dila-
wilayah transisi antara sektor primer kukan. Dalam Suparmoko & Retna-
dan sektor sekunder dengan karakte- ningsih (2011) disebutkan bahwa De-
ristik pertumbuhan ekonomi dan pen- finisi lunak menghendaki agar pem-
dapatan yang lebih tinggi dari wilayah bangunan dapat terus berlangsung dan
tertinggal namun sekaligus menunjuk- menyetujui berbagai cara pemanfaatan
kan ketimpangan dan degradasi ling- semua jenis modal pembangunan, se-
kungan yang lebih tinggi pula. Kebi- hingga modal pembangunan dapat di-
jakan yang perlu diambil adalah pe- gunakan bersama dan dapat saling me-
ningkatan industrialisasi yang berbasis ngganti (substitusi), namun secara ke-
pada sektor primer untuk dapat me- seluruhan nilainya tidak boleh berku-
ningkatkan pertumbuhan ekonomi. rang.
Namun tetap perlu diperhatikan indus- Dalam hipotesis Kuznets, faktor
trialisasi yang ramah lingkungan ka- ketimpangan dan degradasi lingkung-
rena industrialisasi merupakan faktor an menjadi sangat penting dalam me-
penting yang berpengaruh terhadap nentukan pelaksanaan pembangunan
degradasi lingkungan (Gandhi, Sella- berkelanjutan. Ketimpangan erat kai-
durai, & Santhi, 2006). tannya dengan dimensi keadilan ka-
Pada wilayah maju yang menun- rena merupakan bagian dari aspek e-
jukkan titik tertinggi mengindikasikan konomi yang dapat berpengaruh ter-
bahwa pertumbuhan dan pendapatan hadap aspek sosial dalam masyarakat
per kapita yang tinggi diikuti dengan seperti urbanisasi dan kriminalitas
tingginya ketimpangan dan degradasi (Sachsida et al., 2010) dan juga baik
lingkungan. Untuk menuju pembangu- secara langsung maupun tidak lang-
nan berkelanjutan, diperlukan strategi sung akan berpengaruh terhadap aspek
pembangunan yang berkualitas, yaitu lingkungan (Fauzi, 2009; Todaro &
tetap meningkatkan pertumbuhan eko- Smith, 2011a).
nomi dan pendapatan, namun dengan
menekankan perhatian yang lebih be- 5. KESIMPULAN, IMPLIKASI
sar terhadap pemerataan dan kelesta- SARAN DAN BATASAN
rian lingkungan. Dalam Mikucka, Sa- Analisis tentang pembangunan
rracino, & Dubrow (2017) disebutkan berkelanjutan merupakan analisis mul-
bahwa pertumbuhan ekonomi yang ti- tidimensi yang menunjukkan keterkai-
nggi akan meningkatkan kualitas so- tan antara aspek ekonomi, sosial dan
sial apabila diikuti dengan turunnya lingkungan. Penelitian ini menunjuk-
ketimpangan pendapatan. kan implikasi bahwa ketimpangan ma-
Dalam hubungannya dengan in- sih menjadi masalah pembangunan di
teraksi antar aspek dalam konsep pem- Jawa Timur dalam hubungannya de-
bangunan berkelanjutan yaitu keadi- ngan pemerataan hasil-hasil pemba-
10
JIEP-Vol. 18, No 1, Maret 2018
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
11
JIEP-Vol. 18, No 1, Maret 2018
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
12
JIEP-Vol. 18, No 1, Maret 2018
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
13