Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TENTANG KESELARASAN DAN KESERASIAN

TRANSPORTASI DALAM PEMERATAAN INFRASTRUKSTUR

Dosen Pengampu:
TRI SUSILA HIDAYATI, S.Pd., M.Si.

Disusun Oleh:
EREN OKTAVIANDINI
D – IV RSTJ A
20011010

D-IV REKAYASA SISTEM TRANSPORTASI JALAN

POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas
Makalah Tentang Keselarasan Dan Keserasian Transportasi Dalam
Pemerataan Infrastrukstur Semester 6 Mata Kuliah Kapita Selekta.

Tugas ini disusun dengan maksimal berdasarkan referensi dari berbagai


sumber. Penyelesaian tugas melibatkan pihak sehingga memperlancar pembuatan
laporan ini. Untuk itu saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dan sudah bersedia hadir dalam acara sosialisasi.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat atau tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari
pembaca supaya laporan ini bisa diperbaiki dengan lebih sempurna Sebagai
penutup saya berharap semoga dapat memberikan ilmu yang bermanfaat bagi
pembaca. Terimakasih dan selamat membaca.

Tegal , 13 Maret 2023

Eren Oktaviandini
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Realisasi pembangunan telah menyentuh dan dinikmati oleh hampir
seluruh masyarakat, namun tidak berarti terjadi secara demokratis. Dengan
kata lain, hasil-hasil pembangunan tersebut belum mampu menjangkau
pemerataan kehidupan seluruh masyarakat. Masih banyak terjadi
ketimpangan atau kesenjangan pembangunan maupun hasilhasilnya, baik
antara pusat dan daerah atau dalam lingkup yang luas adalah kesenjangan
antara perkotaan dan pedesaan yang terlihat dari berbagai bidang,
khususnya pada sektor transportasi. Sampai saat ini pembangunan masih
berkonsentrasi di daerah pusat khususnya di Ibukota dan sekitarnya,
keadaan seperti ini sangatlah jauh dari apa yang dicita-citakan dalam tujuan
nasional Indonesia mengenai usaha-usaha untuk pemerataan
pembangunan. Salah satu contoh ketidakmerataan pembangunan Indonesia
dengan pembangunan masih berpusat di pulau Jawa, dimana banyak
terdapat fasilitas yang memadai. Ketimpangan pengelolaan merupakan
wujud paling nyata dari kelemahan internal kekuasaan yang diharapkan
mampu melaksanakan agenda pembangunan nasional bahkan
pembangunan di daerah. Kebijakan pemerintah harus dibuat prorakyat
supaya hal dalam kemajuan pembangunan infrastruktur dapat lebih
dirasakan langsung oleh masyarakat.
Transportasi merupakan kebutuhan turunan dari kebutuhan utama
masyarakat. Selain sebagai alat perpindahan orang dan barang, transportasi
memiliki peran menghubungkan daerah (terpencil, tertinggal, dan
perbatasan), meningkatkan pembangunan sosial, ekonomi, pertahanan dan
keamanan, serta pemersatu Negara Kesatuan RI. Oleh karena itu, untuk
dapat meningkatkan aksesibilitas wilayah diperlukan perencanaan dari tata
ruang wilayah dan ketersediaan infrastruktur transportasi. Sektor
transportasi terdiri dari beberapa sub sektor yaitu sub sektor transportasi
darat (angkutan kereta api dan angkutan jalan), sub sektor transportasi
laut, dan sub sektor transportasi udara. Di Indonesia, pembangunan
(pengadaan dan pemeliharaan) infrastruktur sektor transportasi dibidangi
oleh Kementrian Perhubungan dan dibantu oleh Kementrian Pekerjaan
Umum (khusus untuk penyelenggaraan jalan). Dari sisi pendanaan,
berdasarkan anggaran yang diterima oleh Kementerian Perhubungan dan
Kementerian Pekerjaan Umum, alokasi dana untuk pembangunan sektor
transportasi cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Salah satu tantangan terbesar pembangunan yang sedang dihadapi
Indonesia adalah masih rendahnya kualitas infrastruktur transportasi di
Indonesia. Berdasarkan data Logistic Performance Index (LPI) pada tahun
2014, indeks infrastruktur Indonesia di ASEAN berada pada peringkat (53)
di bawah Singapura (5), Malaysia (25), China (28), Thailand (35), dan
Vietnam (48). Rendahnya indeks infastruktur akan berdampak pada
mahalnya biaya logistik. Ditinjau dari sisi pendanaan, sampai dengan saat
ini alokasi dana untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia memang
belum mencapai pada tingkatan yang memadai. Bahkan pihak swasta yang
tadinya diharapkan akan memainkan peran besar dalam pembangunan
infrastruktur sejauh ini ternyata belum mampu memberikan sumbangan
yang signifikan.
Pada kenyataannya pembangunan di Indonesia baik pembangunan
fisik maupun pembangunan sumberdaya manusia belum dilakukan secara
merata. Terjadi ketimpangan yang besar antara pembangunan di kota dan
desa yang salah satunya dapat dilihat dengan membandingkan angka
kemiskinan. Salah satu faktor yang menyebabkan adanya disparitas
kemiskinan kota dan desa yang begitu besar adalah perbedaan yang
signifikan dalam ketersediaan infrastruktur dasar termasuk salah
satunya adalah infrastruktur transportasi berupa akses jalan.
Infrastruktur transportasi memfasilitasi pembangunan ekonomi,
mengurangi harga produk, memberikan akses kepada penyuplai dan
pasar global, serta menciptakan proses produksi yang efektif dan efisien
dalam pembiayaan dengan menurunkan biaya transportasi dan
meningkatkan aksesibilitas (Meersman & Nazemzadeh, 2017).
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN
BAB III

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai