Dosen Pengampu:
Dr. H. Ery Supriyadi, Ir., MT
Disusun Oleh:
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanau Wa Ta’ala atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan paper yang diberi
judul “Kebutuhan Pembangunan Infrastruktur dalam Pengembangan Wilayah Kota
Semarang” dengan baik dan selesai tepat waktu.
Penyusunan paper ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Perencanaan Pembangunan Wilayah. Selain itu, paper ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan dan pengetahui mengenai infrastruktur di kota Semarang, bagi
kami selaku penulis dan bagi para pembaca.
Tak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Ery Supriyadi R,
Ir., M. T. selaku dosen pengampu. Kepada rekan-rekan mahasiswa lain yang telah
mendukung penyusunan paper ini, kami juga mengucapkan terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
3
Untuk mengkaji apa saja perencanaan pembangunan infrastruktur yang telah dan akan
dilakukan dalam upaya pengembangan wilayah Kota Semarang.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN GAMBARAN UMUM
Merujuk pada konsep dan definisi infrastruktur di atas, maka penulis menyimpulkan
bahwa infrastruktur secara umum meliputi fasilistas-fasilitas publik yang disiapkan oleh
pemerintah pusat maupun daerah sebagai pelayan public (sebagai akibat mekanisme
pasar tidak bekerja) untuk menunjang dan mendorong aktivitas ekonomi maupun sosial
suatu masyarakat. Infrastruktur yang disiapkan pun perlu disesuaikan dengan kebutuhan
setiap wilayah, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya. Infrastruktur yang
dibutuhkan negara maju tentunya berbeda dengan yang dibutuhkan oleh negara
berkembang bahkan terbelakang. Hal yang sama juga untuk wilayah perkotaan dan
pedesaan, atau daerah industri dengan wilayah pertanian dan pesisir atau kepulauan.
Jadi, penulis dapat mendeskripsikan infrastruktur perkotaan sebagai sarana dan
prasarana yang disiapkan oleh pemerintah, ataupun pemerintah bekerjasama dengan
pihak swasta dalam rangka menunjang aktivitas ekonomi maupun sosial masyarakat
seperti jalan, jembatan, kendaraan, terminal, pelabuhan, bandar udara, perumahan,
pasar, perbankkan, sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan, air bersih,
penerangan dan sanitasi yang dapat mendukung tercapainya kehidupan yang layak bagi
masyarakat baik materil maupun spiritual.
5
218
Apabila dicermati maka paradigma pengembangan wilayah telah bergeser pada upaya
yang mengandalkan 3 (tiga) pilar, yaitu sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan
teknologi. Ketiga pilar tersebut merupakan elemen internal wilayah yang saling terkait
dan berinteraksi membentuk satu sistem. Hasil interaksi elemen tersebut mencerminkan
kinerja dari suatu wilayah, yang akan berbeda antar wilayah, sehingga mendorong
terciptanya spesialisasi spesifik wilayah. Dengan demikian akan terjadi persaingan antar
wilayah untuk menjadi pusat jaringan keruangan (spatial network) dari wilayah-wilayah
lain secara nasional. Namun pendekatan ini mempunyai kelemahan yang antara lain
apabila salah di dalam mengelola jaringan keruangan tadi tidak mustahil menjadi awal
dari proses disintegrasi. Untuk itu harus diterapkan konsep pareto pertumbuhan yang
bisa mengendalikan keseimbangan pertumbuhan dan dikelola oleh pemerintah pusat.
Konsep pareto ini diharapkan mampu memberikan keserasian pertumbuhan antar
wilayah dengan penerapan insentif-insentif kepada wilayah yang kurang berkembang.
6
218
BAB III
PEMBAHASAN
7
218
Masih adanya jaringan jalan dalam kondisi tidak baik sekitar 10% menjadi tugas
pemerintah untuk makin meningkatkan kualitas serta pengoptimalan integrasi
jaringan jalan dan fasilitas jalan di Kota Semarang.
Kota Semarang selain merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah, juga merupakan
jalur perlintasan dari wilayah barat (Jakarta) menuju wilayah Timur (Surabaya) dan
Selatan (Yogyakarta) atau sebaliknya sehingga Kota Semarang merupakan
penopang jalur distribusi perekonomian Jawa Tengah.
2. Bandara Udara Ahmad Yani
Bandar Udara Internasional Ahmad Yani yang dapat melayani penumpang
domestik antar pulau juga dapat melayani penumpang internasional. Pada tahun
2015 jumlah kedatangan penumpang dari pintu domestik mencapai 1.781.719
penumpang meningkat dari tahun 2014 sebesar 1.671.740 penumpang,
sedangkan dari sektor keberangkatan mencapai 1.751.687 penumpang meningkat
dibanding tahun 2014 dengan jumlah 1.642.072 penumpang. Sedangkan jika
dilihat dari pintu kedatangan internasional mencapai 68.044 penumpang,
meningkat dibandingkan tahun 2014 lalu yaitu sebanyak 77.712 penumpang.
8
218
besar dalam mendukung pergerakan barang dan jasa yang melewati laut.
3. Kawasan Strategis Bidang Sosial Budaya
Kawasan strategis bidang sosial budaya di Kota Semarang adalah meliputi :
1. Kawasan Masjid Agung Semarang di Kecamatan Semarang Tengah;
2. Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah di Kecamatan Gayamsari;
3. Kawasan Gedong Batu di Kecamatan Semarang Barat; dan
4. Kawasan Kota Lama di Kecamatan Semarang Utara.
Kawasan strategis bidang sosial budaya merupakan kawasan cagar budaya yang
harus dilindungi dan dilestarikan keberadaannya. Hal ini dimaksudkan untuk
mempertahankan kekayaan budaya berupa peninggalan-peninggalan sejarah yang
berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dari ancaman kepunahan yang
disebabkan oleh kegiatan alam maupun manusia. Dalam pemanfaatannya,
kawasan cagar budaya dapat ditingkatkan fungsinya untuk dapat menunjang
kegiatan pariwisata, yang nantinya dapat memberikan kontribusi pendapatan dari
sektor pariwisata.
4. Kawasan Waduk Jatibarang
Pembangunan Waduk Jatibarang yang difungsikan sebagai pengendali limpasan
air ke kawasan bawah Kota Semarang. Selain fungsi hidrologi kawasan Kawasan
Waduk Jatibarang juga dijadikan kawasan wisata dengan berbagai fasilitas
pendukungnya.
5. Kawasan Reklamasi Pantai
Kawasan reklamasi pantai ditetapkan berada di wilayah Kecamatan Semarang
Utara yang pengembangannya dalam rangka pengoptimalan kawasan pesisir
dengan memperhatikan dampak lingkungan.
6. Kawasan Industri
a. Kawasan berikat yang meliputi Kawasan Industri Lamicitra Nusantara di
Kecamatan Semarang Utara, dan Kawasan Industri Wijayakusuma di
Kecamatan Tugu.
b. Kawasan industri dan pergudangan yang meliputi :
Kawasan peruntukan Industri di Kecamatan Genuk dengan luas kurang
lebih 303 (tiga ratus tiga) hektar;
Kawasan Industri Tugu melalui pengembangan Kawasan Industrial Estate
dengan luas kurang lebih 495 hektar;
Kawasan Industri Candi melalui Kawasan Industrial Estate dengan luas
kurang lebih 450 hektar;
Kawasan industri dan Pergudangan Tanjung Emas melalui pengembangan
Kawasan Industrial Estate beserta pergudangan;
Kawasan Industri di Kecamatan Mijen dengan luas kurang lebih 175 hektar;
Kawasan peruntukan Industri di Kecamatan Pedurungan dengan luas
kurang lebih 58 hektar;
Kawasan Industri Merdeka Wirastama di Kecamatan Genuk dengan
10
218
11
218
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Letak dan kondisi geografis Kota Semarang yang sangat strategis adalah salah satu daya
tarik minat investor untuk menanam modal, posisi strategis tersebut antara lain adalah
Kota Semarang juga merupakan bagian dari rangkaian kawasan strategis nasional
KEDUNGSEPUR bersama dengan Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kabupaten
Semarang, Kota Salatiga dan Kabupaten Grobogan.
Upaya pencapaian pengembangan wilayah dan ekonomi di Kota Semarang sangat terkait
dengan penyediaan infrastruktur kota Semarang yang dilakukan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan prasarana dasar bagi warga masyarakat seperti prasarana jalan,
sarana pemukiman, air bersih, kebersihan kota, dan drainase kota. Oleh karena itu upaya
pengembangan infrastruktur perkotaan dan kualitas lingkungan hidup perlu terus
dilakukan seiring dengan perkembangan kota dan pemenuhan kebutuhan masyarakat
akan infrastruktur dan kualitas lingkungan hidup yang baik.
Agar pemanfaatan dan perlindungan ruang dapat dilaksanakan secara berdaya guna dan
berhasil guna perlu dirumuskan penetapan struktur dan pola ruang wilayah,
kebijaksanaan, strategi pengembangan dan pengelolaannya di dalam suatu Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Semarang yang merupakan penjabaran dari Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah dengan kepastian hukum
berupa Peraturan Daerah Kota Semarang tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Semarang.
4.2. Saran
Perkembangan infrastruktur dan ekonomi yang meningkat memang sangat dibutuhkan
oleh Kota Semarang saat ini untuk mendorong pendapatan masyarakat. Namun,
pembangunan infrastruktur yang baik akan memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi
akan berdampak merata dan dirasakan oleh seluruh masyarakat Kota Semarang
Strategi yang diperlukan untuk dapat lebih mengembangkan wilayah Kota Semarang,
antara lain dengan pembangunan dan perbaikan pemeliharaan sarana prasarana
infrastruktur publik (sebagai contoh proyek perbaikan Bandara Udara Ahmad Yani yang
saat ini menjadi bandara internasional terbaik di Indonesia dank e-16 terbaik di dunia,
serta paling hemat energi dan ramah lingkungan), jalan tol, jalan nasional dan
pengembangan pelabuhan untuk industri di Kawasan Lamicitra Nusantara.
Beberapa infrastruktur yang juga dibutuhkan dan perlu direncanakan untuk dibangun di
Kota Semarang antara lain pembangunan Stadion Semarang, pembangunan Jembatan
Semarang, kawasan reklamasi pantai, pembangunan jaringan pipa PDAM, dan penyediaan
13
218
14
218
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Walikota Semarang Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Semarang Tahun 2016-2021.
Rr. Lulus Prapti NSS, Edy Suryawardana dan Dian Triyani, 2015. Analisis Dampak
Pembangunan Infrastruktur Jalan Terhadap Pertumbuhan Usaha Ekonomi Rakyat di Kota
Semarang.
15