KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tentang “Pemanfaatan ruang pada penerapan
TOD sebagai titik awal pengembangan kadaster 3d di indonesia (Studi kasus: Perbandingan
konsolidasi lahan sebelum dan sesudah adanya jalur MRT di Dukuh Atas)”. Laporan ini
disusun dalam menyelesaikan tugas topik 3 Sistem Kadaster. Kami mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan saran selama keberjalanan Problem
Based Learning serta penyusunan laporan ini:
1. Dr.Ir. Irawan Soemarto M.Sc. dan Alfita Puspa Handayani ST,MT. Selaku dosen
pengampu mata kuliah Sistem Kadaster Kelas 01.
2. Seluruh dosen pengampu mata kuliah Sistem Kadaster Kelas 01.
3. Seluruh anggota kelompok 4 kelas 01 mata kuliah Sistem Kadaster.
4. Seluruh rekan-rekan Teknik Geodesi dan Geomatika yang mengambil mata kuliah
Sistem Kadaster.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini, untuk itu saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat kami terima untuk perbaikan kedepannya. Dan
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca.
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Setiap tahun angka pertumbuhan penduduk selalu meningkat tidak terkecuali di negara-
negara berkembang termasuk Indonesia. Menurut data yang diterbitkan oleh Badan Busat
Statistik, diproyeksikan pada tahun 2020 penduduk Indonesia akan mencapai 269,6 juta jiwa.
Angka ini terdiri atas 135,34 juta jiwa laki-laki dan 134,27 jiwa perempuan. Dalam ilmu
ekonomi pertumbuhan jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang memengaruhi
keseimbangan antara penawaran dan permintaan (supply and demand). Tentunya dengan
bertambahnya jumlah penduduk akan meningkatkan jumlah permintaan (supply) terhadap
segala kebutuhan yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan
kelangsungan hidup manusia.
Peningkatan jumlah permintaan (supply) terhadap berbagai kebutuhan ini juga meliputi
permintaan terhadap lahan atau bidang tanah. Pentingnya pemenuhan kebutuhan terhadap
lahan sendiri tidak terlepas dari peranan lahan terhadap kehidupan dimana segala aspek
ekonomi, sosial-budaya, ilmu pengetahuan, politik berlangsung di atasnya. Seperti yang
diketahui juga bahwa luas daratan di Indonesia 1,905 juta km 2 dan luasan ini tentunya tetap
dan tidak bertambah sama sekali. Peningkatan permintaan terhadap lahan yang tidak
berbanding lurus dengan jumlah penawaran lahan yang tersedia ini mendorong pemanfaatan
ruang yang lebih efektif serta efisien. Pola pemanfaatan ruang seperti ini selain
memanfaatkan ruang pada lahan atau bidang tanah (2 dimensi) juga memanfaatkan ruang
yang berada di atas maupun di bawah lahan atau bidang tanah itu sendiri (3 dimensi).
Salah satu contoh penerapan pemanfaatan ruang secara 3 dimensi adalah penerapan
konsep Transit Oriented Development (TOD). Transit Oriented Development (TOD)
merupakan salah satu pendekatan pengembangan kota yang mengadopsi tata ruang campuran
dan maksimalisasi penggunaan angkutan massal seperti Busway/BRT, Kereta api kota
(MRT), Kereta api ringan (LRT), serta dilengkapi jaringan pejalan kaki/sepeda. Tujuan
penerapan konsep TOD selain sebagai efisiensi dan efektivitas pemanfaatan ruang secara 3
dimensi, juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan pribadi dan
kemudahan mobilitas. Kemudian menciptak aksesibilitas dari wilayah urban dan sub-urban
serta mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dengan adanya konsep TOD ini diharapkan terwujudnya konektivitas secara terpadu
melalui beragam moda transportasi modern. Hal ini juga bisa meningkatkan nilai properti
karena turut ditentukan oleh ketersediaan fasilitas transportasi publik dan konsep
pengembangannya. Semakin dekat dan mudah menjangkau fasilitas tersebut, maka nilai
investasi properti yang berada di kawasan tersebut akan menjadi lebih tinggi.
Salah satu kota besar di Indonesia yang saat ini sedang menerapkan dan mengembangkan
konsep Transit Oriented Development (TOD) adalah Ibukota Negara Indonesia, DKI Jakarta.
Penerapan konsep TOD di DKI Jakarta diawali dengan pembangunan infrastruktur
transportasi massal. Mass Rapid Transit (MRT) atau lebih sering dikenal dengan kereta cepat
ini direncanakan menjadi sarana transportasi massal baru sebagai upaya untuk mengurangi
penggunaan kendaraan pribadi oleh masyarakat Jakarta sehingga permasalahan kemacetan
dapat diatasi. Kedepannya Mass Rapid Transit (MRT) ini akan diintegrasikan dengan sarana
transportasi publik lainnya dalam lingkup area TOD serta menjadi stimulus pertumbuhan dan
kemajuan kawasan yang dilalui oleh jalur MRT. Dalam artikel ilmiah ini akan dibahas
mengenai pembangunan MRT itu sendiri sebagai salah satu penerapan pemanfaatan ruang
dalam konsep TOD dengan judul “Pemanfaatan Ruang pada Penerapan TOD Sebagai Titik
Awal Pengembangan Kadaster 3D di Indonesia : Perbandingan Konsolidasi Lahan Sebelum
dan Sesudah Adanya Jalur MRT”.
Adapun rumusan masalah yang telah ditentukan terkait pembahasan mengenai topik
Transit Oriented Development adalah sebagai berikut.
Ruang lingkup dalam diskusi Problem Based Learning pada borang pemicu ketiga ini
meliputi beberapa dasar teori dan isu pembelajaran sebagai berikut.
Dalam diskusi dan penelitian Problem Based Learning mengenai konsep TOD,
pembangunan infrastruktur MRT, dan kadaster 3D kami menggunakan metode penelitian
studi literatur, dan juga studi hasil wawancara langsung. Studi literatur dilakukan melalui
buku-buku penelitian, skripsi, undang-undang, dan secara daring.
a. BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, metode penelitian,
dan sistematika penulisan.
Bab ini berisikan tentang dasar teori yang berupa definisi dan pengertian yang
diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan kajian ini, serta berisi data-data
yang telah diperoleh sebelumnya terkait kajian ini. Dasar teori dapat diambil dari
buku literature, skripsi/penelitian, dan secara daring.
Bab ini berisi hasil dan pembahasan dari masalah yang ditentukan, serta analisis
mendalam terkait solusi yang akan diberikan terkait rumusan masalah yang telah
dibuat.
Bab ini berisi kesimpulan dari pemecahan masalah dan saran dari kelompok 4 untuk
studi selanjutnya.
e. Daftar pustaka
f. Lampiran
BAB II
METODE DAN DATA
2.2 Metodologi
Metodologi yang dilakukan dalam menyelesaikan laporan ini adalah studi literatur.
Adapun alur berpikir yang digunakan adalah sebagai berikut:
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Analisis
3.1.1 Implikasi penerapan Transit Oriented Development terhadap Rencana Tata Ruang
dan Wilayah
Dukuh atas merupakan area pusat perkantoran, perdagangan, dan jasa serta stasiun
terpadu dan titik perpindahan moda transportasi dengan konsep TOD. Pemilihan Dukuh Atas
sebagai tempat didirikannya TOD adalah karena memerhatikan dari segi Perpotongan koridor
angkutan massal (dua atau lebih), kawasan dengan nilai ekonomi tinggi atau yang diprediksi
akan memiliki nilai ekonomi tinggi kawasan yang direncanakan atau ditetapkan sebagai pusat
kegiatan.
Pengalihfungsian Dukuh Atas menjadi area TOD ini akan berimplikasi pada tataguna
atau penggunaan lahan di area sekitar TOD, apabila ditinjau dari segi konsolidasi lahan maka
pembangunan TOD ini dapat dianalisis melalui beberapa aspek yaitu:
1. Kepemilikan Ruang
Transit Oriented Development menggunakan konsep penggunaan lahan
secara bersusun atau bertingkat baik didalam permukaan tanah maupun diatas
permukaan tanah. Namun kebijakan yang mengatur mengenai kriteria dan
karakteristik kota/ perkotaan yang dapat mengembangkan TOD dan pusat
TOD secara khusus serta ketentuan kepadatan dan guna lahannya belum ada;
Belum adanya ketentuan yang seragam mengenai prasyarat simpul transit
yang dapat dikembangkan menjadi TOD; Intensitas pemanfaatan ruang belum
mempertimbangkan kebutuhan intensitas pengembangan dengan berbasis
transit dalam rangka meningkatkan demand transit; Zona campuran belum
menjadi guna lahan yang direkomendasikan dalam kawasan TOD; Belum
menjelaskan mekanisme TPZ secara rinci; Belum mengatur mengenai transisi
kepadatan pada area inti, sub inti dan penunjang; Perlu adanya kebijakan
mekanisme konsolidasi lahan untuk kawasan TOD; Perlu adanya kebijakan
penyediaan perumahan menengah ke bawah di dalam area TOD
2. Perubahan penggunaan ruang
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Daftar Referensi
Stoter, J.E. 2004. 3D Cadastre. Ph.D Thesis, Delft: Delft University of Technology.
Lampiran
Foto Identitas
Retno Dammayatri
15116058
Bryan Agrisendi M.
15116059