Anda di halaman 1dari 14

THE MEDIATION EFFECT OF COMMUNITY PARTICIPATION IN

RELATIONSHIP BETWEEN SUSTAINABLE TRANSPORTATION


TO REGIONAL DEVELOPMENTIN MEDAN,
NORTH SUMATRA,
INDONESIA

Andi Estetiono¹ , Prof. Dr. Badaruddin, MS², Dr. Moh. Sofian Asmirza S,
M.Sc³, Dr. Drs. Rujiman, MA,4
¹ Doctoral students of the School Pascasarjana Regional Planning, University of North Sumatra,
Indonesia
andiestetiono@students.usu.ac.id
² Doctoral Program in Educational Pascasarjana Regional Planning, University of North
Sumatra, Indonesia.
badaruddin@usu.ac.id
³ Doctoral Program in Educational Pascasarjana Regional Planning, University of North
Sumatra, Indonesia.
sofian@usu.ac.id
4Doctoral Program in Educational Pascasarjana Regional Planning, University of North
Sumatra, Indonesia.
rujiman@usu.ac.id

Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh
transportasi berkelanjutan terhadap pengembangan wilayah di kota Medan dengan
variabel partisipasi masyarakat sebagai variabel mediasi.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan eksplanatori menggunakan
data primer dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling method
berdasarkan kriteria sebanyak 300 responden. Teknik analisis data yang
digunakan SEM (Structural Equation Modeling) dengan menggunakan software
AMOS 21.0
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Transportasi berkelanjutan
berpengaruh langsung terhadap Pengembangan Wilayah di kota Medan; (2)
Transportasi Berkelanjutan berpengaruh terhadap Partisipasi Masyarakat di kota
Medan; (3) Partisipasi Masyarakat berpengaruh positif terhadap Pengembangan
Wilayah di kota Medan; (4) Transportasi berkelanjutan berpengaruh langsung
tidak langsung terhadap Pengembangan Wilayah di kota Medan melalui
partisipasi masyarakat .

Kata Kunci : Transportasi Berkelanjutan, Partisipasi Masyarakat, ,


Pengembangan Wilayah
1. PENDAHULUAN permasalahan seperti yang disampaikan Prof.
1.1 Latar Belakang Sirojuzilam dalam bukunya “Problematika
Medan merupakan pintu gerbang Wilayah kota dan daerah”. Pertumbuhan
wilayah Indonesia bagian barat dan juga penduduk ini otomatis diikuti dengan
sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan pertumbuhan aktivitas, mobilitas, dan
untuk menuju objek wisata Brastagi di daerah berbagai kebutuhan hidup manusia seperti
dataran tinggi Karo, objek wisata Orang utan sandang, pangan, dan papan atau tempat
di Bukit Lawang, dan wisata air di Danau tinggal.
Toba. Perkembangan kota Medan yang begitu Berbagai aspek dari perkembangan
pesat sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia wilayah juga akan memunculkan
dengan pertumbuhan penduduk cukup tinggi, permasalahan transportasi, hampir semua kota
peningkatan aktivitas dan mobilitas juga besar di Indonesia mengalami hal ini, yang
tinggi, namun luas wilayah yang tetap (tidak meliputi aspek-aspek operasional jaringan,
bertambah) menimbulkan berbagai masalah, finansial, ekonomi, lingkungan, dan
khususnya terkait dengan pegembangan keselamatan. Indikasi dari permasalahan yang
wilayah. timbul dalam aspek-aspek tersebut terlihat
Berbagai permasalahan yang selama dari kemacetan lalu-lintas, proporsi
ini dapat dilihat adalah penanganan masalah penggunaan pribadi yang terus meningkat,
banjir, transportasi dan kemacetan, kebersihan tingkat kecelakaan yang tinggi, konsumsi
dan persampahan, penataan PKL, ruang bahan bakar yang tidak efisien, dan
terbuka hijau yang tak memadai, pemukiman sebagainya. Isu-isu perkembangan wilayah ini
kumuh dan lain-lain. Permasalahan ini mengingatkan bahwa permasalahan
hendaklah dilakukan secara terkoordinasi dan transportasi memerlukan partisipasi
terencana namun selama ini kurang dirasakan, masyarakat, pemikiran dan penanganan yang
Penanganan yang komprehensif dan komprehensif dengan kesadaran bahwa fokus
terintegrasi serta melibatkan masyarakat perlu diberikan terhadap peningkatan efisiensi
adalah hal yang segera harus dilakukan. dan efektivitas infrastruktur yang ada, serta
Community planning dan parcipatory optimalisasi sumber daya yang terbatas untuk
planning adalah pendekatan yang dapat pengembangan sistem transportasi dalam
dipergunakan, sehingga masyarakat mengantisipasi perkembangan wilayah
merasakan bahwa kota Medan adalah milik (Sjafruddin, 2011).
bersama bukan hanya dirasakan oleh pihak Tabel 2
tertentu. Data Kota Medan Tahun 2003 – 2013
Tabel 1
Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah Medan Tahun
2003 – 2014

Sumber : BPS Medan, Dinas Perhubungan Kota Medan


2015
Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa Sumber : BPS Medan, Dinas Perhubungan Kota Medan
pencapaian pertumbuhan penduduk Medan 2014
dalam 12 tahun terakhir dari 1.993.602 jiwa Jumlah sarana angkutan umum dan
pada tahun 2003 menjadi 2.497.183 jiwa pada pribadi di kota Medan dalam 10 tahun
tahun 2014, artinya tumbuh lebih dari terakhir meningkat dari 1.022.755 kendaraan
setengah juta jiwa atau 503.581 jiwa, namun pada tahun 2004 menjadi 5.381.566
di sisi lain luas wilayah tetap (265.100 M2) kendaraan pada tahun 2013 atau tumbuh
sehingga wajar bila memunculkan berbagai sebesar 4.358.811 kendaraan (426 %) lihat
Tabel 1.3, namun di sisi lain panjang jalan di
kota Medan dalam 10 tahun terakhir hanya Adapun tujuan dalam penelitian ini
tumbuh 29,2 km (0,096 %), di mana pada adalah sebagai berikut :
tahun 2003 panjang jalan di kota Medan 1. Untuk menganalisis pengaruh langsung
(jalan negara, propinsi dan kota) adalah transportasi berkelanjutan terhadap
3.035,41 km menjadi 3.064,61 km pada tahun pengembangan wilayah di kota Medan.
2013, atau hampir tidak tumbuh sama sekali. 2. Untuk menganalisis pengaruh
Kondisi dan permasalahan ini akan makin transportasi berkelanjutan terhadap
berat di masa yang akan datang bila tidak partisipasi masyarakat di kota Medan.
segera diatasi dengan baik. Apalagi pusat dari 3. Untuk menganalisis pengaruh
perekonomian, sosial, budaya dan politik partisipasi masyarakat terhadap
adalah di daerah perkotaan, sehingga pengembangan wilayah di kota Medan.
pertumbuhan sektor transportasi menjadi 4. Untuk menganalisis pengaruh tidak
sangat tinggi. langsung transportasi berkelanjutan
ANTARA News (2013) memberitakan terhadap pengembangan wilayah di kota
bahwa biaya sosial yang terbuang akibat Medan melalui partispasi masyarakat.
kemacetan lalu lintas di Jakarta dan sekitarnya
diperkirakan mencapai Rp. 68 triliun per 1.3 Manfaat Penelitian
tahun. Bagaimana dengan kota Medan ? 1.3.1 Manfaat Teoritis Untuk
adakah yang pernah mencoba menghitung Pengembangan Ilmu
berapa biaya yang terbuang ? Analisa 2014, Mengembangkan informasi mengenai
memberitakan kerugian biaya sosial saja transportasi berkelanjutan dan pengembangan
akibat kemacetan lalulintas di Medan wilayah di kota Medan ditinjau dari peran
mencapai Rp. 5,2 Triliun per tahun. Angka partisipasi masyarakat, sehingga dapat
Rp. 68 triliun dan Rp. 5,2 Triliun cukup besar, menambah referensi ilmiah di bidang
dan bila dialokasikan untuk membantu Perencanaan Wilayah.
kesejahteraan masyarakat, pendidikan, Penelitian ini juga bisa menjadi referensi bagi
kesehatan dan atau untuk membangun penelitian-penelitian selanjutnya yang terkait
infrastruktur dan fasilitas umum begitu besar dengan pengembangan wilayah di kota
manfaatnya. Oleh karena itu, untuk Medan atau kota-kota lainnya. Civitas
pengembangan wilayah kota Medan yang akademi bisa menkaji lebih jauh dan lebih
lebih baik di masa yang akan datang, perlu komprehensif dari hasil penelitan ini
diketahui pengaruh peran partisipasi nantinya, yang diharapkan bisa melahirkan
masyarakat, pembangunan infrastruktur konsep dan strategi baru dalam
transportasi, dan transportasi berkelanjutan pengembangan wilayah kota Medan ke depan.
yang terintegrasi dengan baik, agar mampu
membawa keberhasilan pengembangan 1.3.2 Manfaat Praktis
wilayah kota Medan dengan manfaat yang Secara praktis, penelitian ini dapat
lebih optimal bagi semua pihak dalam digunakan sebagai masukan bagi pemerintah
dimensi jangka panjang. kota Medan dalam mengambil kebijaksanaan
Melihat uraian beberapa permasalahan terkait trasnportasi berkelanjutan partispasi
dan potensi masalah yang mungkin akan masyarakat dalam rangka pengembangan
dihadapi oleh kota Medan di masa yang akan wilayah kota Medan yang lebih efektif di
datang terkait pengembangan wilayah, maka masa yang akan datang. Dapat juga
peneliti mengambil judul penelitian bermanfaat sebagai masukan bagi pemerintah
“Partispasi Masyarakat Sebagai Variabel dalam menyusun perencanaan, baik jangka
Mediasi Pengaruh Transportasi pendek, menengah dan jangka panjang terkait
Berkelanjutan Terhadap Pengembangan pengembangan wilayah kota Medan.
Wilayah Di Kota Medan, Sumatera Utara
Indoensia”. 2. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Definisi Pengembangan Wilayah
1.2 Tujuan Penelitian Pengembangan wilayah dapat
diartikan pelaksanaan pembangunan nasional
di suatu wilayah yang disesuaikan dengan suatu teknik atau cara tertentu untuk maksud
kemampuan fisik dan sosial wilayah serta dan tujuan tertentu (Miro, 1997). Merupakan
menghormati peraturan perundang-undangan usaha memindahkan, menggerakkan,
yang berlaku. Dalam banyak kepustakaan mengangkut atau mengalihkan suatu objek
tentang pembangunan, terdapat beberapa dari suatu tempat ke tempat lain dimana di
pendekatan dan teori. Beberapa diantaranya tempat lain ini objek tersebut lebih
adalah growth theory, rural development bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-
theory, agro first theory, basic needs theory, tujuan tertentu (Miro, 1997).
dan lain sebagainya. Teori-teori pembangunan Hampir semua wilayah di Indonesia
itu memuat berbagai pendekatan ilmu sosial masih memiliki masalah di bidang
yang berusaha menangani masalah transportasi terutama transportasi darat. Untuk
keterbelakangan. Teori pembangunan benar- mengatasi hal tersebut, pemerintah belajar
benar lepas landas hanya setelah diketahui mengenai suatu konsep transportasi yang
bahwa persoalan pembangunan di Dunia telah berhasil di Negara Curitiba. Konsep
Ketiga bersifat khusus dan secara kualitatif yang di gunakan adalah transportasi
berbeda dari “transisi orisinil”. Sepanjang berkelanjutan (Sustainable Transportation).
evolusinya, teori pembangunan menjadi Sustainable Transportation berasal dari kata
semakin kompleks dan nondisipliner. Dengan sustainability. Menurut Detr (1998),
demikian, tidak akan ada definisi baku dan pengertian Sustainability adalah:
final mengenai pembangunan, yang ada 1. Perkembangan sosial yang mengenal
hanyalah usulan mengenai apa yang dan mengetahui kebutuhan setiap
seharusnya diimplikasikan oleh pembangunan orang;
dalam konteks tertentu (Hettne, 2001). 2. Perlindungan yang efektif terhadap
Salah satu teori pembangunan wilayah lingkungan dan meminimalisir
adalah pertumbuhan tak berimbang pengaruh global;
(unbalanced growth) yang dikembangkan 3. Efisiensi dalam penggunaan SDA;
oleh Hirscham dan Myrdal. Pengembangan 4. Biaya efektif dan kestabilan
wilayah merupakan proses perumusan dan pertumbuhan ekonomi dan tenaga
pengimplementasian tujuan-tujuan kerja.
pembangunan dalam skala supra urban.
Pembangunan wilayah pada dasarnya II.3 Definisi Partisipasi Masyarakat
dilakukan dengan menggunakan sumber daya Partisipasi masyarakat diartikan sebagai
alam secara optimal melalui pengembangan suatu proses keterlibatan masyarakat secara
ekonomi lokal, yaitu berdasarkan kepada sadar dan nyata dalam serangkaian proses
kegiatan ekonomi dasar yang terjadi pada pembangunan mulai dari tingkat perencanaan
suatu wilayah. Teori pertumbuhan tak hingga pada tingkat pengendalian. Partisipasi
berimbang memandang bahwa suatu wilayah masyarakat menurut Daniel dkk. (2005)
tidak dapat berkembang bila ada disebutkan bahwa masyarakat terlibat
keseimbangan, sehingga harus terjadi langsung dalam setiap kegiatan. Partisipasi
ketidakseimbangan. Penanaman investasi masyarakat menekankan pada “partisipasi”
tidak mungkin dilakukan pada setiap sektor di langsung warga dalam pengambilan
suatu wilayah secara merata, tetapi harus keputusan pada lembaga dan proses
dilakukan pada sektor-sektor unggulan yang kepemerintahan. Partisipasi masyarakat telah
diharapkan dapat menarik kemajuan sektor mengalihkan konsep partisipasi menuju suatu
lainnya. Sektor yang diunggulkan tersebut kepedulian dengan berbagai bentuk keikut-
dinamakan sebagai leading sektor. sertaan warga dalam pembuatan kebijakan
dan pengambilan keputusan di berbagai
II.2 Teori Transportasi Berkelanjutan gelanggang kunci yang mempengaruhi
Transportasi atau pengangkutan kehidupan warga masyarakat (Dwiningrum,
didefinisikan sebagai suatu proses pergerakan 2011).
atau perpindahan orang atau barang dari suatu Menurut Talizuduhu (1990), turut sertanya
tempat ke tempat lain dengan menggunakan seseorang baik secara mental maupun
emosional untuk memberikan sumbangan melakukan penilaian terhadap sistem
kepada proses pembuatan keputusan transportasi di Kota Surakarta dalam
mengenai persoalan di mana keterlibatan upayanya untuk mewujudkan transportasi
pribadi orang bersangkutan melaksanakan yang berkelanjutan di kota tersebut. Studi ini
tanggung jawab. Sementara itu menurut menggunakan pendekatan kuantitatif melalui
Khadiyanto (2007), partisipasi masyarakat 3 analisis, meliputi: (1) analisis sistem
adalah keikutsertaan/pelibatan masyarakat transportasi terkait sistem aktivitas, sistem
dalam kegiatan pelaksanaan pembangunan pergerakan dan sistem jaringan, (2) analisis
dalam merencanakan, melaksanakan dan transportasi berkelanjutan terkait aspek
mengendalikan serta mampu untuk ekonomi transportasi, sosial transportasi dan
meningkatkan kemauan menerima dan dampak lingkungan transportasi, serta (3)
kemampuan untuk menanggapi, baik secara analisis green transportation terkait kebijakan,
langsung maupun tidak langsung sejak dari pemilihan moda dan penerapan konsep.
gagasan, perumusan kebijakan hingga Analisis penilaian sistem menunjukkan bahwa
pelaksanaan program. Menurut Godschalk penerapan konsep green transportation yang
(dalam Yulianti, 2000) Partisipasi masyarakat diterapkan untuk mewujudkan transportasi
merupakan pengambilan keputusan secara berkelanjutan sudah ‘cukup berhasil’. Analisis
bersama - sama antara masyarakat dan transportasi berkelanjutan menunjukkan
perencana. Dan menurut Cohen dan Uphoff bahwa penerapan konsep sudah ‘cukup baik’
(1977), pengertian partisipasi adalah dan representatif menuju green transportation.
keterlibatan aktif masyarakat dalam proses Namun demikian, perwujudan green
pengambilan keputusan, pelaksanaan, transportasi belum bisa dikatakan ‘baik’
pemanfaatan hasil dan evaluasi. karena masih banyaknya kekurangan di
berbagai aspek. Studi ini menemukan
II.4 Kajian Penelitian Yang Relevan kebutuhan akan suatu dokumen resmi yang
Penelitian yang pertama dilakukan menjelaskan, mengarahkan, dan mengatur
oleh Maha, et al., (2014) dengan judul penerapan konsep Green Transportasi di Kota
“Strategies For The Improvements In The Surakarta.
Quality And Efficiency Of Public Penelitian yang ketiga dilakukan oleh
Transportation”. Penelitian ini bertujuan Grabara (2012) dengan judul “ Urban
untuk menganalisis persepsi kualitas yang Logistics in a Sustainable Development
dirasakan dari layanan transportasi di Lasi, Concept on the Example of Transport
transportasi tersebut sangat penting bagi System in Gdynia City”. Penelitian ini
mahasiswa dari Romania. Sampel menemukan konsep pembangunan
representatif yang digunakan dalam penelitian berkelanjutan adalah kota di mana ada banyak
ini adalah mahasiswa yang dalam perjalanan operasi logistik, ditujukan ke kota-kota yang
ke Lasi menggunakan bus. Hasil penelitian ini beroperasi di bidang pembangunan yang
menemukan ketidakpuasan responden dalam berkelanjutan (ekonomi, sosial dan
menggunakan transportasi bus di Lasi. lingkungan) dan memiliki logistik kota dalam
Diharapkan transportasi publik menerapkan tujuan untuk mencegah fenomena negatif
strategi untuk meningkatkan kualitas dan yang mungkin terjadi. Makalah ini akan
efisiensi dari transportasi publik di Lasi, disajikan dengan dampak pengenalan kegiatan
Romania. logistik atas dasar logistik perkotaan di
Penelitian yang kedua dilakukan oleh pembangunan perkotaan yang sepenuhnya
Andriani & Yuliastuti (2013) dengan judul mengenai transportasi berkelanjutan.
“Penilaian Sistem Transportasi yang
Mengarah Pada Green Transportasi di 3. METODE PENELITIAN
Kota Surakarta”, Pemerintah Kota Surakarta 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian
telah merancang sistem transportasinya Berdasarkan tujuan penelitian dan
menuju green transportation sebagai bagian kajian pustaka yang telah dijelaskan pada bab
dari konsep eco city yang dikembangkan sebelumnya, maka dapat digambarkan
untuk kota ini sejak 2010. Penelitian ini kerangka konsep penelitian sebagai berikut:
H3 : Partispasi Masyarakat berpengaruh
terhadap Pengembangan Wilayah di
Kota Medan
H4 : Transportasi Berkelanjutan
berpengaruh Tidak Langsung
terhadap Pengembangan Wilayah di
Kota Medan Melalui Partisipasi
Gambar 1 Kerangka Konseptual Masyarakat
Keterangan Simbol Gambar :
→ : Pengaruh Langsung 4. METODE PENELITIAN
: Pengaruh Tak Langsung 4.1 Rancangan Penelitian
Transportasi Berkelanjutan Penelitian ini merupakan penelitian
TB1 : Sosial eksplanatoris, yaitu maksudnya penelitian
TB2 : Ekonomi yang dilakukan dengan cara menjelaskan
TB3 : Lingkungan gejala yang ditimbulkan oleh suatu objek
Partispasi Masyarakat peneliti dan bertujuan untuk menjelaskan
PM1 : Pengambilan Keputusan hubungan kausalitas yakni bertujuan untuk
PM2 : Pelaksanaan mengetahui ada tidaknya saling hubungan
PM3 : Evaluasi antara partisipasi masyarakat dan
Pengembangan Wilayah pembangunan infrastruktur transportasi
PB1 : Peningkatan PAD terhadap transportasi berkelanjutan dan
PB2 : Pertumbuhan Ekonomi pengembangan wilayah di kota Medan.
PB3 : Tenaga Kerja
Partispasi masyarakat adalah 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
keterlibatan aktif masyarakat dalam proses Lokasi penelitian ini berlokasi di
pengambilan keputusan, pelaksanaan, daerah pusat kota atau centre area, midle area
pemanfaatan hasil dan evaluasi. Sehingga dan pinggiran kota (urban area) kota Medan.
partisipasi masyarakat dapat dikatakan lebih khusus dilakukan di terminal-terminal
sebagai keterlibatan masyarakat baik secara besar yang ada di kota Medan dan beberapa
pemikiran, mental dan emosional dalam kantor untuk pimpinan dan staff instansi dan
proses pengambilan keputusan, pelaksanaan, lembaga terkait; BAPPEDA, ORGANDA,
pemanfaatan hasil, dan evaluasi pembangunan DISHUB, MTI, KPUM. Waktu penelitian
kota Medan. Jadi indikator partisipasi mulai bulan Juni 2016 sampai dengan bulan
masyarakat dalam penelitian ini diukur dari September 2016.
(1) pengambilan keputusan; (2) pelaksanaan
dan (3) evaluasi. 4.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
3.2 Hipotesis seluruh penduduk kota Medan. Jumlah
Hipotesis merupakan dugaan penduduk kota Medan pada tahun 2015
sementara yang digunakan sebelum sebesar 2.468.429, terdiri dari 1.241.826 laki-
dilakukannya penelitian (Sugiyono, 2010:84). laki dan 1.226.603 wanita.
Berdasarkan gambar kerangka konsepual Dalam penelitian ini yang dijadikan
diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis objek penelitan adalah stakeholder angkutan
sebagai berikut: umum (masyarakat, pengguna, pemilik dan
H1 : Transportasi Berkelanjutan pemangku kepentingan/SKPD) yang terkait
berpengaruh Langsung terhadap dalam penelitian. Model penarikan sampel
Pengembangan Wilayah di Kota dalam penelitian ini menggunakan teknik non
Medan probability sampling (pusposive sampling),
H2 : Transportasi Berkelanjutan merupakan salah satu tehnik pengambilan
berpengaruh positif terhadap sampel yang artinya tehnik pengambilan
Partispasi Masyarakat di Kota Medan sampel secara sengaja (purposive)
berdasarkan kriteria tertentu dari penulis.
Peneliti menentukan sendiri sampel yang
diambil karena ada pertimbangan atau kriteria
tertentu yang terkait dengan penelitian.
n = 100.0
Kriterianya sebagai berikut :
Jumlah sampel minimal di atas
1. Pengemudi angkutan umum yang ada di
digenapkan menjadi 100 orang, untuk
wilayah kota Medan dan sekitarnya
mengantisipasi adanya data sampel yang
2. Penumpang angkutan umum yang ada di
bersifat outlier (tidak sesuai dengan
wilayah kota Medan dan sekitarnya
kebutuhan data pengukuran) dan juga karena
3. Pengemudi Becak Motor yang ada di
nantinya akan digunakan teknik maximum
wilayah kota Medan
likehood estimation yang membutuhkan
4. Pemilik angkutan umum yang ada di
jumlah sampel sebanyak 300 sampel.
wilayah kota Medan dan sekitarnya
Berdasarkan pendapat di atas, maka
5. Pengurus dan atau Anggota ORGANDA
ditetapkan sampel yang diambil sebanyak 300
6. Pengurus dan atau Anggota MTI
responden yang terkait dengan penelitian.
(Masyarakat Transportasi Indonesia)
7. Pengurus dan atau Anggota KPUM
4.4 Teknik Analisis Data
(Koperasi Pengangkutan Umum Medan)
Analisis yang digunakan untuk
8. Pejabat dan atau Pegawai Dinas
menjawab pengujian hipotesis menggunakan
Perhubungan kota Medan
Model Persamaaan Struktural (Structural
9. Pejabat dan atau Pegawai Dinas Tata
Equation Model atau SEM) dengan
Ruang kota Medan
menggunakan paket program AMOS 21.0 dan
10. Pejabat dan atau Pegawai Bina Marga
SPSS 15.0.
kota Medan
Structural Equation Model (SEM)
11. Pejabat dan atau Pegawai BAPPEDA
adalah sekumpulan teknik-teknik statistikal
kota Medan
yang memungkinkan pengujian sebuah
Ukuran sampel responden masyarakat
rangkaian hubungan yang relatif rumit secara
ditetapkan mengikuti pendapat Roscoe
simultan (Ferdinand, 2000: 3). Langkah-
(Sugiono, 2003), yang menyatakan berapapun
langkah pembentukan model persamaaan
jumlah populasinya dalam penelitian sosial
struktural (SEM) adalah sebagai berikut:
ukuran sampel yang layak digunakan adalah
1. Pengembangan model berbasis teori
antara 30 hingga 500 orang.
2. Pengembangan diagram jalur untuk
Penentuan jumlah sampel
menunjukkan hubungan kausalitas
menggunakan rumus slovin, karena jumlah
3. Konversi diagram jalur ke dalam
populasi dalam penelitian ini diketahui
serangkaian persamaan structural dan
dengan pasti (Sangadji et.al.,2010). Adapun
spesifikasi model pengukuran.
rumus Slovin tersebut adalah:
4. Pemilihan matriks input dan teknik
estimasi atas model yang dibangun
Keterangan: 5. Menilai masalah identifikasi
n = jumlah sampel 6. Evaluasi model dengan kriteria
N = ukuran populasi goodness-of-fit
e = persen kelonggaran ketidaktelitian 7. Interpretasi dan modifikasi model
karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat 5. Hasil Penelitian dan Analisis SEM
ditolerir atau diinginkan (sebesar (Structural Equation Model)
10%). 5.1 Analisis Konfirmatori (Confirmatory
Diketahui jumlah populasi (N) dalam Factor Analysis)
penelitian ada sebanyak 2468429 penduduk Uji CFA dimaksudkan untuk
kota Medan tahun 2015, dengan asumsi taraf mengetahui apakah indikator-indikator cukup
kesalahan (e) sebesar 10%, maka jumlah representatif dalam membentuk masing-
sampel minimal yang digunakan dalam masing variabel laten yaitu Partisipasi
penelitian ini adalah: Masyarakat (X1), Pembangunan Infrastruktur
Transportasi (X2), Transportasi Berkelanjutan
(Y1), dan Pengembangan Wilayah (Y2), Analisis Konfirmatori Partisipasi Masyarakat
dengan bantuan program AMOS 21.0. Sumber : Hasil Pengolahan data dengan AMOS
21.00, 2018
Berdasarkan analisis konfirmatori
5.1.1 CFA Variabel Transportasi
pada Gambar 3, diketahui indikator variabel
Berkelanjutan (X)
Partisipasi Masyarakat yang terdiri dari
Hasil olah data analisis konfirmatori
Pengambilan Keputusan, Pelaksanaan, dan
Transportasi Berkelanjutan, dapat diliha pada
Evaluasi yang memiliki nilai convergent
Gambar 4, sebagai berikut :
validity (loading factor) diatas 0,5. Hal ini
berarti ketiga indikator tersebut memenuhi
persyaratan untuk membentuk variabel
Partisipasi Masyarakat.

5.1.3 CFA Variabel Pengembangan


Wilayah (Y)
Hasil olah data analisis konfirmatori
Pengembangan Wilayah, dapat diliha pada
Gambar 4, sebagai berikut :

Gambar 2
Analisis Konfirmatori Transportasi Berkelanjutan
Sumber : Hasil Pengolahan data dengan AMOS
21.00, 2018
Berdasarkan analisis konfirmatori pada
Gambar 2, diketahui indikator variabel
Transportasi Berkelanjutan yang terdiri dari
Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan yang
memiliki nilai convergent validity (loading Gambar 4
factor) diatas 0,5. Hal ini berarti ketiga Analisis Konfirmatori Pengembangan Wilayah
indikator tersebut memenuhi persyaratan Sumber : Hasil Pengolahan data dengan AMOS
untuk membentuk variabel Transportasi 21.00, 2018
Berkelanjutan. Berdasarkan analisis konfirmatori pada
Gambar 4, diketahui indikator variabel
5.1.2 CFA Variabel Partisipasi Pengembangan Wilayah yang terdiri dari
Masyarakat (Z) Peningkatan PAD, Pertumbuhan Ekonomi,
Hasil olah data analisis konfirmatori dan Tenaga Kerja yang memiliki nilai
Partispasi Masyarakat, dapat diliha pada convergent validity (loading factor) diatas
Gambar 2, sebagai berikut : 0,5. Hal ini berarti ketiga indikator tersebut
memenuhi persyaratan untuk membentuk
variabel Pengembangan Wilayah.

5.2 Uji Construct Reliability Dan


Variance Extract
Hasil pengujian construct reliability
dapat dilihat pada Tabel 2 menjelaskan
konstruk reliability dari variabel laten dalam
penelitian, sebagai berikut :
Tabel 2 Hasil Uji Construct Reliability

Gambar 3
Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa nilai
chi-squares dan probability menunjukkan
hasil yang kurang baik. Namun, nilai chi-
squares sangat sensitif terhadap besarnya
sampel, dan nilai RMSEA kurang baik.
Oleh karena itu, maka dianjurkan
Sumber : Hasil Pengolahan data dengan AMOS untuk melakukan modification model SEM.
21.00, 2018 Hasil model SEM modification dapat dilihat
Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa hasil pada Gambar 6 dan Tabel 4.
pengujian reliabilitas konsistensi internal
untuk setiap construct mengindikasikan hasil
yang baik dimana koefisien-koefisien
Construct Reliability yang diperoleh
memenuhi batas yang diterima yaitu > 0.7
(Ferdinand, 2002:193).

5.3 Hasil Uji Kelayakan Model


Pengujian model amos atau
measurement model. Measurement model Gambar 7 Measurement Model Sesudah Modifikasi
adalah bagian dari model SEM yang terdiri Sumber : Hasil Pengolahan data dengan AMOS
dari variabel laten (konstruk) dan beberapa 21.00, 2018
variabel manifes (indikator). Tujuan pengujian Tabel 4 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices
adalah untuk mengetahui seberapa tepat Sesudah Model Modifikasi
variabel-variabel manifes dapat menjelaskan Criteria Result Critis Value Model
Evaluation
variabel laten yang ada. Hasil pengujian dapat Chi-Square 28.878 ≤ χ2 Good
dilihat pada Gambar 5 dan Tabel 3. Tablel(48.268)
Probability 0.148 ≥ 0,05 Good
CMIN/DF 1.313 ≤ 2,00 Good
RMSEA 0.032 ≤ 0,08 Good
GFI 0.980 ≥ 0,90 Good
AGFI 0.960 ≥ 0,90 Good
TLI 0.995 ≥ 0,95 Good
CFI 0.997 ≥ 0,94 Good
Sumber : Hasil Pengolahan data dengan AMOS
21.00, 2018

5.4 Pengujian Hipotesis


Gambar 5 Measurment Model Sebelum Modifikasi 5.4.1 Analisis Direct Effect (Pengaruh
Sumber : Lampiran 6 Hasil Pengolahan data dengan
AMOS 21.00, 2018
Langsung)
Tabel 3 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Hasil pengujian terhadap hipotesis
Sebelum Model Modifikasi direct effect yang diajukan dalam penelitian
Kriteria Hasil Nilai Kritis Evaluasi Model ini secara ringkas ditunjukkan pada Tabel 5.
Chi-Square 68.578 ≤ χ2 tabel Not Fit Tabel 5
(51.179)
Probability 0.000 ≥ 0,05 Not Fit Hasil Pengujian Hipotesis Direct Effect
Hipotesis Direct
CMIN/DF 2.857 ≤ 2,00 Not Fit Estimate S.E. C.R. P Keterangan
Effect
RMSEA 0.079 ≤ 0,08 Fit Z <--- X .333 .074 4.491 *** Signifikan
GFI 0.954 ≥ 0,90 Fit Y <--- Z .437 .056 7.868 *** Signifikan
AGFI 0.914 ≥ 0,90 Fit Y <--- X .158 .064 2.460 .014 Signifikan
TLI 0.969 ≥ 0,95 Fit
Sumber : Lampiran 6 Hasil Pengolahan data dengan
CFI 0.979 ≥ 0,94 Fit
AMOS 21.00, 2018
Sumber : Hasil Pengolahan data dengan AMOS Tabel 5 menunjukkan hasil pengujian
21.00, 2018
hipotesis direct effect (pengaruh tak
Hasil perhitungan model SEM
langsung), yang dijelaskan sebagai berikut :
menghasilkan indeks goodness of fit
1. Transportasi Berkelanjutan (X)
sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.
berpengaruh langsung terhadap
Pengembangan Wilayah (Y). Hal ini Indirect Effects (Group number 1 - Default model)
terlihat dari koefisien jalur yang bertanda X Z Y
positif sebesar 0,158 dengan nilai C.R. Z .000 .000 .000
sebesar 2,460 dan diperoleh probabilitas Y .146 .000 .000
positif (p) sebesar 0,014 yang lebih kecil Sumber : Lampiran 6 Hasil Pengolahan data dengan
dari taraf positif () yang ditentukan AMOS 21.00, 2018
sebesar 0,05. Dengan demikian Tabel 6 menunjukkan besar koefisien
Transportasi berkelanjutan berpengaruh indirect effect dan hasil pengujian hipotesis
langsung terhadap Pengembangan indirect effect (pengaruh tak langsung), yang
Wilayah di kota Medan. Jadi Hipotesis dijelaskan dapat dilihat hasil perhitungan
pertama yang berbunyi : ” Transportasi sobel test :
Berkelanjutan berpengaruh Langsung
Z= = 3.898
terhadap Pengembangan Wilayah di Kota
Medan” adalah terbukti. Diperkuat dengan aplikasi sobel test
2. Transportasi Berkelanjutan (X)
berpengaruh positif terhadap Partisipasi
Masyarakat (Z). Hal ini terlihat dari
koefisien jalur yang bertanda positif
sebesar 0,333 dengan nilai C.R. sebesar
4,491 dan diperoleh probabilitas positif
(p) sebesar 0,000 yang lebih besar dari
taraf positif () yang ditentukan sebesar
0,05. Dengan demikian Transportasi
berkelanjutan berpengaruh positif
terhadap Partisipasi Masyarakat. Jadi
Hipotesis kedua yang berbunyi :
”Transportasi Berkelanjutan berpengaruh
positif terhadap Partispasi Masyarakat di 1. Transprotasi Berkelanjutan (X)
Kota Medan” adalah terbukti. berpengaruh tidak langsung terhadap
3. Partisipasi Masyarakat (Z) berpengaruh Pengembangan Wilayah (Y) melalui
positif terhadap Pengembangan Wilayah Partisipasi Masyarakat (Z). Hal ini terlihat
(Y). Hal ini terlihat dari koefisien jalur dari koefisien jalur pengaruh tak langsung
yang bertanda positif sebesar 0,437 yang bertanda positif sebesar 0,146
dengan nilai C.R. sebesar 7,868 dan dengan nilai sobel test sebesar 3.898
diperoleh probabilitas positif (p) sebesar berarti lebih besar dari 1.98, serta nilai
0,000 yang lebih besar dari taraf positif signifikansi (p) sebesar 0.0000968 lebih
() yang ditentukan sebesar 0,05. Dengan kecil dari 0.05. Jadi Hipotesis ke-4 yang
demikian Partisipasi Masyarakat berbunyi : ” Transportasi Berkelanjutan
berpengaruh positif terhadap berpengaruh Tidak Langsung terhadap
Pengembangan Wilayah. Jadi Hipotesis Pengembangan Wilayah di Kota Medan
ketiga yang berbunyi : ” Partispasi Melalui Partisipasi Masyarakat” adalah
Masyarakat berpengaruh terhadap terbukti.
Pengembangan Wilayah di Kota Medan”
adalah terbukti.
5.5 Pembahasan
5.4.2 Analisis Indirect Effect (Pengaruh 5.5.1 Pengaruh Transportasi
Tak Langsung) Berkelanjutan terhadap
Pengembangan Wilayah
Hasil pengujian terhadap hipotesis Hasil analisis data dan temuan
indirect effect yang diajukan dalam penelitian penelitian menunjukkan bahwa transportasi
ini secara ringkas ditunjukkan pada Tabel 6. berkelanjutan berpengaruh yang positif
Tabel 6
Hasil Pengujian Hipotesis Indirect Effect
terhadap pengembangan wilayah, sehingga
dapat dikatakan hipotesis kelima yang untuk ikut menentukan moda transportasi
berbunyi “Transportasi berkelanjutan yang digunakan serta terlibat dalam proses
berpengaruh positif terhadap Pengembangan pengadaannya. Bukan hanya masyarakat yang
Wilayah di kota Medan” adalah terbukti. telah memiliki fasilitas, seperti : motor atau
Hasil temuan penelitian ini mempunyai mobil yang dilibatkan, melainkan juga mereka
makna bahwa transportasi berkelanjutan akan yang tidak memiliki fasilitas namun tetap
memberikan dampak positif terhadap memerlukan mobilitas dalam kesehariannya.
pengembangan wilayah. Partisipasi ini perlu terus diperkuat agar suara
Penelitian Sunardi (1999) di Kabupaten mereka dapat diperhitungkan dalam proses
Magelang membuktikan bahwa faktor perencanaan, implementasi dan pengelolaan
aksesibilitas merupakan faktor potensi sistem transportasi kota. Transparansi
wilayah yang mempunyai hubungan paling merupakan suatu hal yang penting yang tidak
erat dengan ketersediaan fasilitas pelayanan boleh ditinggalkan. Keterbukaan dan
dibandingkan dengan faktor potensi wilayah ketersediaan informasi selama proses
yang lain. Faktor aksesibilitas ditentukan merupakan penjamin terlaksananya sistem
dengan membandingkan luas wilayah dengan yang baik dan memihak pada masyarakat.
panjang jalan. Dengan kata lain bahwa
semakin padat jalur-jalur transportasi maka 5.5.3 Pengaruh Partisipasi Masyarakat
kemungkinan semakin besar tersedianya suatu terhadap Pengembangan Wilayah
fasilitas pelayanan. Hasil analisis data dan temuan
penelitian menunjukkan bahwa partispasi
5.5.2 Pengaruh Transportasi masyarakat berpengaruh yang positif terhadap
Berkelanjutan Terhadap Partisipasi pengembangan wilayah, sehingga dapat
Masyarakat dikatakan hipotesis ketiga yang berbunyi
Berdasarkan hasil analisis data dan “Partisipasi Masyarakat berpengaruh positif
temuan penelitian menunjukkan bahwa terhadap Pengembangan Wilayah di kota
Transportasi Berkelanjutan mempunyai Medan” adalah terbukti. Hasil temuan
pengaruh yang positif terhadap Partisipasi penelitian ini mempunyai makna bahwa
Masyarakat, sehingga dapat dikatakan partsipasi masyarakat akan memberikan
hipotesis kedua yang berbunyi “Transportasi dampak positif terhadap pengembangan
Berkelanjutan berpengaruh positif terhadap wilayah.
Partisipasi Masyarakat di kota Medan” Partisipasi masyarakat yang mampu
dinyatakan terbukti. Hasil temuan penelitian mendukung berbagai keputusan tentang
tersebut mempunyai makna bahwa setiap pengembangan wilayah akan mendukung
Transportasi Berkelanjutan akan memberikan pencapaian target pengembangan wilayah.
dampak positif terhadap Partisipasi Hasil penelitian ini mendukung pernyataan
Masyarakat. Arnstein (1969) partisipasi sebagai
Hasil penelitian ini menemukan bahwa redistribusi kekuatan yang memungkinkan
Transportasi Berkelanjutan memiliki dampak kaum yang terpinggirkan secara ekonomi dan
positif terhadap Partisipasi Masyarakat, sesuai politik untuk secara deliberatif dilibatkan
dengan pendapat A.R. Barter Tamin Raad dalam perencanaan pembangunan masa
(2000) yang mengemukakan bahwa sistem depan. Strategi pelaksanaan partispasi dicapai
Partisipasi Masyarakat harus memiliki dengan cara melibatkan masyarakat dalam
prinsip-prinsip yang dapat menjamin adanya sharing informasi, merumuskan tujuan,
akses bagi seluruh lapisan masyarakat mensetting kebijakan, mengalokasikan
termasuk para penyandang cacat, anak-anak sumber sumber pendanaan, mengoperasikan
dan lansia untuk mendapatkan paling tidak program, serta mendistribusikan manfaat yang
kebutuhan dasarnya seperti kesehatan, diperoleh, dengan kata lain, melibatkan
pendidikan dan pekerjaan, serta Sistem masyarakat sejak tahap perencanaan hingga
transportasi disediakan untuk memberikan implementasi dan pemerataan hasil hasilnya,
pelayanan bagi masyarakat. Oleh karena itu, termasuk pengawasannya.
masyarakat harus diberi porsi yang cukup
Menurut Sukawi (2010) keterlibatan 1. Transportasi Berkelanjutan berpengaruh
masyarakat dalam konsultasi publik Langsung terhadap Pengembangan
merupakan perwujudan peran serta Wilayah di Kota Medan
masyarakat dalam penataan ruang melalui 2. Transportasi Berkelanjutan berpengaruh
bentuk pengajuan usul, saran, maupun positif terhadap Partispasi Masyarakat di
keberatan kepada pemerintah. Demikian juga Kota Medan
pendapat Ericson (dalam Slamet, 1994) 3. Partispasi Masyarakat berpengaruh
bahwa partisipasi di dalam tahap pelaksanaan terhadap Pengembangan Wilayah di Kota
dimaksudkan adalah pelibatan seseorang pada Medan
tahapan pekerjaan suatu proyek. Sutami 4. Transportasi Berkelanjutan berpengaruh
(2009), menyatakan keaktifan masyarakat Tidak Langsung terhadap Pengembangan
untuk berpartisipasi pada pembangunan Wilayah di Kota Medan Melalui
cukup besar dalam Program Pemberdayaan Partisipasi Masyarakat
Masyarakat Kelurahan (PPMK).
6.2 Saran
5.5.4 Pengaruh Tak Langsung Berdasarkan hasil penelitian secara
Transportasi Berkelanjutan keseluruhan, dan kesimpulan, yang diperoleh,
terhadap Pengembangan Wilayah dapat dikembangkan beberapa saran bagi
Melalui Partisipasi Masyarakawt pihak-pihak, yang berkepentingan dalam
Hasil analisis data dan temuan penelitian ini. Adapun saran-saran yang
penelitian menunjukkan bahwa transportasi dikemukakan, sebagai berikut:
berkelanjutan berpengaruh yang positif 1. Bagi perusahaan, untuk lebih
terhadap pengembangan wilayah, sehingga meningkatkan transportasi berkelanjutan
dapat dikatakan hipotesis keempat yang yang berdampak terhadap pengembangan
berbunyi “Transportasi berkelanjutan wilayah, di Kota Medan dengan adanya
berpengaruh positif terhadap Pengembangan peran partisipasi masyarakat,
Wilayah di kota Medan” adalah terbukti. 2. Pemerintah Kota Medan perlu
Hasil temuan penelitian ini mempunyai membentuk sebuah wadah atau forum
makna bahwa transportasi berkelanjutan akan masyarakat transportasi kususnya untuk
memberikan dampak positif terhadap angkutan umum sebagai sarana
pengembangan wilayah. komunikasi antara pemerintah dengan
Penelitian Sunardi (1999) di Kabupaten masyarakat.
Magelang membuktikan bahwa faktor
aksesibilitas merupakan faktor potensi DAFTAR PUSTAKA
wilayah yang mempunyai hubungan paling
erat dengan ketersediaan fasilitas pelayanan Andriani,, Yuliastuti 2013. “Penilaian Sistem
dibandingkan dengan faktor potensi wilayah Transportasi yang Mengarah Pada
yang lain. Faktor aksesibilitas ditentukan Green Transportasi di Kota
dengan membandingkan luas wilayah dengan Surakarta”.Biro Penerbit Planologi
panjang jalan. Dengan kata lain bahwa Undip Volume 9 (2): 183-193 Juni
semakin padat jalur-jalur transportasi maka 2013.
kemungkinan semakin besar tersedianya suatu
fasilitas pelayanan. Arnstein, Sherry R. 1969. “A Ladder of
Citizen Participation ," JAIP, Vol.
6. KESIMPULAN DAN SARAN 35, No. 4, July 1969, pp. 216-224,
6.1 Kesimpulan dalam
Berdasarkan hasil penelitian, dan http://lithgow-schmidt.dk/sherry-
pembahasan pada bab sebelumnya, dapat arnstein diakses pada November 2013.
ditarik beberapa kesimpulan, agar dapat
menjawab rumusan masalah, yakni: Augusty, Ferdinand T, 2000. Manajemen
Pemasaran: Sebuah pendekatan
strategik,Research Paper Series, Program
MM,UNDIP ,Semarang.
Cohen, J.M., Uphoff, N.T. 1977 .”Rural
Development Participation .New
York:Cornel University RDCCIS

Daniel, W. Bromley.2005.”Economic Interst


And Institution. The Foundation Of
Public Policy.Oxford Brazil
Blackwell).”
Detr. 1998. Sustainable Development: Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta:
Opportunities for change. London: Andi.
Department of the Environment,
Transport and the Regions. Sjafruddin, Ade. 2011. ”Pembangunan
Infrastruktur Transportasi untuk
Dwiningrum, S. I. A. 2011. ”Desentralisasi Menunjang Pembangunan
dan Partisipasi Masyarakat dalam Berkelanjutan Berbasis Ilmu
Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pengetahuan”. Fakultas Teknik Sipil
Belajar. dan Lingkungan – ITB.

Grabara, J,. 2012. “Urban Logistics in a Sugiyono,.2010.”Metode Penelitian


Sustainable Development Concept on Kuantitatif Kualitatif &RND.
the Example of Transport System in Bandung”:Alfabeta.
Gdynia City”.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis.
Grigg, N. 1988. “Infrastructure Engineering Cetakan kelima: penerbit CV. Alfabeta
and Management, John Wiley & : Bandung.
Sons”.
Sunardi, dkk.1999. “Pengantar Manajemen
He, Lining,. 2007.” Interregional Perkreditan”.Yogyakarta:Penerbit
Transportation, Trade, And Regional Andi.
Comparative Advantage And
Development In China”.Faculty of Taliziduhu, Ndaraha. 1990. ”Pengembangan
Rensselaer Polytechnic Institute in Masyarakat : Mempersiapkan
Partial Fulfillment of the Masyarakat Tinggal Landa”s. Jakarta :
Requirements for the Degree of Rineka Cipta.
DOCTOR OF PHILOSOPHY, Major
Subject: Ecological Economics. Yudhohusodo, Siswono. 2002. ”Perumahan
Untuk Seluruh Rakyat”. Jakarta:
Hettne, Bjorn. 2001.”Teori Pembangunan dan Yayasan Padamu Negeri.
Tiga Dunia”. Jakarta. Gramedia :
Pustaka Utama.

Khadiyanto, Parfi. 2007. Partisipasi


Masyarakat dalam Pembangunan Unit
Sekolah. Semarang : Badan Penerbit
UNDIP.

Maha, Andreea et al. 2014 “Improvement and


the quality and efficiency of public
transportation.Strategies for the
Procedia Economics and Finance 15
( 2014 ) 877 – 885”.

Miro, Fidel.1997. “Sistem Transportasi Kota


Bandung”. Penerbit Tarsito.
Of Public Policy.Oxford Brazil
Blackwell).”

Sangadji, Etta Mamang., sopiah. 2010.


Metodologi Penelitian Pendekatan

Anda mungkin juga menyukai