Anda di halaman 1dari 10

Analisis Pengaruh Pembangunan Infrastuktur Terhadap Kemiskinan Kota Tangerang

ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTUKTUR


TERHADAP KEMISKINAN KOTA TANGERANG
1) 1) 1)
Resti Meliana Sari ,Ikhmaliska Aisha Maqdi dan M. Yogie Syahbandar

1
Mahasiswa Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik, Universitas Pakuan
2
Staff Pengajar Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik, Universitas Pakuan

Email : resti.ms25@gmail.com

Naskah diterima : 6 Maret 2017 Naskah direvisi 12 Maret 2017 Disetujui terbit : 21 Maret 2017

ABSTRAK

Kemiskinan merupakan masalah pembangunan di berbagai bidang yang ditandai oleh keterbatasan,
ketidakmampuan, dan kekurangan. Kota Tangerang memiliki jumlah masyarakat miskin sebesar 5% atau
sekitar 100.000 jiwa. Dalam upaya mengatasi kemiskinan dilakukan dengan secara langsung maupun tidak
langsung. Investasi dalam pembangunan sarana infrastruktur diduga memiliki pengaruh terhadap
pembangunan perekonomian suatu daerah. Infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi.
Fasilitas transportasi memungkinkan orang, barang, dan jasa yang diangkut dari satu tempat ke tempat yang
lain di seluruh penjuru dunia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat (1) Kondisi investasi (belanja) pemer intah
Kota Tangerang dalam bidang Infrastruktur, (2) Kondisi pendapatan masyarakat dan kemiskinan, dan (3)
Keterkaitan antara investasi pemerintah dalam bidang infrastruktur dengan pengentasan kemiskinan. Data yang
terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif berupa metode analisis
regresi dan korelasi, kedua metode tersebut digunakan secara simultan. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Nilai
investasi (belanja) pemerintah Kota Tangerang dalam bidang Infrastruktur setiap tahunnya mengalami
perubahan, (2) Persentase dan jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan di Kota Tangerang dari
tahun 2010 sampai dengan 2014 yang terus menurun, (3) Kesenjangan rata-rata pengeluaran penduduk miskin
terhadap garis kemiskinan semakin kecil, (4) Penyebaran pendapatan sesama penduduk miskin semakin tidak
timpang, (5) Hubungan di antara investasi infrastruktur dengan kemiskinan cukup erat yaitu memiliki nilai
korelasi 0.517, (6) Investasi Infrastruktur memiliki pengaruh sebesar 26,7% terhadap perubahan tingkat
kemiskinan masyarakat Kota Tangerang, serrta (7) hubungan korelasi yang terjadi berupa variable merupakan
korelasi negative, yaitu apabila biaya untuk pembangunan infrastruktur ditingkatkan (+), maka jumlah
masyarakat miskin akan berkurang (-). Begitupun sebaliknya.

Kata kunci: Kemiskinan, Infrastruktur, Investasi Pemerintah

PENDAHULUAN

Peningkatan jumlah penduduk yang terjadi di Indonesia, menimbulkan berbagai permasalahan, antara
lain masalah pangan, papan, pengangguran, penyediaan fasilitas pendidikan, dan fasilitas sosial lainnya. Hal ini
dapat memicu terjadinya penurunan tingkat kesejahteraan sosial baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.
Jumlah penduduk miskin di Indonesia masih sangat banyak, yakni pada perhitungan Badan Pusat Stastistik
(BPS) tahun 2016 [1], bahwa jumlah penduduk miskin mencapai 28,01 juta jiwa atau 10,86 persen dari total
penduduk Indonesia. Dan di Kota Tangerang sendiri mencapai 5% atau sekitar 100.000 jiwa. Kemiskinan
merupakan masalah pembangunan di berbagai bidang yang ditandai oleh keterbatasan, ketidakmampuan, dan
kekurangan. Pengurangan kemiskinan harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan nasional.
Kemiskinan merupakan masalah pokok yang penanggulangannya tidak dapat ditunda lagi.
Investasi dalam pembangunan sarana infrastruktur, diduga memiliki pengaruh yang besar terhadap
pembangunan perekonomian suatu negara. Ketersediaan infrastruktur, seperti jalan, pelabuhan, bandara, sistem
penyediaan tenaga listrik, irigasi, sistem penyediaan air bersih, sanitasi, dan sebagainya yang merupakan social
overhead capital, memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan tingkat perkembangan wilayah, yang antara lain
dicirikan oleh laju pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat [2].

ISBN : 978-602-73463-1-4 737


http://pasca.unand.ac.id/id/prosiding-seminar-nasional-perencanaan-pembangunan-inklusif-desa-kota
Resti Meliana Sari,Ikhmaliska Aisha Maqdi dan M. Yogie Syahbandar

Infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Fasilitas transportasi memungkinkan


orang, barang, dan jasa yang diangkut dari satu tempat ke tempat yang lain di seluruh penjuru dunia [3].
Perannya sangat penting baik dalam proses produksi maupun dalam menunjang distribusi komoditi ekonomi.
Telekomunikasi, listrik, dan air merupakan elemen yang sangat penting dalam proses produksi dari sektor-sektor
ekonomi seperti perdagangan, industri dan pertanian. Keberadaaan infrastruktur akan mendorong terjadinya
peningkatan produktivitas bagi faktor-faktor produksi. Perbaikan infrastruktur akan meningkatkan penyerapan
tenaga kerja, memicu investasi dan peningkatan pendapatan masyarakat. Infrastruktur yang baik juga
merangsang peningkatan pendapatan masyarakat. Aktivitas ekonomi yang semakin meningkatkan mendorong
mobilitas faktor produksi dan aktivitas perdagangan.

Maksud dan Tujuan

Diharapkan penelitian ini mampu menganalisis keterkaitan antara jumlah pengeluaran pemerintah untuk
infrastruktur dan berbagai variabel ekonomi lainnya dengan penurunan angka kemiskinan di Kota Tangerang.
Adapun maksud dan tujuan penelitian ini terdiri dari tiga hal utama yaitu:
 Identifikasi kondisi investasi (belanja) pemerintah Kota Tangerang dalam bidang Infrastruktur
 Identifikasi Kondisi pendapatan masyarakat dan kemiskinan
 Analisis keterkaitan antara investasi pemerintah dalam bidang infrastruktur dengan angka kondisi kemiskinan
Kota Tangerang

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode
kuantitatif digunakan untuk menganalisa data yang tersaji dalam bentuk angka-angka adapun analisis kuantitatif
yang digunakan adalah metode analisis regresi dan metode analisis korelasi. Metode analisis regresi tersebut
digunakan untuk melihat hubungan sebab-akibat antara satu variabel dengan variable yang lain, dalam penelitian
ini analisis tersebut guna melihat keterkaitan antara variable investasi belanja pemerintah dalam hal infrastruktur
dengan variable tingkat kemiskinan masyarakat. Menurut D.A. Lind, W.G. Marchal dan S.A Wathen (2014) [4]
adapun model persamaan regresi linear sederhana adalah seperti berikut ini :

Y  a  bx

Dimana :
Y = Variabel response atau variabel akibat (dependent)
X = Variabel predictor atau variabel faktor penyebab
(independent)
a = Konstanta
b = Koefisien regresi (kemiringan); besaran response yang
ditimbulkan oleh predictor.

Menurut D.A. Lind, W.G. Marchal dan S.A Wathen [4], adapun pengertian analisis korelasi adalah
sekumpulan teknik untuk mengukur nilai dari hubungan antar dua variable. Koefisien korelasi menunjukan
kekuatan hubungan antara dua himpunan variabel. Diberi tanda r, dan nilai r dapat berkisar dari -1 sampai +1.
Tanda negatif berarti varibel berkorelasi negatif, tanda positif berarti variabel berkorelasi positif, serta apabila
tidak terdapat hubungan sama sekali antar variabel maka r bernilai 0. Untuk lebih jelasnya mengenai kekuatan
dari koefisien korelasi menurut Iqbal Hasan, M (2008) [5] dapat dilihat pada penjelasan berikut:
0.00 < r ≤ 0.20 = sangat lemah
0.21 < r ≤ 0.40 = lemah
0.41 < r ≤ 0.60 = cukup
0.61 < r ≤ 0.80 = kuat
0.81 < r ≤ 1.00 = sangat kuat

Selain metode analisis kuantitatif yang telah dijelaskan tersebut, adapula metode analisis kualitatif
digunakan untuk menganalisa data yang berbentuk non numerik atau data-data yang tidak diterjemahkan dalam
bentuk angka-angka dengan menggunakan analisa deskriptif, menurut Firdaus M, Harmini dan M.A Farid [6]
bahwa analisis deskriptif dalam menyimpulkan hubungan antara dua variabel yaitu investasi belanja pemerintah

738 ISBN : 978-602-73463-1-4


http://pasca.unand.ac.id/id/prosiding-seminar-nasional-perencanaan-pembangunan-inklusif-desa-kota
Analisis Pengaruh Pembangunan Infrastuktur Terhadap Kemiskinan Kota Tangerang

dalam hal infrastruktur dengan variable tingkat kemiskinan masyarakat dapat dilakukan dengan menjelaskan
kesimpulan dari hasil analisis yang berupa penyajian grafis, tabulasi dan atau model matematis yang digunakan.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data-data sekunder. Pengumpulan data sekunder sering juga
disebut studi kepustakaan atau studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data melalui kajian terhadap dukumen-
dokumen, teori-teori dan konsep-konsep yang ada kemudian diambil sebagai data yang diperlukan dalam proses
penelitian. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016. Pelaksanaan penelitian mengenai
Analisis Pengaruh Pembangunan Infrastuktur Terhadap Program Pengentasan Kemiskinan ini dilaksanakan di
Kota Tangerang. Dimana Kota Tangerang merupakan salah satu kota yang berada di bagian Timur Provinsi
Banten. Kota Tangerang berjarak ± 60 km dari Ibukota Provinsi Banten dan ± 27 km dari Ibukota Negara
Republik Indonesia, DKI Jakarta. Luas wilayah Kota Tangerang adalah ±184,24 km2 (termasuk Bandar Udara

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Internasional Soekarno-Hattaseluas ±19,69 km2). Secara administratif, Kota Tangerang terdiri atas 13
Kecamatan dan 104 Kelurahan. Untuk lebih jelasny mengenai ruang lingkup kegiatan dapat di lihat pada gambar
1 berikut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Investasi (Belanja) Pemerintah Kota Tangerang Dalam Bidang Infrastruktur

Pada dasarnya infrastruktur pembangunan dapat dibedakan menjadi: (1) infrastruktur ekonomi yaitu
infrastruktur fisik baik yang digunakan dalam proses produksi maupun yang dimanfaatkan oleh masyarakat,
meliputi semua prasarana umum seperti tenaga listrik, telekomunikasi, perhubungan, irigasi, air bersih dan
sanitari serta pembuangan limbah, (2) infrastruktur sosial yaitu prasarana sosial seperti kesehatan dan
pendidikan. Kondisi investasi (belanja) pemerintah Kota Tangerang dalam bidang Infrastruktur setiap tahunnya
selalu mengalami perubahan, baik perubahan yang berupa kenaikan jumlah pengeluaran maupun perubahan
berupa penurunan jumlah pengeluaran pemerintah dalam bidang infrastruktur. Berdasarkan data yang di peroleh
dari Bappeda Kota Tangerang Tahun 2010-2014 (2014) [7], diketahui bahwa jumlah pengeluaran pemerintah
Kota Tangerang paling besar terjadi pada tahun 2013 dimana pengeluaran untuk infrastruktur tersebut mencapai
Rp.666,042,657,829.00,- dan pengeluaran terkecil terjadi pada tahun 2010 yaitu Rp. 190,045,927,880.00,-

ISBN : 978-602-73463-1-4 739


http://pasca.unand.ac.id/id/prosiding-seminar-nasional-perencanaan-pembangunan-inklusif-desa-kota
Resti Meliana Sari,Ikhmaliska Aisha Maqdi dan M. Yogie Syahbandar

-0.48%
1.19%

0.22%

0.31%

Gambar 2. Tingkat Investasi Infrastruktur Kota Tangerang

Sedangkan tahun 2011 mencapai Rp. 248,340,165,432.00,-, tahun 2012 Rp. 303,845,924,556.00,- dan
tahun 2014 yaitu sebesar Rp. 345,654,182,507.00,-. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi investasi (belanja)
pemerintah Kota Tangerang dalam bidang infrastruktur dapat dilihat pada tabel 1 dan gambar 2 berikut.

Tabel 1. Jumlah Investasi Pemertintah Terhadap Infrastruktur

Laju
No Tahun APBD Jumlah (Rp)
Pertumbuhan
1 2014 345,654,182,507 -0.48%
2 2013 666,042,657,819 1.19%
3 2012 303,845,924,556 0.22%
4 2011 248,340,165,422 0.31%
5 2010 190,045,927,880 -
Sumber: APBD Kota Tangerang Tahun 2010-2014 [7] dan Hasil Analisa 2016

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2013 terdapat perubahan yang tidak stabil dan
cukup besar, namun hal tersebut terjadi dikarenakan beberapa faktor yaitu:
 Pada tahun 2013 terdapat kegiatan pembangunan rumah sakit dengan pengeluaran dana sebesar Rp.
123,570,142,000.00,-
 Adanya pembangunan gedung sekolah dasar dan sekolah menengah yang mengeluakan dana sebesar Rp.
149,056,951,856.00,-
 Pengeluaran terbesar merupakan bagian dari infrastruktur kesehatan dan pendidikan.
 Selain itu adanya pula pembangunan yang mengeluarkan dana lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya
seperti jaringan jalan, pembangunan gedung perkantoran, dan lain sebagainya.

740 ISBN : 978-602-73463-1-4


http://pasca.unand.ac.id/id/prosiding-seminar-nasional-perencanaan-pembangunan-inklusif-desa-kota
Analisis Pengaruh Pembangunan Infrastuktur Terhadap Kemiskinan Kota Tangerang

Kondisi Pendapatan Masyarakat Dan Kemiskinan

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin

Kondisi dan perkembangan perekonomian baik makro maupun mikro disuatu wilayah sangat
mempengaruhi tingkat kemiskinan masyarakat. Orang-orang miskin sering ditandai dengan menderita
kekurangan gizi dan tingkat kesehatan yang buruk, sedikit melek huruf atau buta huruf sama sekali. Ciri orang
miskin lainya adalah biasanya bekerja dengan memperoleh penghasilan yang minim, bekerja di sector informal
maupun buruh serabutan, dengan penghasilan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok satu hari saja [8].
Kemiskinan absolut didasarkan pada ketidakmampuan individu untuk mendapatkan sumber daya yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak. Masalah yang ditimbulkan oleh kemiskinan
absolut sudah jelas dan tidak ada masyarakat yang dapat merasa nyaman dengan kondisi dimana rekan-rekan
satu wilayahnya berada dalam kesengsaraan karena kemiskinan yang diderita mereka. Seperti yang kita ketahui
bahwa pengukuran tingkat kemiskinan didasarkan pada satu garis yang disebut sebagai garis kemiskinan. Garis
kemiskinan ini terdiri dari 2 komponen yaitu garis kemiskinan makanan (GKM) dan aris kemiskinan non makanan
(GKNM) [8].
Berdasarkan data yang diperoleh dari Bappeda Kota Tangerang, tahun 2010-2013 (2013) [8] bahwa garis
kemiskinan (GK) penduduk Kota Tangerang pada tahun 2013 sebesar Rp 398.513,- per kapita per bulan,
sedangkan di tahun 2014 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar Rp 421.554,- per kapita per
bulan. Menurut penelitian Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014 [9] kontribusi makanan (terutama beras)
terhadap garis kemiskinan sangat tinggi yaitu sebesar 29.13 persen. Pada tahun 2013 garis kemiskinan berasal
dari makanan menyumbang sebesar 68,92% dan non makanan 31,15%; dari makanan ternyata kontribusi beras
masih tetap tinggi yaitu sebesar 21,75%, disusul rokok kretek filter, telur ayam ras , mie istan dan daging ayam
ras. Daerah perkotaan seperti Kota Tangerang pengeluaran yang paling dominan dikeluarkan oleh penduduk
miskin berupa non makanan adalah perumahan, listrik, pendidikan dan angkutan.
Garis kemiskinan/GK di Kota Tangerang dari tahun 2010 sampai dengan 2014 memperlihatkan adanya
persentase yang terus menurun, pada tahun 2010 sebesar 6.55 % menurun pada tahun 2011 yang sebesar 6.14
% dan menurun lagi pada tahun 2012 yang sebesar 5.56 %, tahun 2013 sebesar 5,26 % dan tahun 2014 sebesar
4,91 %. Hal ini tidak lain karena program yang ditujukan untuk masyarakat miskin di Kota Tangerang seperti
program kesehatan gratis, pendidikan, infrastruktur dan subsidi pangan relatif tepat sasaran [9].
Dari hasil analisis diketahui bahwa semakin tahun nilai indeks kedalaman kemiskinan semakin menurun
dari 1.10 pada tahun 2010 menjadi 0.85 pada tahun 2011, 0,68 pada tahun 2012 menjadi 0,58 pada tahun 2013
dan menurunlagi menjadi 0,44 pada tahun 2014 ini menggambarkan kesenjangan rata-rata pengeluaran
penduduk miskin terhadap garis kemiskinan semakin kecil atau pengeluaran penduduk miskin semakin
mendekati garis kemiskinan. Sedangan untuk indeks keparahan kemiskinan terlihat bahwa pada tahun 2010
pengeluaran diantara penduduk miskin bernilai 1,806.7, pada tahun 2011 yaitu 1,847.3, pada tahun 2012
pengeluaran diantara penduduk miskin bernilai indeks 0.13, tahun 2013 sebesar 0.10 sedangkan pada tahun
2014 sebesar 0.06 dari tahun ketahun terus menurun, ini meng gambarkan penyebaran pendapatan sesama
penduduk miskin semakin tidak timpang.

Keterkaitan Antara Investasi Pemerintah Dalam Bidang Infrastruktur Dengan Pengentasan Kemiskinan

Pengeluaran pemerintah di sektor infrastruktur dalam kaitannya dengan pembangunan daerah.


Infrastruktur merupakan suatu sarana (fisik) pendukung agar pembangunan ekonomi daerah dapat terwujud.
Menurut kajian ilmiah yang dilakukan Friawan dalam Fatimah [10] dijelaskan bahwa infrastruktur sangat penting
dalam integrasi ekonomi yaitu : pertama, ketersediaan infrastruktur yang baik merupakan mesin utama pemicu
pertumbuhan ekonomi. Kedua, untuk memperoleh manfaat yang penuh dari integrasi, ketersediaan jaringan
infrastruktur sangat penting dalam memperlancar aktivitas perdagangan dan investasi. Ketiga, perhatian
terhadap perbaikan infrastruktur juga penting untuk mengatasi kesenjangan pembangunan ekonomi antar
daerah. Dengan membaiknya infrastruktur diharapkan akan memperlancar mobilitas kerja ekonomi antar daerah
yang selanjutnya menarik minat para investor untuk berinvestasi di daerah tersebut, artinya akan menciptakan
kesempatan kerja baru karena munculnya unit unit kegiatan baru. Pada akhirnya perbaikan infras truktur akan
meningkatkan kondisi pembangunan. Meningkatnya kondisi pembangunan akan memberikan efek peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan pengentasan kemiskinan.
Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Ikhsan dalam T.W Krismanti [11] bahwa secara
langsung pembangunan infrastruktur sendiri merupakan kegiatan produksi yang menciptakan output dan
kesempatan kerja. Secara tidak langsung, ketersediaan infrastruktur yang mempengaruhi perkembangan sektor -

ISBN : 978-602-73463-1-4 741


http://pasca.unand.ac.id/id/prosiding-seminar-nasional-perencanaan-pembangunan-inklusif-desa-kota
Resti Meliana Sari,Ikhmaliska Aisha Maqdi dan M. Yogie Syahbandar

sektor ekonomi yang lain, terutama infrastruktur dasar yang memberikan produktivitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan infrastruktur lanjutan.

Hubungan antara Pengeluaran Pemerintah dengan Kemiskinan

Masalah kemiskinan yang identik dengan jumlah pendapatan masyarakat yang tidak memadai, harus
selalu menjadi prioritas dalam pembangunan suatu negara. Meskipun masalah kemiskinan akan selalu muncul
karena sifat dasar dari kemiskinan adalah relatif, namun ketika dari sebuah negara mengalami peningkatan taraf
hidup, maka standar hidup akan berubah. Agenda mengatasi kemiskinan bagi suatu negara berkaitan dengan
banyaknya faktor yang berhubungan dengan apa yang diakibatkan oleh kemiskinan itu sendiri, karena dampak
dari kemiskinan itu akan berhubungan dengan kondisi fundamental yang menjadi syarat berlangsungnya
pembangunan suatu negara yang berkelanjutan. Permasalahan utama dari kemiskinan adalah kemampuan dari
masyarakat miskin untuk memperoleh pelayanan-pelayanan untuk kebutuhan hidup mereka, seperti kemampuan
untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan pedidikan. Di sinilah peran pemerintah melalui pengeluarannya,
memberikan aksesibilitas yang lebih mudah kepada masyarakat miskin untuk memperoleh pelayanan umum [12].

Analisis Hubungan Pengeluaran Pemerintah dalam hal infrastruktur terhadap Kemiskinan

Secara umum, tingkat kemiskinan yang ada di Kota Tangerang cenderung mengalami penurunan setiap
tahunnya. Dalam menganalisa hubungan antara pengeluaran pemerintah dalam hal infrastruktur dengan
kemiskinan memerlukan data-data sebagai berikut:
Tabel 2. Kebutuhan Data Analisis Regresi dan Korelasi
Pengeluaran Jumlah Penduduk
Tahun
Infrastruktur (Rp) Miskin (Jiwa)
2014 345,654,182,507 97,763
2013 666,042,657,829 103,710
2012 303,845,924,556 107,000
2011 248,340,165,432 124,300
2010 190,045,927,880 114,300
Sumber: BPS dan BAPPEDA Kota Tangerang 2010-2014

Analisis Regresi:
Tabel 3. Summary Output

SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0.517292829
R Square 0.267591871
Adjusted R Square 0.023455828
Standard Error 10120.93534
Observations 5
Sumber: Hasil Analisis 2016

Berdasarkan hasil analisis diatas di peroleh nilai regresi yaitu Multiple R adalah sebesar 0.517, dimana
nilai hubungan di antara kedua variable tersebut cukup erat. Dijelaskan bahwa nilai R Square atau koefisien
deteminan (KD) yaitu 26,7% hal ini berarti variable X (Pengeluaran Infrastruktur) memiliki pengaruh sebesar
26,7% terhadap perubahan tingkat kemiskinan masyarakat Kota Tangerang (Y), dan sebanyak 73.3% penyebab
kemiskinan masyarakat di sebabkan oleh faktor lainnya. Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa
pembangunan infrastruktur cukup berpengaruh besar terhadap pengentasan kemiskinan di Kota Tangerang.
Dalam pembuktian analisis ini, dengan melihat taraf signifikan dari regresi. Kriterianya dapat ditentukan
berdasarkan uji F atau uji nilai Signifikansi (Sig.) bahwa :
 Jika Sig di atas 0,05 maka Ho diterima

742 ISBN : 978-602-73463-1-4


http://pasca.unand.ac.id/id/prosiding-seminar-nasional-perencanaan-pembangunan-inklusif-desa-kota
Analisis Pengaruh Pembangunan Infrastuktur Terhadap Kemiskinan Kota Tangerang

 Jika Sig di bawah 0,05 maka Ho ditolak

Dari hasil analisa ini diketahui nilai Sig adalah sebagai berikut:

Masyarakat Miskin
Prediksi Masyarakat Miskin

Gambar 3. Diagram Persamaan Regresi


Tabel 4. Analysis of Variance
ANOVA
Significance
df SS MS F
F
Regression 1 112274806.7 112274806.7 1.0961 0.372045764
Residual 3 307299996.5 102433332.2
Total 4 419574803.2
Sumber: Hasil Analisis 2016
Dari hasil analisis diatas di peroleh nilai F adalah 1.096 dan nilai Sig yaitu sebesar 0.372 yang berarti >
0.05 maka pengeluaran infrastruktur berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan.

Tabel 5. Koefisien Regresi


Standard
Coefficients Error t Stat
Intercept 119422.0602 10576.26204 11.29151865
-2.85287E- -
Infrastruktur 08 2.72497E-08 1.046936902

P-value Lower 95% Upper 95%


Intercept 0.00149 85763.67411 153080.4462
Infrastruktur 0.372046 -1.15249E-07 5.81919E-08
Sumber: Hasil Analisis 2016

Dari analisis ini, di hasilan model persamaan regres sederhana yaitu:


Y= 119,422 - 2.853X

ISBN : 978-602-73463-1-4 743


http://pasca.unand.ac.id/id/prosiding-seminar-nasional-perencanaan-pembangunan-inklusif-desa-kota
Resti Meliana Sari,Ikhmaliska Aisha Maqdi dan M. Yogie Syahbandar

Berdasarkan hasil penghitungan dan persamaan regresi sederhana tersebut di atas, maka dapat diketahui
bahwa :
 Pengeluaran biaya untuk infrastruktur mempunyai pengaruh negatif (koefisien regresi (b) = -2.853) terhadap
angka jumlah masyarakat miskin, yang artinya jika pengeluaran biaya untuk infrastruktur naik sebanyak 1%
maka jumlah masyarakat miskin akan menurun sebanyak 3 orang;
 Nilai konstanta adalah sebesar 119,422, memiliki arti jika tidak adanya pengeluaran untuk pembangunan
infrastruktur atau biaya untuk pembangunan infrastruktur tetap (= 0 ), maka prediksi jumlah masyarakat
miskin akan berjumlah 119,422 jiwa.

Analisis Korelasi

Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kuatnya atau derajat
hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Pengerjaan analisa ini juga menggunakan bantuan dari software
Ms. Excel.

Hasil Analisis korelasi menunjukkan:

Tabel 6. Correlation Statistics


Masyarakat
Infrastruktur Miskin
Infrastruktur 1
Masyarakat
Miskin -0.517292829 1
Sumber: Hasil Analisis 2016

Hasil dari analisis tersebt menyatakan bahwa korelasi yang terjadi diantara variable merupakan korelasi
negative. Dimana dengan nilai -0.517 merupakan nilai korelasi dengan interpretasi memiliki hubungan atau
keterkaitan sedang, namun dikarenakan hasil analisis menyataan bahwa korelasi negative maka hubungan
kedua variable ini tidak searah atau terbalik. Dalam kasus ini dimaksudkan sebagai berikut:
1. Apabila biaya untuk pembangunan infrastruktur ditingkatkan (+), maka jumalahmasyarakat miskin akan
berkurang (-). Begitupun sebaliknya
2. Apabila biaya untuk pembangunan di kurangi (-) maka jumlah masyarakat miskin akan bertambah (+)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan mengenai Pengaruh Pembangunan Infrastuktur Terhadap kondisi Kemiskinan adalah sebagai
berikut:
1. Investasi dalam pembangunan sarana infrastruktur, memiliki pengaruh yang besar terhadap
pembangunan dan upaya penanggulangan kemiskinan
2. Pengeluaran Infrastruktur memiliki pengaruh sebesar 26,7% terhadap perubahan tingkat kemiskinan
masyarakat Kota Tangerang .
3. Model persamaan regresi sederhana adalah Y= 119,422 - 2.853X
4. Pengeluaran biaya untuk infrastruktur mempunyai pengaruh negatif (koefisien regresi (b) = -2.853)
terhadap angka jumlah masyarakat miskin, yang artinya jika pengeluaran biaya untuk in frastruktur naik
sebanyak 1% maka jumlah masyarakat miskin akan menurun sebanyak 3 orang;
5. Nilai konstanta adalah sebesar 119,422, memiliki arti jika tidak adanya pengeluaran untuk
pembangunan infrastruktur atau biaya untuk pembangunan infrastruktur tetap (= 0 ), maka prediksi
jumlah masyarakat miskin akan berjumlah 119,422 jiwa.
6. korelasi hubungan antara pengeluaran pemerintah untuk infrastruktur terhadap kemiskinan merupakan
korelasi negative. Dimana dengan nilai -0.517 merupakan nilai korelasi dengan interpretasi memiliki
hubungan atau keterkaitan sedang, namun dikarenakan hasil analisis menyataan bahwa korelasi
negative maka hubungan kedua variable ini tidak searah atau terbalik.
7. Apabila biaya untuk pembangunan infrastruktur ditingkatkan (+), maka jumlah masyarakat miskin akan
berkurang (-). Begitupun sebaliknya
8. Apabila biaya untuk pembangunan di kurangi (-) maka jumlah masyarakat miskin akan bertambah (+)

744 ISBN : 978-602-73463-1-4


http://pasca.unand.ac.id/id/prosiding-seminar-nasional-perencanaan-pembangunan-inklusif-desa-kota
Analisis Pengaruh Pembangunan Infrastuktur Terhadap Kemiskinan Kota Tangerang

Adapun saran-saran yang diusulkan untuk pemerintah Kota Tangerang dari hasil penelitian ini adalah:
1. Pembangunan infrastruktur di Kota Tangerang harus di tingkatkan sebagai bentuk pelayanan
pemerintah serta penggerakan roda perekonomian masyarakat
2. Pembangunan infrastruktur yang berkaitan langsung dengan masyarakat miskin menjadi prioritas
utama.
3. Melakukan pendataan kembali mengenai jumlah masyarakat miskin guna menghasilkan data yang
update.
4. Melakukan kegiatan lainnya yang bersifat pro kemiskinan

DAFTAR PUSTAKA

[1] Badan Pusat Statistik (BPS). (2016). Kota Tangerang Dalam Angka 2016. Kota Tangerang
[2] Catur Lestari, Fatin. (2008). Kemiskinan Dan Pengeluaran Pemerintah Untuk Infrastruktur. Skripsi Pada
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
[3] Purnomo, H (2009). Dampak Pembangunan Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten
Bekasi. Bogor: Skripsi pada Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian
Bogor
[4] D.A. Lind; W.G. Marchal; S.A. Wathen [MGH]. (2014). Teknik-Teknik Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi.
Salemba.
[5] Iqbal Hasan, M (2008). Pokok-Pokok Materi Statistika. Jakarta: Bumi Putra.
[6] Firdaus M, Harmini dan M.A Farid. (2011). Aplikasi Metode Kuantitatif. Bogor: IPB Press.
[7] Bappeda Kota Tangerang. (2014). APBD Kota Tangerang 2010-2014. Kota Tangerang
[8] Bappeda Kota Tangerang. (2013) Data Kemiskinan Kota Tangerang 2010-2013. Kota Tangerang
[9] Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang, Analisa Kemiskinan Kota Tangerang 2014. Tangerang
[10] Fatimah. (2015). Peranan Pemerintah Daerah di Provinsi Jawa Timur dalam Peningkatan Kualitas
Penduduk. Jember: Skripsi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Jember
[11] T.W Krismanti (2009). Analisis Pengaruh Infrastruktur Ekonomi Dan Sosial Terhadap Produktivitas Ekonomi
di Indonesia. Bogor: Skripsi pada Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut
Pertanian Bogor
[12] Misdawita dan A. Arini Putri Sari (2013). Analisis Dampak Pengeluaran Pemerintah di Bidang Pendidikan,
Kesehatan, dan Pengeluaran Subsidi Terhadap Kemiskinan di Indonesia. Jurnal Ekonomi & Kebijakan
Publik: Vol. 4 No. 2

ISBN : 978-602-73463-1-4 745


http://pasca.unand.ac.id/id/prosiding-seminar-nasional-perencanaan-pembangunan-inklusif-desa-kota
Resti Meliana Sari,Ikhmaliska Aisha Maqdi dan M. Yogie Syahbandar

746 ISBN : 978-602-73463-1-4


http://pasca.unand.ac.id/id/prosiding-seminar-nasional-perencanaan-pembangunan-inklusif-desa-kota

Anda mungkin juga menyukai