Anda di halaman 1dari 4

Hubungan Pembangunan Infrastruktur dan Perkembangan Ekonomi

Wilayah Indonesia

Oleh:

M khoiruddin

201207290590

VI C
Pembangunan di Indonesia masih dihadapkan dengan kondisi ketimpangan wilayah.
Menurut BPS (2018) tingkat ketimpangan masih berkembang di Indonesia ditandai dengan
indeks gini sebesar 0,389. Menurut Muta’ali (2015) perekonomian di Indonesia mengalami
ketidakmerataan dalam lingkup kawasan berupa kawasan Timur Indonesia (KTI) dengan
Kawasan Barat Indonesia (KBI) serta lingkup pulau yakni Pulau Jawa dengan beragam pulau
lain. Ketimpangan tersebut salah satunya disebabkan oleh pemenuhan infrastruktur yang belum
memadai di setiap provinsi. Infrastruktur menurut Grigg (1998) diartikan sebagai akumulasi
komponen fisik meliputi transportasi, pengairan drainase, bangunan gedung, dan fasilitas publik
guna memenuhi kebutuhan masyarakat baik dasar, sosial, maupun ekonomi yang tercakup dalam
sistem fisik.

Oleh karena itu penyediaan Infrastruktur Salah satu faktor modal yang vital yaitu sarana
infrastruktur yang memadai, untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Menurut world bank (1994) juga menggolongkan infrastruktur menjadi 3 golongan yaitu:

1. Infrastruktur ekonomi, merupakan pembangunan fisik yang menunjang aktivitas


ekonomi, meliputi public utilities (telekomunikasi, air bersih, sanitasi, gas), public work
(jalan, bendungan, irigasi, drainase) dan sektor transportasi (jalan raya, rel kereta api,
pelabuhan, lapangan terbang).
2. Infrastruktur sosial, merupakan infrastruktur yang mengarah kepada pembangunan
manusia dan lingkungannya seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, dan rekreasi.
3. Infrastruktur administrasi, merupakan infrastruktur dalam bentuk penegakan hukum,
kontrol administrasi dan koordinasi.

Pada saat ini pembangunan Infrastruktur menjadi fokus utama pembangunan nasional. Hal
ini ditandai dengan masuknya pembangunan infrastruktur dalam prioritas utama pemerintah yang
termuat dalam RPJMN tahun 2015 – 2019 yaitu “ mempercepat pembangunan infrastruktur
untuk pertumbuhan dan pemerataan ” (Bappenas, 2014). Fokus utama pemerintah sekarang ialah
terhadap pembangunan infrastruktur jalan (transportasi) ,Sehingga pembangunan ekonomi di
Indonesia merata dan mempercepat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Variabel panjang
jalan menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap PDRB per kapita dengan nilai
probabilitas 0,1248 > 0,05 dan 0,10 yang artinya peningkatan atau pengurangan infrastruktur
jalan tidak berpengaruh terhadap PDRB per kapita. Prasarana jalan sebagai penghubung antar
sentra-sentra produksi dengan derah pemasaran, sehingga berpotensi dalam rangka
meningkatkan perekonomian suatu wilayah.

Sumberdaya manusia selama ini menjadi penggerak utama roda produksi dan berperanan
penting untuk mendorong produktivitas. Namun, kualitas masyarakat yang berada di Indonesia
selama ini belum merata ditandai dengan sejumlah dinamika permasalahan kesejahteraan baik
berupa kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan. Dari sejumlah problematika yang ada di tengah-
tengah masyarakat menyebabkan produktivitas infrastruktur menurun oleh karena itu butuh
penyelesaian dengan mengoptimalkan penyediaan infrastruktur.

Berdasarkan peta (Gambar 3) terlihat bahwa tingkat ketersediaan infrastruktur di Indonesia


dengan kondisi sedang memiliki pola menyebar di berbagai pulau. Ketersediaan infrastruktur
yang tergolong tinggi cenderung terkonsentrasi di Pulau Jawa-Bali serta ketersediaan terendah
mayoritas di Pulau Maluku – Nusa Tenggara. Hal Ini dikarenakan berbagai provinsi di Jawa
memiliki jumlah penduduk tinggi dan teraglomerasinya berbagai kegiatan industri sehingga
mendorong keberadaan infrastruktur memadai.

Literatur teori pertumbuhan ekonomi baru menjelaskan pentingnya pengaruh infrastruktur


dalam mendorong perekonomian. Teori ini memasukkan infrastruktur sebagai input dalam
mempengaruhi output agregat. Selain itu adanya kemajuan teknologi sebagai eksternalitas dari
pembangunan infrastruktur (Hulten dan Schwab, 1991). Penyediaan infrastruktur dapat
menciptakan peluang usaha dan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui peningkatan
kapasitas produksi, misalnya ketersediaan dan reliabilitas ketersediaan air oleh jaringan irigasi.
Ketimpangan pendapatan masyarakat di suatu wilayah juga dapat disebabkan oleh ketersediaan
infrastruktur untuk menunjang kegiatan ekonomi dan akses kepada sumber-sumber produksi.
Ketersediaan jaringan jalan akan membuka dan menumbuhkan kegiatan ekonomi di daerah-
daerah yang sebelumnya terisolasi.

Infrastruktur merupakan komponen penting dalam menunjang kemajuan ekonomi wilayah.


Keberadaan kelengkapan infrastruktur menentukan daya dukung suatu wilayah dalam
menunjang berbagai kegiatan untuk menghasilkan nilai tambah. Keterkaitan yang ada tersebut
menunjukkan peran setaiap kelompok infrastruktur dalam menentukan tingkat perkembangan
ekonomi wilayah maupun sebaliknya. Berdasarkan proses keterkaitan menunjukkan hubungan
infrastruktur dan perkembangan ekonomi wilayah memiliki berbagai macam variasi.

Hubungan infrastruktur dan tingkat perkembangan ekonomi selain dilihat dari laju
pertumbuhan, pada dasarnya juga didasarkan hubungan terhadap pendapatan per kapita.
Menunjukkan bahwa sebagian infrastruktur memiliki peranan positif dengan nilai penadapatan
per kapita. Infrastruktur tersebut meliputi jalan, kelistrikan, komunikasi, dan pelayanan
transportasi. Nilai hubungan yang positif dan signifikan mengindikasikan bahwa terjadinya
kenaikan infrastruktur tersebut mendorong diikutinya oleh kenaikan pendapatan per kapita.

Dalam infrastruktur pelayanan salah satunya yaitu kesehatan yang diwakili oleh jumlah
puskesmas menunjukkan pengaruh tidak signifikan terhadap PDRB per kapita dengan nilai
probabilitas 0,0011 < 0,05, yang artinya penambahan jumlah infrastruktur. Kesehatan
berpengaruh signifikan terhadap PDRB per kapita. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar
bagi setiap manusia, tanpa kesehatan masyarakat tidak dapat menghasilkan suatu produktivitas
bagi daerahnya. Kegiatan ekonomi suatu negara akan berjalan jika ada jaminan kesehatan bagi
setiap penduduknya. Terkait dengan teori human capital bahwa modal manusia berperan penting
dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Dengan terpenuhinya kualitas prasarana kesehatan yang
baik dan memadai, sehingga akan mampu meningkatkan kualitas kesehatan penduduk di
Indonesia. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang diajukan oleh Robert Fogel (1990)
yang menyatakan bahwa negara-negara dengan kondisi kesehatan dan pendidikan yang rendah,
menghadapi tantangan yang lebih berat untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan jika
dibandingkan dengan negara yang lebih baik keadaan kesehatan dan pendidikannya. Peningkatan
kesejahteraan ekonomi sebagai akibat dari bertambah panjangnya usia sangatlah penting.

Anda mungkin juga menyukai