Anda di halaman 1dari 6

PEMBANGUNAN EKONOMI PERDESAAN

DAN PERKOTAAN

DR. IR. ANAK AGUNG GDE DJAJA BHARUNA S, MT

RESUME PERKULIAHAN

KADEK WAHYU PALGUNA (2281811002)

SUB CHAPTER 1:

PENGARUH INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI TERHADAP PERTUMBUHAN


EKONOMI KOTA
Infrastruktur merupakan roda penggerak bagi pertumbuhan ekonomi. Dari alokasi
pembiayaan publik dan swasta, infrastruktur dapat dikatakan sebagai lokomotif pembangunan
skala lokal & global. Infrastruktur berpengaruh penting bagi peningkatan kualitas hidup dan
kesejahteraan manusia, antara lain dalam peningkatan nilai konsumsi, peningkatan produktivitas
tenaga kerja dan akses kepada lapangan kerja, serta peningkatan kemakmuran nyata dan
terwujudnya stabilisasi makro ekonomi, yaitu keberlanjutan fiskal, berkembangnya pasar kredit,
dan pengaruhnya terhadap pasar tenaga kerja.
Manfaat pembangunan infrastruktur ialah menciptakan lapangan kerja. Selain itu,
menciptakan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru sehingga dapat membuka akses baru atau
makin mempermudah akses yang sudah ada untuk menjangkau suatu wilayah. Pembangunan
Infrastruktur hendaknya berpatokan sesuai dengan tujuan pembangunan sistem transportasi
berkelanjutan. Pembangunan sistem transportasi harus diamati dengan kacamata yang berbeda,
melainkan juga harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan agar muncul titik-titik
pertumbuhan ekonomi baru
Salah satu program dari pemerintah yaitu program Pemulihan Ekonomi Negara (PEN)
melalui Program padat karya dapat menimbulkan efek positif bagi pertumbuhan ekonomi.
Program padat karya ini dilakukan pada proyek-proyek perhubungan darat seperti pengadaan dan
pemasangan perlengkapan jalan, pembangunan pelabuhan, halte sungai dan kapal penyeberangan,
pembangunan rehabilitasi terminal dan operasional terminal, pembangunan terminal barang,
pengadaan dan pembangunan ATCS, hingga rehabilitasi dan operasional lnfrastruktur lainnya.

1.1 Pengertian Infrastruktur

Menurut Macmillan Distionary of Modern Economics’(1996), infrastruktur merupakan


elemen struktural ekonomi yang memfasilitasi arus barang dan jasa antara pembeli dan penjual.
Sedangkan The Routledge Dictionary of Ecomics (1995) memberikan pengertian yang lebih luas
yaitu bahwa infrastruktur juga merupakan pelayanan utama dari suatu negara yang membantu
kegiatan ekonomi dan kegiatan masyarakat sehingga dapat berlangsung melalui penyediaan
transportasi dan fasilitas pendukung lainnya.
Menurut Henner (2000), infrastruktur juga bersifat non ekslusif (tidak ada yang dapat
dikesampingkan), non rivalry (konsumsi seorang individu tidak mengurangi konsumsi individu
yang lainnya) serta umumnya biaya marginal adalah nol. Infrastruktur juga umumnya tidak
diperjual belikan (non tradable) .
Dalam hubungan infrastruktur dengan pembangunan ekonomi, beberapa ekonom juga
memberikan pendapatnya mengenai infrastruktur. Hirchman (1958) mendefinisikan infrastruktur
sebagai sesuatu yang sangat di butuhkan. Tanpa infrastruktur, kegiatan produksi pada berbagai
sektor kegiatan ekonomi (industri) tidak dapat berfungsi.

1.2 Jenis Infrastruktur

Berdasarkan pembagiannya, infrastruktur dibagi menjadi tiga bagian:


1. Infrastrukur keras fisik (physical hard infrastructure) meliputi jalan raya, rel kereta api,
bandara, dermaga, pelabuhan, bendungan, dan saluran irigasi
2. Infrastruktur keras non fisik (nonphysical hard infrastructure) yang berkaitan dengan fungsi
utilitas umum, seperti ketersediaan air bersih berikut dengan pengelolaan air dan jaringan pipa
penyaluran; pasokan air; dan pasoka energy mulai dari minyak bumi, biodiesel, dan gas berupa
jaringan distribusinya
3. Infrastruktur lunak (soft infrastructure) meliputi berbagai nilai (etos kerja), norma (khususnya
yang telah dikembangkan dan dokodifikasikan menjadi peraturan hukum dan perundang-
undangan), serta kualitas pelayanan umum yang telah disediakan oleh pemerintah

1.3 Pengaruh Infrastruktur terhadap ekonomi

Pembangunan Infrastruktur adalah hal yang sangat di prioritaskan dalam setiap membuat
anggaran baik anggaran pusat, daerah, maupun anggaran desa.

Kategori Infrastruktur :
1. Infrastruktur ekonomi, merupakan aset fisik yang diperlukan untuk menunjang aktivitas
ekonomi baik dalam produksi maupun konsumsi final
2. Infrastruktur sosial, merupakan aset yang mendukung kesehatan dan keahlian masyarakat
3. Infrastruktur administrasi/institusi, yang meliputi penegakan hukum, kontrol administrasi dan
koordinasi serta kebudayaan

Pembangunan Infrastruktur ini pada konsep nya harus selaras dengan pembangunan ekonomi.
Infrastruktur merupakan salah satu upaya mempercepat akses dari pada pembangunan ekonomi.
Pembangunan merupakan proses perencanaan sosial yang bertujuan menciptakan perubahan.
Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan, yang dapat berupa perubahan
yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok maupun perubahan ke arah yang lebih cocok.
Pembangunan merupakan upaya terencana dan terprogram yang dilakukan secara terus menerus
oleh suatu pemerintah untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik, dan hal ini merupakan
proses dinamis untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Aspek-aspek dalam Pembangunan
Ekonomi dapat dibagi menjadi : Pembangunan Fisik, Pembangunan Non Fisik, dan Pembangunan
Sarana Prasarana.

SUB CHAPTER 2:

PENTINGNYA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DALAM


MENANGANI MASALAH KEMACETAN DAN TRANSPORTASI UMUM YANG TIDAK
EFISIEN DI KOTA-KOTA BESAR

2.1 Kemacetan Perkotaan dan Solusi Mengatasinya

Daya tarik perkotaan sebagai penyedia berbagai fasilitas sosial, bisnis, dan budaya yang
membuka peluang ekonomi melahirkan urbanisasi. Namun tidak semua negara siap menanggapi
isu urbanisasi ini. Meningkatnya arus urbanisasi yang tidak diimbangi dengan peningkatan
infrastruktur transportasi akan dapat menyebabkan kemacetan. Kemacetan lalu lintas merupakan
permasalahan yang sudah lama terjadi di kota-kota besar Indonesia.
Hubungan antara pola ruang antar kawasan, urbanisasi, motorisasi, dan infrastruktur jalan,
serta angkutan umum merupakan penyebab terjadinya kemacetan di daerah perkotaan di
Indonesia. Tidak hanya kerugian ekonomi, dampak dari kemacetan terbukti berpengaruh terhadap
meningkatnya stres, penurunan kesehatan masyarakat, dan meningkatnya polusi udara. Selain itu
perilaku individu dalam memenuhi kebutuhan perjalanannya ikut andil dalam menyebabkan
kemacetan. Untuk mengatasinya diperlukan upaya dari pemerintah dan dukungan dari masyarakat.

2.2 Solusi dari Pemerintah dan Tantangannya

Hal yang sudah dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi kemacetan adalah dengan
dibangunnya jaringan kereta Commuter Line, Moda Raya Terpadu (MRT), LRT maupun melalui
peningkatan layanan moda massal bus. Kebijakan-kebijakan jangka pendek dan berkelanjutan juga
diambil untuk mengatasi kemacetan seperti penggunaan ganjil-genap kendaraan.
Kesadaran masyarakat untuk berkontribusi mengurangi kemacetan adalah poin penting dalam
mengurangi kemacetan. Langkah-langkah yang dapat dilaksanakan yaitu dengan mengurangi
jumlah atau jarak perjalanan ataupun menggunakan angkutan umum.

SUB CHAPTER 3:

Pentingnya infrastruktur pendukung seperti jalan, jembatan, dan bangunan


lainnya dalam meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas di kota

3.1 Infrastruktur Transportasi

Infrastruktur transportasi berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.


Semakin baik suatu jaringan transportasi maka aksesibilitasnya juga semakin baik sehingga
kegiatan ekonomi antar wilayah juga semakin berkembang. Pembuat kebijakan berupaya
meningkatkan pembangunan infrastruktur transportasi baik darat, laut dan udara di berbagai
daerah. Dukungan transportasi diharapkan dapat memotong biaya angkut/distribusi sehingga
tingkat harga barang dan jasa dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat yang ada yang pada
akhirnya tingkat perekonomian dan kesejahteraan masyarakat menjadi meningkat.
Pembangunan jalan merupakan salah satu yang sedang gencar-gencarnya dilakukan oleh
pemerintah Semakin baiknya infrastruktur (jalan) maka semakin mudah pula ruang gerak bagi
masyarakat untuk melintasi jalan tersebut sehingga berdampak terhadap roda perekonomian
masyarakat.

3.2 Pengembangan Transportasi Kota Perlu Pertimbangkan Karakteristik Daerah

Karakterisitik pengembangan wilayah di Indonesia berkembang sangat cepat, dari bidang


agraris menjadi bidang jasa. Selain aspek finansial, permasalahan utama pengembangan angkutan
umum perkotaan di Indonesia terletak pada aspek sosial budaya masyarakat sebagai pengguna.
Pengembangan angkutan umum sebaiknya harus memiliki visi jangka panjang sehingga
menghindari bongkar pasang kebijakan. Perubahan kepemimpinan yang selalu terjadi berdampak
pada perubahan kebijakan soal angkutan umum di daerah-daerah. Perencanaan angkutan umum
harus mengklasifikasi jenis atau skala kota di Indonesia. Dalam konteks pengembangan angkutan
umum, perlu konsepsi rencana berbasis teori yang mapan dan berbasis karakteristik wilayah kota
sendiri.

3.3 Aksesibilitas dan Mobilitas di Kota

Daya tarik kota di masa mendatang akan sangat luar biasa, dimana akan terjadi migrasi
besar-besaran ke kota. Sehingga tanpa disadari atau tidak akan tercipta banyak tantangan dan
persoalan yang cukup pelik dalam keberlangsungan sebuah kota. Salah satunya adalah Prinsip
Aksesibilitas. Aksesibilitas merupakan salah satu prinsip perancangan kota yang sangat penting,
karena berhubungan dengan pergerakan manusia dan barang. Maka kapasitas jalan perkotaan
harus ditingkatkan dengan cara yang mendukung konteks perkotaan dan keamanan lalu lintas
menjadi perhatian, karena lalu lintas berhubungan langsung dengan interaksi diantara orang,
lingkungan, jalan, kendaraan dan penciptaan kualitas hidup di kota.

3.4 Street dan Road

Street dapat didefinisikan sebagai sebuah unit dasar ruang kota. Hal ini sering disalah artikan
sebagai permukaan dua dimensi yang dikendarai kendaraan saat berpindah dari satu tempat ke
tempat lain atau yang disebut Road. Sehingga dalam perancangan road dan street itu berbeda.
Streets sebenarnya ruang multidimensional yang terdiri dari banyak permukaan dan struktur, baik
dibatasi oleh fasade bangunan, lansekap, ataupun setback bangunan (NACTO, dalam buku Global
Designing Cities Initiative). Sedangkan Road berarti jaringan jalan.
Perbedaan antara street dan road dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Baker Street London Bayshore Road Oregon

3.5 Hakekat Jalan

a. Jalan sebagai Ruang Publik


Selain menyediakan ruang untuk perjalanan, jalanan memainkan peran besar dalam kehidupan
publik kota dan harus dirancang sebagai ruang publik serta jarinagn untuk pergerakan.
b. Jalan berpotensi sebagai bisnis
Jalan yang dirancang dengan baik menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi untuk bisnis
dan nilai yang lebih tinggi bagi pemilik rumah.

c. Jalan bisa diubah


Banyak jalan kota dibangun atau diubah di era yang berbeda dan perlu dikonfigurasi ulang
untuk memenuhi kebutuhan baru.

SUB CHAPTER 4:

Inovasi dan solusi baru dalam infrastruktur transportasi yang dapat mendukung
pertumbuhan kota yang berkelanjutan

Kebijakan di tiap daerah terkait pengembangan angkutan umum penting untuk diperhatikan.
Perubahan kepemimpinan yang selalu terjadi berdampak pada perubahan kebijakan soal angkutan
umum di daerah-daerah. Karena itu, kerja sama pemerintah pusat dan daerah menjadi hal yang
tidak dapat diabaikan. Peningkatan infrastruktur transportasi (jalan) merupakan kegiatan yang
sedang di gencarkan oleh pemerintah. Semakin baiknya infrastruktur (jalan) maka semakin mudah
pula ruang gerak bagi masyarakat untuk melintasi jalan tersebut. Dengan pembangunan
infrastruktur jalan yang bagus maka ekonomi akan berjalan dengan mudah karena mobilitas barang
dan keperluan bisa berjalan tanpa hambatan.
4.1 Infrastruktur di Bali

Sejumlah proyek infrastruktur di Bali tetap dilanjutkan meskipun perekonomian sedang


terhantam pandemi Covid-19. Proyek infrastruktur tersebut meliputi pembangunan shortcut ruas
Jalan Singaraja - Mengwitani di titik 7-8, pelabuhan segitiga Sanur-Nusa Penida, penataan
Kawasan Suci Besakih, hingga pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung
yang diawali dengan normalisasi Tukad Unda.
Di bidang infrastruktur, dalam situasi menurunnya kemampuan anggaran negara akibat
pandemi Covid-19, Pemprov Bali bersama Pemerintah Pusat tetap dapat merealisasikan
pembangunan infrastruktur darat, laut, dan udara yang strategis, fundamental sekaligus
monumental.

4.2 Inovasi dan Solusi Baru Dalam Infrastruktur Transportasi

Meningkatnya Pertumbuhan penduduk di kota-kota Indonesia semakin tinggi dan adanya


fenomena urban sprawl di beberapa kota besar Indonesia dapat memberikan dampak terhadap
permasalahan mobilitas pada kota, seperti terjadinya kemacetan akibat banyaknya penggunaan
kendaraan pribadi dan timbulnya polusi yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat di
sekitarnya.
Oleh sebab itu, diperlukan adanya penerapan konsep Transit Oriented Development (TOD).
Transit Oriented Development (TOD) dapat diartikan sebagai konsep pengembangan ataupun
pembangunan kota dengan memaksimalkan penggunaan lahan yang bercampur dan terintegrasi
serta mempromosikan penggunaan angkutan umum massal dan gaya hidup sehat, seperti berjalan
kaki dan bersepeda yang dilengkapi dengan fasilitas jaringan pendukung.
Dilihat dari definisi Transit Oriented Development (TOD) tersebut, TOD dapat mendukung
dan menggambarkan definisi kota yang efisien, yaitu kota yang tidak menimbulkan keborosan
ekonomi, kepadatan, kemacetan serta dapat mendorong berbagai kegiatan dalam kota secara
produktif dan berkelanjutan. Pengembangan Transit Oriented Development (TOD) memiliki
prinsip dan kunci penerapan agar sesuai dengan sasaran kinerja standar TOD. Prinsip dan kunci
penerapan sasaran kinerja standar TOD terdiri dari walk atau berjalan kaki, cycle atau bersepeda,
connect atau menghubungkan, transit atau angkutan umum, mix atau pembauran, densify atau
memadatkan, compact atau merapatkan, dan shift atau beralih.
Pengembangan Transit Oriented Development (TOD) di kota- kota Indonesia, terutama kota
besar di Indonesia dapat memberikan beberapa dampak positif, seperti mengurangi penggunaan
kendaraan pribadi sehingga angka kemacetan, polusi udara, dan emisi gas rumah kaca yang
dihasilkan pun menurun. Pengembangan Transit Oriented Development (TOD) juga diperlukan
adanya cara dan kebijakan yang tepat oleh pemerintah. Beberapa cara dan kebijakan yang dapat
dilakukan adalah dengan menjalin kerja sama dan kolaborasi yang kuat antar stakeholders dalam
seluruh proses pengembangan TOD, merencanakan kebijakan TOD secara terpadu dengan rencana
induk transportasi perkotaan yang memuat aspirasi kebutuhan masyarakat, menyusun dan
menjalankan mekanisme koordinasi pengembangan TOD yang lebih efektif, serta
memprioritaskan peningkatan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna sarana transportasi.

4.3 Intelligent Transportation System

“Transformasi Digital” sangat relevan dalam membicarakan transformasi digital di bidang


transportasi. Yang saat ini permasalahan lalu lintas khususnya kemacetan masih di situ-situ saja
penanganannya. Perkembangan zaman melahirkan pemikiran inovatif dari insan akademis melalui
Intelligent Transportation System (ITS) yang menerapkan kemajuan Artificial Intelligence (AI).
Teknologi ini menghubungkan kendaraan dengan kendaraan yang lain. Dari sudut pandang
pemerintah, ITS diperlukan untuk pembangunan era Revolusi Industri 4.0. Tidak mau kalah
perusahaan-perusahaan juga selangkah demi selangkah merangsek mulai mengaplikasikannya.
Data-data kemacetan tersebut diambil berdasarkan data smart CCTV yang tersebar maupun
menggunakan RFId (Radio Frequency Identification).

4.4 Penggunaan Teknologi di Transportasi menunjang Pembangunan Berkelanjutan

Transportasi tidak hanya digunakan untuk saat ini namun harus ada keberlanjutan di masa
depan, oleh karenanya penggunaan teknologi di sektor transportasi menjadi penunjang
terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan (sustainable). Pada hakekatnya, transportasi
berbasis teknologi didedikasikan untuk mempermudah mobilitas masyarakat bekerja dan
berusaha, pemerataan distribusi barang/jasa, serta meningkatkan produktivitas rakyat dan daya
saing di pasar internasional. Transportasi yang berkelanjutan mencakup aspek keselamatan, tarif
terjangkau, aksesibilitas tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi, teratur, tertib, dan rendah polusi.
Selain itu, pengembangan sarana transportasi berbasis listrik juga menjadi inovasi yang
dikembangkan, seperti KRL (Kereta Listrik) dan Mobil Listrik. Kendaraan listrik adalah
kendaraan masa depan yang ramah lingkungan, sehingga bisa menjadikan bumi kita lebih sehat
dan bebas dari polusi udara. Penggunaan kendaraan listrik merupakan salah satu upaya pemerintah
untuk mendorong pengembangan kendaraan yang ramah lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai