Abstract
The success of a country's development is measured by the high and low levels of economic
growth achieved. Conventional measurement of economic growth usually calculating by the
increase in the percentage of Gross Regional Domestic Product (GRDP). This study aims to see
how the effects of the economic infrastructure and social capital to the GRDP in 20 districts /
cities in Aceh province. Economic infrastructure consists of variable road, electricity, water
supply infrastructure and social capital itself includes variable cooperatives. The analysis model
that used in this study is the analysis model by using the Cobb-Douglas models using panel data
analysis method in which the data used is data from the years 2009-2013. The results made the
following conclusions: (1) Infrastructure roads and clean water significantly affect the GRDP to
the level of significance (α) 5 percent and (2) Infrastructure electricity and cooperative no
significant effect on the level of significance (α) 5 percent to GRDP in Aceh province.
Abstrak
88
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.88-95
PENDAHULUAN
Pembangunan merupakan dasar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah
satu indikator untuk melihat pembangunan adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi
yang positif menunjukkan adanya peningkatan aktivitas perekonomian, sebaliknya pertumbuhan
ekonomi yang negatif menunjukkan adanya penurunan aktivitas perekonomian. Pertumbuhan
ekonomi (economic growth) merupakan faktor terpenting dalam pembangunan. Keberhasilan
pembangunan suatu negara diukur berdasarkan tinggi rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi
yang dicapainya. Pengukuran pertumbuhan ekonomi secara konvensional biasanya dengan
menghitung peningkatan persentase dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Salah satu
prasyarat untuk dapat memacu pertumbuhan ekonomi adalah ketersediaan infrastruktur yang
memadai. Kegiatan ekonomi akan berjalan dengan baik jika didukung oleh prasarana. Hal ini
dikemukakan dalam penelitian Sibarani (2002) yang menjelaskan bahwa kontribusi infrastruktur
terhadap PDRB di suatu daerah yang infrastruktur (jalan beraspal, penyediaan air, dan
penyediaan listrik) memberikan pengaruh yang positif terhadap pendapatan perkapita daerah
tersebut. Ketersediaan prasarana infrastruktur juga sangat menentukan tingkat keefisienan dan
keefektifan kegiatan ekonomi serta merupakan prasyarat agar berputarnya roda perekonomian
berjalan dengan baik.
Pada dasarnya infrastruktur pembangunan dapat dibedakan diantaranya infrastruktur
ekonomi dan infrastruktur social capital. Infrastruktur ekonomi yaitu infrastruktur yang
digunakan dalam proses produksi maupun yang dimanfaatkan oleh masyarakat, meliputi
penyediaan air, penyediaan listrik, dan jalan beraspal. Sedangkan infrastruktur social capital
merupakan keseluruhan sumber konsep aktual atau potensial, yang dihubungkan dengan
kepemilikan dari suatu jaringan yang tahan lama atau lebih kurang hubungan timbal balik antar
institusi yang dikenalnya. Hasbullah (2006) menyatakan bahwa bangsa yang memiliki modal
sosial tinggi cenderung lebih efisien dan efektif dalam menjalankan berbagai kebijakanuntuk
mensejahterakan dan memajukan kehidupan rakyatnya. Modal sosial dapatmeningkatkan
kesadaran individu tentang banyaknya peluang yang dapat dikembangkanuntuk kepentingan
masyarakat. Dalam hal ini infrastruktur yang terkait dalam infrastruktur social capital itu sendiri
adalah koperasi. Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi
berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh keinginan
anggota jasa kepada kawan berdasarkan “seorang buat semua dan semua buat seorang” (Arifin
Sitio,2001). Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di suatu daerah mengeluarkan
sejumlah kebijakan untuk meringankan beban dunia usaha. Prioritas utama, pemerintah meminta
pemerintah daerah memberikan fasilitas dan kemudahan agar usaha bisa tetap berjalan dengan
baik. Prioritas selanjutnya adalah peningkatan pembangunan proyek infrastruktur di seluruh
daerah seperti : jalan beraspal, penyediaan air, penyediaan listrik, serta diperbanyaknya lagi
jumlah koperasi yang ada.
TINJAUAN PUSTAKA
Infrastruktur
Menurut Pranessy, dkk (2012) menjelaskan bahwa infrastruktur merupakan input penting
bagi kegiatan produksi dan dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi dalam berbagi cara baik
secara langsung maupun tidak langsung.Infrastruktur tidak hanya merupakan kegiatan produksi
yang akan menciptakan output dan kesempatan kerja, namun keberadaan infrastruktur juga
89
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.88-95
Infrastruktur Jalan
Infrastruktur jalan merupakan salah satu infrastruktur yang berperan penting dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena ketersediaan jalan akan meminimalkan biaya
pengangkutan sehingga proses produksi dan distribusi akan lebih efisien. Pembangunan
infrastruktur jalan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dengan
meningkatnya volume lalu lintas. Infrastruktur jalan akan mempengaruhi biaya variabel dan
biaya tetap. Jika infrastruktur jalan harus dibangun sendiri oleh sektor swasta maka biaya
produksi akan meningkat secara signifikan dan menyebabkan cost of entry untuk kegiatan
ekonomi menjadi lebih mahal sehingga tidak terealisasinya kegiatan ekonomi karena
ketiadaan infrastruktur tersebut (Ikhsan, 2004).
Infrastruktur Listrik
Kebutuhan akan listrik disuatu daerah yang semakin maju menjadi tuntutan primer
yang harus dipenuhi, tidak hanya untuk rumah tangga namun juga untuk kegiatan ekonomi
terutama industri. Dalam kehidupan masyarakat yang semakin modern, semakin banyak
peralatan rumah tangga, peralatan kantor serta aktivitas-aktivitas masyarakat yang
mengandalkan sumber energi dari listrik.
Infrastruktur Koperasi
Koperasi berkenaan dengan manusia sebagai individu dan dengan kehidupannya dalam
masyarakat. Manusia tidak dapat melakukan kerja sama sebagai satu unit, dia memerlukan
orang lain dalam suatu kerangka kerja sosial. Karakter koperasi berdimensi ganda (ekonomi
dan sosial), sehingga untuk menjelaskan fenomena kerja sama dalam koperasi, kita terlebih
dahulu harus memahami pengetahuan dasar dari kondisi sosial, ekonomi, politik, dan etika
(Arifin Sitio, 2001).
Pertumbuhan Ekonomi
Kuznets dalam Jhingan (2008) mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan
90
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.88-95
jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis
barang-barang ekonomi kepada penduduknya, yang tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi,
penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukannya. Definisi ini memiliki tiga
komponen, yaitu: pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara
terusmenerus persediaan barang; kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan
ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam
barang kepada penduduknya; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan
adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan dapat
dimanfaatkan secara tepat.
Social Capital
Social capital merupakan keseluruhan sumber konsep aktual atau potensial, yang
dihubungkan dengan kepemilikan dari suatu jaringan yang tahan lama atau lebih kurang
hubungan timbal balik antara institusi yang dikenalnya (Bourdie, 1986).
Coleman (1999) mendefinisikan social capital sebagai semua aspek yang mengarah dan
diciptakan untuk memudahkan tindakan individu dalam struktur sosial. Struktur sosial
melahirkan dorongan sosial menjadi lebih berkuasa atas perilaku individu. Dorongan sosial
tersebut yang disesuaikan dengan norma norma sosial meliputi; kultur yang dominan, pengaruh
kekuatan sosial lain lain atas perilaku lebih umum.
Kerangka Pemikiran
Berdasarkanlatar belakang yang telah diuraikan, maka landasan pemikiran dalam
penelitian ini sebagaiberikut:
Keterangangambar :
: variable independent : variable dependent
91
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.88-95
METODOLOGI PENELITIAN
Berdasarkan hasil analisis diatas, perhitungan uji Chow untuk data PDRB Provinsi Aceh
diperoleh F test = 36.546265 dan Chi-square = 231.614931 dengan p-value = 0.0000 yang
kurang dari α = 5 persen, maka keputusannya tolak H0 dan menerima H1. Sehingga hasil uji
92
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.88-95
Chow tersebut dapat disimpulkan fixed effect model merupakan teknik analisis yang paling tepat
untuk digunakan dalam analisis data panel ini.
Uji Hausman
Uji Hausman digunakan untuk menentukan metode yang tepat untuk penelitian antara
pendekatan random effect atau fixed effect. Adapun hipotesis nol uji Hausman adalah :
H0 = model random effect
H1 = model fixed effect
Berdasarkan hasil analisis di atas, uji Hausman didapatkan nilai Chi-square = 28.935686
dengan p-value = 0.0000 yang lebih kecil dari α = 5 persen, maka keputusannya menolak H0 dan
menerima H1. Sehingga hasil uji Hausman tersebut dapat disimpulkan fixed effect model
merupakan teknik analisis yang paling tepat untuk digunakan dalam analisis data panel ini.
Tabel 3 menunjukkan nilai konstanta dari hasil regresi sebesar 5.214087 yang berarti
tanpa kenaikan infrastruktur jalan, listrik, air bersih, dan koperasi maka PDRB kabupaten/kota di
Provinsi Aceh sebagai indikator pertumbuhan ekonomi, secara rata-rata hanya mencapai 5,21
persen. Berdasarkan hasil estimasi regresi berganda data panel antara infrastruktur jalan dengan
PDRB diperoleh nilai p-value = 0.0054 < 0.05, sehingga dapat dikatakan bahwa infrastruktur
jalan berpengaruh signifikan terhadap PDRB di 20 kabupaten/kota Provinsi Aceh. Hasil yang
sama didapatkan pada regresi antara infrastruktur air bersih terhadap PDRB di mana diperoleh
nilai p-value = 0.0011 < 0.05, sehingga dapat dikatakan bahwa infrastruktur air bersih
berpengaruh signifikan terhadap PDRB di 20 kabupaten/kota Provinsi Aceh. Dan untuk hasil
regresi antara infrastruktur koperasi terhadap PDRB diperoleh nilai p-value = 0.0878 > 0,05,
93
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.88-95
sehingga dapat dikatakan bahwa infrastruktur koperasi tidak berpengaruh secara signifikan pada
tingkat signifikansi (α) 5 persen dan signifikan pada 10 persen terhadap PDRB di 20
kabupaten/kota Provinsi Aceh.
Terakhir hasil regresi antara infrastruktur listrik terhadap PDRB diperoleh nilai p-value =
0.3413 > 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa infrastruktur listrik tidak berpengaruh secara
signifikan pada tingkat signifikansi (α) 5 persen terhadap PDRB di 20 kabupaten/kota Provinsi
Aceh. Selain itu, koefisien determinasi (R2) dalam penelitian ini sebesar 0.975212. Hal ini berarti
variabel bebas yaitu infrastruktur jalan, listrik, air bersih, dan koperasi mampu menjelaskan
PDRB di Provinsi Aceh sebesar 97,52 persen, sedangkan sisanya sebesar 2,48 persen akan
dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan Variabel bebas yang memengaruhi
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Aceh yang diukur melalui Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) secara signifikan adalah variabel jalan dan air bersih dengan tingkat signifikansi (α) 5
persen. Sementara itu variabel listrik dan koperasi tidak berpengaruh secara signifikan pada
tingkat signifikansi (α) 5 persen terhadap PDRB di Provinsi Aceh. Koperasi memiliki pengaruh
yang positif dan berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi, hal ini dibuktikan dengan nilai
koefesien dari variabel koperasi itu sendiri sebesar 0.110770. PDRB di Provinsi Aceh ditentukan
oleh 97,52 persen variabel-veriabel infrastruktur jalan, listrik, air bersih, dan koperasi.
Sedangkan sisanya sebesar 2,48 persen akan dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar
penelitian ini.
Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan hasil penelitian ini
yaitu sebagai berikut :
1. Dapat dilihat dari hasil estimasi regresi infrastruktur jalan dan air bersih berpengaruh
signifikan terhadap PDRB. Oleh karena pemerintah harus lebih memperhatikan kondisi jalan
dan ketersediaan air bersih di seluruh daerah kabupaten/kota yang ada di Provinsi Aceh,
karena kedua variabel infrastruktur ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi
Aceh.
2. Diharapkan pemerintah untuk memperbaiki kualitas dari infrastruktur listrik di Provinsi Aceh
mengingat masih banyak daerah terpencil yang belum mendapatkan akses listrik yang baik.
3. Pemerintah sebaiknya lebih mengaktifkan kembali koperasi-koperasi di kabupaten/kota yang
ada di Provinsi Aceh dengan cara memberikan sosialisasi kepada masyarakat akan
pentingnya lembaga keuangan di daerah selain perbankan. Sehingga diharapkan dengan
adanya koperasi dapat mengurangi angka kemiskinan penduduk.
DAFTAR PUSTAKA
94
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.88-95
Hasbullah, J. (2006). Social Capital (Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia). Jakarta:
MR United Press.
Jhingan, M. L. (2008). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Pranessy, L., Nurazi, R., & Anitasari, M. (2012). Pengaruh Pembangunan Infrastruktur Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu. Jurnal Ekonomi Dan Perencanaan
Pembangunan (JEEP) Vol 04 No 03 .
World Bank. (1994). Infrastructure for Development. New York: Oxford University Press.
95