Anda di halaman 1dari 10

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGUNAN JALAN TOL BEKASI-

CAWANG-KAMPUNG MELAYU (BECAKAYU)

Hapsari Laras
hapsari.laras.16@gmail.com

Estuning Tyas Wulan Mei


estu.mei@ugm.ac.id

Abstract
The development of Becakayu Highway is government's efforts for increasing the number of road as a
solution to reduce traffic jam and fulfil Jabodetabek community mobilization needs. This study aims to:
1) To know the level of public knowledge of Becakayu highway development based on socio-economic
characteristics, 2) to identify public perception on Becakayu highway development, and 3) to know the
problem of Becakayu highway development. The method used in this research is quantitative method
and mixed method. The results of the research are: 1) the majority of people have a high level of
knowledge with a proportion of 82. 2) Public perception tends to be positive with information and
transparency (92%), activity change (59%) and all aspects (67%), while for environmental impact is
dominated by negative perception which reach 93% of respondents. 3) The problems of Becakayu
development are land acquisition, public facility damage, traffic jam, and environmental damage.
Keywords : Perception, Community, Sample, Quantitative, Highway

Abstrak
Pembangunan jalan tol Becakayu adalah upaya pemerintah dalam meningkatan jumlah jalan merupakan
sebagai solusi untuk mengurangi kemacetan dan memenuhi kebutuhan mobilisasi masyarakat
Jabodetabek. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap
pembangunan jalan tol Becakayu berdasarkan karakteristik sosial ekonomi, 2) Mengidentifikasi persepsi
masyarakat terhadap pembangunan jalan tol Becakayu, dan 3) Mengetahui permasalahan pembangunan
jalan tol Becakayu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan
campuran. Hasil penelitian yang diperoleh adalah : 1) sebagian besar masyarakat memiliki tingkat
pengetahuan tinggi dengan proporsi 82%. 2) Persepsi masyarakat cenderung positif dengan aspek
informasi dan transparansi (92%), perubahan aktivitas (59%) dan seluruh aspek (67%), sedangkan untuk
aspek dampak lingkungan didominasi oleh persepsi negatif yang mencapai 93% responden. 3)
Permasalahan pembangunan jalan tol Becakayu antara lain adalah pembebasan lahan, kerusakan fasilitas
umum, kemacetan dan kerusakan lingkungan.

Kata kunci: Persepsi, Masyarakat, Sampel, Kuantitatif, Jalan Tol


PENDAHULUAN ekonomi dan sosial masyarakat,
Peningkatan jumlah kendaraan maupun distribusi barang dan jasa
pribadi yang tinggi di Kawasan (Susantono, 2012).
Jabodetabek berimplikasi pada Jalan Tol Bekasi-Cawang-
peningkatan akan kebutuhan ruang Kampung Melayu (Becakayu) adalah
untuk mobilisasi. Ditlantas Polda jalan tol berkonstruksi layang yang
Metro Jaya mencatat bahwa terjadi dibangun di atas sungai Kalimalang di
pertumbuhan jumlah kendaraan Kota Jakarta Timur dan Bekasi untuk
bermotor yang melewati jalan-jalan di mengurai kemacetan di sekitar
ibukota DKI Jakarta setiap tahunnya Kalimalang. Jalan Tol Becakayu terdiri
sebesar 9,93% dengan jumlah dari dua lajur yaitu satu lajur ke arah
kendaraan yang terdaftar untuk tahun Bekasi di sisi kiri Kalimalang,
2014 sebesar 17.523.967 kendaraan. sedangkan satu lagi ke arah Cawang di
Angka tersebut membuktikan bahwa sisi kanan Kalimalang. Pembangunan
kebutuhan peningkatan infrastruktur Tol Becakayu terbagi menjadi 2 seksi
sangat dibutuhkan di Kawasan yaitu seksi pertama dari Kampung
Jagodetabek. Aktivitas manusia dalam Melayu sampai Jakasampurna dan
memenuhi kebutuhannya seksi kedua dari Jakasampurna sampai
mengakibatkan terjadinya proses Durenjaya. Pembangunan yang sedang
pembangunan yang kemudian dilakukan saat ini adalah pembangunan
mengakibatkan terjadinya perubahan, seksi pertama yang direncanakan
baik itu perubahan sosial, ekonomi, selesai tahun 2017. Seksi pertama
budaya, politis, dan lain- lain (Bintarto, memiliki panjang 11 km.
1975). Pelaksanaan pembangunan
Pembangunan infrastruktur jalan tol membutuhkan dukungan dari
jalan menjadi salah satu prioritas utama aspek ekonomi, infrastruktur, dan juga
dalam agenda pemerintah Indonesia dukungan dari aspek masyarakat.
yang diatur dalam Rencana Lima Keterlibatan masyarakat dalam
Tahunan Direktorat Jenderal pembangunan jalan tol menjadi sangat
Perhubungan Darat tahun 2015-2019, penting untuk diperhatikan. Hal ini
yang menjelaskan bahwa tujuan dikarenakan masyarakat merupakan
pembangunan transportasi pada objek atau sasaran yang terkena imbas
umumnya adalah untuk meningkatkan pembangunan dan juga sekaligus
pelayanan jasa transportasi secara berperan sebagai subjek yang
efisien, efektif, handal, berkualitas, dan melaksanakan pembangunan.
aman dengan harga terjangkau. Identifikasi terhadap permasalahan
Infrastruktur merupakan sebuah akibat pembangunan perlu dilakukan
kebutuhan utama untuk menunjang untuk mengetahui sejauh mana
aktivitas wilayah dan kota agar sektor pembangunan dapat memberikan
publik maupun sektor privat bisa kesejateraan kepada masyarakat
berjalan dengan baik. Infrastruktur khususnya masyarakat sekitar wilayah
juga berfungsi untuk menunjang pembangunan. Pendapat atau aspirasi
aktivitas perkotaan baik aktivitas masyarakat menjadi suatu hal yang
2
harus dipertimbangkan. Hal tersebut Data yang dikumpulkan pada
bertujuan untuk menyinkronkan antara penelitian ini adalah data primer dan
pembangunan dengan kepentingan data sekunder. Data primer diperoleh
masyarakat umum agar terciptanya dari data kuesioner dan hasil
pembangunan yang bersifat wawancara, sedangkan data sekunder
partisipatif. diperoleh dari peraturan maupun
Persepsi merupakan suatu dokumen-dokumen yang berasal dari
proses yang didahului oleh instansi.
penginderaan. (Robbins, 2001)
mengungkapkan bahwa persepsi dapat
didefinisikan sebagai proses dimana
individu-individu mengorganisasikan
dan menafsirkan kesan indera mereka
agar memberi makna kepada
lingkungan mereka. Persepsi setiap
orang akan berbeda tergantung aspek-
aspek yang ada dalam diri individu,
seperti pengalaman, kemampuan
berpikir, kerangka acuan dan lain-lain. Gambar 1. Citra Tol Bekasi-Cawang-
Robbins (2001) mengemukakan Kampung Melayu
bahwasanya ada 3 faktor yang dapat
mempengaruhi persepsi masyarakat, Metode sampling yang
yaitu, pelaku persepsi, target atau digunakan dalam menentukan lokasi
objek, dan situasi. penelitian adalah dengan purposive
Tujuan dari penelitian ini adalah sampling, dengan memilih lokasi yang
mengetahui tingkat pengetahuan dilintasi oleh pembangunan proyek
masyarakat terhadap pembangunan tol jalan tol. Kelurahan yang dipilih
adalah Kelurahan Jakasampurna,
berdasarkan karakteristik sosial
Jatibening, dan Bintara Jaya yang
ekonomi, mengidentifikasi persepsi berada di Kota Bekasi, serta kelurahan
masyarakat terhadap pembangunan tol Pondok Kelapa, Pondok Bambu, Duren
dan mengetahui permasalahan Sawit dan Cipinang Melayu yang
pembangunan jalan tol Becakayu. berada di Kota Jakarta Timur. Gambar
1. menunjukkan proyek jalan tol yang
METODE PENELITIAN dalam proses pengerjaan dan yang
Penelitian ini menggunakan belum dibangun. Jumlah responden
metode kuantitatif dan metode yang digunakan adalah 100 orang
campuran. Objek yang diteliti adalah dengan didasarkan perhitungan rumus
karakteristik sosial ekonmi responden, slovin terhadap jumlah rumah tangga
tingkat pengetahuan masyarakat, tiap kelurahan. Pemilihan responden
persepsi masyarakat dan permasalahan dilakukan secara acak agar dapat
pembangunan memperoleh variasi data yang lebih
beragam. Hasil wawancara diolah
3
menjadi bentuk transkrip untuk sebagian besar masyarakat memiliki
selanjutnya dianalisis dan tingkat pengetahuan tinggi dengan
dipadupadankan dengan data-data proporsi 82 persen, sedangkan tingkat
terkait seperti hasil kuesioner, hasil pengetahuan rendah hanya 18 persen
dokumentasi, dan berita-berita
permasalahan pembangunan tol Rendah
tersebut, dan dianalisa dengan 18%
menggunakan metode kualitatif
campuran. Data kuesioner diolah Tinggi
menggunakan bentuk skor dan 82%
dianalisis menggunakan program SPSS
versi 23. Penyajian data dilakukan
secara deskriptif yang menjelaskan Gambar 3. Diagram Pie Tingkat
secara mendetail mengenai Pengetahuan Masyarakat
karakteristik sosial ekonomi, Tingkat pengetahuan ditengarai
pengetahuan dan persepsi masyarakat dipengaruhi oleh karakteristik sosial
terhadap pembangunan jalan tol ekonomi masyarakat, sehingga
Becakayu. dilakukan pengukuran tingkat
HASIL DAN PEMBAHASAN pengetahuan berdasarkan karakteristik
Responden dalam penelitian ini sosial ekonomi responden yaitu jenis
diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan
kelamin, tingkat pendidikan, kelas jenis pekerjaan Berdasarkan uji chi
usia, dan jenis pekerjaan. Gambar 2. kuadrat diketahui bahwa hanya faktor
menunjukkan komposisi responden tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan
berdasarkan karakteristik sosial saja yang memiliki keterkaitan dengan
ekonomi dengan jumlah sampel pengetahuan masyarakat dengan nilai
sebanyak 100 orang responden. 0,006 dan 0,002 (dibawah 0,05).
92% 70%
52% 48% 57%
Tabel 1. Tabel nilai chi kuadrat
32% 30%
11% 8% Faktor Nilai chi kuadrat
Jenis Kelamin 0,169
Menengah

SMA-PT
Tua
L

Muda

Formal
SD-SMP

Non Formal

Kelas Usia 0,244


Tingkat Pendidikan 0,006
Jenis Pekerjaan 0,002
J. Kelamin Kelas Usia PendidikanPekerjaan

Responden dengan pendidikan


Gambar 2. Karakteristik Responden yang tinggi cenderung lebih
(n=100) mengetahui informasi mengenai
pembangunan jalan tol dibandingkan
Tingkat Pengetahuan Masyarakat respoden yang memiliki tingkat
Hasil analisis data pengetahuan pendidikan yang lebih rendah. Hal ini
pada Gambar 3. menunjukkan bahwa sesuai dengan pendapat Notoatmodjo

4
(2002) yang menyatakan bahwa dipersepsikan atau dari aturan yang
seseorang yang berpendidikan tinggi ada, sedangkan persepsi negatif
mempunyai pengetahuan yang lebih merupakan persepsi individu terhadap
baik dibandingkan dengan orang yang objek atau informasi tertentu dengan
berpendidikan menengah dan rendah. pandangan yang negatif, berlawanan
Jenis pekerjaan formal dan non dengan yang diharapkan dari objek
formal menentukan tinggi rendahnya yang dipersepsikan atau dari aturan
kebutuhan ilmu yang digunakan yang ada. Persepsi negatif seseorang
sehingga dapat membentuk pola dapat muncul karena adanya
kemampuan menyerap, mengolah dan ketidakpuasan individu terhadap objek
memahami suatu informasi. Bekerja yang menjadi sumber persepsinya,
juga akan memudahkan seseorang adanya ketidaktahuan individu serta
untuk menjangkau berbagai informasi. tidak adanya pengalaman inidvidu
Pekerjaan formal cenderung terhadap objek yang dipersepsikan dan
membutuhkan pendidikan tinggi dan sebaliknya, penyebab munculnya
wawasan yang luas sehingga persepsi positif seseorang karena
memperbesar peluang terpapar adanya kepuasan individu terhadap
informasi-informasi terkini khususnya objek yang menjadi sumber
yang terjadi di lingkungan sekitarnya. persepsinya, adanya pengetahuan
individu, serta adanya pengalaman
Persepsi Masyarakat individu terhadap objek yang
Persepsi masyarakat terhadap dipersepsikan.
pembangunan Tol Becakayu terdiri
dari beberapa aspek yaitu aspek
Negatif
informasi dan transparansi
33%
pembangunan, perubahan aktivitas dan Positif
dampak lingkungan. Ketiga aspek 67%
digunakan untuk mewakili beberapa
fenomena yang terjadi di masyarakat
terkait dengan adanya pembangunan Gambar 4. Diagram Pie Persepsi secara
jalan tol tersebut. Semakin tinggi skor umum
total maka kecenderungan persepsi Gambar 4. memperlihatkan
akan semakin positif , begitupula persepsi masyarakat secara umum
sebaliknya, semakin rendah skor total memiliki kecenderungan positif
maka kecenderungan persepsi akan dengan persentase 67 persen,
semakin negatif terhadap adanya sedangkan 33 persen merupakan
pembangunan jalan tol. persepsi negatif. Hal tersebut
Menurut Robbins (2001) menunjukkan bahwa sebagian besar
persepsi positif merupakan penilaian masyarakat mendukung adanya
individu terhadap suatu objek atau pembangunan jalan tol.
informasi dengan pandangan yang
positif atau sesuai dengan yang
diharapkan dari objek yang
5
positif dengan persentase masyarakat
Negatif 59 persen, sedangkan 41 persen
8% masyarakat memiliki perspektif
negatif. Hal tersebut menunjukkan
Positif bahwa perubahan aktivitas setelah
92% adanya pembangunan tidak begitu
berubah banyak baik dari kenyamanan
Gambar 5. Diagram Pie Persepsi maupun keamanan, selain itu
berdasarkan aspek informasi dan masyarakat juga cenderung memiliki
transparansi pembangunan harapan positif mengenai perubahan
Gambar 5. memperlihatkan jangka panjang pada perkembangan
menunjukkan sebagian besar wilayah dengan adanya jalan tol.
masyarakat memiliki persepsi positif Gambar 7. memperlihatkan
dengan persentase 92 persen, masyarakat yang memiliki persepsi
sedangkan 8 persen masyarakat negatif jauh lebih tinggi dari persepsi
memiliki persepsi negatif. Hal tersebut positif untuk aspek dampak lingkungan
memperlihatkan bahwa sebagian besar yaitu persentase 93 persen untuk
masyarakat memiliki keinginan atau persepsi negatif dan 7 persen untuk
motivasi untuk berpartisipasi dalam persepsi positif. Hal tersebut
pembangunan mulai dari hal yang memperlihatkan bahwa sebagian besar
sederhana yaitu mengetahui informasi masyarakat setuju bahwa terjadi
terkait pembangunan dan memperoleh kerusakan lingkungan yang terjadi di
akses untuk menyampaikan aspirasi wilayah sekitar tempat tinggal akibat
mereka. Keinginan masyarakat untuk proses pembangunan.
mengetahui informasi pembangunan
juga dapat mencegah terjadinya
kecurangan dan manipulasi yang hanya Positif
7%
menguntungkan salah satu kelompok
masyarakat saja secara tidak
profesional ( Uno, 2016).
Negatif
93%

Gambar 7. Diagram Pie Persepsi


Negatif
berdasarkan aspek dampak lingkungan
41% Positif
Hasil uji chi kuadrat antara
59%
tingkat pengetahuan dan persepsi pada
Tabel 2. menunjukkan bahwa hanya
Gambar 6. Diagram Pie Persepsi aspek informasi dan transparansi saja
berdasarkan aspek perubahan aktivitas yang memiliki keterkaitan dengan
Gambar 6. menunjukkan pengetahuan masyarakat dengan nilai
memperlihatkan aspek perubahan 0,000 (diatas 0,05). Hal ini
lingkungan didominasi oleh perspektif menunjukkan bahwa masyarakat

6
dengan tingkat pengetahuan tinggi masalah pembebasan lahan hanya ada
cenderung mendukung adanya di daerah on off ramp, yang
pemerataan informasi dan tranparansi membutuhkan area yang lebih luas,
pembangunan dan juga memiliki sedangkan untuk pancang-pancang
motivasi untuk berpartisipasi dalam tiang dan jalan layang tidak
pembangunan melalui komunikasi dua membutuhkan banyak ruang sehingga
arah antara pihak-pihak yang tidak ada masalah dalam pembebasan
berwenang dalam pembangunan lahan. Hal serupa juga disampaikan
dengan masyarakat. oleh pihak Bappeda Kota yang
Tabel 2. Tabel nilai chi kuadrat menunjukkan bahwa masalah
Nilai chi pembebasan lahan di Kota Bekasi tidak
Aspek Persepsi
kuadrat menimbulkan konflik, dan masalah
Seluruh Aspek 0,254 pembebasan tanah lebih cenderung
Informasi dan untuk on off ramp. Pernyataan kedua
Transparansi 0,000 narasumber sesuai dengan data
Perubahan Aktivitas 0,166 lapangan hasil kuesioner.
Dampak lingkungan 0,199
Ada
12% Masalah
Permasalahan Pembangunan
36% Tidak Ada
Setiap pembangunan Masalah
52%
khususnya pembangunan infrastruktur Tidak
memiliki permasalahannya masing- Mengalami
masing. Identifikasi permasalahan
jalan tol Becakayu ini hanya dilakukan Gambar 8. Diagram Pie Pendapat
untuk permasalahan jangka pendek dan Masyarakat terkait Permasalahan
merupakan permasalahan- Pembebasan Lahan
permasalahan sebelum dan ketika Gambar 8. menunjukkan hanya
proses pembangunan. Permasalahan sekitar 12 orang atau 12 persen
pembangunan tersebut dapat berupa responden yang mengalami masalah
permasalahan yang berasal dari proyek pembebasan lahan di lingkungan
itu sendiri maupun permasalahan yang tempat tinggalnya, sedangkan 52 orang
timbul akibat pembangunan tersebut. atau 52 persen tidak mengalami
Permasalahan yang berasal dari proyek permasalahan pembebasan lahan dan
tersebut berupa pembebasan lahan 36 orang atau 36 persen responden
sedangkan permasalahan yang timbul tidak mengalami pembebasan lahan di
akibat pembangunan berupa tempat tinggalnya. Permasalahan
kemacetan serta kerusakan fasilitas pembebasan lahan berdasarkan
umum dan lingkungan. jawaban 12 responden dapat
1. Permasalahan Pembebasan Lahan disimpulkan bahwa permasalahan
Hasil wawancara kepada pihak timbul akibat pembayaran ganti rugi
Bappeda DKI Jakarta diketahui bahwa yang berangsur-angsur sehingga warga
7
tidak langsung menerima ganti rugi kerusakan jalan, sedangkan beberapa
sepenuhnya padahal waktu yang diantaranya juga mengeluhkan tentang
disediakan sangat sempit. Hal tersebut kerusakan fasilitas lainnya. Sebanyak
menyebabkan warga kesulitas mencari 13 orang atau 13 persen responden
tempat tinggal baru. tidak merasakan ada kerusakan fasilitas
2. Permasalahan Kerusakan Fasilitas umum di lingkungannya.
Umum
Pembangunan jalan tol
menyebabkan kerusakan pada fasilitas 13% Ada
umum di wilayah yang dilintasi Kerusakan
proyek. Kerusakan fasilitas terjadi Tidak Ada
karena penggusuran, pelebaran jalan, 87% Kerusakan
dan kerusakan akibat lalu lalang alat
berat. Kerusakan jalan tersebut cukup
mengakibatkan kemacetan karena
Gambar 9. Diagram Pie Pendapat
kendaraan melambat untuk
Masyarakat terkait Kerusakan Fasilitas
menghindari lubang-lubang yang
Umum di Lingkungan Tempat Tinggal
cukup dalam di sepanjang jalan
Kalimalang.
3. Permasalahan Kemacetan
Pihak Bappeda DKI
Kemacetan terjadi karena
menyatakan bahwa membenarkan
kerusakan jalan di sepanjang jalan
bahwa di dalam prose pembangunan
Kalimalang. Kerusakan jalan ini
pasti terjadi kerusakan. Segala
membuat beberapa lokasi menjadi
kerusakan yang terjadi akibat
rawan kecelakaan dan mengakibatkan
pembangunan akan menjadi tanggung
pengendara harus berhati-hati dan
jawab pihak pengembang dan
memperlambat laju kendaraan mereka.
perbaikan akan dilakukan setelah
Kemacetan ini umumnya terjadi di
proyek selesai. Hal tersebut juga
wilayah-wilayah yang sedang proses
disampaikan oleh pihak Bappeda Kota
pengerjaan proyek dan sekaligus
Bekasi yang menyampaikan bahwa
pelebaran jalan, sehingga terjadi
kerusakan fasilitas umum itu wajar
penyempitan.
terjadi selama proses pembangunan,
untuk perbaikannya akan dilakukan Menambah
setelah pembangunan selesai. 9% Kemacetan
Hasil kuesioner menunjukkan bahwa
kerusakan fasilitas umum tersebut
Tidak
berupa jalan, sekolah, tempat ibadah, Menambah
jembatan, halte dan fasilitas utilitas. 91% Kemacetan
Gambar 9. menunjukkan sebanyak 87
orang atau 87 persen responden
mengeluhkan adanya kerusakan Gambar 10. Diagram Pie Pendapat
fasilitas umum. Hampir sebagian besar Masyarakat terkait Kemacetan akibat
responden mengeluhkan tentang Pembangunan Tol
8
Pihak Bappeda Kota Bekasi bahwa segala kerusakan lingkungan
membenarkan bahwa pembangunan akibat pembangunan akan menjadi
mengakibatkan kemacetan, namun tanggung jawab pengembang sehingga
kemacetan adalah hal yang wajar pengembang wajib melakukan
apalagi di jalan Kalimlang. Masalah perbaikan terhadap segala kerusakan
kemacetan akibat penyempitan jalan yang terjadi
ini sifatnya hanya sementara, sehingga Berita juga menyebutkan
tidak memerlukan penanganan khusus. bahwa perbaikan kondisi lingkungan
Hasil kuesioner menunjukkan bahwa pasca pembangunan tol adalah
salah satu permasalahan yang timbul tanggung jawab pihak pusat,
akibat pembangunan menurut disebutkan bahwa sudah ada berita
masyarakat adalah kemacetan. Gambar acara antara Pemerintah Kota Bekasi
10. menunjukkan bahwa 91 orang atau dengan pemerintah pusat terkait
91 persen responden berpendapat penggantian pohon yang ditebang saat
bahwa bertambahnya kemacetan pengerjaan tol Becakayu (Amsori,
merupakan permasalahan yang mucul 2017). Skema penggantian pohon itu
karena pembangunan jalan tol tersebut. adalah satu banding sepuluh.

4. Kerusakan Lingkungan
Dampak terhadap manusia
yakni meningkat atau menurunnya
kualitas hidup manusia, sedangkan
dampak bagi lingkungan yakni
meningkat atau menurunnya daya
dukung alam yang akan mendukung
kelangsungan hidup manusia
(Wardhana,2001).
Kerusakan lingkungan yang Gambar 11. Pemangkasan Jalur Hijau
terjadi akibat pembangunan adalah
polusi udara, polusi suara, erosi di Gambar 11. adalah
sepadan sungai, dan kegersangan pemangkasan jalur hijau yang berada
akibat pemangkasan jalur hijau. Pihak di Kelurahan Jakasampurna.
Bappeda Kota Bekasi menyatakan Pemangkasan jalur hijau ini
bahwa pembangunan tidak merusak menyebabkan kegersangan di
lingkungan, sekalipun ada kerusakan sepanjang Jalan Kalimalang, dan
tersebut hanya bersifat jangka pendek membuat lingkungan terasa lebih
karena pembangunan tol sudah ada panas.
KLHS dan Amdal yang sudah
menerapkan pembangunan KESIMPULAN
berkelanjutan, sehingga akan Kesimpulan yang dapat diambil
dilakukan revitalisasi setelah dari penelitian ini adalah sebagai
pembangunan selesai. Pihak Bappeda berikut:
DKI Jakarta juga menyampaikan
9
1. Tingkat pengetahuan masyarakat 2014. Jakarta : Ditlantas Polda
terkait pembangunan jalan tol Metro Jaya DKI Jakarta
Becakayu cukup beragam, namun
Kementerian Perhubungan Indonesia.
hampir sebagian besar masyarat
Rencana Strategis Lima
memiliki pengetahuan yang tinggi
Tahunan Direktorat Jenderal
terkait informasi jadwal, rencana
Perhubungan Darat 2015-
jalur dan pembiayaan proyek jalan
2019. Jakarta: Kementerian
tol. Karakteristik sosial ekonomi
Perhubungan RI
yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan adalah tingkat Notoatmodjo, Soekidjo. 2002.
pendidikan dan jenis pekerjaan. Pendidikan Dan Perilaku
2. Masyarakat memiliki persepsi yang Kesehatan. Jakarta : Rineka
cenderung positif dengan Cipta
keberadaan proyek jalan tol. Robbins, S. P. 2001. Perilaku
Persepsi positif juga ditunjukkan Organisasi, Konsep,
dari aspek informasi dan Kontroversi, dan Aplikasi
transparansi serta perubahan Terjemahan. Jakarta: PT.
aktivitas, sedangkan untuk aspek Prenhallindo.
dampak lingkungan, masyarakat Susantono, B. 2012. Manajemen
cenderung memiliki persepsi Infrastruktur dan
negatif. Terdapat keterkaitan antara Pengembangan Wilayah.
aspek persepsi informasi dan Jakarta: UI-Press.
transparansi dengan tingkat Uno, H. 2016. Transparansi
pengetahuan Pemerintahan Dalam
3. Permasalahan pembangunan yang Pelaksanaan Pembangunan Di
terjadi antara lain pembebasan Kelurahan Buha Kecamatan
lahan, kerusakan fasilitas umum, Mapanget Kota Manado.
kemacetan, dan kerusakan Manado : Jurnal Universitas
lingkungan akibat pembangunan. Sam Ratulangi
Wardana, Wisnu. 2001. Dampak
DAFTAR PUSTAKA pencemaran lingkungan.
Amsori,Mahmud.2017.Dari:http://jaba Yogyakarta: Penerbit. Andi
r.pojoksatu.id/bekasi/2017/05/10
/pembangunan-tol-becakayu-
ratusan-pohon-ditebang/ Diakses
18 Mei 2017
Bintarto. 1975. Pengantar Geografi
Pembangunan. Yogyakarta:
PT. PB. Kedaulatan Rakyat.
Direktorat Lalu Lintas Perhubungan
Darat. 2014. Laporan
Transportasi DKI Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai