Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PROYEK

EVALUASI PROYEK PEMBANGUNAN JALAN DESA


TAPELAN KEC. NGRAHO KAB. BOJONEGORO

Disusun untuk memenuhi Tugas Evaluasi Proyek

DISUSUN OLEH :

David Buyung Dwi Laksono 200231100054

DOSEN PENGAMPU :

Herry Purwanto, SE,. M.E

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infrastruktur jalan merupakan masalah utama yang dialami oleh
hampir semua daerah, terutama yang masih memiliki masalah
pembangunan, dalam kaitannya dengan masalah pembangunan desa.
Terkait pembangunan pemerintah daerah, sejak disahkannya Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-
Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan
Pemerintah Daerah, pemerintah daerah memiliki kekuatan untuk
mengatasi masalah pembangunan infrastruktur Daerah.
Dalam hal ini pemerintah daerah memiliki wewenang untuk
menyelesaikan permasalahan rumah tangga daerahnya seperti sarana dan
prasarana di tiap-tiap wilayah pemerintahannya. Selain infrastruktur,
pemerintah daerah juga memiliki kewenangan dan kewajiban terkait
dengan penyediaan infrastruktur baik kesehatan, pendidikan, maupun
jalan. Infrastruktur jalan adalah masalah utama yang dihadapi oleh
pemerintah Desa Tapelan sampai saat ini. Selain karena sebagian besar
dijalan yang mengalami kerusakan keadaan ini juga diperburuk dengan
banyaknya kendaraan dari perusahaan beras yang melalui jalan Desa
Tapelan, sehingga perbaikan jalan yang hanya bersifat sementara tidak
dapat dilakukan.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di Desa Tapelan
Kecamatan Ngraho janan Kabupaten Bojonegoro masih banyak kerusakan
jalan di beberapa Dusun yang menaungi beberapa Rt seperti Dusun Puthuk
ada 3 Rt yaitu Rt (12,13,14) yang sampai saat ini jalannya masih
mengalami kerusakan dan disaat ketika turun hujan jalan sangat susah
untuk bisa dilewati warga sekitar,terkadang ada beberapa warga yang
mengalami kecelakaan atau jatuh akibat jalanan yang sangat licin
dikarenakan jalan yang dilewati masih tanah liat yang berkisar Panjang
100m dan Dengan lebar 6m, rusak dan sulit dilewati, dan warga sekitar
tidak bersekolah untuk anak-anak.
Berdasarkan permasalahan di atas, pembangunan jalan di bidang
infrastruktur jalan di Desa Tapelan tentunya dilakukan setiap tahun,
namun ada faktor khusus yang menyebabkan infrastruktur jalan di Desa
Tapelan tidak berkembang yaitu peningkatan yang signifikan. , Ada tidak
berpengaruh. Hal ini sangat bagus untuk kemajuan pemerintah Desa
Tapelan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat keberhasilan Program Pembangunan jalan di
Desa Tapelan Kecamatan Ngraho janan Kabupaten Bojonegoro?
2. Apa faktor penghambat dalam Program Pembangunan jalan di
Desa Tapelan Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pembangunan
jalan di Desa Tapelan Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro
2. Untuk mengetahui faktor penghambat program pembangunan jalan
di Desa Tapelan Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro
1.4 Manfaat
Tujuan diatas diharapkan adanya manfaat dari pembangunan jalan
diantaranya :
1. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan berhasil atau
tidaknya pembangunan jalan Desa Tapelan Kecamatan Ngraho
Kabupaten Bojonegoro dan dapat memberikan keuntungan.
2. Dapat mengetahui faktor penghambat program pembangunan jalan
di Desa Tapelan Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Jalan
Menurut Adisasmita (2011:79), bahwa “jalan merupakan prasarana
transportasi darat yang meliputi bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang berbeda pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah atau air
serta di atas permukaan air”.
Menurut Mirsa (2011:54) bahwa dalam suatu kota, pola jaringan jalan
biasanya terbentuk melalui proses yang sangat Panjang dan merupakan bagian
atau kelanjutan dari pola yang ada sebelumnya.
Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 pasal 1 ayat (4) menjelaskan
bahwa jalan merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk bangunan perlengkapan dan perlengkapannya yang dipertuntkkan
bagi lalu lintas, yang berbeda pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan
kereta api, jalan lori dan jalan kabel. Jalan mempunyai peranan penting terutama
yang menyangkut perwujudan perkembangan antar wilayah yang seimbang,
pemerataan hasil pembangunan serta pemantapan pertahanan dan keamanan
nasional dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan


dijelaskan bahwa penyelenggaraan jalan yang konsepsional dan menyeluruh perlu
melihat jalan sebagai suatu kesatuan sistem jaringan jalan yang mengikat dan
menghubungkan pusat-pusat kegiatan. Dalam hubungan ini dikenal sistem
jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder. Pada setiap sistem
jaringan jalan diadakan pengelompokan jalan menurut fungsi, status, dan kelas
jalan. Pengelompokan jalan berdasarkan status memberikan kewenangan kepada
Pemerintah untuk menyelenggarakan jalan yang mempunyai layanan nasional dan
pemerintah daerah untuk menyelenggarakan jalan di wilayahnya sesuai dengan
prinsip-prinsip otonomi daerah.

2.1 Fungsi dan Manfaat Jalan


Fungsi jalan tersebut dapat dibedakan menjadi sistem jaringan primer dan
sistem jaringan jalan sekunder, sehingga fungsi jalan tersebut menjadi sebagai
berikut:

1. Sistem jaringan jalan primer merupakan jalan dengan peranan


pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah
di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi
yang berwujud pusat-pusat kegiatan. Sistem jaringan jalan primer adalah
sistem jaringan jalan bersifat menerus yang memberikan pelayanan lalu
lintas tidak terputus walaupun masuk ke dalam kawasan perkotaan. Pusat-
pusat kegiatan adalah kawasan perkotaan yang mempunyai jangkauan
pelayanan nasional, wilayah, dan lokal. Jaringan jalan primer terdiri dari:

2. Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan


peranan pelayanan distribusi barang dan jasa di dalam kawasan perkotaan.
Yang dimaksud dengan kawasan perkotaan adalah kawasan yang
mempunyai kegiatan utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, serta kegiatan ekonomi.
Jaringan jalan sekunder terdiri dari:
3. Jalan Arteri sekunder

Jalan yang menghubungkan Kawasan primer dengan Kawasan sekunder kesatu,


Kawasan sekunder kesatu dengan Kawasan sekunder kesatu, atau Kawasan
sekunder kesatu dengan Kawasan sekunder kedua.

Persyaratan teknis jalan arteri sekunder:

 Jalan yang didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 30


km/jam
 Lebar badan jalan paling sedikit 11 meter.
 Kapasitas lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata.
 Lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat
BAB III

METODELOGI

3.1 Lokasi dan Waktu


Lokasi adalah tempat atau objek untuk diadakan suatu proyek renovasi.
Lokasi proyek renovasi berada di jalan Dusun Puthuk desa Tapelan
Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro. Peneliti mengambil penelitian
tersebut karena merupakan akses utama menuju rumah.
3.2 Sumber Data
Dalam eksplorasi ini, penulis esai menggunakan strategi inspeksi
purposive, memilih pengumpulan subjek untuk kualitas atau atribut tertentu
yang dianggap memiliki hubungan yang nyaman dengan kualitas atau kualitas
masyarakat yang baru-baru ini dikenal. Menurut Sugiyono (2013: 53-54)
pemeriksaan purposive adalah metode penentuan subjek-objek sesuai
alasannya, strategi inspeksi ini melibatkan perenungan individu sesuai dengan
poin pemeriksaan, analis memilih subjek-objek sebagai unit penyidikan
mengingat kebutuhan mereka dan memikirkan tentang delegasi unit
pemeriksaan itu.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan informasi diperlukan, karena tanpa metode
pengumpulan informasi itu tidak dapat dianggap sebagai penjelajahan logis.
Adapun metode pemilahan informasi yang menyertai dalam penelitian ini
adalah:1.Studi kepustakan 2.Penelitian lapangan a.Observasi yaitu yang
digunakan untuk menggali data dari sumber data berupa petistiwa, tempat
atau lokasi dan benda serta rekaman gambar.b.Wawancara sebagai pelengkap
dan pendukung serta pembanding dengan data dan informasi yang
diperoleh.c.Dokumentasi.
3.4 Analisis Data
Di dalam analisis data kualitatif terdapat empat kegiatan yang terjadi
secara bersamaan. Aktivitas dalam analisis data yaitu : penyajian data (Data
Display), penarikan kesimpulan (Conclusions Drawing/Verifying), (dalam
Miles, Huberman dan Saldana 2014:31-33).
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Sekilas Objek Proyek
Jalan ini merupakan jalan Dusun Puthuk Desa Tapelan dengan
melewati antara rt (12, 13, 14). Proyek pembangunan jalan ini bertujuan
untuk memperbaiki akses jalan yang sebelumnya hanya paving dan juga
sebagian makadam di bangun dengan pengecoran jalan. Pengecoran jalan
dilakukan supaya jalan tidak mudah rusak serta tahan dengan beban berat,
sebab jalanan tersebut dilewati truck pembawa beras yang bermuatan 10
ton lebih. Pembangunan jalan ini di harapkan bertahan lama serta
memudahkan akses masyarakat dalam melakukan perjalanan.
4.2 Evaluasi/Studi Kelayakan Proyek

Dalam tahapan pelaksanaan, dilakukan analisis dan perbandingan


antara kegiatan pelaksanaan PPIP dengan pelaksanaan Dinas PU yang
dinilai dari aspek-aspek: metode pelaksanaan, waktu pelaksanaan, biaya
pelaksanaan, tenaga kerja, material, peralatan, dan kuantitas pekerjaan.
Untuk membantu dalam pengambilan keputusan atas tahapan pelaksanaan
terbaik sesuai dengan kriteria penilaian yang telah dijelaskan sebelumnya,
ketujuh aspek dalam tahapan pelaksanaan dikumpulkan dalam satu matriks
seperti disajikan pada tabel berikut.

Aspek PPIP Dinas PU


Metode pelaksanaan 2 2
Waktu pelaksanaan 3 1
Biaya pelaksanaan Rp 735.000.000 Rp 972.589.750
Tenaga kerja 1 3
Material 3 1
Peralatan 2 3
Kuantitas pekerja 3 2

Evaluasi multi-kriteria dilakukan terhadap seluruh aspek tahapan


pelaksanaan dan hasilnya disajikan dalam bentuk diagram batang pada
gambar 6. Dengan asumsi bahwa seluruh unsur kriteria sama pentingnya,
diperoleh hasil bahwa skor tahapan pelaksanaan dengan PPIP 0,53 lebih
besar daripada skor Dinas PU yaitu 0,47.

4.2.1 Aspek Teknis

Pembangunan jalan didaerah pedesaan selain perlu memperhatikan


aspek teknis konstruksi jalan, juga perlu memperhatikan aspek konservasi
tanah mengingat kondisi wilayah dengan topografi yang berbukit dan tanah
yang peka erosi.
Dari hasil survey lapangan menunjukkan bahwa tidak sedikit erosi
tanah yang berasal dari jalan, khususnya berupa longsoran dari tampingan dan
tebing jalan. Tujuan dari pengendalian erosi pada jalan adalah untuk
mengamankan jalan dan membangun jalan yang tidak menjadi sumber erosi.
Pemilihan trase jalan untuk mengurangi masalah lingkungan perlu
dilakukan misalnya dengan mengurangi galian dan timbunan bilamana
mungkin. Alasanya karena tidak mungkin di daerah bantaran sungai
menghilangkan masalah erosi dengan pemilihan trase (misal dengan
pemindahan trase atau mengurangi tanjakan).

4.2.2 Aspek Pasar

Dengan pembangunan jalan desa ini diharapkan dapat menjadi jalan


yang lebih bagus dan juga bertahan untuk jangka panjang. Pengembangan
sarana dan prasarana diharapkan mempercepat pembangunan jalan desa
sehingga masyarakat dapat segera merasakan efek dari pembangunan jalan
tersebut.
4.2.3 Aspek Finansial dan Ekonomi

Dalam aspek finansial dilihat dari sudut badan atau orang yang
menanam modalnya dalam proyek atau yang berkepentingan langsung dalam
proyek dan didalam proyek ini dalam pembangunannya menggunakan dana
dari APBD yang dianggarkan oleh pemerintah yang mengurusi bagian
pembangunan. Dan diharapkan setelah renovasi jalan desa ini dapat
memunculkan hasil dari finansial ( Private Return ).

Dalam aspek ekonomi dilihat dari sudut pandang dampak


pembangunan tersebut dalam ekonomi disekitar proyek tersebut, ternyata
setelah adanya proyek tersebut meskipun masih dalam pembangunan,
perekonomian semakin berkembang karena banyaknya orang yang berlalu
lalang memlewati area tersebut dan melakukan segala transaksi sehingga
mendukung sekali dala aspek ekonomi dalam proyek renovasi jalan desa
tersebut.

4.2.4 Aspek Sosial dan Hukum

Dalam aspek sosial dalam proyek diharapkan memberikan dampak


yang positif bagi masyarakat sosial secara luas sehingga dalam renovasi
jalan desa ini dapat memberikan private of return dalam aspek sosial. Dan
dalam masyarakat sudah setuju dalam pembangunan proyek tersebut.

Dalam aspek hukum dalam proyek kali ini sudah sesuai dengan
perbup bojonegoro no 45 tahun 2021. Sehingga tidak adanya kecurangan
dalam pembangunan kali ini.

4.2.5 Aspek Lainnya

Dalam aspek lainnya, dalam pengerjaan suatu proyek butuh adanya


sumber daya manusia yang berkualitas dalam pembangunan proyek renovasi
tersebut, karena sumber daya manusia juga sangat penting dalam keberhasilan
pdan konsep pembangunan suatu proyek dan juga terdapat perencanaan
sumber daya manusia yang nantinya juga sebagai tujuan dari suatu proyek
bisa berhasil.

4.3 Dampak Positif dan Negatif Proyek


1 Dampak Positif
 Terpenuhinya harapan masyarakat desa akan memiliki jalan
yang bagus
 Akses jalan semakin mudah dan tidak bahaya jika waktu hujan
dating, sebab sebelum jalan di renovasi akses jalan licin
sehingga banyak masyarakat yang terjatuh.
2 Dampak Negatif
 Sebagian tanah masyarakat ikut termsksn oleh pembangunan
jalan
 Akses jalan terhambat di karenakan masih adanya sisa material
di bahu jalan
 Bahaya bagi masyarakat yang memiliki anak kecil jika
sewaktu-waktu bermain di jalan tersebut terserempet
kendaraan
BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5. 1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan di Desa Tani Harapan, di


peroleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Program pembangunan jalan di Desa Tapelan berjalan sesuai


dengan perencanaan serta sesuai dengan RAB yang telah di rancang.
Meskipun pembangunan berjalan sesuai rencana, namun ada pula kendala-
kendala yang di hadapi selama proses pembangunan berjalan.

a) Evaluasi Konteks yang lebih mengarah kepada kekuatan dan


kelemahan organisasi dan pada pemberian masukan untuk perbaikan
organisasi desa baik yang berperan secara langsung maupun tidak
langsung dalam pembangunan jalan di desa Tapelan sudah terevaluasi
dengan baik dan segala masukan yang diberikan dapat memberikan
pengaruh besar sehingga pembangunan jalan di desa Tapelan terlaksana.

b) Evaluasi Input ini lebih mengarah pada penemuan program guna


melakukan perbaikan yang dibutuhkan selain itu juga untuk
memaksimalkan potensi yang dimiliki sebaik mungkin, dalam hal ini input
yang diberikan desa Tapelan sudah tepat di karenakan pembangunan jalan
di desa Tapelan memiliki tujuan yang sangat penting bagi kelangsungan
kehidupan di desa, selain itu dengan memaksimalkan sumber daya
manusia yang dimiliki untuk memaksimalkan berjalannya pembangunan
jalan di desa Tapelan.

c) Proses Pelaksanaan pembangunan jalan desa di Desa Tapelan


berjalan sesuai dengan RAP yang ada, tetapi belum maksimal.

d) Evaluasi Hasil yang mencari seberapa jauh program sudah


berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan, berkaitan dengan hal ini
pembangunan jalan desa sesuai dengan perencanaan awal dilaksanakannya
program pembangunan tersebut bahkan pihak yang terkait juga merasa
puas dengan hasil dari pembangunan jalan di desa Tapelan.

2. Faktor penghambat dalam pembangunan jalan di Desa Tapelan


Ini sendiri ada beberapa, yakni sebagai berikut:

a) Pencairan anggaran dana pembangunan dari pemerintah yang


terlambat. Hal ini menjadi salah satu penghambat proses pembangunan
yang ada, sebab pembangunan hanya dapat di laksanakan apabila di
tunjang dengan dana yang memadai.

b) Cuaca buruk juga menjadi salah satu faktor penghambat proses


pembangunan yang sedang berlangsung. Hal ini di karenakan akses jalan
menuju tempat pembangunan akan sangat berlumpur dan licin sehingga
sulit untuk dilalui oleh kendaraan pengangkut material baik itu timbunan
maupun material penunjang lainnya.

c) Sumber daya manusia yang kurang memadai. Kurangnya


sumber daya manusia yang memadai dapat menjadi salah satu faktor
penghambat pembangunan yang sedang berlangsung.

5. 2 Rekomendasi
1. Perencanaan yang matang adalah unsur utama dalam
menjadikan struktur yang baik sehingga dalam perencanaan
hendaknya dilakukan dengan tempo waktu yang terbaik tanpa
tergesa-gesa
2. Perencanaan pembangunan Bendungan Gongseng selalu
mengacu pada peraturan, landasan ataupun standar terbaru
yang dikeluarkan pihak berwenang sehingga dalam
pelaksanaanya hendaknya didasari oleh peraturan dan
standar-standar yang berlaku dan standar baru.
DAFTAR PUSTAKA

Adminpu. (2020). JALAN MENURUT FUNGSINYA.

Adminpu. (2020). KLASIFIKASI JALAN BERDASARKAN FUNGSI.

N, B. (2010). EVALUASI PROGRAM PEMBANGUNAN JARINGAN JALAN PERDESAAN.

Rini Mastuti, A. C. (2021). Dampak Pembangunan Jalan Desa Terhadap Kondisi Sosial
Masyarakat. Jurnal Pemberdayaan Komunitas MH Thamrin, 3.

W, A. Y. (2015). ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN JALAN TEMBUS


LAWANG-BATU. Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya, 8.

Anda mungkin juga menyukai