PENDAHULUAN
Pembangunan janngan jalan dan jembatan sebagai urat nad Provins diharapkan
mampu menghubungkan jalan antar kabupaten agar senantiasa dapat berfungsi untuk
mendukung kelancaran arus lalu lintas barang dan jasa dalam rangka percepatan
Bina Marga menitik beratkan pada peningkatan jalan Provinsi baik lintas utama maupun
Untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi (civil works) jalan yang baik, diperlukan
perencanaan teknik jalan ruas-ruas jalan yang akan dibangun. Oleh karena itu,
pelaksanaan pekerjaan konstruksi ke depannya. Untuk itulah Dinas Bina Marga Provinsi
ada di Provinsi Lampung, yang salah satunya berupa PEKERJAAN PERENCANAAN JALAN
NEGARA RATU SP. TUJOK KABUPATEN LAMPUNG UTARA, yang berupa Perencanaan
Ruas jalan ini merupakan jalur utama yang berada di wilayah Kabupaten Lampung
Utara yang menghubungkan kabupaten Lampung Utara dengan Kabupaten Way Kanan
Sepanjang 35,00 Km. Seiring dengan meningkatnya arus barang dan jasa maka perlu
dimbangi dengan peningkatan sarana dan prasarana pendukung berupa jalan dan
jembatan. Pada saat ini Ruas Jalan Negara Ratu -Sp. Tujok kondisi struktur perkerasan
jalannya sudah mulai rusak oleh karena itu untuk meningkatkan kenyamanan dan
keamanan bagi pengguna jalan dirasa perlu untuk mendesain ulang secara lengkap,
Maksud dari perencanaan ini adalah membantu Dinas Bina Marga Provinsi Lampung
dalam rangka melaksanakan pekerjaan perencanaan teknik jalan pada ruas-ruas jalur
lintas antar kabupaten yang berada di provinsi Lampung. Sedangkan tujuan dan
UTARA (BM.KSL-14) ini adalah menyediakan perencanaan teknis Ruas Jalan Negara
Ratu- Sp. Tujok Sepanjang 35,00 Km yang berwawasan lingkungan serta menyiapkan
dokumen pelelangan sesuai dengan rencana dan menggunakan standar prosedur yang
perekonomian yang tinggi sehingga tingkat pelayanan jalan yang dinginkan seama ini
dapat tercapai.
perkerasan eksisting 3,50 s.d 4,50 dan bahu jalan antara 1,00 s.d 2,00 meter kiri dan
kanan.
Lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh konsultan sesuai dengan tahapannya adalah
sebagai berikut:
a. Survey pendahuluan
C. Pengukuran topografi
f.Survey geologi
h. Survey hidrolbgi
2. Analisa data lapangan, desain, dan gambar
f. Penggambaran
dokumen lelang.
METODOLOGI
menyangkut masalah admin istrasi maupun yang bersifat teknis. Kegiatan yang
rencana ker)ja, tujuan teknis pekerjaan yang harus dicapai dan sebagainya.
3. Meakukan koordá nasi kera antar masing-masing anggota tim, tata cara
pengambilan data.
kegiatan.
Survey dan investigasi adalah salah satu tahapan dalam perencanaan jalan, pada
ada.
3. Pengukuran topografi pada ruas jalan dan mengindentifikasi lebar ruang milik
jalan.
4. Kegiatan survey lalu lintas yang melewati ruas jalan tersebut
5. Melakukan survey terhadap kondisi geologi dan geoeknik pada ruas jalan.
Survey pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi awal dari lokasi atau daerah
yang akan direncanakan dan sebagai bahan kajian kelayakan teknis serta sebagai
bahan pertimbangan untuk survey detail selanjutnya. Kegiatan survey pendahuluan ini
1. Mengumpulkan
informas
pada
perkerasan
maupun
pada
2.4.1Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah mendapatkan data secara umum mengenai
kondisi perkerasan pada ruas jalan yang ditinjau dan mengumpulkan data
menyangkut fitur dan bangunan yang ada serta melengkapi hasil survey
sedangkan untuk kondisi tertentu memerlukan data yang lebih rapat, interval
jarak dapat diperpendek. Data yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini
adalah
C. Nilai kekasaran jalan dari hasil survey NAASRA Rougness Meter atau
RCI
Kondisi Visual
8 10
sangat rata
sangat baik/rata
penetrasi macadam
baik
5-6
banyak lubang
2-3
rusak berat
terpelihara
kecuai oleh 4 WD
d. Kondsi daerah samping jalan serta sarana utilitas yang ada sepert saluran
e. Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus jelas dan disertai dengan photo
2.5.1 Tujuan
dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala
Pemasangan patok-patok
PVC ukuran 4" yang berisi adukan beton dan memasang nut dari baut di
atasnya.
Memasang patok dani kayu yang cukup keras dan lurus yang telah dicat
warna kuning dan diberi nomor yang digunakan sebagai titik poligon dan
Melakukan pengamatan matahari pada titik awal dan akhir peng ukuran.
biasa)
dan pulang. Dalam mengukur sifat datar tersebut harus mencakup semua
ttik pengukuran (poligon, sifat datar, potongan melintang dan titik BM)
Menggunakan rambu yang masih baik, berskala benar, jelas dan sama.
Membaca benang atas (BA), benang tengah (BT) dan benang bawah
Dalam satu hari pengukuran harus dalam jumlah slag yang genap
C.Pengukuran situasSi
theodolit, yang mencakup semua obyek yang dibentuk oleh alam maupun
dan kerapatan titik yang cukup sehingga menghasilkan gambar situasi yang
Lebar Koridor
Kondisi
Longsoran
(m)
75 +75
75 + 75
Jalan baru
Datar, landai, lurus
Pegunungan
2.5.3 Persyaratan
Melakukan pemeriksaan terhadap alat ukur yang akan dipakal dengan cara
sebagai berikut
berikutnya).
c. Perhitungan
Pengamatan matahar
pekerjaan.
berikutnya. Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata,
tapi harus diberikan berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut yang
lebih pendek harus mendapatkän koreksi yang lebih besar), dan harus
d. Penggambaran
Mencantumkan koordinat grid terluar (dari gambar) baik nilai absis (x)
Mencantumkan nilai X,Y,Z pada setiap titik ikat (BM) dan diberi tanda
khusus.
2.6.1 Tujuan
perencanaan jalan.
Lokasi survey lalu-lintas dilakukan pada 2 tempat yaitu pada ruas jalan dan pada
persimpangan. Mencatat seluruh jenis kendaraan yang lewat baik arah depan
Pos klas A adalah pos perhitungan lalu-lintas yang terletak pada ruas
kendaraan.
Pos klas B adalah pos perhitungan lalu-lintas yang terletak pada ruas
Pos klas C adalah pos perhitungan lalu-lintas yang terletak pada ruas
kendaraan.
Pemilihan lokasi
LOkasi pOs harus mewakili jumlah lalu-lintas harian rata-rata dari ruas
jalan tidak terpengaruh oleh angkutan ulang alik yang tidak mewakili
ruas.
LOkasi p0S harus mempunyai jarak pandang yang cukup untuk kedua
yang terdiri dari satu huruf besar dan diikuti oleh tiga digit angka.
perhitungan dan tiga digit angka berikutnya identik dengan nomor ruas jalan
dimana p0S-pos tersebut terletak. Apabila dalam satu ruas jalan memiliki lebih
dari satu pos perhitungan, maka kode untuk pos kedua, digit pertama diganti
dengan 3 dan seterusnya. Urutan pos dimulai dari kilometer kecil ke arah
Periode perhitungan
Pos klas A dilakukan dengan periode 40 jam selama 2 hari, muai puku
06.00 pagi pada hari pertama dan berakhir pukul 22.00 pada hari kedua.
Pos klas C dilakukan dengan periode 16 jam mulai pukul 06.00 pagi dan
Pengelompokan kendaraan
Golongan
Jenis Kendaraan
Bus kecil
Bus besar
Truk 3 Sumbu
ruk gandengan
56
4. kendaraan barang maksimal beban sumbu belakang 3.5 ton dengan bagian
belakang sumbu tunggal roda tunggal
5a. Kendaraan penumpang umum dengan jumlah tempat duduk antara 16 s/d 26
buah seperti metromini, kopaja dan elf dengan bagian belakang sumbu tunggal
5b. Kendaraan penumpang umum dengan jumlah tempat duduk 30 s/d 50 buah
7a. Kendaraan barang dengan 3 sumbu dan termasuk sumbu ganda roda ganda.
7b. Truk seperti no 6 dan 7 yang diberi gadengan bak truk atau disebut juga Full
Truk
7c. Truk yang terdiri dari kepala truk dengan sumbu 2-3 sumbu dan bak yang
2.7.1 Tujuan
Tujuan dari survey ini adalah untuk mengetahui data struktural perkerasan yang
ada, meliputi, daya dukung tanah dasar dan susunan lapis perkerasan
a.
dilakukan
untuk
kebutuhan
pengujian ini dapat diketahui daya dukung lapisan tanah sampai dengan
Pengujian ini sangat cocok dilakukan untuk mengetahui daya dukung tanah
apabila tanah dasar merupakan tanah galian. Pengujian DCP dilakuan dengan
mempergunakan alat yang memiliki beban seberat 20 lbs (9,07 kg). Beban ini
dijatuhkan dari ketinggian 20 inch (50,8 cm) memalui tiang berdiameter 5/8
inch (16 mm). Akibat pukulan ini, konus baja berbentuk kerucut dengan luas
1/2 sq. inch (1,61 cm ) bersudut 30 atau 60 akan masuk atau berpenetrasi
pada jenis material yang ada pada atau kekerasan lapisan yang akan diuji.
Gunakan konus yang bersudut 30 pada lapisan yang keras atau yang banyak
Pemboran tangan adalah metode yang cepat dan murah yang dapat dilakukan
pada tanah lunak sampai agak lunak dengan kedalaman pemboran sampai 8
pengeboran.
ditetapkan.
Dalam perencanaan ini untuk survey perkerasan jalan hanya dilakukan uji DCP
2.7.3Persyaratan
Survey ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas tanah, menentukan jenis dan
karakteristik tanah untuk keperluan bahan jalan dan truktur. Survey ini dilakukan
dengan mengambil sampel tanah yang berada di sepanjang ruas jalan kemudian diuji di
laboratorium. Hal-hal yang akan diperoleh dari pengujian tanah di laboratorium adalah
sebagai berikut
1. Ukuran Buir
Ukuran dan gradasi butir tanah ditentukan dengan. Analisa saringan untuk
menentukan gradas pasir dan kenkil. Tanah harus diklasifikasi kan mempunyai
karakteristik seperti bahan berbutir kasar (pasir atau kerikil) atau bahan berbutir
Diskripsi mengenai pasir dan kerikil atas dasar ukuran butir kasar, sedang dan
halus. Tanah dengan penyebaran ukuran berbutir yang baik dari kasar sampai ke
yang halus disebut gradasi baik (well grade), sedangkan untuk tanah dengan
ukuran butir satu jenis disebut gradasi seragam dan untuk tanah yang kekurangan
ukuran butir tertentu disebut gradasi celah (gap grade), Disamping komposisinya
pasir dan kerikil juga diuraikan bentuk butirnya: bulat, hampir bulat, tajam dan
hampir tajam.
2. Berat Jenis
Berat jenis ditetapkan sebagai perbandingan berat butir tanah dengan berat air
dengan volume yang sama pada suatu suhu tertentu. Berat jenis tanah tergantung
3. Berat Satuan
Berat satuan masa tanah, ditentukan sebagai perbandingan berat masa dengan
4. Moisture Contents
Untuk menentukan kadar air tanah, ditentukan sebagai perbandingan berat air yang
5. Batas Atterberg
Untuk petunjuk pengaruh air, lebih lanjut diadakan penguJian Batas Cair (Liquid
Limit LL), Batas Plastis (Plastic Limit = PL), dan Index Plastis (Plasticity Index
PI). Batas cair adalah batas kadar air apabila perubahan tanah dari tingkat cair ke
tingkat plastis, batas plastis adalah batas kadar air minimum dimana tanah masih
dalam tingkat plastis dan Batas Atterberg digunakan sebagai suatu dasar untuk
membedakan bahan yang berplastisitas Cukup tinggi lempung, (plastis sebagian dan
tidak plastis.
6. Konsolidasi
Untuk menentukan sifat kemampuan suatu jenis tanah, yaitu sitat-sifat perubahan si
dan proses keluarnya air dari dalam tanah yang diakibatkan adanya perubahan
Pengujian hasil konsolidasi dapat digunakan untuk memilih jenis pondasi yang aman
7.Pengujian Triaxial
Pengujian riaxial digunakan untuk menentukan kohesi, sudut geser dalam dan
tekanan air yang dituangkan kedalam tanah. Data ini digunakan untuk menentukan
8. Test CBR
Berdasarkan cara mendapatkan contoh tanahnya, CBR dapat dibagi atas: CBR
lapangan, CBR lapangan rendaman dan CBR laboratorium. Tes yang dilakukan pada
Tujuan survey ini adalah untuk mengeta hui informasi mengenai bahan-bahan
perkerasan yang dapat dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi pada ruas
Jenis bahan perkerasan yang ada, misalnya pasir, kerikil, tanah timbunan atau
batu.
LOkasi quarry setiap jenis perkerasan berikut perkiraan jumlah yang ada.
2.10
2.10.1 Tujuan
Tujuan survey hidrologi dan hidraulik adalah mengumpulkan data hidrologi dan
karakter/perilaku aliran air pada bangunan air yang ada sepanjang ruas efektif
yang diperlukan
terhadap lokasi pekerjaan, data tersebut bisa diperoleh dari Badan Meteorog
dan Geofisika atau instansi terkait di kota terdekat dari okasi perencanaan.
Nerecanakan
bangunan
pengaman
210.3 Persyaratan
Sungai)
211
2.111 Tujuan
Tuguen dari studi Lgeya Pengeloiaan Lingkungan (UK) dan Uaya Pemantauan
Mengidentifkas
Mengidenbiikasi
Nemprediks
dan
Data sekunder
antara lain AMDAL (ANDAL, RKL, DAN RPL) dan/atau UKL/UPL serta laporan
Kajian data
2.11.3 Persyaratan
Air
Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Undang-undang No.
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pangan Berkelanjutan.
Wilayah Nasional
Penyusunan AMDAL.
AMDAL
Peraturan
Menteri
Penetapan Jenis Rencana Usaha dan atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum
dan
SPPL
2.12
UTARA (BM.KSL-14) merupakan perencanaan untuk jalan Provinsi dengan kelas jalan
sedang. Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan yang disusun oleh
Persimpangan Sebidang.
Nomor: 76/KPTS/Db/1999;
5. Tata Cara
Standar dan Pedoman Teknis yang telah disusun sebelum tahun 2001, belum
disesuaikan dengan tata cara penulisan standar yang diterbitkan oleh Badan
Standarisasi Nasional (BSN) tahun 2000, selain itu belum juga disesuaikan dengan
buku: A Policy on Geometric Design of Highways and Streets, AASHTO tahun 2001.
Standar geometri jalan perkotaan ini mengatur ketentuan - ketentuan geometri ruas
Perbedaan standar ini dengan standar sebelumnya antara lain : penyesuaian standar
bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik
seningga dapat memenuhi tungsi dasar dari jalan yaitu memberikan pelayanan yang
optimum pada arus lalu-lintas. Perencanaan tebal perkerasan dan drainase tidak
termasuk dalam lingkup perencanaan geometrik jalan. Jadi tujuan dari perencanaan
geometrik jalan adalah menghasilkan intfra struktur jalan yang aman, efisiensi
pelaksanaan. Ruang, bentuk dan ukuran jalan dikatakan baik jika dapat memberikan
Yang menjadi dasar perencanaan geometrik jalan adalah sitat gerakan, ukuran
geometrik jalan Supaya dihasilkan bentuk dan ukuran jalan serta ruang gerak
kendaraan yang memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan. Elemen dalam
koordinasi alinyemen.
Alinyemen horisontal dikenal dengan nama situasi jalan atau trase jalan. Pada
Panjang maksimum bagian lurus, harus dapat ditempuh dalam waktu 2,5
Pada tabel di bawah ditampilkan panjang bagian lurus untuk berbagai kondisi
jalan
Bukit
2500
Fungsi Jalan
Datar
3000
2000
Gunung
2000
Arteri
Kolektor
1750
1500
Kendaraan pada saat melalui tükungan dengan kecepatan (V) akan menerima
gaya sentrifugal tersebut, perlu dibuat suatu kemiringan melintang jalan yang
Pada saat kendaraan melalui daerah superlevasi, akan terjadi gesekan arah
127(e+
25
D 360
27cR
D derajat lengkung ()
maksimum.
Rane 127e.
181913.53e
Dmak
= derajat lengkung ()
Dakderajat maksimum
Untuk berbagai variasi kecepatan dapat digunakan tabel di bawah ini (ema10
saja. Tikungan FC hanya digunakan untuk R (jari-jari tikungan) yang besar agar tidak
Keterangan
Sudut ukungan
O pusat lingkaran
ke PI atau PI ke TC
Rc jari-jari lingkaran
LC
o Tc Rc tan V2A
oEc Tc tan VA
Lc Tke
360
yang tiba-tiba dari bentuk lurus ke bentuk lingkaran, jadi lengkung peralihan ini
diletakkan antara bagian lurus dan bagian lingkaran (circle), yaitu pada sebelum dan
Keterangan
lingkaran
RC jari-jari lingkaran
P pergeseran tangen
terhadap spiral
Rumus-rumus
yang
digunakan
Ls.90
7Re
ec A- 8s
Lc X ZT X Re
180
Laot Lc + 2Ls
LS Re(lcos t
6.Re
4.Re
Es (RC+ P) .secVB RC
Ts(RC+ P) tgVap+K
sehingga titik Sc berimpit dengan CS. Rc yang dipilih harus sedemikian rupa
Gambar Tikungan Spiral-Spiral
Keterangan
Sudut tikungann
RS jar-jari lingkaran
8s V2.A
o Ls AxE
90
o Es (Rc + p) secB Re
Ts(RC + P) tgvB +k
e Superelevasi
2.Ls
lebar lajur