Anda di halaman 1dari 16

BUILDING AND INFRASTUCTURE

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Lingkungan

Dosen Pengampu:

Siti Munawaroh Panggabean, M.Arch

Disusun oleh:

• ZHAFIRA AZIS SORAYA (2111040115)


• SYAHYU CHANIA PUTRI (2111040227)
• SATRIA ALAM (2111040092)
• NADHIYA ANNISA NURISNI (2111040068)
• MIRANDA LINTANG TIARA (2111040062)
• NAINA HIBATASYA A (2111040193)
• MUTIARA SABILLA (2111040065)

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2023/2023


Kata Pengantar

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat yang berupa kesehatan jasmani dan rohani
sehingga kita masih dapat bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya.
Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Habibillah
Muhammad Saw yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa
ajaran agama yang sempurna dengan bahasa yang indah.

Penulis akhirnya dapat merasa bersyukur karena telah menyelesaikan karya


ilmiah yang berjudul “BUILDING AND INFRASTUCTURE” sebagai tugas
mata kuliah Pendidikan Lingkungan. Dalam membuat karya ilmiah ini, dengan
keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis punya serta melalui beberapa
sumber informasi. Kegiatan penyusunan karya ilmiah ini memberikan penulis
tambahan ilmu pengetahuan yang dapat bermanfaat dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.

Penulis mengucapkan Terima kasih kepada semua narasumber dan semua


penulis buku atau artikel yang berkaitan dengan karya ilmiah ini, dan penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga penulis akan terus
berkembang terkhusus dalam bidang penulisan Makalah maupun Karya Ilmiah.

Bandar Lampung, 24 Maret 2023

Penulis

ii
Daftar Isi

Cover ............................................................................................................... i

Kata Pengantar .............................................................................................. ii

Daftar Isi ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 4

A. Pengertian Infrastruktur ....................................................................... 6


B. Sistem Infrastruktur .............................................................................. 7
C. Bagian Bagian Pembangunan Infrastruktur dan peranannya .............. 13
D. Pembangunan Infrastruktur .................................................................. 14

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 15

A. Kesimpulan .......................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Keberadaan infrastruktur yang memadai sangat
diperlukan dan menjadi bagian yang sangat penting dalam sistem pelayanan masyarakat.
Berbagai fasilitas fisik merupakan hal yang vital guna mendukung berbagai kegiatan
pemerintahan, perekonomian, industri dan kegiatan sosial di masyarakat dan pemerintahan
(Soemardi dan Reini D, 2009). Infrastruktur adalah fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan
atau dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam penyediaan
air, tenaga listrik, pembangunan limbah, transportasi dan pelayananpelayanan similar untuk
menfasilitasi tujuan-tujuan sosial dan ekonomi (Kodoatie, R.J., 2005). Jenis-jenis infrastruktur
sebagai berikut: 1. Infrastruktur keras merupakan infrastruktur yang memiliki bentuk fisik yang
nyata dan paling banyak berkaitan dengan kepentingan umum masyarakat. Contohnya:
bandara, kereta api, pelabuhan, dermaga, saluran irigasi, got, bendungan, jalan raya, dll. 2.
Infrastruktur keras non fisik merupakan infrastruktur keras tetapi tidak memiliki bentuk fisik
yang nyata, tetapi berguna dalam mendukung infrastruktur fisik lainnya dan berkaitan dengan
masalah kepuasan publik. Contohnya: pasokan listrik, ketersediaan air bersih, jaringan
komunikasi, ketersediaan saluran gas, dll. 2 3. Infrastruktur lunak berbentuk kelembagaan atau
kerangka institusional dan berkaitan dengan aktivitas pelayanan masyarakat yang disediakan
oleh pemerintah. Contohnya: pelayanan kantor pos, pelayanan polisi, dll. Sedangkan menurut
(Sadono, 2011) infrastruktur merupakan komponen utama dalam mengembangkan kegiatan
ekonomi dan meningkatkan efisiensi kegiatan ekonomi suatu negara. Infrastruktur dalam
meningkatkan efisiensi kegiatan ekonomi ini berupa jalan raya, pelabuhan laut, lapangan
terbang, kawasan industri, alat-alat perhubungan seperti telepon dan alat pengangkutan, dan
fasilitas penyediaan air dan listrik. Infrastruktur dalam suatu negara mempunyai peranan
penting dalam mempengaruhi efisiensi dan biaya produksi perusahaan-perusahaan.
Infrastruktur yang baik akan mengurangi biaya tetap dan biaya berubah perusahaan-perusahaan
oleh karena:
1. Perkembangan infrastruktur menghemat biaya mendirikan pabrik-pabrik. Lokasi industri
yang disediakan pemerintah membuat perusahaan mendapatkan tempat operasinya dengan
harga yang lebih murah dan pembangunan pabrik dapat dilaksanakan dengan lebih efisien.
Penggunakan fasilitas listrik dan air dalam lokasi industri ini juga dapat mengurangi biaya.

4
2. Infrastruktur yang lebih baik meningkatkan efisien operasi perusahaanperusahaan.
Infrastruktur yang baik menimbulkan efek melicinkan operasi pengangkutan bahan mentah ke
pabrik dan barang akhir ke pasar, mengurangi pengangkutan bahan mentah dan barang akhir
dan mempersingkat waktu dalam membeli barang mentah hingga menyediakan barangnya di
pasaran.
3 Fasilitas infrastruktur dipahami sebagai input infrastruktural publik dari sudut pandang
suplai. Jika dilihat dari sifat pelayanan yang diberikan, infrastruktur secara luas dapat
digolongkan menjadi kategori fisik, sosial dan finansial. Kategori fisik meliputi transportasi
(rel kereta, jalan, jalur udara dan jalur perairan), listrik, irigasi, telekomunikasi, suplai air dan
sebagainya. Infrastruktur fisik berkontribusi kepada pertumbuhan ekonomi dengan cara
mengurangi biaya transaksi dan menciptakan banyaknya investasi, lapangan kerja, hasil
(output), pendapatan dan pertumbuhan sampingan. Infrastruktur sosial berkontribusi melalui
pengayaan sumber daya manusia dalam hal pendidikan, kesehatan, perumahan, fasilitas
rekreasi dan sebagainya, sehingga dapat memajukan kualitas hidup. Infrastruktur ini akan
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia dan akan meningkatkan produktivitas
pekerja. Selanjutnya, infrastruktur finansial yang meliputi kerjasama perbankan, pos, dan pajak
dari suatu populasi yang mewakili kinerja finansial negara.
B. Rumusan Masalah
1. Definisi Infrastuktur
2. Sistem Infrastruktur
3. Bagian-Bagian Pembangunan Infrastruktur di Indonesia
4. Pembangunan Infrastruktur dan Peranannya

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi infrastruktur


2. Untuk mengetahui system infrastruktur
3. untuk mengetahui bagian bagian pembangunan infrastruktur
4. Untuk mengetahui pembangunan infrastruktur dan peranannya

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Infrastruktur

Infrastruktur yaitu elemen dasar dari suatu kota meliputi bangunan utama dari suatu
kegiatan, dan bangunan penunjang kegiatan. Infrastruktur ini mengacu pada sistem fisik yang
menyediakan transportasi, air, bangunan, dan fasilitas publik lain yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia secara ekonomi dan sosial. Menurut Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum No.378/1987 tentang Standar Konstruksi Bangunan Indonesia, Lamp.22:
”Prasarana Lingkungan adalah jalan, saluran air minum, saluran air limbah, saluran air hujan,
pembuangan sampah, jaringan listrik”. Selain itu juga, menurut Keputusan Menteri Dalam
Negeri No.59/1988 tentang Petunjuk Pelaksanaan PerMenDagri No.2/1987 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Kota: ”Sistem utama jaringan utilitas kota (pola jaringan fungsi primer
dan sekunder) seperti air bersih, telepon, listrik, gas, air kotor/drainase, air limbah”. Adapun
berbagai definisi infrastruktur dari para ahli dunia yaitu : Grigg (1988): "Fasilitas-fasilitas fisik
yang kadang-kadang disebut pekerjaan umum". Hudson, et al. (1997): American Association
Pekerjaan Umum (APWA) menyatakan bahwa "pekerjaan umum adalah struktur fisik dan
fasilitas yang dikembangkan atau diperoleh oleh lembaga-lembaga publik untuk rumah fungsi
pemerintahan dan menyediakan air, listrik, pembuangan limbah, transportasi, dan layanan yang
mirip dengan memfasilitasi pencapaian tujuan sosial dan ekonomi umum ". Nation Science
Foundation (NSF 94): "Kenaikan A peradaban dan jatuh terkait dengan kemampuannya untuk
memberi makan dan menaungi orang-orang dan mempertahankan diri. Kemampuan ini
tergantung pada infrastruktur - yang mendasari, yayasan sering tersembunyi dari kekayaan dan
kualitas hidup masyarakat. Sebuah masyarakat yang mengabaikan infrastruktur kehilangan
kemampuan untuk mengangkut orang dan makanan, menyediakan udara bersih dan air,
penyakit kontrol, dan melakukan perdagangan ". Hudson, et al. (1997): Kontraktor Associated
Jenderal Amerika (Agca 82) menyatakan bahwa infrastuktur Adalah "Sebuah sistem fasilitas
umum, baik secara publik atau pribadi yang didanai, yang menyediakan pelayanan esensial dan

6
standar yang berkelanjutan hidup". Kelompok Bidang Keahlian Manajemen Rekayasa
Konstruksi ITB (2001): ”Infrastruktur (prasarana) adalah bangunan atau fasilitas fisik yang
dikembangkan untuk mendukung pencapaian tujuan sosial dan ekonomi suatu masyarakat atau
komunitas”.

B. Sistem Infrastruktur
Menurut Fidel Miro: ”Sistem adalah suatu kesatuan unit, suatu integrasi yang bersifat
komprehensif (luas) yang terdiri dari elemen-elemen, unsur-unsur, sub-unit dimana saling
mendukung dan bekerja sama membuat timbulnya integrasi dan sistem tadi”. Jadi, Sistem
infrastruktur adalah kumpulan sub-sistem infrastruktur atau kumpulan elemen infrastruktur
yang saling berinteraksi untuk tujuan tertentu.Termasuk dalam pengertian infrastruktur adalah
fasilitas transportasi, bangunan institusional dan komersial, bangunan irigasi, drainase dan
pengendali banjir, fasilitas air bersih dan air kotor, fasilitas penanganan limbah padat,
pembangkit energi dan distribusinya, fasilitas telekomunikasi, fasilitas olah raga dan rekreasi,
serta infrastruktur kawasan permukiman.

C. Bagian-bagian pembangunan infrastruktur di Indonesia


Pembangunan infrastruktur di Indonesia terbagi jadi beberapa bagian yaitu
transportasi, telekomunikasi, sanitasi, dan energi. Jika keempat bagian itu di bangun secara
benar dan teratur maka Indonesia bisa bebas dari permasalahan pembangunan infrastruktur dan
menjadi negara yang maju. Berikut penjelasan dari keempat bagian dari pembangunan
infrastruktur di Indonesia.
1.Transportasi
Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke
tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan
angkutan dimulai, ke tempat tujuan, kemana kegiatan pengangkutan diakhiri. Peranan
transportasi sangat penting untuk saling menghubungkan daerah sumber bahan baku, daerah
produksi, daerah pemasaran dan daerah pemukiman sebagai tempat tinggal konsumen.Unsur-
unsur transportasi meliputi:
1. Ada muatan yang diangkut
2. Tersedia kendaraan sebagai pengangkutnya
3. Ada jalanan yang dapat dilalui

7
4. Ada terminal asal dan terminal tujuan
5. Sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen yang menggerakkan kegiatan
transportasi tersebut.
Sistem transportasi dari suatu wilayah dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang
terdiri dari prasarana/sarana dan sistem pelayanan yang memungkinkan adanya pergerakan ke
seluruh wilayah, sehingga (Santoso, 1996:1): terakomodasinya mobilitas penduduk,
dimungkinkan adanya pergerakan barang, dimungkinkan akses ke semua wilayah. Transportasi
manusia atau barang biasanya bukanlah merupakan tujuan akhir, tetapi hal itu dilakukan untuk
mencapai tujuan lain, oleh karena itu, permintaan atas jasa transportasi disebut sebagai
permintaan turunan (derived demand) yang timbul akibat adanya permintaan akan komoditi
atau jasa lain. Pada dasarnya permintaan atas jasa transportasi diturunkan dari (Morlok, 2000 :
452) : Kebutuhan seseorang untuk berjalan dari satu lokasi ke lokasi lainnya untuk melakukan
suatu kegiatan (misalnya bekerja, sekolah). Permintaan akan angkutan barang tertentu agar
tersedia di tempat yang diinginkan. Untuk menunjang perkembangan ekonomi yang mantap
perlu dicapai keseimbangan antara penyediaan dan permintaan angkutan. Jika penyediaan jasa
angkutan lebih kecil daripada permintaannya, akan terjadi kemacetan arus barang dan
penumpang yang dapat menimbulkan kegoncangan harga di pasaran. Sebaliknya, jika
penawaran jasa angkutan melebihi permintaannya maka akan timbul persaingan tidak sehat
yang akan menyebabkan banyak perusahaan angkutan rugi dan menghentikan kegiatannya,
sehingga penawaran jasa angkutan berkurang, selanjutnya menyebabkan ketidaklancaran arus
barang dan kegoncangan harga di pasaran.Salah satu contoh infrastruktur transportasi jalan di
Indonesia dan di Bali khususnya yang baru beberapa tahun diresmikan adalah Jalan Tol Bali
Mandara. Jalan Tol Bali Mandara adalah jalan tol pertama di Provinsi Bali, Indonesia. Jalan
Tol Bali Mandara menghubungkan Nusa Dua, Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, dan
Benoa.Membentang sepanjang 12,7 km diatas laut, jalan tol ini terbilang unik dibanding jalan
tol yang ada di Indonesia karena satu-satunya tol yang ada jalur sepeda motornya di ruas sisi
kiri dan kanan. Panjang jalan tol di Bali ini hampir sama dengan Penang Bridge di Malaysia
yang panjangnya mencapai 13,5 km, atau Union Bridge sepanjang 12,9 km di Kanada. Jalan
tol ini diresmikan oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 23 September
2013 di Bali. Dengan dibangunnya Jalan Tol Bali Mandara ini terbukti telah dapat mengurangi
volume kendaraan di Bali terutama pada daerah Bali Selatan.

8
2. Telekomunikasi
Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman dan/ atau penerimaan dari
setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui
sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya. Menara adalah bangunan
khusus yang berfungsi sebagai sarana penunjang untuk menempatkan peralatan telekomunikasi
yang desain atau bentuk konstruksinya disesuaikan dengan keperluan penyelenggaraan
telekomunikasi.Penyelenggara Telekomunikasi adalah perseorangan, koperasi, badan usaha
milik daerah, badan usaha milik negara, badan usaha swasta, instansi pemerintah, dan instansi
pertahanan keamanan negara.Penyedia Menara adalah badan usaha yang membangun,
memiliki, menyediakan serta menyewakan Menara Telekomunikasi untuk digunakan bersama
oleh Penyelenggara Telekomunikasi. Kontraktor Menara adalah penyedia jasa orang
perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang jasa konstruksi
pembangunan Menara yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu
hasil perencanaan Menara untuk pihak lain.Pengelola Menara adalah badan usaha yang
mengelola atau mengoperasikan Menara yang dimiliki oleh pihak lain.Jaringan Utama adalah
bagian dari jaringan infrastruktur telekomunikasi yang menghubungkan berbagai elemen
jaringan telekomunikasi yang berfungsi sebagai Central Trunk, Mobile Switching Center
(MSC) dan Base Station Controller (BSC).Demi efisiensi dan efektifitas penggunaan ruang,
maka Menara harus digunakan secara bersama dengan tetap memperhatikan kesinambungan
pertumbuhan industri telekomunikasi. Pembangunan Menara dapat dilaksanakan oleh:
a. Penyelenggara telekomunikasi;
b. Penyedia Menara; dan/ atau
c. Kontraktor Menara.
Pembangunan Menara harus memiliki Izin Mendirikan Menara dari instansi yang
berwenang sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pemberian Izin Mendirikan
Menara wajib memperhatikan ketentuan tentang penataan ruang sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.Penyelenggara Telekomunikasi, Penyedia Menara, dan atau
Kontraktor Menara dalam mengajukan Izin Mendirikan Menara wajib menyampaikan
informasi rencana penggunaan Menara Bersama. Informasi harus dilakukan dengan perjanjian
tertulis antara Penyelenggara Telekomunikasi.Bidang usaha jasa konstruksi untuk
pembangunan Menara sebagai bentuk bangunan dengan fungsi khusus merupakan bidang
usaha yang tertutup untuk penanaman modal asing. Penyedia Menara, Pengelola Menara atau
Kontraktor Menara yang bergerak dalam bidang usaha adalah Badan Usaha Indonesia yang
seluruh modalnya atau kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pelaku usaha dalam negeri.
9
Penyelenggara Telekomunikasi yang Menaranya dikelola pihak ketiga harus menjamin bahwa
pihak ketiga tersebut memenuhi kriteria sebagai Pengelola Menara dan/ atau Penyedia Menara.
Sedangkan untuk Penyelenggara Telekomunikasi yang pembangunan Menaranya juga
dilakukan oleh pihak ketiga, juga harus menjamin bahwa pihak ketiga tersebut memenuhi
kriteria Kontraktor Menara.Pembangunan Menara harus sesuai dengan standar baku tertentu
untuk menjamin keamanan lingkungan dengan memperhitungkan faktor-faktor yang
menentukan kekuatan dan kestabilan konstruksi Menara, antara lain:
1. Tempat/ space penempatan antena dan perangkat telekomunikasi untuk penggunaa bersama;
2. Ketinggian Menara;
3. Struktur Menara;
4. Rangka struktur Menara;
5. Pondasi Menara
6. Kekuatan angin.
Menara harus dilengkapi dengan sarana pendukung dan identitas hukum yang jelas.
Sarana pendukung harus sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, antara
lain:
1. Pentanahan (grounding);
2. Penangkal petir;
3. Catu daya;
4. Lampu Halangan Penerbangan (Aviation Obstruction Light); dan
5. Marka Halangan Penerbangan (Aviation Obstruction Marking).
Sedangkan Identitas hukum terhadap menara antara lain:
1. Nama pemilik menara;
2. Lokasi menara;
3. Tinggi menara;
4. Tahun pembuatan/ pemasangan menara;
5. Kontraktor menara; dan
6. Beban maksimum menara.
Izin Mendirikan Menara di kawasan tertentu harus memenuhi ketentuan perundang-
undangan yang berlaku untuk kawasan dimaksud. Kawasan tertentu merupakan kawasan yang
sifat dan peruntukannya memiliki karakteristik tertentu, antara lain:
1. Kawasan bandar udara/ pelabuhan;
2. Kawasan pengawasan militer;
3. Kawasan cagar budaya;
10
4. Kawasan pariwisata; atau
5. Kawasan hutan lindung.
Penyelenggara Telekomunikasi atau Penyedia Menara yang memiliki Menara, atau
Pengelola Menara yang mengelola Menara, harus memberikan kesempatan yang sama tanpa
diskriminasi kepada para Penyelenggara Telekomunikasi lain untuk menggunakan Menara
miliknya secara bersama-sama sesuai kemampuan teknis Menara.Calon pengguna Menara
dalam mengajukan surat permohonan untuk penggunaan Menara Bersama, harus memuat
keterangan sebagai berikut:
1. Nama Penyelenggara Telekomunikasi dan penanggung jawabnya;
2. Izin penyelenggaraan telekomunikasi;
3. Maksud dan tujuan penggunaan Menara yang diminta dan spesifikasi teknis
perangkat yang digunakan; dan
4. Kebutuhan akan ketinggian, arah, jumlah, atau beban Menara.
Penggunaan Menara Bersama oleh Penyelenggara Telekomunikasi dilarang
menimbulkan interferensi yang merugikan. Dalam hal terjadi interferensi yang merugikan,
Penyelenggara Telekomunikasi yang menggunakan Menara Bersama harus saling
berkoordinasi. Dalam hal koordinasi tidak menghasilkan kesepakatan, Penyelenggara
Telekomunikasi yang menggunakan Menara Bersama, Penyelenggara Telekomunikasi yang
memiliki Menara dan/ atau Penyedia Menara dapat meminta Direktur Jenderal untuk
melakukan mediasi.Adapun prinsip-prinsip penggunaan menara bersama yaitu :
1. Penyelenggara Telekomunikasi yang memiliki Menara, Penyedia Menara dan/ atau
Pengelola Menara harus memperhatikan ketentuan hukum tentang larangan praktek monopoli
dan persaingan usaha tidak sehat.
2. Penyelenggara Telekomunikasi yang memiliki Menara, Penyedia Menara dan/ atau
Pengelola Menara harus menginformasikan ketersediaan kapasitas Menaranya kepada calon
pengguna Menara secara transparan.
3. Penyelenggara Telekomunikasi yang memiliki Menara, Penyedia Menara, dan/ atau
Pengelola Menara harus menggunakan sistem antrian dengan mendahulukan calon pengguna
Menara yang lebih dahulu menyampaikan permintaan penggunaan Menara dengan tetap
memperhatikan kelayakan
dan kemampuan.
4. Penggunaan Menara Bersama antara Penyelenggara Telekomunikasi, antar Penyedia
Menara dengan Penyelenggara Telekomunikasi, atau antar Pengelola Menara dengan
Penyelenggara Telekomunikasi, harus dituangkan dalam perjanjian tertulis dan dicatatkan
11
kepada Direktorat Jenderal. Pencatatan atas perjanjian tertulis oleh Direktorat Jenderal
didasarkan atas permohonan yang harus dilakukan oleh Penyelenggara Telekomunikasi,
Penyedia Menara atau Pengelola Menara. Penyelenggara Telekomunikasi yang memiliki
Menara, Penyedia Menara, dan/ atau Pengelola Menara berhak memungut biaya penggunaan
Menara Bersama kepada Penyelenggara Telekomunikasi yang menggunakan Menaranya, yang
ditetapkan oleh Penyelenggara Telekomunikasi yang memiliki Menara atau Penyedia Menara
atau Pengelola Menara dengan harga yang wajar berdasarkan perhitungan biaya investasi,
operasi, pengembalian modal dan keuntungan.Pengawasan dan pengendalian terhadap
pelaksanaan Peraturan ini dilaksanakan oleh Direktur Jenderal. Ketentuan penggunaan Menara
Bersama tidak berlaku untuk:
1. Menara yang digunakan untuk keperluan Jaringan Utama; atau
2. Menara yang dibangun pada daerah-daerah yang belum mendapatkan layanan
telekomunikasi atau daerah-daerah yang tidak layak secara ekonomis.
Dalam hal Penyelenggara Telekomunikasi bertindak sebagai perintis di daerah, maka
kepadanya tidak diharuskan membangun Menara Bersama.

3.Sanitasi
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud
mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya
lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Pemerintah Indonesia harus bisa mengatasi masalahsanitasi ini karena bila pemerintah Jakarta
tidak bisa mengatasi sanitasi ini negara Indonesia ini akan memiliki kebudayaan hidup yang
tidak sehat dan lingkungan yang tidak sehat juga.

4. Energi
Energi sangat memegang perang yang penting dalam kehidupan manusia begitu juga
dengan masyarakat di Indonesia. Indonesia sudah dipastikan memerlukan sumber energi yang
besar untuk menghidupi kota Indonesia ini. Untuk itu masalah ini pemerintah Indonesia juga
harus mengambil tindakan untuk mengatasi masalah energy ini. Mungkin di pikiran kita saat
ini terlintas untuk menggunakan energi nuklir, ya seharusnya pemerintah Indonesia juga
memikirkan energi alternatif yaitu nuklir. Wacana energi nuklir sudah sering diperbincangkan
tetapi ada pro kontra terhadap energi nukliri ini, bagi pihak yang kontra menjelaskan bahwa
energi nuklir sangat berbahaya karena radiasi dari nuklir tersebut dapa menyebabkan kematian
bila seseorang menghirup udara yang sudah tercemar oleh nuklir, sedangkan pro menjelaskan
12
energi ini sangat baik dan efisien pemakain dibandingkan dengan energi minyak bumi atau
batu bara. Pemerintah inonesia harus bisa membuat keputsan tentang masalah energi ini karena
Indonesia sangat mebutuhkan energi yang sangat besar.

D. Pembangunan Infrastruktur dan Peranannya.


1. Pembangunan Infrastruktur.
Pembangunan Infrastruktur dilaksanakan berdasarkan kebutuhan dan tingkat
kepentingan, sehingga diperlukan skala prioritas pembangunannya, ada yang cukup
dilaksanakan sekali saja dengan perawatan yang berlanjut, namun juga ada yang sifatnya
dinamis dan berpeluang berkembang. Dalam setiap pembangunan jenis infrastruktur tidak
dapat terlepas begitu saja terhadap infrastruktur yang sudah ada maupun kemungkinannya
untuk rencana pengembangan kedepan, sehingga perlunya dibuat Rencana Umum Tata Ruang
(RUTR), RUTR adalah acuan yang perlu dipahami dan secara konsisten harus dapat
dilaksanakan sesuai yang ditetapkan. Sampai saat ini masih sering terlihat dalam setiap
pembangunan dan pengembangan infrastruktur berjalan sendiri-sendiri, tidak ada koordinasi
dengan pemerintah, khususnya tentang bagaimana aturan yang berlaku dan spesifikasi teknis
baku misalnya irigasi, jalan, telekomunikasi, kelistrikan, kesehatan, pengaruh imbal balik dari
dan ke wilayah disekitarnya yang baik serta layak untuk diterapkan. Terkadang pengembang
hanya membangun sekedar pemenuhan syarat kelengkapan semata (bukan kelayakan) dan
pemerintah kurang peduli, sehingga yang terjadi hanyalah munculnya sebuah bangunan yang
kurang dapat dipertangungjawabkan kualitasnya dan termasuk bangunan vital seperti : pusat
distribusi listrik, menara telekomunikasi, gudang amunisi, pabrik bahan kimia, saluran
pembuangan limbah beracun dan berbahaya dan lain-lain yang berada di sekitar pemukiman
padat tanpa adanya unsur pertahanan dan keamanan yang memadai. Hal demikian sangat
mengganggu kenyamanan masyarakat setempat dan juga merupakan hal rawan yang dapat
dimanfaatkan (misalnya sabotase atas obyek vital tersebut) oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab. Kondisi seperti ini akan terus berlanjut selama tidak adanya aturan baku
serta kurangnya kepedulian pemerintah dalam menyikapi dampak negatif dari setiap
pembangunan infrastruktur.Pemerintah harus peduli dan perlu menerbitkan serta
mensosialisasikan aturan dan spesifikasi teknis baku terhadap semua jenis infrastruktur yang
akan dibangun beserta sangsi tegas bagi pengembang bilamana aturan yang ada dilanggar.
Disisi lain pemerintah dalam menyikapi dan mengambil kebijaksanaan terhadap pemanfaatan
infrastruktur yang ada kurang peduli, hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan infrastruktur yang

13
ada sering melenceng dari tujuannya misalnya : perilaku angkutan kota (seperti angkot, bus,
kereta api), shelter, pasar, badan jalan, jalur hijau, trotoar, jembatan penyeberangan, pencurian
listrik dan lain-lain)

2. Peranannya.
Pembangunan infrastruktur tentu didasarkan atas gagasan, maksud dan tujuan tidak saja
bermanfat untuk suatu golongan saja namun harus mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat luas. Tolok ukur keberhasilan pembangunan infrastruktur adalah sejauh mana
pemanfaatan dan dampaknya terhadap dinamika pembangunan ekonomi masyarakat
meningkat. Keterkaitan fungsi diantara infrastruktur yang ada sangat menentukan tingkat
kemanfaatannya. Infrastruktur dapat digolongkan kedalam beberapa kategori antara lain :
a. Obyek Rahasia : gedung pusat pemerintahan, pusat penelitian, instansi militer, instansi polisi,
BIN
b. Obyek vital : pusat & jaringan listrik, pusat & jaringan komunikasi, pusat perdagangan, pusat
eksplorasi, pusat konsentrasi masyarakat, bendungan, sarana & prasarana transportasi, sentra
sembilan bahan pokok, kawasan industri.
c. Obyek strategis : pabrik alat tempur militer, pabrik obat-obatan, radar pengamat, garis
perbatasand. Obyek umum : bangunan fasos & fasum (pendidikan, peribadatan, tempat
hiburan, taman, jalur hijau dll).

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan. Pembagunan infrastruktur adalah sebagai sebuah pelayanan yang diberikan oleh Negara
kepada rakyat sebagai unsur pembangunan nasional. Keberadaan infrastruktur yang memadai sangat
diperlukan seperti halnya infrastruktur jalan dan jembatan. Keterbatasan pembangunan infrastruktur
jalan dan jembatan, menyebabkan melambatnya laju pertumbuhan ekonomi.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/22523/1/f81162adbd19c4d11c1e957f7e84c5cc.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai