Anda di halaman 1dari 17

MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

KEPULAUAN UNTUK PERTUMBUHAN EKONOMI

PENYUSUN:
ADHITYA SETIA BAKHTI PANGUMPIA
220211050071

DOSEN:
Dr. Ir. Reny Syafriny CES, M.Ars

ABSTRAK
Infrastruktur adalah kegiatan penyediaan fasilitas-fasilitas fisik yang nantinya akan
digunakan oleh agen-agen pembangunan dalam hal penyediaan air, tenaga listrik,
pembuangan limbah, tranportasi dan pelayanan public lainya sebagai penunjang
pertumbuhan ekonomi dan social masyarakat. Menurut UU No.38 tahun 2004,
mendefiniskan Jalan sebagai prasarana tranportasi public dan sebagai bangunan
pelengkap. Jalan diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu: Jalan umum, Jalan
khusus, Jalan tol. Transportasi merupakan pemindahan objek (manusia, hewan dan
benda) dari satu tempat ke tempat lainnya menggunakan sarana kendaraan. manfaat
Sumber Daya Air bagi kehidupan manusia ;Sebagai sumber pengairan dalam pertanian
Sebagai pemenuhan kebutuhan rumah tangga ,Sebagai sumber tenaga listrik ,Sebagai
bahan baku industri ,Sebagai media kebersihan, Sebagai indikator kelestarian lingkungan
Memperlancar perekonomian rakyat. Manfaat Energi Listrik yang dapat kita rasakan
dalam kehidupan sehari-hari adalah antarah lain:Listrik sebagai Penerangan, Listrik
Sebagai Sumber Energi, Listrik sebagai Penghasil Panas, Listrik sebagai Penghasil
Gerak, Listrik Sebagai Penghasil Suara, Listrik dalam Bidang Medis, Listrik dalam
Gadget. Sanitasi adalah lingkungan cara menyehatkan lingkungan hidup manusia
terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara. Telekomunikasi adalah teknik
pengiriman atau penyampaian informasi, dari suatu tempat ke tempat lain. Komponen
dasar Untuk bisa melakukan telekomunikasi, ada beberapa komponen untuk
mendukungnya yaitu:Informasi, Pengirim Media transmisi, Penerima.
PENDAHULUAN
Pengembangan dalam suatu wilayah merupakan upaya untuk meningkatkan sosial
ekonomi, mengurangi kesenjangan antar wilayah, dan menjaga kelestarian lingkungan
hidup pada suatu wilayah. Kebijakan pengembangan wilayah sangat diperlukan karena
kondisi fisik geografis, sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat yang sangat berbeda
antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya sehingga penerapan kebijakan
pengembangan wilayah itu sendiri harus disesuaikan dengan kondisi, potensi, dan isu
permasalahan di wilayah bersangkutan. Wilayah Pengembangan Strategis adalah basis
perencanaan infrastruktur yang mengeksitasi pembangunan infrastruktur pada segmen
pembangunan dan stabilisasi listrik, telekomunikasi, saluran irigasi, jalan, transportasi,
suplai air, sanitasi atau penghijauan dan pengelolaan limbah yang mana merupakan
Langkah pembangunan ekonomi ke arah yang lebih baik. Dalam rangka mendukung
peningkatan pembangunan infrastruktur wilayah kepulauan untuk pertumbuhan ekonomi,
diperlukan upaya peningkatan kapasitas pembangunan di berbagai sector wilayah dan
daerah yang masih masuk dan tergolong dalam ekonomi rendah serta memprioritaskan
ekonomi pembangunan infrastruktur pada daerah-daerah kepulauan. Berkaitan dengan
hal tersebut diatas, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan, Permukiman dan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah lainnya akan melaksanakan Pelatihan Rencana
Keterpaduan Infrastruktur Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). Modul Hakekat
Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah akan membahas tentang hakekat infrastruktur
dan hakekat pengembangan wilayah dalam rangka perencanaan keterpaduan infrastruktur
wilayah pengembangan strategis. Modul ini akan menjadi pemahaman dasar bagi para
pekerja dalam melaksanakan perencanaan keterpaduan infrastruktur di WPS.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Infrastruktur


Di kutip dari pengertian infrastruktur menurut American Public Works Association
(2005), Infrastruktur adalah kegiatan penyediaan fasilitas-fasilitas fisik yang nantinya
akan digunakan oleh agen-agen pembangunan dalam hal penyediaan air, tenaga listrik,
pembuangan limbah, tranportasi dan pelayanan public lainya sebagai penunjang
pertumbuhan ekonomi dan social masyarakat. Berdasarkan pengertian di atas maka,
infrastruktur merupakan system fisik yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia dalam lingkup ekonomi dan social.
Pada dasarnya, infrastrukur ini dijelaskan sebagai aset fisik yang di rancang dalam
system guna memberikan pelayanan public yang penting. Oleh karene itu, Infrastruktur
merupakan sarana dan prasarana (jaringan) yang tidak terpisahkan satu sama lain dalam
suatu system.

2.2 Definsi fasilitas Jalan


Menurut UU No.38 tahun 2004, mendefiniskan Jalan sebagai prasarana tranportasi
public dan sebagai bangunan pelengkap yang peruntukan untuk jalur lalu lintas yang
berada di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan atau air, serta di atas
permukaan air kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Jalan diklasifikasikan
menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Jalan umum, yaitu jalan yang diperuntukan bagi lalu lintas umum
2. Jalan khusus, yaitu jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha, perseorangan, atau
kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri.
3. Jalan tol, yaitu jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai
jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol.
Pada UU No. 38 Tahun 2004, jalan umum dikelompokan berdasarkan sistem, fungsi,
status dan kelas jalan. Untuk pengelompokan jalan umum berdasarkan sistem dibagi dua
menjadi sistem jaringan jalan primer dan sekunder. Sedangkan jalan umum yang
dikelompokan berdasarkan fungsinya dibagi menjadi jalan arteri, jalan kolektor, jalan
lokal, dan jalan lingkungan. Untuk jalan umum menurut statusnya dikelompokan menjadi
jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota dan jalan desa. Jalan umum
dikelompkan menurut kelasnya adalah jalan bebas hambatan, jalan raya, jalan sedang dan
jalan kecil.
2.3 Transportasi
Transportasi merupakan pemindahan objek (manusia, hewan dan benda) dari satu
tempat ke tempat lainnya menggunakan sarana kendaraan yang operasikan langsung oleh
mahkluk hidup (hewan dan manusia) . Definisi transportasi menurut beberapa ahli adalah
sebagai berikut:
1. Menurut Morlok (1978), transportasi didefinisikan sebagai kegiatan
memindahkan atau mengangkut sesuatu dari suatu tempat ketempat lain.
2. Menurut Bowersox (1981), transportasi adalah perpindahan barang atau
penumpang dari suatu tempat ketempat lain, dimana produk dipindahkan ke
tempat tujuan dibutuhkan. Dan secara umum transportasi adalah suatu kegiatan
memindahkan sesuatu (barang dan/atau barang) dari suatu tempat ke tempat lain,
baik dengan atau tanpa sarana.
3. Menurut Steenbrink (1974), transportasi adalah perpindahan orang atau barang
dengan menggunakan alat atau kendaraan dari dan ke tempattempat yang terpisah
secara geografis.
4. Menurut Papacostas (1987), transportasi didefinisikan sebagai suatu sistem yang
terdiri dari fasilitas tertentu beserta arus dan sistem control yang memungkinkan
orang atau barang dapat berpindah dari suatu temapat ke tempat lain secara efisien
dalam setiap waktu untuk mendukung aktivitas manusia.

Transportasi, dalam hal ini termasuk jaringan jalan dan jembatan yang merupakan salah
satu pembentuk komponen transportasi, merupakan infrastruktur yang sangat penting
dalam menunjang keberhasilan pembangunan terutama dalam mendukung kegiatan
perekonomian masyarakat dan perkembangan wilayah baik itu daerah perkotaan,
perdesaan maupun daerah yang lainnya. Sistem transportasi yang ada dimaksudkan untuk
meningkatkan pelayanan mobilitas penduduk dan sumberdaya lainnya yang dapat
mendukung terjadinya pertumbuhan ekonomi didaerah ini menyebabkan pengurangan
konsentrasi tenaga kerja yang mempunyai keahlian dan ketrampilan pada wilayah
tertentu, selain itu transportasi juga untuk membuka peluang kegiatan perdagangan antar
wilayah dan mengurangi kesenjangan antar wilayah sehingga mendorong terjadinya
pembangunan antar wilayah. Dengan adanya transportasi harapannya dapat
menghilangkan isolasi dan memberi stimulan ke arah perkembangan di semua bidang
kehidupan, baik perdagangan, industri, pariwisata, maupun sektor lainnya merata
disemua daerah.
Pada dasarnya permintaan angkutan diakibatkan oleh hal- hal berikut (Nasution, 2004):
1. Kebutuhan manusia untuk berpergian dari lokasi lain dengan tujuan mengambil bagian
di dalam suatu kegiatan, misalnya bekerja, berbelanja, ke sekolah, dan lain- lain
2. Kebutuhan angkutan barang untuk dapat digunakan atau dikonsumsi di lokasi lain

2.4 Sumber Daya Air


Air adalah sumber daya yang terbarui, bersifat dinamis mengikuti siklus hydrologi yang
secara alamiah berpindah-pindah serta mengalami perubahan bentuk dan sifat.
Tergantung dari waktu dan lokasinya, air dapat berupa zat padat sebagai es dan salju,
dapat berupa air yang mengalir serta air permukaan. Berada dalam tanah sebagai air tanah,
berada di udara sebagai air hujan, berada di laut sebagai air laut, dan bahkan berupa uap
air yang didefinisikan sebagai air udara. Manfaat sumber daya air sebenarnya sangatlah
banyak.
Berikut adalah beberapa contoh manfaat Sumber Daya Air bagi kehidupan manusia
a. Sebagai sumber pengairan dalam pertanian
b. Sebagai pemenuhan kebutuhan rumah tangga
c. Sebagai sumber tenaga listrik
d. Sebagai bahan baku industri
e. Sebagai media kebersihan
f. Sebagai indikator kelestarian lingkungan
g. Memperlancar perekonomian rakyat

2.5 Listrik
Lisrik merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia yang berfungsi
sebagai daya tenaga elektro yang digunakan untuk membangkitakan mesin-mesin
penunjang kegiatan manusia seperti kendaraan, pencahayaan, Ac pendingin, Freezer dan
lain-lain. Manfaat Energi Listrik yang dapat kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari
adalah antarah lain:
a. Listrik sebagai Penerangan
b. Listrik Sebagai Sumber Energi
c. Listrik sebagai Penghasil Panas
d. Listrik sebagai Penghasil Gerak
e. Listrik Sebagai Penghasil Suara
f. Listrik dalam Bidang Medis
g. Listrik dalam Gadget
h. Listrik dalam Olahraga
Dalam sistem tenaga listrik yang baik maka ketiga syarat tersebut harus dipenuhi yaitu
sistem harus mampu memberi pasokan listrik secara terus menerus dengan standar
besaran untuk tegangan dan frekuensi dengan aturan yang berlaku dan harus segera
kembali normal bila sistem terkena gangguan.

2.6 Sanitasi
Sanitasi adalah lingkungan cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama
lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara. Sanitasi adalahsebuah perilaku yang
disengaja untuk membudayakan hidup dengan bersih danbermaksud untuk mencegah
manusia bersentuhan secara langsung dengan bahanbahan kotor dan berbahaya yang
mana perilaku ini menjadi usaha yang diharapkan bisa menjaga serta meningkatkan
kesehatan manusia. Jadi, dengan kata lain pengertian dari sanitasi ini merupakan upaya
yang dilakukan demi menjamin dan mewujudkan kondisi yang sudah memenuhi syarat
kesehatan(Rocket, 2017). Selain itu, ada beberapa pengertian sanitasi menurut para ahli
yang di antaranya adalah menurut Hopkins bahwa sanitasi merupakan cara pengawasan
terhadap berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh pada lingkungan. Tak jauh
berbeda, Azrul Anwar mengatakan bahwa sanitasi merupakan cara pengawasan oleh
masyarakat terhadap faktor-faktor lingkungan yang mungkin berpengaruh pada kesehatan
masyarakat. Selain itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia juga dikatakan bahwa
sanitasi adalah usaha dalam membina serta menciptakan suatu kondisi yang baik dalam
bidang kesehatan, terutama untuk kesehatan masyarakat.

2.7 Telekomunikasi.
Telekomunikasi berasal dari kata “tele” yang artinya jauh dan komunikasi yang berarti
suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan, dll) dari satu pihak kepihak
lain. Telekomunikasi adalah teknik pengiriman atau penyampaian informasi, dari suatu
tempat ke tempat lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa telekomunikasi artinya adalah suatu
proses penyampaian informasi, bisa dalam bentuk, pesan, ide, maupun gagasan dari satu
pihak ke pihak yang lain yang dilakukan dalam jarak jauh. Telekomunikasi juga berarti
teknik pengiriman atau penyampaian informasi dari satu tempat ke tempat lain.
Komponen dasar
Untuk bisa melakukan telekomunikasi, ada beberapa komponen untuk mendukungnya
yaitu: I
a. Informasi: merupakan data yang dikirim/diterima seperti suara, gambar, file dan
tulisan.
b. Pengirim: mengubah informasi menjadi sinyal listrik yang siap dikirim.
c. Media transmisi: alat yang berfungsi mengirimkan dari pengirim kepada
penerima. Karena dalam jarak jauh, maka sinyal pengirim diubah lagi
(dimodulasi) dengan gelombang radio, kemudian diubah menjadi gelombang
elektromagnetik dan dipancarkan dengan alat bernama antena, agar dapat terkirim
jarak jauh.
d. Penerima: menerima sinyal elektromagnetik kemudian diubah menjadi sinyal
listrik, sinyal diubah kedalam informasi asli sesuai dari pengirim, selanjutnya
diproses hingga bisa dipahami oleh manusia sesuai dengan yang dikirimkan.
Pembangunan infrastruktur telekomunikasi di daerah kepulauan terutama pada aspek
jaringan internet masih perluh di benahi. Seperti pembangunan di wilayah perbatasan
antara Indonesia dan Timor Leste sebagai garda depan NKRI, harus didahulukan dan baik
seperti infrastruktur jaringan internet agar masyarakat yang bermukim di sana dapat
berkomunikasi dengan baik. Ketersediaan fasilitas infrastruktur ini dapat membangun
jalur komunikasi antar daerah dan memiliki potensi membuka kemudahaan ketika ada
proses secara online seperti; mendapatkan akses informasi ter update, berbelanja secara
online, dan informasi pentingnya untuk kemajuan ekonomi masyarakat kepulauan.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Dampak dari Pengembangan DAS yang Tidak Terkendali


DAS sendiri memiliki kepanjangan Daerah Aliran Sungai yang di kelilingi oleh tipografi
punggung bukit atau pegunungan. Dewasa ini permasalahan yang cenderung dihadapi
oleh pemerintah maupun masyarakat dalam kaitannya dengan pemanfaatan sumberdaya
air meliputi:
a. adanya kekeringan di musim kemarau dan kebanjiran di musim
b. hujan;
c. persaingan dan perebutan air antara daerah hulu dan hilir atau
d. konflik antara berbagai sektor;
e. 8 1-Hakekat Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah
f. penggunaan air yang berlebihan dan kurang efisien;
g. penyempitan dan pendangkalan sungai, danau karena desakan
h. lahan untuk pemukiman dan industri;
i. pencemaran air permukaan dan air tanah; erosi sebagai akibat penggundulan hutan

Begitu besar manfaat air bagi semua sektor baik itu dari sektor rumah tangga, pertanian
hingga industri, hal diatas cukup membuktikan akan besarnya kebutuhan akan air itu
sendiri. Penghematan akan air juga akan mengurangi permasalahan-permasalahan yang
akan dihadapi oleh semua pihak. Permasalahan air yang semakin komplek ini menuntut
pelaksanaan tanggung jawab dalam mengelola sumberdaya air sehingga dapat menunjang
kehidupan masyarakat dengan baik. Perlu untuk melihat masalah tidak hanya melalui satu
skenario belaka, namun dari awal pencarian masalah sampai dengan pengendalian
masalah harus mempunyai banyak skenario untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
yaitu melalui penunjukan alternatif-alternatif yang memungkinkan untuk disediakan
(Islamy, 2004:34). Berdasarkan UU No 7/2004 tentang Sumberdaya Air, Pengelolaan
sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan
mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumberdaya air, pendayagunaan sumberdaya
air, dan pengendalian daya rusak air. Dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 3 disebutkan,
bahwa: “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, dikuasai negara dan
dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat secara adil dan merata”.
Penguasaan yang dimaksud tidak menempatkan negara sebagai pemilik (ownership),
tetapi tetap pada fungsi-fungsi penyelenggaraan negara (Sudirja, 2006:7). Selanjutnya
pasal ini dijelaskan lebih lanjut dalam UU No.7/2004 tentang sumberdaya air, bahwa:
a. Pertama; sumberdaya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang
memberikan manfaat serbaguna untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh
rakyat di segala bidang baik sosial, ekonomi, budaya, politik maupun bidang
ketahanan nasional
b. Kedua; dalam menghadapi ketidakseimbangan antara ketersediaan air yang
cenderung menurun, dan kebutuhan air yang cenderung meningkat sejalan dengan
perkembangan jumlah penduduk dan peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat,
sumberdaya air harus dikelola, dipelihara, dimanfaatkan, dilindungi dan dijaga
kelestariannya dengan memberikan peran kepada masyarakat dalam setiap tahapan
pengelolaan sumberdaya air.
c. Ketiga; pengelolaan sumberdaya air perlu diarahkan untuk mewujudkan sinergi
dan keterpaduan antar wilayah, antar sektor, dan antar generasi dalam rangka
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.

3.1.2 Pola dan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air


Pola merupakan kerangka dasar dalam merencanakan, melaksanakan, memantau dan
mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan
pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai. Sedangkan rencana pengelolaan
sumber daya air merupakan hasil perencanaan secara menyeluruh dan terpadu yang
diperlukan dalam merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi kegiatan
konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak
air pada wilayah sungai. Kedua dukomen tersebut sangat diperlukan dalam pengelolaan
sumber daya air yang terpadu, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dalam suatu
wilayah sungai. Oleh karena itu setiap wilayah sungai harus memiliki dokumen pola dan
rencana masingmasing, hal ini diperlukan dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan
sumber daya air dalam satu wilayah sungai satu manajemen pengelolaannya.

a. Pola Pengelolaan Sumber Daya Air


Pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai disusun dengan memperhatikan
kebijakan pengelolaan sumber daya air pada tingkat provinsi, dan dirumuskan oleh Tim
Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) wilayah sungai bersangkutan.
Mengingat pola merupakan kerangka dasar dalam merencanakan, melaksanakan,
mamantau dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air, pendayagunaan
sumber daya air dan pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai. Sehingga dokumen
pola berisikan tentang; kondisi wilayah sungai, isu-isu strategis wilayah sungai, analisis
data wilayah sungai, kebijakan operasional pengelolaan sumber daya air dan matriks
bidang arahan, kebijakan dan strategis wilayah sungai dengan 3 (tiga) skenario yaitu
rendah, sedang dan tinggi. Dimana pada matriks tersebut memuat tentang sub aspek, hasil
analisis, sasaran/ target yang ingin dicapai, strategi jangka pendek, jangka menengah &
18 1-Hakekat Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah jangka panjang, kebijakan
operasional dan lembaga/instansi terkait. Matriks dengan skenario tersebut merupakan
bagian terpenting dalam dokumen pola tersebut. Hal inilah yang akan diputuskan oleh
TKPSDA sebagai dasar penyusunan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah
sungai tersebut.

b. Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air


Adapun dokumen rencana yang berisikan tentang; gambaran umum wilayah sungai,
pemilihan strategi, inventarisasi sumber daya air, analisis data dan kajian pengelolaan
sumber daya air, dan upaya pengelolaan sumber daya air. Dari muatan tersebut hal yang
sangat perlu diperhatikan adalah dalam pemilihan strategi dan upaya pengelolaan sumber
daya air pada wilayah sungai tersebut. Pemilihan strategi merupakan langkah awal dalam
penyusunan rancangan rencana pengelolaan sumber daya air, dimana strategi yang dipilih
dari alternatif strategi yang terdapat dalam dokumen pola pengelolaan sumber daya air
yang dlakukan oleh Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA)
bersangkutan, dimana strategi yang dipilih oleh TKPSDA dengan skenario ekonomi
rendah, sedang atau tinggi. Penentuan tingkatanskenario ekonomi pada suatu wilayah
sungai merupakan asumsi tentang kondisi pada masa yang akan datang yang mungkin
terjadi, misalnya kondisi perekonomian, perubahan iklim atau perubahan politik.
Skenario kondisi wilayah sungai ditinjau pada setiap aspek pengelolaan sumber daya air
seperti; konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian
daya rusak air yang menggambarkan kondisi wilayah sungai yang ada serta kondisi
wilayah sungai masa yang akan datang sesuai dengan harapan. Mengingat sulitnya
melakukan asumsi terhadap kondisi perubahan iklim dan politik yang akan terjadi pada
masa yang akan datang, maka dalam dokumen pola pengelolaan sumber daya air
dilakukan pendekatan dengan menggunakan asumsi kondisi perekonomian. Dalam
analisis data dan kajian pengelolaan sumber daya air dimana hal-hal yang ditampilkan
adalah; konservasi sumber daya air , pengendalian daya rusak air, sistim informasi sumber
daya air dan pemberdayaan & pengawasan.
Gambar 2. 5 Bagan Alir Pola Dan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air

3.2 Hakekat tentang Bina Marga


Transportasi, dalam hal ini termasuk jaringan jalan dan jembatan yang merupakan salah
satu pembentuk komponen transportasi, merupakan infrastruktur yang sangat penting
dalam menunjang keberhasilan pembangunan terutama dalam mendukung kegiatan
perekonomian masyarakat dan perkembangan wilayah baik itu daerah perkotaan,
perdesaan maupun daerah yang lainnya. Sistem transportasi yang ada dimaksudkan untuk
meningkatkan pelayanan mobilitas penduduk dan sumberdaya lainnya yang dapat
mendukung terjadinya pertumbuhan ekonomi didaerah ini menyebabkan pengurangan
konsentrasi tenaga kerja yang mempunyai keahlian dan ketrampilan pada wilayah
tertentu, selain itu transportasi juga untuk membuka peluang kegiatan perdagangan antar
wilayah dan mengurangi kesenjangan antar wilayah sehingga mendorong terjadinya
pembangunan antar wilayah. Dengan adanya transportasi harapannya dapat
menghilangkan isolasi dan memberi stimulan ke arah perkembangan di semua bidang
kehidupan, baik perdagangan, industri, pariwisata, maupun sektor lainnya merata
disemua daerah.Morlok (1988) mengemukakan bahwa akibat adanya perbedaan tingkat
pemilikan sumberdaya dan keterbatasan kemampuan wilayah dalam mendukung
kebutuhan penduduk suatu wilayah menyebabkan terjadinya pertukaran barang, orang
dan jasa antar wilayah. Pertukaran ini diawali dengan proses penawaran dan permintaan.
Sebagai alat bantu proses penawaran dan permintaan yang perlu dihantarkan menuju
wilayah lain. diperlukan sarana transportasi. Sarana transportasi yang memungkinkan
untuk membantu mobilitas berupa angkutan umum. Ullman mengungkapkan ada tiga
syarat untuk terjadinya interaksi keruangan, yaitu :
a. Complementarity atau ketergantungan karena adanya perbedaan demand dan supply
antar daerah.
b. Intervening opportunity atau tingkat peluang atau daya tarik untuk dipilih menjadi
daerah tujuan perjalanan.
c. Transferability atau tingkat peluang untuk diangkut atau
dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain yang dipengaruhi oleh jarak yang
dicerminkan dengan ukuran waktu dan atau biaya. Untuk terjadinya interaksi keruangan
yang lancar, maka dibutuhkan sistem jaringan transportasi yang memadai yang salah
satunya adalah prasarana jalan dan jembatan. Terkait dengan infrastruktur bina marga
(jalan dan jembatan), Infrastruktur memiliki transportasi memiliki permasalahan sebagai
berikut:
a. Beban jalan terlalu tinggi akibat dominasi penggunaan jalan dibandingan moda
transportasi lainnya. Proporsi penggunaan moda transportasi jalan mencapai
hampir 85% untuk penumpang dan 90% untuk barang dari total pergerakan yang
ada pada tahun 2012.
b. Rendahnya waktu tempuh dan kerapatan jalan bebas hambatan.
c. Kemacetan di pusat-pusat pertumbuhan dan perkotaan. Ketidakseimmbangan
penyediaan infrastruktur antar wilayah.
Berdasarkan Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang jalan dan Peraturan Pemerintah
No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan, bahwa Jalan adalah prasarana transportasi darat yang
meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan.

3.3 Drainase dan saluran Irigasi


Perkembangan dan pertumbuhan kawasan perkotaan di Indonesia yang cukup pesat,
menimbulkan berbagai permasalahan yang salah satunya adalah permasalahan drainase
perkotaan semakin meningkat pula. Umumnya penanganan drainase di banyak kawasan
perkotaaan Indonesia masih bersifat parsial, sehingga tidak menyelesaikan permasalahan
banjir dan genangan secara tuntas. Pengelolaan drainase di kawasan perkotaan harus
dilaksanakan secara menyeluruh, dimulai tahap perencanaan, konstruksi, operasi dan
pemeliharaan, serta ditunjang dengan peningkatan kelembagaan, pembiayaan serta
partisipasi masyarakat. Peningkatan pemahaman mengenai drainase kepada pihak yang
terlibat baik bagi pelaksana maupun masyarakat perlu dilakukan secara
berkesinambungan agar penanganan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.
Dalam bidang teknik pengairan, drainase secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu
tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan,
rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan/lahan, sehingga fungsi
kawasan/lahan tidak terganggu.

Gambar Skematik Lay-Out Drainase Minor dan Mayor Sistem Drainase


Wilayah Kepulauan

Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam
kaitannya dengan salinitas. Drainase perkotaan mencakup pengelolaan pengaliran air
limpasan (run off) yang berasal dari hujan yang jatuh pada daerah perkotaan kedalam
sistem pembuang/drainase alamiah seperti sungai, danau, dan laut. Beberapa konsep
terkait dengan pengembangan sistem drainase adalah sebagai berikut (Kementerian
PUPR):
a) Drainase Pengatusan
Konsep drainase yang dulu dipakai di Indonesia (paradigma lama) adalah drainase
pengatusan yaitu mengatuskan air kelebihan (utamanya air hujan) ke badan air
terdekat. Air kelebihan secepatnya dialirkan ke saluran drainase, kemudian ke sungai
dan akhirnya ke laut, sehinggga tidak menimbulkan genangan atau banjir. Konsep
pengatusan ini masih dipraktekkan masyarakat sampai sekarang. Pada setiap proyek
drainase, dilakukan upaya untuk membuat alur-alur saluran pembuang dari titik
genangan ke arah sungai dengan kemiringan yang cukup untuk membuang sesegera
mungkin air genangan tersebut.

b). Drainase Ramah Lingkungan (Ekodrainase)


Dengan perkembangan berfikir komprehensif serta didorong oleh semangat antisipasi
perubahan iklim yang dewasa ini terjadi, maka diperlukan perubahan konsep drainase
menuju ke drainase ramah lingkungan atau ekodrainase (paradigma baru). Drainase
ramah lingkungan dide nisikan sebagai upaya untuk mengelola air kelebihan (air hujan)
dengan berbagai metode diantaranya dengan menampung melalui bak tandon air untuk
langsung bisa digunakan, menampung dalam tampungan buatan atau badan air alamiah,
meresapkan dan mengalirkan ke sungai terdekat tanpa menambah beban pada sungai
yang bersangkutan serta senantiasa memelihara sistem tersebut sehingga berdaya guna
secara berkelanjutan.
c) Drainase Ramah Lingkungan dan Perubahan Iklim
Konsep drainase ramah lingkungan ini merupakan suatu konsep yang ke depan sangat
diperlukan dan erat kaitannya dengan perubahan iklim. Perubahan iklim ditandai dengan
kenaikan muka air laut, kenaikan temperatur udara, perubahan durasi dan intensitas hujan,
perubahan arah angin dan perubahan kelembaban udara. Dampak perubahan iklim bisa
diantisipasi dengan pembangunan drainase yang berwawasan lingkungan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa reformasi drainase yang diperlukan adalah membalikkan pola pikir
masyarakat dan pengambil keputusan serta akademisi, bahwa apa yang dilakukan
masyarakat, pemerintah termasuk para akademisi yang mengembangkan drainase
pengatusan, justru sebenarnya bersifat destruktif, yaitu: meningkatkan banjir di hilir,
kekeringan di hulu dan tengah dan penurunan muka air tanah serta dampak ikutan lainnya.

Gambar konsep Eko akhirnya justru akan meningkatkan perubahan iklim global

3.4 Program Sanitasi


Menurut UU No. 32 Tahun 2009 perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah
upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup
dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang
meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan
penegakan hukum.
Tujuan pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah sebagai
berikut:
a. Melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari pencemaran
dan kerusakan lingkungan hidup.
b. Menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan hidup.
c. Menjamin kelangsungan kehidupan mahluk hidup dan kelestarian ekosistem.
d. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup.
e. Mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup.
f. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa
depan.Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai
bagian dari hak asasi manusia.
g. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana.
h. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
i. Mengantisipasi isu lingkungan global.
Asas yang digunakan dalam pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup di indonesia adalah sebagai berikut:
a. Tanggung jawab negara.
b. Kelestarian dan Keberlanjutan.
c. Keserasian dan Keseimbangan.
d. Keterpaduan.
e. Manfaat.
f. Kehati-hatian.
g. Keadilan.
h. Ekorogion
i. Keanekaragaman hayati.
j. Pencemar membayar.
k. Partisipatif.
l. Kearipan lokal.
m. Tata kelola pemerintahan yang baik.
n. Otonomi daerah

3.5 Program Infrastruktur Pembangunan Jalan


Pembangunan fasilitas infrastruktur mesti dilakukan guna menunjang perekonomian
masyarakat kepulauan. Adapun Tujuan program pembangunan fasilitas jalan di daerah
kepulauan antarah lain:
a. Memperlancar mobilitas lalu lintas antar wilayah
b. Mempermudah jalur distribusi ekonomi
c. Menjangkau daerah-daerah terpencil di kepulauan dengan menyediakan akses
jalan untuk mempermudah mobilitas
d. Mempersingkat jarak tempuh dari satu daerah ke daerah yang lain
BAB IV
SIMPULAN

Peningkatan pembangunan infrastruktur dapat membuka akses ekonomi antar daerah,


meningkatkan aktivitas, mendukung roda ekonomi lokal, meningkatkan akses teknologi,
meningkatkan mobilitas masyarakat dan kontak sosial antar penduduk yang berbeda
daerah, Pembangunan infrastruktur dilakukan untuk meningkatkan investasi guna
memperluas jangkauan perekonomian masyarakat. Infrastruktur ekonomi, yaitu
infrastruktur fisik yang digunakan baik dalam proses produksi maupun di masyarakat,
meliputi semua infrastruktur publik seperti listrik, telekomunikasi, irigasi, transportasi,
suplai air, sanitasi dan pengelolaan limbah. Infrastruktur juga berdampak signifikan
terhadap peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan manusia, termasuk peningkatan
nilai konsumen, peningkatan produktivitas tenaga kerja dan akses ke lapangan kerja, serta
peningkatan kekayaan yang ada. Infrastruktur juga memiliki dampak yang signifikan
terhadap peningkatan nilai konsumen, peningkatan produktivitas tenaga kerja dan akses
ke lapangan kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Wilayah, K. P. (2018). deaae_1.1_Modul_1_Hakekat_Infrastruktur.pdf. p.


https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2018/03/deaae_1.1_Modul
_1_Hakekat_Infrastruktur. Di akses pada tanggal Selasa, 29 November 2022
pukul 20:00 WIB

Amalo, P. (2020, november 06). pembangunan jaringan internet tidak bisa di


seragamkan. pp. https://mediaindonesia.com/nusantara/358827/pembangunan-
jaringan-internet-di-daerah-tidak-bisa-diseragamkan. di Akses pada selasa, 29
Novmber 2020 pukul 17:00 WIB

Anda mungkin juga menyukai