Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemanasan global merupakan sebuah fenomena yang sedang terjadi
di bumi ini. Fenomena ini pada umumnya disebabkan oleh dua hal yaitu
natural caused dan human caused. Natural caused lebih disebabkan karena
umur bumi yang sudah semakin tua seiring dengan berjalannya evolusi.
Human caused merupakan penyebab yang disebabkan oleh manusia dengan
segala aktivitas dan gaya hidupnya. Dalam kenyataannya saat ini, human
caused merupakan penyebab yang paling dominan. Ada banyak hal yang
mendasarinya tapi yang paling utama adalah karena kesalahan pola pikir
manusia yang konsumtif dan egosentris.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh berbagai kalangan untuk
mengurangi dampak dari pemanasan global tersebut. Salah satunya adalah
dengan menerapkan sistem transportasi berkelanjutan. Hal ini didasari oleh
tingginya intensitas kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial untuk
berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk berbagai keperluan, seperti
sekolah, bekerja, rekreasi, dll. Walaupun pada umumnya penerapan
transportasi berkelanjutan ini dipengaruhi oleh struktur suatu kawasan
perkotaan, namun hal ini dapat juga berlaku sebaliknya dimana jaringan
transportasi menentukan bentuk struktur suatu kota. Pengertian dari
transportasi berkelanjutan disini adalah suatu alat yang dapat memenuhi
kebutuhan manusia untuk memindahkan keberadaan manusia itu sendiri
ataupun

barang.

meminimalisir

Dengan

polusi

udara

adanya
yang

penerapan

ini

kebanyakan

diharapkan

dikarenakan

dapat
adanya

pembuangan gas limbah dari suatu moda transportasi.


Namun seperti yang telah diketahui bahwa, pembangunan berupa
perbaikan transportasi di Indonesia tidaklah semudah membalikkan tangan.
Rendahnya kualitas sumber daya manusia menjadi faktor utama mengapa
pembangunan dan perbaikan sistem transportasi di Indonesia sulit terwujud.
Sumber daya manusia ini dapat berasal dari pihak masyarakat maupun

pemerintah. Dari pihak masyarakat dapat berupa kurangnya perhatian dan


rasa memiliki khususnya dalam merawat dan menjaga sarana prasarana
transportasi tesebut. Selain dari pihak masyarakat, peran pemerintah juga
berpengaruh banyak terhadap berhasil atau tidaknya suatu program
pembangunan transportasi berkelanjutan. Sebagai pihak yang memiliki
kekuasaan penuh serta penentu kebijakan, pemerintah haruslah melakukan
kontrol dan evaluasi dalam proses pembangunan transportasi berkelanjutan
tersebut. Dengan adanya kontrol, maka segala bentuk pelanggaran dapat
ditindak dengan semestinya sehingga tidak mengganggu keberlangsungan
sistem

yang

lain.

Proses

evaluasi

juga

sangat

diperlukan

untuk

mengidentifikasi adanya masalah secara lebih awal sehingga dapat


menetukan langkah antisipasi yang tepat dan masalah tersebut tidak sampai
mengganggu berjalannya proses pembangunan transportasi berkelanjutan
tersebut. Adanya evaluasi secara berkala juga dapat dijadikan parameter
sebagai sukses atau tidaknya pembangunan tersebut.
1.2 Rumusan masalah
Angkutan umum masal di perlukan untuk mengatasi kemacetan lalu
lintas di suatu kota, agar dapat menarik minat masyarakat untuk menaiki
agkutan umum maka angktan umum tersebut harus memberikan pelayanan
yang baik, dari segi kkenyamanan di pekanbaru ada berbagai macam
angkutan umum massal, yaitu bus kota, angkot, dan bus Trans Metro
Pekanbaru (TMP), bus TMP merupakan angkutan umum massal yang di
kelolah oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Sebagai angkutan umum
yang di kelolah oleh pemerintah maka TMP harusnya memiliki pelayanan
yang baik terhadap penumpang. Oleh karena itu, di lakukan pengamatan di
lapangan bus TMP untuk mengetahui apakah pelayanan yang di berikan
sudah baik.
1.3 Tujuan dan manfaat pengamatan
Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui pelayanan bus TMP
kepada masyarakat, perlu di ketahui bagai mana tingkat kpuasan masyarakat

terhadap pelayanan bus TMP sehingga dapat di lakukan evaluasi-evaluasi


dalam sistem transportasi di kota pekan baru.
Dengan di lakukan pengamatan ini di harapkan akan di ketahui tingkat
kepuasan masyarakat terhadap pelayanan bus TMP dan kekurangankekurangan dalam pelayanan. Dengan mengetahui kekurangan-kekurangan
ini maka dapat dilakukan evaluasisehingga semakin lama sistem transprtasi
masal di kota pekanbaru akan semakin membaik dan membawa kemajuan
dalam kehidupan masyarakat kota pekanbaru.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Definisi Transportasi
Transportasi

adalah

suatu

proses

pemindahan

melalui

jalur

perpindahan baik melalui prasarana alami seperti udara, sungai, laut atau
buatan manusia (man made) seperti jalan raya, jalan rel dan jalan pipa. Objek
yang diangkut dapat berupa orang ataupun barang dengan menggunakan alat
/ sarana angkutan serta sistem pengaturan dan kendali tertentu yakni adanya
manajemen lalu lintas, sistem operasi, maupun prosedur perangkutan. Dalam
sistem transportasi, jalan merupakan unsur yang paling mendukung
keberlangsungan sarana transportasi.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009
tentang lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang dimaksud jalan adalah
prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali
jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
2.2 Terminologi Perangkutan
Dalam merencakanan sebuah sistem transportasi, perlu menggunakan
pendekatan sistem untuk menganalisis semua faktor yang ada hubungannya
dengan permasalahan eksisting. Yang dimaksud dengan sistem disini menurut
Tamin (2000) adalah gabungan beberapa komponen atau objek yang saling
berkaitan. Dalam suatu perencanaan dibutuhkan adanya alternatif-alternatif
terbaik dalam memecahkan suatu masalah yang ada, maka dari itu terbentuklah
suatu sistem transportasi makro yang terbentuk dari beberapa sistem
transportasi mikro yang masing-masing memiliki keterkaitan dan berhubungan
satu sama lain. Sistem transportasi mikro tersebut antara lain :

a. Sistem kegiatan
b. Sistem jaringan prasarana transportasi
c. Sistem pergerakan lalulintas
d. Sistem kelembagaan
Menurur Kadir (2006), transportasi dapat diklasifikasikan berdasarkan
macam atau jenisnya yang dapat ditinjau dari segi barang yang diangkut, segi
geografis transportasi dan dari segi teknis serta dari alat angkut yang digunakan,
antara lain :
1. Klasifikasi transportasi dari segi barang yang diangkut, yiatu:
a. Angkutan umum
b. Angkutan barang
c. Angkutan pos
2. Klasifikasi transportasi dari segi geografis transportasi, yaitu:
a. Angkutan antar benua
b. Angkutan antar continental
c. Angkutan antar pulau
d. Angkutan antar kota
e. Angkutan antar daerah
f. Angkutan di dalam kota
3. Klasifikasi transportasi dari segi teknis dan alat, yaitu:
a. Angkutan jalan raya (highway transportation), seperti truk, bis, dan sedan
b. Pengangkutan rel (rail transportation), seperti kereta api, trem listrik.
Pengangkutan rel dan jalan raya disebut rail and road transportation atau
land transportation (transportasi darat)
c. Pengangkutan melalui air di pedalaman (inland transportation), seperti
pengangkutan sungai, kanal dan danau
d. Pengangkutan pipa (pipe line transportation), pengangkutan minyak, bensin
dan air minum
e. Pengangkutan laut (ocean transportation), seperti kapal laut

f. Pengangkutan udara (air transportation), seperti pesawat


2.3 Sebab Terjadinya Perangkutan
Ada

berbagai

macam

penyebab

mengapa

manusia

melakukan

pergerakan, baik itu ditinjau dari adanya aktivitas ekonomi, sosial, pendidikan,
rekreasi dan hiburan serta kebudayaan.
a. Aktivitas Ekonomi
Manusia

pada

dasarnya

membutuhkan

pekerjaan

agar

dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya yang lain, oleh karena itu manusia


melakukan pergerakan menuju tempat kerja. Pergerakan yang diakibatkan
oleh aktivitas ekonomi ini memiliki pola yang disebut peek hour yakni pagi
pukul 07.00-08.00, saat jam makan siang yakni pukul 12.00-13.00 serta saat
pulang kerja yakni sekitar 17.00-18.00.
b. Aktivitas Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial pastilah membutuhkan manusia yang
lain demi keberlangsungan hidupnya. Oleh karena itulah manusia bepergian
dari satu tempat ke tempat yang lain demi menjalin silaturahmi mungkin
dengan teman dekat atau kerabat.
c. Aktivitas Pendidikan
Sama halnya dengan aktivitas ekonomi, aktivitas ini memiliki pola yang
disebut dengan jam sibuk yang terdiri dari pagi hari yakni pukul 06.00-07.00
dan sore hari sekitar pukul 15.00-16.00.
d. Aktivitas Rekreasi dan Hiburan
Diluar rutinitas yang biasa dilakukan oleh manusia, tentunya mereka
memerlukan sedikit hiburan dan rekreasi. Pergerakan manusia menuju
pusat rekreasi atau tempat-tempat perbelanjaan khususnya pada saat
musim-musim liburan.

e. Aktivitas Kebudayaan
Yang dimaksud pergerakan yang disebabkan karena adanya aktivitas
kebudayaan adalah misalnya pada saat perayaan Hari Raya Idul Fitri,
biasanya masyarakat akan berbondong-bondong melaksanakan ritual mudik
ke kampung halaman. Banyak pula contoh pergerakan yang diakibatkan
oleh adanya aktivitas kebudayaan.
2.4 Fungsi Perangkutan
Ciri dasar transportasi ada empat, yaitu :
a. Multimoda
b. Multidisiplin
c. Multisektoral
d. Multimasalah
Menurut Tamin (2000) pergerakan yang dilakukan pada umumnya terbagi
menjadi dua, yakni pergerakan spasial dan pergerakan non-spasial. Pergerakan
spasial meliputi pergerakan yang dilakukan oleh manusia dan barang.
Sedangkan

pergerakan

non-spasial

diklasifikasikan

berdasarkan

sebab

melakukan pergerakan, waktu dan jenis sarana transportasi yang digunakan.


Pergerakan manusia didasari oleh persebaran tata guna lahan yakni
industri, perkantoran, permukiman, pemerintahan, dll. Namun guna lahan yang
membawa dampak signifikan terhadap pergerakan manusia adalah industri,
perkantoran dan permukiman. Hal ini didasari oleh adanya kebutuhan dasar
manusia untuk bekerja dan bermukim untuk dapat memperoleh penghidupan
yang layak.
Adanya pola pergerakan berupa barang, kebanyakan dipengaruhi oleh
adanya aktivitas produksi dan konsumsi yang kemudian membentuk pola

distribusi yang menghubungkan pusat produksi ke daerah konsumsi. Misalnya,


pengiriman bahan mentah menuju industri dan barang jadi dari industri, serta
usaha manusia untuk memperoleh barang tersebut, pasti membutuhkan baik
sarana atau prasarana transportasi. Oleh karena itu, hal ini bergantung dari
adanya pola guna lahan pertanian, industri dan permukiman.
2.5 Manfaat Perangkutan
Transportasi selain berperan sebagai prasarana bagi pergerakan manusia
atau barang juga untuk mengarahkan pembangunan. Dimana terdapat sistem
transportasi yang baik, disitulah proses pembangunan akan dilaksanakan. Hal
ini dikarenakan untuk mencapai daerah tersebut, salah satu hal yang paling
signifikan adalah bagaimana mengakses daerah tersebut. Semakin rendah
kualitas dan kuantitas transportasi yang terdapat pada suatu wilayah, maka
semakin rendah pula aksesibilitas menuju dan dari daerah tersebut sehingga
menyebabkan

berkurangnya

potensi

untuk

dijadikan

sebagai

objek

pembangunan.
Dari uraian diatas telah dijelaskan bahwa transportasi erat kaitannya dalam
proses pembangunan. Secara tidak langsung, proses pembangunan ini juga
mempengaruhi sektor ekonomi Adanya suatu fenomena yang dinamakan evolusi
transportasi akan selalu berhubungan dengan kegiatan ekonomi. Evolusi
transportasi merupakan suatu perubahan signifikan baik terhadap sarana atau
prasarana transportasi itu sendiri. Seperti pada penemuan kereta api super
cepat pada tahun 1964, terciptanya jumbo jet pada tahun 1970 dan peluncuran
space shuttle pada tahun 1981. Adanya evolusi mutakhir ini meningkatkan
kemudahan bagi manusia dalam melakukan segala aktivitas dan kebutuhannya.
2.6 Permasalahan Transportasi Perkotaan
Permasalahan yang paling mendasar dari buruknya sistem transportasi
khususnya di negara berkembang seperti Indonesia adalah kemacetan.
Kemacetan ini disebabkan karena adanya kebutuhan pergerakan yang besar
baik itu berupa pergerakan orang ataupun barang, namun tidak diimbangi
dengan ketersediaan prasarana transportasi yang memadai. Selain itu, dapat

juga disebabkan karena buruknya sistem pengelolaan guna lahan yang akhirnya
meningkatkan ketergantungan manusia untuk berpindah dari satu tempat ke
tempat lain dalam jarak yang relatif jauh dan menggunakan berbagai macam
moda transportasi.
Kurangnya kontrol dari pemerintah juga menyebabkan lemahnya hukum
yang berlaku di Indonesia sehingga menyebabkan kesemrawutan dalam hal
transportasi. Segala bentuk pelanggaran dapat diselesaikan secara damai yang
akhirnya mengurangi kesadaran masyarakat dalam hal disiplin berkendara.
Padahal apabila peraturan tersebut dijalankan sebagaimana mestinya dan
pengendara yang melakukan kesalahan dihukum berdasarkan ketentuan yang
berlaku, maka hal tersebut akan menumbuhkan rasa jera di diri masyarakat
yang akan berdampak pada peningkatan kualitas dan kesadaran masyarakat itu
sendiri.
Adanya fasilitas berupa trotoar dapat juga mengurangi intensitas
ketergantungan manusia untuk menggunakan moda transportasi dalam
pergerakannya. Namun seperti yang kita ketahui keadaan eksisting di Indonesia,
banyak sekali terjadi alih fungsi trotoar, misalnya trotoar yang digunakan sebagai
prasarana bagi pedestrian, berkurang fungsinya karena dijadikan tempat
mangkal pedagang kaki lima. Adanya aktivitas yang disebabkan oleh adanya
pedagang kaki lima ini pada awalnya akan menurunkan kualitas dan fungsi dari
trotoar itu sendiri. Misalnya apabila terdapat trotoar dengan panjang tiga meter,
apabila terdapat pedagang yang berjualan di sepanjang trotoar tersebut, maka
efektivitas dari trotoar itu sendiri dapat berkurang hingga 50% dari kemampuan
awalnya atau dalam hal ini hanya menyediakan 1,5 meter ruang bagi pejalan
kaki. Belum lagi ditambah dengan berkurangnya kenyamanan yang dirasakan
oleh pejalan kaki, yang akhirnya memilih untuk menggunakan mobil atau motor
dalam melakukan pergerakan baik itu dalam jarak yang relatif dekat atau jauh,
karena dinilai lebih nyaman dan aman.

10

Ada

delapan

langkah

yang

bisa

dilakukan

dalam

menangani

permasalahan-permasalahan transportasi yang ada di perkotaan, antara lain :


a. Mengubah teknologi transportasi
b. Mengubah teknologi informasi
c. Mengubah ciri kendaraan
d. Mengubah ciri ruas jalan
e. Mengubah konfigurasi jaringan transportasi
f. Mengubah kebijakan kelembagaan
g. Mengubah perilaku perjalanan
h. Mengubah pilihan kegiatan.

11

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Permasalahan Angkutan Kota Pekanbaru


Penduduk Kota Pekanbaru saat ini berjumlah lebih kurang 1.000.000 jiwa
dan setiap tahunnya bertambah. Saat ini jumlah kendaraan Pribadi di Kota
Pekanbaru tidak sebanding dengan jumlah ruas jalan yang ada sehingga
menyebabkan kemacetan, pemborosan penggunaan bahan bakar, kebisingan
serta tingginya tingkat polusi dan pemandangan yang tidak enak karena lalu
lintas yang semrawut.
Untuk

menyikapi

masalah

tersebut

pemerintah

Kota

Pekanbaru

mengeluarkan kebijakan pelayanan transportasi perkotaan Sarana Angkutan


Umum Massal (SAUM) dan diberi nama TRANS METRO PEKANBARU. "Trans
Metro

Pekanbaru" dilaksanakan

berdasarkan

surat

Keputusan

Menteri

Perhubungan Nomor KP. 111 tahun 2009 dimana Kota Pekanbaru termasuk
Kota Percontohan di Bidang Transportasi. Pada awalnya, Transmetro
Pekanbaru hanya melayani 2 Koridor. Namun seiring berjalannya waktu,
Transmetro Pekanbaru telah melayani 8 Koridor yang menjangkau seluruh
Kota Pekanbaru dan wilayah Aglomerasi terdekat, yakni Kabupaten Kampar.
3.2 Permasalahan Angkutan Umum Transmetro
Transmetro Pekanbaru atau biasa disebut sebagai Transmetro atau
Busway TMP adalah sebuah sistem transportasi bus rapid transit cepat yang
terdapat di kota Pekanbaru. Trans Metro Pekanbaru ini telah diresmikan
penggunaannya oleh Walikota Pekanbaru saat itu, Bapak Drs. H. Herman
Abdullah pada hari Kamis tanggal 18 Juni 2009. TMP dipusatkan di Terminal
AKAP Payung Sekaki yang sekarang sudah beroperasi melalui beberapa
koridor di pekanbaru. Pembentukan Perseroan Terbatas atau PT yang akan
mengelola Trans Metro Pekanbaru yang
Pembangunan

berada dibawah naungan PD

diperbolehkan secara hukum. Hal ini berdasarkan hasil

12

konsultasi yang dilakukan Direksi PD Pembangunan ke Kantor Kementrian


Hukum, HAM dan Perundang2an awal pekan lalu di Jakarta.
Sejumlah warga Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, merasa kecewa dengan
keadaan Bus Trans Metro Pekanbaru (TMP), sebagai alat transportasi massal,
yang ternyata kondisinya makin memprihatinkan.
Berdasarkan pantuan Antara di Pekanbaru, Jumat, banyak Bus Trans
Metro Pekanbaru (TMP) dalam kondisi rusak bahkan saat ini bus kebanggaan
masyarakat kota pekanbaru dinilai tidak terawat. Sejumlah bus terlihat
mengeluarkan suara berisik dan asap hitam dari knalpotnya ketika, ditambah
lagi dengan ruangan bus yang makin sempit. Beberapa bus yang beroperasi
kondisi badannya keropos, ada yang

lampunya

mati dan beberapa

permasalahan lainnya. Kondisi tersebut disayangkan oleh warga padahal


masyarakat Pekanbaru menginginkan sarana transportasi massal yang
nyaman.
Pemerintah Kota Pekanbaru mulai meluncurkan layanan Bus TMP sejak
Juni 2009 sebagai sebuah sistem transportasi bus rapid transit cepat. Program
ini diluncurkan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas karena jumlah
kendaraan pribadi di Pekanbaru tidak sebanding dengan jumlah ruas jalan.
Saat itu Kota Pekanbaru menjadi salah satu daerah yang dipercaya oleh
Kementerian

Perhubungan

untuk

mengembangkan

program

sarana

transportasi massal ini dengan dukungan dana pengadaan bus dari APBN,
yang harapannya agar "Kota Bertuah" menjadi kota percontohan di bidang
transportasi.
Pada awal peluncuraannya, Bus TMP didesain menggunakan bahan
bakar yang ramah lingkungan sehingga bisa mengurangi tingginya polusi,
berkapasitas 33 penumpang duduk dan 32 penumpang berdiri serta beberapa
tempat untuk penumpang penyandang cacat yang menggunakan kursi roda
dan dilengkapi AC. Namun, pada perkembangannya Pemerinah Kota
Pekanbaru mengganti bus dengan kapasitas yang lebih kecil karena alasan
bus lama terlalu besar untuk kondisi jalan yang ada di Pekanbaru.Hingga kini

13

Bus TMP baru bisa melayani tujuh trayek di Kota Pekanbaru, dan untuk
operasionalnya masih disubsidi oleh pemerintah daerah.
3.2.1 Rute
Pada awalnya TMP hanya melalui satu rute saja, yaitu koridor 1,
rute Pandau-Pelita pantai, akan tetapi seiring berjalannya kebutuhan
adanya angkutan umum yang cepat, hemat, dan aman, pemerintah kota
pekanbaru ini sudah menambah armaada dan rute-rute baru, saat ini
tercatat kurang lebih 6 koridor yang di lalui oleh ekitar 20an unit bus
besar( rute myang melewati jalan protokol, dan 50an unit bus kecil
(untuk rute yang melewati jalan-jalan kecil). Adapun rute yang di lalui
transmetro pekanbaru adalah sebagai berikut:
a. TRAYEK 1 : PELITA PANTAI PANDAU Pelita Pantai - Jl. Jend.
Sudirman - bandar Udara SSQ II - Jl. Kaharuddin Nasution - Jl. Pasir Putih
- Perumnas Pandau
b. TRAYEK 2 : TERMINAL BRPS - KULIM PP Terminal Bandar Raya
Payung Sekaki - Jl. T. Tambusai - Jl. Jend. Sudirman (U-Turn RRI) - Jl.
Jend. Sudirman - Jl. Imam Munandar - Kulim Atas
c. TRAYEK 3 : KAMPUS UIN - PASAR WISATA Kampus UIN - Jl. HR.
Subrantas - UNRI - Jl. HR. Subrantas - Jl. SM Amin (U-Turn SPBU) - Jl.
SM. Amin - Jl. HR. Subrantas - Jl. Sukarno Hatta - Jl. T. Tambusai - Jl.
Jend. Sudirman - Jl. Cut Nyak Dien I - Jl. Jend. A. Yani - Pasar Wisata
d. TRAYEK 4 : TERMINAL BRPS TORGANDA Terminal BRPS - Jl. T.
Tambusai - Jl. Sukarno Hatta - Jl. Subrantas - Jl. Sukarno Hatta - Jl.
Kaharuddin Nasution - Pasir Putih - Torganda PP
e. TRAYEK 5 : TERMINAL BRPS KULIM Terminal BRPS - Jl. T.
Tambusai Ujung - Jl. SM. Amin - Jl. Riau - Jl. Jend. A. Yani - Jl. Ir. Juanda Jl. Jend. Sudirman - Jl. Kuantan - Jl. Mustika
f. TRAYEK 6A: Torganda Pasir Putih - KH. Nasution - Baterai R - Sukarno
Hatta - Pasar Pagi Arengka - Subrantas - SM. Amin - Terminal BRPS
g. TRAYEK 6B:
BRPS - Mall SKA - Arengka - Riau - Mall Ciputra - Panglima Udan Senapelan - Pasar Wisata - A.Yani - Riau - BRPS (PP)

14

h. TRAYEK 7 :
Simpang KH. Nasution - Impres - Arifin Ahmad - Paus - memutar Global
Bangunan - T. Tambusai - Paus

3.2.2 Angkutan Yang Sedang Beroprasi


3.2.3 Minat Penumpang

Anda mungkin juga menyukai