DAFTAR ISI............................................................................................................................... i
BAB I ......................................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan.......................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................ 2
Page i
BAB III .................................................................................................................................... 30
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 30
Page ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem transportasi dapat diartikan sebagai bentuk keterkaitan dan keterikatan yang
integral antara berbagai variabel dalam suatu kegiatan pemindahan penumpang dan barang
dari satu tempat ke tempat lain (Munawar, A., 2005:1). Maksud adanya sistem transportasi
adalah untuk mengatur dan mengkoordinasikan pergerakan penumpang dan barang yang
bertujuan untuk memberikan optimalisasi proses pergerakan tersebut. Sistem transportasi
dapat dipahami melalui dua pendekatan yaitu: sistem transportasi menyeluruh (makro) serta
sistem transportasi mikro yang merupakan hasil pemecahan dari sistem transportasi makro
menjadi sistem yang lebih kecil yang masing-masing saling terkait dan saling mempengaruhi.
Sistem transportasi mikro terdiri dari sistem jaringn, sistem kegiatan, dan sistem pergerakan
(Tamin, 2000). Komponen jaringan transportasi secara teknis terdiri atas: Ruas (link), yang
berupa jalan raya, jalan rel, rute angkutan udara, alur kepulauan Indonesia (ALKI) dan
Simpul (node), yang dapat berupa terminal, stasiun kereta api, bandara, pelabuhan (Munawar,
A., 2005:15-16).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui komponen apa
saja yang terdapat pada salah satu sistem transportasi mikro yaitu sistem jaringan, yang
berpengaruh penting dalam pergerakan sistem transportasi di Indonesia.
Page 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Rute
Ruas (link) mencerminkan ruas jalan antar persimpangan atau ruas jalan antar kota,
jalan rel antar kota maupun antar stasiun, alur penerbangan antara bandara yang satu dengan
bandara lainnya serta pelabuhan laut yang satu dengan pelabuhan laut lainnya. Pada
prinsipnya membangun jaringan jalan tentunya cenderung untuk mengambil rute terpendek
yang menghubungkan suatu tempat dengan tempat lainnya. Kenyataannya tidaklah selalu
mudah untuk menghubungkan suatu tempat dengan tempat lainnya bila terdapat hambatan-
hambatan fisik diatas permukaan bumi ini seperti pegunungan, bangunan-bangunan sejarah,
laut dan lain-lain. Untuk mengatasi masalah tersebut maka ada beberapa bentuk pola jaringan
transportasi yang dibuat, diantaranya :
a. Pola Jalan Radial Konsentris, dapat dilihat pada kawasan kota–kota lama seperti
Boston atau beberapa negara Eropa. Pola jaringan radial difokuskan pada daerah
inti tertentu seperti CBD. Pola jalan seperti menunjukkan pentingnya CBD
dibandingkan dengan berbagai pusat kegiatan lainnya di wilayah kota tersebut.
Jenis populer lainnya dari jaringan jalan, terutama untuk jalan-jalan arteri utama,
adalah kombinasi bentuk-bentuk radial dan cincin Jaringan jalan ini tidak saja
memberikan akses yang baik menuju pusat kota, tetapi juga cocok untuk lalu lintas
dari dan ke pusat-pusat kota lainnya dengan memutar pusat-pusat kemacetan.
Page 2
dipakai, yaitu jaringan jalan heksagonal. Keuntungan jaringan jalan ini adalah
adanya persimpangan-persimpangan jalan yang berpencar dan mengumpul tetapi
tanpa melintang satu sama lain.
c. Pola Jalan Grid
Dapat dilihat pada negara–negara Amerika Utara. Pola jaringan grid merupakan
bentuk jaringan jalan pada sebagian besar kota yang mempunyai jaringan jalan
yang telah direncanakan. Jaringan ini terutama cocok untuk situasi di mana pola
perjalanan sangat terpencar dan untuk layanan transportasi yang sama pada semua
area.
Page 3
d. Kolektor Sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan antara pusat jenjang
kedua atau antara pusat jenjang kedua dengan ketiga.
e. Lokal Primer, yaitu jalan yang menghubungkan persil dengan kota pada
semua jenjang.
f. Lokal Sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan permukiman dengan semua
kawasan sekunder.
g. Lingkungan Primer, yaitu jalan yang menghubungkan antar pusat kegiatan
dalam kws perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kws perdesaan.
h. Lingkungan Sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan antarpersil dalam
kws perkotaan.
Page 4
a. Jalan Tol, yaitu jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan
sebagian jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol. Jalan tol
sebagai bagian dari sistem jaringan jalan umum yang berfungsi sebagai
alternatif, namun pada kondisi tertentu jalan tol dapat berfungsi sebagai jalan
utama.
Gambar 2.3 Salah Satu Gerbang Tol dan Jalan Tol di Indonesia
Sumber: Kompas.com, 2018
b. Non Tol, yaitu jalan umum yang tidak dikenakan tarif biaya tol yang tidak
dikenakan tariff biaya tol dalam penggunaannya. Jalan non tol berstatus jalan
utama dan dapat terdiri dari jalan arteri, kolektor, maupun jalan lokal.
Page 5
bundaran sebagai pengatur arus lalu lintas agar tidak terjadi konflik arus
hingga menimbulkan kemacetan dan kecelakaan.
Page 6
3. Naik/Turun penumoang dan Bongkar/muat barang.
selain fungsi pokok di atas, ada fungsi lain sebagai:
4. Tempat operasi jasa: perdagangan, fasilitas umum, fasilitas sosial,
fasilitas transit, promosi, dan lain-lain.
2. Pelabuhan
Menurut UU RI No.17 th.2008 tentang Pelayaran pelabuhan adalah tempat
yang terdiri dari daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai
tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan
sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat
barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang
pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi.
Page 7
Gambar 2.6 Stasiun Kereta Api
Sumber: Wikipedia, 2005
Stasiun kereta api dapat dibedakan menurut ukurannya, letaknya dan
jenisnya. Berdasarkan ukuran, stasiun terdiri dari :
a. Stasiun besar (utama) yang melayani perjalanan KA jarak jauh
(kereta api antar kota antar propinsi) seperti stasiun Gambir
(Jakarta) ke stasiun Gubeng (Surabaya) dan lainnya.
b. Stasiun sedang (sekunder) yang melayani perjalanan kereta api
untuk jarak sedang (antar kota dalam propinsi) seperti stasiun
Bandung ke stasiun Tasikmalaya.
c. Stasiun kecil lokal (stasiun kota) , stasiun ini hanya melayani
perjalanan kereta api dalam jarak dekat (lokal) seperti kereta api
jabodetabek dari stasiun Manggarai ke stasiun Cikini.
Page 8
4. Bandar Udara
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 tahun 2001
tentang Kebandarudaraan. Bandar Udara adalah Lapangan terbang yang
dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, dan naik
turunnya penumpang atau bongkar muatan kargo atau pos, yang dilengkapi
dengan fasilitas keselamatan penerbangan.
Page 9
2.3 Moda Transportasi Darat
Moda transportasi darat dibedakan menjadi tiga yaitu moda transportasi jalan,
transportasi rel dan angkutan umum perkotaan. Jika terdapat lebih dari satu moda, umumnya
moda yang digunakan memiliki rute terpendek, tercepat, atau termurah, atau kombinasi dari
ketiganya. Faktor lain yang mempengaruhi adalah kenyamanan dan keselamatan. Hal seperti
ini harus dipertimbangkan dalam pemilihan moda (Tamin, O.Z., 1997:65).
Page
10
No. Karakteristik Moda Angkutan jalan
10. Biaya Lebih menguntungkan untuk operasi jarak
pendek dengan volume penumpang/ barang
yang diangkut relative sedikit
11. Tingkat Produksi Tinggi
12. Pemeliharaan Biaya pemeliharaan rendah
13. Kapasitas Kapasitas lebih kecil
14. Perpindahan ke Lebih mudah dan leluasa
jalur lain
15. Klasifikasi fungsi Melayani aktivitas perkotaan, pedesaan
maupun antarkota
Sumber: Mulyanto, 2008
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa keuntungan menggunakan
transportasi jalan adalah sifatnya yang door-to-door atau pribadi, memiliki rute yang lebih
banyak, mobilitas tinggi karena dapat dengan mudah berpindah dari satu lokasi ke lokasi
lainnya serta dapat menjangkau hingga ke pelosok wilayah.
Page
11
No. Karakteristik Moda Angkutan
Angkutan berbasis rel
7. Ketersediaan Relative lebih sukar diperoleh
8. Penggunaan Rendah
energy
9. Penggunaan Lebih efisien
ruang
10. Biaya Ekonomis untuk jarak dekat
(commuter), sedang, maupun jauh
dengan volume barang/ penumpang
yang diangkut tinggi
11. Tingkat Produksi Rendah
12. Pemeliharaan Biaya pemeliharaan tinggi
13. Kapasitas Angkutan massal
14. Perpindahan ke Harus melalui konstruksi khusus
jalur lain (wesel) dan prosedur tertentu
15. Klasifikasi fungsi Di beberapa negara, angkutan kereta
api dititikberatkan pada pelayanan
sosial karena rute tidak ekonomis
Sumber: Mulyanto, 2008
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa keuntungan transportasi rel yaitu
penggunaan energi yang rendah sehingga dapat meminimalisir polusi, daya angkut yang lebih
banyak, melayani jarak jauh dan bebas hambatan. Selain itu angkutan rel juga dipengaruhi
oleh kondisi topografi wilayah, khususnya pada kondisi tanjakan yang curam. Terdapat
berbagai macam jenis kereta api menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007,
diantaranya adalah:
a. kereta api kecepatan normal; yaitu kereta api yang mempunyai kecepatan kurang
dari 200 km/jam. Umumnya kereta api di Indonesia berada pada kecepatan 100-
120 km/jam.
b. kereta api kecepatan tinggi; yaitu kereta api kecepatan tinggi adalah kereta api yang
mempunyai kecepatan lebih dari 200 km/jam. Contohnya adalah kereta Shinkansen
yang memiliki kecepatan diatas 200 km/jam.
c. kereta api monorel; yaitu kereta api yang bergerak pada 1 (satu) rel. Kereta api ini
merupakan jenis angkutan umum massal yang digunakan dalam kota, contohnya
adalah monorail di Kuala Lumpur yang melayani rute-rute dalam kota.
d. kereta api motor induksi linear; yaitu kereta api yang menggunakan penggerak
motor induksi linear dengan stator pada jalan rel dan rotor pada sarana
Page
12
perkeretaapian. Digunakan pada kereta api yang dapat mengambang secara
megnetis (Maglev).
e. kereta api gerak udara; yaitu kereta api yang bergerak dengan menggunakan
tekanan udara.
f. kereta api levitasi magnetik; yaitu kereta api yang digerakkan dengan tenaga
magnetik sehingga pada waktu bergerak tidak ada gesekan antara sarana
perkeretaapian dan jalan rel.
g. trem; yaitu kereta api yang bergerak di atas jalan rel yang sebidang dengan jalan.
h. kereta gantung, yaitu kereta yang bergerak dengan cara menggantung pada tali
baja.
Page
13
layanan ekspres dengan hanya menggunakan sejumlah pemberhentian terbatas juga
tersedia pada saat-saat tertentu, terutama saat jam sibuk. Karena sistem metro dan
bus sering dikelola dengan cara yang sama, maka otoritas transit dan tarif pengguna
dapat digunakan untuk kedua system tersebut.
c. Sistem rel kereta api (Transit Rail System)
Sistem rel terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu trem dengan system kereta api
yang terdiri dari trem (tramways) dan beroperasi di pusat daerah. Kemudian sistem
kereta api komuter, yang terdiri dari kereta penumpang terutama dikembangkan
untuk layanan periferal /daerah pinggiran kota melalui jarak yang lebih cepat dan
lebih jauh antar stasiun atau jarak yang lebih lambat dan lebih pendek antar stasiun.
Frekuensi pelayanannya sangat terkait dengan jam sibuk dan lalu lintasnya
cenderung tidak seimbang. Tarif umumnya terpisah dari sistem transit dan
sebanding dengan zona jarak atau layanan. Misalnya jarak yang ditempuh cukup
jauh maka akan berdampak pada tingginya bea yang dikeluarkan.
d.Sistem antar jemput (Shuttle System)
Terdiri dari sejumlah layanan yang dimiliki secara pribadi dan umumnya
menggunakan bus kecil atau van. Rute dan frekuensi antar jemput cenderung tetap,
namun dapat disesuaikan dengan rute baru yang diinginkan. Melayani rute antar-
kota atau antar propinsi dengan konsep door to door atau pelayanan pengantaran
sampai ke rumah.
e. Sistem Paratransit.
Terdiri dari minibus, van atau taksi bersama yang biasanya melayani zona
kepadatan rendah. Paratransit merupakan moda transportasi informal seperti halnya
becak, andong, dan lain-lain. Keuntungannya adalah pelayanan secara door to door,
dan sesuai kesepakatan antara penumpang dan pengemudi.
f. Sistem taksi.
Terdiri dari mobil milik pribadi atau van kecil yang melayani rute sesuai permintaan
individu. Tarif biasanya ditetapkan dari meteran yang bergantung pada jarak /
waktu, akan tetapi kadang bisa dinegosiasikan. Sistem taksi tidak memiliki rute
tetap, tapi melayani area di mana perusahaan taksi memiliki hak (izin) untuk
memilih pelanggan. Biasanya, hak dikeluarkan oleh pemerintah kota dan beberapa
perusahaan diizinkan untuk bersaing di wilayah yang sama. Saat kompetisi tidak
diijinkan, tarif ditetapkan oleh peraturan.
Page
14
Gambar 2.8 Komponen Sistem Transit perkotaan
Sumber: Rodrigue, 2006
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa system paratransit melayani moda
transportasi antar-kota atau antar-daerah, yang kemudian memasuki metro station.
Selanjutnya melalui metro station, pendatang memiliki dua opsi penggunaan moda
transportasi yang dapat dijelaskan pada bagan berikut:
Berhenti di
Bus Stop
Naik Bis
Page
15
2.4 Moda Tranportasi Laut
Indonesia merupakan negara kepulauan di mana setiap pulau dipisahkan oleh
perairan, bahkan beberapa wilayah atau daerah dalam pulau yang sama dapat pula dipisahkan
oleh perairan. Hal tersebut mendorong digunakannya suatu moda transportasi perairan/laut
guna mendukung pemenuhan kebutuhan hidup orang banyak. Adapun moda transportasi laut
merupakan suatu jenis alat pengangkutan yang digunakan di perairan.
Page
16
perkembangan perusahaan pelayaran tahun 1993 menunjukkan jumlah perusahaan pelayaran
yang telah memiliki SIU sejumlah 1.057 perusahaan, meningkat 94,65% dari tahun 1992.
Perusahaan pelayaran rakyat sejumlah 583 perusahaan dan perusahaan nonpelayaran yang
memiliki SIOPN sebanyak 399 perusahaan. Di samping itu, terdapat perusahaan penunjang
angkutan laut, yaitu:
1. Perusahaan bongkar muat (PBM) meningkat dari 432 perusahaan pada tahun 1988
menjadi 844 pada tahun 1993 atat naik 95%.
2. Perusahaan ekspedisi muatan kapal laut (EMKL) meningkat dari 395 perusahaan pada
tahun 1989 menjadi 826 perusahaan pada tahun 1993 atau nalk 103,8%.
3. Perusahaan jasa pengurusan transportasi (JPT) meningkat dari 386 perusahaan pada
tahun 1989 menjadi 916 perusahaan pada tahun 1993 atau naik 109,5%.
4. Pembentukan koperasi tenaga kerja bongkar muat (TKBM) per Desember 1993
tercatat sebinyak 161 koperasi TKBM dengan jumiah tenaga kerja bongkar muat
(TKBM) sebanyak 49.724 orang.
Page
17
tempat yang jauh, misalnya pelayaran antar pulau, pada umumnya dapat memakan
waktu jauh lebih lama dari moda angkutan darat maupun udara.
4. Banyaknya handling cargo yang mengalami beberapa kali pengalihan pada waktu
dimuat ke kapal sampai dengan tujuan.
Handling Cargo adalah kegiatan pelayanan terhadap muatan (keluar dan masuk) yang
melalui pelabuhan, meliputi bongkar/muat, pemindahan dari sisi lambung kapal
ketempat penimbunan/penyimpanannya, menyususn dan menyimpan barang tersebut
serta menyerahkan kepada pemiliknya, atau sebaliknya menerima dari si pemilik,
disusun didalam tempat penyimpanan, dipindahkan dari tempat penyimpanan ke sisi
kapal dan memuat dan menyusun didalam ruangan muatan kapal. Selain itu, dalam
proses pengangkutan, biasanya moda transportasi laut mengalami beberapa kali
proses bongkar muat sebelum sampai ke tujuan.
Selain itu, karena penggunaan moda transportasi laut tidak seintens penggunaan moda
transportasi darat, pencemaran atau polusi yang dihasilkan pun menjadi lebih sedikit. Moda
transportasi ini juga bebas hambatan, tidak seperti moda transportasi darat yang berpotensi
mengalami kemacetan. Menurut Widyahartono (1986), transportasi laut memiliki manfaat
penting dalam kehidupan sehari-hari seperti berikut:
1. Transportasi laut merupakan jangkauan terhadap sumber yang dibutuhkan suatu
daerah dan memungkin digunakan sumber yang lebih murah ataupun lebih tinggi
mutunya. Sebagai tambahan barang yang tidak bisa didapatkan di daerah setempat,
didapatkan di daerah lain.
2. Pemakaian sumber daya lebih efisien menyakibatkan timbulnya kekhususan setiap
daerah ataupun pembagian setiap tenaga kerja yang sesuai, yang mengakibatkan
pemahaman jumlah barang yang dikonsumsi, yang berhubungan erat dengan ini
adalah memungkinkan untuk melayani daerah yang luas, sehingga keuntungan
ekonomi dalam skala produksi dapat dimanfaatkan.
3. Karena penyaluran barang tidak lagi terbatas pada daerah setempat saja, maka barang-
barang dapat disalurkan dari sumber-sumber alternatif lainnya, apabila sumber yang
biasa dipakai tidak dapat memenuhi semua kebutuhan.
2.4.3 Klasifikasi dan Kapasitas Kapal
Pada dasarnya, moda transportasi laut terdiri atas kapal penumpang dan kapal barang.
Kapal penumpang merupakan moda transportasi laut yang melaksanakan kegiatan
pengangkutan penumpang, sedangkan kapal barang merupakan moda transportasi laut yang
Page
18
melakukan kegiatan pengangkutan terhadap barang. Dalam Undang-undang No. 17 tahun
2008 tentang Pelayaran, kapal didefinisikan sebagai kendaraan air dengan bentuk dan jenis
tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik dan energi lainnya. Ditarik
atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah
permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah. Berikut
merupakan karakteristik dan jenis-jenis kapal:
1. Kapal penumpang
Perkembangan kapal penumpang terjadi sewaktu meningkatnya arus imigrasi dari
Eropa ke Amerika dan Australia pada awal abad ke-19. Kapal penumpang juga melayani
secara teratur arus penumpang antara Eropa dengan daerah koloni di Asia dan Afrika. Kapal
penumpang besar yang penah beroperasi dimiliki oleh negara Inggris, Perancis, Jerman, dan
Italia. Masa jaya kapal penumpang berakhir setelah PD II, yaitu pada waktu pesawat udara
mulai beroperasi dalam penerbangan internasional. Kapal Queen Mary milik Inggris bahkan
telah dijadikan ruang kuliah universitas terapung di pantai Hongkong. Untuk mengembalikan
peranan kapal dilakukan dengan meningkatkan teknologi perkapalan agar mampu bersaing
dengan pesawat udara, yaitu dengan beroperasinya Hooverschaft dan Hydrofoll dengan
kecepatan antara 60-100 km/jam dan pada tahun 1960 telah beroperasi kapal Savana
bertenaga nuklir milik Amerika Serikat.
Page
19
satuan ukuran kapasitas kapal yang dinyatakan dalam tonase kapal. Ukuran tonase
kapal dipakai sebagai penentuan besarnya sewa kapal. Menurut Nasution (2004)
Tonase kapal dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Gross Registered Tonnage (GRT) adalah adalah ukuran kapasitas kapal yang
dinyatakan dalam 100 cubic feet yang terletak di bawah dek kapal yang merupakan
ruang yang selalu tertutup.
b. Net Registered Tonnage (NRT) merupakan yang merupakan ukuran dari the real
learning capacity dari kapal sebagai bagian dari GRT yang tersedia untuk muatan.
c. Displacement Tonnage (DT) adalah berat kapal yang sama dengan banyaknya air
yang dipindahkan oleh kapal jika berada di laut. Jika kapal dalam keadaan kosong
disebut light displacement dan bila kapal dalam keadaan penuh muatan disebut load
displacement.
d. Death Weight Tonnage (DWT) yaitu yaitu jumlah ton yang dapat diangkut kapal
termasuk BBM, air, awak kapal dan peralatan lainnya sampai mencapai batas
maksimum permitted draight. Sering juga ukuran ini disebut total dead weight
capacity yang sama dengan selisih antara loaded displacement tonnage dan
merupakan ukuran dalam pencarteran kapal.
Kapal barang terdiri atas beberapa macam (Nasution, 2004) di antaranya adalah:
a. Kapal general cargo, yang terdiri atas:
1) Kapal container
Kapal ini mempunyai ruang datar yang luas untuk memuat peti kemas yang
diangkut dari dan ke dermaga dengan menggunakan truk dan menggunakan crane
khtsus serta dilengkapi dengan komputer agar penyusunan di ruang kapal dapat
disesuaikan dengan tujuan dari setiap peti kemas. Kapal contqiner berkapasitas sekitar
25.000 DWT panjang rata-rata 180-210 meter dengan kecepatan sekitar 33 knots/jam.
Daya angkut mencapai empat kali daya angkut kapal barang biasa (konvensional) dan
proses bongkar muat barang lebih cepat. Satu kapal container dapat menggantikan 6
kapal barang biasa. Jika kecepatan bongkar muat pada kapal biasa selama 4 hari,
maka dengan kapal container dapat diselesaikan dalam 24 jam.
Page
20
Gambar 2.11 Kapal Container
Sumber: Google Image, 2018
2) Kapal Ro-Ro (Roll on-Roll of)
Kapal ini merupakan penyempurnaan dari kapal container yang dilengkapi
peralatan dengan roda untuk memudahkan pengaturan container di dalam kapal
tersebut. Peti kemas dimasukkan dan dikeluarkan melalui ruang depan atau samping
kapal dengan pintu yang bisa dibuka dan ditutup. Prinsip pada kapal Roll-on Roll-off
(Ro-Ro) adalah bahwa barang-barang yang diangkut ditempatkan di atas trailer atau
rolling stock lainnya dan trailer rolling stock berikut barang di atasnya (biasanya
barang dalam container) ditarik oleh sebuah traktor ke dalam kapal dan sebaliknya
melalui sebuah tramp pada bagian belakang dari kapal. Keuntungan dari angkutan ini
adalah bahwa waktu muat/bongkar dapat dipersingkat. Kapal-kapal Ro-Ro
dioperasikan untuk ferry seroice pada trayek-trayek jarak pendek dengan waktu
berlayar 24 jam.
Page
21
3) Kapal lash (kapal tongkang)
Kapal tongkang merupakan kapal container yang dapat beroperasi sendiri setelah
dilepas dari kapal indusknya berupa tongkang-tongkang. Hal ini disebabkan karena
kapal tidak dapat merapat ke dermaga karena keadaan dermaga yang bersangkutan
tidak memungkinkan. Peranan kapal tongkang ini sangat vital dalam transportasi air
hal ini dikarenakan tidak semua kondisi pelabuhan dapat digunakan kapal untuk
berlabuh. Kapal tongkang didesain dengan ukuran terbuka cukup besar yang
digunakan untuk mengangkut barang. Pada umumnya kapal ini tidak dilengkapi
dengan sumber tenaga sendiri sehingga harus ditarik dengan kapal lain ketika proses
transportasi barang. Kapal tongkang umumnya beroperasi di daerah sekitar pelabuhan
atau di sungai-sungai.
Page
22
Gambar 2.14 Kapal Dry Bulk Cargo
Sumber: Google Image, 2018
b. Kapal tanker
Kapal tanker merupakan kapal yang digunakan untuk mengirimkan minyak. Kapal ini
dapat dikategorikan menjadi dua yaitu crude tanker dan product tanker. Crude tanker
digunakan untuk mengangkut minyak mentah yang belum disuling dari tempat ekstraksi ke
tempat penyulingan, sedangkan product tanker digunakan untuk mengangkut cairan kimia
dari tempat penyulingan ke konsumen.
Page
23
Gambar 2.16 Kapal Bulk Carrier
Sumber: Google Image, 2018
d. Multi purpose vessel (kapal serbaguna)
Kapal serbaguna merupakan kapal yang digunakan untuk mengangkut penumpang
dan barang disaat bersamaan, maupun kapal yang dapat digunakan untuk beberapa kegiatan
berbeda, seperti kapal perikanan.
Page
24
ditambah dari 115 rute pada tahun 1974 menladi 240 rute pada akhir tahun 1992.
Perkembangan jumlah rute penerbangan selama Pelita IV dan V kecuali rute perintis relatif
kecil perkembangannya. Hal ini selain karena terbatasnya armada, baik jumlah maupun
tipenya, juga karena "demand" angkutan udara yang belum merata.
Jalur penerbangan dalam negeri PT Merpati Nusantara yang juga mencakup seluruh
wilayah Indonesia mencapai frekuensi dan kemampuan penerbangan yang lebih kecil dari PT
Garuda Indonesia. Jalur ini banyak dikaitkan dengan jalur penerbangan perintis yang dilayani
oleh perusahaan tersebut dan oleh beberapa perusahaan penerbangan swasta tidak berjadwal.
Sesuai dengan kebijakan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, pada prinsipnya memberi
kesempatan kepada swasta untuk lebih banyak berperan dalam penyediaan kapasitas
angkutan udara. Beberapa rute penerbangan yang selama ini hanya dilayani oleh perusahaan
angkutan udara milik BUMN, juga diberikan kepada swasta. Sehingga di samping kapasitas
meningkat tingkat pelayanannya diharapkan juga meningkat, karena adanya persaingan.
b. Perkembangan jumlah penumpang dan barang
Untuk penerbangan dalam negeri, pada tahun 1993 jumlah penumpang yang diangkut
telah mencapai 9,4 juta penumpang dari sasaran sebesar 10,9 juta. Pertumbuhan rata-rata
adalah 6,4% dari sasaran 9% per tahun. Sedangkan angkutan barang mencapai 96 ribu ton
dari sasaran 106 ribu ton dengan pertumbuhan 4,5% dari sasaran 6,8% per tahun. Pada
penerbangan komersiai berjadwal di dalam negeri, ielah berhasil diterbangi sebanyak 240
rute penerbangan yang menghubungkan 27 ribu ibukota propinsi, 228 kota kabupaten dan
246 kecamatan.
Page
25
Unit produksi adalah seat-km tersedia dan ton-km tersedia. Seat-km tersedia (available
seat-km) adalah satu seat yang diterbangkan dalam jarak satu km. Ton-km tersedia
adalah satu ton barang dalam satu km. Bila seat-km tersedia dan ton-km tersedia telah
digunakan users, maka produksi tersebut menjadi revenue passanger km, dan revenue
cargo-km.
2. Permintaan bersifat elastis
Permintaan jasa angkutan udara bersifat derived demand, yaitu sebagai akibat adanya
permintaan atau kebutuhan di lokasi lain. Karena tarif angkutan udara relatif mahal,
maka bila terjadi perubahan harga maka permintaan menjadi elastis.
3. Selalu menyesuaikan teknologi terbaru
Perusahaan penerbangan pada dasarnya bersifat dinamis yang dengan cepat
menyesuaikan perkembangan teknologi pesawat udara. Penyesuaian teknologi maju
tidak hanya di bidang teknik permesinan pesawat terbang saja, tetapi juga di bidang-
bidang lainnya, seperti sistem informasi manajemen, metode-metode, peraturan-
peraturan dan prosedur serta kebijakan.
4. Selalu ada campur tangan pemerintah
Seperti pada umumnya kegiatan-kegiatan transportasi menyangkut hajat hidup orang
banyak, campur tangan pemerintah juga tampak dalam penyelenggaraan moda
transportasi udara. Selain itu adanya campur tangan pemerintah juga untuk menjaga
keseimbangan antara penumpang dan operator (dalam hal ini menyangkut pentarifan),
jumlah investasi yang besar dan menjamin keselamatan penerbangan.
Selain karakteristik tersebut di atas, moda transportasi udara juga memiliki beberapa
prinsip-prinsip yang harus dipenuhi dalam rangka menyelenggarakan proses transportasi.
Menurut Nasution (2004), prinsip-prinsi moda transportasi udara adalah sebagai berikut:
1. Safety
Penyelenggaraan moda transportasi udara hendaknya berbasis pada tingkat keamanan.
Hal ini terutama terlihat melalui ketersediaan armada pesawat yang memenuhi kriteria
standar pesawat laik terbang. Keamanan moda transportasi udara juga dapat ditunjang
dengan perumusan flight planning mencakup arah penerbangan, bahan bakar yang
dibawa, ketinggian terbang dan sebagainya.
2. Comfortability
Dalam hal ini, moda transportasi udara harus dapat menjamin kenyamanan
penggunanya. Kenyamanan ini tidak hanya dimulai dari di dalam armada
Page
26
penerbangan, namun dimulai dari proses yang membutuhkan layanan service yang
memadai dan tanggap.
3. Regularity
Penyelenggaraan kegiatan penerbangan seharusnya dilakukan sesuai dengan jadwal
yang telah disepakati. Kegiatan oleh moda transportasi udara harus diselenggarakan
secara tepat dan teratur. Hal ini diutamakan guna menjamin kepuasan pengguna moda
transportasi ini.
4. Economy for company
Apabila penyelenggaraan kegiatan tranportasi telah berjalan dengan baik di mana
prinsip lainnya telah terpenuhi, maka perusahaan penyelenggara penerbangan dapat
menikmati keuntungan yang diperoleh.
Moda transportasi udara pada dasarnya menginginkan penggunanya dapat merasakan
kenyamanan dan keamanan dalam penerbangan. Hal tersebut menjadi salah satu alasan para
konsumen menggunakan moda transportasi jenis ini. Keempat fungsi jasa angkutan udara
tersebut di atas dilaksanakan secara tepat agar jasa angkutan udara yang dihasilkan harus
mencapai tiga sasaran yaitu kualitas pelayanan memberikan kepuasan kepada penumpang
atau pemakai jasa angkutan (users) dengan biaya operasi penerbangan yang seminimal
mungkin, serta tepat waktu yaitu sesuai dengan jadwal penerbangan (quality, cost nnd
delivery). Apabila suatu perusahaan penerbangan melaksanakan keempat fungsi jasa
angkutan secara efektif dan efisien, dan mencapai ketiga sasaran dalam menghasilkan jasa
angkutan udara tersebut, maka akan menambah daya saing suatu perusahaan penerbangan
dan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan penerbang. Untuk mencapai fungsi-fungsi
tersebut, jasa angkutan yang dihasilkan harus memenuhi kualitas pelayanan, yaitu dalam
bentuk:
a. kecepatan, indikatornya km/jam;
b. keselamatan, indikatornya jumlah kecelakaan dibandingkan dengan jumlah
penerbangan;
c. kenyamanan (comfort);
d. kapasitas angkutan, indikatornya seat-km tersedia dan ton-km tersedia;
e. frekuensi penerbangan;
f. keteraturan penerbangan;
g. terjangkau, indikatornya tarif yang relatif rendah atau terjangkau.
Page
27
2.5.3 Jenis-Jenis Moda Transportasi Udara
Moda transportasi udara digunakan untuk mecapai daerah tujuan jarak jauh dengan
waktu singkat. Tidak jarang moda tranportasi udara melewati daratan bahkan perairan guna
menuju lokasi tujuan. Moda transportasi udara dapat dibedakan menjadi 3 berdasarkan media
yang dilalui, meliputi:
1. Penerbangan Regional
Penerbangan regional merupakan penerbangan yang mengoperasikan pesawat
regional untuk memberikan layanan udara untuk penumpang untuk masyarakat tanpa
permintaan yang cukup untuk menarik layanan utama. Ada tiga cara untuk sebuah
maskapai penerbangan regional untuk melakukan bisnis:
a. Sebagai maskapai penerbangan feeder yang melakukan kontrak dengan sebuah
perusahaan penerbangan besar, beroperasi di bawah nama mereka, mengisi
dua peran:
1) Mengirimkan penumpang ke bandar udara penghubung maskapai
utama dari masyarakat sekitar (ini dikenal sebagai feed regional atau
lintas regional), dan
2) Meningkatkan frekuensi pelayanan di pasar arus utama selama masa
hari/hari dalam seminggu ketika permintaan tidak menjamin
penggunaan pesawat besar.
b. Beroperasi di bawah merek mereka sendiri, memberikan pelayanan kepada
masyarakat di daerah kecil dan terisolasi, di mana maskapai ini adalah
jaringan yang hanya wajar digunakan untuk ke sebuah kota besar. Dalam
perannya ini, maskapai penerbangan komuter adalah istilah yang umumnya
digunakan.
c. Sebagai maskapai penerbangan independen yang lebih besar dari[ada sebuah
taksi udara atau layanan komuter penerbangan, yang beroperasi dijadwalkan
untuk memberikan layanan angkutan dari titik ke titik di bawah merek sendiri,
yang tidak memenuhi uraian di atas atau terbang dengan ukuran yang lebih
besar dan dengan menggunakan pesawat "berukuran arus utama" (lebih dari
100 kursi).
2. Penerbangan Internasional
Penerbangan internasional adalah bentuk penerbangan komersial dalam penerbangan
sipil di mana keberangkatan dan kedatangan berada di negara yang berbeda.
Page
28
3. Penerbangan Intercontinental
Penerbangan interkontinental merupakan bentuk penerbangan yang dilakukan antar
benua. Penerbangan ini juga melibatkan negara-negara asal dan tujuan yang berbeda
dan terletak pada benua yang berbeda.
Page
29
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab seblumnya maka dapat disimpulkan bahwa sistem
jaringan terdiri atas rute, simpul (nodes), dan moda transportasi. Dimana rute tersebut terdiri
atas jaringan jalan, rel kereta, laut, dan udara. Sedangkan simpul (nodes) terdiri atas bandara,
pelabuhan, stasiun, bus shelter, dll. Sedangkan untuk moda transportasi terdiri atas moda
transportasi darat, laut, dan udara. Sehingga dari komponen-komponen tersebut dapat
mempengaruhi sistem jaringan dalam sistem transportasi.
Page
30
DAFTAR PUSTAKA
Azis, Rudi., Asrul. 2014. Pengantar Sistem dan Perencanaan Transportasi. Yogyakarta: CV
Budi Utama.
Horonjeff, R & McKelvey, F.X.1998. Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara.
Erlangga: Jakarta.
M. Debby Rizani.2010. Analisa Karakteristik Jaringan Transportasi di Kabupaten Kudus.
Mulyanto, Darajat. 2008. Karakteristik Dan Preferensi Pengguna Potensial Kereta Api
Bandara Soekarno-Hatta.
Nasution, M. Nur. 2004. Manajemen Transportasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Peraturan Pemerintah Perhubungan.2005. Sistem Transportasi Nasional
Rodrigue, Jean-Paul. 2006. The Geography of Transport Systems. New York: Routledge
Tamin, O.Z., 1997. “Perencanaan dan Pemodelan Transportasi”, Teknik Sipil. Institut
Teknologi Bandung.
Widyhartono. 1986. Peranan Transportasi. BPFE: Yogyakarta
http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-transportasi-menurut-para.html
diakses pada tanggal 6 Maret 2018 pukul 17.30 WITA
http://eprints.undip.ac.id/34186/5/1670_chapter_II.pdf diakses pada tanggal 6 Maret 2018
pukul 18:00 WITA
Page
31