Anda di halaman 1dari 33

JARINGAN TRANSPORTASI

Dr. Ir. Muhd. Isya, MT.


KOMPONEN SISTEM TRANSPORTASI

PRASARANA
segala sesuatu yg merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses (usaha,
pembangunan, proyek, dlsb).
SARANA
segala sesuatu yg dapat dipakai sbg alat dalam
mencapai maksud atau tujuan; alat; media
SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI

JARINGAN PRASARANA
Adalah serangkaian simpul yang dihubungkan oleh
ruang lalu lintas sehingga membentuk suatu
kesatuan.
JARINGAN PELAYANAN
Adalah susunan rute-rute pelayanan transportasi
yang membentuk satu kesatuan hubungan
JARINGAN PRASARANA
(sesuai moda transportasi)
DARAT
Jaringan Jalan
KA
Sungai, Danau, Penyeberangan
Perpipaan
LAUT
UDARA
MULTI MODA
JARINGAN PELAYANAN
(sesuai moda transportasi)
RANGKAIAN KA
Penumpang
Barang
KENDARAAN PRIBADI dan ANGKUTAN
UMUM
PESAWAT TERBANG
Penumpang
Cargo
KAPAL LAUT
Penumpang
Barang
MULTI MODA
KOMPONEN JARINGAN PRASARANA

RUAS, LINTASAN, LINK (sesuai moda)


TITIK, NODE (sesuai moda)
Kota
Terminal
Halte
Persimpangan
JARINGAN PRASARANA
TRANSPORTASI
Jalan raya (segmen, simpang, terminal, halte)
Hirarki Jaringan
Kapasitas Jaringan
Kinerja Jaringan
Lintasan terpendek
Konfigurasi jaringan
HIRARKI JARINGAN

KLASIFIKASI/PENGELOMPOKAN PELABUHAN
Pengelompokan Pelabuhan sesuai
pembinaan administrasi

Pelabuhan Utama
Pelabuhan kelas I
Pelabuhan kelas II
Pelabuhan kelas III
Pelabuhan kelas IV
Pelabuhan kelas V
HIRARKI JARINGAN

KLASIFIKASI/PENGELOMPOKKAN
LAPANGAN TERBANG
Klasifikasi Bandara berdasarkan ICAO
Tanda Kode Panjang Runway (ft) Panjang Runway
(m)
A >7.000 >2.133
B 5.000 -7.000 1.524 2.133
C 3.000 5.000 914 1.524
D 2.500 3.000 762 -914
E 2.000 2.500 610 - 762
HIRARKI JARINGAN

KLASIFIKASI/PENGELOMPOKKAN JALAN
Sistem Jaringan Jalan Primer
Kota arteri primer Kota
Jenjang I Jenjang I

arteri primer
arteri primer

Kota Kota
Jenjang II kolektor primer Jenjang II

kolektor primer kolektor primer

Kota Kota
Jenjang III lokal primer Jenjang III

lokal primer

lokal primer
Kota
dibawah
Jenjang III

lokal primer

Persil
Hirarki Kota dan Peranan Ruas Jalan dalam
Sistem Jaringan Primer

Jenjang
Kota Jenjang I Jenjang II Persil
III

Jenjang I Arteri Arteri - Lokal

Jenjang II Arteri Kolektor Kolektor Lokal

Jenjang III - Kolektor Lokal Lokal

Persil Lokal Lokal Lokal Lokal


Pengelompokan jalan berdasarkan fungsi/
peranannya dapat digolongkan menjadi
Jalan Arteri, yaitu jalan yang melayani angkutan jarak
jauh, dengan kecepatan ratarata tinggi dan jumlah
jalan masuk dibatasi secara efisien.
Jalan Kolektor, yaitu jalan yang melayani angkutan
pengumpul dan pembagi dengan ciri-ciri merupakan
perjalanan jarak dekat, dengan kecepatan rata-rata
rendah dan jumlah jalan masuk dibatasi.
Jalan Lokal, yaitu jalan yang melayani, angkutan
setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat,
kecepatan rata-ratanya rendah dengan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi.
Jalan arteri primer yaitu jalan yang menghubungkan kota jenjang
kesatu yang terletak berdampingan, atau menghubungkan kota
jenjang kesatu dengan kota jenjang kedua. Persyaratan yang
harus dipenuhi oleh jalan arteri primer adalah:

kecepatan rencana minimum 60 km/jam


lebar badan jalan minimum 8 meter
kapasitas lebih besar daripada volume lalu lintas rata-rata
lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas
ulang alik, lalu lintas lokal dan kegiatan lokal
jalan masuk dibatasi secara efisien
jalan persimpangan dengan pengaturan tertentu tidak
mengurangi kecepatan rencana dan kapasitas jalan
tidak terputus walaupun memasuki kota
persyaratan teknis jalan masuk ditetapkan oleh Menteri.
Jalan kolektor primer yaitu jalan yang menghubungkan kota
jenjang kedua dengan kota jenjang kedua atau menghubungkan
kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga. Persyaratan yang
harus dipenuhi oleh jalan kolektor primer adalah:

kecepatan rencana minimum 40 km/jam


lebar badan jalan minimum 7 meter
kapasitas sama dengan atau lebih besar daripada volume lalu
lintas rata-rata
jalan masuk dibatasi, direncanakan sehingga tidak mengurangi
kecepatan rencana dan kapasitas jalan
tidak terputus walaupun masuk kota.
Jalan lokal primer yaitu jalan yang menghubungkan kota jenjang
kesatu dengan persil atau menghubungkan kota jenjang ketiga
dengan kota jenjang ketiga, kota jenjang ketiga dengan kota
jenjang di bawahnya, kota jenjang ketiga dengan persil atau kota
di bawah jenjang ketiga dengan persil. Persyaratan jalan lokal
primer adalah :

kecepatan rencana minimum 20 km/jam


lebar minimum 6 meter
tidak terputus walaupun melalui desa.
Pengelompokan Kelas Jalan
Pembagian Kelas Jalan diatur oleh PP No. 43 tahun 1993 tentang
prasarana dan lalu lintas:

1. Jalan kelas I
Jalan arteri yang dapat diialui kendaraan bermotor termasuk
muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, panjang
tidak melebihi 10.000 mm, dan muatan sumbu terberat yang
diijinkan lebih besar dari 10 ton.
2. Jalan kelas II
Jalan arteri yang dapat diialui kendaraan bermotor termasuk
muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, panjang
tidak melebihi 18.000 mm dan muatan sumbu terberat diijinkan 10
ton.
Pengelompokan Kelas Jalan (lanjutan)
3. Jalan kelas IIIA
Jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk
muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, panjang
tidak melebihi 18.000 mm dan muatan sumbu terberat yang
diijinkan 8 ton.
4. Jalan kelas IIIB
Jalan kolektor yang dapat diialui kendaraan bermotor termasuk
muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, panjang
tidak melebihi 12.000 mm dan muatan sumbu terberat yang
diijinkan 8 ton.
5. Jalan kelas IIIC
Jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk
muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, panjang
tidak melebihi 9.000 mm dan muatan sumbu terberat yang diijinkan
8 ton.
Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan
atas:

jalan nasional;
jalan provinsi;
jalan kabupaten;
jalan kota; dan
jalan desa.
Jalan nasional sebagaimana dimaksud dalam PP
No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan:
jalan arteri primer;
jalan kolektor primer yang menghubungkan
antaribukota provinsi;
jalan tol; dan
jalan strategis nasional.
Jalan provinsi sebagaimana dimaksud dalam PP
No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan:
jalan kolektor primer yang menghubungkan ibukota
provinsi dengan ibukota kabupaten atau kota;
jalan kolektor primer yang menghubungkan antar
ibukota kabupaten atau kota;
jalan strategis provinsi; dan
jalan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, kecuali jalan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26.
Jalan kabupaten sebagaimana dimaksud dalam
PP No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan:

jalan kolektor primer yang tidak termasuk jalan


nasional dan jalan provinsi;
jalan lokal primer yang menghubungkan ibukota
kabupaten dengan ibukota kecamatan, ibukota
kabupaten dengan pusat desa, antar ibu kota
kecamatan, ibu kota kecamatan dengan desa, dan
antardesa;
jalan sekunder yang tidak termasuk jalan provinsi
dan jalan sekunder dalam kota; dan
jalan strategis kabupaten.
Jalan kota
Jalan kota sebagaimana dimaksud dalam PP No.
34 Tahun 2006 Tentang Jalan adalah jalan umum
pada jaringan jalan sekunder di dalam kota.

Jalan desa
Jalan desa sebagaimana dimaksud dalam PP No. 34
Tahun 2006 Tentang Jalan adalah jalan lingkungan
primer dan jalan lokal primer yang tidak termasuk
jalan kabupaten di dalam kawasan perdesaan, dan
merupakan jalan umum yang menghubungkan
kawasan dan/atau antarpermukiman di dalam desa.
KAPASITAS JARINGAN PRASARANA
TRANSPORTASI
Jalan raya (jumlah lajur, lebar lajur, lebar bahu,
kebebasan samping, kondisi medan, kondisi lalu
lintas)
Kereta Api (Jumlah track, headway keberangkatan)
Udara (terbatas di bandar udara)
Laut (terbatas di pelabuhan)
Moda lain-lain (diskusi).
KINERJA JARINGAN PRASARANA
TRANSPORTASI

Jalan raya (metode, ruas atau simpang)


Bandara (metode, bagian yang dikaji)
Pelabuhan (metode, bagian yang dikaji)
KA (metode, bagian yang dikaji)
Moda lain-lain
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai