Anda di halaman 1dari 16

KLASIFIKASI/PENGELOMPOKKAN

JALAN
Sistem Jaringan Jalan Primer
Kota arteri primer Kota
Jenjang I Jenjang I

arteri primer
arteri primer

Kota Kota
Jenjang II kolektor primer Jenjang II

kolektor primer kolektor primer

Kota Kota
Jenjang III lokal primer Jenjang III

lokal primer

lokal primer
Kota
dibawah
Jenjang III

lokal primer

Persil
Hirarki Kota dan Peranan Ruas Jalan dalam
Sistem Jaringan Primer

Jenjang
Kota Jenjang I Jenjang II Persil
III

Jenjang I Arteri Arteri - Lokal

Jenjang II Arteri Kolektor Kolektor Lokal

Jenjang III - Kolektor Lokal Lokal

Persil Lokal Lokal Lokal Lokal


Pengelompokan jalan berdasarkan fungsi/
peranannya dapat digolongkan menjadi
• Jalan Arteri, yaitu jalan yang melayani angkutan jarak
jauh, dengan kecepatan ratarata tinggi dan jumlah
jalan masuk dibatasi secara efisien.
• Jalan Kolektor, yaitu jalan yang melayani angkutan
pengumpul dan pembagi dengan ciri-ciri merupakan
perjalanan jarak dekat, dengan kecepatan rata-rata
rendah dan jumlah jalan masuk dibatasi.
• Jalan Lokal, yaitu jalan yang melayani, angkutan
setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat,
kecepatan rata-ratanya rendah dengan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi.
Jalan arteri primer yaitu jalan yang menghubungkan kota jenjang
kesatu yang terletak berdampingan, atau menghubungkan kota
jenjang kesatu dengan kota jenjang kedua. Persyaratan yang
harus dipenuhi oleh jalan arteri primer adalah:

• kecepatan rencana minimum 60 km/jam


• lebar badan jalan minimum 8 meter
• kapasitas lebih besar daripada volume lalu lintas rata-rata
• lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas
ulang alik, lalu lintas lokal dan kegiatan lokal
• jalan masuk dibatasi secara efisien
• jalan persimpangan dengan pengaturan tertentu tidak
mengurangi kecepatan rencana dan kapasitas jalan
• tidak terputus walaupun memasuki kota
• persyaratan teknis jalan masuk ditetapkan oleh Menteri.
Jalan kolektor primer yaitu jalan yang menghubungkan kota
jenjang kedua dengan kota jenjang kedua atau menghubungkan
kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga. Persyaratan yang
harus dipenuhi oleh jalan kolektor primer adalah:

• kecepatan rencana minimum 40 km/jam


• lebar badan jalan minimum 7 meter
• kapasitas sama dengan atau lebih besar daripada volume lalu
lintas rata-rata
• jalan masuk dibatasi, direncanakan sehingga tidak mengurangi
kecepatan rencana dan kapasitas jalan
• tidak terputus walaupun masuk kota.
Jalan lokal primer yaitu jalan yang menghubungkan kota jenjang
kesatu dengan persil atau menghubungkan kota jenjang ketiga
dengan kota jenjang ketiga, kota jenjang ketiga dengan kota
jenjang di bawahnya, kota jenjang ketiga dengan persil atau kota
di bawah jenjang ketiga dengan persil. Persyaratan jalan lokal
primer adalah :

• kecepatan rencana minimum 20 km/jam


• lebar minimum 6 meter
• tidak terputus walaupun melalui desa.
Pengelompokan Kelas Jalan
Pembagian Kelas Jalan diatur oleh PP No. 43 tahun 1993 tentang
prasarana dan lalu lintas jalan yang merupakan peraturan
pelaksanaan dari Undang-undang LLAJ, adalah:

1. Jalan kelas I
Jalan arteri yang dapat diialui kendaraan bermotor termasuk
muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, panjang
tidak melebihi 10.000 mm, dan muatan sumbu terberat yang
diijinkan lebih besar dari 10 ton.
2. Jalan kelas II
Jalan arteri yang dapat diialui kendaraan bermotor termasuk
muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, panjang
tidak melebihi 18.000 mm dan muatan sumbu terberat diijinkan 10
ton.
Pengelompokan Kelas Jalan (lanjutan)
3. Jalan kelas IIIA
Jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk
muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, panjang
tidak melebihi 18.000 mm dan muatan sumbu terberat yang
diijinkan 8 ton.
4. Jalan kelas IIIB
Jalan kolektor yang dapat diialui kendaraan bermotor termasuk
muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, panjang
tidak melebihi 12.000 mm dan muatan sumbu terberat yang
diijinkan 8 ton.
5. Jalan kelas IIIC
Jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk
muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, panjang
tidak melebihi 9.000 mm dan muatan sumbu terberat yang diijinkan
8 ton.
Jalan umum menurut statusnya
dikelompokkan atas:
• jalan nasional;
• jalan provinsi;
• jalan kabupaten;
• jalan kota; dan
• jalan desa.
Jalan nasional sebagaimana dimaksud dalam PP No. 34
Tahun 2006 Tentang Jalan:

• jalan arteri primer;


• jalan kolektor primer yang menghubungkan
antaribukota provinsi;
• jalan tol; dan
• jalan strategis nasional.
Jalan provinsi sebagaimana dimaksud
dalam PP No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan:
• jalan kolektor primer yang menghubungkan
ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten
atau kota;
• jalan kolektor primer yang menghubungkan
antar ibukota kabupaten atau kota;
• jalan strategis provinsi; dan
• jalan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, kecuali
jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26.
Jalan kabupaten sebagaimana dimaksud
dalam PP No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan:
• jalan kolektor primer yang tidak termasuk jalan
nasional dan jalan provinsi;
• jalan lokal primer yang menghubungkan ibukota
kabupaten dengan ibukota kecamatan, ibukota
kabupaten dengan pusat desa, antar ibu kota
kecamatan, ibu kota kecamatan dengan desa, dan
antardesa;
• jalan sekunder yang tidak termasuk jalan provinsi
dan jalan sekunder dalam kota; dan
• jalan strategis kabupaten.
Jalan kota
Jalan kota sebagaimana dimaksud dalam PP
No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan adalah jalan
umum pada jaringan jalan sekunder di dalam
kota.
Jalan desa
Jalan desa sebagaimana dimaksud dalam PP
No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan adalah jalan
lingkungan primer dan jalan lokal primer yang
tidak termasuk jalan kabupaten di dalam
kawasan perdesaan, dan merupakan jalan
umum yang menghubungkan kawasan
dan/atau antarpermukiman di dalam desa.
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai