TRANSPORTASI LAUT
OLEH :
ARJUNA BULO
E1A1 19 022
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.3.2 Sasaran
Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya maka sasaran yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui apa itu transportasi laut.
2. Mengetahui fungsi dan manfaat serta kelemahan dan keunggulan dari transportasi laut.
3. Mengetahui sarana dan prasarana penunjang transportasi laut.
4. Mengatahui jenis-jenis dan permasalahan transportasi laut.
- Jaringan pelayanan transportasi laut tidak tetap dan tidak teratur yaitu
jaringan pelayanan dengan rute dan jadwal yang tidak ditetapkan.
Jaringan alamiah.
Dapat menggunakan jalur mana saja (jalur lintas luas).
Sumber : www.agrobisnisinfo.com
2) Kapal Barang
Kapal jenis ini juga merupakan kapal yang sibuk melintasi lautan membawa muatan
barang dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain. Kapal barang menjadi urat nadi
aktivitas perdagangan dunia, karena berperan penting dalam aktivitas ekspor dan
impor. Selain ukurannya yang besar dan mampu membawa banyak muatan, kapal ini
juga mampu berlayar sangat jauh.
Gambar 2.5.2
Kapal Barang
Sumber : www.agrobisnisinfo.com
3) Kapal Tanker
Kapal ini memiliki ukuran yang sangat besar, dengan fungsi untuk mengangkut
minyak yang dikendalikan oleh komputer dan sistem navigasi yang canggih melalui
satelit. Tanker yang berukuran raksasa disebut supertanker. Supertanker ini memiliki
panjang mencapai 378 meter dengan lebar 50 meter dan berat kosong 167.000 ton.
Ukuran yang jumbo tersebut mampu mengangkat minyak mentah hampir mencapai
satu juta barrel.
Gambar 2.5.3
Kapal Tanker
Sumber : www.agrobisnisinfo.com
4) Kapal Feri
Kapal ini memiliki fungsi sebagai alat penyebrangan untuk melintasi selat atau laut
diantara dua pulau. Meski ukurannya tidak sebesar kapal penumpng, kapal feri mampu
mengangkut banyak penumpang sekaligus kendaraan-kendaraan sepert mobil, bus dan
truk. Ukuran transportasi laut antar pulau inilah yang diandalkan. Di Indonesia, kapal
feri memiliki waktu yang sibuk ketika setiap libur lebaran, yang melayani ribuan
pemudik yang ingin pulang kampung keluar dari pulau.
Gambar 2.5.4 Kapal
Feri
Sumber : www.agrobisnisinfo.com
Sumber : www.agrobisnisinfo.com
6) Kapal Perang
Kapal ini sesuai dengan namanya, dengan fungsi untuk membantu kegiatan perang.
Kapal perang memiliki beberapa jenis diantaranya yaitu kapal induk yang digunakan
untuk membawa armada tempur udara, kapal perusak (destroyer) yang digunakan
untuk kapal lawan perang, kapal penjelajah (cruiser) yang digunakan untuk berlayar
dalam waktu yang lama dan berperrang ditempat yang jauh, serta kapal penyapu
ranjau yang berfungsi untuk mencari dan menghancurkan ranjau berat.
Gambar 2.5.6 Kapal
Perang
Sumber : www.agrobisnisinfo.com
7) Kapal Tunda
Kapal ini berfungsi untuk menarik kapal lain yang lebih besar ketika akan merapat atau
meninggalkan pelabuhan yang sempit. Meski ukurannya kecil, tenaganya cukup besar
untuk menarik kapal-kapal besar. Kadang- kadang, untuk menarik kapal yang berukuran
super seperti kapal induk diperlukan beberapa kapal tunda untuk menariknya.
Gambar 2.5.7
Kapal Tunda
Sumber : www.agrobisnisinfo.com
Sumber : www.agrobisnisinfo.com
9) Kapal Layar
Kapal ini sudah ada sejak zaman dahulu sebelum ditemukannya motor penggerak
modern. Kapal ini bergerak menggunakan tenaga angin dengan memanfaatkan layar
yang terbentang lebar. Kapal ini kini digunakan sebagai kegiatan olahraga.
Gambar 2.5.9
Kapal Layar
Sumber : www.agrobisnisinfo.com
Sumber : www.agrobisnisinfo.com
Tarif Transportasi laut berlaku untuk pengiriman barang di Indonesia, meliputi tarif yang terdiri
dari:
a. Tarif Pelayanan Nusantara
Tarif uang tambang yang dibayar oleh pemilik barang kepada perusahaan pelayaran atas
jasa yang diberikan untuk melakukan pengangkutan barang melalui laut dikenal
dengan nama tarif uang tambang nusantara. Tarif angkutan laut ini ditetapkan
berdasarkan komponen biaya, yaitu :
Biaya pelayaran yang dinyatakan dalam biaya rupiah per ton mil pelayaran kapal,
Biaya kapal di pelabuahan yang dihitung menurut besarnya biaya pengeluaran
kapal di pelabuhan muat dan di pelabuhan bongkar dan
Golongan barang.
b. Tarif OPT/OPP
Tarif OPP/OPT (onkos pelabuhan pemuatan/ ongkos pelabuhan tujuan) yang merupakan
balas jasa untuk pekerjaan board stevedoring , cargodoring , dan receiving/delivery di
pelabuhan pemuatan dan di pelabuhan tujuan.
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai transportasi laut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh
dari sarana dan prasarana itu adalah Sarana dan prasarana transportasi memiliki beberapa dampak yang
secara langsung maupun tidak langsung dalam masyarakat. Ketersediaan dan lancarnya sarana dan
prasarana transportasi menghapuskan perisolasian suatu daerah serta aksesibilitas pun semakin
meningkat. Peningkatan ini membuka suatu peradaban baru bagi daerah pedesaan tersebut. Sehingga
kemajuan dan modernisasi yang berasal dari daerah pusat pemerintahan dapat dengan mudah masuk.
Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat aktivitas ekonomi,
sosial, dan sebagainya. Sarana transportasi yang ada di laut memegang peranan vital dalam aspek sosial
ekonomi melalui fungsi di stribusi antara daerah satu dengan daerah yang lain. Pelabuhan adalah sebuah
fasilitas di ujung samudera, sungai atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo
maupun penumpang ke dalamnya.
3.2 Rekomendasi
Untuk meminimalisir kecelakaan di laut, terutama yang disebabkan oleh faktor human error
yang menjadi topik pembahasan makalah ini maka diperlukan peran semua pihak baik pemerintah,
masyarakat maupun swasta. Berikut beberapa saran yang dapat disampaikan sebagai upaya untuk
mengantisipasi terjadi kecelakaan transportasi laut.
Sistem navigasi kapal dan semua peralatan yang dipergunakan di kapal angkutan transportasi
laut harus segera dilengkapi dan dilakukan perawatan secara berkala.
Pengadaan sistem patroli perlu dilakukan, berkaitan dengan ketidaknyamanan jalur-jalur
pelayaran saat ini, terutama untuk menjaga keamanan penumpang dan barang, penertiban
terhadap kapal yang mengangkut penumpang dan barang yang berlebih, serta kapal-kapal
yang tidak memiliki fasilitas keamanan yang memadai.
Perlu diadakannya gerakan sadar keselamatan pelayaran nasional serta menanamkan budaya
keselamatan (safety culture ) di lingkungan masyarakat Indonesia khususnya di bidang
maritim.
Meningkatkan kompentensi Nakhoda dan Awak Kapal dengan sertifikasi Pelaut.